Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun Makalah Teori Akuntani
ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
Rerangka Konseptual Suatu Model.
Makalah ini kami buat dengan melihat beberapa literature untuk membantu
menyelesaikan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah
ini. Oleh karena itu kami mengharapkan pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
ii
BAB I.
PENDAHULUAN...........................................................................
1
1
2
BAB II.
PEMBAHASAN..............................................................................
3
9
13
17
2.5 Nilai Sekarang dalam Pengukuran Akuntansi
.....................................................................................................
.....................................................................................................
20
2.6 Manfaat dan Keterbatasan Model
.....................................................................................................
.....................................................................................................
23
BAB III. PENUTUP KESIMPULAN................................................................
26
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
27
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengertian, kedudukan fungsi, dan model rerangka konseptual sebagai hasil suatu
perekayasaan telah di bahas dalam babsebelum ini, salah satu model rerangka konseptual yang di
kembangkan oleh FASB yang diwujudkan dalam seperangkat pernyataan resmi yang disebut
statements of financial accounting Concept (SFAC). Model FASB digunakan dalam bab ini
karena model tersebut memuat secara lengkap penjelasan, penalaran dan argument untuk tiap
konsep yang dipilih sehingga mempunyai aspek pembelajaran atau pembelajaran dan pendidikan
yang bermanfaat.
Secara diagramatis, komponen komponen konsep dan saling berhubungan dalam model
tersebut dilukiskan sebelumnya, pada makalah ini membahas lebih dalam isi tiap komponen
konsep dalam model tersebut beserta penalaran yang melandasinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa tujuan pelaporan keuangan ?
2. Apa saja karakteristik kualitatif informasi ?
3. Apa saja elemen elemen statemen keuangan ?
4. Bagaimana pengukuran dan pengakuan pelaporan keuangan ?
5. Apa yang dimaksud dengan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi ?
6. Apa saja manfaat dan keterbatasan model ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN
Tujuan adalah kearah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Oleh
karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan langkah yang paling kruasial dalam
perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang
relevan, yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Dengan
demikian diharapkan tujuan yang lebih luas (tujuan ekonomik dan social Negara) akan tercapai
pula.
PEMAKAI DAN KEPENTINGANNYA
Kepentingan pemakai juga beragam tidak hanya antar kelompok pemakai tetapi juga
didalam kelompok pemakai. Beragam kepentingan antara lain adalah pertanggungjawaban,
kebermanfaatan, keputusan, riset keuangan dan pasar, penentuan tarif, penentuan pajak,
pengendalian social, pengendalian alokasi sumber daya ekonomik, dan pengukuran kinerja
entitas, jadi penentuan tujuan merupakan suatu proses yang kompleks. Masalah penyusunan
tujuan adalah menentukan siapa yang dituju, apa saja kepentingannya, seberapa luas (banyak)
informasi yang diinginkan, apa saja sumber informasi yang telah tersedia, dan seberapa banyak
informasi dapat dilayani melalui statemen keuangan.
Most menunjukkan dua pendekatan dalam penentuan tujuan penyediaan infornasi
(pelaporan keuangan), yaitu :
1. Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai bermacammacam kepentingan keputusan.
2. Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai kepentingan
tertentu yang diketahui.
Dengan pendekatan (1) pelaporan keuangan diarahkan untuk menghasilkan satu set data
(satu set statemen keuangan) untuk berbagai pemakai dan kepentingan. Pendekatan (2)
berasumsi bahwa kebutuhan informasi dan model pengambilan keputusan para atau kelompok
pemakai diketahui dengan pasti sehingga dapat disusun berbagai statemen/laporan khusus untuk
melayani berbagai keperluan pengambilan keputusan tiap kelompok pemakai.
ASPEK SOSIAL TUJUAN PELAPORAN
Sebagai teknologi, pelaporan keuangan dalam suatu Negara harus direkeyasa sehingga
tujuan social dan ekonomik Negara tercapai. Tujuan nasional dapat tercapai apabila kegiatan
individual
dengan
berbagai
motivasi
untuk
mencapai
tujuan
individualnya
juga
1. Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hokum, politis dan
social tempat akuntansi diterapkan.
2. Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang dapat
disampaikan melalui mekanisme laporan keuangan.
3. Tujuan pelaporan memerlukan suatu focus untuk menghindari terlalu umumnya
informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan
informasionalnya.
Kontek lingkungan tujuan pelaporan
Tujuan FASB didasarkan atas lingkungan ekonomik, hokum, politis, dan social,
diamerika, lingkungan penerapan akuntansi diberi ciri sebagai berikut:
1. Sistem ekonomi pasar yang maju
2. Sistem produksi, keuangan, dan perbankan yang canggih
3. Pemisahan antara pemilikan dan manajemen; kegiatan perusahaan dijalankan melalui
perusahaan/badan usaha milik investor
4. Pasar modal sebagai sarana pemenuhan modal utama selain lembaga keuangan
5. Pemilikan pribadi sumber ekonomi diakui dan dilindungi pemerintah, sumber daya
produktif lebih banyak, dikelola oleh swasta atau pribadi dari pada oleh pemerintah dan
pemerintah bertindak sebagai regulator
6. Pemerintah membantu kegiatan bisnis dan ekonomik dengan menyediakan informasi
public yang sebagian berasal dari informasi pelaporan keuangan yang disediakan olrh
tiap badan usaha
7. Realibilitas dan kreditabilitas informasi dalam pelaporan keuangan dicapai melalui
pengauditan oleh auditor independen.
Karakteristik dan kebutuhan informasi
Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan tentang jenis informasi
yang dapat disediakan. Karakteristik dan keterbatasan tersebut adalah bahwa informasi yang
disediakan melalui mekanisme pelaporan keuangan:
1. Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industry atau
ekonomi secara keseluruhan.
2. Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan daripada hasil
perhitungan yang pasti.
3. Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi.
6
4. Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang
mengambil keputusan tentang badan usaha.
5. Persediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos sehingga pertimbangan
kos manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan.
Fokus atau cakupan informasi
Pertimbangan atau penalaran FASB untuk memfokuskan pelaporan pada pelaporan
keuangan umumnya diuraikan berikut ini:
1. Tujuan pelaporan didasarkan pada keperluan para pemakai eksternal yang tidak
mempunyai autoritas untuk menentukan atau akses untuk memperoleh informasi yang
mereka perlukan sehingga mereka harus menggantungkan pada informasi yang
disampaikan oleh manajemen kepada mereka.
2. Oleh Karena itu tujuan pelaporan disusun atas dasar gagasan bahwa kemampuan
perusahaan untuk menciptakan aliran kas yang menguntungkan merupakan focus atau
kepentingan umum/bersama dari berbagai pemakai informasi.
3. Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk melayani keputusan
investasi dan kredit bukan hanya dengan informasi yang dapat dituangkan dalam bentuk
statemen keuangan. Dengan kata lain, tujuan pelaporan lebih diarahkan untuk pelaporan
keuangan dan tidak hanya untuk statemen keuangan.
Isi Tujuan Pelaporan
1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para investor
dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat
keputusan-keputusan investasi, kredit, dan semacamnya yang rasional. Informasi harus
terpahami bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang memadai tentang berbagai
kegiatan bisnis dan ekonomik dan bersedia untuk mempelajari informasi dengan cukup
tekun.
2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan
kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai (assessing)
jumlah, saat terjadi, dan ketakpastian penerimaan kas mendatang (prospective cash
receipts) dari dividen atau bunga dan pemerolehan kas (proceeds) mendatang dari
penjualan, penebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman. Dengan cara lain,
7
pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para investor dan
kreditor dan pemakai lain dalam menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan ketakpastian
aliran kas bersih ke badan usaha bersangkutan.
3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomik suatu
badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut (kewajiban badan usaha untuk
mentransfer sumber daya ekonomik ke entitas lain dan ekuitas pemilik), dan akibat-akibat
dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan
klaim terhadap sumber daya tersebut.
Tujuan Pelaporan Entitas Non bisnis
Tujuan utama ( Primary Objectives ):
1. Pelaporan keuangan organisasi non - bisnis harus menyediakan informasi yang
bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial,
dalam membuat keputusan - keputusan rasional tentang alokasi dana ke organisasi
tersebut.
Tujuan-tujuan spesifik ( Spesific Objctives ) :
2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para penyedia dana
dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai ( assessing ) jasa jasa
yang disediakan organisasi dan kemampuannya untuk terus menyediakan jasa jasa
tersebut.
3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia
dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai ( assessing )
bagaimana para manajer organisasi non bisnis telah melaksanakan tanggung jawab
kepengurusannya dan aspek aspek lain kinerjanya.
4. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat tentang sumber daya,
kewajiban, dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan yang mengubah
sumber daya dan hak atas sumber daya tersebut.
5. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja organisasi selama satu
periode. Pengukuran periodik perubahan perubahan jumlah dan sifat asset bersih
organisasi non bisnis dan informasi tentang upaya upaya dan hasil jasa ( service
2.
para
pemakai
mengenai
probabilitas
Kesesuaian atau kecocokan antara pengukur atau deskripsi dan fenomena yang diukur
atau dideskripsi.
8. Keterujian (Verifiability)
Kemampuan informasi untuk memberikan keyakinan yang tinggi kepada para pemakai
karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk menguji secara independen ketepatan
penyimbolan (kebenaran/validitas informasi).
9. Kenetralan (Neutrality)
Ketidak berpihakan pada grup tertentu atau ketakbiasaan dalam perlakuan akuntansi.
10. Keterbandingan (Comparability)
Kemampuan informasi untuk membantu para pemakai mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan antara dua perangkat fenomena ekonomik (misalnya dua perangkat statemen
keuangan yang merepresentasi kegiatan dua badan usaha).
Materialitas (Materiality)
Materialitas adalah besar-kecilnya atau magnituda suatu penghilangan (omision) atau
penyalahsajian (misstatement) informasi akuntansi yang menjadikan besar kemungkinan bahwa
pertimbangan seorang bijaksana (reasonable person) yang mengandalkan informasi tersebut
berubah atau terpengaruh oleh penghilangan/pengabaian atau penyalahsajian tersebut. Untuk
menjadi material, magnituda informasi harus dievaluasi bersamaan dengan kondisi-kondisi yang
melingkupi informasi tersebut. Artinya, magnituda (jumlah rupiah) itu sendiri tidak cukup untuk
basis pertimbangan materialitas tanpa memperhatikan sifat objekatau pos dan kondisi-kondisi
yang melatarbelakangi suatu keputusan.
Pertimbangan materialitas lebih banyak dihadapi oleh manajemen dan auditor di tataran
badan usaha (penyajian statemen keuangan) daripada oleh perekayasa atau penyusun standar.
Auditor sangat berkepentingan dengan materialitas karena kewajaran dalam laporan auditor
dinyatakan dalam batas-batas dalam semua hal yang material (in all material respects). Oleh
karena itu, adanya kebutuhan akan adanya materialitas kuantitatif yang diterbitkan oleh
perekayasa atau penyusun standar. Materialitas merupakan pertimbangan individual dan hanya
dapat dibuat oleh mereka yang mempunyai semua fakta tentang kondisi-kondisi yang melingkupi
suatu keputusan.
Bobot Keberpautan dan Keterandalan
11
Keberpautan dan keterandalan keduanya hatus saling melekat pada sutu informasi agar
informasi tersebut bermanfaat. Kebermanfaatan akan hilang kalau salah satu karakteristik tidak
ada. Karakteristik keberpautan dan keterandalan juga menjadi kriteria yang keduanya harus
dipenuhi dalam pengakuan informasi untuk disajikan dalam statemen keuangan.
Karena para pemakai yang berbeda mempunyai kepentingan dan kebutuhan yang
berbeda, dalam kondisi tertentu bobot (relative importance) yang diletakkan pada tiap
karakteristik juga berbeda-beda. Dalam kenyataannya, keberpautan maksimum (100%) dan
keterandalan maksimum (100%) untuk suatu objek informasi jarang bahkan tidak mungkin
tercapai. Dalam kondisi tertentu, hanya salah satu karakteristik dapat lebih ditekankan dengan
mengorbankan karakteristik yang lain ( tentu saja sampai batas tidak meniadakan yang lain)
untuk mencapai kebermanfaatan optimal. Jadi, terjadi saling korban (trade-off) antara
keberpautan dan keterandalan.
Memang dapat diterima argumen bahwa ambang keterandalan minimal untuk penyajian
suatu informasi melalui statemen keuangan lebih tinggu daripada ambang keterandalan minimal
untuk penyajian diluar statemen keuangan.
2.3 ELEMEN-ELEMEN STATEMEN KEUANGAN
Elemen statemen keuangan adalah makna (meaning) atau konstruk (construct) yang
sengaja ditentukan dalam perekayasaan akuntansi untuk menyimbolkan atau merepresentasi
realitas kegiatan usaha suatu badan usaha sehingga orang dapat membayangkan realitas kegiatan
tersebut secara keuangan tanpa harus menyaksikan sendiri secara fisis kegiatan tersebut.
Kegiatan badan usaha disini meliputi kondisi fisis dan non-fisis serta proses ekonomi badan
usaha.
Elemen statemen keuangan merupakan bahan pembentuk informasi semantik yang
dikandung statemen keuangan. Informasi semantik terdiri atas elemen (object), ukuran (size),
dan hubungan (relation). Jadi, elemen-elemen statemen keuangan harus ditentukan atas dasar
informasi semantik yang disampaikan dalam pelaporan keuangan. Dengan kata lain, tujuan
pelaporan keuangan menentukan informasi semantik yang harus disajikan dan akhirnya
menentukan banyaknya elemen statemen keuangan.
12
Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti yang diperoleh atau
dikuasiai oleh suatu entitas sebagai hasil transaksi atau kejadian masa lalu.
Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa yang akan datang yang cukup
pasti timbul dari keharusan sekarang suatu entitas untuk mentransfer aset atau
menyerahkan jasa kepada entitas lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi atau
kejadian masa lalu.
Ekuitas atau aset bersih adalah hak residual terhadap aset suatu entitas yang masih
tersisa setelah mengurangi aset dengan kewajibannya.
Investasi oleh pemilik adalah kenaikan dalam ekuitas suatu badan usaha sebagai akibat
transfer ke tia dari entitas lain sesuatu yang bernilai untuk mendapatkan hak pemilikan di
dalamnya.
Distribusi ke pemilik adalah penurunan dalam ekuitas suatu badan usaha sebagai akibat
pentransferan aset, penyerahan jasa, dan penimbulan kewajiban oleh badan usah tersebut
kepada pemilik.
14
Laba komprehensif adalahbperubahan dalam ekuitas suatu badan usaha selama suatu
periode yang berasal dari transaksi dan kejadian lain dan kondisi dari sumber-sumber
non-pemilik.
Pendapatan adalah aliran masuk aset atau kenaikan aset lainnya pada suatu entitas atau
penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari penyerahan atau produksi barang,
pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau
utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
Biaya adalah aliran keluar aset atau penyerapan aset lainnya pada suatu entitas atau
penimbulan kewajiban entitas tersebut dari penyerahan atau produksi barang,
pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau
utama dan berlanjut dari entitas tersebut.
Untung adalah kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari transaksi periferal
atau insidental suatu entitas dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang
mempengaruhi entitas tersebut.
Rugi adalah penurunan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari transaksi periferal
atau insidental suatu entitas dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang
mempengaruhi entitas tersebut.
Sepuluh elemen diatas disebut secara eksplisit oleh FASB dalam SFAC No.2. FASB
mendefinisi aliran kas dalam bentuk standar yaitu Statement of Financial Accounting Standars
No. 95, Statement of Cash Flows. Aliran kas bersih terdiri atas tiga aliran berikut ini:
1. Aliran Kas dari Kegiatan Operasi
2. Aliran Kas dari Kegiatan Investasi
3. Aliran Kas dari Kegiatan Pendanaan
Perubahan Posisi Keuangan
Aset, kewajiban dan ekuitas sebagai elemen posisi keuangan dapat berubah akibat tiga
hal yaitu kejadian (events), keadaan (circumstances) dan transaks (transactions). Telah
15
disinggung sebelumnya bahwa pengaruh ketiga hal tersebut terhadap ekuitas dapat melibatkan
aset dan kewajiban.
Kejadian adalah terjadinya suatu perkara atau urusan yang mempunyai konsekuensi
terhadap suatu entitas. Keadaan adalah suasana atau seperangkat kondisi yang berkembang dari
suatu kejadian atau serangkaian kejadian yang berkulminasi pada situasi yang tidak terduga atau
sulit diduga. Keadaan biasanya bersifat random, tak terantisipasi, dan biasanya bersifat darurat
atau istimewa. Transaksi adalah salah satu bentuk kejadian eksternal yang melibatkan transfer
sesuatu yang bernilai anatara dua entitas atau lebih.
Bila dipandang dari elemen ekuitas, perubahan-perubahan posisi keuangan akibat tiga hal
tersebut dapat dikategori menjadi:
A. Semua perubahan dalam aset dan kewajiban yang tidak dibarengi dengan perubahan
dalam ekuitas.
B. Semua perubahan dalam aset dan kewajiban yang dibarengi dengan perubahan dalam
ekuitas.
C. Perubahan yang tidak melibatkan aset atau kewajiban.
2.4 PENGUKURAN DAN PENGAKUAN
Penentuan dan pendefinisian elemen seperti dibahas diatas berkaitan dengan masalah apa
yang harus disajikan dalam statemen keuangan dan terdiri atas apa saja seperangkat penuh
statemen keuangan (a full set of financial statements). Elemen dan pos menjadi bahan
penyusunan seperangkat penuh statemen keuangan.
Bila sarana pencatatan telah tersedia, masalah berikutnya adalah bagaimana suatu objek
(pos) yang terlibat dalam transaksi, kejadian, atau kondisi diukur, dan apakah hasil pengukuran
dapat dicatat dalm sistem akuntansi. Bila dapat, kapan hal tersebut yaitu kejadian apa yang
menandai saat (timing) pencatatan.
Pelaporan dan Statemen Keuangan
Telah sering disinggung bahwa walaupun tujuannya sama, pelaporan keuangan (financial
reporting) harus dibedakan dengan statemen keuangan (financial statement). FASB menyatakan
16
bahwastatemen keuangan adalah media utama atau ciri sentral pelaporan keuangan ( a central
feature of financial reporting).
Pelaporan keuangan mencakupi pula penyediaan informasi yang manajemen ingin
menyampaikan selain melalui statemen keuangan baik lantaran informasi tersebut wajib
diungkapkan untuk memenuhi undang-undang, peraturan pemerintah, atau kebiasaan maupun
lantaran manajemen sendiri menganggap bahwa informasi tersebut bermanfaat bagi pihak luar
dan bermanfaat bagi pihak luar dan berkehendak untuk mengungkapnya secara sukarela.
Pengukuran dan pengakuan menentukan lingkup pelaporan keuangan yang wajib
disajikan melalui seperangkat penuh statement keuangan (wajib secara sempit atau spesifik)
Seperangkat Sistem Keuangan
Tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif, dan elemen statemen keuangan akan
menentukan jenis statemen apa saja yang membentuk seperangkat penuh statement keuangan.
Sekelompok elemen akan membentuk jenis statemen keuangan tertentu. FASB menyatakan
bahwa seperangkat penuh statement keuangan untuk suatu periode harus menunjukkan informasi
di halaman berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Pengukuran
Elemen atau pos harus diukur untuk membawa informasi semantik. Pengukuran
(measurement) adalah penentuan besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang akan di lekatkan
pada suatu objek (elemen atau pos) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian, atau keadaan
untuk mempresentasi makna atau atribut (attribute) objek tersebut. Atribut adalah suatu yang
melekat pada suatu objek yang menggambarkan sifat atau ciri yang dikandung objek tersebut.
Atribut pengukuran (measurement attribute) suatu elemen/pos adalah dasar pengukuran (jumlah
rupiah) yang harus dilekatkan pada suatau elemen/pos untuk mempresentasi secara tepat atribut
yang ingin di ungkapakan dari elemen/pos tersebut dalam pelaporan keuangan. Misalnya, tujuan
17
pelaporan pos mesin adalah untuk menunjukan sisa potensi jasa mesin (bukan harga jual mesin).
Sisa potensi jasa merupakan atribut mesin yang ingin disampaikan sehingga atribut penguuran
yang relevan adalah kos historis.
FSAB mengidentifikasi atribut pengukuran yang sekarang diterapkan dan masih dapat
dilanjutkan penggunaannya yaitu (SFAC No. 6. Prg. 67):
a.
b.
c.
d.
e.
Kos historis atau perolehan kas historis (historical cost atau proceeds)
Kos sekarang (current cost)
Nilai pasar sekarang (current market value)
Nilai terealisas/ pelunasan neto (net realizable/settlement value)
Nilai sekarang atau diskunan aliran kas masa datang (present of discounted value of
future cost flows)
Gambar 4.16
Atribut Pos dan Atribut Pengukuran yang Berpaut
Contoh Pos
Atribut
Gedung,
Direpresentasi
mesin, Sisa potensi jasa
perlekapan
Kewajiban
pelanggan
Beberapa sediaan
Kos historis
disepakati
Pengeluaran
memperoleh
yang
sama
Jumlah rupiah yang diperoleh Nilai pasar sekarang
Piutang usaha
bila terjual
Jumlah rupiah yang akhirnya Nilai terealisasi
Utang usaha
tertagih
Jumlah rupiah yang akhirnya Nilai pelunasan
dibayar
Nilai
bawaan
18
Pengertian pengukuran diatas bersifat umum atau luas tidak dibatasi apada pengukuran
pada saat suatu objek terjadi (diperoleh) atau pada saat suatu abjek dilaporkan. Pengukuran suatu
pos untuk dilaporkan pada tanggal statement keuangan sering disebut dengan penilain
(valuation) sedangkan istilah pengukuran sering dibatasi penggunaannya untyuk menentukan
jumlah rupiah pada saat pemerolehan atau terjadinya suatu objek. Pengukuran atau penilaian
merupakan bagian penting dalam rerangka konseptual karena keterukuran (measurability)
merupakan salah satu kriteria untuk menyajikan suatu pos melalui statement keuangan.
Pengakuan
Secara konseptual pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statement
keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan. Secara teknis pengakuan berarti pencatatan
secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam sistem
akuntansi sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksidalam
statement keuangan.
FASB menetapkan empat kriteria pengakuan fundamental (konseptual) sebagai berikut (SFAC
No. 5, prg. 63):
Definisi (definitions), suatau pos ahrus memenuhi definisi elemen statement keuangan
Keterukuran (measurability), suatu pos harus memliki atribut yang beraput dengan
keputusan dan dapat diukur dengan tingkat keterandalan yang cukup
Keberpautan (relevance), informasi yang dikandung suatu pos mempunyai daya untuk
membuat perbedaan dalam keputusan pemakai
Keterandalan
(reliability),
informasi
yang
dikandung
suatu
pos
secara
pengakuan sangat penting dalam penentuan laba, pos-pos yang biasanya dikenai kriteria
pengakuan adalah pos-pos pembentuk statement laba rugi dan laba komprehensif terutama
pendapatan dan untung serta biaya dan rugi.
2.5 NILAI SEKARANG DALAM PENGUKURAN AKUNTANSI
Pengukuran sering dibedakan dengan penilaian karena perbedaan saat pengukuran.
Penilaian sering digunakan pula untuk menunjukan pengukuran yang jumlahrupiahnya tidak
dapat diamati melalui transaksi atau pasar (marketplace-determined amount). Untuk selanjutnya
pengukuran digunakan dalam arti luas atau umum meliputi penilain.
Sebagai komponen rerangka konseptual SPAC N0. 7 memberi pedoman yang berisi:
a. Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi
b. Prinsip-prinsip umum (general principles)yang melandasi penggunaan nilai sekarang,
terutama bila jumlah rupiah (amounts) aliran kas masa datang, saat terjadinya (timing),
atau keduanya tidak pasti
Pengertian Dasar
Untuk memahami konsep konsep dalam komponen rerangka konseptual ini, perlu dipahami
bebrap pengertian dasar yang terkandung dalam rerangka ini.
Saat Pengukuran
Terdapat dua saat pengukuran yang penting:
1. Pengukuran saat pengakuan mula mula adalah pengukuran pada saat suatu elemet atau
pos timbul dan dicatat pertama kali akibat transaksi, kejadian, atau keadaan. Penentuan
dan pencatatan jumlah rupiah yang melekat pada suatu mesin pada saat diperoleh
merupakan contoh pengukuran ini.
2. Pengukuran baru mulai adalah pengukuran dalam periode-periode setelah pengukuran
mula mula untuk menentukan jumalah rupiah bawaan (carrying amount) baru yang tidak
berkaitan dengan jumlah jumlah-jumlah rupiah sebelumnya (misalnya kos historis atau
atribut pengukuran lain yang telah tercatat dalam sistem akuntansi).
Penentuan Aliran Kas Masa Datang
20
Taksiran atau Estimat Terbaik (Best Estimate) adalah jumlah rupiah tunggal yang
paling boleh jadi (most-likely) dalam suatu kisar/rentang beberapa jumlah rupiah
estimasian yang mungkin terjadi.
Aliran Kas Estimasian (Estimate Cash Flow) adalah jumlah rupiah tunggal yang akan
diterima atau dibayar di masa datang.
Aliran Kas Harapan (Expected Cash Flow) adalah gunggung (sum) beberapa jumlah
rupiah berbobot-probabilitas (probability-weighted amounts) dalam suatu kisar julah
rupiah estimasian yang mungkin terjadi.
Formula :
Nilai Sekarang Harapan (Expected Present Value) adalah gunggung beberapa nilai
sekarang berbobot-probabilitas suatu kisar aliran kas estimasian yang mungkin terjadi , yang
semuanya didiskun dengan tingkat bunga yang sama.
Nilai Wajar
Nilai Wajar (Fair Value) adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu objek dalam
suatu transaksi anatara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekna atau paksaan. Nilai
wajar suatu aset (atau kewajiban) adalah suatu jumlah rupiah yang denagnnya aset (atau
kewajiban) dapat dibeli (atau disepakati/terjadi) atau dijual (atau dilunasi) dalam suatu transaksi
antara pihak berkehendak yaitu bukan dari penjualan paksaan atau liquidasi.
21
Sebagai rerangka konseptual (RK) versi FASB mempunyai manfaat sebagai sumber
acuan untuk mengembangkan hal yang sama untuk lingkungan (negara) yang lain. Karena
konteks lingkungan yang berbeda RK yang dikembangkan untuk setiap negara dapat sama atau
berbeda bahkan harus berbeda dengan model yang dijadikan acan. Walaupun demikian proses
penalaran dibalik RK cukup bersifat umum (universal) sehingga dapat digunakan sebagai
pedoman berfikir dalam mengembangkan RK baru dalam konteks lingkungan yang berbeda.
Transfer Teknologi
Bila akuntansi dipandang sebagai teknologi RK (termasuk standar yang diturunkan
darinya) dapat di pandang sebagai produk teknologi. dalam hal inilah harus dibedakan antara
transfer teknologi dan transfer produk.
RK FASB dijadikan model buku ini karena model tersebut memuat secara lengkap
penjelasan, penalaran dan argumen untuk tiap konsep yang dipilih sehingga mengandung aspek
pembelajaran dan pendidikan yang tinggi. Dengan memahami teknologi penalaran dan
perekayasaan akuntansi, orang akan dapat mencipatakan produk (praktik akuntansi) yang paling
sesuai dengan lingkungan penerapannya. Dengan kata lain proses penalaran dibalik RK FASB
dapat dijadikan basis untuk mengembangkan RK dengan memasukkan karateristik lingkungan
(parameter) diterapkannya model tersebut. Pengembangan praktik mestinya tidak sekedar
transfer produk. Dalam beberapa hal, transfer produk sering terpaksa harus dilakukan tetapi
dalam banyak hal hasilnya tidak begitu mengembirakan.
Pengaruh RK FASB
Dalam kenyataannya, RK FASB mempunyai pengaruh (dampak) yang besar dlam
memicu dan melandasi pengembangan RK di beberapa negara lain pada periode
mengembangkan atau periode setelah RK FASB selesai.
Organisasi profesi yang berusaha mengembangkan rerangka untuk negaranya masing masing
Gore (1992. Hlm. 124-131)
a.
b.
c.
d.
24
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Tujuan adalah kearah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Oleh
karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan langkah yang paling kruasial dalam
perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang
relevan, yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Dua
pendekatan dalam penentuan tujuan penyediaan infornasi (pelaporan keuangan), yaitu :
1. Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai bermacammacam kepentingan keputusan.
2. Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai kepentingan
tertentu yang diketahui.
Sebagai teknologi, pelaporan keuangan dalam suatu Negara harus direkeyasa sehingga
tujuan social dan ekonomik. Seperti tujuan fungsional, tujuan bersama, tujuan kelompok
dominan, tujuan versi ASOBAT, tujuan versi APB N0. 4, tujuan versi trueblood committe, dan
tujuan laporan keuangan FASB. Dalam kenyataannya, RK FASB mempunyai pengaruh
(dampak) yang besar dlam memicu dan melandasi pengembangan RK di beberapa negara lain
pada periode mengembangkan atau periode setelah RK FASB selesai. Sebagai dokumen politis,
RK FABS tentunya mengandung kelemahan dan tidak dapat memuaskan semua pihak. Itulah
sebabnya RK FABS menjadi sasaran kritik baik dari kalangan profesi maupun akademik.
25
DAFTAR PUSTAKA
Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta : BPFE
26