Anda di halaman 1dari 85

EFISIENSI PASAR DAN

ANALISIS TEKNIS
PASAR EFISIEN
bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap informasi
untuk mencapai harga keseimbangan yang baru
merupakan hal yang penting. Jika pasar bereaksi
dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga
keseimbangan baru yang sepenuhnya
mencerminkan informasi yang tersedia, maka
kondisi pasar seperti itu disebut Pasar efisien
(Hartono,2003)
PASAR EFISIEN
Dalam pasar efisien (Tandelilin, 2001) :
 Harga pasar yang terbentuk sudah mencerminkan
informasi yang tersedia
 No one can beat the market
 Informasi dpt diakses dgn mudah biaya murah
oleh semua pihak pasar
 Harga yang terbentuk adalah harga
keseimbangan
 Tdk satupun investor memperoleh return
abnormal
KONDISI SBG SYARAT TERPENUHI
PASAR EFISIEN (TANDELILIN, 2001) :
 Banyak investor rasional dan berusaha
memaksimalkan profit
 Semua pelaku pasar memperoleh
informasi yg sama dgn cara yg murah dan
mudah
 Informasi yg terjadi bersifat random
 Investor bereaksi scr cepat thd informasi
baru
BENTUK-BENTUK EFISIENSI
PASAR
Fama (70) mengklasifikasikan pasar efisien :
 Efisiensi pasar bentuk lemah (Weak form)
 Efisiensi pasar bentuk setengah kuat
(Semi strong)
 Efisiensi pasar bentuk kuat (Strong form)
WEAK FORM

Pasar efisien dalam bentuk lemah /Weak form


(Tandelilin, 2001) :
 Semua informasi di masa lalu (historis) akan
tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang.
Sehingga informasi historis ( seperti harga saham
dan volume perdagangan di masa lalu) tidak bisa
lagi digunakan untuk memprediksi perubahan harga
di masa mendatang, karena sudah tercermin pada
harga saat ini.
 Implikasinya : investor tidak memprediksi nilai
pasar saham di masa datang dengan menggunakan
data historis seperti yang dilakukan dalam analisis
teknikal.
SEMI STRONG
Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat/semi
strong (Tandelilin, 2001) :
 Harga pasar disamping dipengaruhi oleh data
pasar (harga saham dan volume perdagangan
masa lalu) juga dipengaruhi semua informasi yg
dipublikasikan (seperti : earning, deviden,
pengumuman stock split, penerbitan saham baru,
dan kesulitan keuangan yang dialami perusahaan)
 Pada bentuk ini investor tidak dapat berharap
mendapatkan return abnormal jika strategi
perdagangan hanya didasari oleh informasi yang
telah dipublikasikan
STRONG FORM

Pasar efisien dalam bentuk kuat/ Strong form


(Tandelilin, 2001) :
 Semua informasi baik yang terpublikasi atau
tidak terpublikasi sudah tercermin dlm harga
saat ini
 Dalam bentuk ini tidak akan ada seorang investor
pun yang memperoleh return abnormal
BENTUK EFISIENSI PASAR
Informasi harga dan return historis
Tiga Bentuk efisiensi pasar

 Weak form – Data harga


pasar historis.
 Semi-strong form – Semua
informasi publik.
 Strong form – semua
informasi, baik informasi
publik maupun informasi
privat (insider
information).

Semua informasi: publik dan privat Semua informasi publik


INFORMASI YANG
DIPUBLIKASIKAN (1)
Informasi yang dipublikasikan dapat berupa sebagai
berikut (Hartono,2003) :
 Informasi yang dipublikasikan yang hanya
mempengaruhi harga sekuritas perusahaan yang
mempublikasikan tersebut. Contoh : pengumuman
laba, pengumuman pembagian deviden,
pengumuman merger dan akuisisi, pengumuman
pengembangan produk baru dll.
 Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi
harga sekuritas sejumlah perusahaan. Informasi
yang dipublikasikan ini dapat berupa peraturan
dari pemerintah atau peraturan dari regulator
yang hanya---
INFORMASI YANG
DIPUBLIKASIKAN (2)
 ---- berdampak pada sekuritas perusahaan-
perusahaan yang terkena regulasi tersebut.
Contoh : regulasi untuk meningkatkan kebutuhan
cadangan yang harus dipenuhi oleh semua bank-
bank.
 Informasi yang dipublikasikan yang
mempengaruhi harga sekuritas semua
perusahaan. Informasi yang dipublikasikan ini
dapat berupa peraturan dari pemerintah atau
peraturan dari regulator yang berdampak pada
sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di
pasar saham.
PENGUJIAN TERHADAP HIPOTESIS
PASAR EFISIEN
 Pengujian weak form dapat dilakukan dengan
pengujian prediktabilitas return
 Pengujian semi strong form dapat dilakukan
dengan pengujian event Studies. Menganalisis
perilaku harga sekitar tanggal pengumuman,
misalnya pengumuman laba, dividen, stock split,
dan merger.
 Pengujian strong form dapat dilakukan dengan
pengujian private information
PREDIKTABILITAS RETURN
Pengujian Prediktabilitas Return dapat dilakukan
dengan cara antara lain sbb (Tandelilin,2001) :
1. Mempelajari pola return seasonal
 -pola harian
 -pola bulanan

2.Menggunakan data return masa lalu baik utk


memprediksikan jangka pendek & jangka panjang
3.Mempelajari hubungan return dan karakteristik
perusahaan seperti : ukuran (size), Nilai pasar
dibagi nilai buku (market to book value), dan
Earning price
EVENT STUDY
Event study merupakan studi yang mempelajari
reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang
informasinya dipublikasikan sebagai suatu
pengumuman. Event study dapat digunakan untuk
menguji kandungan informasi (information
content) dari suatu pengumuman dan dapat juga
digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk
setengah kuat (Hartono,2003)
EVENT STUDY

Standar Metodologi yang biasanya digunakan dalam


event study (Tandelilin 2001):
1. Mengumpulkan sampel
2. Menentukan hari pengumumkan (event)
3. Menentukan periode pengamatan
4. Menghitung return
5. Menghitung return abnormal mengurangi return
aktual yg sebenarnya terjadi dgn return yg
diharapkan
6. Menghitung rata-rata return abnormal setiap
sampel per hari
7. Mempelajari dan mendiskusikan hasil yg
diperoleh.
PENGUJIAN PRIVATE
INFORMATION
Pengujian private information meliputi pengujian
apakah pihak insider perusahaan dan kelompok
investor tertentu yang dianggap memiliki akses
informasi lebih baik dapat memperoleh return
abnormal dibandingkan dengan return pasar
umumnnya
INSIDER TRADING

Insider trader (Tandelilin, 2001) :


 Pihak-pihak yang disebut insider adalah
direktur, manajer, karyawan, atau pemegang
saham yang dianggap bisa memperoleh informasi
yg sesungguhnya mengenai perusahaan yg tidak
dapat dilakukan oleh pihak lainnya.
 Pihak insider ini bisa memperoleh informasi
sebelum informasi tersebut dipublikasikan.
 Dengan demikian mereka dapat memanfaatkan
kemudahan akses informasi tersebut untuk
memperoleh abnormal return.
ANOMALI PASAR MODAL EFISIEN
Teori efisiensi pasar modal menyatakan bahwa harga
sekuritas akan bereaksi cepat terhadap informasi baru.
Konsekuensinya, apabila harga tidak bereaksi cepat
terhadap informasi baru tetapi membutuhkan waktu
lebih lama, maka keuntungan abnormal dapat terjadi.

Investor yang tidak berperilaku sesuai dengan teori


efisiensi pasar modal disebut anomali pasar modal
efisien.
PASAR TIDAK EFISIEN
Pasar dapat menjadi tidak efisien jika kondisi-kondisi berikut
ini terjadi (Hartono,2003) :
 Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar yang dapat
mempengaruhi harga dari sekuritas
 Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang
tidak seragam antara pelaku pasar yang satu dengan yang
lainnya terhadap suatu informasi yang sama.
 Informasi yang disebarkan dapat diprediksikan dengan baik
oleh sebagian pelaku-pelaku pasar.
 Investor adalah individual-individual yang lugas (naive
investors) dan tidak canggih (unsophisticated investors).
ANALISIS TEKNIS
KONSEP

FOLLOW THE SMART MONEY:

Analisa teknikal mengikuti trend yang sedang terjadi di


pasar, analisa teknikal mempercayai bahwa pasar
bergerak dalam trend tertentu dan trend ini akan
bergerak terus hingga terjadi perubahan permintaan dan
penawaran.

21
KONSEP

CONTRARIAN:

Acap kali tanpa melihat dasar fundamental suatu


perusahaan pengguna teknikal analisis melalukan
“trading” pada saham yang dianggap bagus secara
teknikal

22
PRINSIP DASAR
PRICE DISCOUNT EVERYTHING:
Dalam sesi fundamental mungkin kita ketahui bahwa
harga akan dipengaruhi berita-berita mengenai laporan
keuangan, nilai penjualan ataupun harga komoditi yang
dihasilkan perusahaan tsb, namun teknikal
mempercayai bahwa harga akan mendiskon semua
berita tsb, acap kali harga bergerak melewati harga
teoritis secara fundamental (bisa naik/turun)

23
PRINSIP DASAR

PRICE FLUCTUATES IN TRENDS:

Harga saham atau komoditi biasanya akan bergerak


dalam suatu trend tertentu

24
PRINSIP DASAR

HISTORY REPEATS ITSELF:

Teknikal analisis mempercayai bahwa sejarah akan


berulang, maksudnya jika harga suatu saham dengan
pola tertentu terjadi, maka dikemudian hari pola seperti
itu dapat terjadi pula. Psikologi manusia pada dasarnya
sama dalam mengantisipasi keadaan pasar.

25
METODE ANALISA
TEKNIKAL
 DEFINISI:
Adalah suatu metode yang dipergunakan untuk menganalisa
data-data masa lalu dari suatu sekuritas yang meliputi data:
harga, volume, dan interest.
 TUJUAN:
Analisa dilakukan untuk memprediksi arah kecenderungan
harga di masa mendatang.
 MODEL ANALISA:
Data-data disajikan dan dianalisa secara kuantitatif maupun
kualitatif dalam bentuk grafis (charting).
26
LINGKUP ANALISIS
ANALISIS
TEKNIKAL

Analisis Klasik Analisis Modern


(SUBYEKTIF) (MECHANICAL)

Line Chart Trend Oscillator Miscellaneous


Studies Pattern Following Indicator Indicator
Indicator

27
GRAFIK
GRAFIK GARIS:

28
GRAFIK
GRAFIK BATANG:

29
GRAFIK
GRAFIK CANDLESTICK:

30
GRAFIK
POINT & FIGURE:

31
METODE SUBYEKTIF
 Adalah metode penentuan garis penganalisa dengan
opini dan argumentasi individu berdasarkan
pengalaman.
 Memiliki kelemahan besar karena sangat subyektif,
tetapi memiliki keunggulan karena sederhana dan
mendahului (leading) harga.
 Metode didasarkan pada beberapa titik kunci (key point)
analisa.

32
TREND
(KECENDERUNGAN GERAKAN HARGA)
 Merupakan titik kunci yang paling mudah ditemui.
 Dianalisa berdasarkan gerakan harga dalam waktu
tertentu, misalnya 3 harian, mingguan, atau
tahunan.
 Berdasarkan arahnya, dikenal 3 jenis trend:
a. Trend Up: kecenderungan harga naik
b. Trend Down: kecenderungan harga turun
c. Stagnasi: kecenderungan harga bergerak ke
samping
 Berdasarkan waktunya, trend dapat dibedakan
menjadi 3 yaitu: short term, medium term, dan long
33
TREND
(KECENDERUNGAN GERAKAN HARGA)
 Trend utama (major trend) berlangsung dalam 3
tahap: accumulation stage, bull market model (mark-
up stage), bear market model (distribution stage).
 Trend bisa ditunjukkan oleh volume transaksi.
 Trend akan terus berlanjut sampai ada sinyal
tertentu yang menunjukkan adanya pembalikan
(reversal).

34
LINES
(GARIS-GARIS PENGANALISA)
 Merupakan alat pembantu utama dalam analisa grafik yang
digambar dengan menghubungkan titik-titik tertentu.
 Terdapat 4 jenis garis penganalisa:
a. Support Line: tingkat harga di mana demand dipandang cukup
kuat untuk menahan harga jatuh lebih dalam. Support line
merupakan batas psikologis peserta pasar untuk melakukan
pembelian (buy action).

35
LINES
(GARIS-GARIS PENGANALISA)
b. Resistence Line: tingkat harga di mana supply
dipandang cukup kuat untuk menahan harga naik
lebih tinggi. Resistence line merupakan batas
psikologis peserta pasar untuk melakukan
penjualan (sell action).
c. Sensitive Line: garis horizontal yang melalui titik
terendah/tertinggi yang pernah tercapai
sebelumnya. Dikenal 2 macam sensitive line, yaitu:
support level & resistence level.
d. Channel Line: garis paralel yang ditarik sejajar
dengan trend line. Channel line membantu trader
untuk mengetahui trading range.

36
LINES
(GARIS-GARIS PENGANALISA – SUPPORT LINE)

37
LINES
(GARIS-GARIS PENGANALISA – RESISTANCE LINE)

38
LINES
(SUPPORT – RESISTANCE ZONE)

39
LINES
(GARIS-GARIS PENGANALISA – CHANNEL LINE)

40
TREND LINES

 Alat yang sangat penting dalam analisis teknikal


yang digunakan sebagai identifikasi maupun
konfirmasi.
 Adalah suatu garis lurus yang menghubungkan dua
atau lebih titik-titik harga untuk kemudian ditarik ke
depan sehingga akan berperan sebagaimana
halnya garis support atau resistance.
 Beberapa prinsip tentang level support dan
resistance dapat diaplikasikan dalam konsep garis
trend.

41
TREND LINE
(UP-TREND LINE)

42
TREND LINE
(DOWN-TREND LINE)

43
PATTERN
(POLA HARGA MASA LAMPAU)
 Gambaran sejarah bentuk-bentuk gerakan harga sekuritas di
masa lampau.
 Analisa didasarkan asumsi bahwa kejadian/peristiwa di alam
akan berulang mengikuti suatu pola yang pernah terjadi
sebelumnya (history repeat itself).
 Pola-pola yang penting di antaranya:
a. Reversal Pattern: merupakan bentuk/pola gerakan harga dalam
pergantian kecenderungan.

44
PATTERN
(POLA HARGA MASA LAMPAU)
b. Continuation pattern: merupakan bentuk/pola gerakan
harga dalam melanjutkan kecenderungan.
c. Character pattern: suatu pola yang tidak random dan
sering berulang tetapi hanya berlaku khusus untuk
satu sekuritas tertentu.
d. Gap pattern: pola yang terbentuk akibat harga low
hari ini lebih besar dari pada harga high kemarin, atau
sebaliknya.

45
REVERSAL PATTERN
(DOUBLE TOP)

46
REVERSAL PATTERN
(DOUBLE BOTTOM)

47
REVERSAL PATTERN
(HEAD & SHOULDER TOP)

48
REVERSAL PATTERN
(HEAD & SHOULDER BOTTOM)

49
REVERSAL PATTERN
(FALLING WEDGE)

50
REVERSAL PATTERN
(RISING WEDGE)

51
REVERSAL PATTERN
(ROUNDING BOTTOM)

52
CONTINUATION PATTERN
(FLAG, PENNANT)

53
CONTINUATION PATTERN
(SYMMETRICAL TRIANGLE)

54
CONTINUATION PATTERN
(ASCENDING TRIANGLE)

55
CONTINUATION PATTERN
(DESCENDING TRIANGLE)

56
CONTINUATION PATTERN
(CUP WITH HANDLE)

57
CONTINUATION PATTERN
(PRICE CHANNEL)

58
CONTINUATION PATTERN
(PRICE CHANNEL)

59
BULLISH PATTERN

60
BEARISH PATTERN

61
METODE MECHANICAL
 Adalah metode yang mendasarkan analisanya pada
metode statistika melalui indikator-indikator tertentu,
sehingga bersifat obyektif, logis, dan umum.
 Memiliki keunggulan lebih dapat melepaskan diri dari
faktor emosi pada saat pengambilan keputusan untuk
masuk-keluar pasar.
 Key point yang harus diperhatikan adalah: trend dan
divergence.

62
MOVING AVERAGE
Moving Average (MA) adalah salah satu alat analisa teknikal
yang menggunakan rata-rata bergerak dengan rentang
waktu tertentu dari data harga-harga historis, yang
biasanya digunakan untuk harga Penutupan
(Close/Settlement). Bebarapa hal yang menyangkut alat
analisa ini:
a. Fungsi utamanya adalah memberikan indikasi bahwa
suatu trend telah dimulai, sedang berlangsung atau
segera berakhir.
b. MA yang menggunakan rentang waktu lebih lama dalam
trend harga menaik akan berada di bawah MA yang
menggunakan rentang waktu lebih singkat.
c. MA yang menggunakan rentang waktu lebih lama dalam
trend harga menurun akan berada di atas MA yang
menggunakan rentang waktu lebih singkat
63
SIMPLE
MOVING AVERAGE

64
MACD
 Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah
formulasi teknikal analis yang pertama kali dikembangkan oleh
Gerald Appel. Bagi banyak pemain pasar, MACD juga dikatakan
sebagai salah satu alat analisa yang paling sederhana dan cukup
handal digunakan dalam mengambil keputusan selama
perdagangan di lantai bursa.
 Dibandingkan dengan Moving Average (MA), perbedaannya
adalah, dalam analisa MA dapat kita analisa sebagai indikator
kenaikan ataupun penurunan harga secara langsung, sementara
pada analisa yang menggunakan indikator MACD, output yang di
hasilkan oleh MA tidaklah langsung dapat di analisa, namun
terlebih dahulu, diolah sebelum dijadikan sebuah indikator
momentum yang akan mengindikasikan perubahan trend harga.
65
BULLISH CROSS-OVER

66
BEARISH CROSS-OVER

67
STOCHASTIC OSCILLATOR
 Stochastic Oscillator adalah sebuah alat analisa yang
dikembangkan pertamakali oleh George C. Lane pada akhir 1950-
an. Alat analisa ini adalah salah satu momentum oscillator yang
menunjukkan posisi close pada saat ini (current) terhadap posisi
close beberapa waktu lalu.
 Closing level yang konsisten berada pada kondisi puncak  (peak)
mengindikasikan terjadinya accumulation (buying pressure),
sedangkan sebaliknya closing level yang konsisten berada pada
bottom, mengindikasikan terjadinya distribution (selling pressure).
 Beberapa informasi yang di hasilkan dari analisa stochastic
oscillator ini adalah :
 Informasi Overbought/oversold
 Indikasi perubahan momentum apabila terjadi crossing
 Divergence positif dan divergence negatif

68
STOCHASTIC OSCILLATOR
 Stochastic Oscillator menggunakan 2 buah garis penganali-
sa, yakni %K dan %D, dengan formula:
Recent Close – Lowest Low (n)
%K = 100 x ( ----------------------------------------------- )
Highest High (n) – Lowest Low (n)

%D = 3-period moving average of %K = 100 x (H3 / L3)


(n) = Number of periods used in calculation

 %K berfluktuasi pada kisaran antara 0 – 100, sedangkan %D


adalah SMA3 dari %K yang berguna sebagai sinyal (trigger
line).

69
STOCHASTIC OSCILLATOR
Interpretasi Stochastic Oscillator:
 Timing beli (buy), bila garis D (%D line) berada di antara
skala horisontal 10% hingga 15% (oversold zone).
 Timing jual (sell), bila garis D (%D line) berada di antara
skala horizontal 85% hingga 90% (overbought zone).
 Bullish divergence berlaku apabila garis D melewati skala
horizontal 30% dan membentuk 2 lembah yang menanjak
dan harga terus menurun.
 Bearish divergence berlaku apabila garis D melewati skala
horizontal 70% dan membentuk 2 puncak yang menurun dan
harga terus meningkat.
 Sinyal kenaikan harga terjadi bila garis K memotong garis D
setelah garis D mencapai titik terendah dan berbalik arah
naik (titik balik).

70
STOCHASTIC OSCILLATOR

71
RELATIVE STRENGTH
INDEX (RSI)
Indikator Relative Strength Index (RSI) ini menghitung
perbandingan antara daya tarik kenaikan dan
penurunan harga, yang di terjemahkan kedalam
indikator yang mempunyai selang penilaian antara
0-100. Beberapa informasi yang dapat kita
peroleh dari analisa dengan menggunakan RSI
adalah :

 Konfirmasi kejadian overbought / oversold


 Konfirmasi kejadian positif atau negative
divergence
 Konfirmasi dominasi gerakan, yaitu apakah
dominan kenaikan atau dominan penurunan
72
RELATIVE STRENGTH
INDEX (RSI)

 Relative Strength Index menghitung rasio dari rata-rata


kenaikan harga penutupan dengan rata-rata penurunan
harga penutupan dalam periode tertentu.
Average up-close value
RS = -------------------------------------
Average down-close value

 Oleh J. Welles Wilder, Jr. Rumus tersebut diturunkan


menjadi:
100
RSI = 100 – ------------
1 + RS

73
RELATIVE STRENGTH
INDEX (RSI)

74
RELATIVE STRENGTH
INDEX (RSI)
Selain untuk identifikasi indeks kecenderungan, RSI juga
digunakan untuk mengidentifikasi hal-hal sebagai berikut:
 Top & Bottom
Puncak (peak) saat menyentuh level 70 – 80, dan lembah (through) saat harga
menyentuh 20 – 30.
 Pattern
Beberapa pola grafik dapat diamati, seperti head & shoulder, top/bottoms,
pennants, dll.
 Divergence
Penyimpangan antara harga asli dengan RSI sering terjadi saat adanya indikasi
kuat akan titik pembalikan.

75
WILLIAM %R

 William %R atau %R mempresentasikan hubungan dari


harga penutupan relatif terhadap harga tertinggi dan
terendah dalam rentang waktu tertentu.
 Apabila harga penutupan mendekati atau berada dalam
kisaran tertinggi dalam rentang tersebut, maka indikator
akan mendekati nol.
 Apabila harga penutupan mendekati atau berada dalam
kisaran terendah dalam rentang tersebut, maka indikator
akan mendekati angka – 100.

76
BOLLINGER BANDS
Bolinger Band merupakan salah satu indikator yang dapat membantu para analis
dalam membandingkan volatility dan harga relatif dalam satu periode waktu pada
TA.
Bolinger band terdiri dari 3 garis utama. Garis teratas di namakan upper band, garis
tengah di namakan middle band dan yang paling bawah disebut  lower band.
Middle band sendiri merupakan hasil pergerakan dari simple moving average. dan
upper dan lower band adalah 2 kali standar deviasi dari middle band. Sinyal yang
di hasilkan dari analisa ini antara lain adalah:

 Double bottom buy; adalah apabila sebuah harga ketika harga menembus batas
bawah (lower band) dan tetap berada diluar batas bawah pada periode
berikutnya.
 Double top sell; adalah apabila sebuah harga ketika menembus batas atas
(upper band) dan tetap berada di luar batas atas pada periode berikutnya.
 Pada saat terjadi penyempitan band perhatikan harga breakout setelah keluar
dari masa konsolidasi biasanya akan terjadi lonjakan harga yang signifikan.

77
BOLLINGER BANDS

78
PIVOT POINTS

Support Level and Resistance Level.


(P= Pivot point; C= Close: H= High: and L= Low)
P=(H+L+C)/3= pivot point
Resistance 1= (Px2)-L
Resistance 2 = P+H-L
Support 1 = (Px2)-H
Support 2 = P-H+L

79
PIVOT POINTS

80
PERCENT RETRACEMENT
Percent retracement merujuk pada suatu teknik untuk mencari
acuan titik balik dari suatu pergerakan trend harga saham.

Fibonacci retracement: metode retracement yang menga-


sumsikan bahwa harga akan mengalami titik balik
akumulasi baik kenaikan atau penurunan, jika mencapai
titik 50% dari titik puncak atau titik terendah, sebelum
akhirnya kembali melanjutkan pergerakan trend yang
sedang terjadi. Rentang waktu untuk analisis harus
ditentukan terlebih dahulu.

81
FIBONACCI RETRACEMENT

82
FIBONACI RETRACEMENT

83
CUT LOSS, DON’T DOWNGRADE
Karena sifatnya yang short term, maka Trading Plan-nya juga
harus short term. Implikasinya, ketika harga sudah
menembus level breakout tapi tidak ada pergerakan
signifikan atau malah turun, trader harus disiplin cut loss,
sambil mencari kesempatan switched ke saham lain.

Tetapi yang sering terjadi adalah, pada breakout yang gagal,


trader yang terjebak di harga atas tidak mau Cut Loss,
padahal gerakan harganya sudah tidak memberi opportunity
lagi. Awalnya berniat short term, akhirnya menjadi medium
term / long term (investor kecelakaan)

84
10 STOCK MARKET
TRADING RULES
1. Preservation of capital is absolutely critical.
2. Set mental stops before taking on every position, and use them to take small
losses.
3. In sideways markets, have both long and short positions in different stocks.
4. Never buy a stock when it is below its 50-day moving average, and think twice
before selling one when it is over its 50-day moving average.
5. Have a 3:1 risk/reward ratio on every new position. Successful investing means
playing the probabilities.
6. Let the trend be your friend. Don't fight it.
7. Technical analysis works; if for no other reason than so many people think it will.
Check the charts before making any purchase or sale.
8. Let your profits run and cut your losses short.
9. Never average a loss; don't add to a losing position.
10. Follow the rules. No exceptions.

85

Anda mungkin juga menyukai