SKRIPSI
KUPANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
Untuk itu, usaha untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak terus dilakukan
pemerintah, dalam hal ini merupakan tugas dari Direktorat Jendral Pajak (DJP).
Berbagai upaya dilakukan agar penerimaan pajak maksimal, seperti pada tanggal 1 juli
2018 telah resmi dilakukannya peraturan pemerintah nomor 23 tahun 2018 yang
merupakan revisi dari peraturan pemerintah nomor 46 tahun 2013. Pada peraturan
pemerintah nomor 23 tahun 2018 ini terdapat penurunan tarif pajak PPh final dari 1%
menjadi 0,5% yang berlaku bagi usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) dengan
Kebijakan peraturan ini dinilai dapat meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak UMKM dari
dari sektor pajak penghasilan atau PPh. Tak hanya itu, penurunan tarif ini juga
1
kemudahan bagi UMKM, kemudahan tersebut meliputi bentuk tarif pajak yang rendah,
banyak kendala yaitu antara lain tingkat kesadaran wajib pajak yang masih rendah,
sehingga wajib pajak berusaha untuk membayar kewajiban pajaknya lebih kecil dari
Indonesia, sering dikaitkan dengan masalah-masalah Ekonomi dan Sosial dalam negeri
distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan
dan pedesaan, serta masalah urbanisasi. Sehingga perkembangan usaha mikro kecil
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan sektor ekonomi yang
mempunyai peran yang cukup besar dalam perekonomian nasional. Berdasarkan data
Produksi Domestik Bruto (PDB) tahun 2011, UMKM mempunyai kontribusi kurang
lebih 57% total Produk Domestik Bruto (PDB). Namun demikian apabila dibandingkan
kontribusi UMKM pada penerimaan pajak sangat kecil yaitu kurang lebih 0,5% dari
suatu indikasi bahwa tingkat ketaatan UMKM dalam memenuhi kewajiban perpajakan
2
Uswatun (2018), dalam penelitian yang berjudul analisis perbandingan PP 46 tahun
2013 dan PP 23 tahun 2018 pada UMKM, tujuan penelitian ini adalah untuk
dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Sebagaimana diketahui bahwa tarif pajak
UMKM 0,5% merupakan tarif opsional, artinya sebagai Wajib Pajak yang telah
terdaftar sebagai Wajib Pajak PPh 0,5% dapat mengajukan permohonan ke Direktorat
Jenderal Pajak untuk mengikuti tarif PPh skema normal sesuai UU Pajak penghasilan
mengeluarkan PP 23 tahun 2018 yang dikususkan untuk wajib pajak dalam Negeri yaitu
Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib Pajak Badan berbentuk koperasi, persekutuan
komanditer, firma, atau perseroan terbatas yang memiliki dan menerima peredaran bruto
tidak melebihi Rp.4.800.000.000,00 dalam 1 tahun pajak. Aturan pajak yang biasa
dikenal dengan aturan pajak UMKM (usaha mikro, kecil dan menegah) direvisi
terutama tarif yang sebelumnya 1% kini di turunkan menjadi 0,5%. Berdasarkan hasil
tahun 2018 dapat sedikit meringankan nominal pembayaran pajak bagi pelaku UMKM
Luh Indah dan Naniek (2015), dalam penelitian yang berjudul penerapan PP No 46
tahun 2013 pada PPh terutang. Penelitian ini menguji bagaimana penerapan PP No 46
tahun 2013 pada perhitungan PPh terutang PT. AI. Teknik analisis yang digunakan
3
analisis deskriptif komparatif. Penelitian ini menjabarkan proses perhitungan PPh
dengan hasil perhitungan PPh terutang berdasarkan skema umum UU nomor 36 tahun
2008 tentang pajak penghasilan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai PPh
terutang berdasarkan PP No 46 tahun 2013 lebih kecil dibandingkan nilai PPh terutang
masyarakat dalam bidang perpajakan adalah melakukan pembaharuan pajak atau lebih
pemerintah mulai melirik sektor swasta yang dipastikan memiliki potensi yang besar
untuk pemasukan pajak, yaitu dari Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), omset dan
Namun keberadaan usaha ini yang hampir dapat di jumpai disepanjang jalan nyatanya
tahun 2018 sangat penting dalam penerapannya. Pengaruh adanya PP nomor 23 tahun
2018 sangat dirasakan dan disadari oleh pelaku usaha, mikro, kecil, dan menengah
(UMKM). Namun banyak perbedaan pengaruh yang dirasakan oleh pelaku UMKM.
Ada yang merasakan kemudahan serta masih ada yang belum merasakan kemudahan
Penelitian ini dilaksanakan di CV. (RTD) Surya Citra Timor. CV. (RTD) Surya
Citra Timor merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang
4
(cargo) baik melalui pesawat maupun kapal. Omset setahun CV. (RTD) Surya Citra
Timor tidak mencapai Rp 4.800.000.000 sehingga CV. (RTD) Surya Citra Timor masuk
dalam golongan UMKM yang mana perlakuan pajaknya adalah 0,5% dari omset sesuai
dengan PP No 23 tahun 2018. CV. (RTD) Surya Citra Timor memiliki omset dibawah
Rp. 4.800.000.000, pada tahun 2017 CV. (RTD) Surya Citra Timor memiliki omset Rp.
3.442.000.000, pada tahun 2018 CV. (RTD) Surya Citra Timor mengalami penu runan
pengiriman barang sehingga omset Rp. 2.122.000.000 dan pada tahun 2019 CV. (RTD)
Surya Citra Timor memiliki omset Rp. 2.198.500.000 karena biaya angkutan jalan yang
mahal dan tidak fleksibel . CV. (RTD) Surya Citra Timor, telah melayani kebutuhan
para pelanggan akan pengurusan custom clearance pengiriman barang selama lebih dari
12 tahun. Hingga saat ini, CV. (RTD) Surya Citra Timor memiliki sekitar 200
pelanggan full container dan 350 pelanggan eceran, dengan jaringan di surabaya,
kupang, soe, kefa, atambua, dan dili (Timor Leste). CV. (RTD) Surya Citra Timor
mampu memenuhi kebutuhan ekspedisi pelanggan dari mana saja, agen di Dili
dikususkan untuk wajib pajak dalam negeri yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi dan Wajib
Pajak Badan berbentuk koperasi, persekutuan komanditer, firma, atau perseroan terbatas
yang memiliki dan menerima peredaran bruto tidak melebihi Rp.4.800.000.000 dalam 1
tahun pajak. Penelitian ini menjabarkan proses perhitungan PPh terhutang CV. (RTD)
umum UU No 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan. Jadi dalam penelitian ini
5
penulis tertarik mengambil judul “Analisis penerapan PP No 23 tahun 2018 pada
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini
adalah penerapan PP No 23 tahun 2018 pada perhitungan PPh terutang CV. (RTD)
bahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana penerapan PP No. 23 tahun 2018 pada
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
Manfaat Penelitian
Kemanfaatan Akademik
6
Kemanfaatan Praktis
I. Bagi penulis
7
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Pajak
(Wajib Pajak) kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar – besarnya
kemakmuran rakyat. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak memiliki
unsur – unsur yaitu: Iuran dari rakyat kepada Negara, berdasarkan Undang – Undang,
pengeluaran umum.
dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara
8
Andriani dalam Waluyo (2013; 2), pajak adalah iuran kepada negara (yang
pemerintah.
3. Fungsi-fungsi Pajak
pembangunan. Silahkan disimak berbagai fungsi pajak pada uraian di bawah ini:
pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja
9
Fungsi Mengatur (Regulerend) Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan
sehingga inflasi dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain
pendapatan masyarakat.
10
4. Jenis-jenis Pajak
1. Menurut Golongan
Pajak Langsung
Adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib
pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada orang lain atau
kepada orang lain atau pihak ketiga. Contohnya Pajak Pertambahan Nilai
(PPN)
2. Menurut Sifat
Pajak Subjektif
Pajak Objektif
11
Pajak (Wajib Pajak) maupun tempat tinggal. Contohnya Pajak
Pajak Negara
untuk membiayai rumah tangga pada umumnya. Contohnya PPh, PPN, dan
PPnBM.
Pajak Daerah
lembaga pemungutannya.
dengan Self Assesment System, Official assessment system, dan Withholding Tax
12
System. Di Indonesia sistem pemungutan pajak yang pernah dilaksanakan adalah
sebagai berikut:
pajak timbul kalau ada Surat Ketetapan Pajak (SKP), dilaksanakan sampai
tahun 1967.
Wewenang pemungutan ada pada Wajib Pajak dan fiskus. Pada awal tahun
pajak Wajib Pajak menaksirkan dahulu berapa pajak yang akan terutang untuk
satu tahun pajak, kemudian mengangsurnya. Akhir tahun pajak, pajak terutang
1968-1983.
Wewenang sepenuhnya untuk menentukan besar pajak ada pada Wajib Pajak.
d) Withholding system
Wewenang pemungutan pajak ada pada pihak ketiga selain fiskus dan Wajib
13
6. Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2
Salah satu contoh dari Pajak Penghasilan (PPh) yaitu Pajak Penghasilan
Pasal 4 ayat 2 (PPh 4 ayat 2) yang dimana PPh Pasal 4 ayat 2 atau disebut juga
PPh final adalah pajak yang dikenakan pada wajib pajak badan maupun wajib
pajak pribadi atas beberapa jenis penghasilan yang mereka dapatkan dan
pemotongan pajaknya bersifat final. PPh Pasal 4 Ayat 2 atau PPh Final adalah
Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 2. Untuk tingkatan tarifnya, Pajak
Penghasilan pasal 4 ayat 2 yang memiliki sertifikat badan usaha dalam kategori
usaha kecil (tingkatan dari 1-4) dikenakan tarif sebesar 2%, untuk kategori usaha
kualifikasi usaha tarifnya 4% dan sedangkan yang tidak memiliki sertifikat badan
usaha tarifnya sebesar 6%. Nilai pajak penghasilan bisa dihitung menggunakan
DPP (Dasar Pengenaan Pajak) dari usaha jasa konstruksi yang dikalikan dengan
7. PPh Terutang
mengaju pada pajak yang harus dibayarkan pada saat tertentu pada masa pajak,
Sedangkan, PPh terutang adalah pajak terutang yang dihitung dari penghasilan
14
kena pajak. Istilah ini memang mirip dengan utang. Pajak penghasilan terutang
bukan sebuah sanksi, melainkan bukti dari tanggung jawab setiap wajib pajak.
Tidak seperti utang pajak, pajak terutang tidak membebani wajib pajak dengan
bunga, denda, atau kenaikan tarif akibat kelalaian. Wajib Pajak juga secara aktif
PP No. 46 tahun 2013 yang di keluarkan pada tanggal 12 juni 2013 dan mengatur
tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau
diperoleh wajib pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu. Peredaran bruto
delapan ratus juta rupiah). PP No. 46 tahun 2013 berlaku per 1 juli 2013. Wajib
pajak yang termasuk dalam peraturan ini adalah wajib pajak orang pribadi dan
wajib pajak badan tidak termasuk BUT (Badan Usaha Tetap) yang memiliki
peredaran bruto tidak melebihi Rp 4.800.000.000 (empat miliar delapan ratus juta
rupiah). Pengaturan ini tidak berlaku untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang
menggunakan sarana atau prasarana umum yang dapat di bongkar pasang, baik
yang menetap maupun tidak menetap dan menggunakan sebagian atau seluruh
tempat untuk kepentingan umum yang tidak diperuntuhkan bagi tempat usaha atau
berjualan.
15
9. Skema Umum UU No. 36 Tahun 2008
pribadi maupun badan berdasarkan jumlah penghasilan yang diterima selama satu
tahun. Ketentuan mengenai PPh pertama kali diatur dalam Undang-Undang No. 7
Tahun 1983.
Berikut beberapa poin perubahan penting yang harus dipahami wajib pajak.
Subjek Pajak
Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang diwajibkan membayar
adalah orang pribadi atau perseorangan dan warisan yang belum terbagi sebagai
yayasan, badan usaha milik negara atau daerah, dan persekutuan lainnya, juga
termasuk sebagai subjek pajak. Selain kedua pihak tersebut, bentuk usaha tetap
Objek Pajak
16
Selain subjek pajak, ada pula yang disebut objek pajak, yaitu penghasilan
yang dimaksud dapat dipakai untuk kegiatan konsumsi atau menambah kekayaan.
Laba usaha, keuntungan yang berasal dari penjualan atau pengalihan harta,
uang.
syariah.
Tambahan kekayaan neto dari penghasilan yang belum terkena pajak, dan
sebagainya.
pada huruf j ayat (3). Poin ini membahas tentang bagian yang tidak termasuk
17
Dalam UU No 36 Tahun 2008, ada beberapa perubahan yang terkait
penghasilan. Biaya tersebut meliputi biaya untuk kegiatan usaha, baik secara
Pada ketentuan terbaru, ada beberapa biaya tambahan lain yang dimasukkan
dalam poin ini, yaitu sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional,
infrastruktur sosial.
Penyesuaian PTKP. Dalam aturan baru ini, jumlah PTKP untuk wajib pajak orang
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap. Dalam ayat (1)
18
ditetapkan poin apa saja yang tidak boleh dikurangkan pada PKP wajib pajak di
dalam negeri seperti pembagian laba, biaya yang dibebankan untuk kepentingan
kemudahan dan lebih berkeadilan kepada Wajib Pajak yang memiliki peredaran
pajak bagi masyarakat, dan juga masyarakat dapat membuat pembekuan atas
Pada tanggal 1 Juli 2018 perubahan tarif yang efektif diberlakukan. Tarif PPh
Final UMKM resmi turun dari 1% menjadi 0,5%. Berubahnya tarif PPh Final
UMKM itu terdapat dalam PP No. 23 Tahun 2018. Peraturan Pemerintah mengenai
19
Pajak Penghasilan atas pendapatan dari kegiatan yang didapatkan atau diperoleh
wajib pajak yang mempunyai peredaran bruto tertentu tersebut merupakan pengganti
atas PP No. 46 Tahun 2013. Pemerintah telah menetapkan untuk meringankan tarif
PPh final menjadi 0,5%. Namun, penetapan ini bersifat pilihan karena wajib pajak
bisa memilih untuk mengikuti tarif dengan skema final 0,5%, atau tetap dengan
Dalam penerapan PP No. 23 tahun 2018 ada beberapa hal yang diperlukan, yaitu
pendapatan usaha, perhitungan tarif pajak, pembayaran pajak, dan pelaporan pajak.
2. PPh Terutang
PPh terutang merupakan acuan hukum di Indonesia yang mengatur pajak yang
harus dibayarkan pada saat tertentu pada masa pajak atau tahun pajak berdasarkan
ketentuan yang berlaku. PPh terutang merupakan pajak yang dihitung dari
Penghasilan Kena Pajak adalah dasar penerapan tarif bagi wajib pajak dalam negeri
dalam satu tahun pajak dihitung dengan cara mengurangkan dari penghasilan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 1 undang-undang PPh 1984 dengan semua
biaya Kecuali biaya yang dikecualikan dan PTKP bagi WP OP. Penghasilan disini
tentu saja bukan penghasilan final, dan bukan penghasilan bukan objek. Pemisahan
ini sengaja saya ulang-ulang karena jika digabung akan merugikan wajib pajak itu
sendiri. Penggabungan penghasilan final dan bukan objek dengan penghasilan kena
pajak akan membuat PPh terutang lebih tinggi dari pada seharusnya Dan beberapa
Wajib Pajak masih saja melakukan kesalahan ini jadi formulanya sebagai berikut:
20
Penghasilan - Biaya - PTKP = Penghasilan Kena Pajak
Dari teori-teori yang telah dijelaskan dalam landasan teori maka dapat
Peraturan Pemerintah
No. 23 Tahun 2018
Peraturan Pemerintah No. 46 Skema Umum UU No. 36
Tahun 2013 Tahun 2008
PPh Terutang
Keterangan:
21
CV. (RTD) Surya Citra Timor merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa
pengiriman barang atau cargo baik melalui pesawat maupun kapal. CV. (RTD) Surya Citra
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Populasi
terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan pajak tahun 2017 – 2019 CV. (RTD)
b. Sampel
memiliki arti suatu bagian dari keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki oleh
sebuah populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah laporan pajak tahun 2017 –
2019.
22
dalam penilitian ini adalah data kualitatif. Dalam penelitian ini digunakan teknik
(RTD) Surya Citra Timor, berupa: bukti pembayaran pajak dan laporan
pajak.
(RTD) Surya Citra Timor”, maka terdapat satu jenis variabel yang akan diteliti
yaitu, penerapan PP No. 23 tahun 2018 pada perhitungan PPh terutang CV. (RTD)
23
Konsep Indikator Empirik Skala Pengukuran
Pendapatan usaha
Pelaporan Pajak
Skala nominal yaitu skala yang paling sederhana disusun menurut jenis
suatu sistem kualitatif untuk mengkategorikan orang atau objek kedalam kategori,
1. Analisis Pendahuluan
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
dan analisis data selama proses penelitian bersamaan dengan pengumpulan data
24
terutang CV. (RTD) Surya Citra Timor berdasarkan peraturan UU pajak
CV. (RTD) Surya Citra Timur yang disusun atas pembekuan CV. (RTD)
pengenaan pajak.
tahun bersangkutan.
Wajib Pajak kurang dari Rp. 4.800.000.000,00 maka wajib pajak tersebut
dikenakan PPh final dengan tarif 0,5% sesuai dengan ketentuan PP nomor
25
23 tahun 2018. PPh terutang dihitung dengan mengalikan tarif 0,5% pada
2. Analisis Lanjutan
pengumpulan data,
b. Menyortir data yang tidak perlu, yaitu proses pemeriksaan kejelasan dan
penghasilan dari usaha yang diterima atau di perolehan wajib pajak yang
memiliki peredaran bruto tertentu yang diterapkan oleh CV. (RTD) Surya
Citra Timor telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013
yang telah di revisi dan disahkan pada Juni 2018 dengan Peraturan
26
Pemerintah No. 23 Tahun 2018 berdasarkan Peraturan Perpajakan yang
berlaku.
BAB IV
bidang jasa pengiriman barang (cargo) baik melalui pesawat maupun kapal. CV.
(RTD) Surya Citra Timor berlokasi di Jln. Timor Raya KM 9 Oesapa – Kupang
NTT. CV. (RTD) Surya Citra Timor, telah melayani kebutuhan para pelanggan akan
pengurusan custom clearance pengirimian barang selama lebih dari 12 tahun. Dengan
memegang teguh komitmen dan fokus terhadap bidang bisnisnya, CV. (RTD) Surya
Citra Timor, mampu memperoleh kepercayaan dari para pelanggan. Jaringan CV.
(RTD) Surya Citra Timor telah menjangkau seluruh Indonesia bagian timur melalui
pengiriman barang kemana saja secara cepat, aman dan menguntungkan. Yang
terpenting adalah penawaran harga yang terjangkau. Pelanggan dari berbagai bidang
telah menggunakan jasa perusahaan kami. Hingga saat ini, CV. (RTD) Surya Citra
Timor, memiliki sekitar 200 pelanggan full container dan 350 pelanggan eceran.
Dengan jaringan di Surabaya, Kupang, Soe, Kefa, Atambua dan Dili (Timor Leste),
CV. (RTD) Surya Citra Timor, mampu memenuhi kebutuhan ekspedisi pelanggan
27
dari mana saja. Agen di Dili memungkinkan kami untuk membantu pengiriman
Visi Perusahaan
Misi Perusahaan
karyawan.
dan Negara.
atau unit kerja dalam sebuah organisasi yang dijalankan oleh beberapa anggota
mengetahui secara jelas tentang pembagian kerja, fungsi, dan jenis kegiatan
28
yang dikoordinasikan secara baik. Struktur Organisasi CV. (RTD) Surya Citra
29
Gambar 4.1
ABDUL RAUF
DIREKTUR
SUBHAN HENDRO
MASHANAFI MUSHANAFI
29
4.1.4 Deskripsi Kerja
yang efektif tergantung dari bagaimana caranya dalam suatu satuan yang
terintegrasi dapat berjalan dengan baik dalam suatu organisasi. Pembagian kerja
1) Direktur
perusahaan
(manajer)
2) Manager
perusahaan
30
e. Menjadi perantara dalam mengkomunikasikan ide, gagasan dan strategi
g. Posisi general harus bisa mengatur suatu pekerjaan dan harus bisa
3) Manager Lapangan
e. Memberikan motivasi
4) Admin Notaris
b. Melakukan review dan filling surat perjanjian / seluruh surat legal (Akta,
5) Bendahara
31
c. Menolak perintah pembayaran apabila tidak memenuhi persyaratan untuk
dibayarkan
(kuasa BUN)
6) Tax Accountant
bukan mencurangi)
7) Admin Kendaraan
material baik ke Sub Cont maupun ke customer (surat jalan, packing list,
32
b. Mengupdate schedule pengiriman pelanggan ke papan schedule ekspedisi
operasional perusahaan
operasional perusahaan
g. Distribusi surat jalan kembali dari sub cont dan dari pelanggan ke
Departemen terkait
8) Admin Gudang
f. Melengkapi laporan sesuai dengan informasi yang ada tentang stok gudang
barang. misalnya seputar kode barang, jenis barang dan jumlah barang
33
h. Merapikan setiap barang yang ada di gudang, sesuai kelompoknya masing-
masing.
stok barang
9) Pegawai
tersebut ditolak.
pencapaian tujuan.
34
4.2 Analisis Pendahuluan
penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau di peroleh Wajib Pajak
yang memiliki peredaran bruto tertentu, untuk menggantikan PP nomor 46 tahun 2013.
Tarif PPh final UMKM diturunkan dari 1% menjadi 0,5% yang dimuat dalam
peraturan baru tersebut. Perubahan tarif yang di turunkan adalah inti dari peraturan
di mulai dari:
1) Pendapatan usaha
Pendapatan Usaha CV. (RTD) Surya Citra Timor memiliki omset dibawah Rp.
4.800.000.000. Pada tahun 2017 pendapatan usaha CV. (RTD) Surya Citra
Timor yaitu Rp. 3.442.000.000, pada tahun 2018 pendapatan usaha CV. (RTD)
Surya Citra Timor yaitu Rp. 2.122.000.000 dan pada tahun 2019 pendapatan
3) Pembayaran pajak
tahun 2018.
35
4) Pelaporan pajak
Pelaporan pajak CV. (RTD) Surya Citra Timor sudah sesuai dengan peraturan
tahun 2018 pada perhitungan PPh Terutang. Pada tahun 2017 CV. (RTD) Surya Citra
Timor memiliki omset Rp. 3.442.000.000, pada tahun 2018 terjadi penurunan
pengiriman barang sehingga omset Rp. 2.122.000.000 dan tahun 2019 memiliki omset
Rp. 2.198.500.000.
36
Tabel 4.1
2008, PP No. 46 Tahun 2013 dan PP No. 23 Tahun 2018 pada CV. (RTD) Surya Citra
Perhitungan PPh Terutang CV. (RTD) Surya Citra Timor Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hasil PPh terutang CV. (RTD) Surya
Citra Timor untuk tahun pajak 2017 sebesar Rp.210.171.653 dengan menggunakan
37
menggunakan PP No. 46 tahun 2013 sebesar Rp.2.101.717, dan perhitungan PPh
Tabel 4.2
2008, PP No. 46 Tahun 2013 dan PP No. 23 Tahun 2018 pada CV. (RTD) Surya Citra
Perhitungan PPh Terutang CV. (RTD) Surya Citra Timor Tahun 2018
Skema Umum
UU No. 36 Tahun PP No. 46 Tahun PP No. 23 Tahun
2008 2013 2018
Pendapatan Rp 2.122.000.000 Rp 2.122.000.000 Rp 2.122.000.000
Biaya Operasional :
Biaya BBM & Makan Rp 513.750.000 Rp 513.750.000 Rp 513.750.000
Biaya Bongkar Muat Rp 140.350.000 Rp 140.350.000 Rp 140.350.000
Biaya Perawatan Kendaraan Rp 413.000.000 Rp 413.000.000 Rp 413.000.000
Biaya Usaha :
Biaya Gaji Rp 158.200.000 Rp 158.200.000 Rp 158.200.000
Biaya Listrik, Air, dan Telepon Rp 18.411.403 Rp 18.411.403 Rp 18.411.403
Biaya Pengiriman Rp 91.184.128 Rp 91.184.128 Rp 91.184.128
Total Biaya Rp 1.334.895.531 Rp 1.334.895.531 Rp 1.334.895.531
Laba Bersih Rp 787.104.469 Rp 787.104.469 Rp 787.104.469
PPh Final Rp 15.590.000 Rp 15.590.000 Rp 15.590.000
Laba Setelah Pajak Rp 771.514.469 Rp 771.514.469 Rp 771.514.469
PPh Terutang : Rp 115.727.170 Rp 1.157.272 Rp 578.636
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa hasil PPh terutang CV. (RTD) Surya
Citra Timor untuk tahun pajak 2018 sebesar Rp.115.727.170 dengan menggunakan
38
skema umum UU No. 36 tahun 2008, sedangkan perhitungan PPh terutang
Tabel 4.3
2008, PP No. 46 Tahun 2013 dan PP No. 23 Tahun 2018 pada CV. (RTD) Surya Citra
Perhitungan PPh Terutang CV. (RTD) Surya Citra Timor Tahun 2019
39
10.992.500 10.992.500
Rp Rp Rp
Laba Setelah Pajak 768.728.258 768.728.258 768.728.258
Rp Rp Rp
PPh Terutang :
115.309.239 1.153.092 576.546
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa hasil PPh terutang CV. (RTD) Surya
Citra Timor untuk tahun pajak 2019 sebesar Rp.115.309.239 dengan menggunakan
Nilai tersebut di peroleh dengan proses panjang, proses yang harus dilalui untuk
untuk paham betul akan penyusunan pembukuan agar dapat memperoleh nilai dasar
pengenaan pajak.
Tahun 2018 pada Perhitungan PPh Terutang CV. (RTD) Surya Citra Timor tahun
2017-2019 diketahui bahwa penerapan PP No.23 tahun 2018 pada perhitungan PPh
1. Pendapatan usaha
40
CV. (RTD) Surya Citra Timor memiliki omset dibawah Rp. 4.800.000.000, pada
tahun 2017 CV. (RTD) Surya Citra Timor memiliki omset Rp. 3.442.000.000, pada
tahun 2018 CV. (RTD) Surya Citra Timor mengalami penurunan pengiriman barang
sehingga omset Rp. 2.122.000.000 dan pada tahun 2019 CV. (RTD) Surya Citra
Timor memiliki omset Rp. 2.198.500.000 karena biaya angkutan jalan yang mahal
Perhitungan tarif pajak CV. (RTD) Surya Citra Timor membandingkan tiga
3. Pembayaran pajak
Pembayaran pajak yang digunakan CV. (RTD) Surya Citra Timor yaitu
4. Pelaporan Pajak
Pelaporan pajak yang di gunakan CV. (RTD) Surya Citra Timor yaitu SPT
tahunan badan.
41
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada CV.
(RTD) Surya Citra Timor, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan yaitu CV.
(RTD) Surya Citra Timor lebih menguntungkan bila menerapkan PP Nomor 23 Tahun
penghasilan dari usaha yang diterima dan diperoleh wajib pajak yang memiliki
peredaran bruto tertentu telah dirilis dan mulai berlaku sejak 1 juli dan mulai berlaku 1
juli 2018. Kini sejak diberlakukannya PP No. 23 Tahun 2018, maka tarif PPh bagi
UMKM turun menjadi 0,5%. Hal ini dilakukan pemerintah dikarenaka mendorong
peran serta masyarakat dalam kegiatan ekonomi formal, lebih memberikan keadilan,
meningkat. Hukum pajak Indonesia mengenal istilah pajak terutang. Istilah ini
42
mengacu pada pajak yang harus dibayarkan pada saat tertentu dalam masa pajak, tahun
terutang adalah pajak terutang yang dihitung dari Penghasilan Kena Pajak.
Berdasarkan kesimpulan dapat di ketahui bahwa CV. (RTD) Surya Citra Timor
serta kesederhanaan perhitungan serta jumlah pajak penghasilan yang dibayarkan lebih
kecil.
Berdasarkan implikasi teoritis di atas maka terdapat beberapa saran yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak CV. (RTD) Surya Citra Timor:
Bagi CV. (RTD) Surya Citra Timor hendaknya bisa mengambil kebijakan dalam
43
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, P.J.A, 2013. waluyo. Akuntansi Pajak. Jakarat penerbit: Salemba Empat.
Handayani. Luh Indah dan Naniek Noviari. 2015. Penerapan PP Nomor 46 Tahun
Prof. Dr. Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Eresco.
Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus. Buku 1 Edisi 8. Jakarta: Salemba
Empat.
Siti Kurnia Rahayu, (2010). Perpajakan Indonesia: Konsep dan Aspek Formal.
Soemitro, Rocmat. 2011. Asas dan Dasar Perpajakan. Refika Aditama, Bandung.
ALFABETA
Ghalia Indonesia
44
PP Nomor 46 Tahun 2013
http://www.fiskal.kemenkeu.go.id
https://online.pajak.co .id
https://djp.online.co.id
45