Anda di halaman 1dari 13

RMK

Rerangka Konseptual – Suatu Model

Salah satu model adalah rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FSAB yang diwujudkan
dalam seperangkat pernyataan resmi yang disebut Statement of Financial Accounting Concepts.

A. Tujuan Pelaporan Keuangan.

Tujuan adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Tujuan
pelaporan menentukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya
menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Untuk menurunkan tujuan
pelaporan keuangan, pihak yang dituju dan kepentingannya harus diidentifikasi dengan jelas
sehingga informasi yang dihasilkan pelaporan keuangan dapat memuaskan kebutuhan
informasional pihak yang dituju.

B. Pemakai dan Kepentingannya.

FASB merinci pemakai potensial yang dapat dituju oleh pelaporan keuangan yaitu :

owners, lenders, suppliers, potential investors and creditors, employees, management, directors,
customers, financial analysts and advisor, brokers, underwriters, stock exchanges, lawyers,
economists, taxing authorities, regulatory authorities, legislators, financial press and reporting
agencies, labor unions, trade associations, bussines researchers, teachers and students, and the
public.

Masalah penyusunan tujuan adalah menentukan siapa yang dituju,apa saja


kepentingannya,seberapa luas (banyak) informasi yang diinginkan, apa saja sumber informasi
yang telah tersedia, dan seberapa banyak informasi yang dapat dilayani melalui statemen
keuangan. Dengan masalah tersebut, Most menunjukan dua pendekatan dalam penentuan
tujuan penyedia informasi yaitu :
1. Menyediakan informasi untuk sehimpunan pemakai umum yang mempunyai bermacam
– macam keputusan atau,
2. Menyediakan informasi untuk kelompok pemakai tertentu yang mempunyai
kepentingan tertentu yang diketahui (teridentifikasi).

C. Aspek Sosial Tujuan Pelaporan.


Sebagai teknologi, pelaporan keuangan suatu negara harus direkayasa sehingga tujuan social
dan ekonomik negara tercapai. Tujuan nasional dapat tercapai apabila kegiatan individual
dengan berbagai motivasi untuk mencapai tujuan individualnya juga memaksimumkan tujuan
negara. Dengan kata lain, terjadi keselarasan antara tujuan/perilaku ekonomik individual yang
membentuk masyarakat dan tujuan ekonomik negara.

D. Tujuan Fungsional.
Tujuan fungsional adalah suatu tujuan masyarakat atau organisasi secara keseluruhan tanpa
memperhatikan tujuan/motivasi masing-masing individual di dalamnya.Sebagai kegiatan sosial,
tujuan fungsional akuntansi misalnya :
1. Mengalokasi sumber daya ekonomi secara efisien.
2. Membantu perusahaan untuk dapat memperoleh dana untuk ekspansi.
3. Membantu pemerintah untuk menarik pajak secara adil dan efisien.
4. Mempertanggungjawabkan pengelolaan keuangan negara.
5. Membantu para manajer dalam keputusan investasi.
6. Memfasilitasi fungsi dan pengendalian sosial.
7. Mengarahkan perilaku manajer untuk mengambil keputusan yang selaras dengan tujuan
social dan ekonomik negara.
8. Mengurangi atau mencegah konflik kepentingan antara manajer, auditor, dan
pemegang saham.

E. Tujuan Bersama.

Tujuan bersama adalah satu atau beberapa tujuan individual yang sama dengan tujuan
individual lainnya. Tujuan fungsional disusun tanpa memperhatikan tujuan-tujuan individual,
sedangkan tujuan bersama ditentukan dengan mengidentifikasi dahulu tujuan-tujuan individual
kemudian memilih tujuan-tujuan individual (seluruh anggota masyarakat) yang sama untuk
dijadikan tujuan kegiatan sosial.

F. Tujuan Kelompok Dominan.

Dalam tujuan ini keputusan yang akan diambil adalah tujuan dari kelompok yang dominan.
Kelompok yang dominan adalah kelompok yang memiliki pengaruh sangat kuat dalam
pengambilan keputusan atau tindakan dari semua anggota masyarakat. Sedangkan bagi
kelompok yang non-dominan tujuannya tidak menjadi relevan atau dianggap terlalu lemah
untuk mempengaruhi kegiatan sosial. Kalau informasi akuntansi ditujukan kepada kelompok
dominan, kelompok non dominan dapat menjadi penumpang pakai (free-riders).

G. Perkembangan Tujuan Pelaporan Keuangan.

1) Tujuan Versi Asobat.

 Komite AAA mendefinisi tujuan pelaporan keuangan dengan menunjukkan


manfaat untuk : Membuat keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
penggunaan sumber daya (alam, fisis, manusia, dan finansial) yang terbatas.
 Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya fisis dan manusia suatu
organisasi secara efektif.
 Memelihara dan melaporkan pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepada manajemen.
 Memberi kemudahan berjalannya fungsi dan pengendalian sosial.
2) Tujuan versi APB NO.4

Tujuan pelaporan keuangan secara umum :

The basic purpose of financial accounting and financial statements in to provide


financial information about individual business enterprises that is useful in making
economic decisions.

APB No. 4 memuat dua tujuan pelaporan yaitu tujuan umum dan tujuan kualitas.

3) Tujuan Versi Trueblood Committee.

Komite yang diketuai oleh Robert M. Trueblood mendapat tugas untuk


menyempurnakan dan menggembangkan tujuan pelaporan yang telah dihasilkan oleh
APB.

4) Tujuan Pelaporan Keuangan FASB.

FASB mendasarkan penyusunan tujuan pelaporan pada tiga aspek landasan pikiran yaitu
bahwa :

 Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomik, hukum,


politis, dan social tempat akuntansi diterapkan.
 Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi
yang dapat disampaikan melalui mekanisme pelaporan keuangan.
 Tujuan pelaporan keuangan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu
umumnya informasi akibat terlalu banyaknya pihak pemakai yang ingin dipenuhi
kebutuhan informasionalnya.

5) Konteks Lingkungan Tujuan Pelaporan.

FSAB menyatakan bahwa tujuan pelaporan tidak dapat steril dari lingkungan penerapan
laporan keuangan. Ini berarti bahwa tujuan pelaporan harus dikaitkan dengan tujuan
sosial dan ekonomik negara masing-masing tempat dimana laporan keuangan tersebut
dijalankan. Oleh karena itu tujuan pelaporan harus dikembangkan atas dasar sifat
kegiatan dan keputusan ekonomik para pemakai yang terlibat di dalamnya.

6) Karakteristik dan Keterbatasan Informasi.

Karakteristik dan keterbatasan adalah bahwa informasi yang disediakan melalui


mekanisme pelaporan keuangan :

 Lebih berkaitan dengan badan usaha atau perusahaan daripada dengan industri
atau ekonomi secara keseluruhan.
 Lebih merupakan informasi kuantitatif yang bersifat pendekatan daripada hasil
perhitungan yang pasti.
 Sebagian besar merefleksi pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi
(historis).
 Hanya merupakan salah satu sumber informasi yang dibutuhkan oleh mereka
yang mengambil keputusan tentang badan usaha.
 Penyediaan dan penggunaannya memerlukan atau melibatkan kos sehingga
pertimbangan kos-manfaat dapat membatasi apa yang harus dilaporkan.

7) Fokus atau cakupan informasi

Walaupun manajemen juga merupakan pihak yang berkepentingan dengan informasi


tentang badan usaha yang dikelolanya, FASB membatasi tujuan pelaporanuntuk
kepentingan pelaporan kepada pihak eksternal dalam bentuk pelaporan keuangan
umum.

8) Isi tujuan pelaporan.

Tujuan utama tujuan pelaporan keuangan dalam rerangka konseptual FASB

 Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat bagi para


investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam
membuat keputusan-keputusan investasi, kredit, dan semacamnya yang
rasional.
 Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para
investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial, dalam
menilai (assessing) jumlah, saat terjadi, dan ketidakpastian penerimaan kas
mendatang (prospective cash receipts) dari deviden atau bunga dan
pemerolehan kas (proceds) mendatang dari penjualan, penebusan, atau  jatuh
temponya sekuritas atau pinjaman.
 Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang sumber daya
ekonomik suatu badan usaha, klaim terhadap sumber-sumber tersebut
(kewajiban badan usaha untuk mentransfer sumber daya ekonomik ke entitas
lain dan ekuitas pemilik) dan akibat-akibat dari transaksi, kejadian, dan keadaan
yang mengubah sumber daya badan usaha dan klaim terhadap sumber daya
tersebut.
9) Tujuan Pelaporan Entitas Non Bisnis.

 Tujuan Utama.

Pelaporan keuangan organisasi non-bisnis harus menyediakan informasi yang


bermanfaat bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun
potensial, dalam membuat keputusan-keputusan rasional tentang alokasi dana
ke organisasi tersebut.

 Tujuan – Tujuan Spesifik.

a) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu


para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial,
dalam menilai (assessing) jasa-jasa yang disediakan organisasi dan
kemampuannya untuk terus menyediakan jasa-jasa tersebut.
b) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi para penyedia dana dan pemakai lain, baik berjalan maupun
potensial, dalam menilai (assessing) bagaimana para manajer organisasi
non-bisnis  telah melaksanakan tanggung jawab kepengurusannya dan
aspek-aspek lain kinerjanya.
c) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi yang bermanfaat
tentang sumber daya, kewajiban, dan akibat-akibat dari transaksi,
kejadian, dan keadaan yang mengubah sumber daya dan hak atas
sumber daya tersebut.
d) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang kinerja
organisasi selama satu periode. Pengukuran periodik perubahan-
perubahan jumlah dan sifat asset bersih organisasi non- bisnis dan
informasi tentang upaya- upaya dan hasil jasa (service efforts and
accomplishments) organisasi secara bersama menunjukkan informasi
yang paling bermanfaat dalam menilai kinerja organisasi.
e) Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi tentang bagaimana
organisasi mendapatkan dan membelanjakan kas atau sumber likuid
lain, tentang pinjaman dan pelunasannya, dan tentang faktor lain yang
dapat mempengaruhi likuiditas organisasi.
f) Pelaporan keuangan harus mencakupi penjelasan-penjelasan dan
interpretasi- interpretasi untuk membantu para pemakai memahami
informasi keuangan yang disediakan.
H. Karakteristik Kualitatif Informasi.

FASB merumuskan kualitas spesifik dalam dua kategori yaitu primer (primary) beserta unsur-
unsurnya (ingredients), dan sekunder (secondary/interactive).

1. Kualitas primer terdiri atas:

 Kerelavanan atau keberpautan atau relevansi (relevance) dan keterandalan atau


reliabilitas (reliability).

Kerelevanan adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam


membedakan beberapa alternatif keputusan sehingga pemakai dapat dengan
mudah menentukan pilihan.

 Nilai prediktif.
Nilai prediktif adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam
meningkatkan probabilitas bahwa harapan-harapan pemakai akan hasil suatu
kejadian masa lalu atau yang akan terjadi.

 Nilai balikan.

Nilai balikan adalah kemampuan informasi untuk membantu pemakai dalam


mengkonfirmasi dan mengkoreksi harapan-harapan pemakai di masa lalu.

 Ketepatwaktuan

Ketepatwaktuan adalah tersedianya informasi bagi pembuat keputusan pada


saat dibutuhkan sebelum informasi tersebut kehilangan kekuatan untuk
mempengaruhi keputusan.

2. Keterandalan atau reliabilitas atau keberpautan atau relevansi (relevance)

Keterandalan adalah kemampuan informasi untuk member keyakinan bahwa informasi


tersebut benar atau valid.

 Keterujian (verifiability).

Keterujian adalah kemampuan informasi untuk memberi keyakinan yang tinggi


kepada para pemakai karena tersedianya sarana bagi para pemakai untuk
menguji secara independen ketepatan penyimbolan.

 Ketepatan penyimbolan (representational faithfulness)

Ketepatan penyimbolan adalah kesesuaian atau kecocokan antara pengukur


atau deskripsi dan fenomena yang diukur atau dideskripsi.

3. kualitas sekunder terdiri atas :

 Keterbandingan (comparability)

Keterbandingan adalah kemampuan informasi untuk membantu para pemakai


mengidentifikasi persamaan dan perbedaan antara dua perangkat fenomena
ekonomik.

 Konsistensi (consistency).
 Kenetralan atau netralitas(neutrality)

I. Elemen – elemen statemen keuangan.

FASB mengidentifikasi elemen-elemen spesifik penting sebagai berikut :

 Untuk entitas bisnis :

a) Aset
b) Kewajiban
c) Ekuitas atau asset bersih
d) Investasi oleh pemilik
e) Distribusi ke pemilik
f) Laba komprehensif
g) Pendapatan
h) Biaya
i) Untung
j) Rugi
k) Aliran kas dari kegiatan operasi
l) Aliran kas dari kegiatan investasi
m) Aliran kas dari kegiatan pendanaan

 Elemen asset bersih untuk entitas nonbisnis :

a) Asset bersih terbatas permanen


b) Asset bersih terbatas sementara
c) Asset bersih tak terbatas/bebas

J. Perubahan Posisi Keuangan.

 Aset, kewajiban, dan ekuitas sebagai elemen posisi keuangan dapat berubah akibat tiga
hal yaitu Kejadian, adalah terjadinya suatu perkara atau urusan yang mempunyai
konsekuensi terhadap suatu entitas.
 Keadaan, adalah suasana atau seperangkat kondisi yang berkembang dari suatu
kejadian atau serangkaian kejadian yang berkulminasi pada situasi tak terduga atau sulit
diduga.
 Transaksi, adalah salah satu bentuk kejadian eksternal yang melibatkan transfer sesuatu
yang bernilai (manfaat ekonomi masa datang) antara dua entitas atau lebih.
Pengaruh ketiga hal di atas dapat terjadi pada setiap elemen asset, kewajiban, atau
ekuitas saja atau pada dua atau tiga elemen sekaligus.

K. Pengukuran dan Pengakuan.

Perekayasa pelaporan harus menetapkan konsep – konsep pengukuran serta pengakuan sebagai
pedoman umum tersebut.

L. Pelaporan dan Statemen Keuangan.

Pelaporan keuangan harus dibedakan dengan statemen keuangan. FSAB menyatakan bahwa
statemen keuangan adalah media utama atau ciri sentral pelaporan keuangan. Pelaporan
keuangan meliputi penyampaian informasi yang wajib secara luas dan sukarela. Pengukuran dan
pengakuan menentukan lingkup pelaporan keuangan yang wajib disajikan melalui seperangkat
penuh statemen keuangan.

M. Seperangkat Statement Keuangan.

Tujuan pelaporan, karakteristik kualitatif, dan elemen-elemen keuangan akan menentukan jenis
statemen apa saja yang membentuk penuh statemen keuangan.FSAB menyatakan bahwa
seperangkat statemen keuangan untuk suatu periode harus menunjukkan informasi sebagai
berikut :

1) Posisi keuangan pada akhir periode tersebut, yang dituangkan dalam Statemen Posisi
Keuangan (Neraca).
2) Laba untuk periode tersebut, yang dituangkan dalam Statemen Laba-Rugi.
3) Laba komprehensif untuk periode tersebut, yang dituangkan dalam Statemen Laba
Komprehensif.
4) Aliran kas selama periode tersebut, yang dituangkan dalam Statemen Aliran Kas.
5) Investasi oleh dan distribusi ke pemilik selama periode tersebut, yang dituangkan dalam
Statemen perubahan Ekuitas atau Laba Ditahan.

N. Pengukuran.

Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukur (jumlah rupiah) yang akan diletakkan
pada suatu objek (elemen atau pos) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian, atau keadaan
untuk merepresentasi makna atau atribut objek tersebut. FASB mengidentifikasi atribut
pengukuran yang sekarang diterapkan dan masih dilanjutkan penggunaannya :

1) Kos historis atau perolehan kas historis.


2) Kos sekarang.
3) Nilai pasar sekarang.
4) Nilai terealisasi/pelunasan neto.
5) Nilai sekarang atau diskunan aliran kas masa datang

O. Pengakuan.

Secara konseptual, pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen keuangan
sebagai ciri sentral pelaporan keuangan. Secara teknis, pengakuan merupakan pencatatan
secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam sistem 
akuntansi sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos terefleksi ke dalam
statemen keuangan.Rerangka konseptual harus menetapkan kriteria pengakuan umum untuk
dijadikan dasar bagi penyusun standar untuk menentukan teknik atau prosedur pengakuan
dalam bentuk standar akuntansi.

FASB menetapkan empat kriteria pengakuan fundamental (konseptual) sebagai berikut :

1) Definisi (definition)— Suatu pos harus memenuhi definisi elemen statemen keuangan.


2) Keterukuran (measureability) — Suatu pos harus mempunyai atribut yang berpaut
dengan keputusan dan dapat diukur dengan tingkat keterandalan yang cukup.
3) Keberpautan (relevance)  — Informasi yang dikandung suatu pos mempunyai daya untuk
membuat perbedaan dalam keputusan pemakai.
4) Keterandalan (reliability) — Informasi yang dikandung suatu pos secara tepat
menyimbolkan fenomena, teruji (terverifikasi), dan netral.

P. Nilai Sekarang dalam Pengukuran Akuntansi.

Sebagai komponen rerangka konseptual, SFAC No.7 memberi pedoman yang berisi :
1) Tujuan nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi.
2) Prinsip – prinsip umum yang melandasi penggunaan nilai sekarang, saat terjadinya, atau
keduanya tidak pasti.

 Pengertian Dasar.

a) Saat Pengukuran.

Pengukuran saat pengakuan mula – mula adalah pengukuran pada suatu


elemen atau pos timbul dan dicatat pertama kali akibat transaksi, kejadian, atau
keadaan.

Pengukuran baru mulai adalah pengukuran dalam periode – periode setelah


pengakuan mula – mula untuk menentukan jumlah rupiah bawaan baru yang
tidak berkaitan dengan jumlah – jumlah rupiah sebelumnya.

b) Penentuan Aliran Kas Masa Datang.

Taksiran atau estimate terbaik adalah jumlah rupiah tunggal yang paling boleh
jadi (most-likely) dalam suatu kisar/rentang beberapa jumlah rupiah estimation
yang mungkin terjadi.

Aliran kas estimation adalah jumlah rupiah tunggal yang akan diterima atau
dibayar di masa datang.

Aliran kas harapan adalah gunggung beberapa jumlah rupiah berbobot-


probabilitas dalam suatu kisar jumlah rupiah estimatian yang mungkin terjadi.

c) Nilai sekarang aliran kas masa datang

Nilai sekarang adalah pengukur sekarang aliran kas masuk atau keluar masa
datang.

Nilai sekarang harapan adalah gunggung beberapa berbobot-probabilitas suatu


kisar aliran kas estimatian yang mungkin terjadi, yang semuanya didiskun
dengan tingkat bunga yang sama.

d) Nilai Wajar.

Nilai wajar adalah jumlah rupiah yang disepakati untuk suatu objek dalam suatu
transaksi antara pihak-pihak yang berkehendak bebas tanpa tekanan atau
keterpaksaan.Nilai wajar suatu asset adalah suatu jumlah rupiah yang dengan
asset dapat dibeli atau dijual dalam suatu transaksi antara pihak yang
berkehendak, yaitu bukan dari penjualan paksaan atau likuidasi.

e) Tujuan Nilai sekarang dalam pengukuran.


Tujuan Nilai sekarang dalam pengukuran akuntansi adalah untuk menangkap
atau merefleksi sedapat mungkin perbedaan ekonomik dari sehimpunan aliran
kas masa datang dan untuk mengestimasi nilai wajar.

Q. Prinsip – Prinsip Umum.

1. Sedapat-dapatnya aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi asumsi-asumsi
tentang kejadian dan ketakpastian masa datang yang dipertimbangkan dalam memutuskan
apakah memperoleh atau tidak suatu aset atau sekelompok aset dalam suatu transaksi tunai
yang bebas.
2. Tingkat bunga yang digunakan untuk mendiskun aliran kas harus merefleksi asumsi-asumsi
yang konsisten dengan asumsi-asumsi yang melekat pada aliran kas estimasian agar
pengaruh asumsi tidak berganda atau malahan terabaikan.
3. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus bebas dari bias dan faktor yang tidak
berkaitan dengan aset atau kewajiban yang bersangkutan.
4. Aliran kas estimasian dan tingkat bunga harus merefleksi kisar munculan yang mungkin
terjadi (possible outcomes) daripada jumlah rupiah tunggal paling boleh jadi,minimum atau
maksimum.

R. Manfaat dan Keterbatasan Model.

Sebagai suatu model, rerangka konseptual (RK) versi FASB di atas mempunyai manfaat sebagai
sumber acuan untuk mengembangkan hal yang sama untuk lingkungan (negara) yang lain.
Karena konteks lingkungan yang berbeda, RK yang dikembangkan untuk tiap negara dapat sama
atau berbeda bahkan harus berbeda dengan model yang dijadikan acuan. Walaupun demikian,
proses penalaran di balik Rkcukup bersifat umum (universal) sehingga dapat digunakan sebagai
pedoman berpikir dalam mengembangkan RK baru untuk konteks lingkungan yang berbeda.

1. TRANSFER TEKNOLOGI
Transfer teknologi dapat diartikan sebagai transfer proses penalaran dan perekayasaan
untuk menghasilkan produk yang paling efektif untuk mencapai tujuan fungsional akuntansi
negara sasaran. Bila paramaeter yang dipertimbangkan berbeda, tentu saja produk yang
dihasilkan akan berbeda pula walaupun fungsinya sama.
2. PENGARUH RK FASB
Dalam kenyataannya, RK FASB mempunyai pengaruh (dampak) yang besar dalam memicu
dan melandasi pengembangan RK di beberapa negara lain pada perioda mengembangkan
atau pada perioda setelah RK FASB selesai.
Ada berbagai organisasi profesi dan badan pemerintah yang berusaha untuk
mengembangkan rerangka untuk negaranya masing-masing. Organisasi profesi
tersebut adalah :
1. Australian Accounting Research Foundation (AARF)
2. International Accounting Standards Committee (IASC)
3. Canadian Institution of Chartered Accounts (CICA)
4. Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW)
5. (UK) Accounting Standards Board (UK ASB).
Namun proses penalaran dan komponen RK yang dikembangkan oleh organisasi-organisasi
tersebut menunjukkan kemiripan dengan RK FASB.

S. DOKUMEN KEBIJAKAN
Rerangka konseptual FASB merupakan suatu dokumen kebijakan atau politis dan bukan
dokumen atau karya ilmiah. Sebagai dokumen kebijakan, proses penyusunannya melibatkan
perdebatan atau argumen yang keputusan akhirnya dalam beberapa kasus melibatkan
pemungutan suara (voting). RK FASB penuh dengan muatan nilai-nilai yang dianut dalam
konteks lingkungan Amerika (value-laden).
Sebagai teknologi, struktur dan proses pemikiran dan penyimpulan untuk menyusun RK
membentu satu kesatuan pengetahuan yang dapat disebut sebagai teori akuntansi dalam
pengertian penalaran logis dan bukan dalam pengertian penjelasan ilmiah. Penalaran logis
bermanfaat untuk mengevaluasi dan membenarkan praktik akuntansi yang sedang berjalan
serta mempengaruhi dan mengembangkan praktik akuntansi di masa datang.

Anda mungkin juga menyukai