Anda di halaman 1dari 5

HIPOTESIS YANG RELEVAN DENGAN HIPOTESIS PASAR EFISIEN

1. Teori pasar efisien

Teori pasar efisien merupakan sebuah hipotesis yang menunjukkan bahwa harga sebuah aset
menggambarkan seluruh informasi yang ada di dalamnya.

Contohnya saja aset berupa saham. Meski harganya naik turun, sebenarnya saham selalu
diperjual belikan sesuai nilainya (fair value). Lewat konsep ini kita bisa mengetahui bahwa
seseorang tidak akan bisa secara terus menerus mendapatkan keuntungan di atas rata-
rata return pasaran (beat the market).

2. Karakteristik Pasar Efisiensi

1. Harga Sekuritas tidak mencerminkan informasi dalam perusahaan (insider information).

2. Efisiensi adalah konsep yang relatif, artinya relatif tergantung Informasi yang tersedia
untuk publik.

3. Kegiatan investasi merupakan kegiatan yang “fair” tidak ada “bargain”.

4. Harga dari sekuritas berfluktuasi secara acak setiap waktu.

3. Bentuk-bentuk Hipotesis Pasar Efisien

Secara umum, ada 3 bentuk hipotesis pasar efisien yakni lemah, semi kuat dan kuat. Berikut
penjelasan selengkapnya!

 Hipotesis Pasar Efisien Lemah. Teori ini mengimplikasikan bahwa tidak ada
informasi apapun yang bisa menunjukkan bagaimana pergerakan pasar dan harga
saham. Analisis fundamental dalam investasi saham memang bisa memberikan
informasi bagi investor agar bisa mendapatkan keuntungan di atas rata-rata pasar
dalam jangka pendek. Tapi tidak ada pola tertentu untuk ini. Selain itu, analisis
fundamental juga tidak memberikan keuntungan jangka panjang. Begitu juga dengan
analisis teknikal. Artinya, tidak ada apapun yang bisa memprediksi harga saham
karena pergerakannya random

 Hipotesis Pasar Efisien Semi Kuat. Teori ini menyiratkan bahwa nilai saham
adalah gambaran dari seluruh informasi relevan yang dapat diketahui oleh publik.
Informasi ini termasuk laporan keuangan, suku bunga dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan perusahaan. Dari hipotesis ini dapat disimpulkan bahwa harga
saham bisa diprediksi oleh publik dengan melihat informasi-informasi yang ada.
Penggunaan analisis fundamental dan teknikal bisa dilakukan untuk mendapatkan
keuntungan yang maksimal. Lewat penggunaan analisis fundamental, kamu bisa
mengetahui nilai saham dan membeli saham yang undervalue. Langkah inilah yang
digunakan oleh investor kenamaan dunia, Warren Buffet untuk memilih saham mana
yang layak beli
 Hipotesis Pasar Efisien Kuat. Teori ini menyatakan bahwa semua informasi baik yang
dapat diakses secara umum maupun yang sifatnya rahasia bisa merefleksikan harga
saham. Artinya, semua informasi relevan yang beredar di kalangan umum atau
informasi yang berasal dari orang dalam/insider information (seperti manajemen dan
dewan direksi) bisa menjadi cara bagi investor untuk menentukan langkah
investasinya. 

4. Pengujian Pasar Efisien

 Perumusan Pengujian Empiris


Pengujian efisiensi penetapan harga menyelidiki apakah mungkin untuk menhasilkan
pengembalian yang tidak normal. Pengembalian abnormal didefinisikan sebagai
perbedaan antara pengembalian aktual dan pengembalian yang diharapkan dalam
strategi investasi. Pengembalian yang diharapkan yang digunakan adalah dari CAPM
atau dari model yang menghasilkan pengembalian seperti model pasar.
 Pengujian Untuk Bentuk Efisiensi Pasar Lemah
Pengujian bentuk lemah dari efisiensi penetapan harga apakah satu atau lebih dari hal
berikut dapat digunakan untuk memproyeksikan harga-harga dimasa mendatang
dengan cara seperti untuk menghasilkan pengembalian abnormal positif: 1) Aturan-
aturan mekanis seperti pola pergerakan harga dan volume perdagangan; 2) Reaksi
yang berlebihan, yang mengindikasikan reaksi yang berlebih dari para investor.
1. Aturan Mekanis
Aturan mekanis adalah dimana tidak ada pertimbangan yang diberikan terhadap
factor yang lain dari indicator tehnis yang disebutkan. Aturan mekanis dilakukan
oleh peserta pasar yang biasanya disebut sebagai analis teknis atau chartist.
2. Reaksi yang berlebih
Untuk mendapat keuntungan dari berita-berita yang diinginkan atau untuk
mengurangi hasil yang bertentangan dari berita-berita yang tidak diinginkan,
para investor harus bereaksi secara cepat terhadap informasi baru. Hipotesis
reaksi yang berlebihan menyatakan agar ketika para investor bereaksi terhadap
berita-berita yang tidak diantisipasi yang akan menguntungkan saham suatu
perusahaan, peningkatan harga akan lebih besar daripada yang seharusnya
diberikan informasi tersebut.
 Pengujian Bentuk Efisiensi Penetapan Harga Semikuat
Ada penelitian-penelitian yang menyarankan bahwa para investor yang memilih
saham dengan dasar analisis sekuritas mendasar.
 Pengujian Bentuk Efisiensi Penetapan Harga Kuat
Pengujian empiris tentang bentuk efisiensi penetapan harga kuat terbagi menjadi dua
kelompok: penelitian terhadap kinerja manajer keuangan professional dan penelitian
terhadap aktivitas “orang dalam” (individu-individu yang menjadi direktur
perusahaan, pemegang saham utama)

Contoh Jurnal 1 :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis pasar efisien dalam bentuk lemah
pada saham - saham yang masuk dalam sektor telekomunikasi di Bursa Efek
Indonesia untuk periode 2014 sampai dengan 2018. Dengan menggunakan data
harian, penelitian ini menerapkan analisis grafik maupun uji formal seperti run test,
uji korelasi, dan uji autokorelasi. Hasil pengamatan secara visual memperlihatkan
kurang adanya suatu pola yang menyimpang dari pola acak pada masing - masing
keempat saham yang diteliti. Hasil run test menunjukkan bahwa return saham
bergerak secara acak terjadi pada tiga saham, yaitu: saham XL Axiata Tbk, Smartfren
Telecom Tbk, dan
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, namun tidak acak pada saham Indosat Tbk.
Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa return saham bergerak acak terjadi pada tiga
saham, yaitu: saham XL Axiata Tbk, Indosat Tbk, dan
Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, namun tidak acak pada saham Smartfren
Telecom Tbk. Hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa return saham bergerak acak
terjadi pada seluruh keempat saham. Hasil - hasil penelitian ini mengarahkan pada
kesimpulan bahwa saham - saham sector telekomunikasi cenderung efisien dalam
bentuk lemah. Namun demikian, hasil - hasil pengujian juga memperlihatkan masih
ada sedikit peluang bagi munculnya pola pergerakan return saham yang tidak acak.
Kata Kunci :
Hipotesis Pasar Efisien Bentuk Lemah, Random Walk, dan Pasar Saham

HIPOTESIS YANG RELEVAN DENGAN TEORI ASIMETRI INFORMASI

1. Teori Asimetri Informasi


Asimetri informasi  merupakan kondisi di mana ada ketidakseimbangan perolehan informasi
antara pihak manajemen sebagai penyedia informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham
dan stakeholder pada umumnya sebagai pengguna informasi (user).
Teori asimetri mengatakan bahwa pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan tidak
mempunyai informasi yang sama mengenai prospek dan resiko perusahaan. Pihak tertentu
mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak lainnya. Manajer biasanya
mempunyai informasi yang lebih baik dibandingkan dengan pihak luar (investor) karena itu bisa
dikatakan terjadi asimetri informasi antara manajer dengan infestor. Infestor, yang merasa
mempunyai informasi yang lebih sedikit akan berusha menginterpretasikan perilaku manajer.
Dengan kata lain, perilaku manajer termasuk dalam perilaku penentuan strktur modal.
2. Jenis-jenis Asimetri Informasi
Scott membagi asimetri informasi menjadi dua jenis berdasarkan bagaimana suatu pihak
memiliki informasi yang lebih unggul daripada pihak lainnya.

Menurut Scott (2009:13-15), dua jenis asimetri informasi yaitu:

 Adverse Selection
Adverse selection adalah jenis informasi yang diperoleh dimana satu atau lebih pihak
dalam suatu transaksi bisnis, atau transaksi potensial memiliki keunggulan informasi
melalui pihak lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer
perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya mengetahui kondisi terkini dan
prospek ke depan suatu perusahaan daripada para investor luar.
 Moral Hazard
Moral hazard adalah jenis informasi dimana satu atau lebih pihak dalam suatu transaksi
bisnis, atau transaksi potensial, dapat mengamati tindakan mereka dalam pemenuhan
transaksi tetapi pihak lain tidak bisa. Moral hazard dapat terjadi karena adanya
pemisahan kepemilikan dan pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan
perusahaan besar.

3. Indikator Asimetri Informasi

Menurut Clarks dan Sashri (2000) dan Wasilah (2005) dalam Oktobriana (2015), estimasi
asimetri informasi dapat dilakukan berdasarkan tiga pendekatan utama, yaitu:

 Berdasarkan analyst forecast


Proksi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah keakuratan analisis dalam
melakukan prediksi atas earning per share (EPS) dan diprediksi para ahli sebagai
ukuran asimetri informasi. Masalah yang sering timbul dari perhitungan ini adalah para
analis seringkali bersikap over-reacting terhadap informasi positif dan bersikap
underreacting terhadap informasi negatif. Selain itu, penggunaan forecast error sebagai
cara menghitung asimetri informasi tidak selalu berhubungan dengan tingkat risiko
yang dihadapi oleh perusahaan melainkan mungkin berhubungan dengan fluktuasi dari
earning dan bukan disebabkan oleh asimetri informasi yang lebih tinggi. Namun Chung
et al. (1995) dalam Wasilah (2005), berpendapat bahwa ada hubungan yang positif
antara pendapat analisis dengan selisih harga bid ask.
 Berdasarkan kesempatan berinvestasi.
Bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi mempunyai kemampuan lebih
baik untuk memprediksi arus kas pada periode mendatang.Prediksi tersebut
berdasarkan aset perusahaan.Beberapa proksi yang banyak digunakan adalah rasio
market value to book value dari ekuitas, market to book value dari aset, price earnings
ratio. Alasan menggunakan rasio tersebut adalah sebagai berikut: - Rasio market to
book value dari ekuitas dan assets, selain mencerminkan kinerja perusahaan, juga
mencerminkan potensi pertumbuhan perusahaan dengan aset yang dimilikinya. - Price
earning ratio mencerminkan risiko dari pertumbuhan earning yang dihadapi
perusahaan.
 Berdasarkan teori market microstructure.
Yang menjadi perhatian luas dari teori ini adalah bagaimana harga dan volume
perdagangan dapat dibentuk. Untuk melihat kedua faktor tersebut melalui bid-ask
spread yang menyatakan bahwa terdapat suatu komponen spread yang turut
memberikan kontribusi kerugian yang dialami dealer (perusahaan) ketika melakukan
transaksi dengan pedagang informasi (informasi traider). Bid-ask spread merupakan
selisih harga tertinggi dimana trade (pedagang saham) bersedia membeli suatu saham
dengan harga jual terendah dimana trader bersedia menjual saham tersebut.

Contoh jurnal 2 :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari asimetri informasi, ukuran
perusahaan, dan kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba. Asimetri informasi
diukur menggunakan relative bis-ask spread, ukuran perusahaan diukur menggunakan
log (total aktiva), dan kepemilikan manajerial diukur menggunakan persentase modal
saham yang dimiliki oleh manajemen dari total saham perusahaan. Penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
periode pengamatan 2005-2007 sebanyak 60 perusahaan. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik purposive sampling. Metode analisis yang digunakan adalah
metode analisis regresi linier berganda. Berdasarkan data sampel diperoleh hasil
pengujian bahwa variabel asimetri informasi, ukuran perusahaan dan kepemilikan
manajerial berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode pengamatan 2005-2007.
Kata Kunci : Asimetri informasi, ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial,
manajemen laba.

Anda mungkin juga menyukai