Anda di halaman 1dari 52

MGT PERSEDIAAN & EOQ

EVAN FIRDAUS
PERSEDIAAN (INVENTORY)
• Merupakan aktiva yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan
usaha normal, dalam proses produksi dan/atau dalam
perjalanan atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan
(supplies) untuk digunakan dalam proses produksi atau
pemberian jasa (PSAK 14, 2004).
• Merupakan bagian utama dari modal kerja yang merupakan
aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan.
(Indriyo,2002).
• Untuk usaha perdagangan (trading) hanya ada satu
persediaan yaitu Persediaan Barang Dagangan (Merchandise
Inventory).
• Untuk usaha Industri meliputi 3 macam persediaan yaitu
Persediaan Bahan Mentah (raw material inventory); Persedian
Bahan Setengah Jadi (work in process inventory); Persediaan
Barang Jadi (finish goods inventory).
Metode Penentuan Persediaan
1. Monthly Average (rata-rata bulanan).
2. Moving Monthly Average
3. Penentuan Batas Minimum dan
Maksimum Persediaan Yang Lalu.
4. Inventory Turnover (tingkat Perputaran
Persediaan).
Monthly Average (rata-rata bulanan).
Diperhitungkan lebih dahulu rata-rata
kebutuhan barang/produksi atau
bahan dasar kebutuhan setiap tahun,
kemudian besarnya persediaan
ditentukan kelipatan yang diinginkan
oleh perusahaan dari besarnya rata-
rata kebutuhan setiap bulan.
Contoh Kasus :
PT. Jatinangor Industri menargetkan kebutuhan dasar dalam
satu tahun (terlampir dlm tabel). Perusahaan mengeluarkan
kebijakan persediaan 2 (dua) kali rata-rata kebutuhan
perbulan.
Saudara diminta untuk menghitung berapa kebutuhan perbulan

Bulan Unit Bulan Unit


Januari 850 Juli 1.000
Pebruari 875 Agustus 1.025
Maret 900 September 1.050
April 925 Oktober 1.075
Mei 950 November 1.100
Juni 975 Desember 1.125
Moving Monthly Average
• Dengan metode ini rata-rata kebutuhan per bulan
diperhitungkan dari beberapa bulan sebelumnya dan
beberapa bulan setelahnya dengan jumlah yang sama
serta bulan yang bersangkutan.
• Besarnya persediaan adalah kelipatan yang diinginkan
oleh perusahaan dari besarnya rata-rata kebutuhan
setiap bulannya.
• Misalkan dari contoh kasus yang sama (Pt. Jatinangor),
bila perhitungan Moving ditetapkan 5 Bulan, dimana
kebutuhan dasar tahun sebelumnya untuk bulan
November 800 unit dan Desember 825 unit.
Diminta menghitung besarnya persediaan di bulan
Januari tahun sekarang, dengan metode moving
monthly average dan kebijakan persediaan 2 (dua) kali
rata-rata kebutuhan perbulan.
Metode Penentuan Batas Minimum dan
Maksimum Persediaan Yang Lalu.
• Metode ini memperhitungkan persediaan
waktu yang lalu, dengan cara mencari
besarnya persediaan yang terendah
sebagai batas minimum dan persediaan
tertinggi sebagai batas maksimum.
• Contoh kasus, melihat dari soal pertama
diminta berapa besarnya persediaan
(dengan Interval).
Metode Inventory Turnover
(Tingkat Perputaran
Persediaan)
• Invetory Turnover merupakan
Kemampuan dana yang tertanam
dalam inventory berputar dalam suatu
periode tertentu, atau likuiditas dari
inventory.(Bambang Riyanto)
• Inventory Turnover (IT) dalam
penentuan persediaan terdiri dari
Tingkat Perputaran Persediaan (IT)
Barang Jadi dan Bahan Baku (dasar).
1. Tingkat Perputaran Persediaan Barang Jadi dapat
dihitung dengan rumus :
Rencana Penjualan/tahun
Persediaan rata –rata

Persediaan rata-rata = Persediaan awal + Persediaan


Akhir
2
2. Tingkat Perputaran Persediaan Bahan Dasar dihitung
dengan rumus :
Bahan baku yang dibutuhkan (RM) dalam satu tahun
Persediaan rata-rata

Contoh kasus : Untuk tingkat perputaran barang jadi.


• Rencana Penjualan 1 tahun = 300.000 unit.
• Persediaan Awal = 50.000 unit
• Persediaan Akhir = 100.000 unit
Penentuan Persediaan Bahan
1.
Mentah
Kebutuhan Bahan mentah.
Dapat dihitung dengan mencari dahulu jumlah rencana produksi :
Rencana Penjualan …………………. X
Persediaan akhir Produk ………….. Y
Kebutuhan produk X+Y
Persediaan Awal Produk………….. Z
Rencana Produksi (X+Y) - Z

Dari sejumlah rencana produksi (x+y) – z dalam satu tahun, maka


kebutuhan bahan baku adalah mengalikan dengan standar
penggunaan bahan baku yang di gunakan.

Contoh : Rencana penjualan 1.300 unit, Persediaan awal produk 200


unit, Persediaan akhir 300 unit. Untuk menghasilkan 1 unit produk
dibutuhkan 6 kg bahan baku A dan 0,5 kg bahan baku B.
Ditanya berapa kebutuhan bahan baku A dan B.
Pembelian Bahan Baku
• Merupakan jumlah bahan baku yang harus dibeli
dapat dihitung dengan cara memperselisihkan
persediaan akhir dengan persediaan awal dari bahan
baku yang bersangkutan.

Contoh:
a. Kebutuhan bahan baku A = 7.200 kg
b. Kebutuhan bahan baku B = 1.200 kg.
c. Persediaan Awal Bahan Baku A = 300 kg.
d. Persediaan Awal Bahan Baku B = 200 kg.
e. Persediaan Akhir Bahan Baku A = 300 kg.
f. Persediaan Akhir Bahan Baku B = 100 kg.
Diminta : Menghitung besarnya pembelian bahan
baku A dan B.
MANAJEMEN BAHAN BAKU
(RAW MATERIAL MANAGEMENT).

Bahan baku (Raw Material) merupakan bahan yang


membentuk bagian menyeluruh produk jadi.
Tujuan Pengelolaan Bahan Baku :
 Dapat memperkirakan jumlah
kebutuhan bahan baku langsung.
 Dapat memperkirakan jumlah pembelian
bahan baku langsung yang diperkirakan.
 Sebagai dasar memperkirakan
kebutuhan dana yang diperlukan untuk
melaksanakan pembelian bahan baku
langsung.
 Sebagai dasar penentuan harga pokok
produksi yakni memperkirakan
komponen harga pokok pabrik karena
penggunaan bahan baku langsung dalam
proses produksi.
 Sebagai dasar melaksanakan fungsi
pengendalian bahan baku lansung.
Pengelolaan Bahan Baku
membutuhkan Empat (4)
bagian Sub Pengelolaan :

1.Pengelolaan Kebutuhan Bahan Baku


2.Pengelolaan Pembelian Bahan Baku
3.Pengelolaan Persediaan Bahan Baku
4. Pengelolaan Biaya Bahan Baku Yang habis
dipergunakan dalam Produksi.
Kebijakan Bahan Baku
(Raw Material Policy)
• Merupakan bagian dari kepentingan beberapa
manajer dalam suatu perusahaan.
• Manajemen inventori tidak hanya berhubungan
dengan manajer produksi dan finansial.
• Manajer pembelian selalu berorientasi pada
pembelian dalam jumlah yang besar, untuk
memperoleh discount.
• Manajer produksi ingin mempertahankan jumlah
persediaan yang besar untuk menjamin kelancaran
proses produksi.
• Sedangkan manajer finansial, mempertahankan
jumlah yang kecil, demi efisiensi penggunaan dana.
• Konflik ini harus direkonsiliasi menjadi
kebijaksanaan yang dapat diterima oleh berbagai
kepentingan.
FAKTOR-FAKTOR PENENTU BESAR
KECILNYA JUMLAH INVENTORY
• Lead time atau lamanya masa tunggu material
yang dipesan datang.
• Frekuensi penggunaan raw material.
• Jumlah dana yang tersedia.
• Jenis raw material (tahan lama atau tidak dlsb)
SYARAT KEBIJAKAN INVENTORI
• Dapat menjamin kelancaran proses produksi.
• Dapat dijangkau oleh dana yang tersedia.
• Jumlah pembelian adalah optimal.
Untuk mendapatkan keseimbangan
optimal antara kebutuhan dengan
pengadaan bahan baku maka
digunakan konsep Economic Order
Quantity (EOQ), maksudnya adalah
jumlah bahan baku yang harus dibeli
setiap kali dilakukan pembelian
sehingga akan menimbulkan biaya
yang paling rendah akan tetapi tidak
akan mengakibatkan kekurangan
bahan baku.
Economical Order Quantity Model
• Model ini digunakan untuk menentukan
jumlah pembelian bahan baku (material)
yang optimal.
Economical Order Quantity diartikan sebagai
jumlah pembelian bahan mentah pada setiap
kali pesan dengan biaya yang paling rendah.
ASUMSI EOQ
• Jumlah kebutuhan bahan mentah sudah
dapat ditentukan lebih dulu secara pasti
untuk penggunaan selama satu tahun
periode tertentu.
• Penggunaan bahan selalu pada tingkat yang
tetap secara kontinyu.
• Pesanan persis diterima pada saat tingkat
persediaan sama dengan nol atau berada di
atas safety stock.
Dasar Perhitungan EOQ :

• Basic cost (dasar ongkos)


• Graphical approach (berdasarkan grafik)
• Mathematical approach (secara matematik)
BASIC COST
Dasar Biaya terdiri dari tiga kelompok yaitu :

1. Order cost (biaya pesanan)yang meliputi antara lain :


– Biaya selama proses persiapan pesanan.
– Biaya penerimaan pesanan.
– Biaya penerimaan barang yang dipesan.
– Biaya-biaya processing pembayaran.
2. Carrying cost, yang meliputi antara lain :
– Sewa gudang.
– Biaya pemeliharaan material.
– Asuransi.
– Biaya modal.
– Menimbang/mengepak.
3. Total cost : yaitu jumlah order cost dan carrying cost.
Biaya Pemesanan/pesanan ( Order
Cost/Procurement Cost atau Set Up Cost),
merupakan biaya yang dikeluarkan
sehubungan dengan aktivitas pemesanan
bahan baku yang berbanding searah dengan
frekwensi pemesanan akan tetapi
berbanding terbalik dengan kuantitatif
bahan baku yang dipesan setiap kali
pemesanan.

Biaya Penyimpanan (Carrying Cost atau


Storage Cost), merupakan biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan aktivitas
penyimpanan bahan baku yang sudah dibeli
berbanding searah dengan kuantitas bahan
baku yang disimpan.
Garis pedoman :
– Biaya pesan akan semakin besar atau kecil,
tergantung kepada frekuensi pembelian
dalam suatu periode.
– Carrying cost, akan semakin besar atau kecil
tergantung kepada besar atau kecilnya
inventori.
Waktu pemesanan kembali
(Reorder Point)
Oleh karena pesanan memerlukan waktu (lead time)
maka sebelum bahan mentah yang ada habis
terpakai, perlu segera dilakukan pesanan kembali,
sehingga persis setelah pesanan datang persediaan
bahan sama dengan nol atau diatas safety stock.
Formulasi EOQ :

EOQ = 2 .R .S
P. I
Ket :
R = kebutuhan bahan baku selama suatu
periode waktu tertentu.
S = Biaya Pemesanan.
P = harga beli persatuan bahan baku.
I = Biaya penyimpanan yang dinyatakan dalam
prosentase dari persediaan rata-rata.
Atau

EOQ = 2 .R .S
C per unit

Ket :
R = kebutuhan bahan baku selama suatu periode waktu
tertentu.
S = Biaya Pemesanan.
C per unit = Biaya penyimpanan persatuan bahan baku.
Contoh
Kebutuhan material selama satu tahun 2.400 unit.
 Harga per unit Rp 1,-
 Order cost stiap kali pesan Rp 30,-
 Carrying cost ditetapkan 40 % dari avarage
inventory
 Safety stock 1.000 unit. Lead time selama satu
bulan
Diminta :
1. Menghitung EOQ
2. Reorder point
3. Grafik yang menunjukan hubungan antara
EOQ, reorder point dan safety stock
Pengelolaan Kebutuhan Bahan Baku.

Merupakan Pengelolaan dalam


merencanakan kuantitas fisik bahan
baku yang dibutuhkan untuk
keperluan produksi pada periode
yang akan datang.
Pengelolaan Pembelian Bahan Baku.

Merupakan pengelolaan dalam melakukan


pembelian kuantitas fisik bahan baku pada
periode tertentu dengan mempertimbangkan
faktor persediaan dan kebutuhan baku untuk
keperluan produksi.
Pengelolaan
Persedian Bahan Baku.

Pengelolaan kuantitas fisik bahan baku


yang disimpan sebagai persediaan
Pengelolaan Biaya Bahan Baku Yang
habis dipergunakan dalam Produksi.

Merupakan pengelolaan biaya yang


dikeluarkan (dalam satuan uang) untuk
memperoleh bahan baku yang digunakan
dalam proses produksi.
Data informasi yang harus ada dalam
pengelolaan kebutuhan bahan baku :

• Jenis produk jadi yang dihasilkan.


• Jenis bahan baku yang digunakan.
• Departemen Produksi yang dilalui dalam proses
produksi.
• Standard Usage Rate.
• Waktu Penggunaan Bahan Baku.
• Kuantitas produk jadi.
Standar Usage Rate merupakan Tingkat ukuran yang
menunjukan berapa satuan bahan baku yang diperlukan
untuk menghasilkan satu satuan produk jadi.

Kuantitas kebutuhan bahan baku dapat ditentukan


dengan jalan mengkalikan kuantitas produk jadi
yang dihasilkan dengan Standard Usage rate.
Dampak jika kuantitas pembelian bahan
baku lebih besar dari kebutuhan :

• Bahan baku banyak yangmenumpuk digudang, yang


kemungkinan dapat mengakibatkan kualitas berkurang.
• Bahan baku langsung terlalu lama menunggu giliran
untuk diproses.
• Meningkatnya biaya penyimpanan.
Dampak jika kuantitas pembelian bahan
baku lebih kecil dari pembelian :

• Proses produksi terhambat oleh karena


kehabisan bahan baku.
• Timbul biaya tambahan untuk pencarian bahan
baku pengganti dalam jangka waktu secepat
mungkin.
Pertimbangan biaya dalam menggunakan EOQ :
• Biaya Pemesanan (Procurement Cost atau Set Up
Cost)
• Biaya Penyimpanan (Carrying Cost atau Storage Cost)
Dalam Pengolaan Bahan Baku ada
beberapa yang harus diketahui
yaitu :
• Stock Out Cost merupakan biaya yang terpaksa
harus dikeluarkan akibat keterlambatan datangnya
bahan baku.
• Extra Carrying Cost merupakan biaya yang tepaksa
harus dikeluarkan akibat bahan baku langsung
datang terlalu awal.
• Lead Time merupakan jangka waktu sejak
dilakukannya pemesanan sampai saat datangnya
bahan baku langsung yang dipesan dan siap untuk
dipakai dalam proses produksi.
• Re Order Point adalah saat harus melakukan
pemesanan kembali bahan baku langsung yang
diperlukan.
Formulasi penentuan Kuantitas
Pembelian Bahan Baku adalah :

Persediaan Akhir Bahan Baku


Kebutuhan Bahan Baku untuk Produksi +
Total Kebutuhan Bahan baku
Persediaan Awal Bahan Baku -
Kuantitas Pembelian Bahan Baku
Informasi yang harus tercantum
dalam Persediaan Bahan Baku :
• Jenis Bahan Baku yang dipergunakan.
• Jumlah Bahan Baku yang tersisa sebagai
Persediaan.
• Harga Beli Persatuan Bahan Baku.
• Nilai Bahan Baku yang tersimpan sebagai
Persediaan.
Informasi yang harus tercantum dalam
Biaya Bahan Baku yang habis
dipergunakan :
 jenis bahan baku yang dipergunakan.
 Kuantitas bahan baku yang habis
dipergunakan untuk produksi.
 Harga persatuan bahan baku.
 Nilai bahan baku yang habis
dipergunakan untuk produksi.
 Jenis produksi jadi yang
menggunakan bahan baku.
 Waktu pemakaian bahan baku.
Thank You !!!
Kasus Praktek 1.
Suatu perusahaan selama satu tahun membutuhkan bahan
mentah sebanyak 6.400 unit dengan harga per unit Rp
10,-. Dalam rangka pembelian tersebut dibutuhkan biaya-
biaya sebagai berikut :
– Biaya pengiriman pesanan Rp 10,-
– Biaya pemeriksaan material yang datang Rp 70,-
– Biaya administrasi Rp 20,-
– Biaya untuk menyelesaikan pesanan Rp 20,-
– Biaya penyimpanan di gudang 20 % dari nilai rata-rata
barang yang dibeli (avarage inventory)
– Biaya modal 10 % dari modal rata-rata yang tertanam
dalam inventory
Dari data tersebut diminta :
1. Menentukan besarnya EOQ
2. Menentukan reorder point bila diketahui procurement lead
time satu minggu
3. Gambarkan grafik yang menunjukan hubungan antara
safety stock, EOQ dan reorder point. Diketahui safety stock
500 unit
Kasus Praktek 2.
Perusahaan roti “ABA” selalu melakukan
pembelian bahan-bahan seperti gandum,
melalui pesanan lebih dulu.
Pemakaian bahan mentah satu tahun relatif
konstan sebesar 4.800 Kg.
Harga bahan-bahan sekarang rata-rata konstan.
Biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk
memperoleh bahan-bahan adalah :
– Biaya pengiriman pesanan Rp 30,-
– Biaya pengiriman barang dan processing
pembayaran Rp30
– Biaya asuransi Rp 0,10,- per unit
– Biaya sewa gudang Rp 0,20,- per unit
– Biaya pemeliharaan Rp 0,10,- per unit
Invnetory yang dipertahankan minimal 400 Kg.
Lama waktu sejak dilakukan pesanan sampai
datangnya bahan yang dipesan selama ½ bulan.
Kasus Praktek 3.
Sebuah perusahaan ingin melakukan pesanan terhadap bahan-bahan
mentah yang digunakan secara kontinyu dengan memperhatikan jumlah
pembelian yang paling ekonomis.
Dalam rangka ini, dilakukanlah suatu studi yang menghasilkan informasi
sebagai berikut :
• Biaya pesanan salam setiap kali pesan Rp 100,- dan avarage inventory cost
sebesar 25%
• Harga pembelian Rp 200,- per unit dan kebutuhan perusahaan 100 unit
per bulan
• Disamping itu ada suatu penawaran yang menarik dari supplier bahan
mentah, berupa discount harga dengan perincian :
– Pembelian kurang dari 500 unit, harga Rp 200,-
– Pembelian antara 500 sampai dengan 990 unit, harga Rp 180,-
– Pembelian 1.000 unit atau lebih, harga Rp 170,- per unit
Berdasarkan data tersebut :
1. Hitunglah EOQ
2. Berapa kali pesan dalam setahun
3. Bila besarnya safety stock ditetapkan sebesar kebutuhan satu bulan,
dengan lead time ½ bulan, hitunglah reorder point, dan gambar pula
grafiknya.
4. Apakah discount harga tersebut cukup menarik? Tunjukan dengan
perhitungan.
5. Gambarkan grafik total incremental cost, untuk masing-masing
alternatif.
Kasus Praktek 4.
Catatan penggunaan, pembelian dan persediaan bahan mentah di bawah ini
diambil dari daftar perhitungan angka produksi perusahaan “XYZ” tahun
2001.
• Persediaan bahan mentah 1/1 2000 Rp 70.000,-
• Pembelian bahan selama 1 tahun Rp 210.000,- +
Rp 280.000,-
• Pembelian bahan mentah 21/12 2001 Rp 30.000,-
• Bahan mentah yang digunakan Rp 250.000,-
Informasi mengenai harga bahan dalam tahun ini konstan sebesar Rp10,-
per unit
• Pembelian dilakukan melalui pesanan lebih dulu dengan tenggang waktu 15
hari
• Procurement cost setiap kali pesan Rp 1.250,-
• Iron stock yang dipertahankan sebesar Rp 1.000 unit
Seandainya rencana produksi dan processing biaya untuk tahun 2002 persis
sama dengan tahun 2001, hitunglah :
1. EOQ
2. Pembiayaan inventori pada pembelian sebesar EOQ.
3. Reorder point
4. Gambarkan grafik pesanannya dengan menunjukan waktu-waktu reorder
point dengan tepat.
Kasus Praktek 5.
• “WILLIAMS PAINT COMPANY” menggunakan 60.000 gallon zat pewarna per
tahun.
• Carrying cost untuk zat pewarna adalah Rp 1,50,- per gallon per tahun.
• Bila fixed cost dari pesanan zat pewarna tersebut adalah Rp 200,-sedangkan
pemakaian zat pewarna adalah konstan maka :
– Hitunglah EOQ
– Total cost pada pesanan sebesar E O Q
– Frekuensi pesanan satahun
– Hitunglah total cost pada pembelian sebesar :
60.000 gallon
30.000 gallon
15.000 gallon
5.000 gallon
4.000 gallon
3.000 gallon
2.000 gallon
1.000 gallon
– Gambarkan grafik yang menunjukan hubungan antara total order cost,
total carrying cost, dan total cost.
Kasus Praktek 1. MP
PT. Puding Mas membuat dua jenis produk,
yakni Keju Pisang dan Keju Nenas. Keju
Pisang dibuat pada dua Departemen
Produksi, yakni Dept Oven dan Dept Serat.
Sedamg Keju Nenas hanya dibuat pada dept
Serat. Bahan Baku ada dua jenis Keju dan
Tepung. Keju untuk Dept. Produksi Oven dan
Tepung untuk
BULAN Dept.
KEJU PISANGProd. Serat.
KEJU NENAS
Januari Produksi Tahun
500 2005 800
Pebruary 600 800
Maret 700 900
Triwulan II 1.550 2.400
Triwulan III 1.800 2.500
Triwulan IV 1.950 2.600
Setiap 100 unit Keju Pisang
menggunakan 5 kg keju dan 10 kg
tepung, sedangkan setiap 100 unit Keju
Nenas hanya menggunakan 8 kg keju.
Harga keju Rp 600,-perkg dam harga
tepung Rp180 perkg.
• Menyusun
Diminta : Kebutuhan Bahan Baku.
• Menyusun Biaya Bahan Baku untuk
tahun produksi tahun 2005.
PT. PUDING MAS
KEBUTUHAN BAHAN BAKU
TAHUN 2005
Keju Pisang Keju Nenas
Keterangan Jumlah
Produksi SUR Kebutuhan Produksi SUR Kebutuhan
KEJU :
Januari
Pebruari
Maret
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV

Jumlah

TEPUNG :
Januari
Pebruari
Maret
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV

Jumlah
PT. PUDING MAS
BIAYA BAHAN BAKU
TAHUN 2005
KEJU TEPUNG
KETERANGAN Kebutuhan Harga / Jumlah Kebutuhan Harga/ Jumlah JUMLAH
unit unit

Januari
Pebruari
Maret
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV

Jumlah

Anda mungkin juga menyukai