Anda di halaman 1dari 2

Metodologi Riset dan Teori-teori Mengenai Penggunaan Informasi

Akuntansi
Metodologi riset adalah suatu metode yang digunakan untuk mengembangkan
teori akuntansi. Metodologi-metodologi yang diketahui secara umum, yaitu:
1. Pendekatan deduktif, bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran teori.
Pendekatan ini menggunakan metode kuantitatif.
2. Pendekatan induktif, bertujuan untuk membentuk teori. Dan pendekatan
ini menggunakan metode kualitatif.
3. Pendekatan pragmatis, bertujuan untuk menjelaskan suatu kasus
fenomena-fenomena tertentu.
4. Pendekatan etis menekankan pada konsep kejujuran, keadilan dan
kewajaran.
5. Pendekatan perilaku mempelajari perilaku akuntan dan pihak lain yang
berhubungan dalam laporan keuangan.
Sedangkan dalam akuntansi sendiri biasanya menggunakan pendekatan
deduktif, pendekatan induktif dan pendekatan pragmatis. Selain itu, juga terdapat
metode ilmiah dan penyelidikan yang merupakan kombinasi di antara pemikiran
deduktif dan induktif sebagai pedoman riset dalam pengembangan teori akuntansi.
Tetapi metode penyelidikan ilmiah hanya mendapatkan sedikit perhatian. Karena
prosedur-prosedur yang dianggap berguna telah diterima secara umum tanpa diuji
relevansinya dengan hipotesis tertentu. Salah satu metode yang tersedia bagi para
investor untuk pengambilan keputusan semacam ini adalah analisis dasar. Analisis
dasar (fundamental analysis) merupakan upaya menentukan sekuritas-sekuritas
tertentu yang memiliki kesalahan harga dengan mengulas semua informasi
keuangan yang tersedia. Selain itu, analisis investasi ini dapat dilakukan sendiri
oleh investor atau analisis sekuritas. Dari pelatihan dan pengalamanya, analisis
sekuritas mampu memproses dan menyebarluaskan informasi keuangan secara
lebih akurat dan ekonomis dibandingkan para investor.
Beberapa teori terkait para pengguna terhadap data-data akuntansi, yaitu
hipotesis pasar efisien (Efficient Market Hypothesis-EMH) berisi tentang
bagaimana ketersediaan informasi keuangan dapat membentuk saham pasar
modal. Terdapat 3 bentuk EMH, adalah sebagai berikut:
1. Bentuk lemah (weak form), dalam hal ini ditegaskan bahwa investor tidak
dapat menghasilkan kelebihan imbal hasil berdasarkan pengetahuan
mengenai harga-harga di masa lalu. Dan juga berdasarkan bentuk lemah
EMH, pasar saham menggabungkan semua informasi mengenai harga-
harga dimasa lalu kedalam penentuan harga saat ini.
2. Bentuk semi kuat (semistrong form) dari EMH ini, semua informasi
tersedia secara publik termasuk harga saham dimasa lalu dianggap penting
untuk menentukan harga sekuritas.
3. Bentuk kuat (strong form), semua informasi termasuk tren harga sekuritas
tersedia secara publik dan informasi dari dalam (insider information)
disertakan ke dalam penentuan harga sekuritas agar tidak timbul kelebihan
imbal hasil.
EMH memberikan tantangan riset bagi para akuntan, yaitu terjadinya krisis
keuangan pada tahun 2007-2009 yang menunjukkan bahwa pasar telah gagal
menggabungkan beberapa bagian informasi, seperti banyaknya jumlah perumahan
atau tingkat resiko yang tidak berkelanjutan yang ditawarkan oleh sekuritas yang
didukung oleh hipotek dan telah menimbulkan lebih banyak kritik. EMH memiliki
implikasi riset bagi pengembangan teori akuntansi dan hasil riset menunjukan
bahwa harga saham tidak hanya ditentukan oleh laporan akuntansi tetapi perlu
adanya investigasi terlebih dahulu bagaimana laba akuntansi yang berkaitan
dengan harga saham. Teori perilaku keuangan muncul muncul dari kajian-kajian
yang dilakukan oleh Kahneman dan Tversky. Kajian ini terkait tentang bagaimana
manusia mengelola risiko dan ketidakpastian yang disebut dengan teori prospek.
Teori prospek ini, yaitu Teori mengenai bagaimana manusia membuat pilihan
diantara sejumlah opsi atau prospek yang berbeda. Dan ditandai dengan kepastian,
pengalihan kerugian, posisi relatif dan kemungkinan-kemungkinan kecil.
Model penetapan harga aset modal adalah upaya untuk menangani resiko dan
imbal hasil. Tingkat imbal hasil yang aktual dan memilikinya selama periode
waktu tertentudiperhitungkan dengan:

Terdapat jenis-jenis resiko yang dikenal dengan istilah resiko tidak sistematis
(unsystematic risk) yang merupakan bagian dari resiko tertentu suatu perusahaan
yang dapat didiversifikasikan, contohnya laba perusahaan yang menurun. Dan
resiko sitematis (systematic risk) yang merupakan bagian resiko yag tidak bisa
didiversifikasikan terkait seluruh pergerakan pasar saham, contohnya inflasi, bisa
juga suku bunga. Teori normatif didasarkan pada serangkaian tujuan yang
diyankini para pendukung teori tersebut menentukan hal hal yang seharusnya,
teori positif menjunukkan hal hal yang ada tanpa menunjukan bagaimana
seharusnya. Dan juga teori keagenan (agency theory) adalah teori akuntansi positif
yang berupaya menjelaskan sejumlah praktik dan standar akuntansi. Selain itu,
teori keagenan juga menjelaskan hubungan mengenai agen dan prisipal.

Anda mungkin juga menyukai