Dengan memiliki ilmu pengetahuan berarti mengakui suatu ranah dan serangkaian
fenomena di dalam ranah tersebut dan kemudian menentukan suatu teori yang mana
masukan dan keluarnya adalah deskripsi mengenai fenomena tersebut (yang pertama
merupakan observasi, yang kedua merupakan prediksi), yang istilah-istilahnya
menjalankan realita yang mendasari ranah tersebut. Teorisasi (theorizing) adalah
langkah awal dari pembentukan teori, tetapi seringkali memiliki sejumlah
kekurangan karena hasil-hasilnya adalah pertimbangan nilai yang belum diuji atau
tidak bisa diuji.
A. METODOLOGI RISET
Teori akuntansi dapat dikembangkan dengan menggunakan beberapa metodologi
riset. Metodologi-metodologi yang telah diketahui secara umum adalah:
1.PENDEKATAN DEDUKTIF
Pendekatan deduktif (deductive approach) untuk pengembangan teori diawali dengan
menentukan tujuan. Setelah tujuan ditentukan, sejumlah definisi dan asumsi penting
harus dinyatakan, peneliti kemudian harus mengembangkan struktur logis agar
mencapai tujuan-tujuan tersebut berdasarkan definisi dan asumsi yang telah
dinyatakan. Metodologi ini seringkali dijelaskan sebagai "bergerak dari umum ke
khusus". Pendekatan deduktif pada dasarnya merupakan jenis riset mental atau
"armchair" validitas dari setiap teori akuntansi yang di kembangkan melalui proses ini
sangat bergantung pada kemampuan peneliti untuk menentukan dan menghubungkan
berbagai komponen proses akuntansi secara tepat dengan cara yang logis.
2. PENDEKATAN INDUKTIF
Pendekatan induktif (inductive approach) pada riset melakukan pendekatan pada
pengamatan dan penarikan kesimpulan berdasarkan pengamatan-pengamatan tersebu.
Dengan demikian, pendekatan ini dijelaskan sebagai "bergerak dari khusus ke umum"
karena penelitian mengeneralisasi seluruh bidang berdasarkan pengamatan-
pengamatan yang terbatas pada situasi tertentu. Accounting Principles Board (APB)
Statement No. 4 adalah contoh dari riset induktif.
3. PENDEKATAN PRAGMATIS
Pendekatan pragmatis (pragmatic approach) untuk pengembangan teori didasarkan
pada konsep utilitas atau kegunaan. Setelah permasalahan berhasil diidentifikasi,
peneliti berupaya mencari penyelesaian praktis-yaitu, solusi yang akan menyelesaikan
pemasalahan. Oleh karena itu, setiap jawaban yang didapatkan melalui pendekatan
paragmatis harus dianggap sebagai solusi tentative atas permasalahan. Sayangnya,,
dalam Akuntansi, sebgian besar prinsip dan praktik yang ada berasal dari pendekatan
paragmatis dan solusi-solusi yang dihasilkan diadopsi sebagai GAAP AS daripada
sebagian penyelesaian terbaik atas suatu permasalahan.
ANALISIS DASAR
Bab 2 mencatat bahwa FASB telah menyatakan tujuan utama informasi akuntansi
adalah
menyediakan informasi yang relevan dan menyajikan secara jujur fenomena-
fenomena
ekonomi kepada para investor agar mereka bisa mengambil keputusan investasi yang
tepat. Setiap investor mengambil keputusan-keputusan investasi berikut:
• Beli (buy)-calon investor memutuskan untuk membeli sekuritas tertentu berdasarkan
informasi yang tersedia.
• Tahan (hold)-investor memutuskan untuk mempertahankan sekuritas tertente
berdasarkan informasi yang tersedia.
Dalam model penawaran dan permintaan, harga ditentukan dengan consensus dari
pengetahuan pembeli mengenai informasi yang relevan atas produk. Model ini
telah diperhalus di pasar sekuritas, sehingga dikenal sebagai hipotesis pasar
efisien (efficient market hypothesis-EMH). Ketiga bentuk EMH tersebut berbeda
dalam kaitannya dengan definisi mengenai ketersediaan informasi.
1. Bentuk Lemah (Weak Form)
Bentuk lemah dari EMH sebenarnya merupakan perpanjangan dari random
walk theory yang disebutkan di dalam literatur manajemen keuangan.berdasakan
teori ini, harga historis suatu saham memberikan etimasi yang tidak bias mengenai
harga nya di masa depan. Beberapa kajian telah mendukung hipotesis tersebut.
Bentuk lemah dari EMH menegaskan bahwa investor tidak dapat menghasilakn
kelebihan imbal hasil hanya berdasarkan pada pengetahuan pada harga di masa
lalu. Oleh karena itu, seharusnya kita tidak boleh mengambil keuntungan dari
pemanfaatan hal yang diketahui oleh semua orang.
2. Bentuk Semi Kuat (Semis Strong Form)
Perbedaan diantara bentuk lemah, bentuk semi kuat, dan bentuk kuat EMH
terletak pada jumlah informasi yang diasumsikan termasuk di dalam penentuan
harga sekuritas, dengan bentuk semi kuat dari EMH, semua informasi yang
tersedia secara publik, termasuk harga saham di masa lalu dianggap penting untuk
menentukan harga sekuritas. Selain itu, bentuk ini menyatakan bahwa prosedur-
prosedur Akuntansi yang diadopsi oleh organisasi tertentu tidak akan terpengaruh
oleh investor dapat mengubahnya menjadi metode yang diinginkan. Hasil kajian
atas bentuk EMH ini umumnya mendukung.
3. Bentuk Kuat (Strong Form)
Berdasarkan bentuk kuat dari EMH, semua informasi, termasuk tren harga
sekuritas, informasi yang tersedia secara piblik, dan informasi dari dalam (insider
information), disertakan kedalam penentuan harga sekuritas sedemikian rupa agar
tidak menyisahkan peluang timbulnya kelebihan imbal hasil. Sebagian besar bukti
pengujian bentuk EMH ini menyatakan bahwa bentuk ini tidak valid. Faktanya,
banyak jenis investasi yang bahkan lebih merugikan dibandingkan potofolio yang
telah dipilih secara acak. Hasil kajian ini cenderung mendukung bentuk kuat dari
EMH.