Anda di halaman 1dari 4

I. Tujuan Pelaporan Keuangan.

Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Oleh
karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan langkah yang paling krusial
dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan konsep-konscp dan
prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan
statemen keuangan. Untuk menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak yang dituju
dan kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas sehingga informasi yang dihasilkan
pelaporan keuangan dapat memuaskan kebutuhan informasional pihak yang dituju.
A. Pemakai Dan Kepentingannya.
Kepentingan pemakai juga beragam tidak hanya antar kelompok pemakai tetapi
juga di dalam kelompok pemakai. Beragam kepentingan antara lain adalah
pertanggungjawaban, kebermanfaatan keputusan, riset keuangan dan pasar,
penentuan tarif, penentuan pajak, pengendalian sosial, pengendalian alokasi
sumber daya ekonomik, dan pengukuran kinerja entitas. Jadi, penentuan tujuan
merupakan suatu proses yang kompleks. Masalah penyusunan tujuan adalah
menentukan siapa yang dituju, apa saja kepentingannya, seberapa luas (banyak)
informasi yang diinginkan, apa saja sumber informasi yang telah tersedia, dan
seberapa banyak informasi dapat dilayani melalui statemen keuangan.
Karakteristik pemakai statemen keuangan juga harus dipertimbangkan dalam
penentuan tujuan pelaporan kenangan. Karakteristik pemakai antara lain
kedudukan pemakai terhadap entitas pelapor (akses terhadap informasi) dan
tingkat pengetahuan pemakai tentang bisnis dan ekonomi.
B. Aspek Sosial Tujuan Pelaporan.
Pelaporan keuangan dalam suatu negara harus direkayasa sehingga tujuan sosial
dan ekonomik negara tercapai. Tujuan nasional dapat tercapai apabila kegiatan
individual dengan berbagai motivasi untuk mencapai tujuan individualnya juga
memaksimumkan tujuan negara. Dengan kata lain, terjadi keselarasan
(kongruensi) antara tujuan/perilaku ekonomik individual yang membentuk
masyarakat dan tujuan ekonomik negara. Ada 3 tujuan pelaporan keuangan yaitu :

Tujuan
Pelaporan
Keuangan

Tujuan
Tujuan Tujuan
Kelompok
Fungsional Bersama
Dominan
II. Perkembangan Tujuan Pelaporan Keuangan.
Tujuan pelaporan keuangan dalam profesi akuntan si di Amerika mengalami semacam
evolusi. Perkembangan terjadi karena pergeseran kesepakatan dalam hal siapa kelompok
yang dituju, apa kepentingannya, dan seperti apa model pengambilan keputusan yang
digunakan. Adapun beberapa tujuan pelaporan yang diajukan yaitu :
a) Tujuan Versi ASOBAT.
Komite ini men definisi tujuan pelaporan keuangan dengan menunjukkan
manfaatnya untuk:
1. Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan penggunaan
sumberdaya (alam, fisis, manusia, dan finansial) yang terbatas.
2. Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu
organisasi secara efektif.
3. Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepada manajemen.
4. Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial.
Dapat disimpulkan bahwa pemakai yang diarah oleh tujuan di atas adalah
berbagai kelompok yaitu manajemen, investor, kreditor, pegawai, pemasok, dan
regulator walaupun tujuan sosial juga menjadi perhatian sebagaimana terefleksi
dalam tujuan keempat. Karena pihak yang dituju tidak jelas, dapat dikatakan
bahwa ASOBAT sebenarnya mendefinisi tujuan pelaporan atas dasar tujuan
fungsional.
b) Tujuan Versi APB No.4.
APB menyadari bahwa terdapat berbagai kelompok pemakai informasi akuntansi
tetapi APB mengarahkan pelaporan secara khusus ke investor (pemilik) dan
kreditor sebagai fokus. Jadi, dapat dikatakan bahwa APB mengembangkan tujuan
atas dasar tujuan kelompok dominan. Dengan kata lain, APB berusaha
menghasilkan statemen keuangan umum dengan investor dan kreditor sebagai
kelompok dominan.
c) Tujuan Versi Trueblood Committee.
Tujuan pelaporan yang diajukan oleh Komite Trueblood tidak jauh berbeda
dengan tujuan dalam ASOBAT maupun APB No. 4 kecuali bahwa tujuan dalam
laporan Komite Trueblood lebih rinci dan mengidentifikasi aspek-aspek tujuan.
Dua hal penting yang ditekankan oleh Komite. ini adalah daya melaba (earnings
power) dan elemen aliran kas (cash flaws). Tujuan pelaporan oleh Komite
Trueblood ini akhirnya menjadi basis penyusunan tujuan pelaporan dalam
rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FASB.
III. Tujuan Pelaporan Keuangan FASB.
Sebagai suatu “konstitusi.” tujuan pelaporan keuangan merupakan landasan penting
dalam suatu rerangka konseptual. Perekayasaan pelaporan keuangan dimulai dari
penetapan tujuan pelaporan. FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga
aspek landasan pikiran yaitu bahwa:
1. Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hukum,
politis, dan sosial tempat akuntasi diterapkan.
2. Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan infomasi yang
dapat disampaikan melalui mekanisma pelaporan keuangan.
3. Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu umumnya
informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi kebutuhan
informasionalnya.
A. Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan.
FASB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat steril (immutable) dari
lingkungan penerapan pelaporan keuangan. Ini berarti bahwa tujuan pelaporan
harus dikaitkan dengan tujuan sosial dan ekonomik negara. Oleh karena itu tujuan
pelaporan harus dikembangkan atas dasar sifat kegiatan dan kepuMan ekonomik
yang para pemakai infomasi terlibat di dalamnya. Tujuan pelaporan FASB
didasarkan atas lingkungan ekonomik, hukum, politis, dan sosial di Amerika.
Lingkungan penerapan akuntansi di Amerika diberi ciri sebagai berikut:
1. Sistem ekonomi pasar yang maju (highly developed exchange economy).
2. Sistem produksi, keuangan, dan perbankan yang canggih.
3. Pemisahan antara pemilikan dan manajemen kegiatan perusahaan
dijalankan melalui perusahaan/badan usaha milik investor (investor owned
business enterprises).
B. Isi Tujuan Pelaporan.
1. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
para investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun
potensial, dalam membuat keputusan-keputusan investasi, kredit, dan
semacamnya yang rasional. Informasi harus terpahami bagi mereka yang
mempunyai pengetahuan yang memadai tentang berbagai kegiatan bisnis
dan ekonomik dan bersedia untuk mempelajari informasi dengan cukup
tekun.
2. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para
investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial,
dalam menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan ketakpaslian
penerimaan kas mendatang (prospective cash receipts) dari dividen atau
bunga dan pemerolehan kas (proceeds) mendatang dari penjualan,
penebusan, atau jatuh temponya sekuritas atau pinjaman. Dengan cara
lain, pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu
para investor dan kreditor dan pemakai lain dalam menilai (assessing)
jumlah, saat terjadi, dan ketakpastian aliran kas bersih ke badan usaha
bersangkutan.
3. Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya
ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut
(kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke
entitas lain dan ekuitas pemilik), dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian,
dan keadaan yang mengubah sumber daya badan usaha dan klaim terhadap
sumber daya tersebut.
Elemen-Elemen Statemen Keuangan.
Definisi elemen merupakan penyaring atau kriteria penting pertama untuk menentukan isi
statemen keuangan. Untuk disajikan melalui statemen keuangan, suatu objek atau pos tidak
cukup hanya memenuhi definisi tetapi harus memenuhi kriteria pengakuan dan pengukuran yang
akan dibahas dalam seksi sesudah ini. Berikut ini disajikan definisi elemen-elemen yang
diidentifikasi FASE :
a. Aset.
b. Kewajiban.
c. Ekuitas atau Aset Bersih.
d. Investasi Oleh Kemilik.
e. Distribusi Kepemilik.
f. Laba Komperensif.
g. Pendapatan.
h. Biaya.
i. Untung.
j. Rugi.
Pengukuran dan Pengakuan.
Penentuan dan pendefinisian elemen seperti dibahas di atas berkaitan dengan masalah apa yang
harus disajikan dalam statemen keuangan dan terdiri atas apa saja seperangkat penuh statemen
keuangan (a full set of financial statements). Elemen dan pos menjadi bahan penyusunan
seperangkat penuh statemen keuangan. Agar seperangkat penuh statemen kuangan memuat
infomasi semantik, suatu pos harus diukur untuk menentukan besar-kecilnya (size). Agar secara
teknis penyusunan statemen keuangan dapat dilaksanakan dengan mudah, diperlukan sarana
(berupa buku besar atau ledgers) untuk mencatat hasil pengukuran. Oleh karena itu, pos-pos
yang harus disajikan dalam statemen keuangan menjadi basis untuk menamai akun-akun
(accounts) dalam buku besar. Bila suatu hasil pengukuran dicatat dalam sistem pembukuan,
berarti informasi tersebut dengan sendirinya akan disajikan via statemen keuangan (incorporated
into financial Statements).
Nilai Sekarang Dalam Pengukuran Akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai