Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI AKUNTANSI

Judul Makalah :

“Kerangka Dasar Konseptual”

&

“Rerangka Konseptual-Suatu Model”

Disusun oleh :

1. Desmi Insu Tualeka (2018-30-015) → Ketua Kelompok

2. Gesa G. Selangur (2018-30-014) → Anggota

3. Fitriyanti (2018-30-022) → Anggota

4. Eka Nur A. N. Batsum (2018-30-030) → Anggota

5. Junice Pattiasina (2018-30-243) → Anggota

6. Kelvin Talaperuw (2018-30-295) → Anggota

Dosen :

Dr. Ferry Hendro Basuki S.E., M.Si., AK., CA

PROGRAM STUDI : AKUNTANSI


UNIVERSITAS PATTIMURA AMBON 2021/2022
Poka, Ambon, Maluku, Situs Web : www.unpatti.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami

dapat merampungkan penyusunan makalah Teori Akuntansi dengan judul

“Kerangka Dasar Konseptual” & “Kerangak Konseptual-Suatu Model”

tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan

dari dosen pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk

memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulis dan bagi para

pembaca.

Penulisan makalah ini telah semaksimal mungkin kami upayakan, namun

kamimenyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari

segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu, dengan

lapang dada kami membuka selebar-lebarnyapintu bagi para pembaca

yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaikimakalah ini.

Kami sangat mengharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat

diambil manfaatnya dan dapat menginspirasi para pembaca.

Ambon, 1 Oktober 2021

Penulis
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN

Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan


dicurahkan. Oleh karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan
langkah yang paling krusial dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan
menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya
menentukan bentuk, isi,  jenis, dan susunan statemen keuangan. Untuk
menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak yang dituju dan
kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas sehingga informasi yang
dihasilkan pelaporan keuangan dapat memuaskan kebutuhan informasional
pihak yang dituju. Pada gilirannya, pihak yang dituju akan melakukan
tindakan atau mengambil keputusan yang mengarah ke pencapaian tujuan
pelaporan keuangan. Dengan demikian, diharapkan tujuan yang lebih luas
(tujuan ekonomik dan sosial negara) akan tercapai pula. 

A.      PEMAKAI DAN KEPENTINGANNYA

Dalam suatu lingkungan negara, banyak pihak potensial yang dituju atau
berkepentingan dan kepentingan mereka sangat beragam. Misalnya FASB
merinci pemakai potensial yang dituju oleh pelaporan keuangan yaitu: owners,
lenders, suppliers, potential investors and creditors, employers, management,
directors, customers, financial analysis and advisors, brokers, underwriters,
stock exchange, lawyers, economists, taxing authorities, regulatory authorities,
legislators, financial press and reporting agencies, labor unions, trade
associations, business researchers, teachers and students, and the public. 
Kepentingan pemakai juga beragam, antara lain adalah
pertanggungjawaban, kebermanfaatan keputusan, riset keuangan dan pasar,
penentuan tarif, penentuan pajak, pengendalian sosial, pengendalian alokasi
sumber daya ekonomik dan pengukuran kinerja entitas. Karakteristik pemakai
statemen keuangan juga harus dipertimbangkan dalam penentuan tujuan
pelaporan keuangan. Karakteristik pemakai antara lain kedudukan pemakai
terhadap entitas pelapor (akses terhadap informasi) dan tingkat pengetahuan
pemakai  tentang bisnis dan ekonomi.
Dengan masalah di atas, Most menunjukkan dua pendekatan dalam
penentuan tujuan penyediaan informasi (pelaporan keuangan), yaitu:
1.    Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang
mempunyai bermacam-macam kepentingan keputusan, atau
2.     Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang
mempunyai kepentingan tertentu yang diketahui (teridentifikasi).
B.       ASPEK SOSIAL TUJUAN DALAM PELAPORAN

Sebagai teknologi, pelaporan keuangan dalam suatu negara harus


direkayasa sehingga tujuan sosial dan ekonomik negara tercapai. Tujuan
nasional dapat tercapai apabila kegiatan individual dengan berbagai motivasi
untuk mencapati tujuan individualnya jugamemaksimumkan tujuan negara.
Dengan kata lain, terjadi keselarasan (kongruensi) antara tujuan/perilaku
ekonomik individual yang membentuk masyarakat dan tujuan ekonomik
negara. Bila akuntansi harus berperan dalam hal ini, maka tujuan pelaporan
keuangan harus dipertimbangkan dalam konteks tujuan kegiatan sosial atau
masyarakat dalam suatu negara.
Bila tujuan masyarakat harus dicapai, tujuan siapa yang harus
diperhatikan? Berkaitan dengan ini, Bloom dan Elgers (1995) mendeskripsi
tiga maca tujuan kegiatan sosial/masyarakat (social activity) dan implikasinya
terhadap penentuan tujauan pelaporan keuangan yaitu : tujuan fungsional,
tujuan bersama, dan tujuan kelompok dominan. 
·       TUJUAN FUNGSIONAL
Tujuan fungsional adalah suatu tujuan masyarakat atau organisasi secara
keseluruhan tanpa memperhatikan tujuan/motivasi masing-masing individual
di dalamnya. Tujuan individual tidak dapat diamati sedangkan tujuan
fungsional dapat diidentifikasi dengan mengamati konsekuensi-konsekuensi
dari kegiatan masyarakat atau organisasi yang nyatanya terjasi. Selain itu,
tujuan fungsional juga dapat merupakan konsekuensi-konsekuensi sebagai
hasil ketetapan atau harapan penguasa (misalnya pemerintah). Dengan
demikian, tujuan fungsional merupakan tujuan normatif yang menjadi
pedoman dalam pembuatan kebijakan di tingkat nasional atau organisasi. 
Sebagai kegiatan sosial, tujuan fungsional akuntansi dapat ditetapkan
misalnya untuk:
1.        Mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien.
2.        Membantu perusahaan untuk dapat memperoleh dana untuk ekspansi.
3.        Membantu pemerintah untuk menarik pajak secara adil dan efisien
4.        Membantu para manajer dalam keputusan investasi.
5.        Mempertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara.
6.        Memfasilitasi fungsi dan pengendalian sosial.
7.        Mengarahkan perilaku manajer untuk mengambil keputusan yang
selaras dengan tujuan sosial dan ekonomik negara.
8.        Mengurangi atau mencegah konflik kepentingan antara manajer,
auditor, dan pemegang saham.
Tujuan fungsional akuntansi dapat terdiri atas satu atau beberapa
(sehimpunan)
Tujuan yang berkaitan. Walaupun tujuan/motif individual tidak diketahui dan
dipertimbangkan, diharapkan bahwa tujuan fungsional yang ditetapkan selaras
dengan sebagian atau bahkan seluruh tujuan individual. 
·      TUJUAN BERSAMA
Tujuan bersama  adalah satu atau beberapa tujuan individual yang sama
dengan tujuan individual lainnya. Tujuan fungsional disusun tanpa
memperhatikan tujuan-tujuan individual, sedangkan tujuan bersama ditentukan
dengan mengidentifikasi dahulu tujuan-tujuan individual kemudian memilih
tujuan-tujuan individual (seluruh anggota masyarakat) yang sama untuk
dijadikan tujuan kegiatan sosial.
·      TUJUAN KELOMPOK DOMINAN
Dalam tujuan ini keputusan yang akan diambil adalah tujuan dari
kelompok yang dominan. Kelompok yang dominan adalah kelompok yang
memiliki pengaruh sangat kuat dalam pengambilan keputusan atau tindakan
dari semua anggota masyarakat. Sedangkan bagi kelompok yang non-dominan
tujuannya tidak menjadi relevan atau dianggap terlalu lemah untuk
mempengaruhi kegiatan sosial. Kalau informasi akuntansi ditujukan kepada
kelompok dominan, kelompok non dominan dapat menjadi penumpang pakai
(free-riders).
C.      PERKEMBANGAN TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN

Atas dasar aspek sosial, tujuan pelaporan keuangan dalam profesi


akuntansi di Amerika mengalami semacam evolusi. Perkembangan terjadi
karena pergeseran kesepakan dalam hal siapa kelompok yang dituju, apa
kepentingannya, dan seperti apa model pengambilan keputusan yang
digunakan.

·       Tujuan Versi ASOBAT


Walaupun berorientasi pada kebutuhan pemakai, komite eksekutif AAA
tidak secara spesifik mengidentifikasi pihak pemakai laporan keuangan.
Komite ini mendefinisi tujuan pelaporan keuangan dengan menunjukkan
manfaatnya untuk: 
1.    Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan
sumberdaya (alam, fisis, manusia, dan finansial) yang terbatas.
2.    Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia
suatu organisasi secara efektif.
3.    Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang
dipercayakan kepada manajemen.
4.    Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial.
Karena pihak yang dituju tidak jelas,dapat dikatakan bahwa ASOBAT
sebenarnya mendefinisi tujuan pelaporan atas dasar tujuan fungsional.

·       Tujuan Versi APB No. 4


APB No. 4 memuat dua tujuan pelaporan yaitu tujuan umum (general
objectives) dan tujuan kualitatif (qualitative objectives). Tujuan di atas
merupakan tujuan umum yang dijadikan dasar untuk menentukan kandungan
informasi akuntansi.
·       Tujuan Versi Trueblood Committee
Tujuan pelaporan yang diajukan oleh komite Trueblood tidak jauh
berbeda dengan tujuan dalam ASOBAT maupun APB No. 4 kecuali bahwa
tujuan dalam laporan komite Trueblood lebih rinci dan mengidentifikasi
aspek-aspek tujuan. Dua hal penting yang ditekankan oleh komite ini adalah
daya melaba (earnings power) dan elemen aliran kas (cash flows). 

        D.   TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN FASB

FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek


landasan pikiran yaitu bahwa: 
1.    Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik,
hukum, politis, dan sosial tempat akuntansi diterapkan.
2.    Tujuan pelaporan keuangan dipengaruhi oleh karakteristik dan
keterbatasan informasi yang dapat disampaikan melalui mekanisme
pelaporan keuangan.
3.    Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu
umumnya informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin
dipenuhi kebutuhan informasionalnya.

E. TEORI DI BALIK TUJUAN PELAPORAN FASB


Secara ringkas, FASB berasumsi bahwa informasi akuntansi
mempengaruhi keputusan investasi para investor dan kreditor. Dengan
mekanisme pasar modal dan pasar bebas, evaluasi terhadap badan usaha
secara keseluruhan tercermin dalam harga pasar sekuritas badan usaha.
Karena standar akuntansi menetapkan informasi apa yang harus
diungkapkan maka akuntansi mempunyai pengaruh ekonomik terhadap
kemakmuran partisipasi melalui harga sekuritas. Harga pasar saham tidak
hanya berpengaruh terhadap kemakmuran tetapi juga terhadap alokasi
sumber daya ekonomik perusahaan maupun negara. Hal ini terjadi karena
harga sekuritas akan berpengaruh terhadap cost of capital dana yang dapat
di peroleh perusahaan dan pada gilirannya cost of capital tersebut
mempengaruhi keputusan manajemen dalam efisiensi pengelolaan sumber
daya fisik, keuangan dan manusia.

F. TUJUAN PELAPORAN ENTITAS NONBISNIS


Tujuan pelaporan keuangan organisasi nonbisnis :
 Tujuan Utama
1. Pelaporan keuangan organisasi nonbisnis harus menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun
potensial, dalam membuat keputusan-keputusan rasional tentang alokasi dana ke
organisasi tersebut.
 Tujuan-Tujuan Spesifik
2. Pelaporan keuangan harus mnyediakan informasi untuk membantu para
penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai
(assessing) jasa-jasa yang disediakan organisasi dan kemampuannya untuk terus
menyediakan jasa-jasa tersebut.
3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para
penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai
(assessing) bagaimana para manajer organisasi nonbisnis telah melaksanakan
tanggung jawab kepengurusannya dan aspek-aspek lain kinerjanya.
4. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya,
kewajiban dan sumberdaya(aset) bersih organisasi, dan akibat-akibat dari transaksi,
kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya dan hak atas sumber daya
tersebut.
5. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja organisasi
selama suatu periode. Pengukuran periodik perubahan-perubahan jumlah dan sifat
aset bersih organisasi nonbisnis dan informasi tentang upaya-upaya dan hasil jasa
organisasi secara bersama menunjukan informasi yang paling bermanfaat dalam
menilai kinerja organisasi.
6. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang bagaimana
organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas atau sumber likuid lain, tentang
pinjaman dan pelunasannya, dan tentang faktor lain yang dapat mempengaruhi
likuiditas organisasi.
7. Pelaporan keuangan harus mencakupi penjelsan-penjelasan dan interpretasi-
interpretasi untuk membantu para pemakai memahami informasi keuangan yang
disediakan.

2.2.  KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI

Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh pihak manajemen perusahaan


mempunyai beberapa karakteristik kualitatif yang harus dimiliki.
Karakteristik-karakteristik kualitatif tersebut akan membedakan informasi
yang  bermanfaat dengan informasi yang kurang bermanfaat bagi
penggunanya. Dalam pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan
perusahaan, karakteristik-karakteristik tersebut haruslah menjadi salah satu
dasar pertimbangan pemilihan metode akuntansi yang akan digunakan. 
Menurut   Statement of Financial Accounting (SFAC) No. 2 karakteristik
kualitatif dari informasi akuntansi  adalah sebagai berikut : 
1.        Relevan maksudnya adalah kapasitas informasi yang dapat
mendorong suatu keputusan apabila dimanfaatkan oleh pemakai untuk
kepentingan memprediksi hasil di masa depan yang berdasarkan kejadian
waktu lalu dan sekarang. Ada tiga karakteristik utama yaitu: 
a.         Ketepatan waktu (timeliness), yaitu informasi yang siap
digunakan para pemakai sebelum kehilangan makna dan kapasitas
dalam pengambilan keputusan; 
b.        Nilai prediktif (predictive value), yaitu informasi dapat membantu
pemakai dalam membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian
yang lalu, sekarang dan masa depan; 
c.         Umpan balik (feedback value), yaitu kualitas informasi yang
memngkinkan pemakai dapat mengkonfirmasikan ekspektasinya yang
telah terjadi di masa lalu.

2.        Reliable, maksudnya adalah kualitas informasi yang dijamin


bebas  dari kesalahan dan penyimpangan atau bias serta telah dinilai dan
disajikan secara layak sesuai dengan tujuannya. Reliable mempunyai tiga
karakteristik utama yaitu: 
a.         Dapat diperiksa (veriviability), yaitu konsensus dalam pilihan
pengukuran akuntansi yang dapat dinilai melalui kemampuannya
untuk meyakinkan bahwa apakah informasi yang disajikan
berdasarkan metode tertentu memberikan hasil yang sama apabila
diverivikasi dengan metode yang sama oleh pihak independen; 
b.         Kejujuran penyajian (representation faithfulness), yaitu
adanya kecocokan antara angka dan diskripsi akunatnsi serta
sumber-sumbernya; 
c.         Netralitas (neutrality), informasi akuntansi yang netral
diperuntukkan bagi kebutuhan umum para pemakai dan terlepas
dari anggapan mengenai kebutuhan tertentu dan keinginan
tertrentu para pemakai khusus informasi. 
3.    Daya Banding (comparability), informasi akuntansi yang dapat
dibandingkan menyajikan kesamaan dan perbedaan yang timbul dari
kesamaan dasar  dan perbedaan dasar dalam perusahaan dan transaksinya
dan tidak semata-mata dari perbedaan perlakuan akuntansinya. 
4.    Konsistensi (consistency), yaitu keseragaman dalam penetapan
kebijaksanaan dan prosedur akuntansi yang tidak berubah dari periode ke
periode.
5.    Ketepatwaktuan (timeliness); adalah tersedianya informasi bagi
pembuat keputusan pada saati dibutuhkan sebelum informasi tersebut
kehilangan kekuatan untuk mempengaruhi keputusan. Tersedianya
informasi lama setelah suatu kejadian yang memerlukan tanggapan atau
keputusan berlalu menjadikan informasi tersebut tidak punya nilai lagi.
6.    Ketepatan Penyimbolan (representational faithfulness); adalah
kesesuaian atau kecocokan antara pengukur atau deskripsi (representasi)
dan fenomena yang diukur atau dideskripsi. Dalam akuntansi, fenomena
yang ingin direpresentasi adalah kondisi fisis, kondisi keuangan dan
kegiatan ekonomik badan usaha berupa sumber ekonomik, kewajiban
keuangan dan transaksi atau kejadian yang mengubah sumber ekonomik
dan kewajiban tersebut.
7.    Keterujian (verifiability); adalah kemampuan informasi untuk memberi
keyakin yang tinggi kepada para pemakai karena tersedianya sarana bagi
para pemakai untuk menguji secara independen ketepatan penyimbolan
(kebenaran/validitas informasi).
8.    Kenetralan (neutrality); adalah ketidakberpihakan pada grup tertentu
atau ketakberbiasan (unbiasedness) dalam perlakuan akuntansi.
9.     Materialitas (materiality); adalah besar kecilnya magnituda suatu
penghilangan (omission) atau penyalahsajian (misstatement) informasi
akuntansi yang menjadikan besar kemungkinan bahwa pertimbangan
seorang bijaksana yang mengandalkan diri pada informasi tersebut
berubah atau terpengaruh oleh penghilangan/pengabaian atau
penyalahsajian tersebut.

2.3.   ELEMEN-ELEMEN STATEMEN KEUANGAN


Atas dasar karakteristik kualitatif informasi (keterandalan, khususnya
ketepatan penyimbolan dan keberpautan), tujuan pelaporan keuangan
(informasi semantik yang harus dilaporkan), FASB mengidentifikasi elemen-
elemen spesifik penting sebagai berikut:
Untuk entitas bisnis:
1.    Aset (assets)
2.    Kewajiban (liabilities)
3.    Ekuitas (Equities) atau aset bersih (net assets) untuk entitas non bisnis
4.    Investasi oleh pemilik (investments by owners)
5.     Distribusi ke pemilik (distributions by owners)
6.    Laba komprehensif (comprehensive income)
7.    Pendapatan (revenues)
8.    Biaya (expenses)
9.      Untung (gains)
10.  Rugi (losses)
11.  Aliran kas dari kegiatan operasi (cash flows from operationg activities)
12.  Aliran kas dari kegiatan investasi (cash flows from investing activities)
13.  Aliran kas dari kegiatan pendanaan (cash flows from financing activities)

Elemen aset bersih untuk entitas non bisnis :


1.    Aset bersih terbatas permanen (permanently restricted net assets)
2.    Aset bersih terbatas sementara (temporarily restricted net assets)
3.    Aset bersih terbatas takterbatas (unrestricted net assets)

A.  DEFINISI ELEMEN
1.      Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti (probable) yang
diperoleh atau dikuasai oleh suatu entitas sebagai hasil transaksi atau kejadian masa
lalu.
2.       Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup
pasti yang timbul dari keharusan (obligations) sekarang suatu entitas untuk
mentransfer aset atau menyerahkan jasa kepada entitas lain di masa datang sebagai
akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu.
3.      Ekuitas atau aset bersih adalah kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas,
setelah dikurangi dengan kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas
merupakan kepentingan kepemilikan. Ekuitas pemegang sahamdiklasifikasikan
menjadi dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan 
4.      Investasi oleh pemilik adalah Kenaikan aktiva bersih sebuah perusahaan yang
ditimbulkan oleh transfer sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan
tersebut untuk mendapatkan atau menaikkan kepentingan kepemilikan.
Aktiva adalah bentuk yang paling umum diterima sebagai investasi
oleh pemilik,tetapi investasi ini bisa juga meliputi jasa atau kepuasan atau konversi
kewajiban perusahaan.
5.      Distribusi kepada pemilik adalah penurunan aktiva bersih sebuah
perusahaan  yang
diakibatkan oleh pemindahan aktiva, penyediaan jasa, atau penciptaan kewajiban oleh
perusahaan kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik akan menurunkan kepentingan
kepemilikan dalam perusahaan.
6.      Laba komprehensif adalah perubahan dalam ekuitas suatu badan usaha sebagai
akibat pentransferan aset, penyerahan jasa, dan penimbulan kewajiban oleh badan
usaha tersebut kepada pemilik. Distribusi ke pemilik mengurangi hak pemilikan atau
ekuitas dalam suatu badan usaha.
7.      Pendapatan adalah Aliran masuk aset atau kenaikan aset lainnya pada suatu
entitas atau penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari penyerahan atau
produksi barang, pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk
operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
8.      Biaya adalah aliran keluar aset atau penyerapan aset lainnya pada suatu entitas
atau penimbulan kewajiban entitas tersebut (atau kombinasi keduanya) dari
penyerahan atau produksi barang, , pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain
yang membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
9.      Untung adalah kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) yang beasal dari transaksi
periferal (ikutan) atau insidental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi
atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali kenaikan
sebagai akibat dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.
10.  Rugi adalah penurunan dalam ekuitas (aset bersih) yang beasal dari transaksi
periferal (ikutan) atau insidental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi
atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali
penurunan sebagai akibat dari pendapatan atau investasi oleh pemilik.

B.       PERUBAHAN POSISI KEUANGAN


Aset, kewajiban dan ekuitas seabgai elemen posisi keuangan dapat berubah
akibat tiga hal yaitu kejadian (events), keadaan (circumstances) dan transaksi
(transaction). Pengaruh ketiga hal tersebut dapat terjadi pada tiap elemen aset,
kewajiban, atau ekuitas saja atau pada dua atu tiga elemen sekaligus. Bila
dipandang dari elemen ekuitas, perubahan-perubahan posisi keuangan akibat tiga
hal tersebut dapat dikategorikan menjadi:
1.      Semua perubahan dalam aset dan kewajiban yang tidak dibarengi dengan
perubahan dalam ekuitas.
2.       Semua perubahan dalam aset dan kewajiban yang dibarengi dengan perubahan
dalam ekuitas.
3.      Perubahan dalam ekuitas yang tidak melibatkan aset atau kewajiban.

2.4.  PENGUKURAN DAN PENGAKUAN

Penentuan dan pendefenisisan elemen berkaitan dengan masalah apa yang


harus disajikan dalam statemen keuangan dan terdiri atas apa saja seperangkat
penuh statemen keuangan (a full set of financial statements). Elemen dan pos
menjadi bahan penyusunan seperangkat penuh statemen keuangan. Agar
secara teknis penyususnan statemen keuangan dapat dilaksanakan dengan
mudah, diperlukan sarana (berupa buku besar atau ledger ) untuk mencatat
hasil pengukuran. Oleh karena itu, pos-pos yang harus disajikan dalam
statemen keuangan menjadi basis untuk menamai akun-akuan (accounts)
dalam buku besar. Bila suatu hasil pengukuran dicatat dalam system
pembukuan, berarti informasi tersebut dengan sendirinya akan disajikan via
statemen keuangan (incorporated into financial statements).

A.      PELAPORAN DAN STATEMEN KEUANGAN

Walaupun tujuannya sama, pelaporan keuangan (financial reporting) harus


dibedakan dengan statemen keuangan (financial statements).
FASB  menyatakan bahwa statemen keuangan adalah media utama atau ciri
sentral pelaporan keuangan. Pelaporan keuangan meliputi penyampaian
informasi yang wajib secara luas (mandatory) dan sukarela (voluntary). Lebih
dari itu, informasi tertentu yang bermanfaat mungkin lebih baik (efektif) kalau
disajikan melalui statemen keuangan sementara informasi yang lain akan lebih
efektif kalau disajikan melalui media selain statemen keuangan.

B.       SEPERANGKAT STATEMEN KEUANGAN

Tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif, dan elemen statemen keuangan


akan menentukan jenis statemen apa saja yang membentuk seperangkat penuh
statemen keuangan. Sekelompok elemen akan membentuk jensi statemen
keuangan tertentu. FASB menyatakan bahwa seperangkat penuh statemen
keuangan untuk suatu perioda harus menunjukkan informasi:
1.      Posisi keuangan pada akhir perioda tersebut
2.      Laba untuk perioda tersebut
3.      Laba komprehensif untuk perioda tersebut
4.      Aliran kas selama perioda tersebut
5.      Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama perioda tersebut

C.      PENGUKURAN

Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang


akan dilekatkan pada suatu objek (elemen atau pos) yang terlibat dalam suatu
transaksi, kejadian atau keadaan untuk mereprsentasi makna atau atribut objek
tersebut. FASB mengidentifikasi atribut pengukuran yang sekarang diterapkan
dan masih dapat dilanjutkan penggunaannya (SFAC No. 5, prg 67):
1.      Kos historis atau perolehan kas historis
2.      Kos sekarang
3.      Nilai pasar sekarang
4.      Nilai terealisasi/pelunasan neto
5.      Nilai sekarang atau diskunan aliran kas masa datang

D.      PENGAKUAN

Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui


statemen keuangan sebagaiciri sentral pelaporan keuangan. Secara teknik,
pengakuan berarti pencatatan secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah
rupiah) hasil pengukuran ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah rupiah
tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam statemen
keuangan. 

FASB menetapkan empat kriteria pengakuan fundamental (konseptual) sebagai


berikut:
1.      Definisi (definitions)–suatu pos harus memenuhi definisi elemen statemen
keuangan.
2.      Keterukuran (measurability)–suatu pos harus mempunyai atribut yang terpaut
dengan keputusan dan dapat diukur dengan tingkat keterandalan yang cukup.
3.      Keberpautan (relevance)–informasi yang dikandung suatu pos mempunyai daya
untuk membuat perbedaan dalam keputusan pemakai.
4.      Keterandalan (reliability)–informasi yang dikandung suatu pos secara tepat
menyimbolkan fenomena, teruji (terverifikasi) dan netral. 

2.5.  NILAI SEKARANG DALAM PENGUKURAN AKUNTANSI


Rerangka pengukuran dan pengakuan sebagaimana dimual dalam SFAC
No. 5 telah dikembangkan dan dilengkapi dengan SFAC No. 7 tentang
penggunaan informasi aliran kas dan nilai sekarang dalam pengukuran
akuntansi. Sebagai komponen rerangka konseptual SFAC No. 7 memberi
pedoman yang berisi:
a.       Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi.
b.      Prinsip-prinsip umum (general principles) yang melandasi
penggunaan nilai sekarang, terutama bila jumlah rupiah (amounts)
aliran kas masa datang, saat terjadinya (timing) atau keduanya tidak
pasti.

A.       PENGERTIAN DASAR

1.        Saat Pengukuran

Terdapat dua saat penting yaitu pengukuran pada sat  pengakuan mula-


mula (at initial recognition) yaitu pengukuran pada saat suatu elemen atau pos
timbul dan dicatat pertama kali akibat transaksi, kejadian atau keadaan, dan
pada berbagai saat atau perioda sesudah pengakuan mula-mula yang disebut
dengan pengukuran baru-mulai (fresh-start) yaitu pengukuran dalam perioda-
perioda setelah pengakuan mula-mula untuk menentukan jumlah rupiah
bawaan baru yang tidak berkaitan dengan jumlah rupiah sebelumnya.

2.        Penentuan Aliran Kas Masa Datang

Pengukuran atribut suatu pos atau elemen saat ini dapat didasarkan atas
aliran kas masa datang. Aliran kas masa datang umumnya harus diestimasi.
Ada beberapa dasar penentuan jumlah rupiah kas masa datang, yaitu : taksiran
atau estimat terbaik adalah jumlah rupiah tunggal yang paling-boleh (most-
likely) dalam suatu kisar beberapa jumlah rupiah estimasian yang mungkin
terjadi. Dalam statistika, jumlah rupiah ini merupakan modus suatu distribusi
variabel, aliran kas estimasian adalah jumlah rupiah tunggal yang akan
diterima atau dibayar di masa datang, aliran kas harapan adalah jumlah (sum)
beberapa jumlah rupiah berbobot-probabilitas dalam suatu kisar jumlah rupiah
estimasian yang mungkin terjadi. Dalam statistika, angka ini merupakan mean
atau rata-rata berbobot.
3.      Tujuan Nilai Sekarang Dalam Pengukuran

Tujuan penggunaan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi adalah untuk


menangkap/merefleksi sedapat mungkin perbedaan ekonomik antara sehimpunan
aliran kas masa datang dan untuk mengestimasi nilai wajar. Nilai sekarang dapat
menangkap berbedaan ekonomik antar aliran kas kalau unsur-unsur
dipertimbangkan (SFAC No.7,prg 23) :
a.       Suatu estimat aliran kas masa datang atau dalam beberapa kasus yang kompleks,
serangkaian aliran kas masa datang yang tiba pada saat berbeda.
b.      Harapan-harapan tentang variasi yang mungkin terjadi dalam jumlah dan saat
tibanya aliran kas tersebut.
c.       Nilai waktu uang yang ditunjukkan dengan oleh bunga bebas resiko.
d.      Harga atau nilai penanggungan resiko atau ketidakpastian yang melekat pada aset
atau kewajiban.
e.       Faktor-faktor lain termasuk likuiditas dan ketaksempurnaan pasar.

4.      Prinsip-Prinsip Umum

Prinsip-prinsip umum yang menjadi pedoman penerapan nilai sekarang dalam


mengukur aset dan kewajiban:
a.       Sedapat-dapatnya aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi
asumsi-asumsi tentang kejadian dan ketakpastian masa datang yang dipertimbangkan
dalam memutuskan apakah memperoleh atau tidak suatu aset atau sekelompok aset
dalam suatu transaksi tunai yang bebas.
b.      Tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskun aliran kas harus merefleksi
asumsi-asumsi yang konsisten dengan asumsi-asumsi yang melekat pada aliran kas
estimasian agar pengaruh asumsi tidak berganda atau malahan terabaikan.
c.       Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus bebas dari bias dan faktor yang
tidak berkaitan dengan aset atau kewajiban yang bersangkutan.
d.      Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi kisar munculan yang
mungkin terjadi (possible outcomes) daripada jumlah rupiah tunggal paling boleh
jadi, minimum atau maksimum.

2.6.   MANFAAT DAN KETERBATASAN MODEL

Sebagai suatu model, rerangka konseptual (RK) versi FASB di atas


mempunyai manfaat sebagai sumber acuan untuk mengembangkan hal yang
sama untuk lingkungan (negara) yang lain. Karena konteks lingkungan yang
berbeda, RK yang dikembangkan untuk tiap negara dapat sama atau berbeda
bahkan harus berbeda dengan model yang dijadikan acuan. Walaupun
demikian, proses penalaran di balik Rkcukup bersifat umum (universal)
sehingga dapat digunakan sebagai pedoman berpikir dalam mengembangkan
RK baru untuk konteks lingkungan yang berbeda.

A.      TRANSFER TEKNOLOGI
Transfer teknologi dapat diartikan sebagai transfer proses penalaran dan
perekayasaan untuk menghasilkan produk yang paling efektif untuk mencapai
tujuan fungsional akuntansi negara sasaran. Bila paramaeter yang
dipertimbangkan berbeda, tentu saja produk yang dihasilkan akan berbeda pula
walaupun fungsinya sama.

B.       PENGARUH RK FASB
Dalam kenyataannya, RK FASB mempunyai pengaruh (dampak) yang
besar dalam memicu dan melandasi pengembangan RK di beberapa negara
lain pada perioda mengembangkan atau pada perioda setelah RK FASB
selesai.
 Ada berbagai organisasi profesi dan badan pemerintah yang berusaha
untuk mengembangkan rerangka untuk negaranya masing-masing. Organisasi
profesi tersebut adalah :
1.    Australian Accounting Research Foundation (AARF)
2.    International Accounting Standards Committee (IASC)
3.    Canadian Institution of Chartered Accounts (CICA)
4.    Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW)
5.    (UK) Accounting Standards Board (UK ASB)
Namun proses penalaran dan komponen RK yang dikembangkan oleh
organisasi-organisasi tersebut menunjukkan kemiripan dengan RK FASB.

C.      DOKUMEN KEBIJAKAN

Rerangka konseptual FASB merupakan suatu dokumen kebijakan atau


politis dan bukan dokumen atau karya ilmiah. Sebagai dokumen kebijakan,
proses penyusunannya melibatkan perdebatan atau argumen yang keputusan
akhirnya dalam beberapa kasus melibatkan pemungutan suara (voting). RK
FASB penuh dengan muatan nilai-nilai yang dianut dalam konteks lingkungan
Amerika (value-laden).
Sebagai teknologi, struktur dan proses pemikiran dan penyimpulan untuk
menyusun RK membentu satu kesatuan pengetahuan yang dapat disebut
sebagai teori akuntansi dalam pengertian penalaran logis dan bukan dalam
pengertian penjelasan ilmiah. Penalaran logis bermanfaat untuk mengevaluasi
dan membenarkan praktik akuntansi yang sedang berjalan serta mempengaruhi
dan mengembangkan praktik akuntansi di masa datang.

Anda mungkin juga menyukai