Anda di halaman 1dari 8

BAB 4: METODOLOGI RISET DAN TEORI-TEORI MENGENAI

PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI

Dengan memiliki ilmu pengetahuan berarti mengakui suatu ranah dan serangkaian
fenomena di dalam ranah tersebut dan kemudian menentukan suatu teori yang mana
masukan dan keluarnya adalah deskripsi mengenai fenomena tersebut (yang pertama
merupakan observasi, yang kedua merupakan prediksi), yang istilah-istilahnya
menjalankan realita yang mendasari ranah tersebut. Teorisasi (theorizing) adalah
langkah awal dari pembentukan teori, tetapi seringkali memiliki sejumlah
kekurangan karena hasil-hasilnya adalah pertimbangan nilai yang belum diuji atau
tidak bisa diuji.

A. METODOLOGI RISET
Teori akuntansi dapat dikembangkan dengan menggunakan beberapa metodologi
riset. Metodologi-metodologi yang telah diketahui secara umum adalah:

1.PENDEKATAN DEDUKTIF
Pendekatan deduktif (deductive approach) untuk pengembangan teori diawali dengan
menentukan tujuan. Setelah tujuan ditentukan, sejumlah definisi dan asumsi penting
harus dinyatakan, peneliti kemudian harus mengembangkan struktur logis agar
mencapai tujuan-tujuan tersebut berdasarkan definisi dan asumsi yang telah
dinyatakan. Metodologi ini seringkali dijelaskan sebagai "bergerak dari umum ke
khusus". Pendekatan deduktif pada dasarnya merupakan jenis riset mental atau
"armchair" validitas dari setiap teori akuntansi yang di kembangkan melalui proses ini
sangat bergantung pada kemampuan peneliti untuk menentukan dan menghubungkan
berbagai komponen proses akuntansi secara tepat dengan cara yang logis.
2. PENDEKATAN INDUKTIF
Pendekatan induktif (inductive approach) pada riset melakukan pendekatan pada
pengamatan dan penarikan kesimpulan berdasarkan pengamatan-pengamatan tersebu.
Dengan demikian, pendekatan ini dijelaskan sebagai "bergerak dari khusus ke umum"
karena penelitian mengeneralisasi seluruh bidang berdasarkan pengamatan-
pengamatan yang terbatas pada situasi tertentu. Accounting Principles Board (APB)
Statement No. 4 adalah contoh dari riset induktif.
3. PENDEKATAN PRAGMATIS
Pendekatan pragmatis (pragmatic approach) untuk pengembangan teori didasarkan
pada konsep utilitas atau kegunaan. Setelah permasalahan berhasil diidentifikasi,
peneliti berupaya mencari penyelesaian praktis-yaitu, solusi yang akan menyelesaikan
pemasalahan. Oleh karena itu, setiap jawaban yang didapatkan melalui pendekatan
paragmatis harus dianggap sebagai solusi tentative atas permasalahan. Sayangnya,,
dalam Akuntansi, sebgian besar prinsip dan praktik yang ada berasal dari pendekatan
paragmatis dan solusi-solusi yang dihasilkan diadopsi sebagai GAAP AS daripada
sebagian penyelesaian terbaik atas suatu permasalahan.

METODE PENYELIDIKAN ILMIAH


Metode penyelidikan ilmiah (scientific method of inquiry), sebagaimana yang
ditunjukkan dari namanya, dikembangkan untuk bidang ilmu fisika dan pengetahuan
alam, bukan untuk ilmu sosial seperti Akuntansi.
Pelaksanaan riset dengan metode ilmiah melibatkan 5 langkah penting yang mungkin
juga memiliki beberapa lanjutan, yaitu:
1. Menentukan dan menyatakan permasalahan yang akan dikaji
2. Menyatakan hipotesis yang akan diuji
3. Mengumpulkan data yang dianggap diperlukan untuk menguji hipotesis
4. Menganalisis dan mengevaluasi data yang terkait dengan hipotesis
5. Menarik kesimpulan sementara

PENDEKATAN RISET LAINNYA


Beberapa penulis juga telah membahas pendekatan etis dan pendekatan perilaku untuk
riset yang berhubungan dengan teori Akuntansi. Sementara beberapa penulis ain
memandang kedua pendekatan ini sebagai pendukung daripada metode spesifik untuk
riset. Hal ini berarti kedua pendekatan tersebut dapat dan seharusnya mempengaruhi
peneliti, tetapi tidak bisa menghasilkan kesimpulan yang tepat bila berdiri sendiri.
Pendekatan etis yang berkaitan dengan DR Scott, menekankan pada konsep-konsep
kejujuran, keadilan dan kewajaran. Akibatnya, baik fungsi Akuntansi perilaku
maupun ekonomi saat ini menjadi perhatian dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan
terkait bagaiamana Akuntansi sebenarnya digunakan, serta bagaimana informasi
Akuntansi tersebut ada kalanya seolah-seolah yang menyebabkan konsekuensi yang
nampaknya tidak diinginkan atau sering kali tidak dapat diantisipasi. Berdasarkan
kenyataan ini, muncul bidang riset dan pengembangan teori Akuntansi yang dikenal
sebagai Behavioral Accounting Research (BAR). BAR adalah kajian yang
mempelajari perilaku akuntan atau perilaku pihak lain yang dipengaruhi oleh fungsi-
fungsi model dan laporan-laporan Akuntansi, BAR dipandang sebagai ilmu yang
mempelajari masalah-masalah yang relevan tetapi tidak berdampak pada praktik
Akuntansi yang seharusnya terpengaruh mengingatkan pentingnya masalah-masalah
tersebut.

HASIL DARI PENYEDIAAN INFORMASI AKUNTANSI


Pengembangan teori akuntansi tidak akan menyelesaikan semua kebutuhan pengguna
informasi akuntansi. Teori-teori yang memprediksi reaksi pasar terhadap informasi
akuntansi dan bagaimana pengguna bereaksi terhadap data-data akuntansi juga harus
dikembangkan. Bagian selanjutnya akan menjelaskan penggunaan informasi
akuntansi dan
informasi lainnya oleh setiap pihak dan menyajikan beberapa teori terkait bagaimana
para
pengguna bereaksi terhadap data-data akuntansi.

ANALISIS DASAR
Bab 2 mencatat bahwa FASB telah menyatakan tujuan utama informasi akuntansi
adalah
menyediakan informasi yang relevan dan menyajikan secara jujur fenomena-
fenomena
ekonomi kepada para investor agar mereka bisa mengambil keputusan investasi yang
tepat. Setiap investor mengambil keputusan-keputusan investasi berikut:
• Beli (buy)-calon investor memutuskan untuk membeli sekuritas tertentu berdasarkan
informasi yang tersedia.
• Tahan (hold)-investor memutuskan untuk mempertahankan sekuritas tertente
berdasarkan informasi yang tersedia.

HIPOTESIS PASAR EFISIEN


Para ekonomi juga berpendapat bahwa modal ini tidak sepenuhnya berlaku di pasar
karena asumsi-asumsi berikut terkait pasar persaingan sempurna biasanya dilanggar
oleh sifat dasar dari sistem perkonomian kita.
1. Seluruh unit ekonomi memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai
perekonomian
2. Seluruh barang dan jasa dalam perekonomian sepenuhnya bergerak dan dapat
dengan mudah berpindah dengan perekonomian
3. Setiap pembeli dan penjual harusnya sangat kecil hubungan nya dengan total
penawaran dan permintaan, sehingga tidak ada yang mempengaruhi harga atau
permintaan secara keseluruhan.
4. Tidak ada batas artifisial yang ditempatkan pada permintaan, penawaran, atau hak
harga barang dan jasa.

Dalam model penawaran dan permintaan, harga ditentukan dengan consensus dari
pengetahuan pembeli mengenai informasi yang relevan atas produk. Model ini
telah diperhalus di pasar sekuritas, sehingga dikenal sebagai hipotesis pasar
efisien (efficient market hypothesis-EMH). Ketiga bentuk EMH tersebut berbeda
dalam kaitannya dengan definisi mengenai ketersediaan informasi.
1. Bentuk Lemah (Weak Form)
Bentuk lemah dari EMH sebenarnya merupakan perpanjangan dari random
walk theory yang disebutkan di dalam literatur manajemen keuangan.berdasakan
teori ini, harga historis suatu saham memberikan etimasi yang tidak bias mengenai
harga nya di masa depan. Beberapa kajian telah mendukung hipotesis tersebut.
Bentuk lemah dari EMH menegaskan bahwa investor tidak dapat menghasilakn
kelebihan imbal hasil hanya berdasarkan pada pengetahuan pada harga di masa
lalu. Oleh karena itu, seharusnya kita tidak boleh mengambil keuntungan dari
pemanfaatan hal yang diketahui oleh semua orang.
2. Bentuk Semi Kuat (Semis Strong Form)
Perbedaan diantara bentuk lemah, bentuk semi kuat, dan bentuk kuat EMH
terletak pada jumlah informasi yang diasumsikan termasuk di dalam penentuan
harga sekuritas, dengan bentuk semi kuat dari EMH, semua informasi yang
tersedia secara publik, termasuk harga saham di masa lalu dianggap penting untuk
menentukan harga sekuritas. Selain itu, bentuk ini menyatakan bahwa prosedur-
prosedur Akuntansi yang diadopsi oleh organisasi tertentu tidak akan terpengaruh
oleh investor dapat mengubahnya menjadi metode yang diinginkan. Hasil kajian
atas bentuk EMH ini umumnya mendukung.
3. Bentuk Kuat (Strong Form)
Berdasarkan bentuk kuat dari EMH, semua informasi, termasuk tren harga
sekuritas, informasi yang tersedia secara piblik, dan informasi dari dalam (insider
information), disertakan kedalam penentuan harga sekuritas sedemikian rupa agar
tidak menyisahkan peluang timbulnya kelebihan imbal hasil. Sebagian besar bukti
pengujian bentuk EMH ini menyatakan bahwa bentuk ini tidak valid. Faktanya,
banyak jenis investasi yang bahkan lebih merugikan dibandingkan potofolio yang
telah dipilih secara acak. Hasil kajian ini cenderung mendukung bentuk kuat dari
EMH.

TANTANGAN RISET DAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN


Salah satu penyiasatan pasar bahkan berpendapat bahwa EMH bertanggung jawab
atas terjadinya krisis keuangan menegaskan bahwa keyakinan terhadap hipotesis
tersebut telah membuat lembaga investasi meremehkan bahaya dari banyaknya
jumlah asset (asset bubble) tersebut.

PERILAKU KEUANGAN (BEHAVIORAL FINANCE)


Hipotesis pasar efisien menjadi lebih dari sekedar teori keuangan pada periode
selanjutnya setelah diperkenalkan oleh Eugene Fama pada tahun 1970 EMH menjadi
pondasi bagi teori yang dikenal sebagai teori pasar rasional (Rational market theory).
Sebagaimana yang dicatat sebelumnya, sejak tahun 1970 an pemerintah Amerika
Serikat menekankan adanya deregulasi untuk mendorong usaha yang berujung pada
kurangnya terhadap aktifitas bisnis dan kurangnya pengungkapan informasi mengenai
aktifitas-aktifitas baru yang dilakukan oleh Bank-Bank dan institusi keuangan yang
berkembang lainnya. Kritik terhadap EMH dan teori pasar rasional bukan merupakan
hal yang baru pada tahun 2008. Sejak awal tahun 1970 an, para kritikus mencatat
sejumlah peristiwa yang tidak dapat dijelaskan dengan EMH.

CAPITAL ASET PIRICING MODEL


CAPM Pertama kali diperkenalkan oleh ekonomi keuangan ( dan kemudian seorang
penerima nobel dibidang ekonomi) wiliem saarpe dan dijelaskan didalam bukunya
pada tahun 19970,potopolio teheori and capital market. Tonkat imbal hasil (rate of
return) yang actual bagi seorang investor dari pembelian saham biasa dan
memilikinya selama perode tertenu, diprhiungkan dengan nama deviden (atau
penurunan) nilai sekuritas selama waktu kepemilikan dan membagi jumlah ini dengan
harga beli sekuritas tersebut.
Asumsi dari dasar dari CAPM adalah bahwa saham –saham beresiko dapat digabungkan
kedalam portopolio yang kurang beresiko dari pada masing-masing saham biasa yang
membentuk potopolio tersebut.
Jenis-jenis resiko
Kedua jenis resiko tersebut dikenal istilah resiko tidak sistematis ( unsystematicrisk) dan
rsiko sistematis ( systematicrisk) resiko tidak sistematis adalah bagian dari resiko tertentu
suatu perusahaan yang dapat didiverifikasi. Resiko sisrematis adalah bagian dari resiko yang
tidak bisa didiversifkasi terkait seluruh pergerakan pasar saham, yang mana hal ini tidak bisa
hindari.
Persamaan sederhana dapat dipormulasikan untuk menunjukan hubungan diantara resiko dan
imbal hasil. Persamaan ini mengunakan imbal hasil bebas resiko ( T-bill Rate) sebagai
dasarnya sebagai berikut
R5= Rf+Rp
Dengan;
R5= ekspetasi imbal hasil (expected return) atas sekutiras dengan resiko tertentu.
Rf= tingkat imbal hasil resiko
Rp= premi resiko

TEORI AKUNTANSI NORMTIF PERSUS TEORI AKUNTANSI POSITIF


Teori akuntansi keuangan berupaya menentukan peristiwa mana yang ada dicatat, bagaimana
data yang dicatat harus dirangkum dan, bagimana data tersebut disajikan. Sebagiman dibahas
sebelumnya, secara historis, terori akuntansi akan dikembangkan secara pragmatis. Teor-teori
noematif didapat kan seranngkayan pada tujuan yang diyakini para pendukung teori tersebut
menetukan hal-hal menetukannya. Teori akutansi normatif biasanya diterima oleh mereka
oleh akuntansi bersifat normative karna didasari non tujuan pelaporan keuangan
tertentu.Teori positif menjelaskan penomena yang diamati. Teori seperti ini menjelaskan hal-
hal yang ada tanpa memnunjukan bagaimana seharusnya. Banyak keragaman dalam praktik
dan penerapan akuntansi telah membuat pengembangan drai penjelasan akuntansi yang
komperenshif menjadi sulit.
TEORI KEAGENAN
Keagenan (agency) diartikan sebagai hubungan konsensual diantara 2 pihak, yang mana satu
pihak (agen) setuju untuk bertindak atas nama pihak lain (principle). Sebagai contoh,
hubungan pemegang saham dan manajer suatu perusahaan adalah hubungan tinggi atau lebih
rendah, hubungan antara auditor dan pemegang saham. Hal yang melekat dalam teori
keagenan adalah adanya asumsi bahwa konflik kepentingan terjadi diantara pemilik
(pemegang saham) dan para manajer.kesimpulan yang dapat diambil dari teori keagenan
adalah bahwa banyak metode Akuntansi untukn kondisi serupa yang telah dikembangkan
karena keinginan berbagai pihak, seperti manajer, pemegang saham, dan pemilik obligasi
untuk meminimalkan biaya keagenan.

PEMROSESAN INFORMASI PADA MANUSIA


Pengungkapan seluruh informasi dimaksudkan untuk membantu investor dan calon investor
dalam membuat keputusan beli-tanah-jual atas sekuritas perusahaan. Kajian-kaijan yang
berupa menilai kemampuan seseorang untuk menggunakan informasi yang telah diklasifikasi
sebagai riset pemrosesan pada manusia (Human Information Processing-HIP). Umumnya,
riset HIP telah menunjukkan bahwa orang-orang memiliki kemampuan yang terbatas dalam
memproses informasi dalam jumlah besar.

RISET PERSPEKTIF KRITIS


Pembahasan awal kita mengenai EMH, perilaku keuangan, CAPM, teori keagenan, dan HIP
mencakup referensi-referensi ke kajian-kajian riset yang berupaya menguji sejumlah
hipotesis yang dapat membangun teori-teori tersebut. Pengujian-pengujian semacam itu
menggunakan asumsi bahwa pengetahuan tentang fakta-fakta yang dimaksud bisa diperoleh
melalui observasi dan bahwa riset Akuntansi bersifat objektif. Riset perspektif berhubungan
dengan cara masyarakat institusi yang membentuk agar berkembang dan dapat dipahami.
Riset dari sudut padang ini didasarkan pada 3 asumsi berikut:
1. Masyarakat berpotensi untuk menjadi sesuatu yang berbeda
2. Tindakan manusia yang dilakukan secara sadar dapat membentuk dunia sosial mejadi
sesuatu yang berbeda atau lebih baik
3. Asumsi kedua dapat ditingkatakan dengan penggunaan teori kritis (critical theory)
HUBUNGAN ANTARA RISET DAN PRAKTIK
Riset diperlukan untuk pengembangan teori yang efektif. Dalam sebagian besar bidang
professional, ketika riset menunjukkan bahwa metode yang disukai diketahui dapat
menangani situasi tertentu, maka metode baru tersebut akan diajarkan kepada mahasiswa
yang kemudian akan mengimplementasikannya saat mereka memasuki dunia kerja.
Sederhananya dapat dinyatakan bahwa riset menghasilkan pendidikan yang mempengaruhi
praktik. Sebagai contoh, ahli medis awalnya percaya bahwa pasien yang menjalani operasi
besar membutuhkan waktu istirahat yang cukup lama agar bisa menjalani pemulihan secara
efektif. Namun, riset selanjutnya menunjukkan bahwa langsung beraktifitas dan berolahraga
tingkat pemulihan.

Anda mungkin juga menyukai