Anda di halaman 1dari 22

TUGAS RESUME

“ ASPEK TEKNIS/OPERASI “
STUDI KELAYAKAN BISNIS

Disusun oleh kelompok 2:

1. Agus Purwanto (B.231.16.0592)


2. Nailis Saadah (B.231.17.0029)
3. Anis Kristiani (B.231.17.0033)
4. Dyah Sulistiowati (B.231.17.0062)
5. Afrida Noviana (B.231.17.0076)
6. Vivi Aprilia (B.231.17.0105)
7. Citaning Purnamasari (B.231.17.0106)
8. Krisna Wahyu Oktavia (B.241.19.0030)

S1 AKUNTANSI - FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SEMARANG

TP 2020/2021
1.1 LATAR BELAKANG

Studi kelayakan sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama bagi
para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah
yangmemberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang
tentunyakepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan
dalam rangkauntuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan
untuk mengetahuitingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran
pengembaliannya, pemerintah lebihmenitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut
secara makro baik bagi perekonomian, pemerataan kesempatan kerja, dll.Mengingat
bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, makadiperlukan
pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat berbagai
aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studitersebut
digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakanatau
ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah menunjukan bahwa dalam
studikelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang
atau aspekmasing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa
teknologi dan lainsebagainya.

Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang berdasarkan


padaorientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan orientasi laba,
yangdimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang secara
ekonomis, danorientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang
menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa
memikirkan nilai atau keuntungan ekonomis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian aspek teknis / operasi

2. Bagaimana caranya menentukan lokasi usaha

3. Bagaimana metode penilaian lokasi

4. Apa pengertian luas produksi

5. Apa pengertian tata letak (layout)

6. Apa pengertian pemilihan teknologi

7. Apa pengertian economic order quantity (EOQ)

8. Apa yang dimaksud reorder point (ROP)


1.3 TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Agar dapat menentukan lokasi yang tepat


2. Agar dapat menentukan loyaut yang tepat dan sesuai
3. Agar dapat menentukan teknologi yang paling tepat
4. Agar dapat menentukan metode yang paling baik
5. Agar dapat menentukan tenaga kerja yang berkualitas
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ASPEK TEKNISI/ OPERASI

2.1.1 Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian kelayakan
terhadap aspek ini sangat penting dilakukan sebelum perusahaan dijalankan.
Penntuan kelayakan teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal-hal yang
berkaitan dengan teknis/ operasi, sehingga apabila tidak dianalisis dengan baik,
maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dalam perjalanannya dikemudian hari.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan
lokasi, luas produksi, tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik, dan proses
produksinya termasuk pemilihan teknologi. Jadi analisis dari aspek operasi adalah
untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai
ketepatan lokasi, luas produksi, dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan
digunakan.

Secara keseluruhan aspek operasi ini akan dinilai bekerja secara efisien atau tidak,
karena pada akhirnya efisiensilah yang akan menentukan salah satu faktor besar
kecilnya laba yang akan diperoleh perusahaan.

2.2 PENENTUAN LOKASI USAHA

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa prioritas utama aspek teknis / operasi
adalah menganalisis masalah penentuan lokasi. Pemilihan lokasi sangat penting
mengingat apabila salah dalam menganalisis akan berakibat meningkatnya biaya yang
akan dikelurkan nantinya.

Dalam memilih lokasi tergantung dari jenis usaha atau investasi yang dijalankan.
Terdapat paling tidak empat lokasi yang dipertimbangkan sesuai keperluan perusahaan
antara lain :

1. Lokasi untuk kantor pusat


2. Lokasi untuk pabrik
3. Lokasi untuk gudang; atau
4. Kantor cabang

Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi sebagai berikut :

1. Jenis usaha yang dijalankan


2. Apakah dekatt dengan pasar atau konsumen
3. Apakah dekat dengan bahan baku
4. Apakah tersedia tenaga kerja
5. Tersedia sarana dan prasarana (transportasi, listrik, air)
6. Apakah dekat dengan pusat pemerintahan
7. Apakah dekat lembaga keuangan
8. Apakah berada di kawasan industri
9. Kemudahan untuk melakukan ekspansi / perluasan
10. Kondisi adat istiadat / budaya/ sikap masyarakat setempat, dan
11. Hukum yang berlaku di wilayah setempat

Khusus untuk lokasi pabrik paling tidak ada dua faktor yang menjadi
pertimbangan, yaitu :

 Faktor Utama (Primer)


Pertimbangan utama dalam penentuan lokasi pabrik adalah :
a. Dekat dengan pasar
b. Dekat dengan bahan baku
c. Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualifikasi yang diinginkan
d. Derdapat fasilitas pengangkutan seperti jalan raya , kereta api, atau
pelabuhan laut dan pelabuhan udara
e. Tersedia sarana dan prasarana seperti listrik , dan
f. Sikap masyarakat

 Faktor Sekunder
Pertimbangan sekunder dalam penentuan lokasi pabrik adalah :
a. Biaya untuk investasi dilokasi seperti biaya pembelian tanah atau
pembangunan gedung
b. Prospek perkembangan harga atau kemajuan di lokasi tersebut dimasa
yang akan datang
c. Kemungkinan untuk perluasan lokasi
d. Terdapat fasilitas penunjang lain seperti pusat perbelanjaan atau
perumahan
e. Iklim dan tanah
f. Masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat

Kemudian pertimbangan untuk menentukan lokasi kantor pusat yang umum


dilakukan sebagai berikut :

1. Dekat pemerintah
2. Dekat lembaga keuangan
3. Dekat dengan pasar
4. Tersedia sarana dan prasarana

Adapun pertimbangan untuk lokasi gudang yang umum dilakukan sebagai


berikut :

1. Di kawasan industri
2. Dekat denga pasar
3. Dekat dengan bahan baku, dan
4. Tersedianya sarana dan prasarana

Penilaian lokasi yang tepat akan memberikan berbagai keuntungan bagi


perusahaan, baik dari segi finansial maupun nonfinancial. Keuntungan yang
diperoleh dengan mendapatkan lokasi yang tepat antara lain :

1. Pelayananyang diberikan kepada konsumen dapat lebih memuaskan.


2. Kemudahan dalam memperoleh tenaga kerja yang diinginkan baik jumlah
maupun kualifikasinya.
3. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku atau bahan penolong dalam
jumlah yang diinginkan secara terus-menerus.
4. Kemudahan untuk memperluas lokasi usaha, karena biasanya sudah
diperhitungkan untuk usaha perluasan lokasi sewaktu-waktu.
5. Memiliki nilai atau harga ekonomis yang lebih tinggi di masa yang akan
datang.
6. Meminimalkan terjadinya konflik terutama dengan masyarakat dan
pemerintah setempat.

2.3 METODE PENILAIAN LOKASI

Penentuan suatu lokasi bukanlah pekerjaan yang mudah dipertimbangkan diatas harus
dinilai secara matang. Untuk menilai lokasi yang sesuai dengan keinginan perusahaan
dapat digunakan berbagai metode sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Paling tidak ada tiga metode yang dapat digunakan dalam menilai suatu lokasi
sebelum diputuskan yakni:

1. Metode penilaian hasil value;


2. Metode perbandingan biaya (cost comparison method) dan;
3. Metode analisis ekonomi (economic analysismethod).

Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode penilaian hasil value antara
lain :

1. Pasar
2. Bahan baku
3. Transportasi
4. Tenaga kerja; dan
5. Pertimabngan lainnya
Adapun faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode perbandingan biaya
antara lain :

1. Bahan baku;
2. Bahan bakar dan listrik
3. Biaya operasi;
4. Biaya umum; dan
5. Biaya lainnya
Kemudian faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam metode analisis ekonomi
antara lain :

1. Biaya sewa;
2. Biaya tenaga kerja;
3. Biaya pengangkutan;
4. Biaya bahan bakar dan listrik;
5. Pajak;
6. Perumahan;
7. Sikap masyarakat; dan
8. Dan lainnya.

Berikut ini contoh penggunaan ketiga metode diatas.

Metode Penilaian Hasil Value

PT.Sinar Layang bermaksud mendirikan pabrik tekstil. Pilihan lokasi yang diinginkan
adalah di Serang, Cirebon, dan Bandung. Pertimbangannya adalah berdasarkan metode
penilaian hasil value.

No Nilai Lokasi
Kebutuhan Cirebon Bandung Serang
yang ideal
1 Pasar 40 25 35 20
2 Bahan baku 30 20 25 15
3 Transportasi 15 7 13 8
4 Tenaga kerja 10 10 9 11
5 Lainnya 5 4 5 4
Jumlah 100 66 87 58

Berdasarkan metode penilaian hasil value maka lokasi yang tertinggi yang dipilih yaitu kota
Bandung dengan nilai 87.

Metode Perbandingan Biaya (Cost Comparison Method)

Metode perbandingan biaya didasarkan kepada kebutuhan biaya-biaya utama seperti


biaya bahan baku , operasi (pengolahan), distribusi, umum, dan lainnya.

No
Jenis Biaya Lokasi
.
Serang Cirebon Bandung
1 Bahan baku 150 1660 140
2 Bahan bakar dan listrik 40 45 40
3 Biaya operasi 60 65 55
4 Biaya umum 70 75 65
5 Biaya lainnya 10 10 5
Jumlah 330 355 305

Berdasarkan metode perbandingan biaya maka lokasi yang dipilih adalah Bandung dengan
biaya termurah, yaitu hanya Rp 305 per unit.

Metode Analisis Ekonomi (Economic analysis Method)

Penilaian dengan metode analisis ekonomi didasarkan pada berbagai jenis biaya yang
akan menjadi beban usaha termasuk biaya perumahan dan biaya sosial seperti sikap
masyarakat.

No
Jenis Biaya Lokasi
.
Serang Cirebon Bandung
1 Biaya sewa 200.000 150.000 175.000
2 Biaya tenaga kerja 900.000 1.000.000 850.000
3 Biaya pengangkutan 300.000 400.000 350.000
4 Biaya bahan bakar dan listrik 180.000 180.000 180.000
5 Pajak 50.000 60.000 50.000
Total biaya operasi 1.630.000 1.790.000 1.605.000
6 Perumahan Baik Cukup Baik
7 Sikap masyarakat Cukup Sedang Baik
Lokasi yang dipilih dengan metode economic analysis adalah Bandung.

2.4 LUAS PRODUKSI

Penentuan luas produksi adalah berkaitan dengan berapa jumlah produksi yang
dihasilkan dalam waktu tertentu dengan mempertimbangkan kapasitas teknisndan
peralatan yang dimiliki serta biaya yang paling efisien. Luas produksi dapat dilihat dari
segi ekonomis dan segi teknis. Dari segi ekonomis yang dilihat adalah berapa jumlah
produk yang dihasilkan dalam waktu tertentu dengan biaya yang paling efisien. Adapun
dari segi teknisnya yang dilihat adalah jumlah produk yang dihasilkan atas dasar
kemampuan mesin dan peralatan serta persyaratan teknis.

Secara umum luas produksi ekonomis ditentukan anata lain :

1. Kecenderungan permintaan yang akan datang.


2. Kemungkinan pengadaan bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja, dan lain-lain.
3. Tersedianya teknologi, mesin dan peralatan pasar.
4. Daur hidup produk, dan produk substitusi dari produk tersebut.
Kemudian untuk menetukan jumlah produksi yang meghasilkan keuntungan yang
maksimal dapat dilakukan dengan salah satu pendekatan berikut :
2.5 TATA LETAK (LAYOUT)
Layout merupakan suatu proses dalam penentuan bentuk dan penempatan fasilitas
yang dapat menentukan efisiensi produksi/ operasi. Layout dirancang berkenan dengan
produk, proses, sumber daya manusia, dan lokasi sehingga dapat tercapai efisiensi
operasi.
Dengan adanya layout akan diperoleh berbagai keuntungan antara lain :
1. Memberikan ruang gerak yang memadai untuk beraktivitas dan pemeliharaan.
2. Pemakaian ruangan yang efisien.
3. Mengurangi biaya produksi maupun investasi.
4. Aliran material menjadi lancar
5. Pengangkutan material dan barang jadi yang rendah.
6. Kebutuhan persediaan yang rendah.
7. Memberikan kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja yang lebih baik.

Pada umumnya jenis layout didasarkan pada situasi sebagai berikut :

 Posisi Tetap (Fixed Position)


Layout jenis ini ditujukan pada proyek yang karena ukuran, bentuk, atau hal-hal lain
yang menyebabkan tak mungkin untuk memindahkan produknya. Jadi produk tetap
ditempat, sedangkan peralatan dan tenaga kerja yang mendatangi produk. Contohnya,
gedung, pembuatan kapal.
 Orientasi Proses (Process Oriented)
Layout orientasi proses didasarkan pada proses produksi barang atau pelayanan jasa.
Biasanya layout jenis ini dapat secara bersamaan menangani suatu produk atau jasa
yang berbeda. Contohnya, rumah sakit, Process layout (functional layout), meupakan
jenis layout dengan menempatkan mesin-mesin atau peralatan yang sejenis atau
memiliki fungsi yang sama dalam suatu kelompok atau satu ruangan. Contohnya
untuk industri tekstil, semua mesin pemotong dikelompokkan dalam satu area atau
semua mesin jahit dikelompokkan dalam satu area. Jenis layout ini biasanya untuk
usaha job order (sesuai pesanan.
 Tata Letak Kantor (Office Layout)
Layout jenis ini berkaitan dengan layout posisi pekerja, peralatan kerja, tempat yang
diperuntukkan untuk perpindahan informasi semuanya diselesaikan dengan telepon/
alat telekomunikasi, masalah layout akan sangat mudah, jika perpindahan orang dan
dokumen dilakukan secara alamiah layout perlu dipertimbangkan dengan matang.
 Tata Letak Pedagang Eceran/ Pelayanan (Retail and service Layout)
Yaitu layout yang berkenaan dengan pengaturan dan alokasi tempat serta arus
bermacam produk atau barang agar lebih banyak barang yang dapat dipajang
sehingga lebih besar penjualannya.
 Tata Letak Gudang (Warehouse Layout)
Layout ini lebih ditujukan pada efisiensi biaya penanganan gudang dan
memaksimalkan pemanfaatan ruangan gudang. Jadi, tujuan dari layout ini adalah
untuk memperoleh optimum trade-off antara biaya penanganan dan ruang gudang.
 Tata Letak produk(Produk Layout)
Layout jenis ini mencari pemanfaatan personal dan mesin yang terbaik dalam
produksi yang berulang-ulang dan berlanjut atau kontinu. Biasanya layout ini cocok
apabila proses produksinya telah distandarisasikan serta diproduksi dalam jumlah
yang besar. Setiap produk akan melewati tahapan operasi yang sama dari awal
sampai akhir. Contohnya, perakitan mobil.

Untuk memperoleh layout yang baik maka perusahaan perlu menentukan hal-hal
berikut :
1. Kapasitas dan tempat yang dibutuhkan
Dengan mengetahui tentang pekerja, mesin dan peralatan yang dibutuhkan, maka kita
dapat menentukan layout dan penyediaan tempat atau ruangan untuk setiap komponen
tersebut.
2. Peralatan untuk menangani material atau bahan
Alat yang digunakan juga sangat tergantung pada jenis material atau bahan yang
dipakai, misalnya derek dan kereta otomatis untuk memindahkan bahan.
3. Lingkungan dan estetika
Keleluasaan dan kenyamanan tempat kerja juga mendasari keputusan tentang layout,
seperti jendela, sirkulasi ruang udara.
4. Arus Informasi
Pertimbangan tentang cara terbaik untuk memindahkan informasi atau melakukan
komunikasi perlu juga dibuat
5. Biaya perpindahan antara tempat kerja yang berbeda
Pertimbangan disini lebih ditekankan pada tingkat kesulitan pemindahan alat dan
bahan.
Contohya untuk layout peralatan pabrik, faktor-faktor yang menjadi pertimbangan
sebagai berikut :
1. Produk yang dihasilkan
2. Kebutuhan terhadap ruangan
3. Urutan produksi
4. Jenis dan berat peralatan/mesin
5. Aliran bahan baku
6. Udara dan cahaya diruangan
7. Pemeliharaan; dan
8. Fleksibilitas (kemudahan dan berpindah-pindah)

2.6 PEMILIHAN TEKNOLOGI

Yang menjadi perhatian disini adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang
diinginkan dan manfaat ekonomi yang dikerjakan. Jadi yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan teknologi antara lain :

1. Ketepatan teknologi dengan bahan bakunya


2. Keberhasilan teknologi di tempat lain
3. Pertimbangan teknologi lanjutan
4. Besarnya biaya investasi dan biaya pemeliharaan
5. Kemampuan tenaga kerja dan kemungkinan pengembangannya
6. Pertimbangan pemerintah dalam hal tenaga kerja
7. Dan pertimbangan lainnya

2.7 ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

Untuk jenis usaha tertentu, permsalahan persediaan sangat penting untuk


dipertimbangkan dan dianalisis. Salah satu teknik persediaan yang sering digunakan adalah
metode economic order quantity (EOQ).

EOQ merupakan jumlah pembelian bahan baku mentah pada setiap kali pesan dengan
biaya yang paling rendah. Artinya setiap kali memesan bahan mentah perusahaan dapat
menghemat biaya yang akan dikeluarkan.

Hal-hal yang berkaitan dengan EOQ dan sangat perlu untuk diperhatikan adalah
masalah klasifikasi biaya. Pentingnya klasifikasibiaya akan memudahkan kita dalam
melakukan analisis, sehingga hasil yang akan diperoleh dapat diakui kebenaranny.

Secara umum klasifikasi biaya yang akan dilakukan sebagai berikut :

a. Biaya angkut/ penyimpanan atau carrying cost (CC)


b. Biaya pemesanan atau ordering cost (OC)
c. Biaya total atau cost (TC)

Kemudian formula untuk menghitung atau mencari EOQ dapat dilakukan sesuai
keadaan. Paling tidak ada tujuh keadaan yang dapat digunakan untuk menghitung EOQ.
Pembahasan ini hanya digunakan untuk dua formula , yaitu pertama menghitung EOQ
dengan kebutuhan tetap, dan yang kedua untuk menghitung EOQ dengan kapasitas lebih.
Berikut ini merupakan mengaplikasikan kedua contoh diatas maka akan dibuat dalam
dua buah kasus.
1. EOQ dengan kebutuhan Tetap
Rumus yang digunakan untuk mencari EOQ dengan kebutuhan tetap sebagai berikut :

Di mana :
2.D.O D = Demand
Q=
CC Q = Quality
D/Q = Jumlah pemesanan selama setahun
Q/2 = Rata-ratapersediaan
OC = Ordering cost (biaya pemesanan)
CC = Carrying cost (biaya penyimpanan)
Dan rumusan selanjutnya adalah :

Q
Cc = Biaya penyimpanan/ tahun
2

D
Cc = Biaya pemesanan/tahun
Q

Dengan demikian total biaya / tahun adalah :

Q D
TC = Cc + Cc
2 Q

Jadi :

2.D.OC
Q=
Cc

Contoh Soal

PT le Alang menginginkan barang 6.000 unit/tahun dengan biaya pemesanan Rp


5,-/unit sedangkan biaya penyimpanan Rp ,-/unit. Anda diminta untuk menghitung
pesanan paling ekonomis dengan EOQ.

Jawab :

D/Th = 6.000 unit

CC = Rp 6/unit/tahun

OC = Rp 5/pesan

2.D.OC 2 X 6.0000 X 5
Q= =
CC
6

Q = 10.000
= 100 unit
Jadi pesanan yang paling ekonomis adal

Jadi pesanan yang paling ekonomis adalah 100 unit

Q D
TC = Cc + Cc
2 Q

100 6.000
TC = (6) + (5) = Rp 600,-
2 100

Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pesanan 100 unit adalah Rp 600,-

Jika D diukur dengan rupiah, maka CC dan Q juga diukur dengan rupiah, dengan
menggunakan rumus diatas maka diperoleh hasilnya sebagai berikut :

Harga per unit Rp 15,-

D/tahun = 15 x Rp 600,- = Rp 90.000,-

Rp 6,-
Cc = = Rp 600,-
Rp 15,-

2 x Rp 90.000 x 5
Q (dalam rupiah) = = Rp 1.500,-
Rp 40

Jadi optimal order adalah Rp 1.500,-

2. Kasus EOQ dengan Kapasitas Lebih

PT Marras bergerak dalam bidang usaha supermarket, bermaksud mengubah metode


persediaannya, mengingat selama ini sering kali terjadi keterlambatan dan tidak
efisiensinya biaya yang telah dikeluarkan.

Metode yang digunakan adalah untuk menentukan berapa biaya yang paling
ekonomis untuk setiap kali pesan serta tidak akan terjadi keterlambatan seperti masa
lalu.
Data yang diperoleh adalah :

Demand = 1.000 unit setiap hari

Kemampuan produksi (P) = 2.000 unit

Ordering cost = Rp 12.000,-

Carrying cost = Rp 16,-

Pertanyaan :

1. Berapa EOQ dalam unit dan rupiah.


2. Berapa safety stock yang harus disediakan.

Jawaban :

2.D.P OC 2 (1.000) (2.000) (12.000)


Qo = x =
(P.D) CC (2.000 – 1.000) 16

Q = 3.000.000 = 1.732 unit

Qo (P –D) D
TC = CC + OC
2P P

(1.732) (2.000 – 1.000) 1.000


TaR = (16) + (12.000) = Rp 12.928,-
2 (2.000) 2.000

Apabila dibandingkan dengan Q 2.000 unit, maka :

(2.000) (2.000 – 1.000) 1.000


TaR = (16) + (12.000) = Rp 14.000,-
2 (2.000) 2.000

Kesimpulan bandingkan TaR Qo = 1.732 dengan Q = 2.000 dapat menghemat 14.000

12.928 = Rp 1.072,-

2.8 SAFETY STOCK (SS)


Merupakan persediaan pengaman atau persediaan tambahan yang dilakukan
perusahaan agar tidak terjadi kekurangan bahan. Safety stock sangat diperlukan guna
mengantisipasi membludaknya permintaan akibat dari permintaan yang tak terduga.

Terdapat beberapa faktor penentu dalam menghitung besarnya safety stock, antara
lain :
1. Penggunaan bahan baku rata-rata
2. Faktor waktu; dan
3. Biaya yang digunakan

Di samping faktor penentu diatas dalam menentukan safety stock diperlukan standar
kuantitas yang harus dipenuhi yaitu :

1. Persediaan minimum ;
2. Besarnya pesanan standar;
3. Persediaan maksimum;
4. Tingkat pemesanan kembali; dan
5. Administrasi persediaan.

2.9 REORDER POINT (ROP)

ROP merupakan waktu peruusahaan akan memesan kembali atau batas waktu
pemesanan kembali dengan melihat jumlah minimal persediaan yang ada. Hal ini penting
agar supaya jangan sampai terjadi kekurangan bahan pada saat dibutuhkan. Jumlah
pemesanan kembali dihitung dengan probabilitas atau kemungkinan terjadinya
kekurangan stock dan dihitung selama tenggang waktu.

Terdapat banyak model reorder point yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi
perusahaan. Dalam buku ini hanya akan dibahas model jumlah permintaan maupun masa
tenggang waktu konstan (constant demand rate, constant lead time ). Rumus yang
digunakan sebagai berikut :

ROP = D yang diharapkan + SS selama tenggang waktu (leadtime)

Contoh soal :

Tn. Roy Akase setiap hari minum 2 botol susu yang dikirim oleh pengantar 3 hari
setelah Tn. Roy menelepon.

Pertanyaan : Kapan Tn. Roy Akase akan menelepon untuk melakukan pemesanan
kembali ?

Jawab :

Diketahui : Demand = 2 botol susu sehari


Lead time = 3 hari

Maka : ROP = 2 x 3 = 6 susu

Tn. Roy harus menelepon kembali apabila minimal stock susu tinggal 6 botol.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. Tujuan dari menganalisis aspek teknis/ operasi ini adalah agar perusahaan dapat
menentukan lokasi pabrik, gudang cabang, maupun kantor pusat.

2. Agarr perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses produksi
yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi.

3. Agar perusahaan bisa menetukan teknologi yang paling tepat dalam menjalankan
produksinya.

4. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik untuk
dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.

5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan di masa
yang akan datang.

3.2 SARAN

Harapan kami sebagai penulis, Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca,
dan kamiharapkan juga bahwa jangan hanya berfokus pada materi ini saja tetapi telusuri lebih
dalam tentang ASPEK KEUANGAN STUDY KELAKANN BISNIS (SIM) melalui
referensi-referensi lain yang dapat membatu meningkatkan pengetahuan kita tentang aspek
keuangankareana dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa materi tentang
aspek keuanganmasih sangat terbatas.
JAWABAN SOAL BAB 4 NO 6-7 HAL 144-147
6. Berikut ini suatu kasus :

PT Icak-icak bermaksud melakukan investasi dalam angkutan kendaraan mikrolet sebanyak


10 unit. Total investasi senilai 2 miliar rupiah, di mana 200 jutanya merupakan modal kerja.
40% dari total investasi merupakan modal pinjaman dari BRI dengan suku bunga 10% PA.
Umur ekonomis tiga tahun dan disusutkan dengan metode garis lurus. Pada akhir tahun ke-3
setiap mikrolet masih laku dijual Rp 50 juta/unit.Pendapatan per tahun diperkirakan 1,2
miliar, 1,8 miliar, dan 2,5 miliar. Adapun biaya yng dikeluarkan per tahun adalah 200 juta,
300 juta, dan 400 juta (belum termasuk depresiasi). Tingkat pengembalian yang diinginkan
adalah 16% dan dikenakan pajak sebesar 30%.

Pertanyaan :

a. Buat cash flow perusahaan tersebut secara lengkap.


b. Hitung berapa:
1. Payback period (PP)
2. ARR
3. Net present valu (NPV)
4. Internal rate of return (IRR); dan
5. Profibility index (PI).
c. Berika komentar saudara terhadap hasil perhitungan di atas jika PP = 2 tahun,
ARR = 23%, NPV = 500 juta, IRR =17% dan PI = 150%

Jawaban :

Investasi−modal kerja Rp . 2 .000 . 000 . 000−Rp .200 . 000 . 000


Penyusutan = =
Umur Ekonomis 3tahun

= Rp. 600.000.000
 Untuk tahun 1 EAT=Rp. 1.200.000.000–(30%xRp. 1.200.000.000)= Rp.
840.000.000
 Untuk tahun 2 EAT =Rp.1.800.000.000-(30%xRp.1.800.000.000)=Rp.
1.260.000.000
 Untuk tahun 3 EAT = Rp. 2.500.000-(30%xRp.2.500.000.000) = Rp. 1.700.000
 A = P(a/p,I,n) = Rp. 800.000.000 (a/p,0,3)

= Rp. 800.000.000 (0,04211)

= Rp. 321.688.000
a. Tabel cash flow sebagai berikut :

Tahun 1 2 3
Rp
EAT Rp 840,000,000.00 1,260,000,000.00 Rp 175,000,000.00
Pemasukan akhir
tahun - - Rp 500,000,000.00
Rp
Penyusutan Rp 600,000,000.00 600,000,000.00 Rp 600,000,000.00
Rp
Pengeluaran Rp 200,000,000.00 300,000,000.00 Rp 400,000,000.00
Rp
Annual Rp 321,688,000.00 321,688,000.00 Rp 321,688,000.00
Kas bersih Rp
(Procceed) Rp 918,312,000.00 1,238,312,000.00 Rp 2,128,312,000.00
Discount Factor
(DF) 0,862 0,743 0,641
Rp
PV Kas bersih Rp 791,585,000.00 920,066,000.00 Rp 1,364,248,000.00
Jumlah present
value kas bersih Rp 3,075,899,000.00

b. Perhitungan :
1. Payback period (PP)

Investasi = Rp. 2.000.000.000,-

Kas Bersih tahun 1 = Rp. 918.312.000,-

Rp. 1.081.688.000,-

Kas Bersih Tahun 2 = Rp. 1.238.312.000,-

Kelebihan = Rp. 156.624.000,-

PP tahun 2 = Rp. 1.081.688.00 x 12 bulan

Rp. 1.238.312.000

= 10,48 atau 11 bulan


2. Average rate of return (ARR)
Total EAT
 Rata-rata EAT= =
Umur Ekonomis (n)
Rp .840 .000 .000+ Rp.1 .260 .000.000+1.750 .000 .000
= Rp.
3
1.283.000.000
investasi Rp .2 .000.000 .000
 Rata-rata investasi = = = Rp.
2 2
1.000.000.000
Rata−rata EAT
 ARR(%)= x 100 % =
Rata−rata investasi
Rp .2 .000.000 .000
x 100 %=28,3%
Rp .1 .000.000 .000
3. Net present Value

Tahu
n EAT Penyusutan Kas bersih DF PV
        16% Kas bersih
Rp 0,86 Rp
1 Rp 840,000,000.00 Rp 600,000,000.00 918,312,000.00 2 791,585,000.00
Rp 0,74 Rp
2 Rp 1,260,000,000.00 Rp 600,000,000.00 1,238,312,000.00 3 920,066,000.00
Rp 0,64 Rp
3 Rp 1,750,000,000.00 Rp 600,000,000.00 2,128,312,000.00 1 1,364,248,000.00

4. Internal Rate of return


IRR = P1-C1 x P2-P1 x C2-C1
Dimana :
P1 =tingkat bunga 1
P2 = Tingkat bunga 2
C1 = NPV 1
C2 =NPV 2

tahu bunga bunga


n kas bersih 60%   60 %  
    DF PV Kas bersih DF PV Kas bersih
Rp Rp Rp
1 918,312,000.00 0,625 573,945,000.00 0,645 592,311.00
Rp Rp Rp
2 1,238,312,000.00 0,39 482,942,000.00 0,416 515,138.00
Rp Rp Rp
3 2,128,312.00 0,244 519,308,000.00 0,268 570,388.00
Rp Rp
  Total PV Kas bersi 1,576,195,000.00   1,677,836,000.00
Rp Rp
  Total PV Investasi 2,000,000,000.00   2,000,000,000.00
Rp Rp
  NPV (423,805,000.00)   (322,163.00)
Jika dimasukkan ke dalam rumus :
P1 = 60%
P2 = 55%
C1 = -423.805.000
C2 = -322.163.000
IRR = 60%+423.805.000 X 55%-60% - 322.163.000 + 423.805
IRR = 0,6 + 423.805.000 + -0,05101,642
IRR = 0,6 – 0,0,208
IRR = 0,391= 39,1%

Kesimpulan IRR yang diperoleh = 39,1%dari bunga pinjaman 16 % maka


diterima
5. Profitabilitas Index (PI)
∑ PV Kas bersih
PI =
∑ PV Investasi x100%
3.075.899 .000
PI = x100%
2.000.000 .000
PI= 153,8%
Kesimpulan : karena PI lebih besar dari 1 maka diterima

No. Alat ukur Hasil pengukuran Keteragan


1 PP 2 tahun 11 bulan Baik
2 ARR 128,33% Baik
Rp
3 NPV 1,075,899,000.00 Baik
4 IRR 39,1% Baik
5 PI 153,8% Baik

c. Kesimpulan
PP = 2 tahun = lebih baik
ARR = 23% = tidak baik
NPV = Rp. 500.000.000
IRR = 17% = cukup baik
PI = 150% =cukup baik

7. Menghitung kelayakan kredit yang akan di berikan berdasarkan :

a. Current Ratio = Aktiva lancar : Utang lancar

2004 = 2.500 : 1.900 = 1,32 kali

2005 = 2.650 : 2.600 = 1.02 kali


2006 = 3.350 : 3.200 = 1,04 kali

Current Assets−Inventory
b. Quick Ratio =
Current liabilities

2.500−700
2004 = = 0.95 kali
1.900

2.650−650
2005 = = 0.77 kali
2.600

3.350−500
2006 = = 0.89 kali
3.200

c. Rata-rata perputaran piutang


2004 = 450:2 = 225
2005 = 600:2 = 300
2006 = 850 :2 = 425
d. Rata-rata perputaran persediaan
2004 = 700:2 = 350
2005 = 650:2 = 325
2006 = 500:2 = 250
Sales
e. Assets Turnover ¿
Total Assets

11.650 .000
2004 = = 1.35 kali
8.650 .000

13.950.000
2005 = = 1.072 kali
13.015.000

14.550.000
2006 = = 0.91 kali
16.000.000

Sales
f. ROI =
Total Assets

1.424 .000
2004 = = 16.5%
8.650 .000

2.160.000
2005 = = 16.6%
13.015.000
1.912.000
2006 = =12 %
16.000.000

Net Profit After Tax


g. Net Profit Margin =
Net Sales

1.424 .000
2004 = = 12.2%
11.650 .000

2.160.000
2005 = = 15.5%
13.950.000

1.912.000
2006 = = 13.1 %
14.550.000

h. Komentar
Current Ratio : Pada tahun 2004 aktiva lancar sebanyak 1,32 kali utang lancar,
2005 aktiva lancar sebanyak 1.02 kali utang lancar, dan tahun 2006 aktiva
lancar sebanyak 1.04 kali utang lancar.
Quick Ratio : Jika rata-rata industri adalah 1 kali, maka rasio perusahaan ini
untuk tahun 2004, 2005 dan 2006 cukup baik, karena mendekati rata-rata
industri.
Assets Turnover : Pada tahun 2004 hingga 2006 mengalami penurunan dari
tahun ke tahun.
ROI : rasio perusahaan dari tahun 2004 hingga 2006 masih dibawah rata-rata
industri.
Net Profit Margin : Pada tahun 2004 sebanyak 12.2% , tahun 2005 sebanyak
15.5% dan tahun 2006 sebanyak 13.1%

Anda mungkin juga menyukai