“ ASPEK TEKNIS/OPERASI “
STUDI KELAYAKAN BISNIS
TP 2020/2021
1.1 LATAR BELAKANG
Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi
para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah
yangmemberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang
tentunyakepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan
dalam rangkauntuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan
untuk mengetahuitingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran
pengembaliannya, pemerintah lebihmenitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut
secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll.Mengingat
bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, makadiperlukan
pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat berbagai
aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studitersebut
digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakanatau
ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah menunjukan bahwa dalam
studikelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang
atau aspekmasing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa
teknologi dan lainsebagainya.
PEMBAHASAN
2.1.1 Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian kelayakan
terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan.
Penntuan kelayakan teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal-hal yang
berkaitan dengan teknis/ operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik,
maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalanannya dikemudian hari.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan
lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik, dan proses
produksinya termasuk pemilihan teknologi. Jadi analisis dari aspek operasi adalah
untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai
ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan
digunakan.
Secara keseluruhan aspek operasi ini akan dinilai bekerja secara efisien atau tidak,
karena pada akhirnya efisiensilah yang akan menentukan salah satu faktor besar
kecilnya laba yang akan diperoleh perusahaan.
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa prioritas utama aspek teknis / operasi
adalah menganalisis masalah penentuan lokasi. Pemilihan lokasi sangat penting
mengingat apabila salah dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang
akan dikelurkan nantinya.
Dalam memilih lokasi tergantung dari jenis usaha atau investasi yang dijalankan.
Terdapat paling tidak empat lokasi yang dipertimbangkan sesuai keperluan perusahaan
antara lain :
Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi sebagai berikut :
Khusus untuk lokasi pabrik paling tidak ada dua faktor yang menjadi
pertimbangan, yaitu :
Faktor Sekunder
Pertimbangan sekunder dalam penentuan lokasi pabrik adalah :
a. Biaya untuk investasi dilokasi seperti biaya pembelian tanah atau
pembangunan gedung
b. Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut dimasa
yang akan datang
c. Kemungkinan untuk perluasan lokasi
d. Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau
perumahan
e. Iklim dan tanah
f. Masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat
1. Dekat pemerintah
2. Dekat lembaga keuangan
3. Dekat dengan pasar
4. Tersedia sarana dan prasarana
1. Di kawasan industri
2. Dekat denga pasar
3. Dekat dengan bahan baku, dan
4. Tersedianya sarana dan prasarana
Penentuan suatu lokasi bukanlah pekerjaan yang mudah dipertimbangkan diatas harus
dinilai secara matang. Untuk menilai lokasi yang sesuai dengan keinginan perusahaan
dapat digunakan berbagai metode sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Paling tidak ada tiga metode yang dapat digunakan dalam menilai suatu lokasi
sebelum diputuskan yakni:
Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian hasil value antara
lain :
1. Pasar
2. Bahan baku
3. Transportasi
4. Tenaga kerja; dan
5. Pertimabngan lainnya
Adapun faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode perbandingan biaya
antara lain :
1. Bahan baku;
2. Bahan bakar dan listrik
3. Biaya operasi;
4. Biaya umum; dan
5. Biaya lainnya
Kemudian faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode analisis ekonomi
antara lain :
1. Biaya sewa;
2. Biaya tenaga kerja;
3. Biaya pengangkutan;
4. Biaya bahan bakar dan listrik;
5. Pajak;
6. Perumahan;
7. Sikap masyarakat; dan
8. Dan lainnya.
PT.Sinar Layang bermaksud mendirikan pabrik tekstil. Pilihan lokasi yang diinginkan
adalah di Serang, Cirebon, dan Bandung. Pertimbangannya adalah berdasarkan metode
penilaian hasil value.
No Nilai Lokasi
Kebutuhan Cirebon Bandung Serang
yang ideal
1 Pasar 40 25 35 20
2 Bahan baku 30 20 25 15
3 Transportasi 15 7 13 8
4 Tenaga kerja 10 10 9 11
5 Lainnya 5 4 5 4
Jumlah 100 66 87 58
Berdasarkan metode penilaian hasil value maka lokasi yang tertinggi yang dipilih yaitu kota
Bandung dengan nilai 87.
No
Jenis Biaya Lokasi
.
Serang Cirebon Bandung
1 Bahan baku 150 1660 140
2 Bahan bakar dan listrik 40 45 40
3 Biaya operasi 60 65 55
4 Biaya umum 70 75 65
5 Biaya lainnya 10 10 5
Jumlah 330 355 305
Berdasarkan metode perbandingan biaya maka lokasi yang dipilih adalah Bandung dengan
biaya termurah, yaitu hanya Rp 305 per unit.
Penilaian dengan metode analisis ekonomi didasarkan pada berbagai jenis biaya yang
akan menjadi beban usaha termasuk biaya perumahan dan biaya sosial seperti sikap
masyarakat.
No
Jenis Biaya Lokasi
.
Serang Cirebon Bandung
1 Biaya sewa 200.000 150.000 175.000
2 Biaya tenaga kerja 900.000 1.000.000 850.000
3 Biaya pengangkutan 300.000 400.000 350.000
4 Biaya bahan bakar dan listrik 180.000 180.000 180.000
5 Pajak 50.000 60.000 50.000
Total biaya operasi 1.630.000 1.790.000 1.605.000
6 Perumahan Baik Cukup Baik
7 Sikap masyarakat Cukup Sedang Baik
Lokasi yang dipilih dengan metode economic analysis adalah Bandung.
Penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang
dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknisndan
peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien. Luas produksi dapat dilihat dari
segi ekonomis dan segi teknis. Dari segi ekonomis yang dilihat adalah berapa jumlah
produk yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien. Adapun
dari segi teknisnya yang dilihat adalah jumlah produk yang dihasilkan atas dasar
kemampuan mesin dan peralatan serta persyaratan teknis.
Untuk memperoleh layout yang baik maka perusahaan perlu menentukan hal-hal
berikut :
1. Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan
Dengan mengetahui tentang pekerja, mesin dan peralatan yang dibutuhkan, maka kita
dapat menentukan layout dan penyediaan tempat atau ruangan untuk setiap komponen
tersebut.
2. Peralatan untuk menangani material atau bahan
Alat yang digunakan juga sangat tergantung pada jenis material atau bahan yang
dipakai, misalnya derek dan kereta otomatis untuk memindahkan bahan.
3. Lingkungan dan estetika
Keleluasaan dan kenyamanan tempat kerja juga mendasari keputusan tentang layout,
seperti jendela, sirkulasi ruang udara.
4. Arus Informasi
Pertimbangan tentang cara terbaik untuk memindahkan informasi atau melakukan
komunikasi perlu juga dibuat
5. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda
Pertimbangan disini lebih ditekankan pada tingkat kesulitan pemindahan alat dan
bahan.
Contohya untuk layout peralatan pabrik, faktor-faktor yang menjadi pertimbangan
sebagai berikut :
1. Produk yang dihasilkan
2. Kebutuhan terhadap ruangan
3. Urutan produksi
4. Jenis dan berat peralatan/mesin
5. Aliran bahan baku
6. Udara dan cahaya diruangan
7. Pemeliharaan; dan
8. Fleksibilitas (kemudahan dan berpindah-pindah)
Yang menjadi perhatian disini adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang
diinginkan dan manfaat ekonomi yang dikerjakan. Jadi yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan teknologi antara lain :
EOQ merupakan jumlah pembelian bahan baku mentah pada setiap kali pesan dengan
biaya yang paling rendah. Artinya setiap kali memesan bahan mentah perusahaan dapat
menghemat biaya yang akan dikeluarkan.
Hal-hal yang berkaitan dengan EOQ dan sangat perlu untuk diperhatikan adalah
masalah klasifikasi biaya. Pentingnya klasifikasibiaya akan memudahkan kita dalam
melakukan analisis, sehingga hasil yang akan diperoleh dapat diakui kebenaranny.
Kemudian formula untuk menghitung atau mencari EOQ dapat dilakukan sesuai
keadaan. Paling tidak ada tujuh keadaan yang dapat digunakan untuk menghitung EOQ.
Pembahasan ini hanya digunakan untuk dua formula , yaitu pertama menghitung EOQ
dengan kebutuhan tetap, dan yang kedua untuk menghitung EOQ dengan kapasitas lebih.
Berikut ini merupakan mengaplikasikan kedua contoh diatas maka akan dibuat dalam
dua buah kasus.
1. EOQ dengan kebutuhan Tetap
Rumus yang digunakan untuk mencari EOQ dengan kebutuhan tetap sebagai berikut :
Di mana :
2.D.O D = Demand
Q=
CC Q = Quality
D/Q = Jumlah pemesanan selama setahun
Q/2 = Rata-ratapersediaan
OC = Ordering cost (biaya pemesanan)
CC = Carrying cost (biaya penyimpanan)
Dan rumusan selanjutnya adalah :
Q
Cc = Biaya penyimpanan/ tahun
2
D
Cc = Biaya pemesanan/tahun
Q
Q D
TC = Cc + Cc
2 Q
Jadi :
2.D.OC
Q=
Cc
Contoh Soal
Jawab :
CC = Rp 6/unit/tahun
OC = Rp 5/pesan
2.D.OC 2 X 6.0000 X 5
Q= =
CC
6
Q = 10.000
= 100 unit
Jadi pesanan yang paling ekonomis adal
Q D
TC = Cc + Cc
2 Q
100 6.000
TC = (6) + (5) = Rp 600,-
2 100
Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pesanan 100 unit adalah Rp 600,-
Jika D diukur dengan rupiah, maka CC dan Q juga diukur dengan rupiah, dengan
menggunakan rumus diatas maka diperoleh hasilnya sebagai berikut :
Rp 6,-
Cc = = Rp 600,-
Rp 15,-
2 x Rp 90.000 x 5
Q (dalam rupiah) = = Rp 1.500,-
Rp 40
Metode yang digunakan adalah untuk menentukan berapa biaya yang paling
ekonomis untuk setiap kali pesan serta tidak akan terjadi keterlambatan seperti masa
lalu.
Data yang diperoleh adalah :
Pertanyaan :
Jawaban :
Qo (P –D) D
TC = CC + OC
2P P
12.928 = Rp 1.072,-
Terdapat beberapa faktor penentu dalam menghitung besarnya safety stock, antara
lain :
1. Penggunaan bahan baku rata-rata
2. Faktor waktu; dan
3. Biaya yang digunakan
Di samping faktor penentu diatas dalam menentukan safety stock diperlukan standar
kuantitas yang harus dipenuhi yaitu :
1. Persediaan minimum ;
2. Besarnya pesanan standar;
3. Persediaan maksimum;
4. Tingkat pemesanan kembali; dan
5. Administrasi persediaan.
ROP merupakan waktu peruusahaan akan memesan kembali atau batas waktu
pemesanan kembali dengan melihat jumlah minimal persediaan yang ada. Hal ini penting
agar supaya jangan sampai terjadi kekurangan bahan pada saat dibutuhkan. Jumlah
pemesanan kembali dihitung dengan probabilitas atau kemungkinan terjadinya
kekurangan stock dan dihitung selama tenggang waktu.
Terdapat banyak model reorder point yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi
perusahaan. Dalam buku ini hanya akan dibahas model jumlah permintaan maupun masa
tenggang waktu konstan (constant demand rate, constant lead time ). Rumus yang
digunakan sebagai berikut :
Contoh soal :
Tn. Roy Akase setiap hari minum 2 botol susu yang dikirim oleh pengantar 3 hari
setelah Tn. Roy menelepon.
Pertanyaan : Kapan Tn. Roy Akase akan menelepon untuk melakukan pemesanan
kembali ?
Jawab :
Tn. Roy harus menelepon kembali apabila minimal stock susu tinggal 6 botol.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Tujuan dari menganalisis aspek teknis/ operasi ini adalah agar perusahaan dapat
menentukan lokasi pabrik, gudang cabang, maupun kantor pusat.
2. Agarr perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi
yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi.
3. Agar perusahaan bisa menetukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan
produksinya.
4. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik untuk
dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan di masa
yang akan datang.
3.2 SARAN
Harapan kami sebagai penulis, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
dan kamiharapkan juga bahwa jangan hanya berfokus pada materi ini saja tetapi telusuri lebih
dalam tentang ASPEK KEUANGAN STUDY KELAKANN BISNIS (SIM) melalui
referensi-referensi lain yang dapat membatu meningkatkan pengetahuan kita tentang aspek
keuangankareana dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa materi tentang
aspek keuanganmasih sangat terbatas.
JAWABAN SOAL BAB 4 NO 6-7 HAL 144-147
6. Berikut ini suatu kasus :
Pertanyaan :
Jawaban :
= Rp. 600.000.000
Untuk tahun 1 EAT=Rp. 1.200.000.000–(30%xRp. 1.200.000.000)= Rp.
840.000.000
Untuk tahun 2 EAT =Rp.1.800.000.000-(30%xRp.1.800.000.000)=Rp.
1.260.000.000
Untuk tahun 3 EAT = Rp. 2.500.000-(30%xRp.2.500.000.000) = Rp. 1.700.000
A = P(a/p,I,n) = Rp. 800.000.000 (a/p,0,3)
= Rp. 321.688.000
a. Tabel cash flow sebagai berikut :
Tahun 1 2 3
Rp
EAT Rp 840,000,000.00 1,260,000,000.00 Rp 175,000,000.00
Pemasukan akhir
tahun - - Rp 500,000,000.00
Rp
Penyusutan Rp 600,000,000.00 600,000,000.00 Rp 600,000,000.00
Rp
Pengeluaran Rp 200,000,000.00 300,000,000.00 Rp 400,000,000.00
Rp
Annual Rp 321,688,000.00 321,688,000.00 Rp 321,688,000.00
Kas bersih Rp
(Procceed) Rp 918,312,000.00 1,238,312,000.00 Rp 2,128,312,000.00
Discount Factor
(DF) 0,862 0,743 0,641
Rp
PV Kas bersih Rp 791,585,000.00 920,066,000.00 Rp 1,364,248,000.00
Jumlah present
value kas bersih Rp 3,075,899,000.00
b. Perhitungan :
1. Payback period (PP)
Rp. 1.081.688.000,-
Rp. 1.238.312.000
Tahu
n EAT Penyusutan Kas bersih DF PV
16% Kas bersih
Rp 0,86 Rp
1 Rp 840,000,000.00 Rp 600,000,000.00 918,312,000.00 2 791,585,000.00
Rp 0,74 Rp
2 Rp 1,260,000,000.00 Rp 600,000,000.00 1,238,312,000.00 3 920,066,000.00
Rp 0,64 Rp
3 Rp 1,750,000,000.00 Rp 600,000,000.00 2,128,312,000.00 1 1,364,248,000.00
c. Kesimpulan
PP = 2 tahun = lebih baik
ARR = 23% = tidak baik
NPV = Rp. 500.000.000
IRR = 17% = cukup baik
PI = 150% =cukup baik
Current Assets−Inventory
b. Quick Ratio =
Current liabilities
2.500−700
2004 = = 0.95 kali
1.900
2.650−650
2005 = = 0.77 kali
2.600
3.350−500
2006 = = 0.89 kali
3.200
11.650 .000
2004 = = 1.35 kali
8.650 .000
13.950.000
2005 = = 1.072 kali
13.015.000
14.550.000
2006 = = 0.91 kali
16.000.000
Sales
f. ROI =
Total Assets
1.424 .000
2004 = = 16.5%
8.650 .000
2.160.000
2005 = = 16.6%
13.015.000
1.912.000
2006 = =12 %
16.000.000
1.424 .000
2004 = = 12.2%
11.650 .000
2.160.000
2005 = = 15.5%
13.950.000
1.912.000
2006 = = 13.1 %
14.550.000
h. Komentar
Current Ratio : Pada tahun 2004 aktiva lancar sebanyak 1,32 kali utang lancar,
2005 aktiva lancar sebanyak 1.02 kali utang lancar, dan tahun 2006 aktiva
lancar sebanyak 1.04 kali utang lancar.
Quick Ratio : Jika rata-rata industri adalah 1 kali, maka rasio perusahaan ini
untuk tahun 2004, 2005 dan 2006 cukup baik, karena mendekati rata-rata
industri.
Assets Turnover : Pada tahun 2004 hingga 2006 mengalami penurunan dari
tahun ke tahun.
ROI : rasio perusahaan dari tahun 2004 hingga 2006 masih dibawah rata-rata
industri.
Net Profit Margin : Pada tahun 2004 sebanyak 12.2% , tahun 2005 sebanyak
15.5% dan tahun 2006 sebanyak 13.1%