Anda di halaman 1dari 20

MODUL PERKULIAHAN

Manajemen
Operasi

Pengelolaan Produktivitas

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Ekonomi dan Bisnis Akuntansi S1 R. Roosaleh Laksono T.Y. ST., S.Si., ME

4
Abstract Kompetensi
Materi ini menjelaskan mengenai Mahasiswa memiliki kemampuan
konsep dasar operasional perusahaan memahami konsep manajemen
dalam produktivitas suatu operasi, mampu menghitung
perusahaan. produktivitas tunggal dan multi
faktor serta memahami strategi
global.
PRODUKTIVITAS, EFEKTIVITAS PEMASARAN DAN
ANALISIS PROFITABILITAS STRATEGIS

1. MENGELOLA PRODUKTIVITAS.

Produktivitas dalam suatu perusahaan adalah hal yang sangat penting karena hal ini
menyangkut masalah kapasitas produksi, efisiensi dan faktor kualitas produk. Manajemen
operasi dan produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan
sesuai apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Selain itu adanya peningkatan produktivitas
dalam bisnis juga dipengaruhi oleh sistem yang diterapkan. Ketika perusahaan berhasil
menerapkan produktivitas yang baik maka perusahaan dapat dikendalikan dengan baik
sehingga dapat menghindari hal-hal yang kurang menguntungkan. Bahkan produktivitas
dapat mempercepat tujuan akhir untuk memberikan manfaat dari segi tujuan.
Disebutkan di atas bahwa produktivitas perusahaan dapat melakukan efisiensi terutama segi
keuangan dan pengeluaran serta pendapatan yang dihasilkan selama periode tertentu.
Penerapan operasional yang tepat dapat membantu perusahaan melacak pengeluaran dan
pendapatan.

Keinginan untuk berproduksi lebih banyak dengan pengorbanan yang lebih sedikit
merupakan cerita di balik kemajuan. Abad lalu merupakan saat di mana perusahaan negara-
negara industri telah meningkatkan produktivitasnya hingga lebih dari 45 kali lipat.
Dampaknya adalah rata-rata jam kerja per tahun untuk setiap pekerja di Amerika Serikat
telah menurun dari 3.000 jam lebih menjadi sekitar 1.800 jam, sementara output per pekerja
meningkat beberapa kali. Seperti yang telah dikemukakan oleh Peter Drucker, ledakan
produktivitas juga menghasilkan perluasan dalam bidang pendidikan dan kesehatan hingga
10 kali lipat. Produktivitas kemudian menjadi kekayaan bangsa-bangsa.

Perbaikan produktivitas terjadi ketika perusahaan menggunakan lebih sedikit tenaga


kerja, bahan baku, mesin atau sumber daya lainnya yang digunakan untuk memproduksi
dan menjual produk yang sama atau lebih baik. Perusahaan dengan produktivitas lebih
tinggi dari pada pesaingnya akan menikmati keunggulan kompetitif, memperoleh imbal hasil
di atas rata-rata dan memiliki keberhasilan jangka panjang. Berproduksi lebih banyak
dengan sumberdaya lebih sedikit merupakan faktor penentu keberhasilan strategis yang
tanpa memperhatikan strategi kompetitif yang dipilih, diupayakan untuk dapat dicapai oleh
semua perusahaan dan organisasi.

2020 Manajemen Operasional


2 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Perusahaan dapat memilih untuk bersaing dalam keunggulan biaya atau diferensiasi
produk. Yang memilih bersaing dalam keunggulan biaya dapat berhasil bila dapat
melakukan semua pekerjaan dengan sumberdaya yang lebih sedikit dibandingkan
pesaingnya. Sedangkan perusahaan yang bersaing dengan strategi difrensiasi produk dapat
meningkatkan marjin laba dan posisi bersaingnya dengan cara menggunakan sumberdaya
yang sama atau lebih sedikit dibanding pesaingnya dalam menjalankan operasi perusahaan.
Pemerintah dan organisasi nirlaba seringkali meminta karyawan mereka untuk melakukan
hal lebih banyak dengan sumberdaya lebih sedikit. Ekonom dan analis keuangan seringkali
menggunakan jumlah output yang diproduksi per unit input sumber daya sebagai ukuran
daya saing suatu perusahaan atau negara. Hampir di setiap bidang kemampuan untuk
melakukan lebih banyak dengan sumber daya lebih sedikit merupakan suatu hal yang
sangat penting.

PENGERTIAN PRODUKTIVITAS
Produktivitas adalah perbandingan (rasio) antara output (barang dan jasa) dibagi
input (sumber daya seperti tenaga kerja dan modal). Peningkatan produktivitas
dapat dicapai dengan dua cara: pengurangan sementara menjaga output konstan,
atau peningkatan output sementara menjaga input konstan. Ukuran produktivitas
adalah satu cara yang baik untuk menilai kemampuan sebuah negara untuk dapat
memperbaiki standar hidup rakyatnya. Pengukuran produktivitas (productivity) dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus yaitu :

                           
                                               Sumber: ( Render Barry & Heizer Jay, 2004)
Gambar 1.2. Productivity

2020 Manajemen Operasional


3 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Tantangan Produktivitas

Penciptaan barang dan jasa membutuhkan sumber daya yang berubah menjadi barang dan
jasa. Semakin efisien kita melakukan perubahan ini, semakin produktif kita dan semakin
banyak nilai yang ditambahkan pada barang atau layanan yang diberikan. Produktivitas
adalah rasio output (barang dan jasa) dibagi dengan input (sumber daya, seperti tenaga
kerja dan modal) (lihat Gambar 1.2 dibawah). Tugas manajer operasi adalah meningkatkan
(memperbaiki) rasio output terhadap input ini. Meningkatkan produktivitas berarti
meningkatkan efisiensi. Peningkatan ini dapat dicapai dengan dua cara: 
 mengurangi input sambil menjaga output konstan 
 meningkatkan output sambil menjaga input konstan. 

Keduanya mewakili peningkatan produktivitas. Dalam pengertian ekonomi, input adalah


tenaga kerja, modal, dan manajemen, yang diintegrasikan ke dalam sistem produksi.
Manajemen menciptakan sistem produksi ini, yang menyediakan konversi input menjadi
output. Outputnya adalah barang dan jasa, termasuk barang-barang yang beragam seperti
senjata api, mentega, pendidikan, sistem peradilan yang lebih baik, dan resor ski. Produksi
adalah pembuatan barang dan jasa. Produksi tinggi mungkin hanya menyiratkan bahwa
lebih banyak orang yang bekerja dan tingkat pekerjaan yang tinggi (pengangguran rendah),
tetapi tidak berarti tinggi produktivitas.

Gbr. 1.2 :The Economic System Adds Value by Transforming Inputs to Outputs

Pengukuran produktivitas adalah cara terbaik untuk mengevaluasi kemampuan suatu


negara dalam memberikan taraf hidup yang lebih baik bagi rakyatnya. Hanya melalui
peningkatan produktivitas maka standar hidup dapat meningkat. Selain itu, hanya melalui

2020 Manajemen Operasional


4 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
peningkatan produktivitas, tenaga kerja, modal, dan manajemen dapat menerima
pembayaran tambahan. Jika pengembalian tenaga kerja, modal, atau manajemen
ditingkatkan tanpa peningkatan produktivitas, harga naik. Di sisi lain, tekanan ke bawah
ditempatkan pada harga ketika produktivitas meningkat karena lebih banyak diproduksi
dengan sama sumber daya yang sama. Manfaat dari peningkatan produktivitas
diilustrasikan dalam Manajemen Operasi dalam kotak Tindakan "Meningkatkan Produktivitas
di Starbucks."

Selama lebih dari satu abad (sejak sekitar 1869), AS telah mampu meningkatkan
produktivitas dengan rata-rata hampir 2,5% per tahun. Pertumbuhan seperti itu telah
melipatgandakan kekayaan AS setiap 30 tahun. Sektor manufaktur, meskipun porsi ekonomi
AS menurun, terkadang mengalami peningkatan produktivitas tahunan melebihi 4%, dan
sektor jasa meningkat hampir 1%. Namun, pertumbuhan produktivitas tahunan AS pada
awal abad ke-21 sedikit di bawah kisaran 2,5% untuk perekonomian secara keseluruhan
dan dalam beberapa tahun terakhir cenderung menurun.

Pengukuran Produktivitas.
            Perhitungan produktivitas membantu manajer menilai seberapa baik mereka bekerja
tetapi hasil dari keduanya ukurannya mungkin akan berbeda. Ukuran produktivitas
multifactor menyajikan informasi yang lebih baik mengenai pertukaran antarfaktor, tetapi
terdapat beberapa masalah dalam perhitungannya. Beberapa masalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Kualitas dapat berubah walaupun jumlah input dan output tetap.
2. Unsur eksternal dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan produktivitas pada
sistem
3. Kurang atau bahkan tidak ada satuan pengukuran yang akurat.

Secara umum produktivitas dapat didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah barang
dan jasa yang dihasilkan (ouput) dengan jumlah sumber daya yang dipakai (input).
Peningkatan produktivitas dapat terjadi jika :
a. Dengan jumlah output yang tetap, namun jumlah input berkurang
b. Jumlah input & output bertambah, dengan kenaikan jumlah output yang lebih besar.
c. Jumlah input maupun output berkurang, dengan penurunan input yang lebih banyak.
d. Pengukuran produktivitas dapat dilakukan dengan formulasi :

2020 Manajemen Operasional


5 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Contoh :
Jika unit yang diproduksi adalah 1000 unit dan tenaga kerja/jam yang digunakan adalah 250
maka :

Perusahaan yang menghabiskan waktu lima hari untuk memproduksi 100 unit mempunyai
produktivitas sebesar 20 unit per hari. Pekerja sosial yang memproses 75 kasus dalam
jangka waktu empat minggu mempunyai produktivitas sebesar 3,75 kasus per hari.
Perusahaan yang menggunakan 24,5 pon bahan baku untuk setiap satu unit yang
diproduksi lebih produktif dibandingkan perusahaan lain yang menggunakan 25 pon per
bahan baku yang sama untuk memproduksi satu unit produk yang sama. Untuk
memperbaiki produktivitas, perusahaan harus mengetahui tingkat produktivitas operasinya.

Variabel Produktivitas
Peningkatan produktivitas bergantung pada tiga variabel produktivitas berikut.
1. Tenaga Kerja.
Peningkatan kontribusi tenaga kerja pada produktivitas disebabkan oleh tenaga kerja
yang lebih sehat, lebih berpendidikan, dan bergizi baik. Berdasarkan sejarah, sekitar
10% peningkatan produktivitas tahunan dikaitkan dengan adanya peningkatan kualitas
tenaga kerja.
2. Modal
Inflasi dan pajak meningkatkan biaya modal, serta membuat investasi menjadi mahal.
Saat modal yang diinvestasikan per pekerja menurun, produktivitas menurun. Manajer
menyesuaikan rencana investasi dengan perubahan-perubahan dalam biaya modal.
Berkonstribusi sekitar 38% dari peningkatan tahunan.
3. Manajemen

2020 Manajemen Operasional


6 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Manajemen merupakan faktor produksi dan sumber daya ekonomi. Manajemen
bertanggung jawab memastikan tenaga kerja dan modal digunakan secara efektif untuk
meningkatkan produktivitas. Berkonstribusi sekitar 52% dari peningkatan tahunan.

           Sumber: (Render Barry & Heizer Jay, 2004)


Gambar 1.3.
Sistem Ekonomi Menambah Nilai Mengubah Input Menjadi Output

Memperhatikan dari bagan di atas dapat dinyatakan bahwa terdapat transformasi dari input
yang meliputi: tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen dengan melalui satu proses
produksi tertentu dirubah menjadi output barang dan jasa. Dalam hal ini dapat dihitung
besarnya produktivitas dari masing-masing faktor produksi tersebut dengan menggunakan
rumus produktivitas yang dikemukakan sebelumnya, maka akan diperoleh melalui
perhitungan untuk produktivitas faktor tunggal (single productivity) dan produktivitas multi
faktor (multi productivity) dari kegiatan proses produksi tersebut.

Pengukuran produktivitas meliputi dua hal yaitu :


1. Produktivitas faktor tunggal
2. Produktivitas multifaktor

Selanjutnya untuk peningkatan produktivitas dapat juga dicapai dengan melalui dua cara,
yaitu :
1. Pengurangan input dengan tetap menjaga output konstan
2. Peningkatan output dengan tetap menjaga input konstan.

MENGUKUR PRODUKTIVITAS.
Produktivitas dapat diukur dari:

2020 Manajemen Operasional


7 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
1. Produktivitas operasional
2. Produktivitas finansial
Ukuran produktivitas bisa berupa ukuran produktivitas operasional ataupun finansial.
Produktivitas operasional adalah rasio unit output terhadap unit input. Baik pembilang
maupun penyebutnya merupakan ukuran fisik (dalam rupiah). Produktivitas finansial juga
merupakan rasio output terhadap input, tetapi angka pembilang atau penyebutnya dalam
satuan mata uang (rupiah). Misalnya jumlah meja yang dibuat dari selembar kayu lapis
merupakan produktivitas operasional. Jumlah penjualan per rupiah biaya kayu lapis
merupakan produktivitas finansial.
Ukuran produktivitas bisa mencakup seluruh faktor produksi atau fokus pada satu
faktor atau sebagian faktor produksi yang digunakan perusahaan dalam produksi. Ukuran
produktivitas yang memusatkan perhatian pada hubungan antara satu atau sebagian faktor
input dan output yang dicapai disebut dengan ukuran produktivitas parsial.
Berikut adalah contoh-contoh produktivitas parsial:
 Hasil bahan baku langsung (output/unit bahan baku)
 Produktivitas tenaga kerja, seperti output perjam kerja atau output perpekerja.
 Produktivitas proses seperti output perjam mesin atau output per kwh

Berikut Gambaran Produktivitas

Produktivitas
Finansial
Parsial

Produktivitas Parsial

Produktivitas Produktivitas
Operasional
Parsial

Produktivitas Total

Ukuran produktivitas yang memasukkan seluruh sumberdaya input yang digunakan dalam
produksi disebut sebagai produktivitas total (total productivity). Jumlah meja yang diproduksi
per-rupiah biaya produksi merupakan ukuran produktivitas total karena penyebutnya, yaitu
biaya produksi mencakup semua biaya produksi yang dikeluarkan untuk membuat meja.

Berikut data produksi EPT Co:

2020 Manajemen Operasional


8 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
EPT Co
Biaya Operasi utk Prod B
(Dalam jutaan Rupiah)
2006 2007
Jumlah unit 4.000 4.800
Total Penjualan 2.000 2.400
Bahan Baku 600 800
Tenaga Kerja 160 200
Overhead 300 300
Laba 940 1.100

Biaya produksi terdiri atas total biaya overhead pabrik tetap dan beban operasi
lainnya sebesar 300.000 per tahun serta biaya produksi variabel yang terdiri atas campuran
logam (bahan langsung) dan jam tenaga kerja langsung.
Perusahaan memperoleh laba operasi sebesar 1.100.000.000 pada tahun 2007
mengalami peningkatan sebesar 17% dari laba tahun 2006 yang sebesar 940.000.000.
tanpa mempelajari data operasi secara lebih rinci, manajemen mungkin cukup puas dengan
perbaikan hasil operasi tersebut. Tetapi peningkatan laba operasi tersebut tidaklah
menguntungkan jika dibandingkan peningkatan total penjualan. Total penjualan pada tahun
2007 adalah 120% dari total 2006. dengan biaya overhead pabrik tetap dan beban operasi
lainnya yang tidak berubah, yaitu sebesar 300.000.000 pertahun, bahkan ketika total
penjualan meningkat pada tahun 2007, peningkatan laba operasi seharusnya lebih tinggi
dari 20% peningkatan total penjualan. Peningkatan laba operasi yang lebih rendah
merupakan akibat dari peningkatan biaya variabel perusahaan, yaitu bahan baku dan
tenaga kerja langsung yang lebih tinggi dari peningkatan yang proporsional. Total biaya
variabel naik sebesar 32% ((1.000 - 760) / 760) sementara total penjualan hanya naik 20%.

Tantangan Meningkatkan Produktifitas


Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa Produktifitas = perbandingan antara output
(brg & jasa) terhadap input (tenaga kerja, modal atau manajemen).
Dengan demikian tugas manajer operasi adalah meningkatkan perbandingan antara output
dan input, meningkatkan produktifitas berarti meningkatkan efisiensi.

METODE PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS

2020 Manajemen Operasional


9 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Pengukuran produktivitas melalui pendekatan rasio output per input adalah pengukuran
yang paling sederhana dan mampu menghasilkan tiga ukuran produktivitas sebagai berikut :

1. Produktivitas Parsial (Partial Productivity)


Produktivitas Parsial sering juga disebut produktivitas factor tunggal (single factor
productivity), yaitu menunjukan produktivitas faktor tertentu yang digunakan untuk
menghasilkan keluaran. Faktor tersebut hanya berupa hal berikut:

Jumlah unit atau nilai output yang diproduksi


Produktivitas Parsial = Jumlah unit atau biaya dari satu atau sebagian sumberdaya input

Penyebutnya adalah jumlah atau biaya faktor produksi, seperti bahan baku langsung,
jam tenaga kerja langsung, atau sumberdaya input tertentu; pembilangnya adalah jumlah
unit atau nilai barang/jasa yang diproduksi.
Sebagai contoh, produktivitas parsial bahan baku langsung untuk jenis B diatas pada
tahun 2006 adalah 0,16 yang dihitung sbb:

4.000
Produktivitas Parsial bahan baku langsung 2006 = = 0,16
25.000

2. Produktivitas Multifaktor (Multi Factor Productivity)


Disebut juga dengan total faktor productivity yaitu menunjukan produktivitas output
bersih terhadap banyaknya input modal dan tenaga kerja yang digunakan. Output
bersih (net-output) adalah output total dikurangi output dalam proses produksi. Jenis
input yang digunakan dalam pengukuran ini hanya faktor tenaga kerja dan modal saja.

Produktivitas ini menunjukkan produktivitas dari semua faktor yang digunakan untuk
menghasilkan output. Faktor tersebut adalah bahan baku, tenaga kerja, energi, modal,
dan lain-lainnya.

2020 Manajemen Operasional


10 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
Pengukuran berdasarkan pendekatan rasio output per input dapat menggunakan satuan
fisik dari output dan input (ukuran berat, panjang, isi dan lain-lainnya) atau satuan
moneter dari output dan input (dolar, rupiah, pound sterling, dan lain-lainnya).

CONTOH PERHITUNGAN

PT ABC mempunyai data (dalam satuan juta rupiah) tentang output yang dihasilkan
selama tahun 2018 sebagai berikut.

Produktivitas Parsial

Terlihat nilai produktivitas parsial untuk tenaga kerja adalah 8,00 menunjukkan bahwa
setiap penggunaan input tenaga kerja sebesar 1 juta rupiah akan menghasilkan output
sebesar 8 juta rupiah (karena dihitung dalam jutaan rupiah). Demikian pula dengan nilai

2020 Manajemen Operasional


11 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
produktivitas parsial untuk input lainnya, cara mencarinya sama dengan produktivitas
tenaga kerja

Produktivitas Multi Faktor

Produktivitas multifaktor = (Output bersih/Input tenaga kerja + modal) atau (Output total
– material dan jasa yang digunakan)/(Input tenaga kerja + modal)

Diasumsikan bahwa PT ABC membeli semua material dan jasa termasuk energi, jasa
lainnya seperti pemasaran, periklanan, pengolahan informasi, konsultasi, dan lainnya
sehingga diperoleh output bersih = 2400 – (400 + 300 + 200) = 1500

Produktivitas multifaktor = 1500 / (300 + 500)


= 1500 / 800
= 1,875

Nilai produktivitas multifaktor sebesar 1,875 dapat diartikan bahwa setiap penggunaan
input tenaga kerja dan modal secara bersama sebesar 1 juta rupiah akan menghasilkan
output bersih sebesar 1,875 juta rupiah.

Produktivitas Total

Produktivitas total = Output total / Input total


= 2400 / 1700
= 1,41
Terlihat bahwa nilai produktivitas total sebesar 1,41 rupiah dapat diartikan bahwa setiap
penggunaan input total sebesar 1 juta rupiah menghasilkan output total sebesar 1,41
juta rupiah

Keterangan :

2020 Manajemen Operasional


12 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
 Data penjualan cenderung naik , berarti tidak ada masalah eksternal
 Produktivitas cenderung stabil, hanya pada tahun 2016 agak menurun berarti
terdapat masalah internal, mungkin berkaitan dengan efisiensi penggunaan
sumber daya perusahaan.

1. Produktivitas Operasional Parsial.


Produktivitas operasional parsial merupakan rasio knversi input atau sumber daya
input tertentu dengan output yang dihasilkan. Pembilang, yaitu output, merupakan jumlah
unit yang diproduksi; sementara penyebutnya adalah jumlah unit sumberdaya input yang
digunakan. Pada gambar berikut menunjukkan produktivitas operasional parsial EPT Co
tahun 2006 dan 2007. Produktivitas parsial bahan baku langsung sebesar 0,16 pada tahun
2006 menunjukkan bahwa perusahaan memproduksi 0,16 unit output untuk setiap pon
bahan baku langsung yang digunakan dalam produksi.

EPT Co
Produktivitas Parsial Bahan baku dan Tenaga kerja untuk B
Produktivitas Operasional Parsial
2006 2007
Bahan Baku Langsung 4.000/25.000 = 0,16 4.800/32.000 = 0,15
Tenaga Kerja Langsung 4.000/4.000 =1,00 4.800/4.000 =1,20

Produktivitas Finansial Parsial


2007 2007
Bahan Baku Langsung 4.000/600.000 = 0,0067 4.800/800.000 = 0,006
Tenaga Kerja Langsung 4.000/160.000 =0,025 4.800/200.000 =0,024

Perusahaan seringkali menggunakan tolok ukur pembanding atau kriteria dalam


menentukan produktivitas. Diantara tolok ukur atau kriteria yang sering digunakan adalah
ukuran produktivitas perusahaan dimasa lalu, produktivitas perusahaan lain dalam industri
yang sama, standar atau rata-rata industri, atau tolok ukur yang ditetapkan oleh manajemen
puncak sebagai tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Kita akan enggunakan tingkat
produktivitas EPT Co ditahun 2006 sebagai tolok ukur dalam menentukan produktivitas
ditahun 2007.
Perbandingan produktivitas parsial selama periode tersebut menunjukkan perubahan
produktivitas sumberdaya input dari tahun dasar. EPT Co menunjukkan bahwa produktivitas
parsial bahan langsung menurun selama periode waktu tersebut. Perusahaan memproduksi
0,16 unit B pada tahun 2006 dan hanya memproduksi 0,15 unit B untuk setiap pon bahan

2020 Manajemen Operasional


13 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
baku pada tahun 2007, ada penurunan produktivitas sebesar 6,25% ((0,16-
0,15)/0,16=0,0625). Meskipun demikian produktivitas parsial tenaga kerja langsung
meningkat pada tahun 2007. Perusahaan memproduksi satu unit B perjam tenaga kerja
langsung pada tahun 2006 dan 1,2 unit perjam tenaga kerja langsung pada tahun 2007, ada
peningkatan produktivitas sebesar 20% ((1,2-1)/ 1 = 0,2).
Perubahan produktivitas juga dapat diuji dengan cara menghitung jumlah
sumberdaya input yang digunakan oleh perusahaan pada tahun 2007 dengan
mempertahankan produktivitas parsial tahun 2006 seperti yang diperlihatkan tampilan
berikut:

EPT Co
Dampak perubahan Produktivitas Parsial Bahan baku dan TKL prod D82
(1) (2) (3) =(1 : 2) (4) (5)=(3-4)
Output Produktivitas Output 2007 Input yg Penghematan
Sumberdaya 2007 Operasional Pada digunakan dl atau
Input Parsial 2006 produktivitas thn 2007 (Kerugian) dl
2006 IInput
Bahan Baku 4.800 0,16 30.000 32.000 (2.000)
Langsung
TKL 4.800 1,00 4.800 4.000 8.000

Pada kasus ini 4.800 unit D82 yang diproduksi dan dijual pada tahun 2007 hanya
membutuhkan 30.000 pon bahan langsung (4.800/0,16). Penurunan produktivitas parsial
untuk bahan baku langsung dikarenakan tambahan pemakaian bahan baku sebanyak 2.000
pon pada tahun 2007 (32.000 – 30.000). sama halnya perusahaan menggunakan 4.800 jam
tenaga kerja langsung pada tahun 2007 jika ingin mempunyai produktivitas parsial tenaga
kerja langsung yang sama dengan tahun 2006. perusahaan menghemat biaya untuk 800
jam tenaga kerja langsung (4.800 – 4.000) ketika produktivitas parsial tenaga kerja
langsungnya pada tahun 2007 naik dari 1,0 menjadi 1,2.

2. Produktivitas Finansial Parsial


Pada tabel sebelumnya dilaporkan produktivitas finansial parsial dari bahan baku
dan tenaga kerja langsung. Produktivitas finansial parsial menunjukkan jumlah unit output
yang diproduksi untuk setiap rupiah sumberdaya input yang digunakan perusahaan.
Produktivitas finansial parsial untuk bahan baku langsung ditentukan dengan cara membagi
output (4.000 unit pd tahun 2006 dan 4.800 unit pada tahun 2007) dengan biaya sumber
daya pada periode berjalan (biaya bahan baku langsung: 600.000 pada tahun 2006 dan
800.000 pada tahun 2007). Produktivitas finansial parsial adalah 0,0067 untuk tahun 2006

2020 Manajemen Operasional


14 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
dan 0,006 untuk tahun 2007. produktivitas finansial parsial menurun dari memproduksi
0,0067 unit D82 ditahun 2006 menjadi 0,006 ditahun 2007 untuk setiap rupiah bahan baku
langsung yang dikeluarkan, penurunan produktivitas dari tahun 2006 ketahun 2007 sebesar
10% ((0,0067 – 0,006)/0,0067).
Produktivitas finansial parsial tenaga kerja langsung adalah 0,025 untuk tahun 2006
dan 0,024 untuk tahun 2007, penurunan produktivitas sebesar 4% ((0,025 -0,024)/0,025).
Hasil ini bertentangan dengan produktivitas operasional parsial tenaga kerja langsung yang
dilaporkan sebelumnya (peningkatan sebesar 20%). Hasil ini menunjukkan bahwa meskipun
produktivitas tenaga kerja per-jam meningkat, biayanya mengalami peningkatan bahwa
meskipun produktivitas tenaga kerja perjam meningkat, biayanya mengalami peningkatan
karena upah per-jam lebih tinggi untuk mengganti keuntungan yang diperoleh dari
peningkatan produktivitas per-jam.
Faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan biaya produksi diantara 2 operasi
adalah perbedaan dalam tingkat output, biaya input, atau produktivitas. Tabel berikut
menunjukkan kerangka analitis untuk menentukan pengaruh dari masing-masing faktor ini.
Titik A adalah operasi tahun 2007. Jumlah ketiga faktor pada titik A adalah angka-angka
aktual tahun 2007. jumlah unit output, biaya input, dan produktivitas titik B adalah biaya
untuk memproduksi output tahun 2007 pada tingkat produktivitas tahun 2006 dengan biaya
input tahun 2007. satu-satunya perbedaan antara titik A dan B dikaitkan dengan perubahan
produktivitas pada tahun 2007 dan 2006.
EPT Co
Uraian Produktivitas Finansial Parsial
Panel-1: Kerangka A B C D
Output 2007 2007 2007 2006
Produktivitas 2007 2006 2006 2006
Biaya Input 2007 2007 2006 2006

Perubahan Perubahan Perubahan


Produktivitas Harga input Output

Titik C adalah biaya untuk memproduksi output tahun 2007 dengan tingkat
produktivitas tahun 2006 dan biaya input tahun 2006. ingat kembali bahwa titik B adalah
biaya untuk memproduksi output tahun 2007 dengan tingkat produktivitas tahun 2006 dan
biaya input tahun 2007. Satu-satunya perbedaan antara titik B dan C adalah biaya
sumberdaya input per-unit pada setiap tahun: titik B menggunakan biaya sumber daya input
per-unit tahun 2007, sementara titik C menggunakan biaya sumberdaya input per unit tahun

2020 Manajemen Operasional


15 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
2006. oleh karena itu jika ada perbedaan antara jumlah pada titik B dan C adalah hasil dari
perbedaan biaya sumber daya input per unit.
Titik D merupakan biaya untuk memproduksi output tahun 2006 pada tingkat
produktivitas 2006 dengan biaya sumberdaya input per unit tahun 2006. ingat kembali
bahwa titik C merupakan biaya untuk memproduksi output tahun 2007 pada tingkat
produktivitas tahun 2006 dan biaya sumberdaya input peru-unit tahun 2006. Perbedaan
biaya yang yang terdapat antara titik C dan titik D adalah karena perbedaan tingkat output
antara kedua titik tersebut. Output tersebut kemudian dibagi dengan total biaya dari sumber
daya yang dibutuhkan untuk memproduksi output tersebut. Karen total biaya dari
sumberdaya yang dibutuhkan setiap tahun ditentukan menggunakan tingkat produktivitas
yang sama (produktivitas tahun 2006) dan biaya sumberdaya input per-unit yang sama
(biaya sumberdaya input per-unit pada tahun 2006), total biaya dari sumber daya yang
dibutuhkan pada setiap tahun adalah prporsional terhadap masing-masing tingkat output.
Hasilnya rasio output terhadap input (biayaya) pada titik C dan D selalu sama.

3. PRODUKTIVITAS DALAM LINGKUNGAN BARU.


Produktivitas dan Manajemen mutu total
Sebuah pandangan umum yang telah menyebutkan bahwa perbaikan mutu dapat
dicapai dengan mengorbankan produktivitas. Alasan pandangan yang salah tersebut adalah
bahwa perbaikan mutu membutuhkan sumberdaya tambahan atau bahwa standar mutu
yang lebih tinggi menurunkan jumlah unit output yang bagus. Namun pengalaman banyak
persahaan malah terjadi sebaliknya-perbaikan mutu meningkatkan produktivitas.
Perbaikan mutu seringkali menurunkan emborosan dan jumlah unit yang cacat rusak
pada produksi dan divisi hilir. Jumlah total sumberdaya input yang dibutuhkan divisi dan
perusahaan tersebut kemungkinan juga menurun. Perbaikan mutu di Kangali manufacturing
menurunkan jumlah unit yang ditolak pada total unit yang diproduksi sebesar 10%.
Perbaikan mutu memperbaiki produktivitas perusahaan dari 1,60 menjadi 1,74.
Disamping itu perbaikan mutu menurunkan jumlah sumberdaya yang dibutuhkan
dalam produksi melalui pengurangan atau penghapusan pekerjaan ulang (rework).
Pengurangan atau penghapusan pengerjaan ulang menghemat pemakaian bahan baku, jam
produksi dan proses (jam kerja mesin, energi, ruang). Produktivitas meningkat karena
dibutuhkan input yang lebih sedikit untuk memproduksi output.

4. MENGELOLA EKSPANSI PASAR.


Pasar merupakan tempat dmana perusahaan memperoleh laba, memenuhi tujuan
strategisnya, dan mencapai kesuksesan jangka panjang. Tidak ada perusahaan yang dapat

2020 Manajemen Operasional


16 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
memperoleh kesuksesan jangka panjang tanpa aktivitas pemasaran efektif yang
memungkinkan perusahaan ,e,enuhi hal berikut:
1. Mencapai pangsa pasar yang dianggarkan
2. Pendapatan dengan perubahan pasar.
Banyak faktor yang mempengaruhi efektivitas pemasaran. Pada bagian berikutnya akan
dianalisis dampak dari perubahan harga jual, kuantitas penjualan, bauran produk, ukuran
pasar, dan pangsa pasar terhadap hasil operasi. Varian dalam faktor-faktor ini dapat
menyebabkan perusahaan tidak dapat mencapai sasaran kinerja jangka pendek dan tujuan
strategisnya, termasuk memperoleh pendapat yang diinginkan dan mempertahankan
kesuksesan jangka panjang. Tampilan berikut menunjukkan komponen varian penjualan.
Varian Penjualan

Varian Harga Jual Varian Volume Penjualan

Varian Bauran Penjualan Varian Kuantitas Penjualan

Varian Pangsa Pasar Varian Ukuran pasar.

Perbedaan antara pendapatan penjualan aktual pada suatu periode dan pendapatan
penjualan dalam anggaran induk merupakan varian penjualan pada periode tersebut.karena
pendapatan penjualan adalah hasil dari harga jual perunit dan volume penjualan dalam unit,
maka varian penjualan dapat dihasilkan dari penyimpangan dalam harga jual atau volume
penjualan.

Varian Harga Jual dan Varian Volume Penjualan.


Varian harga jual (selling price variance) adalah selisih antara total pendapatan
penjualan pada suatu periode dengan jumlah yang akan diterima perusahaan bila menjual
jumlah unit yang sama tetapi pada harga jual anggaran. Varian tersebut diperoleh dengan
menghitung selisih antara arga jual aktual per-unit dengan harga jual anggaran per-unit
serta mengalikan selisih tersebut dengan jumah unit yang terjual.
Hal tersebut dapat dirumuskan sbb:

Varian = Harga Jual Harga Jual x Jml unit


Harga Jual aktual per-unit Angg per-unit terjual

Varian harga jual juga merupakan varian pendapatan penjualan anggaran fleksibel
yaitu selisih antara total penjalan aktual dan total penjualan pada anggaran fleksibel untuk

2020 Manajemen Operasional


17 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
unit yang terjual. Varian harga jual mengukur pengaruh penyimpangan (deviasi) harga jual
aktual dari harga jual anggaran terhadap hasil operasi. Jumlah varian harga jual dan varian
total biaya variabel merupakan varian kontribusi anggaran fleksibel pada suatu periode.
Varian volume penjuaalan adalah selisih antara jumlah unit terjual pada anggaran
dengan jumlah unit terjual anggaran indup pada suatu periode. Varian ini adalah hasil dari
selisih jumlah unit antara jumlah unit terjual aktual dengan unit anggaran yang akan dijual
pada anggaran induk suatu periode. Dengan demikian, maka varian volume penjualan
mengukur dampak penyimpangan jumlah unit yang terjual dari jumlah unit anggaran pada
anggaran induk terhadap hasil operasi dalam suatu periode. Tergantung pada tujuan
analisis, dampaknya bisa pendapatan penjualan, marjin kontribusi, atau laba operasi. Varian
volume penjualan merupakan bagian dari analisis varian anggaran fleksibel.

CONTOH-CONTOH SOAL :
SOAL 1 :
Modern Lumber, Inc. Art Binley dapat memproduksi 240 peti dari 100 batang pohon dg
peralatan yd ada skrg. Baru2 ini ia membeli 100 batang pohon per hari. Setiap batang
membutuhkan 3 jam kerja. Ia dapat meperkerjakan pembeli profesional yg bisa membeli
pohon dg kualitas lebih baik dg hrg sama. Jika demikian, ia dapat meningkatkan
produksinya hingga 260 peti per 100 batang dan jam kerjanya akan bertambah 8 jam per
hari.
Dampak apa yg akan ia dapat pd produktifitas (diukur dlm peti per jam kerja) jika
pembeli profesional ini dipekerjakan ?

Jawaban Contoh Soal 1:


a. Produktifitas tenaga kerja skrg :
240 peti = 240 = 0,8 peti/jam
100 batang x 3 jam/batang 300
b. Produktifitas tenaga kerja dg pembeli profesional
260 peti = 0,844 peti/jam
(100 batang x 3 jam/batang) + 8 jam
c. Kenaikan produktifitas :
(0,844/0,8=1,055 atau 5,5 %)

SOAL 2 :
Art Binley memutuskan utk meninjau kembali produktifitasnya dr berbagai perpektif
multifaktor dg mengacu pd contoh soal 1 di atas. Ia menetapkan pekerja, modal, energi, dan
penggunaan bahan baku, dan memutuskan untuk menggunakan dolar sbg satuan. Total jam

2020 Manajemen Operasional


18 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
kerjanya sekarang 300 per hari dan akan meningkat menjadi 308 jam per hr. Biaya modal
dan biaya energi adalah $ 350 dan $ 150 per hari. Biaya bahan adalah $ 1000 utk 100
batang per hari. Karena ia membayar rata2 $ 100 per jam, Binley menetapkan
produktifitasnya meningkat sbg berikut :

Jawaban Contoh Soal 2

LATIHAN SOAL

Sistem Pembeli Profesional

Tenaga Kerja 308 jam @ $ 10 = $ 3.080


Bahan Baku 100 batang/hari = 1.000
Modal 350
Energi 150
Biaya Total $ 4.580

a. Produktifitas multifaktor sistem skrg :


240/4.500 = 0,0533 peti/dolar
b. Produktifitas multifaktor pembeli profesional :
260/4.850 = 0,0568 peti/dolar
c. Kenaikan produktifitas :
(0,0568/0,0533 = 1,066 atau 6,6 %)

Daftar Pustaka

1. Heizer, Jay dan Render, Barry. 2009. Manajemen Operasi. Buku 1 Edisi 9. Jakarta :
Penerbit Salemba Empat.
2. Heizer, Jay; Render, Barry and Munson, Chuck. 2016. Operation Management,
Sustainability and Supply Chain Management. 12th Edition. Pear

2020 Manajemen Operasional


19 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id
2020 Manajemen Operasional
20 Dr.Wien Dyahrini.,SE.,MSIE.,M.Si.
Biro Akademik dan Pembelajaran
http://www.widyatama.ac.id

Anda mungkin juga menyukai