Anda di halaman 1dari 20

Analisis Laporan Keuangan by.

TEAM TEACHING TEAM TEACHING


Analisis LaporanKeuangan
Faculty of Economic, Pamulang University
Email: dosen01030@unpam.com

18 MODUL PERKULIAHAN

BAB Analisis
Laporan Keuangan

Analisis Kebangkrutan dan


Resiko Keuangan

Abstract Kompetensi
Dalam modul ini dibahas mengenai Setelah mempelajari pokok bahasan
tentang kebangkrutan dan risiko ini, diharapkan mahasiswa mampu
keuangan, kegagalan dan faktor memahami dan mengerti tentang
penyebab kebangkrutan, indikator kebangkrutan dan risiko keuangan,
kebang-krutan, sumber dan manfaat kegagalan dan faktor penyebab
informasi kebangkrutan, prediksi kebangkrutan, indikator kebang-
kebangkrutan, mengukur dan krutan, sumber dan manfaat
mengelola resiko keuangan informasi kebangkrutan, prediksi
(financial risk). kebangkrutan, mengukur dan
mengelola resiko keuangan
(financial risk).

1
1

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

PERTEMUAN KE-18
ANALISIS KEBANGKRUTAN DAN RESIKO KEUANGAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Bab ini secara menyeluruh, diharapkan mahasiswa/mahasiswi mampu memahami hal-hal
sebagai berikut:
1.1. Memahami dan mengerti tentang kebangkrutan dan risiko keuangan
1.2. Memahami dan mengerti kegagalan dan faktor penyebab kebangkrutan.
1.3. Memahami dan mengerti indikator kebangkrutan perusahaan.
1.4. Memahami dan mengerti sumber dan manfaat informasi kebangkrutan.
1.5. Memahami dan mengerti prediksi kebangkrutan, mengukur dan mengelola
resiko keuangan (financial risk),risiko dalam industri keuangan.

B. DESKRIPSI MATERI
1. PENGERTIAN KEBANGKRUTAN DAN RISIKO KEUANGAN
a. Analisis Kebangkrutan
Analisis kebangkrutan adalah analisis untuk memperoleh tanda-tanda awal
tentang kebangkrutan, Kebangkrutan (bankruptcy) biasanya diartikan sebagai
kegagalan perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk
menghasilkan laba. (Supardi,2003:79).
Manajemen cukup sering mengalami kegagalan dalam membesarkan
perusahaan, akibatnya prospek perusahaan tidak terlihat jelas. Perusahaan
menjadi tidak sehat bahkan berkelanjutan mengalami krisis yang
berkepanjangan dan akhirnya akan mengarah pada kebangkrutan.
Kebangkrutan (bankruptcy) biasanya diartikan sebagai kegagalan perusahaan
dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba.
(Supardi,2003:79). Menurut Martin pada tahun 1995, (dalam Supardi,2003:79)
kebangkrutan sebagai suatu kegagalan yang terjadi pada sebuah perusahaan
didefinisikan dalam beberapa pengertian yaitu:
1) Kegagalan Ekonomi (Economic Distressed)
Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan
kehilangan uang atau pendapatan, perusahaan tidak mampu menutupi
biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal

2
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban.
(Adnan, 2000 dalam Murtanto,2002:48). Kegagalan terjadi bila arus kas
sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh dibawah arus kas yang
diharapkan. Bahkan kegagalan juga dapat berarti bahwa tingkat
pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil daripada biaya
modal perusahaan yang dikeluarkan untuk sebuah investasi tersebut.
2) Kegagalan Keuangan (Financial Distressed)
Pengertian financial distressed adalah kesulitan dana baik dalam arti dana
dalam pengertian kas atau dalam pengertian modal kerja. Sebagian asset
liability management sangat berperan dalam pengaturan untuk menjaga
agar tidak terkena financial distressed. Sedangkan menurut Adnan (2000)
kegagalan keuangan biasa diartikan sebagai insolvensi yang membedakan
antara dasar arus kas dan dasar saham. Insolvensi atas dasar arus kas ada
dua bentuk yaitu:
 Insolvensi teknis (Technical Insolvency), terjadi apabila perusahaan
tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo walaupun
total asetnya sudah melebihi total hutangnya.
 Insolvensi dalam pengertian kebangkrutan, dimana didefinisikan
sebagai kekayaan bersih negatif dalam neraca konvensional atas nilai
sekarang dan arus kas yang diharapkan lebih kecil dari kewajiban.
(Murtanto,2002:48)

b. Risiko Keuangan
Risiko adalah ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang
menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Setiap aktifitas yang dilakukan manusia tidak terlepas dari kemungkinan adanya
risiko. Contohnya saja, jika sesorang bekerja, kemungkinan ia akan
mendapatkan risiko berupa kehilangan waktu senggang, terganggunya
kesehatan, bahkan kemungkinan akan dipecat. Namun jika seseorang tidak
bekerja, ia tidak akan memperoleh keuntungan financial dan karier. Begitulah
banyaknya kemungkinan akan terjadi risiko yang tidak diinginkan.
Risiko keuangan adalah segala macam risiko yang berkaitan dengan keuangan,
biasanya diperbandingkan dengan risiko non keuangan, seperti risiko

3
3

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

operasional. Jenis risiko keuangan misalnya adalah risiko nilai tukar, risiko suku
bunga, dan risiko likuiditas.
Resiko nilai tukar adalah resiko yang diakibatkan karena adanya perubahan nilai
tukar mata uang asing. Pada umumnya, transaksi-transaksi bisnis yang
berhubungan dengan mata uang asing (valuta asing) biasanya akan menghadapi
masalah perubahan nilai kurs mata uang tersebut. Pengertian Menurut Silalahi
(1997)
1) Risiko adalah kesempatan timbulnya kerugian

2) Risiko adalah probabilitas timbulnya kerugian

3) Risiko adalah ketidakpastian

4) Risiko adalah penyimpanana actual dari yang diharapkan

5) Risiko adalah probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang diharapkan

Sedangkan manajemen risiko adalah suatu cara yang proaktif, terkoordinasi,


bernilai efektif, dan memahami pemrioritasan dalam menanggulangi ancaman
terhadap perusahaan.

Menurut Hampel, et.al (1994:88) resiko perbankan dipengaruhi oleh lingkungan,


sumberdaya manusia, layanan keuangan, dan neraca. Berdasarkan karakteristik
perbankan tersebut, maka resiko dapat diklasifikasikan atas: environmental risks
(risiko lingkungan), management risks (resiko manajemen), delivery risks (risiko
operasi), dan financial risks (risiko keuangan).

2. KEGAGALAN DAN FAKTOR PENYEBAB KEBANGKRUTAN

Dan menurut Hermosillo tahun 1996 (Herliansyah,2002:20) konsep kegagalan bank


terbagi menjadi dua yaitu :

a. Kegagalan ekonomi, suatu situasi dimana kekayaan bank menjadi negative atau
jika bank tersebut melanjutkan kegiatan operasinya maka akan menimbulkan
kerugian dan akan segera menghasilkan kekayaan negatif.

b. Kegagalan ofisial, tipe kegagalan bank ini disebabkan oleh ditetapkannya bank
tersebut gagal kepada publik oleh badan yang berwenang mengawasi bank

4
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
(bank regulators). Hal ini dilakukan sehubungan dengan pengamatan yang telah
dilakukan oleh lembaga pengawas bank

Sedangkan menurut Adnan (Murtanto,2002:48) faktor-faktor penyebab


kebangkrutan dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

a. Faktor Umum

 Sektor ekonomi

Berasal dari gejala inflasi dan deflasi terhadap harga barang dan jasa,
kebijakan keuangan, suku bunga dan devaluasi atau revaluasi terhadap mata
uang asing.

 Sektor sosial

Perubahan gaya hidup masyarakat yang mempengaruhi permintaan terhadap


produk atau jasa ataupun yang berhubungan dengan karyawan.

 Sektor teknologi

Penggunaan teknologi memerlukan biaya yang ditanggung perusahaan


terutama untuk pemeliharaan dan implementasi.

 Sektor Pemerintah

Kebijakan pemerintah terhadap pencabutan subsidi pada perusahaan dan


industri, pengenaan tarif ekspor dan impor barang berubah, kebijakan
undang-undang baru bagi perbankan atau tenaga kerja dan lain-lain.

b. Faktor Eksternal

 Sektor pelanggan/nasabah

Untuk menghindari kehilangan nasabah, bank harus melakukan identifikasi


terhadap sifat konsumen atau nasabah juga menciptakan peluang untuk
mendapatkan nasabah baru.

 Sektor kreditor

Pada pemberian pinjaman dan menetapkan jangka waktu pengembalian


hutang piutang yang tergantung pada kepercayaan kreditor terhadap
likuiditas suatu bank.

 Sektor pesaing/bank lain


5
5

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

Menyangkut perbedaan pemberian pelayanan kepada nasabah.

c. Faktor Internal Perusahaan

 Terlalu besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah sehingga


menyebabkan adanya penunggakan dalam pembayarannya sampai akhirnya
tidak dapat membayar.

 Manajemen yang tidak efisien, yang disebabkan karena kurang adanya


kemampuan, pengalaman, ketrampilan, sikap adaptif dan inisiatif dari
manajemen.

 Penyalah gunaan wewenang dan kecurangan-kecurangan, dimana sering


dilakukan oleh karyawan, bahkan manajer puncak sekalipun sangat
merugikan apalagi yang berhubungan dengan keuangan perusahaan.

3. INDIKATOR KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN

Menurut Suwarsono tahun 1996 (Adnan dan Taufiq, 2001:187) ada beberapa tanda
atau indikator manajerial dan operasional yang muncul ketika perusahaan akan
mengalami kebangkrutan yaitu:

a. Indikator dari lingkungan bisnis

Pertumbuhan ekonomi dan aktivitas ekonomi pembentuknya memberikan


indikasi bagi manajemen dalam melakukan pengambilan keputusan ekspansi
usaha. Pertumbuhan ekonomi yang rendah menjadi indikator yang cukup
penting pada lemahnya peluang bisnis. Tersedianya kredit dan aktivitas pasar
modal dapat digunakan sebagai indikator mudah atau sulitnya, mahal atau
murahnya dana yang diperlukan. Meningkatnya populasi bisnis dapat digunakan
sebagai indikator meningkatnya persaingan dan semakin berkurangnya laba
potensi yang dijanjikan karena adanya perubahan struktur pasar.

b. Indikator internal

Sinyal kegagalan yang dapat ditemukan pada variable internal dapat dijumpai
pada setiap tahapan daur kehidupan organisasi, awal pertumbuhan,
pertengahan dan kedewasaan. Untuk disebut sebagai perusahaan yang sakit,

6
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
manajemen tidak perlu menunggu munculnya semua indikator. Adanya
beberapa indikator sudah cukup menjadi tanda tidak sehatnya suatu
perusahaan. Tidak berbeda dengan indikator yang berasal dari lingkungan
bisnis, permasalahan akan menjadi lebih kompleks jika terjadi interaksi antar
indikator.

c. Indikator kombinasi

Seringkali perusahaan yang sakit disebabkan oleh interaksi atau kombinasi


antara ancaman yang datang dari lingkungan bisnis dan kelemahan yang berasal
dari variable internal yang mengakibatkan perusahan berkemungkinan
mengalami kebangkrutan.

4. SUMBER DAN MANFAAT INFORMASI KEBANGKRUTAN

Menurut Hanafi (2003:261) informasi mengenai kebangkrutan sangat bermanfaat


bagi beberapa pihak antara lain:

a. Pemberi pinjaman (seperti pihak bank). Informasi kebangkrutan bisa


bermanfaat untuk mengambil keputusan siapa yang akan diberi pinjaman dan
kemudian bermanfaat untuk memonitor pinjaman yang ada.

b. Investor. Investor saham atau obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan
tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya kemungkinan bangkrut
atau tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga tersebut. Investor yang
menganut strategi aktif akan mengembangkan model prediksi kebangkrutan
untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan seawal mungkin dan kemudian
mengantisipasi kemungkinan tersebut.

c. Pihak pemerintah. Pada beberapa sektor usaha, lembaga pemerintah


mempunyai tanggung jawab untuk mengawasi jalannya usaha tersebut
(misalnya sektor perbankan). Juga pemerintah mempunyai badan-badan usaha
(BUMN) yang harus selalu diawasi. Lembaga pemerintah mempunyai
kepentingan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan lebih awal supaya
tindakan-tindakan yang perlu bisa dilakukan lebih awal.

7
7

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

d. Akuntan. Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan


usaha karena akuntan akan menilai kemampuan going concern suatu
perusahaan.

e. Manajemen. Kebangkrutan berarti munculnya biaya-biaya yang berkaitan


dengan kebangkrutan dan biaya ini cukup besar. Suatu penelitian menunjukkan
biaya kebangkrutan bisa mencapai 11-17% dari nilai perusahaan. Contoh biaya
kebangkrutan yang langsung adalah biaya akuntan dan penasihat hukum.
Sedang contoh biaya kebangkrutan tidak langsung adalah hilangnya kesempatan
penjualan dan keuntungan karena beberapa hal seperti pembatasan yang
mungkin diberlakukan oleh pengadilan. Apabila manajemen bisa mendeteksi
kebangkrutan ini lebih awal, maka tindakan-tindakan penghematan bisa
dilakukan, misalnya dengan melakukan merger atau restrukturisasi keuangan
sehingga biaya kebangkrutan bisa dihindari.

Sumber Informasi Analisis Kebangkrutan

a. Aliran Kas Saat ini dan Aliran Kas untuk Masa Mendatang

Analisis terhadap aliran kas sekarang dan masa yang akan datang dapat
digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan
pendapatan dan kas serta mengukur beban dan tingkat kesulitan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya. Sumber informasi
ini perlu didukung oleh informasi lain seperti:

 strategi perusahaan;

 tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan;

 struktur biaya relatif terhadap pesaing;

 kualitas manajemen; dan

 kemampuan manajemen mengendalikan biaya.

b. Laporan Keuangan Perusahaan

Analisis kebangkruan dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan


dapat dilakukan dengan menggunakan analisis univariate dan multi-variate. Bagi
perusahaan yang listing di pasar modal, sumber informasi lain yang cukup
akurat adalah rating (rating tertinggi adalah AAA).

8
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
5. PREDIKSI KEBANGKRUTAN

a. Analisis Univariate

Pendekatan tunggal (univariate) bisa dipakai untuk memprediksi kesulitan


keuangan dengan asumsi bahwa distribusi keuangan untuk perusahaan yang
mengalami kesulitan keuangan berbeda dengan distribusi variabel keuangan
untuk perusahaan yang tidak mengalami kesulitan keuangan

Ada 4 variabel yang menunjukkan perbedaan antara prusahaan yang bangkrut


dengan tidak bangkrut: Tingkat rate of return, penggunaan hutang, perlindungan
terhadap biaya tetap, fluktuasi return saham.

1) Tingkat rate of return: Perusahaan bangkrut cenderung mempunyai tingkat


return yang lebih rendah dibanding return perusahaan sejenis yang tidak
bangkrut;

2) Penggunaan hutang: Perusahaan yang bangkrut cenderung menggunakan


hutang yang lebih tinggi;

3) Perlindungan terhadap biaya tetap (fixed payment coverage): Perusahaan


yang bangkrut cenderung mempunyai perlindungan terhadap biaya tetap
yang lebih kecil; dan

4) Fluktuasi return saham: Perusahaan yang bangkrut cenderung mempunyai


rata-rata return yang lebih rendah dan mempunyai fluktuasi return saham
yang lebih tinggi.

b. Analisis Multivariate

Analisis univariate memiliki kelemahan adanya konflik antara variabel-variabel


yang dijadikan prediksi. Untuk mengatasi masalah itu model multivariate perlu
dikembangkan

Altman (1968, 1983) menemukan bahwa ada kesamaan rasio keuangan yang
bisa dipakai untuk prediksi kebangkrutan (Z-score)

Prediksi kebangkrutan dinyatakan dengan persamaan

Zi =1,2 X1 +1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5

X1 = (aktiva lancar-hutang lancar) / Total aktiva

9
9

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

X2 = laba ditahan / total aset

X3 = Laba sebelum bunga dan pajak / total aset

X4 = Nilai pasar modal saham / nilai buku total hutang

X5 = Penjualan / Total aset

Titik cut off model Altman berdasarkan nilai pasar adalah:

X1 = (aktiva lancar-hutang lancar) / Total aktiva

= Net Working Capital to Total Assets

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan modal


kerja bersih dari keseluruhan total aktiva yang dimilikinya. Modal kerja bersih
yang negatif kemungkinan besar akan menghadapi masalah dalam menutupi
kewajiban jangka pendeknya karena tidak tersedianya aktiva lancar yang cukup
untuk menutupi kewajiban tersebut. Sebaliknya, perusahaan dengan modal
kerja bersih yang bernilai positif jarang sekali menghadapi kesulitan dalam
melunasi kewajibannya.

X2 = laba ditahan / total aset

= Retained Earnings to Total Assets

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba


ditahan dari total aktiva perusahaan. Laba ditahan merupakan laba yang tidak
dibagikan kepada para pemegang saham.

X3 = Laba sebelum bunga dan pajak / total aset

= Earning Before Interest and Tax to Total Assets

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari


aktiva perusahaan, sebelum pembayaran bunga dan pajak.

X4 = Nilai pasar saham biasa / nilai buku total hutang

= Market Value of Equity to Book Value of Debt

10
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-
kewajiban dari nilai pasar modal sendiri (saham biasa). Nilai pasar ekuitas
sendiri diperoleh dengan mengalikan jumlah lembar saham biasa yang beredar
dengan harga pasar per lembar saham biasa. Nilai buku hutang diperoleh
dengan menjumlahkan kewajiban lancar dengan kewajiban jangka panjang.

X5 = Penjualan / Total aset

= Sales to Total Assets

Rasio ini menunjukkan apakah perusahaan menghasilkan volume bisnis yang


cukup dibandingkan investasi dalam total aktivanya. Rasio ini mencerminkan
efisiensi manajemen dalam menggunakan keseluruhan aktiva perusahaan untuk
menghasilkan penjualan dan mendapatkan laba.

Untuk perusahaan yang tidak go public (tidak ada nilai pasar), prediksi
kebangkrutan dinyatakan dengan persamaan

Zi =0,717 X1 +0,847 X2 + 3,107 X3 + 0,42 X4 + 0,998 X5

X1 = (aktiva lancar-hutang lancar) / Total aktiva

X2 = laba ditahan / total aset

X3 = Laba sebelum bunga dan pajak / total aset

X4 = Ekuitas / nilai buku total hutang

X5 = Penjualan / Total aset

Titik cutoff model Altman berdasarkan nilai pasar adalah

Ada 2 alternatif perbaikan kesulitan keuangan: yaitu secara informal dan formal.

1) Pemecahan masalah secara informal dilakukan jika masalah belum begitu


parah (masalah perusahaan hanya bersifat sementara, sedang prospek masa
depan masih bagus).

11
11

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

 Melakukan perpanjangan (ekstension): memperpanjang masa jatuh


tempo hutang-hutang;

 Melakukan Komposisi (composition): mengurangi besarnya tagihan,


misal klaim hutang diturunkan menjadi 70%

2) Pemecahan masalah secara formal dilakukan jika masalah sudah parah.

 Melakukan reorganisasi: dengan merubah struktur modal skrg menjadi


struktur modal yang layak. (dilakukan bila nilai perusahaan diteruskan >
nilai perusahaan dilikuidasi.

 Melakukan likuidasi: dengan menjual aset-aset perusahaan. (dilakukan


bila nilai perusahaan diteruskan < nilai perusahaan dilikuidasi.

6. CARA MENGUKUR DAN MENGELOLA RESIKO KEUANGAN (FINANCIAL RISK)

a. Risiko kredit dapat diatasi dengan cara:

 Melakukan analisis kredit secara baik dan benar;

 Dokumentasi kredit

 Pengendalian dan pengawasan kredit

 Penilaian terhadap resiko khusus

b. Risiko Likuiditas dapat diatasi dengan cara:

 Membuat perencanaan likuiditas

 Membuat rencana kontingensi

 Analisis biaya dan penentuan bunga kredit

 Pengembangan sumber pendanaan

c. Risiko Suku bunga dapat diatasi dengan cara:

 Membuat analisis kepekaan bunga terhadap aktiva

 Membuat analisis durasi, penilaian bunga antar waktu

d. Risiko leverage dapat diatasi dengan cara:

 Membuat perencanaan modal

12
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
 Analisis pertumbuhan usaha berkelanjutan

 Memantapkan kebijakan dividen

 Melakukan penyesuaian resiko terhadap kecukupan modal

7. TUJUAN ANALISIS RISIKO KEUANGAN

Tujuan utama analisi risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian
yang timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas,
dan ekuitas. Risiko volatilitas harga yang dihadapi ini disebut dengan resiko pasar.
Resiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk.

Meskipun volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu


mempertimbangkan risiko lainnya:

a. risiko likuiditas, timbul karena tidak semua produk manajemen dapat


diperdagangkan secara bebas,

b. diskontinuitas pasar, mengacu pada resiko bahwa pasar tidak selalu


menimbulkan perubahan harga secara bertahap.

c. risiko kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak


manajemen risiko tidak dapat memnuhi kewajibannya.

d. risiko regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas public melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.

e. risiko pajak merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.

f. risiko akutansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat
dicatat selain bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai

8. RISIKO DALAM INDUSTRI KEUANGAN

Bank sebagai industri keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro,
tabungan dan deposito. Kemudian aktifitas bank yang lainnya juga dikenal sebagai
tempat untuk meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan. Tidak hanya itu,
masih banyak kegiatan bank yang lainnya. Namun diantara banyaknya aktifitas bank,

13
13

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

tidak terlepas dari berbagai risiko. Risiko inilah yang perlu diketahui bersama baik
itu pemegang saham, nasabah, maupun karyawan bank tersebut.

Usaha jasa perbankan mengandung beberapa unsur risiko mengingat kontrak antara
Bank dengan nasabah mengikat dalam kurun waktu kedepan. Dengan demikian
masing-masing pihak mempunyai moral hazard untuk tidak memenuhi
kewajibannya di masa mendatang atau kondisi external (pasar) berubah ke arah
yang merugikan Bank antara lain fluktuasinilai tukar dan suku bunga. Kemungkinan
tidak terpenuhinya kewajiban nasabah kepada Bank maupun fluktuasi faktor
external perlu dikendalikan untuk meminimalkan kerugian yang mungkin terjadi di
Bank. Proses dalam mengendalikan berbagai risiko dimaksud perlu diformalkan
dalam management Bank.

Risiko dapat berupa risiko kredit apabila nasabah tidak memenuhi kewajibannya
kepada Bank. Namun demikian masih banyak risiko-risiko lainnya seperti risiko nilai
tukar, suku bunga dan operasional yang seringsekali dapat menyebabkan Bank
mengalami kerugian yang cukup besar. Masih terdapat beberapa risiko yang juga
dapat menimbulkan kerugianbagi Bank seperti reputational risk, strategic risk, legal
risk, political risk, country risk, namun quantifikasi dan management dari risiko
dimaksu dmasih sulit dilakukan. Mengingat tidak setiap risiko selalu menjadi
ancaman bagi Bank, maka setiap Bank akan melakukan identifikasi terhadap risiko-
risiko yang mungkin timbul serta melakukan manajemen risiko sesuai dengan
tingkat kompleksitas usahanya.

Dalam menerapkan manajemen risiko, proses yang dilakukan meliputi :

 menyusun business plan tahunan untuk masing-masing business unit dengan


mengacu kepada arahan dari top management berkaitan dengan sasaran
tahunan yang ingin dicapai maupun risiko yang perlu dipertimbangkan;

 menyusun proyeksi risiko yang dengan mengacu kepada business plan serta
posisi modal yang diperlukan untuk mendukung dalam pelaksanaan business
plan dimaksud. Apabila modal yang tersedia belum mencukupi maka dilakukan
pembicaraan di senior management level untuk melakukan penyetoran modal
atau melakukan revisi business plan

14
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
a. Jenis-jenis Risiko Industri Keuangan

Risiko yang dihadapi oleh bank dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu
risiko financial dan risiko nonfinansial. Risiko financial tergolong kedalam risiko
pasar dan risiko kredit. Sedangkan risiko nonfinansial meliputi risiko
operasional, risiko regulator, dan risiko hukum.

1) Risiko Pasar

Risiko pasar merupakan risiko yang melekat pada instrumen dan aset yang
diperdagangkan dipasar. Risiko pasar juga dapat diartikan sebagai risiko
kerugian pada posisi neraca serta pencatatan tagihan dan kewajiban di
luar neraca yang timbul dari pergerakan harga pasar (market prices).
Risiko pasar bisa muncul dari sumber-sumber mikro maupun makro.
Fluktuasi harga dipasar keuangan telah melahirkan jenis-jenis risiko pasar
yang lain. Sehingga risiko pasar dapat diklasifikasikan menjadi risiko harga
ekuitas, risiko suku bunga, risiko nilai tukar, dan risiko harga komoditi.

2) Risiko Suku Bunga

Risiko ini merupakan risiko kerugian yang disebabkan oleh perubahan dari
suku bunga pada struktur yang mendasari yaitu pinjaman dan simpanan.
Risiko suku bunga ini bisa muncul dari berbagai sumber, misalnya risiko
penentuan harga ulang (repricing risk) muncul karena perbedaan waktu
jatuh tempo dan repricing asset. Risiko kurva hasil (yield curve risk)
adalah ketidak pastian income akibat adanya perubahan pada kurva hasil.

3) Risiko Kredit

Risiko kredit merupakan risiko kegagalan nasabah untuk memenuhi


kewajibannya secara penuh dan tepat waktu sesuai dengan kesepakatan.
Akibat dari risiko ini, terdapat ketidakpastian pada laba bersih dan nilai
pasar dari ekuitas yang muncul dari keterlambatan atau tidak membayar
pokok pinjaman beserta bunganya.

4) Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas muncul akibat ketidakcukupan likuiditas untuk


memenuhi kebutuhan operasional telah mereduksi kemampuan bank
untuk memenuhi liabilitasnya pada saat jatuh tempo. Risiko ini juga bisa
15
15

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

muncul akibat sulitnya bank untuk mendapatkan dana cash pada biaya
yang wajar, baik melalui pinjaman (risiko likuiditas pendanaan atau
pembiayaan) atau menjual asset (risiko likuiditas asset).

5) Risiko Operasional

Risiko ini tidak terdefenisikan dengan jelas, risiko ini bisa muncul akibat
kesalahan atau kecelakaan yang bersifat manusiawi ataupun teknis. Ini
merupakan risiko kerugian yang secara langsung maupun tidak langsung
dihasilkan oleh ketidakcukupan atau kegagalan proses internal, faktor
manusia, tekhnologi atau akibat faktor-faktor eksternal.

6) Risiko Hukum

Risiko hukum berhubungan dengan risiko tidak terlaksananya kontrak.


Risiko hokum terkait dengan masalah undang-undang, legislasi, dan
regulasi yang dapat memengaruhi pemenuhan kontrak atau transaksi.

b. Dampak Risiko Industri Keuangan

Sebagai dampak terjadinya risiko kerugian keuangan langsung, kerugian akibat


risiko (risk loss) pada suatu bank dapat berdampak pada pemangku kepentingan
(stakeholders) bank, yaitu pemegang saham, karyawan, dan nasabah, serta
berdampak juga kepada perekonomian secara umum.

Pengaruh risk loss pada pemegang saham dan karyawan adalah langsung,
sementara pengaruh terhadap nasabah dan perekonomian tidak langsung.

1) Dampak Terhadap Pemegang Saham

 Penurunan nilai investasi, yang akan memberikan pengaruh terhadap


penurunan harga dan penurunan keuntungan,

 Hilangnya peluang memperoleh dividen yang seharusnya diterima


sebagai akibat turunnya keuntungan perusahaan, dan

 Kegagalan investasi yang telah dilakukan.

16
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
2) Dampak Terhadap Karyawan

 Dikenakan sanksi indisipliner karena kelalaian yang menimbulkan


kerugian,

 Pengurangan pendapatan, seperti pemotongan gaji, dan

 Pemutusan hubungan kerja.

3) Dampak Terhadap Nasabah

 Merosotnya tingkat pelayanan,

 Berkurangnya jenis dan kualitas produk yang ditawarkan,

 Krisis likuiditas sehingga menyulitkan dalam pencarian dana, dan

 Perubahan peraturan.

4) Dampak Terhadap Perekonomian

Dampak yang ditimbulkan bagi perekonomian berupa terjadinya risiko


sistemik, dimana risiko tersebut berdampak bagi perekonomian secara
keseluruhan dan secara langsung berdampak pada pemegang saham,
karyawan dan nasabah. Hal ini terjadi pada saat bank tidak dapat memenuhi
kewajibannya. Bank tidak dapat menyediakan dana yang cukup pada saat
nasabah melakukan penarikan dananya.

c. Analisa Risiko Terhadap Industri Keuangan

Dalam analisis ini pemakalah melaporkan beberapa pandangan para praktisi


perbankan syariah terhadap resiko yang dihadapi lembaganya.

Jumlah Peringkat
Keterangan
respons rata-rata
1. kurangnya pemahaman terhadap risiko yang ada 17 3,82
pada model pembiayaaan syariah.
2. tingkat return dari simpanan nasabah harus sama 14 3,64
dengan yang ada di bank lain
3. risiko penarikan: rendahnya tingkat return dapat
menyebabkan penarikan dana. 14 3,64
4. risiko fidusia: para deposan akan menuntut
pertanggung jawaban bank karena rendahnya 14 3,21
tingkat return atas simpanan mereka.

17
17

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

Dari tabel diatas menunjukkan pandangan praktisi perbankan syariah terhadap


beberapa persoalan spesifik berkaitan dengan lembaga keuangan syariah.
Karena perbankan syariah merupakan industri baru, maka para praktisi
perbankan syariah berpandangan bahwa masih ada kekurang pahaman
terhadap risiko yang ada pada model pembiayaan syariah. Mereka
menempatkan masalah ini pada poin 3,82. krena tingkat pendapatan dana
deposito pada bank syariah pada pembagian keuntungan, hal ini menimbulkan
risiko tertentu pada sisi liabilitas dari balance sheed. Meskipun begitu bank
syariah selalu ditekan untuk memberikan keuntungan pemilik dana deposito
sama seperti bank lain mereka menilai masalah ini dengan poin 3,64. factor ini
sangat penting karena jika tingkat keuntungan lebih rendah yang diberikan dari
bank lain, maka dapat menyebabkan dua risiko. Pertama, risiko penarikan yang
disebabkan rendahnya tingkat keuntungan, mereka menilai hal ini dengan poin
3,64. kemudian bank juga menghadapi risiko fidusial, dimana para deposan
menuntut pertanggung jawaban bank karena rendahnya tingkat keuntungan
yang diperoleh, hal ini diperoleh poin 3,21.

Lembaga keuangan syariah juga mengidentifikasi adanya risiko-risiko lain yang


dihadapinya. Misalnya pada tingkat pemerintahan meliputi aspek hokum dan
perpajakan.

Studi Kasus

Selama dua decade terakhir ini kegagalan dalam melakukan manajemen risiko
telah memakan banyak korban pada industry keuangan. Kerugian bias secara
financial maupun nonfinansial.

 Pada tahun 1991, lembaga BCCL mengalami kerugian sebesar 500 juta dolar,
karena lemah dalam menganalisis kredit, dokumentasi kredit yang tidak
lengkap, saling menghilangkan data dan penyelewengan, pencucian uang.

 Desember 1993, Metallgesselschaft mengalami kerugian 1500 juta dolar,


karena strategi lindung nilai yang salah : salah asumsi ekonomi, kegagalan
likuidasi posisi, strategi yang menjurus pada penyelewengan.

 Tahun 1994, Credit Lyonnais mengalami kerugian hingga 24.220 juta dolar,
karena ketidakcukupan pengawasan dan deregulasi internal dalam kaitan
dengan berbagai penyelewengan, mis-manajemen pinjamam, pencucian uang,

18
Analisis Laporan Keuangan by. TEAM TEACHING
penyelewengan kekuasaan berupa konspirasi antara politisi, banker, dan
pemilik baru.

 09 februari 1990, lembaga Drexel Burnham Lambert rugi sebesar 1.900 juta
dolar (bangkrut), karena investasi pada saham lapis bawah (junk bond),
pendanaan jangka pendek, tidak dapat memenuhi kewajiban pada saat jatuh
tempo karena nilai saham jauh dan tidak laku dipasar.

 5 november 1997, lembaga Bre-X mengalami kerugian 120 juta dolar karena
sengaja melakukan manipulasi nilai saham dengan menyatakan adanya
penemuan tambang emas.

Dari kasus-kasus diatas , menurut Ferry N.Idroes ada beberapa


solusi/implementasi terhadap risiko, sebagai berikut:

 Hindari (Avoidance) : keputusan yang diambil adalah dengan cara


menghindari atau tidak melakukan aktivitas yang dimaksud. Misalnya sebuah
bank mendapat tawaran untuk melakukan bisnis pencucian uang dari
kegiatan terorisme yang menjanjikan keuntungan, sehingga risikonya adalah
berupa ancaman penutupan bank serta ancaman pidana terhadap pelakunya.
Maka bank memutuskan untuk tida melakukan aktivitas tersebut.

 Alihkan (transfer): membagi risiko dengan pihak lain. Konsekuensinya


terdapat biaya yang harus dikeluarkan atau berbagi keuntungan yang
diperoleh. Misalnya untuk pembiayaan proyek yang sangat besar, sebuah
bank melakukan skema pinjaman sindikasi. Pengalihan risiko juga termasuk
penggunaan lembaga asuransi sebagai penanggung kerugian dengan
membayar premi selain itu, penggunaan sumber daya diluar organisasi
(outsourcing) juga termasuk kedalam pengalihan risiko.

 Mitigasi risiko (mitigate risk): menerima risiko pada tingkat tertentu dengan
melakukan tindakan untuk mitigasi risiko melalui peningkatan control,
kualitas proses, serta aturan yang jelas terhadap pelaksanaan aktivitas dan
risikonya.

 Menahan risiko residual (retention of residual risk): menerima risiko yang


mungkin timbul dari aktivitas yang dilakukan. Perbankan harus mengambil
berbagai macam risiko dalam menjalankan aktivitasnya. Risiko yang

19
19

Analisis Laporan KEUANGAN


[BY. TEAM TEACHING] Analisis Laporan KEUANGAN

dimaksud tidak dapat dihindari , dialihkan, dan dimitigasi. Akibatnya,risiko


tersebut harus ditanggung sejalan dengan pelaksanaan aktivitas.

C. LATIHAN SOAL/ TUGAS

1. Apa yang anda ketahui tentang daya tahan laba jelaskan dan berikan contohnya?

2. Apa saja Faktor Penentu Daya Tahan Laba dan jelaskan ?

3. Apa yang anda ketahui tentang penilaian ekuitas berbasis laba jelaskan dan
berikan contohnya?

4. Bagaimana peramalan laba dalam analisis penilaian equitas ?

5. Apa yang anda ketahui tentang kekuatan laba dan peramalan untuk tujuan
penilaian jelaskan dan berikan contohnya?

6. Bagaimana Laporan Interim untuk Pengawasan dan Revisi Estimasi Laba?

D. DAFTAR PUSTAKA

1. Subramanyam K.R dan Wild, J.John; 2014, Analisis Laporan Keuangan Edisi 10, Buku
2. Salemba Empat, Jakarta.
2. Djohan, Warman. 2000. Kredit Bank, Edisi 1. PT. Mutiara Sumber Widya: Jakarta
3. Firdaus, Rachmat dan Maya, Ariyanti. 2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum:
Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasi Lengkap dengan Analisis Kredit. Bandung:
Alfabeta.
4. Kasmir. S.E., M.M. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
5. Sutojo, Siswanto, 1997, Menangani Kredit Bermasalah, PT. Pustaka Binaman
Pressindo, Jakarta.
6. Ferry N. Idroes. Manajemen Risiko Perbankan, Jakarta: Rajawali Pers, 2008.

20

Anda mungkin juga menyukai