Anda di halaman 1dari 30

LIKUIDASI PERSEKUTUAN

Di Susun Oleh:
Kelompok 3

1. Feby Kasturi (101901098)


2. Nur Anisa Amalia (101901071)
3. Putri Dian Lastari (101901088)
4. Muchlis Julyan Perdana (101901092)
5. Muhammad Ul Arfat (101901132)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

BAUBAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya dan terima kasih juga karena
penulis dapat diberikan kesempatan untuk membuat makalah Likuidasi
Persekutuan.

Penulis berharap makalah ini dapat menjadi acuan dan pembelajaran


bagi mahasiswa/i lain untuk terus memahami dan mengetahui tentang
Likuidasi Persekutuan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................

1. Latar Belakang..............................................................................................

2. Rumusan Masalah.........................................................................................

3. Tujuan...........................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................

A. Pengertian Likuidasi.....................................................................................

B. Proses Likuidasi ...........................................................................................

C. Pengertian Likuidasi Tunggal Dan Likuidasi Bertahap................................

D. Transaksi Likuidasi Tunggal Dan Likuidasi Berangsur................................

E. Rencana Distribusi Kas.................................................................................

BAB 3 PENUTUP..............................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................

B. Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Likuidasi menurut Floyd A.Beams (1988) adalah “suatu proses yang


meliputi merubah aktiva non kas menjadi kas, mengakui laba atau rugi dari proses
merubah aktiva non kas menjadi kas, melunasi kewajiban firma, dan akhirnya
membagi semua kas yang dimiliki kepada masing-masing anggota sekutu sesuai
dengan saldo modalnya”. Sedangkan menurut Harry Simon (1990) likuidasi
adalah proses merealisasikan aktiva non kas menjadi uang kas, menyelesaikan
dengan para kreditur dan pembagian sisa aktiva kepada kelompok-kelompok
pemilikan.

Likuidasi adalah pembubaran perusahaan sebagai badan hukum yang


meliputi pembayaran kewajiban kepada para kreditor dan pembagaian harta yang
tersisa kepada para pemegang saham (Persero).

Dengan melihat definisi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa likuidasi


merupakan proses yang berakhir dengan pembubaran perusahaan sebagai suatu
unit organisasi.

 Perbedaan Likuidasi dengan Perubahan Persekutuan

Likuidasi terjadi apabila semua sekutu mengundurkan diri dan


persekutuan dibubarkan, serta aktiva non-kasnya dijual. Perubahan persekutuan
terjadi apabila:

1. Sekutu berkurang, hal ini terjadi bila seorang sekutu atau beberapa sekutu
mengundurkan diri.
2. Sekutu bertambah, hal ini terjadi apabila ada seorang sekutu atau beberapa
sekutu yang masuk ke dalam persekutuan.

Proses Likuidasi ada 4 (Empat) tahapan, yaitu:

1. Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekutuan sampai saat
likuidasi (berupa ratio pembagian laba). Pembagian laba dilakukan sesuai
dengan metode pembagian laba. Tahap ini hanya diperlukan apabila likuidasi
tidak dilakukan pada awal atau akhir periode.

2. Menguangkan (menjual) semua aktiva selain kas. Tahap yang kedua ini
disebut Realisasi. Apabila nilai realisasi aktiva non-kasnya lebih kecil
dibanding nilai bukunya maka kerugian harus ditanggung semua sekutu
dengan mengurangkan modalnya. Sebaliknya bila nilai realisasi aktiva non-
kasnya lebih besar dibanding nilai bukunya maka keuntungkan akan
menambah modal semua sekutu sesuai ratio pembagian labanya. Rugi-laba
tersebut diakui sebagai rugi laba realisasi.

3. Melunasi semua hutang persekutuan. Setelah penjualan aktiva non-kas


(realisasi) maka hasilnya akan menambah kas, kemudian kas ini sesuai Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata harus digunakan terlebih dahulu untuk:

4. Melunasi hutang kepada pihak ketiga (bukan sekutu). Hutang pihak ketiga
harus diprioritaskan untuk dilunasi terutama hutang pihak ketiga yang
jumlahnya besar terlebih dahulu.

5. Melunasi hutang sekutu. Setelah semua utang kepada pihak ketiga dilunasi
maka menyusul pelunasan hutang sekutu yang biasanya bila hanya hutang
pada seorang sekutu maka dilakukan bersama-sama dengan pengembalian
modal pada likuidasi sederhana. Apabila hutang lebih dari satu sekutu maka
dilakukan pelunasan dengan prioritas sekutu yang modalnya lebih besar.
Apabila terbukti modalnya tidak cukup untuk melunasi hutang maka sekutu
yang bersangkutan harus membayar hutang dengan harta pribadi.

6. Membagi sisa kas yang masih ada kepada para sekutu. Sisa kas dibagikan
setelah hutang kepada pihak ketiga dan sekutu dilunasi.

Tujuan pembagian sisa kas ini adalah:

1) Untuk mengembalikan modal kepada para sekutu sebagai wujud pembagian


hak kepada sekutu. Pengembalian modal ini sebesar modal bersih (modal
setelah dikurangi laba-rugi realisasi dan hutang) masing-masing sekutu.

2) Untuk melindungi kepentingan sekutu dikarenakan tanggung jawab sekutu


tidak terbatas maka apabila kas memungkinkan biasanya pembayaran utang
kepada sekutu dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal kepada
sekutu.

Secara ringkas urutan (prosedur) dalam melikuidasi persekutuan adalah


sebagai berikut :

a. Rekening-rekening pembukuan dilakukan penyesuaian dan penutupan


kemudian laba/rugi selama periode tersebut dipindahkan ke rekening modal
masing-masing sekutu.

b. Aktiva dicaikan menjadi kas (bisa dijual atau dibeli sendiri oleh anggota
sekutu), jika terjadi selisih antara nilai buku dengan harga jualnya maka laba
rugi yang terjadi dibagikan kepada masing-masing sekutu sesuai dengan
perjanjian.

c. Jika ditemukan rekening modal salah satu sekutu bersaldo debet maka dapat
ditutup dengan salah saldo piutangnya, tetapi jika salado piutangnya tidak
punya maka sekutu tersebut harus menyetorkan modalnya kembali. Dan jika
ternyata juga tidak punya maka saldo debet harus ditanggung anggota sekutu
lainnya.

d. Jika uang kas telah tersedia dibagikan, maka terlebih dahulu dibayarkan
kepada kreditur luar, setelah itu baru digunakan untuk membayar saldo modal
masing-masing anggota sekutu.

Berdasarkan saat dan cara pembayaran (distribusi) pembagian kas, maka


likuidasi dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

a) Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai (likuidasi
secara langsung).

b) Likuidasi berlangsung setiap saat setelah realisasi aktiva non kas dilakukan
(likuidasi bertahap).

2. Rumusan Masalah

1. Apa itu likuidasi?

2. Bagaimana proses likuidasi?

3. Apa pengertian likuidasi tunggal dan likuidasi bertahap?

4. Bagaimana pencatatan transaksi likuidasi tunggal dan likuidasi berangsur?

5. Apa yang dimaksud dengan rencana distribusi kas?

3. Tujuan

1. Mengetahui pengertian likuidasi?


2. Mengetahui proses likuidasi?

3. Mengetahui likuidasi tunggal dan likuidasi bertahap?

4. Mengetahui pencatatan transaksi likuidasi tunggal dan likuidasi berangsur?

5. Mengetahui rencana distribusi kas?


BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Likuidasi

Likuidasi adalah tindakan penyelesaian seluruh aset dan kewajiban


sebagai akibat pengakhiran/pembubaran entitas akuntansi dan/atau entitas
pelaporan pada kementerian negara/lembaga, mengacu pada Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 272/PMk.05/2014 Tentang Pelaksanaan
Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian
Negara/Lembaga.

Likuidasi bertujuan untuk melakukan penyelesaian atas harta suatu


perusahaan atau badan hukum yang dibubarkan. Jika syarat pembubaran
perusahaan telah terpenuhi, proses likuidasi ini akan dimulai dengan menunjuk
seorang atau lebih likuidator. Berbeda dengan kepailitan, likuidasi dilakukan
untuk membubarkan sebuah badan hukum atau perusahaan sedangkan kepailitan
tidak menyebabkan pembubaran tersebut.

Berikut adalah hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya likuidasi:

1. Atas kehendak atau Rapat Umum Pemegang Saham (dengan kuorum dan
voting supermajority).

2. Waktu berdirinya perusahaan sudah berakhir dan tidak diperpanjang.

3. Berdasarkan putusan pengadilan.

4. Hasil merger atau konsolidasi perusahaan yang membutuhkan likuidasi.


B. Proses Likuidasi

Penjelasan umum mengenai proses likuidasi mengasumsikan bahwa


persekutuan mampu membayar hutang-hutangnya, dengan kata lain aktiva yang
dimiliki melebihi kewajiban. Juga diasumsikan bahwa semua sekutu memiliki
bagian dalam aktiva bersih persekutuan, tidak ada hutang yang berasal dari
pinjaman kepada sekutu, dan seluruh aktiva dikonversikan menjadi kas sebelum
kas didistribusikan kepada sekutu. Aturan dalam mendistribusikan aktiva dalam
likuidasi persekutuan dibuat bertingkat sesuai prioritas :

 Jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu.

 Jumlah yang dipinjam dari sekutu selain untuk modal dan laba.

 Jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya.

Seluruh saldo laba atau rugi dan prive harus ditutup keperkiraan modal
sebelum distribusi dilakukan. Kekayaan persekutuan tidak boleh didistribusikan
kepada sekutu yang memiliki saldo modal negative. Maka dari itu saldo pinjaman
sekutu harus ditutup dengan saldo modal untuk menentukan jumlah yang
dibagikan kepada sekutu.

1. Likuidasi Persekutuan Sederhana

Likuidasi persekutuan yang sederhana mengkonversi seluruh aktiva sekutu


menjadi kas dan mendistribusikan kas kepada sekutu pada penyelesaian akhir
persekutuan. Jumlah kas yang didistribusikan kepada sekutu sama dengan saldo
modal masing-masing setelah seluruh kerugian yang terjadi dari likuidasi diakui.
Kerugian selama likuidasi dibebankan langsung ke perkiraan modal. Rasio
pembagian laba dan rugi digunakan selama likuidasi kecuali jika perjanjian
persekutuan menyebutkan metode pembagian laba dan rugi yang lain selama
likuidasi.

2. Saldo Modal Debit dalam Persekutuan Likuid

Dalam melikuidasi persekutuan yang likuid, sumber dana yang tersedia


dipakai untuk membayar kreditur dan sisanya dibagikan untuk sekutu. Tetapi
proses likuidasi bisa saja menghasilkan kerugian yang menyebabkan perkiraan
modal sekutu menjadi bersaldo debit. Jika ini terjadi, sekutu yang memiliki saldo
debit tersebut mempunyai kewajiban terhadap sekutu yang modalnya bersaldo
kredit, dan mereka diminta untuk menggunakan harta pribadi mereka untuk
menyelesaikan kewajibannya. Apabila sekutu yang memiliki saldo debit tidak
memiliki harta pribadi, maka sekutu yang masih memilikii kekayaan diasumsikan
rugi sebesar saldo debit. Kerugian ini dibagi berdasarkan rasio pembagian laba
dan rugi.

3. Pembayaran Aman untuk Sekutu

Pembayaran aman ialah distribusi yang bisa dilakukan kepada sekutu


dengan keyakinan bahwa jumlah yang didistribusikan tidak berlebihan, dengan
kata lain, sumber daya yang didistribusikan tidak perlu dikembalikan kepada
sekutu.

Ukuran pembayaran yang aman untuk sekutu didasarkan pada asumsi :

 Seluruh sekutu secara pribadi tidak likuid (sekutu tidak mampu membayar
kepada persekutuan).

 Seluruh aktivitas nonkas menunjukkan kemungkinan rugi (aktiva nonkas


harus dipertimbangkan rugi untuk tujuan menentukan pembayaran yang
aman).
4. Likuidasi Bertahap

Likuidasi bertahap adalah likuidasi yang secara umum memerlukan


beberapa bulan dalam penyelesaiannya dan mencakup pembayaran secara
periodik atau cicilan/bertahap, kepada para sekutunya selama masa likuidasi.

5. Rencana Distribusi Kas

Skedul pembayaran aman merupakan metode efektif untuk menghitung


jumlah pembayaran aman kepada sekutu dan mencegah pembayaran yang
berlebihan kepada sekutu. Tetapi pendekatannya tidak efisien jika distribusi
bertahap dilakukan berkali-kali dan skedul pembayaran aman juga tidak cukup
baik sebagai alat perencanaan. Kekurangan dari pendekatan skedul pembayaran
aman ini bias diatasi dengan menggunakan rencana distribusi kas pada awal
proses likuidasi.

Pembentukan rencana distribusi kas (juga disebut sebagai rencana


sebelum distribusi kas) untuk likuidasi persekutuan berhubungan dengan urutan
sekutu berdasarkan kerentanannya terhadap kerugian, pengguna urutan yang
paling mudah mengalami kerugian untuk membuat skedul asumsi kerugian yang
bias ditanggung, dan pembuatan rencana distribusi kas dari skedul kerugian yang
dapat ditanggung.

6. Sekutu dan Persekutuan yang tidak Likuid

Urutan pendistribusian aktiva dalam likuidasi persekutuan yang diberikan


pada awal pokok bahasan ini ialah :

 Jumlah yang dipinjam dari kreditur yang bukan sekutu.

 Jumlah yang dipinjam sekutu selain untuk modal dan laba.

 Jumlah yang harus diberikan kepada sekutu sesuai kepemilikannya.


Untuk sekutu yang tidak likuid aturan yang berlaku untuk mengklaim
harta dari sekutu yang bangkrut sebagai berikut :

 Jumlah terhutang kepada kreditur luar.

 Jumlah terhutang kepada kreditur persekutuan.

 Jumlah terhutang kepada sekutu dari kontribusi.

Urutan prioritas ini memberiksn implikasi yang penting untuk likuidasi


persekutuan yang tidak likuid (aktiva persekutuan lebih kecil dari kewajiban
persekutuan), dan untuk likuidasi persekutuan yang likuid (aktiva persekutuan
lebih besar dari kewajiban persekutuan), tetapi satu atau lebih sekutu individu
tidak likuid (harta pribadi lebih kecil dari kewajiban pribadi). Kreditur
persekutuan pertama kali menuntut pembayaran dari harta persekutuan, dan
kreditur dari sekutu individu harus mencari pemulihan klaim dari harta individu.
Jadi, harta individu dan persekutuan dipisahkan dalam menyusun prioritas klaim.

7. Persekutuan Likuid—Satu atau lebih Sekutu Tidak Likuid

Dalam likuidasi persekutuan yang likuid, kreditur persekutuan


mendapatkan penggantian atas klaim mereka dari harta persekutuan. Persekutuan
harus hati-hati untuk tidak mendistribusikan harta persekutuan kepada sekutu
yang tidak likuid karena kreditur pribadi mereka mengklaim aktiva persekutuan
atas ketidaksanggupan sekutu membayar hutangnya. Begitu pula jika sekutu tidak
likuid memiliki saldo modal kredit dan sekutu likuid memiliki saldo debit yang
seimbang , maka kreditur pribadi sekutu yang tidak likuid memiliki klaim atas
pribadi sekutu likuid sejumlah saldo debitnya.

8. Persekutuan tidak Likuid


Ketika persekutuan tidak likuid, kas yang tersedia setelah seluruh aktiva
nonkas dikonversi menjadi kas tidak akan cukup untuk membayar kreditur
persekutuan. Kreditur persekutuan akan mendapatkan penggantian sebagian dari
aktiva persekutuan (urutan I) dan mendesak sekutu untuk menggunakan harta
pribadi untuk menutupi sisa klaim (urutan II). Walaupun kreditur pribadi
mempunyai klaim lebih dulu (urutan I) atas harta pribadi, kreditur persekutuan
dapat mencari penggantian atas klaim mereka dari aktiva pribadi sekutu yang
secara pribadi likuid. Sekutu yang membayar lebih dari bagian kewajibannya
dalam persekutuan tentu saja mempunyai klaim atas sekutu yang memiliki saldo
modal debit.

C. Pengertian Likuidasi Tunggal dan Likuidasi Bertahap

Menurut cara pembagian kasnya likuidasi dapat dibedakan menjadi 2


jenis, yaitu :

1. Likuidasi tunggal/Sederhana, yaitu likuidasi yang pembagian kasnya


dilakukan serentak karena realisasi non-aktivanya sekaligus.
2. Likuidasi Bertahap/Berangsur, yaitu likuidasi yang dilakukan sesuai
tersedianya kas walaupun realisasinya belum tuntas.

1. Pengertian Likuidasi Tunggal/Sederhana


Likuidasi tunggal/sederhana sering disebut sebagai likuidasi serentak
karena pembagian kasnya dilakukan serentak untuk semua sekutunya. Di samping
itu sering disebut juga sebagai likuidasi tunggal karena realisasi non aktivanya
hanya sekali saja dan menyeluruh. Pembagian kas dilakukan hanya sekali saja
yaitu setelah semua aktiva non-kasnya terjual dan hutang kepada pihak ketiga
maupun kepada sekutu telah dilunasi.
Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi sederhana
yaitu :

1. Semua sekutu modalnya bersaldo positif.


2. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang
kepada sekutu yang bersangkutan.
3. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan
utang-piutang sekutu yang bersangkutan.
4. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu
yang harus menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu.
5. Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi utang kepada
pihak ketiga.

Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil daripada nilai
bukunya namun kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo
masing-masing sekutu setelah realisasi bernilai positif semua.

Langkah-langkah :
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus.

Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi dapat ditutup
dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan. Rugi realisasi yang cukup besar
dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi.
Apabila persekutuan memiliki hutang kepada salah seorang sekutu tersebut, maka
defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan hutang persekutuan kepada sekutu.
Langkah-langkah :
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pelunasan hutang sekutu.
6. Pembagian kas.

Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup
dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan. Rugi realisasi yang cukup besar
dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi.
Apabila defisit lebih besar daripada hutang persekutuan kepada salah seorang
sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan sebagian
hutang namun akhirnya harus ditutup sekutu yang defisit tersebut dengan setoran
kas.

Langkah-langkah :
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit yang
dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai prosentase yang telah
dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.
6. Likuidasi dengan kondisi Khusus : Sekutu secara pribadi tidak mampu

Likuidasi Sederhana dengan kondisi khusus meliputi 2 (dua) kondisi yaitu :


1. Sekutu yang harus menutup modal negatif dengan asset pribadi dalam kondisi
tidak mampu (Insolven).
2. Kas yang ada tidak mampu untuk melunasi hutang kepada pihak ketiga.
Sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat ditutup
dengan utang dan sekutu yang bersangkutan dalam keadaan tidak mampu untuk
menyetor modal. Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo milik
sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar
dibanding hutang persekutuan terhadap sekutu tersebut dan sekutu yang
bersangkutan juga tidak mampu menyetor modal maka defisit sekutu tersebut
dapat ditutup dengan modal sekutu lainnya yang masih mampu.

Langkah-langkah :
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi/labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai
prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu.

Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi hutang kepada pihak ketiga.
Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo realisasi banyak yang
bernilai negatif dan bahkan kas yang diterima tidak mampu untuk menutup
hutang kepada pihak ketiga. Bila hal ini terjadi maka hutang kepada pihak ketiga
dapat ditutup dengan setoran kas sekutu yang mampu atau ditutup dengan hutang
persekutuan kepada salah satu sekutu.

Langkah-langkahnya :

1. Realisasi nilai aktiva non-kas.


2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi/labanya.
3. Pembayaran sebagian utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan transfer dari pelunasan hutang sekutu.
5. Penutupan defisit sekutu yang tidak mampu dengan modal sekutu sesuai
prosentase yang telah dikurangi presentasi sekutu tidak mampu.

2. Pengertian Likuidasi Bertahap / Berangsur


Likuidasi bertahap merupakan suatu likuidasi yang secara umum
memerlukan beberapa bulan dalam penyelesaiannya dan mencakup pembayaran
secara periodik, cicilan/bertahap, kepada para sekutunya selama masa likuidasi.
Likuidasi bertahap mencakup distribusi kas kepada para sekutu sebelum likuidasi
aset sepenuhnya dilakukan. Berikut panduan  yang dapat digunakan untuk
membantu akuntan dalam menentukan pembayaran bertahap yang aman kepada
para sekutu :

1. Tidak mendistribusikan kas kepada para sekutu hingga seluruh kewajiban dan
beban likuidasi aktual maupun potensial telah dibayarkan atau telah
dicadangkan seperlunya.
2. Antisipasilah kemungkinan yang terburuk, atau yang paling membatasi
sebelum menentukan jumlah uang tunai yang dapat diterima oleh masing-
masing sekutu :
1) Asumsikan bahwa seluruh aset non kas yang tersisa akan dihapuskan sebagai
kerugian, yaitu bahwa tidak ada lagi yang dapat direalisasikan dari
penghapusan aset.
2) Asumsikan bahwa defisit timbul pada akun modal para sekutu akan
didistribusikan kepada sekutu yang tersisa, asumsi bahwa defisit tersebut tidak
akan dihapuskan oleh kontribusi modal tambahan para sekutu.
3) Setelah akuntan mengasumsikan kasus terburuk yang dapat terjadi, maka sisa
saldo kredit pada akun modal menunjukkan distribusi aset dan kas yang aman
yang dapat didistribusikan kepada masing-masing sekutu dalam jumlah yang
terkait.
Untuk menentukan pembayaran kas yang aman yang hendak dilakukan
kepada para sekutu, pihak akuntan harus membuat beberapa asumsi mengenai
likuidasi aset tersisa di masa depan. Sebelum melakukan distribusi kas kepada
para sekutu, akuntan menyusun skedul pembayaran aman kepada para
sekutu dengan menggunakan asumsi kasus terburuk.

Skedul ini dimulai dengan saldo modal dan pinjaman secara logika
menggunakan akun-akun modal yang berasal dari persamaan akuntansi : Aset –
Kewajiban = Saldo Modal Sekutu. Skedul pembayaran aman kepada para sekutu
ini mencakup seluruh informasi yang diperlukan agar para sekutu mengetahui
berapa besar kas yang akan diterima pada setiap tanggal distribusi kas.

Asumsi kasus terburuk berupa kerugian total atas aset non kas dan beban
likuidasi, menimbulkan total pembebanan yang harus didistribusikan terhadap
akun modal para sekutu. Jika asumsi ini menghasilkan perkiraan defisit dalam
akun modal salah satu sekutu, maka itu bukan defisit aktual yang harus ditutup.
Hal tersebut hanyalah hasil dari penerapan asumsi kasus terburuk.

a. Perhitungan pembagian kas


Prosedur yang harus dilakukan dalam perhitungan pembagian kas :
 Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu setelah pelunasan
utang kepada pihak ketiga.
 Menghitung rugi potensial yang maksimal. Besarnya rugi potensial maksimal
sama dengan nilai buku aktiva non kas yang belum direalisasi ditambah kas
yang disisakan dalam pembagian.
 Membagi rugi potensial kepada semua sekutu.
 Menghitung saldo modal bersih setelah diperhitungkan rugi potensial.
 Membagi modal bersih sekutu yang defisit.

b. Program Pembagian Kas


Prosedur penyusunan rencana (program) pembagian kas adalah sebagai
berikut :
 Menghitung saldo modal bersih masing-masing sekutu. Besarnya saldo modal
bersih masing-masing sekutu sama dengan:
Saldo awal rekening modal                                 xxxx
Ditambah:
– Hutang kepada sekutu                                        xxxx +
Jumlah                                                                      xxxx
Dikurangi:
– Saldo debit rekening prive                                (xxxx)
– Saldo piutang kepada sekutu                            (xxxx)
Modal Bersih                                                            xxxx
 Menghitung kemampuan masing-masing sekutu untuk menanggung rugi
persekutuan, besarnya rugi maksimal sebesar modal bersih dikalikan
prosentase rasio pembagian laba sekutu yang bersangkutan.
 Menyusun urutan (ranking) kemampuan masing-masing sekutu di dalam
menanggung rugi dan menghitung selisih antar ranking tersebut.
 Menyusun urutan prioritas pembagian kas dan besarnya bagian kas untuk
masing-masing sekutu:
 Prioritas pertama, yaitu sekutu yang berada di ranking Satu.
Besarnya bagian kas prioritas pertama = rasio rugi-laba X selisih antara
ranking 1 dengan ranking 2.
 Prioritas kedua, yaitu sekutu yang berada di ranking satu dan dua.
Besarnya bagian kas prioritas kedua = rasio rugi-laba X selisih antara ranking
2 dengan ranking 3.
 Prioritas terakhir, yaitu semua sekutu yang berada di ranking 1 sampai
ranking terakhir.
 Besarnya bagian kas prioritas terakhir = rasio rugi-laba X kemampuan ranking
terakhir.

D. Transaksi Likuidasi Tunggal dan Likuidasi Berangsur

1. Likuidasi Tunggal
Dalam likuidasi ini pembagian kas hanya dilakukan sekali saja, yaitu
setelah semua aktiva non kas dapat direalisir. Dalam hal ini sakdo kas yang ada
dibagikan kepada semua sekutu sesuai dengan saldo modal masing-masing sekutu
setelah diperhitungkan dengan L/R realisasi dan hutang-piutangnya kepada
persekutuan. Apabila setelah diperhitungkan dengan laba rugi realisasi dan hutang
piutangnya kepada persekutuan tersebut ada sekutu yang modalnya defisit
(minus) maka sekutu yang bersangkutan harus menyetor kas sebesar defisit
modalnya. Bila secara pribadi dalam keadaan tidak mampu, maka kewajibannya
akan ditanggung oleh sekutu yang lain.

Distribusi kas dalam proses likuidasi, dengan urutan :

1. Jumlah yang terhutang kepada kreditur bukan anggota.


2. Jumlah yang terhutang kepada anggota selain dari hak atas modal.
3. Jumlah yang menjadi hak anggota, berkenaan dengan modal yang ditanamkan
dalam persekutuan.

Contoh :
Persekutuan A,B,C dinyatakan akan dilikuidasi. Pembagian L/R
persekutuan masing-masing adalah = 30% : 30% : 40%. Neraca per 31 Maret
2001, sesaat sebelum likuidasi sebagai berikut :

AKTIVA HUTANG & MODAL

Kas 213.000 Hutang Dagang 138.000

Aktiva lain-lain 340.000 Hutang kpd C 65.000

Modal A 100.000

Modal B 100.000

Modal C 150.000

Jumlah 553.000 Jumlah 553.000

Aktiva dapat dijual dengan harga 300.000.

Dari data tersebut dibuat Laporan Konsolidasi :

Persekutuan ABC

Ikhtisar Laporan Likuidasi

Keterangan Kas Aktiva Hut. Dag Hut. C Modal Modal Modal C


A B

Saldo 31 Maret 213.000 340.000 138.000 65.000 100.000 100.000 150.000

Penjualan Akt 300.000 (340.000) 12.000 12.000 16.000

513.000 - 138.000 65.000 88.000 88.000 134.000

Pembay.H. Dag 138.000 (138.000)

Pemby.ke C 65.000 (65.000)


310.000 - -

Pemby. Anggota (310.000) (88.000) (88.000) (134.000)

2. Likuidasi Berangsur
Apabila pelaksanaan likuidasi memerlukan waktu yang alama , maka
pembayaran kembali kepada para pemilik dapat dilakukan secara bertahap sesuai
jumlah uang kas yang tersedia, setelah semua kewajiban kepada kreditur dibayar
lunas.

Ada dua metode yang dipakai untuk menentukan besarnya pembayaran


kembali hak penyertaan anggota :

1. Besarnya pembayaran ditentukan secara periodik atau setiap kali aktiva dapat
direalisasikan (dijual).
2. Menyusun rencana prioritas pembayaran kepada anggota sebelum proses
likuidasi berlangsung, sehingga pembayaran dapat segera dilakukan sesuai
jumlah uang yang tersedia.

1) Pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik atau setiap


kali aktiva dapat direalisasi

Penentuan besarnya jumlah pembayaran kembali hak penyertaan kepada


masing-masing anggota, sebelum L/R likuidasi dapat ditentukan secara pasti
harus dilakukan dengan cermat, sehingga dapat dihindarkan kemungkinan
terjadinya pembayaran dalam jumlah yang berlebihan kepada anggota tertentu
dengan mengurangi hak-hak anggota lain.
Contoh :

X dan Y adalah anggota persekutuan . Pembagian L/R masing-masing


anggota adalah : 60% : 40%. Neraca per 31 Juni 2001 sesaat sebelum likuidasi
adalah sebagai berikut :

AKTIVA HUTANG & MODAL

Kas 163.000 Hutang Dagang 318.000

Aktiva lain-lain 655.000 Hutang kpd Y 50.000

Modal X 250.000

Modal Y 200.000

Jumlah 818.000 Jumlah 818.000

Proses likuidasi berlangsung sejak tanggal 1 Juli 2001 adalah sebagai berikut :

- Penjualan pertama dapat dijual aktiva yang mempunyai nilai buku 300.000
dengan harga 270.000.
- Bulan Agustus , aktiva dengan nilai buku 200.000 dapat dijual dengan harga
225.000.
- Bulan Desembr 2001 , aktiva sebesar nilai buku 155.000 dapat dijual seharga
140.000
Dari data tersebut, pada penjualan pertama dibuat perhitungan jumlah
uang yang dapat dibayarkan kepada anggota.

Penjualan pertama 270.000 dari nilai buku 300.000, sehingga rugi 30.000
yang dibagi kepada anggota sesuai ratio pembagian L/ R .Masing-masing
kerugian adalah X = 18.000 dan Y = 12.000

Keterangan X Y

Saldo modal 31 Juni 250.000 200.000

Kerugian Penjualan Akt(I) (18.000) (12.000)


232.000 188.000

Pembebanan kemungkinan kerugian aktiva 213.000 142.000


tdk terealisasi ( 355.000)

Jumlah yang dibayarkan kpd anggota 19.000 46.000

Laporan likuidasi yang dibuat sejak 1 Juli 2001 sebagai berikut :

Persekutuan XY

Ikhtisar Laporan Likuidasi

Keterangan Kas Aktiva Hut. Dag Hut. Y Modal X Modal


Y

Saldo 31 Juni 163.000 655.000 318.000 50.000 250.000 200.000

Penj. Aktiva 270.000 (300.000) 18.000 12.000

433.000 355.000 318.000 50.000 232.000 188.000

Peby.ke kreditur (318.000) (318.000)

115.000 355.000 - 50.000 232.000 188.000

Pemby . ke Y (50.000) - (50.000) - -

65.000 355.000 - - 232.000 188.000

Pemby. Anggota (65.000) (19.000) (46.000)

355.000 213.000 142.000

Agustus

Penj. Aktv, 225.000 (200.000) 15.000 10.000

225.000 155.000 228.000 152.000


Pemby.anggota (225.000) (135.000) (90.000)

155.000 - - 93.000 62.000

Desember

Penju. Aktiva 140.000 155.000 (9.000) (6.000)

140.000 - 84.000 56.000

Pembyr. (140.000) (84.000) (56.000)


Anggota

0 0 0

E. Rencana Distribusi Kas

Pada awal proses likuidasi, umum bagi para akuntan untuk menyusun
rencana distribusi kas, yang memberikan gambaran kepada para sekutu mengenai
pembayaran kas bertahap yang akan diterima oleh masing-masing pada saat telah
tersedia kas dalam persekutuan. Distribusi bertahap aktual ditentukan dengan
menggunakan laporan realisasi dan likuidasi, yang dilengkapi dengan skedul
pembayaran aman kepada para sekutu.

Rencana distribusi kas merupakan proyeksi pro forma penggunaan kas,


apabila telah tersedia uang tunai. Konsep dasar rencana distribusi kas pada awal
proses likuidasi adalah kemampuan menanggung kerugian (loss absortion power-
LAP). LAP seorang sekutu diartikan sebagai kerugian maksimum yang dapat
terjadi dalam persekutuan sebelum saldo akun modal dan pinjaman sekutu
dilunasi.

Daya serap kerugian merupakan fungsi dari dua elemen, yaitu :

LAP= saldo akun modal sekutu : Bagian laba dan rugi sekutu
Sebagai contoh, pada 1 Mei 2005 Aldi memiliki saldo kredit akun modal
sebesar Rp.34.000.000 dan 40% dari bagian laba dan rugi persekutuan ABC LAP
Aldi adalah :

LAP= Rp.34.000.000 : 40% = Rp.85.000.000

Ini berarti bahwa kerugian dalam penghapusan aset non kas atau beban
likuidasi tambahan sebesar Rp.85.000.000 akan menghapuskan saldo kredit dalam
akun modal Aldi dengan perhitungan sebagai berikut :

Rp.85.000.000 X 40% = Rp.34.000.000

BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Likuidasi adalah tindakan penyelesaian seluruh aset dan kewajiban


sebagai akibat pengakhiran/pembubaran entitas akuntansi dan/atau entitas
pelaporan pada kementerian negara/lembaga, mengacu pada Peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 272/PMk.05/2014 Tentang Pelaksanaan
Likuidasi Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan pada Kementerian
Negara/Lembaga.

Likuidasi bertujuan untuk melakukan penyelesaian atas harta suatu


perusahaan atau badan hukum yang dibubarkan. Jika syarat pembubaran
perusahaan telah terpenuhi, proses likuidasi ini akan dimulai dengan menunjuk
seorang atau lebih likuidator. Berbeda dengan kepailitan, likuidasi dilakukan
untuk membubarkan sebuah badan hukum atau perusahaan sedangkan kepailitan
tidak menyebabkan pembubaran tersebut.

Berikut adalah hal-hal yang dapat menyebabkan terjadinya likuidasi:

1. Atas kehendak atau Rapat Umum Pemegang Saham (dengan kuorum dan
voting supermajority).

2. Waktu berdirinya perusahaan sudah berakhir dan tidak diperpanjang.

3. Berdasarkan putusan pengadilan.

4. Hasil merger atau konsolidasi perusahaan yang membutuhkan likuidasi.

Likuidasi tunggal/sederhana sering disebut sebagai likuidasi serentak


karena pembagian kasnya dilakukan serentak untuk semua sekutunya. Di samping
itu sering disebut juga sebagai likuidasi tunggal karena realisasi non aktivanya
hanya sekali saja dan menyeluruh. Pembagian kas dilakukan hanya sekali saja
yaitu setelah semua aktiva non-kasnya terjual dan hutang kepada pihak ketiga
maupun kepada sekutu telah dilunasi.

Likuidasi bertahap merupakan suatu likuidasi yang secara umum


memerlukan beberapa bulan dalam penyelesaiannya dan mencakup pembayaran
secara periodik, cicilan/bertahap, kepada para sekutunya selama masa likuidasi.
Likuidasi bertahap mencakup distribusi kas kepada para sekutu sebelum likuidasi
aset sepenuhnya dilakukan.
B. Saran

Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas
partisipasi para pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang
sehat dan bersifat membangun demi kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar
bahwa penulis adalah manusia biasa yang pastinya memiliki kesalahan. Oleh
karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis bisa
mengkoreksi diri dan menjadikan makalah ke depan menjadi makalah yang lebih
baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

https://diyahdiyah48.wordpress.com/likuidasi-persekutuan

http://ngurahobelixs.blogspot.co.id/2017/03/likuidasi-persekutuan.html#

http://akuntansilanjutan1.blogspot.co.id/2012/01/likuidasi-persekutuan.html

https://thevisualgraduate.wordpress.com/2012/10/05/likuidasi-bertahap/

http://akuntansilanjutan1.blogspot.co.id/2012/01/likuidasi-persekutuan.html

http://ngurahobelixs.blogspot.co.id/2017/03/likuidasi-persekutuan.html#

https://farnoviarahma.wordpress.com/2018/10/09/likuidasi-persekutuan/
https://www.academia.edu/4940299/Persekutuan_DOC

https://www.scribd.com/document/380961856/Rencana-Distribusi-Kas

Anda mungkin juga menyukai