Di Susun Oleh:
Kelompok 3
FAKULTAS EKONOMI
BAUBAU
2021
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................
1. Latar Belakang..............................................................................................
2. Rumusan Masalah.........................................................................................
3. Tujuan...........................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................
A. Pengertian Likuidasi.....................................................................................
BAB 3 PENUTUP..............................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1. Sekutu berkurang, hal ini terjadi bila seorang sekutu atau beberapa sekutu
mengundurkan diri.
2. Sekutu bertambah, hal ini terjadi apabila ada seorang sekutu atau beberapa
sekutu yang masuk ke dalam persekutuan.
1. Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat
likuidasi (berupa ratio pembagian laba). Pembagian laba dilakukan sesuai
dengan metode pembagian laba. Tahap ini hanya diperlukan apabila likuidasi
tidak dilakukan pada awal atau akhir periode.
2. Menguangkan (menjual) semua aktiva selain kas. Tahap yang kedua ini
disebut Realisasi. Apabila nilai realisasi aktiva non-kasnya lebih kecil
dibanding nilai bukunya maka kerugian harus ditanggung semua sekutu
dengan mengurangkan modalnya. Sebaliknya bila nilai realisasi aktiva non-
kasnya lebih besar dibanding nilai bukunya maka keuntungkan akan
menambah modal semua sekutu sesuai ratio pembagian labanya. Rugi-laba
tersebut diakui sebagai rugi laba realisasi.
4. Melunasi hutang kepada pihak ketiga (bukan sekutu). Hutang pihak ketiga
harus diprioritaskan untuk dilunasi terutama hutang pihak ketiga yang
jumlahnya besar terlebih dahulu.
5. Melunasi hutang sekutu. Setelah semua utang kepada pihak ketiga dilunasi
maka menyusul pelunasan hutang sekutu yang biasanya bila hanya hutang
pada seorang sekutu maka dilakukan bersama-sama dengan pengembalian
modal pada likuidasi sederhana. Apabila hutang lebih dari satu sekutu maka
dilakukan pelunasan dengan prioritas sekutu yang modalnya lebih besar.
Apabila terbukti modalnya tidak cukup untuk melunasi hutang maka sekutu
yang bersangkutan harus membayar hutang dengan harta pribadi.
6. Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu. Sisa kas dibagikan
setelah hutang kepada pihak ketiga dan sekutu dilunasi.
b. Aktiva dicaikan menjadi kas (bisa dijual atau dibeli sendiri oleh anggota
sekutu), jika terjadi selisih antara nilai buku dengan harga jualnya maka laba
rugi yang terjadi dibagikan kepada masing-masing sekutu sesuai dengan
perjanjian.
c. Jika ditemukan rekening modal salah satu sekutu bersaldo debet maka dapat
ditutup dengan salah saldo piutangnya, tetapi jika salado piutangnya tidak
punya maka sekutu tersebut harus menyetorkan modalnya kembali. Dan jika
ternyata juga tidak punya maka saldo debet harus ditanggung anggota sekutu
lainnya.
d. Jika uang kas telah tersedia dibagikan, maka terlebih dahulu dibayarkan
kepada kreditur luar, setelah itu baru digunakan untuk membayar saldo modal
masing-masing anggota sekutu.
a) Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai (likuidasi
secara langsung).
b) Likuidasi berlangsung setiap saat setelah realisasi aktiva non kas dilakukan
(likuidasi bertahap).
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Likuidasi
1. Atas kehendak atau Rapat Umum Pemegang Saham (dengan kuorum dan
voting supermajority).
Jumlah yang dipinjam dari sekutu selain untuk modal dan laba.
Seluruh saldo laba atau rugi dan prive harus ditutup keperkiraan modal
sebelum distribusi dilakukan. Kekayaan persekutuan tidak boleh didistribusikan
kepada sekutu yang memiliki saldo modal negative. Maka dari itu saldo pinjaman
sekutu harus ditutup dengan saldo modal untuk menentukan jumlah yang
dibagikan kepada sekutu.
Seluruh sekutu secara pribadi tidak likuid (sekutu tidak mampu membayar
kepada persekutuan).
Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil daripada nilai
bukunya namun kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo
masing-masing sekutu setelah realisasi bernilai positif semua.
Langkah-langkah :
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus.
Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi dapat ditutup
dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan. Rugi realisasi yang cukup besar
dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi.
Apabila persekutuan memiliki hutang kepada salah seorang sekutu tersebut, maka
defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan hutang persekutuan kepada sekutu.
Langkah-langkah :
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pelunasan hutang sekutu.
6. Pembagian kas.
Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup
dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan. Rugi realisasi yang cukup besar
dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi.
Apabila defisit lebih besar daripada hutang persekutuan kepada salah seorang
sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan sebagian
hutang namun akhirnya harus ditutup sekutu yang defisit tersebut dengan setoran
kas.
Langkah-langkah :
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit yang
dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah
dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.
6. Likuidasi dengan kondisi Khusus : Sekutu secara pribadi tidak mampu
Langkah-langkah :
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi/labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai
prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.
Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi hutang kepada pihak ketiga.
Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo realisasi banyak yang
bernilai negatif dan bahkan kas yang diterima tidak mampu untuk menutup
hutang kepada pihak ketiga. Bila hal ini terjadi maka hutang kepada pihak ketiga
dapat ditutup dengan setoran kas sekutu yang mampu atau ditutup dengan hutang
persekutuan kepada salah satu sekutu.
Langkah-langkahnya :
1. Tidak mendistribusikan kas kepada para sekutu hingga seluruh kewajiban dan
beban likuidasi aktual maupun potensial telah dibayarkan atau telah
dicadangkan seperlunya.
2. Antisipasilah kemungkinan yang terburuk, atau yang paling membatasi
sebelum menentukan jumlah uang tunai yang dapat diterima oleh masing-
masing sekutu :
1) Asumsikan bahwa seluruh aset non kas yang tersisa akan dihapuskan sebagai
kerugian, yaitu bahwa tidak ada lagi yang dapat direalisasikan dari
penghapusan aset.
2) Asumsikan bahwa defisit timbul pada akun modal para sekutu akan
didistribusikan kepada sekutu yang tersisa, asumsi bahwa defisit tersebut tidak
akan dihapuskan oleh kontribusi modal tambahan para sekutu.
3) Setelah akuntan mengasumsikan kasus terburuk yang dapat terjadi, maka sisa
saldo kredit pada akun modal menunjukkan distribusi aset dan kas yang aman
yang dapat didistribusikan kepada masing-masing sekutu dalam jumlah yang
terkait.
Untuk menentukan pembayaran kas yang aman yang hendak dilakukan
kepada para sekutu, pihak akuntan harus membuat beberapa asumsi mengenai
likuidasi aset tersisa di masa depan. Sebelum melakukan distribusi kas kepada
para sekutu, akuntan menyusun skedul pembayaran aman kepada para
sekutu dengan menggunakan asumsi kasus terburuk.
Skedul ini dimulai dengan saldo modal dan pinjaman secara logika
menggunakan akun-akun modal yang berasal dari persamaan akuntansi : Aset –
Kewajiban = Saldo Modal Sekutu. Skedul pembayaran aman kepada para sekutu
ini mencakup seluruh informasi yang diperlukan agar para sekutu mengetahui
berapa besar kas yang akan diterima pada setiap tanggal distribusi kas.
Asumsi kasus terburuk berupa kerugian total atas aset non kas dan beban
likuidasi, menimbulkan total pembebanan yang harus didistribusikan terhadap
akun modal para sekutu. Jika asumsi ini menghasilkan perkiraan defisit dalam
akun modal salah satu sekutu, maka itu bukan defisit aktual yang harus ditutup.
Hal tersebut hanyalah hasil dari penerapan asumsi kasus terburuk.
1. Likuidasi Tunggal
Dalam likuidasi ini pembagian kas hanya dilakukan sekali saja, yaitu
setelah semua aktiva non kas dapat direalisir. Dalam hal ini sakdo kas yang ada
dibagikan kepada semua sekutu sesuai dengan saldo modal masing-masing sekutu
setelah diperhitungkan dengan L/R realisasi dan hutang-piutangnya kepada
persekutuan. Apabila setelah diperhitungkan dengan laba rugi realisasi dan hutang
piutangnya kepada persekutuan tersebut ada sekutu yang modalnya defisit
(minus) maka sekutu yang bersangkutan harus menyetor kas sebesar defisit
modalnya. Bila secara pribadi dalam keadaan tidak mampu, maka kewajibannya
akan ditanggung oleh sekutu yang lain.
Contoh :
Persekutuan A,B,C dinyatakan akan dilikuidasi. Pembagian L/R
persekutuan masing-masing adalah = 30% : 30% : 40%. Neraca per 31 Maret
2001, sesaat sebelum likuidasi sebagai berikut :
Modal A 100.000
Modal B 100.000
Modal C 150.000
Persekutuan ABC
2. Likuidasi Berangsur
Apabila pelaksanaan likuidasi memerlukan waktu yang alama , maka
pembayaran kembali kepada para pemilik dapat dilakukan secara bertahap sesuai
jumlah uang kas yang tersedia, setelah semua kewajiban kepada kreditur dibayar
lunas.
1. Besarnya pembayaran ditentukan secara periodik atau setiap kali aktiva dapat
direalisasikan (dijual).
2. Menyusun rencana prioritas pembayaran kepada anggota sebelum proses
likuidasi berlangsung, sehingga pembayaran dapat segera dilakukan sesuai
jumlah uang yang tersedia.
Modal X 250.000
Modal Y 200.000
Proses likuidasi berlangsung sejak tanggal 1 Juli 2001 adalah sebagai berikut :
- Penjualan pertama dapat dijual aktiva yang mempunyai nilai buku 300.000
dengan harga 270.000.
- Bulan Agustus , aktiva dengan nilai buku 200.000 dapat dijual dengan harga
225.000.
- Bulan Desembr 2001 , aktiva sebesar nilai buku 155.000 dapat dijual seharga
140.000
Dari data tersebut, pada penjualan pertama dibuat perhitungan jumlah
uang yang dapat dibayarkan kepada anggota.
Penjualan pertama 270.000 dari nilai buku 300.000, sehingga rugi 30.000
yang dibagi kepada anggota sesuai ratio pembagian L/ R .Masing-masing
kerugian adalah X = 18.000 dan Y = 12.000
Keterangan X Y
Persekutuan XY
Agustus
Desember
0 0 0
Pada awal proses likuidasi, umum bagi para akuntan untuk menyusun
rencana distribusi kas, yang memberikan gambaran kepada para sekutu mengenai
pembayaran kas bertahap yang akan diterima oleh masing-masing pada saat telah
tersedia kas dalam persekutuan. Distribusi bertahap aktual ditentukan dengan
menggunakan laporan realisasi dan likuidasi, yang dilengkapi dengan skedul
pembayaran aman kepada para sekutu.
LAP= saldo akun modal sekutu : Bagian laba dan rugi sekutu
Sebagai contoh, pada 1 Mei 2005 Aldi memiliki saldo kredit akun modal
sebesar Rp.34.000.000 dan 40% dari bagian laba dan rugi persekutuan ABC LAP
Aldi adalah :
Ini berarti bahwa kerugian dalam penghapusan aset non kas atau beban
likuidasi tambahan sebesar Rp.85.000.000 akan menghapuskan saldo kredit dalam
akun modal Aldi dengan perhitungan sebagai berikut :
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Atas kehendak atau Rapat Umum Pemegang Saham (dengan kuorum dan
voting supermajority).
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang
sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar
bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh
karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa
mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih
baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://diyahdiyah48.wordpress.com/likuidasi-persekutuan
http://ngurahobelixs.blogspot.co.id/2017/03/likuidasi-persekutuan.html#
http://akuntansilanjutan1.blogspot.co.id/2012/01/likuidasi-persekutuan.html
https://thevisualgraduate.wordpress.com/2012/10/05/likuidasi-bertahap/
http://akuntansilanjutan1.blogspot.co.id/2012/01/likuidasi-persekutuan.html
http://ngurahobelixs.blogspot.co.id/2017/03/likuidasi-persekutuan.html#
https://farnoviarahma.wordpress.com/2018/10/09/likuidasi-persekutuan/
https://www.academia.edu/4940299/Persekutuan_DOC
https://www.scribd.com/document/380961856/Rencana-Distribusi-Kas