Anda di halaman 1dari 9

PARTNERSHIP LIQUIDATION

Akuntansi Keuangan Lanjutan II

KELOMPOK 3
Nathalia Gunawan (2020310007)
Cellin Cresentia Cahya (2020310086
Pengertian Likuidasi
Likuidasi merupakan proses atau cara akibat terjadinya pembubaran atau perubahan terhadap
perusahaan yang mengalami kerugian yang sangat besar jumlahnya dan tidak mampu untuk
membayar segala kerugian tersebut. Sehingga perusahaan tersebut dengan terpaksa memberhentikan
untuk sementara waktu kegiatan dan kinerja perusahaannya agar tidak menimbulkan risiko-risiko
yang mungkin saja dapat terjadi, Risiko merupakan aspek utama dari kehidupan manusia pada
umumnya dan merupakan faktor penting dalam dunia bisnis. Risiko merupakan kemungkinan
penyimpangan harapan yang tidak menguntungkan, yaitu ketidakpastian suatu peristiwa yang tidak
diinginkan. Pembubaran persekutuan dapat disebabkan oleh:
1.Salah seorang sekutu menghendaki pembubaran.
2.Salah seorang sekutu meninggal dunia, dan ahli warisnya tidak menyetujui untukmelanjutkan
persekutuan.
3.Perselisihan intern diantara sekutu.
4.Salah seorang sekutu dinyatakan pailit.
Tujuan Likuidasi
Tujuan utama dari likuidasi adalah melakukan pengurusan dan pemberesan atas harta pailit. Proses likuidasi juga mengacu pada
perpu No. 1 tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang tentang Kepailitan.

Proses Likuidasi
Proses likuidasi pada umumnya likuidasi persekutuan (partnership liquidation) melibatkan hal – hal sebagai berikut :
1. Mengonversi aktiva nonkas menjadi kas,
2. Mengakui keuntungan dan kerugian serta menglikuilidasi beban yang terjadi selama periode likuidasi,
3. Menyelesaikan semua kewajiban
4. Mendistribusikan kas kepada para sekutu sesuai dengan saldo akhir akun modalnya.
Deskripsi umum dari proses likuidasi ini mengansumsikan hal – hal sebagai berikut:
a) Persekutuan bersifat solven (yaitu aktiva persekutuan melampaui kewajiban persekutuan),
b) Semua sekutu memiliki ekuitas dalam aktiva bersih persekutuan
c) Tidak ada saldo pinjaman yang beredar kepada setiap sekutu yang ada.
d) Semua aktiva dikonversi menjadi kas sebelum kas didistribusikan kepada parasekutuan apabila asumsi – asumsi tersebut
diabaikan, proses likuidasi akan menjadi semakin kompleks
Pencatatan Likuidasi Persekutuan
Menurut cara pembagian kasnya, likuidasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Likuidasi Sekaligus/ Sederhana, yaitu likuidasi yang pembagian kasnya dilakukan serentak karena
realisasi non-aktivanya sekaligus.
2. Likuidasi Bertahap/ Berangsur, yaitu likuidasi yang dilakukan sesuai tersedianya kas walaupun
realisasinya belum tuntas.

Likuidasi sederhana dengan Kondisi Sekutu Secara Pribadi


Masih Mampu
Likuidasi sekaligus/sederhana sering disebut sebagai likuidasi serentak karena pembagian kasnya dilakukan
serentak untuk semua sekutunya. Disamping itu sering disebut juga sebagai likuidasi tunggal karena realisasi
non aktivanya hanya sekali saja dan menyeluruh. Pembagian kas dilakukan hanya sekali saja yaitu setelah
semua aktiva nonkasnya terjual dan hutang kepada pihak ketiga maupun kepada sekutu telah dilunasi.
Terdapat 5 kemungkinan yang akan terjadi di dalam likuidasi sederhana/sekaligus, yaitu:
a. Semua sekutu modalnya bersaldo positif. Di dalam kasus normal biasanya nilai realisasi lebih kecil
daripada nilai bukunya namun kerugian akibat realisasi tidak begitu besar sehingga saldo masing-masing
sekutu setelah realisasi bernilai positif semua.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Pelunasan hutang sekutu dan pembagian kas sekaligus.

b. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif tetapi dapat ditutup dengan utang kepada sekutu yang
bersangkutan. Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit)
sesudah realisasi. Apabila persekutuan memiliki hutang kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit
sekutu tersebut dapat ditutup dengan hutang persekutuan kepada sekutu.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
5. Pelunasan hutang sekutu.
6. Pembagian kas.
c. Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun tidak dapat ditutup dengan utangpiutang sekutu yang
bersangkutan.
Rugi realisasi yang cukup besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilainegatif (defisit) sesudah realisasi.
Apabila defisit lebih besar daripada hutang persekutuan kepada salah seorang sekutu tersebut, maka defisit sekutu
tersebut dapat ditutup dengan sebagian hutang namun akhirnya harus ditutup sekutu yang defisit tersebut dengan setoran
kas.
Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas.
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi-labanya.
3. Pelunasan utang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu
5. Pembagian kas dari selisih antara modal bersih dengan penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-
masing sekutu sesuai persentase yang telah dikurangi persentase sekutu tidak mampu.
d. Kondisi Khusus: Ada sekutu yang modalnya bersaldo negatif namun sekutu yang harus menyetor modal secara
pribadi dalam keadaan tidak mampu.
Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo milik sekutu bernilai negatif (defisit) sesudah realisasi.
Apabila deficit lebih besar dibanding hutang persekutuan terhadap sekutu tersebut dan sekutu yang bersangkutan juga
tidak mampu menyetor modal maka deficit sekutu tersebut dapat ditutup dengan modal sekutu tersebut dapat ditutup
dengan modal sekutu lainnya yang masih mampu.
Langkah – langkah :
6. Realisasi nilai aktiva non-kas
7. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi – labanya.
8. Pelunasan hutang dagang kepada pihak ketiga
9. Penutupan defisit dengan pembayaran sebagian hutang sekutu.
10. Penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai persentase yang telah dikurangi
persentase sekutu tidak mampu
e. Kondisi Khusus: Kas yang ada tidak cukup untuk melunasi utang kepada pihak ketiga.
Rugi realisasi yang sangat besar dapat menyebabkan saldo realisasi banyak yang bernilai negative dan bahkan
kas yang diterima tidak mampu menutup kepada pihak ketiga. Bila hal ini terjadi maka hutang pada pihak
ketiga, hutang dapat dtutup dengan setoran kas sekutu yang mampu atau ditutup dengan hutang persekutuan
kepada salah satu sekutu.

Langkah-langkah:
1. Realisasi nilai aktiva non-kas
2. Membagi kerugian realisasi sesuai dengan proporsi rugi – labanya.
3. Pembayaran sebagian hutang dagang kepada pihak ketiga.
4. Penutupan defisit dengan transfer dari pelunasan hutang sekutu.
5. Penutupan defisit yang dibebankan kepada masing-masing sekutu sesuai persentase yang telah dikurangi
persentase sekutu tidak mampu.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai