Dosen Pengasuhn: 1. Dr. Pius Bumi Kellen,MM. dan 2. Richa M. Syafariah, S.AB, M.Sc
Oleh Kelompok-12
SEMESTER V-A
KUPANG
2021
DAFTAR ISI
Jika di satu pihak terdapat keharusan menahan sejumlah uang tunai di perusahaan
untuk pembayaran biaya-biaya tertentu, dipihak lain menahan uang tunai yang besar dikas
perusahaan sering dipandang sebagai tindakan yang tidak tepat. Berarti kiatnya adalah bagi
manajer keuangan untuk memiliki jumlah uang tunai yang memadai. Kiat memadai perlu
dikuasai dan didasarkan pada empat motif tertentu, yaitu motif transaksi, motif berjaga-
jaga, motif pemenuhan kebutuhan masa depan dan motif saldo kompensasi.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa manajemen arus kas merupakan salah
satu kegiatan manajer keuangan yang tidak kalah penting dibandingkan dengan segi-segi
manajemen keuangan lainnya.
9.2. MATERI
9.2.1. PENGERTIAN
Kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang dalam perusahaan
beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat
pembayaran kebutuhan finansial, yang mempunyai sifat paling tinggi likuiditasnya.
Kas dapat berupa uang kontan yang disimpan di perusahaan, rekening-
rekening giro atau rekening lainnya yang dapat dicairkan pada saat dibutuhkan.
Kas dalam kegiatan operasional diperlukan untuk:
a. Membelanjai seluruh kegiatan operasional perusahaan sehari-hari
b. Mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap
c. Membayar dividen, pajak, bunga dan pembayaran lain-lain.
1. Aliran Kas
Proses aliran kas yang terjadi di perusahaan adalah terus-menerus sepanjang
hidup perusahaan yang bersangkutan terdiri dari aliran kas masuk (cash flow)
dan aliran kas keluar (cash outflow).
Aliran kas masuk terdiri dari:
a. Hasil penjualan produk/jasa perusahaan secara tunai
b. Penagihan piutang dari penjualan kredit
c. Penjualan aktiva tetap ada
d. Pananaman investasi dari pemilik atau pemilik saham bila perseroan
terbatas
e. Pinjaman/utang dari pihak lain
f. Penerimaan sewa dan pendapatan lain-lain
Dari sejumlah aliran kas masuk tersebut mempunyai sifat terus-menerus
sepanjang waktu dan aliran kas pada saat-saat tertentu saja (incidental).
Faktor yang mempengaruhi penerimaan kas:
a. Budget penjualan
b. Keadaan dan posisi pesaing
c. Syarat pembayaran tunai maupun kredit
d. Kebijaksanaan dalam penagihan piutang
e. Budget perubahan aktiva tetap
f. Rencana penerimaan nonoperating
g. Kebijaksanaan penjualan surat-surat berharga
Sedangkan aliran kas keluar terdiri dari:
a. Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik
lain-lain (overhead)
b. Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan
c. Untuk pembelian aktiva tetap
d. Pembayaran kembali utang-utang perusahaan
e. Pembayaran Kembali investasi dari pemilik perusahaan
f. Pembayaran sewa, pajak, dividen, bunga, dan pengeluaran lain-lain
Sifat dari aliran kas ini juga terus-menerus dan ada pula yang hanya saat-saat
tertentu atau insidentil.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran kas
a. Budget biaya bahan baku
b. Budget biaya tenaga kerja langsung
c. Budget lain-lain (overhead)
d. Budget biaya administrasi umum dan administrasi penjualan
e. Budget penambahan aktiva tetap
f. Budget pengeluaran nonoperating
2. Saldo Kas
Apabila aliran kas masuk (cash flow) lebih besar dari aliran kas keluar (cash
outflow) pada suatu saat tertentu maka akan terjadi saldo kas (pro-ceeds) dan
sebaliknya bila aliran kas masuk lebih kecil dari aliran kas keluar pada suatu
saat tertentu maka akan terjadi defisit kas (kekurangan kas). Jumlah besarnya
saldo kas yang akan terjadi di dalam perusahaan akan sangat tergantung tiga
motif di dalam pemahaman uang kas yaitu:
a. Motif transaksi. Suatu perusahaan membutuhkan uang kas untuk
membayar transaksi harian. Semakin meningkatnya luas usahan akan
meningkatkan pula transaksi finansial, dan akan menuntut kenaikan
uang kas yang dibutuhkan. Transaksi tersebut dapat berupa pembayaran
utang dagang atau pembelian bahan, pembayaran upah/gaji, asuransi,
tarif pemakaian listrik, pajak, dividen dan lain-lain
b. Motif spekulasi. Dalam motif ini, memegang uang dimaksudkan untuk
memperoleh keuntungan dari kenaikan harga baik harga barang
ataupun harga atau nilai uang itu sendiri. Apabila harga-harga barang
naik maka jelas memiliki uang. Di samping itu apabila tingkat bunga di
bank tampak akan turun maka uang akan banyak dibelikan surat-surat
berharga atau mungkin dalam bentuk barang
c. Motif berjaga-jaga. Karena keadaan yang tidak pasti maka pengusaha
akan selalu memperhitungkan ketidakpastian tersebut dan berjaga-jaga
untuk menjamin likuiditas perusahaan apabila penerimaan kas tidak
terjadi seperti yang direncanakan sebelumnya, maka harus dijaga agar
terdapat safety cash balance (persediaan bersih kas)
Perlu diingat dalam hal ini bahwa hasil hanya akan diperoleh apabila
uang itu diinvestasikan dan apabila tidak (hanya disimpan saja dikantong atau
di almari besi) maka tentu saja tak akan diperoleh hasil apa-apa. Oleh karena
itu maka manajer mengusahakan agar jumlah uang yang harus disimpan dalam
bentuk uang kas dapat sekecil mungkin tanpa mengurangi pertimbangan
likuiditas.
Suatu keadaan yang ideal dalam hal ini adalah adanya pengaturan
terhadap aliran kas dimana aliran uang masuk dapat menutup segala aliran kas
keluar tanpa ada yang tersisa. Apabila terjadi surplus maka haruslah segera
dicairkan bentuk investasinya sehingga menimbulkan aliran kas masuk
dikemudian hari yang lebih besar lagi. Oleh karena itu pengawasan dan
pengamanan terhadap cash flow akan sangat penting terutama untuk menjaga
terjadi kebocoran-kebocoran terhadap aliran kas. Kebocoran aliran uang kas
masuk dapat terjadi dalam 3 bentuk:
a. Kurang pengamanan. Seringkali terjadi, bahwa hasil penjualan tidak
seluruhnya tercatat atau sengaja tidak dicatatkan. Hal ini berarti tidak
seluruh uang dapat dimasukkan ke kas perusahaan. Oleh karena itu haruslah
selalu diusahakan perbaikan system pengawasan dan pengamanan terhadap
kebocoran kas seperti itu.
b. Kurangnya pengaturan pelayanan. Sering pula terjadi bahwa took yang
sangat sibuk dan langganan menjadi antri terlalu lama untuk menunggu
pelayanan. Hal ini dapat menimbulkan ketidaksabaran para langganan dan
akhirnya lalu pindah ke perusahaan atau toko lain. Oleh karena itu
pengaturan terhadap pelayanan kepada langganan harus diperhatikan untuk
menjamin timbulnya aliran kas masuk yang besar dan kontinyu.
c. Kesalahan pekerja. Semakin sibuknya seseorang pekerja melakukan
pekerjaan dapat menimbulkan kesalahan misalnya saja kesalahan hitung
dalam penerimaan uang, maka hal ini dapat pula menimbulkan hilangnya
aliran kas masuk bagi perusahaan.
Disamping kebocoran dalam aliran uang masuk maka kebocoran dapat pula
terjadi dalam aliran uang keluar yang berupa diperbesarnya laporan
(catatan) uang keluar dari pengeluaran yang sesungguhnya. Oleh karena itu
pula perlu diciptakan pula sistem dan prosedur yang dapat menjaga
pengamanan terhadap kebocoran ini pula.
2. Pengendalian Kas
Menahan uang sebenarnya menanggung suatu biaya (cost). Dengan
konsep opportunity cost maka biaya menahan uang tunai adalah berupa laba
yang sebenarnya dapat diperoleh apabila dana tersebut digunakan untuk
penggunaan untuk investasi.
Apabila perusahaan dapat menghasilkan 20% dari investasi dananya,
maka penghasilan tersebut adalah merupakan biaya yang dipikul didalam
mempertahankan saldo kas yang besar. Biaya tersebut mungkin dapat
Sebagian ditutup dari hasil penanaman dalam bentuk surat-surat berharga atau
bunga simpanan rekening koran di bank, akan tetapi jumlah tersebut adalah
sangat kecil. Kecuali apabila terdapat alas an-alasan (motif) khusus seperti
diterangkan dimuka, maka menahan uang tunai yang berlebihan menunjukkan
tidak adanya manajemen keuangan yang baik. Sebaiknya begitu pula bila
terjadi kekurangan saldo uang kas yang mencolok. Pengendalian uang tunai
dan setengah tunai didasarkan pada ramalan jangka pendek atas kebutuhan
uang tunai. Ramalan ini akan membantu menentukan kebutuhan minimum dan
maksimum akan uang tunai selama periode tertentu. Apabila terjadi
perubahan-perubahan karena dengan musim atau lainnya, maka pola ramalan
kebutuhan uang tunai dapat digambarkan seperti terlihat pada gambar dibawah
ini
Teori pengelolaan saldo kas, disajikan tiga model yang dikembangkan oleh
William J. Boumol, Merton H. Miller dan Daniel Orr, serta William Beranek. Dalam
model-model tersebut akan ditentukan besarnya saldo kas yang optimum. Masing-
masing model diuraikan sebagai berikut:
Tentang manajemen saldo kas yang disusun oleh W.J Boumol sesuai dengan model
EOQ khusus untuk permasalah manajemen kas. Boumol mengakui ada kesamaan
antara persediaan dan kas bila dilihat dari aspek keuangan. Dalam hal persediaan,
biaya pesan dan biaya kehabisan barang mengakibatkan kebijakan untuk tidak
menyimpan persediaan, namun ada juga biaya penyimpanan, sehingga kebijakan yang
optimal adalah menyeimbangkan biaya pesan dan biaya penyimpanan di mana kedua
biaya tersebut arahnya berlawanan.
Situasi serupa terjadi pada kas dan surat berharga.
Biaya pesan: Berupa biaya pekerjaan administrasi komisi pedagang efek yang
dikeluarkan untuk mentransfer uang kas menjadi surat berharga dan
sebaliknya.
Biaya Penyimpanan : Antara lain berupa hasil bunga yang hilang karena
perusahaan menyimpan uang tunai yang besar.
Disamping itu ada biaya bunga karena kehabisan uang tunai pada suatu saat.
Dalam hal manajemen kas menentukan saldo kas optimum yang kemudian
mengakibatkan biaya-biaya minimum. Untuk memperhitungkan Boumol
mengasumsikan saldo kas perusahaan selalu memiliki pola yang seperti mata gergaji,
yang digambarkan:
Penerimaan uang terjadi secara periodik, yaitu pada suatu waktu 0, 1, 2 dan 3
seterusnya, sementara pengeluaran berlangsung sepanjang waktu. Dalam teori ini
menganggap adanya suatu kepastian, sehingga perusahaan dapat menetapkan kebijakan
optimum dengan cara menanam sebesar 1 pada portofolio investasi jangka pendek pada
setiap awal periode kemudian menarik portofolio sebanyak C untuk keperluan kas dan
terjadi setiap interval selama periode tertentu.
Dalam hal ini mempertimbangkan biaya transaksi untuk investasi dan biaya yang
terjadi karena menahan sejumlah saldo kas. Perusahaan mempunyai uang tunai sejumlah
T yang diperlukan untuk transaksitransaksi selama periode tertentu. Sejumlah R disimpan
dalam uang tunai dan sisanya untuk investasi (1) dalam portofolio jangka pendek yang
menghasilkan bunga (i). Dari sejumlah investasi 1 akan ditarik sebesar C yang
dipergunakan dalam periode waktu tertentu.
Kalau digambarkan:
Jadi yang disimpan dalam bentuk kas sebesar R cukup untuk periode to-t₁ dan saat
t₁, t2,t3,t4, akan menarik investasi sebesar masing masing C dan seterusnya berlangsung
pada periode berikutnya.
(𝑇−𝐼) (𝑇−𝐼)
i
𝑇 2
I= merupakan tingkat suku bunga dari uang yang ditahan untuk keperluan investasi sebesar
1, dikeluarkan biaya:
bw + kw C
𝐶 𝐼
i adalah biaya bunga untuk menahan kas rata-rata
2 𝑇
𝐼
(bw + kw C) 𝐶 adalah biaya komisi pedagang efek untuk menarik dana dari
investasi. Lalu keseluruhan biaya memiliki fungsi:
(𝑇−𝐼) (𝑇−𝐼) 𝐶 𝐼 𝐼
z= i + bd + kd 1 + 2 i + (bw – kw C) 𝐶
2 𝑇 𝑇
√2 𝑏𝑤 𝑇
C= 𝑖
Besarnya R yaitu saldo kas optimum yang ditetapkan dari pene rimaan awal dapat
dicari dengan turunan persamaan z, menjadi:
𝑘𝑤+𝑘𝑑
R=T–I=C+T 𝐼
Pada akhirnya agar didapatkan biaya minimum, manajer keuangan harus
menetapkan untuk kas awal sebanyak R yaitu untuk menutup pengeluaran pada awal
periode, lalu menarik kembali menjadi kas sebesar C dari portofolio investasi setiap
𝐼
periode dan sebanyak periode dan sebanyak 𝐶 kali.
Contoh:
Perusahaan memiliki saldo kas Rp12.000.000,00 per tahun dan se terusnya biaya-
biaya untuk keperluan penanaman investasi serta sebalik nya adalah sebagai berikut:
bd = Rp100,00
kd = 0.00
bw = Rp. 260,00
kw = 0
√2×𝑅𝑝.260,00+12.000.000,00
C= 0.10
Jadi dari saldo kas Rp12.000.000,00 atau Rp1.000.000,00 tiap bulan akan terjadi
optimum, bila penarikan kas sebesar Rp250.000,00 atau empat kali dalam satu bulan.
0=0
Besarnya R= Rp. 250.000,00 + Rp. 1.000.000,00 0,10
= Rp. 250.000,00
Dari sejumlah saldo kas Rp12.000.000,00 akan ditahan dalam awal periode
Rp250.000,00 dan ditanam ke dalam portofolio (investasi) sebesar Rp11.750.000,00
seterusnya dari investasi tersebut diambil setiap periode (±7½ hari) sebesar Rp250.000,00.
= Rp1219,25.
Kelemahan dari model Boumol ini adalah pada asumsi atau anggapan dasarnya
bahwa kondisi penerimaan dan pengeluaran kas dalam suatu kepastian. Apabila pada
kenyataan tidak demikian maka sulit untuk diterapkan.
Miller dan Orr mengembangkan model Boumol pada tahun 1966 dengan
memasukkan proses stochastik atas perubahan-perubahan saldo kas yang terjadi secara
periodik. Arus kas berfluktuatif dan perubahan saldo kas selama periode tertentu tidak
menentu besar atau arahnya, perubahan tersebut mempunyai distribusi normal bila
perubahannya semakin banyak.
Dalam model ini mengandung ketentuan bahwa perubahan yang terjadi pada suatu
waktu tertentu mempunyai probabilitas yang lebih besar untuk bersifat positif maupun
negatif. Jika kondisi itu digambarkan tampak sebagai berikut :
Model Miller Orr ini diperuntukkan mengetahui waktu dan besamya transfer antara
investasi surat berharga dan uang tunai. Sebagaimana tersebut dalam Gambar 4-4 di atas,
saldo kas boleh saja terus bertambah sampai pada tingkat tertentu (h) yaitu pada saat t₁,
dalam keadaan ini jumlahnya dikurangi sampai titik z yang disebut sebagai titik balik,
dengan cara menanamkan uang kas sebesar (h-z) ke dalam portofolio investasi.
Sesudahnya saldo kas bergerak tak terarah mencapai titik terendah pada r pada saat
b. Dalam keadaan t₂ sebagian portofolio investasi dicair kan kembali menjadi uang tunai
(kas) sehingga posisi saldo kas kembali ke titik z. Miller Orr menetapkan periode t yang
dikembangkan menjadi 1/t adalah sebagian kecil dari satu hari kerja sehingga terjadi
beberapa kali transaksi kas dalam satu hari. Dalam setiap periode yang pendek tersebut
terjadi perubahan saldo kas, perubahan naik sebanyak m dengan probabilitas sebesar p dan
perubahan turun sebanyak m dengan probabilitas z = (1-p). Dasar analisa ini adalah
"penyimpangan simetris" di mana p = z = 1/z varians dari perubahan saldo kas harian sama
dengan m2t. Biaya yang diperhitungkan adalah biaya untuk melakukan transaksi dari dan
ke uang tunai serta biaya kesempatan untuk menahan kas. Batas atas (h) adalah batas
maksimum dari saldo kas, dan titik balik (z) dihitung sedemi kian rupa sehingga fungsi
biaya kas dapat minimum.
E(N) = Perkiraan jumlah transfer antara kas dan portofolio pasar sela ma
periode perencanaan tertentu.
Fungsi biaya E (C) dibuat minimum dengan Batasan h dan z sebagai batas
atas dan batas bawah, maka didapatkan rumus:
Z = (3𝑏4𝑖𝛼 2) 1/3
Variasi dari perubahan saldo kas per hari dinyatakan dalam α²4, biaya
transfer yang lebih tinggi (b) atau variasi (α2) akan menggambarkan selisih yang
lebih besar antara batas atas dan batas bawah. Dalam hal yang khusus, di mana p
(probabilitas bahwa saldo kas akan naik) sama dengan 0,5 dan z (probabilitas
bahwa saldo kas akan turun) juga sama dengan 0,5 dan r = 0, maka batas atas sama
dengan:
h = 3z
Contoh Perhitungan:
b = Rp25,00
m = Rp10,00
t=8
i = 20%
r=0
α² = m²t = 800
3𝑏 𝛼 2 1/3
maka besarnya = ( 4𝑖 )
3(𝑅𝑝.25,00)(800) 1/3
=( 0,20 )
4( 365 )
(𝑅𝑝.60.000,00 1/3
= (0,0021917800)
= (Rp. 27.375.000,001/3
Jadi h = 3z = 3 (Rp301,38)
= Rp904,14
= Rp500,00
= Rp1.100,00
Model Beranek
Dalam model ini, perusahaan dianggap memiliki semua sumber daya uang
(k) di awal periode, dengan mengharapkan arus kas bersih (baik positif maupun
negatif) sebesar y diakhir periode dan memiliki distribusi probabilitas 2 (y).
Saldo kas optimal adalah merupakan jumlah kas yang harus tersedia pada
awal periode. Saldo kas harus ditentukan sedemikian rupa sehingga begitu tingkat
kritis ditemukan, probabilitas kumulatif dari kekurangan kas sama dengan rasio d/a,
dengan
PENUTUP
9.3 Kesimpulan
Kas merupakan salah satu bagian dari aktiva yang paling likuid (paling
lancar), yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial
perusahaan.
Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk suatu periode
tertentu yang akan datang. Hal ini penting karena berkaitan dengan likuiditas
perusahaan, juga akan diketahui kapan perusahaan mengalami defisit dan kapan
surplus.
9.4 SOAL LATIHAN ATAU BAHAN DISKUSI
1. PT. ALFA memprediksi permintaan kas tahun 2010 sebesar Rp. 200 juta. Biaya konversi
setiap kali konversi Rp. 25.000. Biaya kesempatan jika memegang kas 10% per tahun.
Tentukan total biaya kas yang minimum!
Jawaban:
ECQ = √ 2x25000x200.000.000/0,1
= Rp 10.000.000
Konversi dilakukan = 200.000.000/10.0000.000
= 20 kali
Total biaya konversi = 25.000 x 20
= Rp 500.000
Total biaya kesempatan = ECQ/2 x 10%
= (10.000.000/2)x10%
= Rp 500.000
Total biaya kas = biaya konversi + biaya kesempatan
= Rp 500.000 + Rp 500.000
= Rp 1.000.000
Rumus:
Z = (3𝑏4𝑖𝛼 2) 1/3
H = 3Z
C = 4Z/3
Keterangan:
Z = batas bawah yang akan dicari
B = biaya transaksi (tetap) pembelian / penjualan surat berharga
h = batas atas
α² = varian aliran kas bersih harian
C = rata rata saldo kas
Jawab:
3 𝑥 100.000 𝑥 4.000.000 1/3
Z=( (4 𝑥 0,000274)
)
Z = 103.071.00
H = Rp 103,071,00 x 3
= Rp 309.213,00,
C = (4 x Rp 103.071)/3
= Rp 137.428
DAFTAR PUSTAKA
Badnur, Irfandi. (2019). Contoh Soal. Diakses pada 4 September 2021, dari
https://www.scribd.com/document/401153628/Contoh-soal
Windayak. (2020). Contoh Soal Manajemen Kas. Diakses pada 4 September 2021,
dari https://www.coursehero.com/file/70854226/Contoh-Soaldocx/