Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

LIKUIDASI PERSEKUTUAN

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Akuntansi Keuangan
Dosen Pengampu : Hani Muflihah, S.E.Sy., M.M

Disusun Oleh:
Nama : Siti Nurhayati
NIM : 133210005

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MATHLA’UL ANWAR BANTEN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dankarunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Akuntansi keuangan yang membahas mengenai “Likuidasi Persekutuan”.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada dosen mata kuliah Akuntansi keuanganyang telah memberikan tugas terhadap
saya.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu,
saya mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Saya berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Pandeglang, 31 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i


DAFRTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 2
A. Pengertian Likuidasi .................................................................................................... 2
B. Proses Likuidasi ........................................................................................................... 2
C. Cara Pembagian kasnya ............................................................................................... 3
1. Likuidasi Sederhana ................................................................................................ 3
2. Likuidasi Bertahap .................................................................................................. 9
BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 15
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 15
B. Saran.......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
System likuidasi merupakan proses atau cara akibat terjadinya pembubaran atau
perubahan terhadap perusahaan yang mengalami kerugian yang sangat besar jumlahnya
dan tidak mampu untuk membayar segala kerugian tersebut. Sehingga perusahaan
tersebut dengan terpaksa memberhentikan untuk sementara waktu kegiatan dan kinerja
perusahaannya agar tidak menimbulkan resiko-resiko yang mungkin saja dapat terjadi,
resiko merupakan aspek utama dari kehidupan manusia pada umumnya dan merupakan
factor penting dalam dunia bisnis. Resiko merupakan kemungkinan penyimpangan
harapan yang tidak menguntungkan yaitu ketidakpastian suatu peristiwa yang tidak
diinginkan. Dengan masuknya seseorang sekutu kerja yang baru atau keluarnya sekutu
kerja atau meninggalnya seseorang sekutu maka akan membubarkan persetujuan bersama
persekutuan. Suatu persekutuan dikatakan bubar apabila persetujuan awal para sekutu
untuk menjalankan usaha bersama-sama dilanggar dan tidak berlaku lagi. Misalnya,
persekutuan secara otomatis bubar jika salah seorang sekutu meninggal dunia. Dengan
bubarnya persekutuan firma, maka wewenang parasekutu untuk menjalankan
perusahaannya juga berakhir.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Pengertian Likuidasi ?
2. Bagaimana Proses Likuidasi Persekutuan ?
3. Bagaimana Cara Pembagian Kas Dalam Likuidasi Persekutuan ?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Pengertian Likuidasi
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Proses Likuidasi Persekutuan
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Cara Pembagian Kas Dalam Likuidasi Persekutuan

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LIKUIDASI
Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan karena perusahaan
persekutuan sudah tidak memungkinkan untuk melunasi kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjangnya dan operasional perusahaan juga sudah tidak
menguntungkan sehingga terjadi pengunduran diri semua sekutu dan pembubaran
perusahaan persekutuan.

B. PROSES LIKUIDASI
Ada 4 tahapan dalam proses likuidasi, yaitu:
1. Tahap menghitung dan membagi laba atau rugi persekuan sampai saat
likuidasi (berupa ratio pembagian laba). Pembagian laba dilakukan sesuai dengan
metode pembagian laba. Tahap ini hanya diperlukan apabila likuidasi tidak
dilakukan pada awal atau akhir periode.
2. Menguangkan (menjual) semua aktiva selain kas. Tahap yang kedua ini
disebut Realisasi. Apabila nilai realisasi aktiva non-kasnya lebih kecil dibanding
nilai bukunya maka kerugian harus ditanggung semua sekutu dengan
mengurangkan modalnya. Sebaliknya bila nilai realisasi aktiva non-kasnya lebih
besar dibanding nilai bukunya maka keuntungkan akan menambah modal semua
sekutu sesuai ratio pembagian labanya. Rugi-laba tersebut diakui sebagai rugi laba
realisasi.
3. Melunasi semua hutang persekutuan
Setelah penjualan aktiva non-kas (realisasi) maka hasilnya akan menambah kas,
kemudian kas ini sesuai Kitab Undang-Undang Hukum Perdata harus
dipergunakan terlebih dahulu untuk:
a. Melunasi hutang kepada pihak ketiga (bukan sekutu) Hutang pihak ketiga
harus diprioritaskan untuk dilunasi terutama hutang pihak ketiga yang
jumlahnya besar terlebih dahulu.
b. Melunasi hutang sekutu Setelah semua hutang kepada Pihak ketiga dilunasi

2
maka menyusul pelunasan hutang sekutu yang biasanya bila hanya hutang
kepada seorang sekutu maka dilakukan bersama-sama dengan pengembalian
modal pada likuidasi sederhana. Apabila hutang lebih dari satu sekutu maka
dilakukan pelunasan dengan prioritas sekutu yang modalnya lebih besar.
Apabila terbukti modalnya tidak cukup untuk melunasi hutang maka sekutu
yang bersangkutan harus membayar hutang dengan harta pribadi.kepada
seorang sekutu maka dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal
pada likuidasi sederhana. Apabila hutang lebih dari satu sekutu maka
dilakukan pelunasan dengan prioritas sekutu yang modalnya lebih besar.
Apabila terbukti modalnya tidak cukup untuk melunasi hutang maka sekutu
yang bersangkutan harus membayar hutang dengan harta pribadi.
4. Membagi sisa kas yang masih ada kepada sekutu
Sisa kas dibagikan setelah hutang kepada pihaj ketiga dan sekutu dilunasi. Tujuan
pembagian sisa kas ini adalah :
a. Untuk mengembalikan modal kepada para sekutu sebagai wujud pembagian
hak kepada sekutu. Pengembalian modal ini sebesar modal bersih (modal
setelah dikurangi laba rugi realisasi dan hutang) masing-masing sekutu.
b. Untuk melindungi kepentingan sekutu dikarenakan tanggung jawab sekutu
tidak terbatas maka apabila kas memungkinkan biasanya pembayaran hutang
kepada sekutu dilakukan bersama-sama dengan pengembalian modal kepada
sekutu.

C. MENURUT CARA PEMBAGIAN KASNYA


Likuidasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. LIKUIDASI SEDERHANA (Simple Liquidation)
a. Pengertian Likuidasi sekaligus/ sederhana
Likuidasi sekaligus/ sederhana sering disebut sebagai likuidasi serentak
karena pembagian kasnya dilakukan serentak untuk semua sekutunya.
Disamping itu sering disebut juga sebagai likuidasi tunggal karena realisasi
non aktivanya hanya sekali saja dan menyeluruh. Pembagian kas dilakukan
hanya sekali saja yaitu setelah semua aktiva non-kasnya terjual dan hutang ke

3
pada pihak ketiga maupun kepada sekutu telah dilunasi.
b. Asumsi dasar: Solvensi vs Insolvensi Persekutuan
Likuidasi akan terjadi pada persekutuan yang solven dan tidak solven
(insolven). Persekutuan dianggap tidak solven apabila aktiva tercatat tidak
memadai untuk melunasi kewajiban persekutuan yang ada. Hal ini merupakan
pendekatan entitas terhadap masalah insolvensi. Dari segi hukum insolvensi
persekutuan dilihat dari sisi agregat/ kumpulan yaitu persekutuan yang
dinyatakan tidak solven jika harta masing-masing sekutu ditambah harta
persekutuan tidak mencukupi untuk melunasi kewajiban persekutuan.
c. Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi
sederhana/ sekaligus, yaitu:
1) Saldo Semua Sekutu Setelah Realisasi Bernilai Positif
Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil daripada nilai
bukunya namun kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo
masing-masing sekutu setelah realisasi bernilai positif semua.
Langkah-langkah:
 Realisasi nilai aktiva non-kas.
 Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
 Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
 Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus

Persekutuan MNOP dengan para sekutu M, N, O dan P membagi


rugi-laba dengan rasio 10 : 20 : 30: 40. Pada awal tahun 1992
persekutuan tersebut sepakat untuk dilikuidasi.

AKTIVA
Kas Rp. 30.000.000
Piutang Dagang Rp. 100.000.000
Persediaan Rp. 125.000.000
Aktiva Tetap Rp. 95.000.000
Total Aktiva Rp. 350.000.000

4
PASSIVA
Utang Dagang Rp. 90.000.000
Utang P Rp. 15.000.000
Modal M Rp. 30.000.000
Modal N Rp. 50.000.000
Modal O Rp. 75.000.000
Modal P Rp. 90.000.000
Total Aktiva Rp. 350.000.000

Bila realisasi aktiva non-kasnya sebesar Rp. 262.500.000, maka laporan


likuidasi adalah:
Kas Non-Kas Hutang Hutang M N O P
Keterangan
Dagang P (10%) (20%) (30%) (40%)
Sebelum
30.000 320.000 90.000 15.000 30.000 50.000 75.000 90.000
realisasi
Realisasi 262.000 - 320.000 0 0 - 5.750 -11.500 -17.250 -23.000
Saldo ssd
292.500 0 90.000 15.000 24.250 38.500 57.750 67.000
realisasi
Pelunasan
- 90.000 0 -90.000 0 0 0 0 0
htg dagang
Saldo 202.000 0 0 15.000 24.250 38.500 57.750 67.000
Pelunasan
-15.000 0 0 -15.000 0 0 0 0
htg sekutu
Saldo 187.500 0 0 0 24.250 38.500 57.750 67.000
Pembagian
-187.500 0 0 0 -24.250 -38.500 -57.750 -67.000
kas
Sisa 0 0 0 0 0 0 0 0

5
2) Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi dapat ditutup
dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu
bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila persekutuan memiliki
hutang kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu tersebut
dapat ditutup dengan hutang persekutuan kepada sekutu.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pelunasan hutang sekutu
6. Pembagian kas.
Meneruskan informasi pada contoh sebelumnya diatas bila realisasi aktiva
non-kasnya sebesar Rp. 90.000.000, maka sekutu yang modalnya defisit
dan punya hutang sekutu maka laporan likuidasinya adalah sebagai berikut:
Kas Non-Kas Hutang Hutang M N O P
Keterangan
Dagang P (10%) (20%) (30%) (40%)
Sebelum
30.000 320.000 90.000 15.000 30.000 50.000 75.000 90.000
realisasi
Realisasi 90.000 - 320.000 0 0 -23.000 -46.000 -69.000 -92.000
Saldo ssd
120.000 0 90.000 15.000 7.000 4.000 6.000 -2.000
realisasi
Pelunasan
- 90.000 0 -90.000 0 0 0 0 0
htg dagang
Saldo 30.000 0 0 15.000 7.000 4.000 6.000 -2.000
Penutupan
defisit htg -13.000 0 0 -2.000 0 0 0 2.000
sekutu
Saldo 17.000 0 0 13.000 7.000 4.000 6.000 0

6
Pelunasan
htg sekutu
& -17.000 0 0 -13.000 -7.000 -4.000 -6.000 2000
pembagian
kas
Sisa 0 0 0 0 0 0 0 2000

3) Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif akan tetapi tidak dapat
ditutup dengan utang kepada sekutu yang bersangkutan
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu
bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar
daripada hutang persekutuan kepada salah seorang sekutu tersebut, maka
defisit sekutu tersebut dapat ditutup dengan sebagian hutang namun
akhirnya harus ditutup sekutu yang defisit tersebut dengan setoran kas.
Langkah-langkah
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan
defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai
prosentase yang telah dikurangi prosentase sekutu tidak mampu. Misal
defisit B Rp 5.000.000, prosentase rugi-laba A: B: C: D sebesar 15: 20:
35: 30 maka:
A B C D
Modal sebelum 6.000.000 -5.000.000 7.000.000 21.000.000
pembagian kas
Utang kepada sekutu
Modal bersih sekutu 6.000.000 -5.000.000 7.000.000 21.000.000
Defisit B *-937.500 5.000.000 **-2.187.500 ***-1.875.000

7
Pembagian kas 5.062.500 - 4.812.500 19.125.000
-5.062.500 -4.812.500 -19.125.000
Saldo 0 0 0 0
Keterangan :
* 15/80 x 5.000.000 = 937.500
** 35/80 x 5.000.000 = 2.187.500
*** 30/80 x 5.000.000 = 1.875.000
1. Setoran kas dari sekutu yang saldonya defisit karena sesuai
karakteristik persekutuan yaitu unlimited liabilities sehingga bila
sekutu yang defisit masih mampu maka harus menyetorkan kas sebesar
defisitnya.
2. Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas.

4) Kondisi Khusus: Sekutu Yang Modalnya Bersaldo Negatif Akan


Tetapi Tidak Dapat Ditutup Dengan Utang Dan Sekutu Yang
Bersangkutan Dalam Keadaan Tidak Mampu Untuk Menyetor
Modal.
Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu
bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi. Apabila defisit lebih besar
dibanding hutang persekutuan terhadap sekutu tersebut dan sekutu yang
bersangkutan juga tidak mampu menyetor modal maka defisit sekutu
tersebut dapat ditutup dengan modal sekutu lainnya yang masih mampu.

Langkah-langkah
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu
sesuai presentase yang telah dikurangi presentase sekutu tidak mampu
.

8
5) Kondisi Khusus: Kas Yang Ada Tidak Cukup Untuk Melunasi
Hutang Kepada Pihak Ketiga
Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo realisasi banyak
yang bernilai negatif dan bahkan kas yang diterima tidak mampu untuk
menutup kepada pihak ketiga. Bila hal ini terjadi maka hutang kepada
pihak ketiga hutang dapat ditutup dengan setoran kas sekutu yang mampu
atau ditutup dengan hutang persekutuan kepada salah satu sekutu.
Langkah-langkah
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pembayaran hutang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan transfer dari pelunasan hutang sekutu.
5. Penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu
sesuai presentase yang telah dikurangi presentase sekutu tidak mampu.

2. LIKUIDASI BERTAHAP
Apabila pelaksanaan likuidasi memerlukan waktu yang cukup lama (karena
realisasi aktiva tidak bisa sekaligus), maka pembayaran kembali penyertaan para
anggota dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan jumlah uang kas yang
tersedia. Pembayaran kembali hak penyertaan para anggota dilakukan sesudah
semua kewajiban-kewajiban persekutuan (hutang-hutang kepada kreditur) dibayar
lunas. Proses likuidasi demikian disebut sebagai likuidasi bertahap (berangsur).
a. Proses Likuidasi Bertahap :
 Apabila pada tahap pertama baru sebagian aktiva dapat direalisasikan
(dijual), maka pertama kali harus dibayar semua kewajiban kepada kreditur.
 Sisa uang (kas) hasil penjualan aktiva kemudian dibayarkan kepada para
anggota sebagai pembayaran kembali sebagian hak penyertaannya.
 Hasil realisasi aktiva pada tahap-tahap berikutnya kemudian dibayarkan
kepada para anggota.

9
Proses demikian itu dilaksanakan terus sampai dengan aktiva yang dimiliki
dapat direalisasikan seluruhnya.
b. Metode Yang Digunakan
Ada dua metode yang dapat dipakai untuk menentukan besarnya setiap kali
pembayaran kembali hak penyertaan anggota agar dapat dijamin penerimaan
masing-masing anggota itu sesuai dengan hak-hak yang bersangutan sebagai
berikut :
 Besarnya pembayaran kembali hak penyertaan ditentukan secara periodik
atau setiap kali aktiva dapat direalisasikan (dijual)
 Penyusunan rencana prioritas pembayaran kepada anggota sebelum proses
likuidasi berlangsung, sehingga pembayaran dapat segera dilakukan sesuai
dengan jumlah uang yang tersedia.
c. Contoh kasus
Tn. Gojo dan Tn. Megumi membentuk suatu perusahaan bernama Fa Mappa.
Fa Mappa membagi laba rugi masing-masing sekutu 55 : 45. Pada tanggal 1
Oktober 2020 para sekutu memutuskan untuk melikuidasi usahanya. Neraca
persekutuan Fa Mappa pada tanggal 30 September 2020 adalah sebagai berikut :
Fa. Mappa
Neraca
Per 30 September 2020
aktiva Hutang
Kas Rp. 97.500.000 Hutang dagang Rp. 155.500.000
Hutang Tn.
Piutang Rp. 57.250.000 Rp. 72.250.000
Megumi
persediaan Rp. 30.000.00
Perlengkapan Rp. 40.250.000 Modal
Peralatan kantor Rp. 23.000.000 Modal Tn. Gojo Rp. 168.250.000
Modal Tn.
Mesin Rp. 87.000.000 Rp. 154.000.000
Megumi
Gedung Rp. 215.000.000
Total aktiva Rp. 550.000.000 Total pasiva Rp. 550.000.000

10
Jika dalam likuidasi tersebut aktiva direalisasi secara bertahap dengan prosedur
sebagai berikut:
 Realisasi I: Aktiva non kas dengan nilai buku Rp 165.250.000 dijual dengan
harga Rp 157.500.000
 Realisasi II : Aktiva non kas dengan nilai buku Rp 143.250.000 dijual
dengan harga Rp 150.500.000
 Realisasi III : Aktiva non kas dengan nilai buku Rp 144.000.000 dijual
dengan harga Rp 110.000.000
Diminta:
1) Buatlah skedul laporan likuidasi disertai dengan skedul pembantu
pembayaran kas!
2) Buatlah jurnal untuk mencatat likiudasi tersebut !

Aktiva Non- Hutang Hutang Hutang Modal


Keterangan Kas
Kas Dagang Tn.Megumi Tn.Gojo Tn.Megumi
Saldo 97.500.000 452.5000.000 155.500.000 72.250.000 168.250.000 154.000.000
Realisasi I 157.500.000 (165.250.000) (4.262.500) (3.487.500)
255.000.000 287.250.000 155.500.000 72.250.000 163.987.500 150.512.500
Pembayaran
(155.500.000) (155.500.000)
hutang
99.500.000 287.250.000 72.250.000 163.987.500 150.512.500
Pembagian
(99.500.000) (72.250.000) (6.000.000) (21.250.000)
kas 1
287.250.000 157.987.500 129.262.500
Realisasi II 150.500.000 (143.250.000) 3.987.500 3.262.500
150.500.000 144.000.000 161.975.000 132.525.000
Pembagian
(150.500.000) (82.775.000) (67.725.000)
Kas II
144.000.000 79.200.000 64.800.000

11
Realisasi III 110.000.000 (144.000.000) (18.700.000) (15.300.000)
110.000.000 60.500.000 49.500.000
Pembagian
(110.000.000) (60.500.000) (49.500.000)
Kas III
Realisasi I
Total Aktiva selain Kas : Rp 550.000.000 – Rp 97.500.000 = Rp 452.500.000
Realisasi Aktiva :
Nilai Buku (ANK) = Rp 165.250.000
Realisasi I = Rp 157.500.000
Rugi Realisasi = Rp 7.750.000

➔NB > R (Rugi) / mengurangi modal

Rugi realisasi sebesar Rp 7.750.000. ditanggung oleh anggota sesuai dengan


presentasenya:
Modal Gojo = 55% x Rp 7.750.000 = Rp 4.262.500
Modal Megumi = 45% x Rp 7.750.000 = Rp 3.487.500
Realisasi II
Realisasi Aktiva:
Nilai Buku = Rp 143.250.000
Realisasi II = Rp 150.500.000
Laba Realisasi = Rp 7.250.000

➔NB < R (laba) / menambah modal

Laba realisasi sebesar Rp 7.250.000 ditanggung oleh anggota sesuai dengan


presentasenya:
Modal Gojo = 55% x Rp 7.250.000 = Rp 3.987.500
Modal Megumi = 45% x Rp 7.250.00 = Rp 3.262.500
Realisasi III
Realisasi Aktiva:
Nilai Buku = Rp 144.000.000
Realisasi III = Rp 110.000.000
Rugi Realisasi = Rp 34.000.000

12
➔NB > R (rugi) / mengurangi modal

Rugi realisasi sebesar Rp 34.000.000 ditanggung oleh anggota sesuai dengan


prosentasenya:
Modal Gojo = 55% x Rp 34.000.000 = Rp 18.700.000
Modal Megumi = 45% x Rp 34.000.000 = Rp 15.300.000

d. Program Pembagian Kas


Program pembagian kas akan membantu prosedur likuidasi dengan penjualan
aktiva non kas secara bertahap yang membutuhkan penghitungan daftar induk
(likuidasi) dan daftar tambahan yang banyak.
1. Skedul Pembagian Kas 1
Modal Gojo Modal Megumi
Keterangan
55% 45%
Saldo Rp. 163.987,5 Rp. 150.512,5
Hutang megumi Rp. 72.250
Rp. 163.987,5 Rp. 222.762,5
Kerugian ANK
(Rp. 157.987,5) (Rp. 129.262,5)
Rp. 287.250
Penghapusan kas I Rp. 6.000 Rp. 93.500
Utang megumi (Rp. 72.250)
Saldo kas Rp. 6.000 Rp. 21.250

2. Skedul Pembagian Kas 2


Modal Gojo Modal Maya
Keterangan
55% 45%
Saldo Rp 161.975 Rp 132.525
Kerugian ANK
(Rp 79.200) (Rp 64.800)
Rp 144.200
Saldo Kas Rp 82.775 Rp 67.725
Jurnal :

13
a. Realisasi 1
Kas Rp 157.500.000
Modal Tn. Gojo Rp 4.262.500
Modal Tn. Megumi Rp 3.487.500
ANK Rp 165.250.000
b. Pembayaran Hutang Dagang
Hutang Dagang Rp 155.500.000
Kas Rp 155.500.000
c. Pembagian Kas 1
Hutang Tn. Megumi Rp 72.250.000
Modal Tn. Gojo Rp 6.000.000
Modal Ny. Megumi Rp 21.250.000
Kas Rp 99.500.000
d. Realisasi II
Kas Rp 150.500.000
Modal Tn. Gojo Rp 3.987.500
Modal Tn. Megumi Rp 3.262.500
ANK Rp 143.250.000
e. Pembagian Kas II
Modal Tn. Gojo Rp 82.775.000
Modal Tn. Megumi Rp 67.725.000
Kas Rp 150.500.000
f. Realisasi III
Kas Rp 110.000.000
Modal Tn. Gojo Rp 18.700.000
Modal Tn. Megumi Rp 15.300.000
ANK Rp 144.000.000
g. Pembagian Kas III
Modal Tn. Gojo Rp 60.500.000
Modal Tn. Megumi Rp 49.500.000
Kas Rp 110.000.000

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Likuidasi yaitu proses penjualan aktiva non-kas dari persekutuan karena perusahaan
persekutuan sudah tidak memungkinkan untuk melunasi kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjangnya dan operasional perusahaan juga sudah tidak menguntungkan
sehingga terjadi pengunduran diri semua sekutu dan pembubaran perusahaan
persekutuan.
Menurut cara pembagian kasnya, likuidasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1) Likuidasi Sekaligus / Sederhana, yaitu likuidasi yang pembagian kasnya dilakukan
secara serentak karena realisasi non-aktivanya sekaligus.
a) Semua sekutu modalnya bersaldo positif.
b) Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang
kepada sekutu yang bersangkutan.
c) Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan
utang-piutang sekutu yang bersangkutan.
d) Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang
harus menyetor modal secara pribadi dalam keadaan tidak mampu.
e) Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi Utang kepada pihak
ketiga.
2) Likuidasi Bertahap, yaitu likuidasi yang dilakukan sesuai tersedianya kas walaupun
realisasinya belum tuntas.

B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat saya harapkan, agar penulisan makalah saya untuk
kedepannya menjadi lebih baik dari ini. Mudah-mudahan para pembaca memahami
makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Supriyono, RA dan Suparwoto (1986), Akuntansi Keuangan Lanjutan, Yogyakarta:


STIE YKPN
Richard E Baker (2016), Akuntansi Keuangan Lanjutan, Jakarta: Salemba Empat

16

Anda mungkin juga menyukai