Anda di halaman 1dari 6

3.

1 Definisi Likuidasi dan Perbedaannya dengan Disolusi

A. Definisi Likuidasi
Likuidasi menurut Floyd A.Beams (1988) adalah “suatu proses yang meliputi
merubah aktiva non kas menjadi kas, mengakui laba atau rugi dari proses merubah
aktiva non kas menjadi kas, melunasi kewajiban firma, dan akhirnya membagi semua
kas yang dimiliki kepada masing-masing anggota sekutu sesuai dengan saldo
modalnya”. Sedangkan menurut Harry Simon (1990) likuidasi adalah proses
merealisasikan aktiva non kas menjadi uang kas, menyelesaikan dengan para kreditur
dan pembagian sisa aktiva kepada kelompok-kelompok pemilikan. Dengan melihat
definisi diatas, maka dapat dikatakan bahwa Likuidasi adalah berhentinya kegiatan
operasi perusahaan (pembubaran usaha) secara keseluruhan dengan menjual sebagian
atau seluruh aktiva perusahaan, membayar semua utang pajak, kewajiban pada pihak
ketiga dan sisanya dibagikan kepada para sekutu sesuai dengan rasio laba / rugi.

B. Perbedaannya dengan Disolusi

Disolusi persekutuan ialah berubahnya hubungan sekutu yang menyebabkan


berhentinya persekutuan secara hukum. Dengan disolusi, persekutuan tetap bisa
berjalan terus dengan perjanjian baru, atau persekutuan bisa juga berhenti / bubar
secara hukum dan secara bisnis. Berhentinya persekutuan secara bisnis disebut juga
likuidasi. Perbedaan Likuidasi dengan Perubahan Persekutuan: Likuidasi terjadi apabila
semua sekutu mengundurkan diri dan persekutuan dibubarkan, serta aktiva non-kasnya
dijual.Perubahan persekutuan terjadi apabila:

1) Sekutu berkurang, hal ini terjadi bila seorang sekutu atau beberapa sekutu
mengundurkan diri.

2) Sekutu bertambah, hal ini terjadi apabila ada seorang sekutu atau beberapa sekutu
yang masuk ke dalam persekutuan.
3.2 Proses Likudasi
a) Proses penghitungan laba-rugi sampai saat likuidasi. Proses ini dijalankan apabila
likuidasi yang dilaksanakan tidak bertepatan dengan awal atau akhir tahun, sehingga
perlu diketahui apakah mulai awal periode sampai pelaksanaan likuidasi perusahaan
mendapat laba atau mengalami kerugian. Laba atau rugi dibagikan kepada para
anggota sekutu sesuai dengan perbandingan pembagian laba rugi.
b) Proses realisasi, yaitu proses mengubah harta kekayaan non kas milik persekutuan
menjadi uang kas. Dalam proses ini apabila harga jual aktiva non kas tidak sama
dengan nilai bukunya maka akan timbul laba/rugi penjualan aktiva. Laba/rugi tersebut
dibagikan kepada para anggota sekutu sesuai dengan perbandingan laba rugi.

c) Proses likuidasi, yaitu proses pembayaran kepada pihak-pihak yang berhak (terlebih
dahulu dibayar kepada kreditur ekstern, kemudian kreditur intern, baru sisanya kepada
para anggota sekutu).

Ø Prosedur Likudasi
1. Rekening-rekening pembukuan dilakukan penyesuaian dan penutupan kemudian
laba/rugi selama periode tersebut dipindahkan ke rekening modal masing-masing
sekutu.
2. Aktiva dicaikan menjadi kas (bisa dijual atau dibeli sendiri oleh anggota sekutu), jika
terjadi selisih antara nilai buku dengan harga jualnya maka laba rugi yang terjadi
dibagikan kepada masing-masing sekutu sesuai dengan perjanjian.
3. Jika ditemukan rekening modal salah satu sekutu bersaldo debet maka dapat ditutup
dengan salah saldo piutangnya, tetapi jika salado piutangnya tidak punya maka
sekutu tersebut harus menyetorkan modalnya kembali. Dan jika ternyata juga tidak
punya maka saldo debet harus ditanggung anggota sekutu lainnya.
4. Jika uang kas telah tersedia dibagikan, maka terlebih dahulu dibayarkan kepada
kreditur luar, setelah itu baru digunakan untuk membayar saldo modal masing-
masing anggota sekutu.
Berdasarkan saat dan cara pembayaran (distribusi) pembagian kas, maka likuidasi
dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

A. Likuidasi berlangsung setelah proses realisasi aktiva non kas selesai (likuidasi
secara langsung)
Apabila semua anggota persekutuan mengalami deficit modal, maka secara
pribadi dinyatakan mampu untuk menutup kewajiban kewajibannya , maka
penyelesaian dapat menenmpuh antara lain :

1 Anggota anggota yang mengalami deficit modalnya menyetorkan sejumlah


uang kepada perusahaan untuk menutup deficit modal tersebut, tentunya
pertama – tama harus di bayarkan kepada kreditur bayarkan kepada anggota
sebesar hak mereka masing masing
2 Pelunasan sisa hutang kepada kreditur oleh salah satu pemilik. Pelunasan
hutang ini boleh dilakukan oleh anggota yang mengalami deficit saldo
modalnya maupun oleh anggota yang masih mempunyai hak klaim di dalam
perusahaan, tetapi tetap harus mengutamakan hak kreditur utuk melunasi
semua hutang yang dimilki oleh persekutuan.

B. Likuidasi berlangsung setiap saat setelah realisasi aktiva non kas dilakukan
(likuidasi bertahap)
Realisasi aktiva non kas seringkali memerlukan waktu yang cukup lama (karena
realisasi yang dilakukan harus menunggu pembeli atau masih mempertahankan
harga aktiva non kas yang diperjual belikan). Dalam keadaan seperti ini
sebaiknya pembagian kas tidak perlu menunggu selesainya realisasi semua
aktiva non kas yang dimiliki perusahaan. Apabila pada tahap pertama baru
sebagian aktiva non kas yang dapat direalisasikan (dijual), maka pertama kali
harus dibayar semua kewajiban kepada kreditur, baru sisa kas kemudian
dibayarkan kepada anggota sekutu sebagai pembayaran kembali bagian hak
penyertaannya. Hasil realisasi non kas pada tahap-tahap berikutnya langsung
dibayarkan kepada para anggota.
Apabila pembayaran kepada kreditur tidak dapat dibayarkan sekaligus setelah
realisasi tahap pertama, maka pada tahap realisasi berikutnya yang diutamakan
juga tanggungan kepada kreditur sampai tanggungan kepada kreditur terlunasi
semua, baru sisanya kepada para anggota sekutu sesuai dengan perbandingan
pembagian rugi laba.

3.3 Pembayaran Aman untuk Sekutu


Likuidasi bertahap merupakan suatu likuidasi yang secara umum memerlukan beberapa
bulan dalam penyelesaiannya dan mencakup pembayaran secara periodik,
cicilan/bertahap, kepada para sekutunya selama masa likuidasi. Likuidasi bertahap
mencakup distribusi kas kepada para sekutu sebelum likuidasi aset sepenuhnya
dilakukan. Berikut panduan yang dapat digunakan untuk membantu akuntan dalam
menentukan pembayaran bertahap yang aman kepada para sekutu :

1) Tidak mendistribusikan kas kepada para sekutu hingga seluruh kewajiban dan beban
likuidasi aktual maupun potensial telah dibayarkan atau telah dicadangkan
seperlunya.

2) Antisipasilah kemungkinan yang terburuk, atau yang paling membatasi sebelum


menentukan jumlah uang tunai yang dapat diterima oleh masing-masing sekutu :

a. Asumsikan bahwa seluruh aset nonkas yang tersisa akan dihapuskan sebagai
kerugian, yaitu bahwa tidak ada lagi yang dapat direalisasikan dari
penghapusan aset.

b. Asumsikan bahwa defisit timbul pada akun modal para sekutu akan
didistribusikan kepada sekutu yang tersisa, asumsi bahwa defisit tersebut tidak
akan dihapuskan oleh kontribusi modal tambahan para sekutu.

c. Setelah akuntan mengasumsikan kasus terburuk yang dapat terjadi, maka sisa
saldo kredit pada akun modal menunjukkan distribusi aset dan kas yang aman
yang dapat didistribusikan kepada masing-masing sekutu dalam jumlah yang
terkait.

Untuk menentukan pembayaran kas yang aman yang hendak dilakukan kepada
para sekutu, pihak akuntan harus membuat beberapa asumsi mengenai likuidasi aset
tersisa di masa depan. Sebelum melakukan distribusi kas kepada para sekutu, akuntan
menyusun skedul pembayaran aman kepada para sekutu dengan menggunakan asumsi
kasus terburuk. Skedul ini dimulai dengan saldo modal dan pinjaman secara logika
menggunakan akun-akun modal yang berasal dari persamaan akuntansi : Aset –
Kewajiban = Saldo Modal Sekutu. Skedul pembayaran aman kepada para sekutu ini
mencakup seluruh informasi yang diperlukan agar para sekutu mengetahui berapa besar
kas yang akan diterima pada setiap tanggal distribusi kas. Asumsi kasus terburuk berupa
kerugian total atas aset nonkas dan beban likuidasi, menimbulkan total pembebanan yang
harus didistribusikan terhadap akun modal para sekutu. Jika asumsi ini menghasilkan
perkiraan defisit dalam akun modal salah satu sekutu, maka itu bukan defisit aktual yang
harus ditutup. Hal tersebut hanyalah hasil dari penerapan asumsi kasus terburuk.
DAFTAR PUSTAKA

https://vitaanjelina.wordpress.com/2013/01/05/likuidasi-persekutuan/

https://iputuekaadiputra.blogspot.com/2014/03/likuidasi.html

https://thevisualgraduate.wordpress.com/category/akuntansi-keuangan-lanjutan-1/

https://akuntansi329.wordpress.com/2017/10/19/likuidasi-persekutuan-akuntansi-keuangan-
lanjutan-i/

http://ngurahobelixs.blogspot.com/2017/03/likuidasi-persekutuan.html

http://bahankuliahakuntansi.blogspot.com/2008/08/likuidasi-persekutuan.html

https://www.coursehero.com/file/21441888/AKL/

http://fekool.blogspot.com/2017/02/disolusi-dan-likuidasi-persekutuan.html

http://www.academia.edu/34928326/Definisi_Likuidasi_dan_Perbedaannya_dengan_Disolusi

http://memebali.blogspot.com/2013/05/likuidasi-dan-disolusi.html

Anda mungkin juga menyukai