Tujuan pelaporan keuangan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis dan susunan statement keuangan. Untuk menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak yang dituju dan kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas sehingga informasi yang dihasilkan pelaporan keuangan dapat memuaskan, kebutuhan internasional pihak yang dituju. 1. Pemakai dan Kepentingannya FASB merinci pemakai potensial yang dapat dituju oleh pelaporan keuangan yaitu owner, lenders, suppliers, employees, management, directors and customers. Dua pendekatan dalam penentuan tujuan penyediaan informasi (pelaporan keuangan) yaitu: 1) Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai bermacam-macam kepentinga keputusan 2) Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai kepentingan tertentu yang di ketahui. 2. Aspek Sosial Tujuan Pelaporan Tujuan nasional dapat tercapai apabila kegiatan individual dengan berbagai motivasi untuk mencapai tujuan individualnya juga memaksimumkan tujuan negara. Bila akuntansi harus berperan dalam hal ini, maka tujuan pelaporan keuangan harus dipertimbangkan dalam konteks tujuan keiatan sosial atau masyarakat dalam suatu negara. Bila tujuan masyarakat harus dicapai, tujuan siapa yang harus dipertimbangkan? Berkaitan dengan ini, Bloom dan Elgers (1995) mendeskripsi tiga macam tujuan pelaporan keuangan yaitu: tujuan fungsional, tujuan bersama dan tujuan kelompok dominan. a. Tujuan Fungsional Tujuan Fungsional adalah tujuan masyarakat atau organisasi secara keeluruhan tanpa memperhatikan tujuan/motivasi masing-masing individual di dalamnya. b. Tujuan Bersama Tujuan bersama adalah sau atau beberapa tuhuan individual yang sama dengan tujuan individual lainnya. c. Tujuan Kelompok Dominan Bila tujuan dan model pengambilan keputusan semua individual atau kelompok individual dapat diidenifikasi, tujuan beberapa individual yang dominan dalam suatu kegiatan masyarakat dapat dijadikan tujuan kegaiatan sosial masyarakat bersangkutan. 3. Perkembangan Tujuan Pelaporan Keuangan Wolk, Tearney, dan Dold (2001) mendeskripsi dan membahas perkembangan tujuan pelaporan di Amerika mulai dari dokumen yang dihasilkan Komite Eksekutif American Accounting Association (AAA) berupa A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) sampai dokumen yang dihasilkan FASB berupa Conceptual Framework. Berikut dibahas secara ringkas tujuan pelaporan yang diajukan oleh badan-badan tersebut. a. Tujuan versi ASOBAT 1) Membuat keputusan yang berkaitan dengan penggunaan sumber daya alam, manusia dan finansial yang terbatas 2) Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu organisasi secara efektif 3) Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen 4) Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial b. Tujuan Versi APB No. 4 1) To present reliable financial information about enterprise resources and obligations, economics progress and other changes in resources and obligations 2) To present information helpful in estimatimg earnings potential 3) To present other financial information needed by users, particularly owners and creditors 4. Tujuan Pelaporan Keuangan FASB FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran yaitu bahwa: 1) Tujuan pelaporan keangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hukum, politis X dan sosial tempat akuntansi diterapkan 2) Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi yang dapat disampaikan melalui mekanisma pelaporan keuangan 3) Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk meghindari terlalu umumnya informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan informasinya a. Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan FASB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat steril dari lingkungan penerapan pelaporan keuangan. Oleh karena itu, tujuan pelaporan harus dikembangkan atas dasar sifat kegiatan dan keputusan ekonomik para pemakai informasi. Tujuan pelaporan FASB didasarkan atas lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan sosial di Amerika. b. Karakteristik dan Keterbatasan Informasi Karakteristik dan keterbatasan tersebut adalah bahwa informasi yang disediakan melalui mekanisma pelaporan keuangan: 1) Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada denga industri ekonomi secara keseluruhan 2) Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan daripada hasil perhitungan yang pasti 3) Sebagai besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi 4) Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka yang mengambil keputusan tentang badan usaha 5) Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan cost sehingga pertimbangan cost manfaar dapat membatasi apa yang harus dilaporkan. c. Fokus atau Cakupan Informasi Pertimbangan atau penalaran FASB untuk memfokuskan pelaporan pada pelaporan keuangan umum diuraikan berikut ini: 1) Tujuan pelaporan didasarkan pada keperluan para pemakai eksternal yang tidak mempunyai autoritas untuk menentukan atau akses untuk memperoleh informasi yang mereka perlukan sehingga mereka harus menggantungkan diri pada informasi yang disampaikan oleh manajemen kepada mereka. 2) Oleh karena itu, tujuan pelaporan disusun atas dasar gagasan bahwa kemampuanperusahaan untuk menciptakan aliran kas yang menguntungkan meupakan fokus atau kepeningan umum bersama dari berbagai pemakai informasi. 3) Tujuan pelaporan berkaitan dengan penyediaan informasi luas untuk melayani keputusan investasi dan kredit bukan hanya dengan informasi yang dapat dituangkan dalam bentuk statement keuangan. d. Isi Tujuan Pelaporan Tujuan utama pelaporan keuangan dalam rerangka konseptual FASB: 1) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi hang bermanfaat bagi para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potemsial, dalam membuat keputusan-keputusan investasi, kredit dan semacamnya yang rasional. Informasi harus terpahami bagi mereka yang mempuyai pengentahuan yang memadai tentang berbagai kegiatan bisnis dan ekonomik dan bersedia untuk mempelajari informasi dengan cukup. 2) Pelapora keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para pemakai, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian penerimaan kas mendatang dari dividen atau bungan dan pemerolehan kas mendatang dari penjualan, penebusan atau jatuh temponya sekuritas. 3) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya ekonomi suatu badan usaha, klaim terhadap sumber sumber tersebut (kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber data skonomik ke entias lain dan ekuitas pemilik).
5. Teori di Balik Tujuan Pelaporan FASB
6. Tujuan Pelaporan Keuangan Organisasi Nonbisnis a. Tujuan utama (Primary Objective): Pelaporan keuangan organisas nonbisnis harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam membuat keputusan-keputusan rasional tentang alokasi dana ke organisasi tersebut. b. Tujuan Spesifik: a) Pelaporan keuangan harus menyediakan infromasi untuk membatu para penyedia dana dan pemakai, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai jasa-jasa yang disediakan organisasi dan kemampuannya untuk terus menyediakan jasa jasa tersebut. b) Pelaporan keuangan harus menyediakan infromasi untuk membatu para penyedia dana dan pemakai, baik berjalan maupun potensial, dalam menilai Bagaimana para manajer organisasi nonbisnis telah melaksanakan tanggung jawab kepengurusanmya dan aspek-aspek lain kinerjanya. c) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya, kewajiban dan sumberdaya aset bersih organisasi, dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian dan keadaan ang mengubah sumber daya dan hak atas sumber daya tersebut. Pada mulanya, FASB mempertimbangkan organisasi-organisasi berikut sebagai nonbisnis: Unit unit kepemerintahan Organisasi amal dan keagamaan Intitusi sosial Organisasi swasta nonprofit B. KARAKTERISTIK KUALITATIF INFORMASI Kriteria yang menjadi pedoman kebijakan akuntansi sangat erat kaitannya dengan masalah apakah informasi suatu objek bermanfaat untuk pengambilan keputusan bagi pihak pemakai yang dituju. Kebermanfaatan Merupakan suatu karakteristik yang hanya dapat ditentukan secara kualitatif dalam hubungannya dengan keputusan, pemakai, dan keuakinan oemakai terhadap informasi. Oleh karena itu, kriteria ini secara umum disebut karakteristik kualitatif atau kualitas informasi akuntansi. Kalau pemakai tidak dapat mencerna informasi yang disajikan, akhirnya informasi akan menjadi tidak digunakan yang berarti tidak bermanfaat kalua disediakan. Oleh karena itu, kualitas informasi juga harus sepadan dengan kuliatas pemakai (user-specific qualities). Pertimbangan 3 dimaksudkan FASB untuk menentukan kualifikasi minimal para pemakai sehingga suatu informasi terpahami (understandable) oleh mereka tanpa harus selalu disertai penjelasan rinci yang bersifat mengajari. Rerangka konseptual perlu menentukan kualitas informasi spesifik-keputusan (dicision- specific qualities) yang menjadi kriteria kebermanfaatan agar penentu kebijakan akuntansi mempunyai pedoman untuk melakukan pertimbangan 4 dan 5. FASB merumuskan kualitas spesifik ini dalam dua kategori yaitu primer (primary) beserta unsur-unsurnya (ingredients) dan sekonder/interaktif (secondary/interactive). Kualitas primer terdiri atas kelayanan atau keberpautan atau relevansi (relevance) dan keterandalan atau realibilitas (verifiability) dan ketepatan penyimbolan (repetantional faithfulness). Kualitas sekonder terdiri atas keterbandingan (comparability), ketaatasasan atau konsistensi (consistency) dan kenetralan atau netralitas (neutrality). Hasil proses perekayasaan perumusan karakteristik kualitatif informasi yang dilukiskan pada gambar diatas, atas dituangkan FASB dalam dalam suatu konsep yang disebut hirerki kualitas informasi akuntansi (hierarchy of accounting qualities). 1. Nilai Informasi Mengatakan bahwa informasi harus bermanfaat bagi para pemakai sama saja dengan mengatakan bahwa informasi harus mempunyai nilai. Informasi dikatakan mempunyai nilai (kebermanfaatan keputusan) apabila informasi tersebut: 1) Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa lalu, sekarang, atau masa datang. 2) Menambah keyakinan para pemakai mengenai probabilitas terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian. 3) Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai. Kualitas yang dinyatakan pada gambar dibawah ini adalah kualitas yang menjadikan informasi mempunyai nilai atau manfaat. 2. Keterpahamian (Understandibility) Keterpahamian adalah kemampuan informasi untuk dapat dicerna maknanya oleh pemakai. Dua faktor mempengaruhi keterpahamian informasi itu sendiri. FASB menganalogi informasi sebagai alat atau perkakas (tool). Alat akan bermanfaat bagi pemakai kalau alat tersebut memang alat yang cocok atau tepat dan pemakai bersedia untuk belajar mengenai kemampuan dan cara kerja alat tersebut. Betapapun canggihnya, suatu alat menjadi tidak bermanfaat kalau pemakai tidak mengetahui gunananya. Sebaliknya, alat yang jelas diketahui gunanya menjadi tidak terpakai lantaran pemakai tidak tahu dan tidak bersedia belajar cara menggunakannya.
C. ELEMEN – ELEMEN STATEMEN KEUANGAN
Elemen statemen keuangan adalah makna (meaning) atau konstruk (construct) yang sengaja ditentukan dalam perekayasaan akuntansi untuk menyimbolkan atau merepresentasi realitas kegiatan usaha suatu badan usaha sehingga orang dapat membayangkan realitas kegiatan tersebut secara keuangan tanpa harus menyaksikan sendiri secara fisis kegiatan tersebut. Elemen statemen keuangan merupakan bahan pembentuk informasi semantik yang dikandung statemen keuangan. Informasi semantik terdiri atas elemen (object), ukuran (size), dan hubungan (relationship). Jadi, elemen-elemen statemen keuangan harus ditentukan atas dasar informasi semantik yang ingin disampaikan dalam pelaporan keuangan. Dengan kata lain, tujuan pelaporan keuangan menentukan informasi semantik yang harus disajikan dan akhirnya menentukan banyaknya elemen stateemen keuangan. 1. Definisi Elemen Makna atau definisi elemen mengacu pada kelas objek luas (misalnya aset atau biaya). Rincian elemen berupa objek atau kejadian ekonomik tertentu ( misalnya kas atau penjualan barang dagangan) yang memenuhi definisi elemen tidak tersebut sebagai elemen tetapi sebagai pos (item). Pos-pos yang secara formal termuat dalam statemen keuangan merupakan representasi (penyimbolan dalam kata dan angka) sumber – sumber ekonomik tertentu suatu entitas, klaim terhadap sumber tersebut, dan perubahannya akibat pengaruh transaksi, kejadian, atau keadaan. Artinya, simbol- simbol (kata dan angka) melambangkan realitas operasi atau fenomena badan usaha berupa uang tunai, bangunan, penjualan, gaji, kerusakan bangunan akibat gempa, dan barang atau kejadian ekonomik lainnya. - Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti (probable) yang diperoleh atau dikuasai oleh suatu entitas sebagai hasil transaksi tau kejadian masa lalu. - Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti timbul dari keharusan (obligation) sekarang suatu entitas untuk mentransfer aset atau menyerahkan jasa kepada entitas lain dimasa datang sebagai akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu. - Ekuitas atau aset bersih adalah hak residual terhadap aset suatu entitas yang masih tersisa setelah mengurangi aset dengan kewajibannya. Dalam suatu badan usaha, ekuitas adalah hal pemilikan. - Investasi oleh Pemilik adalah kenaikan dalam ekuitas suatu badan usaha sebagai akibat dari transfer ke tiap dari entitas lain sesuatu yang bernilai untuk mendapatkan atau menaikkan hak pemilikan (atau ekuitas) didalamnya. - Distribusi ke Pemilik adalah penurunan dalam ekuitas suatu badan usaha akibat pentransferan aset, penyerahan jasa, dan penimbulan kewajiban oleh badan usaha tersebut kepada pemilik. - Laba Komperhensif adalah perubahan dalam ekuitas suatu badan usaha selama suatu periode yang berasal dari transaksi dan kejadian lain dan kondisi dari sumber-sumber nonpemilik. - Pendapatan adalah aliran masuk aset atau kenaikan aset lainnya pada suatu entitas atau penyelesaian/pelunasan kewajiban entitas tersebut dari penyerahan atau produksi barang, pemberian / penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan berlanjut dari entitas tersebut. - Biaya adalah aliran keluar aset tau penyerapan aset lainnya pada suatu entitas atau penimbulan kewajiban entitas tersebut (atau kombinasi keduannya) dari penyerahan atau produksi barang, pemberian/penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang membentuk operasi sentral atau utama dan belanjut dari entitas tersebut. - Untung adalah kenaikan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari transaksi perferial (ikutan) atau insidental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali kenaikan sebagai akibat dari pendapatan atau investasi oleh pemilik. - Rugi adalah penurunan dalam ekuitas (aset bersih) yang berasal dari transaksi perferial (ikutan) atau insidental (kala-kala) suatu entitas dan dari semua transaksi atau kejadian atau keadaan lain yang mempengaruhi entitas tersebut kecuali penurunan sebagai akibat dari biaya atau dsitribusi ke pemilik. Sepuluh elemen diatas disebut secara eksplisit oleh FASB dalam SFAC NO.2. Walaupun aliran kas bersih disebut secara eksplisit dalam tujuan 2 pelaporan keuangan, elemen-elemen pembentuk aliran kas bersih tidak didefinisi dalam rerangka konseptual. FASB mendefinisi elemen aliran kas dalam bentuk standar yaitu Statement of Financial Accounting Standards No. 95, “Statement of Cash Flows.” Aliran kas bersih terdiri atas tiga aliran berikut ini: Aliran Kas dari Kegiatan Operasi adalah aliran kas bersih (masuk dan keluar) yang berkaitan dengan kegiatan yang meliputi semua transaksi dan kejadian yang bukan termasuk dalam kegiatan investasi dan pedanaan. Aliran kas dari kegiatan operasi biasanya merupakan pengaruh terhadap kas transaksi dan kejadian lain yang dimasukkan dalam penentuan laba. Aliran Kas dari Kegiatan Investasi adalah aliran kas bersih (masuk dan keluar) yang berkaitan dengan kegiatan yang meliputi pemberian dan pelunasan pinjaman dan pemerolehan dan penjualan instrumen utang dan ekuitas, gedung, pabrik, perlengkapan, dan aset produktif lainnya yaitu aset yang digunakan dalam produksi barang atau jasa oleh badan usaha (selain material yang menjadi bagian dari sediaan badan usaha). Aliran Kas dari Kegiataan Pendanaan adalah aliran kas bersih (masuk dan keluar) yang berkaitan dengan kegiatan yang meliputi perolehan dana dari pemilik dan pemberiaan imbalan (return on) dan kembalian (return of) investasinya; peminjam uang dan pembayaran jumlah yang dipinjam, atau penyelesaian utang tersebut dengan cara lain; dan pemerolehan dan pembayaran sumber dana lain yang diperoleh dari kreditor atas kredit jangka panjang. DAFTAR PUSTAKA
Suwardiono. (2008). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: