Anda di halaman 1dari 114

ANALISIS BOSTON CONSULTING GROUP (BCG)

PADA STRATEGI PEMASARAN PRODUK UMROH


PT. MALIKA WISATA UTAMA KOTA TANGERANG
 

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

TAQIULLAH
NIM 11140530000025

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


KONSENTRASI MANAJEMEN HAJI UMROH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M / 1439 H
 
 
 
ABSTRAK

Taqiullah, NIM 11140530000025, “Analisis Boston


Consulting Group (BCG) pada Strategi Pemasaran Produk
Umroh
  PT. Malika Wisata Utama Kota Tangerang”, Dosen
Pembimbing Muammar Aditya, M.Ak

Setiap perusahaan menginginkan produknya dapat diterima oleh


masyarakat, oleh karena itu setiap perusahaan harus dapat
mengoptimalkan strategi pemasaran guna untuk mencapai tujuan
perusahaan. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui
posisi produk PT. Malika Wisata Utama dalam kuadran matriks
BCG dan strategi apa yang dilakukan berdasarkan matriks BCG.
Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan metode
riset lapangan seperti observasi, wawancara dan riset
kepustakaan. Pendekatan data pada penelitian ini dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif, karena data deskriptif berupa
kata-kata tertulis dan data yang diteliti berupa angka-angka. Dan
data yang digunakan adalah data primer yaitu penulisan yang
didapat hasil wawancara, dan data sekunder diperoleh dari data
yang telah diolah.

Dari hasil penelitian dengan analisis matriks BCG, maka dapat


diketahui bahwa tingkat pertumbuhan pasar PT. Malika Wisata
Utama adalah sebesar 15% dan nilai pangsa pasar relatif adalah
sebesar 1,14x dimana nilai pangsa pasar tersebut lebih besar dari
satu (>1), maka produk PT. Malika Wisata Utama berada dalam
posisi kuadran stars, yang menandakan bahwa pertumbuhan
pasar tinggi dengan pangsa pasar relatif tinggi, dan strategi yang
digunakan oleh PT. Malika Wisata Utama adalah hold atau
mempertahankan, yaitu strategi untuk mempertahankan produk-
produk agar tetap pada kategori yang sama, serta agar dapat tetap
bersaing dengan produk kompetitor lainnya.

Kata Kunci: Matriks BCG, Strategi Pemasaran, Produk


Umroh, PT. Malika Wisata Utama.
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
 

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT


karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beserta salam
semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada junjungan kita,
Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya, juga para umatnya hingga akhir zaman. Aamiiin.

Alhamdulillahirabbil‟aalamiiin, akhirnya penulis dapat


menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Boston Consulting
Group (BCG) pada Strategi Pemasaran Produk Umroh PT.
Malika Wisata Utama Kota Tangerang”, dengan baik yang
disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini terselesaikan bukan


semata-mata dari pribadi penulis, namun berkat pertolongan
Allah SWT, dan bantuan dari semua pihak yang turut andil dalam
memberikan doa, moril maupun materil, serta keikhlasan dalam
membimbing penulis.

Oleh karena itu hanya ucapan terima kasih yang sebesar-


besarnya yang dapat penulis hanturkan kepada:

i
1. Dr. Arief Subhan, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Suparto, M.Ed. Ph.D.,
selaku Wakil Dekan Bidang Akademik. Dr. Roudhonah,
 
MA., selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi. Dr.
Suhaimi, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA., selaku Ketua Jurusan
Manajemen Dakwah, dan Drs. Sugiharto, MA., selaku
Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah.
3. Muammar Aditya, M.Ak., selaku Dosen Pembimbing
dalam penyusunan skripsi yang telah meluangkan
waktunya untuk mengoreksi, membimbing, serta
mengarahkan penulis guna mendapatkan skripsi yang
lebih baik.
4. Noor Bekti, SE, M.Si, selaku Dosen Penasihat Akademik,
serta segenap dosen yang telah membimbing dengan
memberikan ilmunya kepada penulis selama menempuh
perkuliahan di Jurusan Manajemen Dakwah, Kosentrasi
Manajemen Haji dan Umroh (MHU) Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Orang tua tercinta, Ayahanda Jazudin, S.Pd.I dan Ibunda
Idah Hamidah, S.Pd.I yang telah mendidik dan
memberikan kasih sayang dan perhatian yang tulus, baik
secara moril maupun materil serta kekuatan do‟a yang tak
kunjung usai di setiap pagi siang sore dan malamnya yang
selalu mengiringi demi kebahagian dan kesuksesan

ii
penulis, serta dukungan, semangat, arahan, agar selalu
percaya kepada penulis dalam menyelesaikan perkuliahan
dan skripsi ini. Semoga selalu Allah lindungi dalam setiap
 
nafas dan langkahnya. Aamiiin.
6. Kakak-kakakku Fufu Afikah, Amd. Keb dan Humaerotul
Shiyamah, S.Kep yang tidak pernah lelah menyemangati
penulis setiap harinya, serta sanak keluarga yang selalu
memberikan dukungan. Semoga selalu dalam lindungan
Allah SWT. Aamiin.
7. Seluruh Tim Penguji Sidang Munaqosyah baik Ketua
Sidang, Penguji I/II Sekretaris, serta Pembimbing.
8. Pimpinan dan staff perpustakaan umum dan staf
perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, yang telah membantu penulis untuk
mendapatkan referensi berupa kepustakaan dan
memberikan fasilitasnya.
9. Raden Muhammad Iqbal selaku Manajemen Operasional
PT. Malika Wisata Utama yang telah banyak membantu
penulis dan bersedia diwawancarai guna melakukan
skripsi ini.
10. Segenap staff bagian Umum dan staff divisi Umroh PT.
Malika Wisata Utama yang telah memberikan informasi-
informasinya kepada peniliti.
11. Diana yang telah memberikan dukungan, do‟a, semangat,
memberikan motivasi dan saran kepada penulis yang
membuat penulis semangat untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.

iii
12. Sahabat terbaik (Kosan Tijel) M. Faiz Al Maki, Mulya
Abdullah, Salman Fadilah, dan Rizky Nurfajrianto yang
selalu memberikan semangat, memberikan motivasi dan
 
saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah selalu menjaga tali persahabatan ini.
Aamiin.
13. Teman-teman Jurusan Manajemen Dakwah angkatan
2014, khususnya semua teman- teman di Konsentrasi
Manajemen Haji dan Umroh (MHU), yang namanya tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga silaturahmi
ini tetap terjaga. Aamiiin.

Akhirnya penulis menyadari keterbatasannya sebagai


manusia biasa, mungkin mempunyai kekurangan atau kelemahan.
Begitupun penulis dalam menyelesaikan skripsi ini masih banyak
yang harus diperbaiki dan diperbaharui. Oleh karenanya kritik
dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan untuk
kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap,
semoga apa yang ditulis dalam skripsi ini bermanfaat bagi para
pembaca. Aamiin.

Jakarta, 06 September 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

 
KATA PENGANTAR .............................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................ v

DAFTAR GAMBAR .............................................................. ix

DAFTAR TABEL.................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................. 1


B. Batasan Masalah............................................................ 7
C. Rumusan Masalah ......................................................... 7
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian .................... 8
1. Tujuan Penelitian .................................................... 8
2. Manfaat Penelitian .................................................. 9
E. Tinjauan Kajian Terdahulu ......................................... 10
F. Sistematika Penulisan.................................................. 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................... 15

A. Strategi, Pemasaran, dan Startegi Pemasaran ............. 15


1. Pengertian dan Tingkatan Strategi ........................ 15
2. Pengertian dan Konsep Pemasaran ....................... 19

v
3. Pengertian Strategi Pemasaran .............................. 24
B. Produk ......................................................................... 25
1. Pengertian Produk ................................................. 25
 
2. Klasifikasi Produk ................................................. 26
3. Perencanaan Strategi Produk................................. 30
C. Pengertian, Hukum, Syarat, dan Rukun Umroh .......... 31
1. Pengertian Umroh ................................................. 31
2. Hukum Umroh ...................................................... 33
3. Syarat Umroh ........................................................ 34
4. Rukun Umroh ........................................................ 37
D. Boston Consulting Group (BCG) ................................ 43
1. Sejarah BCG (Boston Consulting Group)
dan Matriks BCG .................................................. 43
2. Pengertian BCG (Boston Consulting Group)
dan Matriks BCG ................................................. 44
3. Tujuan Matriks Boston Consulting Group ............ 46
4. Konsep dan Tingkat Karakteristik Matriks
BCG (Boston Consulting Group) .......................... 47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................... 55

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................... 55


1. Lokasi Penelitian ................................................... 55
2. Waktu Penelitian ................................................... 55
B. Metode Penelitian........................................................ 55
1. Jenis Penelitian ...................................................... 55
2. Pendekatan Penelitian ........................................... 56

vi
3. Subyek dan Obyek Penelitian ............................... 58
C. Sumber Data ................................................................ 58
1. Data Primer ........................................................... 58
 
2. Data Sekunder ....................................................... 58
D. Instrumen Penelitian.................................................... 59
1. Alat Rekam............................................................ 59
2. Buku Catatan atau Buku Harian ............................ 59
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 60
1. Penelitian Lapangan (Field Research) .................. 60
2. Studi Perpustakaan (Library Research) ................. 62
F. Metode Analisis Data .................................................. 62
1. Pertumbuhan Pasar (Sumbu Vertikal) ................... 63
2. Pangsa Pasar Relatif (Sumbu Horizontal) ............. 64
3. Matriks BCG (Boston Consulting Group) ............ 65

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN .................................................................... 69

A. Temuan Hasil Penelitian ............................................. 69


1. Sejarah Berdirinya PT. Malika Wisata Utama ...... 69
2. Identitas PT. Malika Wisata Utama ...................... 72
3. Visi, Misi, dan Produk Umroh
PT. Malika Wisata Utama ..................................... 74
4. Struktur Organisasi PT. Malika Wisata Utama ..... 76
B. Pembahasan ................................................................. 77
1. Analisis Posisi Matriks BCG pada PT. Malika

vii
Wisata Utama ........................................................ 77
2. Analisis Strategi PT. Malika Wisata
Utama Berdasarkan Matriks BCG ........................ 86
 

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................... 89

A. Simpulan ..................................................................... 89
B. Saran............................................................................ 91

DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 93

LAMPIRAN ........................................................................... 96

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Matriks Boston Consulting Group ....................... 51


 

Gambar 3.2 Matriks Boston Consulting Group ...................... 65

Gambar 4.3 Posisi Matriks BCG PT. Malika Wisata Utama .. 86

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Legalitas PT. Malika Wisata Utama ....................... 72


 

Tabel 4.2 Volume Penjualan Produk Umroh PT. Malika


Wisata Utama Tahun 2016 .................................. 79

Tabel 4.3 Volume Penjualan Produk Umroh PT. Malika


Wisata Utama Tahun 2017 ..................................... 80

Tabel 4.4 Volume Penjualan Produk Umroh PT. Kasturi


Mandiri Wisata Tahun 2016 ................................... 80

Tabel 4.5 Volume Penjualan Produk Umroh PT. Kasturi


Mandiri Wisata Tahun 2017 ................................... 81

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Bimbingan Skripsi


 

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Skripsi

Lampiran 3 Surat Keterangan Melakukan Penelitian Skripsi

xi
BAB I
PENDAHULUAN

 
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan menginginkan produknya dapat
diterima oleh masyarakat dan aktivitas-aktivitas perusahaan
seperti inovasi, karyawan, desain, memproduksi, pemasaran
serta pelayanan harus dapat unggul dalam persaingan yang
akan ditawarkan pada masyarakat. Untuk mencapai harapan
tersebut, pihak perusahaan dituntut untuk meningkatkan
kemampuan dalam mengelola dan memasarkan produknya.
Oleh karena itu, kelancaran suatu perusahaan sangat
tergantung pada manajemen dalam menyusun strategi
pemasaran yang akan datang, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.1

Umroh secara bahasa berasal dari kata i’timar yang


berarti „ziarah‟ atau „berkunjung‟. Umroh di sini adalah
menziarahi ka‟bah, thawaf di sekelilingnya, sa‟i antara shafa
dan marwah, serta bercukur atau bergunting rambut.2 Atau

1
Augusty Ferdinand, Metode Penelitian Manajemen, (Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006) hal. 96
2
Sayyid Sabiq Juz 1, Fiqh al-Sunnah, (Beirut : Dar al-Fikr, 2008),
hal. 436

1
2

dengan kata lain datang ke Baitullah untuk melaksanakan


umroh dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.3

 
Di dalam Al-Qur‟an telah diterangkan mengenai
ibadah umroh yaitu pada surat Al-Baqarah ayat 196 yang
berbunyi :

       

Artinya : “dan sempurnakanlah ibadah haji dan


umroh karena Allah”. (Q.S Al-Baqarah : 196)

Persaingan usaha di bidang travel haji dan umroh ini


semakin diminati oleh pengusaha, hal ini diperlukan
marketing dalam memasarkan produk umroh yang kompeten
untuk menjaring jamaah, dengan banyaknya minat orang
untuk melakukan ibadah haji dan umroh maka usaha ini
menjadi ladang bisnis yang prospektif. Tetapi walau
bagaimanapun juga sebuah travel tidak akan berjalan dengan
baik tanpa adanya produk umroh yang diciptakan.4

3
M. Abdurachman Rachimi, Segala Hal Tentang Haji dan
Umroh, (Jakarta : Erlangga, 2012), hal. 26
4
Tutik Irawati, Tips Memasarkan Produk Haji dan Umroh, diakses
dari http://www.umrah-haji-plus.com/2012/07/tips-memasarkan-produk-haji-
dan-umroh.html, pada tanggal 26 April 2018 pukul 15.07
3

Pemasaran merupakan bagian dari manajeman


perusahaan dan juga salah satu faktor yang sangat penting.
Dengan strategi pemasaran tepat dan sesuai maka produk
 
akan mudah diterima calon konsumen sehingga calon
konsumen membeli produk yang akan dijual. Selain strategi
pemasaran perusahaan perlu mengetahui posisi produk yang
dijual.5 Posisi disini menujukkan perbandingan mengenai
pangsa pasar dan pertumbuhan pasar dari para pesaingan
produk yang sejenis dari perusahaan lain. Salah satu metode
untuk mengetahui posisi produk di pasaran adalah
menggunakan metode Boston Consulting Group (BCG).

Dibandingkan dengan metode SWOT metode BCG


lebih kompetitif, karena metode analisis Boston Consulting
Group (BCG) merupakan metode yang digunakan dalam
menyusun suatu perencanaan unit bisnis strategic dengan
melakukan pengklasifikasian terhadap potensi keuntungan
perusahaan. Sedangkan SWOT digunakan untuk
mendapatkan informasi dari analisis situasi dan
memisahkannya dalam pokok persoalan internal (kekuatan
dan kelemahan) dan pokok persoalan eksternal (peluang dan
ancaman).

Kelebihan dari penggunaan Matriks BCG adalah


sebagai salah satu alat bantu yang cukup valid dalam

5
Philip Kotler,. Manajemen Pemasaran, Analisis Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian, (Jakarta : Salemba Empat, 2000), hal. 120
4

penggunaan dasar saat pembuatan keputusan yang paling


mudah apabila dibandingkan dengan jenis matrik-matrik
lannya. Hanya dengan membaca grafiknya saja, pebinis akan
 
dengan mudah dapat melihat sedang berada pada posisi
manakah perusahaan mereka berada.

Maka oleh karena itu peneliti lebih memilih


menggunakan metode BCG karena secara khusus matriks
BCG dirancang untuk membantu upaya-upaya perusahaan
multidivisional dalam merumuskan strategi. Kemudian
sesuai dengan judul peneliti yaitu itu mengetahui strategi
pemasaran produk maka mtariks BCG ini lebih cocok untuk
digunakan dengan cara mengitung pertumbuhan pasar dan
pangsa pasar. Selain itu matriks BCG Manfaat terbesar dari
matriks BCG adalah menarik perhatian kita pada arus kas,
karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi dalam
organisasi.

Sedangkan SWOT walaupun digunakan secara luas


dalam perencanaan strategis, analisis tersebut memiliki
bebrapa keterbatasan. Pertama, SWOT tidak menunjukkan
cara mencapai suatu keunggulan kompetitif. Kedua, SWOT
merupakan penilaian yang statis (atau terpotong-potong) dan
tunduk oleh waktu. Ketiga, analisis SWOT bisa membuat
perusahaan memberi penekanan yang berlebih pada satu
faktor internal atau eksternal tertentu dalam merumuskan
strategi.
5

Keberhasilan perusahaan dalam memasarkan produk-


produk sangat tergantung pada kiat-kiat dan strategi
pemasaran yang dilakukan karena dengan penerapan strategi
 
pemasaran yang tepat, perusahaan dapat menciptakan dan
memelihara serta mengembangkan permintaan konsumen
secara menyakinkan dan berkesinambungan.

Sektor perekonomian Kota Tangerang mengalami


pertumbuhan yang pesat setiap tahunnya. Tak heran,
berbagai bisnis tumbuh di Kota Akhlakul Karimah ini, tak
terkecuali bisnis tour and travel. Salah satu usaha tour and
travel yang mengalami pertumbuhan pesat di Kota
Tangerang, antar lain PT. Malika Wisata Utama atau lebih
dikenal Malika Tours & Travel. 6

Dalam rangka merebut dan menguasai serta


mempertahankan produk umrohnya PT. Malika Wisata
Utama harus melakukan kegiatan-kegiatan pemasaran
produk. Dalam melaksanakan strategi pemasaran selalu
berkaitan dengan bauran pemasaran yang terdiri dari empat
variabel yaitu product, price, place, promotion. Dimana
keempat variable tersebut saling berkaitan satu sama lain dan
akan mempengaruhi dalam strategi pemasaran.7

6
Malika Group, di akses dari
http://www.malikagrup.com/profil/page/presdir, pada tanggal 16 Agustus 2018
pukul 14.07
7
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran,
(Jakarta : PT Indeks, 2009) Jilid 1, Edisi 12, hal 68-69
6

Maka karena itu penulis ingin meneliti di PT. Malika


Wisata Utama dengan nama travel yaitu Malika Tours &
Travel. PT. Malika Wisata Utama memiliki ijin
 
Penyelenggaran Perjalanan Ibadah Umrah resmi dari
Kemenag RI dengan NO PPIU/200/2017 dan Akta Notaris
No. 04, 25 Juli 2017 (Akta Notaris Pertama No. 18, 27
Desember 2007), yang beralamat di Jl. Perintis Kemerdekaan
No.1 Kel. Babakan Cikokol , Kota Tangerang 15117.

Adapun strategi pemasaran yang digunakan oleh PT.


Malika Wisata Utama dalam upaya memasarkan produk-
produk yang dijual adalah:
1. Menjaga dan meningkatkan kualitas produk umroh yang
dijualnya.
2. Melakukan kegiatan-kegiatan promosi melaui iklan,
situs web, penyebaran brosur, serta rekomendasi dari
jama‟ah kepada konsumen.
3. Memberikan pelayanan dengan baik dan ramah.8

Berdasarkan pada latar belakang diatas penulis


mencoba untuk menganalisa dengan melakukan penelitian
secara lebih spesifik pada produk umroh di Malika Tours &
Travel untuk mengetahui lebih lanjut mengenai posisi dan
pertumbuhan produk umroh yang ada pada PT. Malika
Wisata Utama. Maka peneliti bertujuan untuk melakukan
8
Wawancara pribadi dengan Bapak Raden Muhamad Iqbal, pada
tanggal 13 Agustus 2018 di Kantor Malika Tour and Travel
7

penelitian dengan judul: “ANALISIS BOSTON


CONSULTING GROUP (BCG) PADA STRATEGI
PEMASARAN PRODUK UMROH PT. MALIKA WISATA
 
UTAMA KOTA TANGERANG”.

B. Batasan Masalah
Banyak sekali persaingan yang terjadi didunia bisnis
khususnya dibiro perjalanan haji dan umroh sehingga
mengakibatkan menurunnya perkembangan perusahaan dan
hal ini akan mengarah kepada kerugian bahkan
kebangkrutan, dalam kasus ini Malika Tours & Travel
membutuhkan sebuah strategi pemasaran produk yang
berbeda dengan travel lainnya.

Untuk itu, agar pembahasan skripsi ini tidak


mengarah kepada pembahasan lain dan lebih terarah kepada
tujuan awal penulis inginkan, maka penulis membatasi
masalah yang akan dibahas pada tataran Analisis Boston
Consulting Group (BCG) pada Strategi Pemasaran Produk
Umroh PT. Malika Wisata Utama Kota Tangerang.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu pernyataan yang
dirumuskan dalam kalimat tanya, bersifat padat isi, jelas
maksudnya sehingga memberikan petunjuk tentang
8

kemungkinan mengumpulkan data guna menjawab


9
pertanyaan yang dikandung didalamnya.

 
Adapun masalah pokoknya yaitu Analisis Boston
Consulting Group (BCG) pada Strategi Pemasaran Produk
Umroh PT. Malika Wisata Utama Kota Tangerang. Maka
dapat dirumuskan menjadi beberapa rumusan masalah
penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana posisi kuadran matriks BCG pada strategi


pemasaran produk umroh PT. Malika Wisata Utama
Kota Tangerang?
b. Strategi apa yang harus dirumuskan oleh PT. Malika
Wisata Utama Kota Tangerang jika didasarkan pada
matriks BCG diatas ?

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang
menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang diperoleh
setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai atau
dituju dalam sebuah penelitian.10

9
Suryabrata Sumadi, Metode Penelitian, (Jakarta : CV Rajawali,
1993), hal. 71
10
Indri Handayani, Ruang Lingkup Penelitian, diakses dari
http://indri8.ilearning.me/1-3-ruang-lingkup-penelitian/, pada tanggal 26 April
2018 pukul 15.12
9

Berdasarkan pada latar belakang dan pokok


permasalahan di atas, maka tujuan penulisan ini secara
umum adalah sebagai berikut:
 

a. Untuk mempelajari dan mengetahui posisi dari PT.


Malika Wisata Utama didalam kuadaran matriks
BCG.
b. Untuk mengetahui, mempelajari dan menganalisa
strategi apa yang harus dirumuskan oleh PT. Malika
Wisata Utama jika didasarkan pada matriks BCG.

2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan dampak dari
pencapaiannya tujuan. Seandainya dalam penelitian,
tujuan dapat tercapai dan rumusan masalah dapat
dipecahkan secara tepat dan akurat, maka dapat
memberikan manfaat dan ilmu pengetahuan baik secara
akademis maupun secara praktis.11

a. Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat berguna bagi
pengembangan pengetahuan ilmu di bidang
Manajemen Haji dan Umroh umumnya dalam

11
Indri Handayani, Ruang Lingkup Penelitian, diakses dari
http://indri8.ilearning.me/1-3-ruang-lingkup-penelitian/, pada tanggal 26 April
2018 pukul 22.56
10

menganalisis strategi pemasaran produk umroh


dengan metode BCG (Boston Consulting Group).

 
b. Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kajian menarik dan dapat menambah wawasan
khazanah keilmuan bagi para pembaca khususnya
mahasiswa prodi Manajemen Dakwah konsentrasi
Manajemen Haji dan Umroh, serta dapat berguna bagi
banyak pihak terutama sebagai tambahan referensi
atau perbandingan bagi studi-studi yang akan datang.

c. Praktis
Dengan hasil penelitian penulis berharap
dapat menjadi masukan, referensi, dan evaluasi bagi
perusahaan untuk menjalankan strategi pemasaran
yang lebih efektif dan efisien serta menyajikan bukti
empiris mengenai perumusan strategi produk
sehingga dapat memperkaya khasanah keilmuan di
bidang pemasaran, serta memberikan masukan pada
pihak yang terkait mengenai pentingnya perhatian
terhadap matriks BCG.

E. Tinjauan Kajian Terdahulu


Secara umum tinjauan kajian terdahulu bertujuan
untuk mengembangkan pemahaman dan wawasan yang
menyeluruh tentang penelitian-penelitian yang pernah
11

dilakukan dalam suatu topik.12 Leedy mengartikan, bahwa


definisi tinjauan pustaka adalah uraian yang harus berisi
tentang ungkapan-ungakap peneliti sebelumnya yang serupa
 
dengan penelitian yang akan dilakukan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap


beberapa sumber kepustakaan, adapun tinjauan kajian
terdahulu yang digunakan penulis ini adalah :

1. Denny Sarwani (109053000023), Strategi Pemasaran


Produk Tabungan Mabrur Junior Bank Syariah Mandiri
KCP Pondok Pinang, (Jurusan Manajemen Dakwah,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015). 13

Dalam penelitian skripsi ini dilakukan untuk


mengetahui strategi pemasaran dan implementasi seperti
apa yang dilakukan Bank Syariah Mandiri KCP Pondok
Pinang dalam merekrut nasabah di dalam produk
tabungan mabrur junior, serta bagaimana hasil evaluasi
yang terjadi dalam produk tabungan mabrur junior ini

12
IPApedia, Pengertian dan Tujuan Tinjauan Pustaka, diakses dari
http://www.ipapedia.web.id/2015/01/pengertian-dan-tujuan-tinjauan-
pustaka.html, pada tanggal 26 April 2018 pukul 23.56
13
Denny Sarwani, Strategi Pemasaran Produk Tabungan Mabrur
Junior Bank Syariah Mandiri KCP Pondok Pinang, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015
12

dan langkah apa saja yang di ambil dalam merekrut


masyarakat pada tahun pertama diluncurkannya produk
tersebut.
 

2. Enriko Akbar (D600110052), Analisis Strategi


Pemasaran Sarinira Hotchocolate dengan Metode BCG,
SWOT, dan Benchmarking, (Jurusan Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2014).14

Pada penelitian ini menggunakan analisis strategi


pemasaran yaitu Matrik BCG (Boston Consulting
Group), analisis SWOT (Strength, Weakness,
Opportunity, Treath) dan Benchmarking. Matrik BCG
untuk mengetahui tingkat pertumbuhan pasar dan pangsa
pasar relatif.

Analisis SWOT untuk menganalisis yang menjadi


kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Benchmarking digunakan sebagai perbandingan antara
Sarinira Hotchocolate dengan pesaing. Tujuan penelitian
ini untuk menentukan strategi pemasaran yang baik agar
produk dapat dikenal masyarakat dan dapat bersaing
dengan produk sejenis lainnya.

14
Enriko Akbar, Analisis Strategi Pemasaran Sarinira Hotchocolate
dengan Metode BCG, SWOT, dan Benchmarking, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2014)
13

F. Sistematika Penulisan
Sistematika pembahasan dimaksud untuk
memberikan gambaran tentang isi skripsi secara garis besar.
 
Skripsi ini terbagi dalam lima bab yang masing-masing
terbagi dalam sub-sub bahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang pendahuluan sebagai pengantar skripsi
secara keseluruhan. Bab ini meliputi latar belakang masalah,
pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, serta metode penelitian, dan
sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pengertian
strategi pemasaran, produk, umroh dan analisis Boston
Consulting Group (BCG).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian, lokasi
dan wktu penelitian, dan metode analisis data.

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Tentang gambaran perusahaan dan hasil analisis
Boston Consulting Group (BCG) pada strategi pemasaran
produk umroh PT. Malika Wisata Utama Kota Tangerang.
14

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


Meliputi simpulan penelitian secara keseluruhan dan
saran yang bersifat membangun bagi pengembangan strategi
 
pemasaran produk umroh pada PT. Malika Wisata Utama
Kota Tangerang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

 
A. Strategi Pemasaran
1. Pengertian dan Tingkatan Strategi
a. Pengertian Strategi
Pada awalnya kata “strategi” digunakan untuk
kepentingan militer saja, tetapi kemudian
berkembang ke berbagai bidang yang berbeda seperti
startegi bisnis, olahraga (misalnya sepak bola dan
tenis), catur, ekonomi, pemasaran, perdagangan,
manajemen strategik, dan lain sebagainya.

Menurut Hamel dan Prahalad (1995) Startegi


merupakan tindakan yang bersifat senantiaa
meningkatkan/incremental dan terus menerus, serta
dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa
yang diharpkan oleh para pelanggan di masa yang
akan datang.1 Jadi, startegi sering kali dimulai dari
apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa
yang terjadi.

Sedangkan menurut Griffin (2000)


mendefinisikan strategi sebagai rencana

1
Startegi merupakan tindakan yang bersifat senantiaa
meningkatkan/incremental dan terus menerus (Hamel dan Prahalad 1995)

15
16

komprehensif untuk mencapai tujuan organisasi. 2


Tidak hanya sekedar mencapai, akan tetapi strategi
juga dimaksudkan untuk mempertahankan
 
keberlangsungan bisnis perusahaan dibandingkan
para pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan
konsumen.

b. Tingkatan Strategi
Strategi terdapat pada berbagai tingkatan
dalam sebuah organisasi. Tingkatan strategi dapat
dibagi atas tiga bagian, yaitu :3
1) Strategi di Tingkat Korporat
Strategi untuk tingkat korporat atau
perusahaan adalah strategi yang akan dilakukan
perusahaan untuk menjawab pertanyaan seperti,
“Bisnis apakah yang sebaiknya dilakukan oleh
perusahaan?”. Strategi ini juga dilakukan dalam
rangka menjawab apakah jenis bisnis yang selama
ini dilakukan masih perlu dilanjutkan ataukah
tidak.

2
Strategi sebagai rencana komprehensif untuk mencapai tujuan
organisasi (Griffin 2000)
3
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian Manajemen ; Konsep,
Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja, (Jakarta : PT. Indeks, 2013), Edisi 2, hal.
62
17

Terdapat dua pendekatan dalam


melakukan strategi tingkat perusahaan atau
korporat ini, yaitu pendekatan strategi portofolio
 
dan strategi utama. Mengenai penjelasannya
sebagai berikut:
a) Strategi Portofolio
Strategi portofolio adalah strategi yang
dilakukan perusahaan untuk Meminimalkan
resiko bisnis yang dijalankan dengan
melakukan investasi diberbagai sektor bisnis.
Strategi ini dilakukan dengan landasan bahwa
jika suatu ketika satu sektor bisnis mengalami
kerugian, bisa jadi kerugian itu dapat ditutupi
dari keuntungan sektor yang lain..
b) Strategi Utama
Strategi utama adalah strategi yang
dapat dipilih oleh perusahaan untuk
mempertahankan kegiatan perusahaan dalam
jangka panjang.

2) Strategi di Tingkat Bisnis


Strategi di tingkat bisnis dilakukan dalam
rangka mempertahankan kemampuan kompetisi
dari perusahaan dibandingkan para pesaingnya
pada bisnis yang sama.4 Dan untuk mengetahui

4
Lawrence R. Jaunch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis
dan Kebijakan Perusahaan, (Yogyakarta : Gramedia, 2007), Edisi 3, hal. 142
18

posisi perusahaan ditengah-tengah pesaing


tersebut, perlu dilakukan analisis lingkungan
mikro dari perusahaan tersebut menggambarkan
 
posisi perusahaan, pesaing, pemasok, dan juga
pelanggan yang memerlukan produk dari bisnis
yang dijalankan.

Terdapat strategi yang bisa dilakukan,


diantaranya adalah strategi pemosisian dan
strategi penyesuaian. Berikut penjelasannya :
a) Strategi Pemosisian
Strategi pemosisian dapat dilakukan
oleh perusahaan untuk memastikan dengan
cara begaimana perusahaan dapat memperoleh
perhatian dari pelanggan atau memenangkan
persaingan.
b) Strategi Penyesuaian
Strategi penyesuaian dilakukan
perusahaan dengan tujuan untuk memilih
strategi yang paling sesuai ketika perusahaan
berhadapan dengan berbagai perubahan yang
terjadi di lingkungan bisnis yang sedang
dijalankan.

3) Strategi di Tingkat Fungsional


Strategi di tingkat fungsional sering kali
dinamakan sebagai strategi langsung. Hal ini
19

disebabkan perusahaan cenderung melakukan


persaingan pada jenis bisnis tertentu yang sedang
dijalankan, dan tidak pada tingkat perusahaan
 
maupun sektor bisnis yang diperdagangkan.

Terdapat dua faktor yang menentukan


bagaimana strategi di tingkat fungsional perlu
dilakuakan. Kedua faktor tersebut adalah
kesamaan pasar, dan kesamaan sumber.5
a) Kesamaan Pasar
Kesamaan pasar terkait dengan tingkat
persaingan yang sama antara kedua
perusahaan dalam hal meraih pelanggan
melalui jenis produk yang ditawarkan
b) Kesamaan Sumber
Kesamaan sumber terkait dengan
keadaan persaingan dimana perusahaan
memiliki kesamaan dalam faktor mana
mereka bersaing.

2. Pengertian dan Konsep Pemasaran


a. Pengertian Pemasaran
Sering didengar bnayak orang berbicara
mengenai penjualan, pembelian, transaksi, dan
perdagangan, tetapi apakah istilah ini sama dengan

5
Lawrence R. Jaunch dan William F. Glueck, Manajemen Strategis
dan Kebijakan Perusahaan, (Yogyakarta : Gramedia, 2007), Edisi 3, hal. 146
20

apa yang dimaksudkan dengan pemasaran? Masih


banyak diantara kita, menafsirkan pemasaran tidak
seperti seharusnya. Timbulnya penafsiran yang tidak
 
tepat ini terutama mengetahui dengan tepat definisi
tentang pemasaran tersebut. Keselahan pengertian ini
menimbulkan pandangan yang keliru tidak hanya
tentang kegiatan yang terdapat dalam bidang
pemasaran, tetapi juga tentang tugas seorang tenaga
pemasaran.

Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini


terlihat dari definisi American Marketing Association
1960, yang menyatakan pemasaran adalah hasil
prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan
mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke
konsumen.6

Disamping penafsiran ini terdapat pula


pandangan yang lebih luas, yang menyatakan
pemasaran merupakan proses kegiatan yang mulai
jauh sebelum barang-barang/bahan-bahan masuk
dalam proses produksi. Dalam hal ini banyak
keputusan pemasaran yang harus dibuat jauh sebelum
produk itu dihasilkan , seperti keputusan mengenai

6
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep, Strategi,
(Jakarta : PT. Indeks, 2010), hal. 3
21

produk yang dibuat, pasarnya, harga, dan


promosinya.

 
Menurut Philip Kotler pemasaran merupakan
suatu proses sosial yang didalamnya terdiri dari
individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan cara
menciptakan, menawarkan dan secara bebas
mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.7

Sedangkan menurut William J. Santon


pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang ditunjukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
dan mendistribusikan barang dan jasa yang
memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang
ada ataupun pembeli potensial.8

b. Konsep Pemasaran
Definisi konsep pemasaran menurut Philip
Kotler, “konsep pemasaran adalah sebuah upaya
pemasaran terkoordinasi yang berfokus pada pasar
dan berorientasi pada pelanggan dengan tujuan

7
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 2009),
Jilid 1, hal. 114
8
William J. Santon, Dasar-dasar Pemasaran, (Jakarta : Erlangga,
1986), Jilid 1, Edisi 7, hal. 113
22

memberikan kepuasan pada pelanggan sebagai kunci


untuk mencapai tujuan organisasi”.

 
Dari definisi konsep di atas diperoleh empat
komponen utama yang melandasi konsep pemasaran,
yaitu:9
1) Fokus pasar
Perusahaan harus dapat membatasi dan
menentukan pasarnya yang akan menjadikan
sasarannya karena kenyataannya tidak ada
perusahaan yang sanggup melaksanakan semua
kegiatannya disemua pasar dengan memenuhi
kebutuhan pelanggan.
2) Orientasi pada pelanggan
Perusahaan harus berorientasi pada
pelanggan bukan berorientasi pada perusahaan,
hal ini untuk memberikan pelayanan yang terbaik
pada konsumen dapat menimbulkan rasa loyalitas
konsumen terhadap pelanggan.
3) Pemasaran terpadu
Kegiatan perusahaan harus dikoordinasi
dengan baik dengan bagian-bagian lain dari
perusahaan untuk berusaha memberikan kepuasan
kepada konsumen.
4) Kemampulabaan

9
Philip Kotler, Konsep Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 1997), hal.
93
23

Melalui konsep pemasaran perusahaan


harus berusaha membina hubungan baik dengan
konsumen, sehingga tercipta hubungan timbal
 
balik yang menguntungkan. Perusahaan tidak
dituntut untuk dapat menjual barang dan jasa
yang diproduksi melainkan untuk memproduksi
barang dan jasa yang dapat dijual.

Di dalam konsep pemasaran diajarkan


bahwa kegiatan pemasaran suatu perusahaan
harus dimulai dengan usaha mengenal dan
merumuskan keinginan dan kebutuhan dari
konsumen. Kemudian perusahaan menyesuaikan
kegiatannya agar dapat memuaskan kebutuhan
konsumen dengan cara efektif dan efisien.
Maksud dari efektif dan efisien disini adalah
dalam pemenuhan kebutuhan konsumen harus
tepat sasaran dan tepat waktu, yaitu apa yang
diinginkan konsumen dan kapan konsumen
menginginkannya.

Agar konsep pemasaran dan tanggung


jawab sosial dapat berjalan dengan selaras, pihak
manajemen harus berupaya keras dalam program
jangka panjangnya membuat keseimbangan
24

untuk:10 Memuaskan keinginan konsumen


pembeli produk.
a) Memuaskan keinginan masyarakat yang
 
terpengaruhi oleh kegiatan perusahaan.
b) Mencapai tujuan mendapat laba perusahaan.

3. Pengertian Strategi Pemasaran


Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana
yang menyeluruh, terpadu dan menyatu dibidang
pemasaran, yang memberikan panduan tentang kegiatan
yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan
pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi
pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran,
kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha-
usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada
masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya,
terutama sebagai tanggapan perusahaan dalam
menghadapi lingkungan dan keadaan persaingan yang
selalu berubah.11

Oleh karena itu penentuan strategi pemasaran


harus didasarkan atas analisis lingkungan dan internal
perusahaan melalui analisis kesempatan dan ancaman

10
William J. Santon, Prinsip Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 1986),
Jilid 2, Edisi 7, hal. 102
11
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep, Strategi,
(Jakarta : PT. Indeks, 2010), hal. 168-169
25

yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya.


Disamping itu strategi pemasaran yang telah ditetapkan
dan dijalankan, harus dinilai kembali, apakah masih
 
sesuai dengan keadaan/kodisi pada saat ini. Penilaian
atau evaluasi ini menggunakan analisis keunggulan,
kelemahan, kesempatan, dan ancaman.

B. Produk
1. Pengertian Produk
Banyak orang berpikir bahwa sebuah produk
merupakan tawaran berwujud, namun produk sebenarnya
bisa lebih dari itu. Produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan
atau kebutuhan. Produk-produk yang dipasarkan meliputi
barang fisik, jasa, pengalaman, acara-acara, orang,
tempat, properti, organisasi, dan gagasan.12

Setiap barang atau jasa yang sudah masuk pada


fase perkenalan, dapat didefinisikan berdasarkan
fungsinya, untuk apa barang itu atau jasa itu digunakan.
Perusahaan mendesain suatu produk dengan tujuan
bagaimana meningkatkan fungsi-fungsinya. Selanjutnya,
definisi suatu produk dilihat dari aspek desain seperti

12
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : PT. Indeks, 2007),
Jilid 2, Edisi 12, hal. 4
26

warna, bentuk, dan ukurannya yang dapat diterima


dipasar.13

 
Secara konseptual, produk adalah pemahaman
subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa
ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan
organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan
konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas
organisasi serta daya beli pasar.14 Selain itu, produk dapat
pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang
dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya.
Secara lebih rinci, konsep produk total meliputi barang,
konsumen, merek, label, pelayanan, dan jaminan.

2. Klasifikasi Produk
Secara tradisional, pemasar mengklasifikasi
produk berdasarkan ciri-cirinya, seperti klasifikasi daya
tahan dan wujud, klasifikasi barang konsumen, dan
klasifikasi barang industri.
a. Daya Tahan dan Wujud
Produk ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

13
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Operasional (Operational
Management), (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2004), hal. 76
14
Princessa Angelica, Strategi Produk, diakses dari
http://princessaangelica.blogspot.com/2014/02/strategi-pasar.html, pada
tanggal 10 Juli 2018 pukul 14.52
27

1) Barang
Barang merupakan produk yang berwujud
fisik sehingga bisa dilihat, diraba, disentuh, dirasa,
 
dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan
fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya,
terdapat dua macam produk, yaitu barang tidak
tahan lama (nondurable goods) dan barang tahan
lama (durable goods).
2) Jasa (Services)
Jasa merupakan aktifitas, manfaat atau
kepuasaan yang ditawarkan untuk dijual.
Contohnya bengkel reparasi, salon kecantikan,
kursus, hotel, lembaga pendidikan, dan lain-lain. 15

b. Barang Konsumen
Barang konsumen adalah barang yang
dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir
sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk
tujuan bisnis. Umumnya barang konsumen dapat
diklasifikasikan menjadi empat jenis, yaitu
convenience goods, shooping goods, specially goods,
dan unsought goods. Berikut penjelasannya:
1) Convenience Goods
Merupakan barang yang pada umumnya
memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering

15
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : PT. Indeks, 2007),
Jilid 2, Edisi 12, hal. 6
28

dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan


hanya memerlukan usaha yang minimum (sangat
kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya.
 
Contohnya: rokok, sabun, pasta gigi, baterai,
permen, dan surat kabar.
2) Shooping Goods
Adalah barang-barang yang dalam proses
pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh
konsumen diantara berbagai alternatif yang
tersedia. Kriteria perbandingan tersebut meliputi,
harga, kualitas, dan model masing-masing barang.
Contohnya: alat-alat rumah tangga, pakaian, dan
furniture.
3) Specialty Goods
Adalah barang-barang yang memiliki
karakteristik dan/atau identifikasi merek yang
unik dimana sekelompok konsumen bersedia
melakukan usaha khusus untuk membelinya.
Umumnya jenis barang specialty terdiri atas
barang-barang mewah dengan merek dan model
spesifik, seperti mobil Lamborghini, pakaian yang
dirancang oleh perancang terkenal (misalnya oleh
Christian Dior dan Versace), kamera Nikon, dan
lain-lain.
4) Unsought Goods
Merupakan barang-barang yang tidak
diketahui konsumen atau kalaupun sudah
29

diketahui, tetapi pada umumnya belum


16
terpikirkan untuk membelinya.

 
c. Barang Industri
Barang industri adalah barang-barang yang
dikonsumsi oleh industriawan (konsumen antara atau
konsumen bisnis) untuk keperluan selain dikonsumsi
langsung, yaitu untuk diubah, diproduksi menjadi
barang lain kemudian dijual kembali (oleh produsen).
Kemudian untuk dijual kembali (oleh pedagang)
tanpa dilakukan transformasi fisik (proses produksi).

Barang industri dapat diklasifikasikan


berdasarkan peranannya dalam proses produksi dan
biaya relatifnya. Ada tiga kelompok barang industri
yang dapat dibedakan yaitu:17
1) Materials and parts, yang tergolong dalam
kelompok ini adalah barang-barang yang
seluruhnya atau sepenuhnya masuk ke dalam
produk jadi.
2) Capital items adalah barang-barang tahan lama
(long-lasting) yang memberi kemudahan dalam

16
Princessa Angelica, Strategi Produk, diakses dari
http://princessaangelica.blogspot.com/2014/02/strategi-pasar.html, pada
tanggal 10 Juli 2018 pukul 15.34
17
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : PT. Indeks, 2007),
Jilid 2, Edisi 12, hal. 7
30

mengembangkan dan/atau mengelola produk


jadi.
3) Supplies and services, yang termasuk dalam
 
kelompok ini adalah barang-barang tidak tahan
lama (short-lasting) dan jasa yang memberi
kemudahan dalam mengembangkan dan/atau
mengelola keseluruhan produk jadi.

3. Perencanaan Strategi Produk


Proses perencanaan strategi produk meliputi
beberapa langkah, yaitu:18
a. Analisis Produk
Analisis situasi dilakukan terhadap lingkungan
internal dan lingkungan eksternal. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan antara lain apakah perusahaan dapat
memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh
lingkungan eksternalnya melalui sumber daya yang
dimiliki, seberapa besar permintaan terhadap produk
tertentu, dan seberapa besar kemampuan perusahaan
untuk memenuhi permintaan tersebut.
b. Penentuan Tujuan Produk
Selain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,
produk yang dihasilkan perusahaan dimaksudkan pula
untuk memenuhi atau mencapai tujuan perusahaan.
Dengan demikian, perlu dipertimbangkan apakah
18
Princessa Angelica, Strategi Produk, diakses dari
http://princessaangelica.blogspot.com/2014/02/strategi-pasar.html, pada
tanggal 10 Juli 2018 pukul 15.48
31

produk yang dihasilkan dapat memberikan kontribusi


bagi pencapaian tujuan perusahaan.
c. Penentuan Sasaran Pasar/Produk
 
Perusahaan dapat berusaha melayani pasar
secara keseluruhan ataupun melakukan segmentasi.
Dengan demikian, alternatif yang dapat dipilih adalah
produk standar, customized product, maupun produk
standar dengan modifikasi.
d. Penentuan Anggaran
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah penyusunan anggaran. Anggaran ini bisa
bermanfaat sebagai alat perencanaan, koordinasi,
sekaligus pengendalian.
e. Penetapan Strategi Produk
Dalam tahap ini, alternatif-alternatif strategi
produk dianalisis dan dinilai keunggulan dan
kelemahannya, kemudian dipilih yang paling baik dan
layak untuk kemudian diterapkan.
f. Evaluasi Pelaksanaan Strategi
Aktivitas yang terakhir adalah evaluasi atau
penilaian terhadap pelaksanaan rencana yang telah
disusun.

C. Umroh
1. Pengertian Umroh
Seiring dengan kemajuan di bidang ekonomi pada
bangsa kita, dewsa ini semakin banyak saja umat Islam
32

yang melaksanakan ibadah umroh. Sehingga bagi umat


Islam, baik yang sudah maupun yang akan melaksanakan
ibadah umroh, bisa menangkap tujuan dan makna ritual
 
dari tempat-tempat suci yang diziarahi. Oleh karena itu di
sini akan dibahas mengenai pengertian umroh.19

Umroh secara bahasa berasal dari


kata i’timar yang berarti „ziarah‟ atau „berkunjung‟.
Umroh di sini adalah menziarahi ka‟bah, thawaf di
sekelilingnya, sa‟i antara shafa dan marwah, serta
bercukur atau bergunting rambut.20 Atau dengan kata lain
datang ke Baitullah untuk melaksanakan umroh dengan
syarat-syarat yang telah ditentukan.21

Dengan demikian, dalam definisi ibadah umroh


ada empat unsur penting, yaitu berpergian, baitullah,
syarat umroh, dan rukun umroh (srangkaian ibadah
umroh).

19
Nurcholis Madjid, Perjalanan Religius Umrah dan Haji, (Jakarta :
Paramadina, 1997), hal. 3
20
Sayyid Sabiq Juz 1, Fiqh al-Sunnah, (Beirut : Dar al-Fikr, 2008),
hal. 436
21
M. Abdurachman Rachimi, Segala Hal Tentang Haji dan
Umroh, (Jakarta : Erlangga, 2012), hal. 26
33

2. Hukum Umroh
Kalangan ahli fiqh menyepakati legalitas umroh
dari segi syara‟ dan ia wajib bagi orang yang disyariatkan
 
untuk menyempurnakannya. Namun mereka berbeda
pendapat mengenai hukumnya dari segi wajib dan
tidaknya ke dalam dua arus pendapat berikut.22
a. Hukumnya Wajib
Terutama bagi orang-orang yang diwajibkan
haji. Pendapat ini dianut oleh Imam Asy-Syafi‟i
menurut versi yang paling sahih diantara kedua
pendapatnya, Imam Ahmad menurut versi lain, Ibnu
Hazm, sebagian ulama mazhab Maliki, kalangan
mazhab Imamiyyah, Asy-Sya‟bi, dan Ats-Tsauri.
Pendapat ini juga merupakan pendapat mayoritas
ulama dari kalangan sahabat dan lainnya, dan mereka
bersepakat bahwa pelaksanannya hanya sekali
seumur hidup sebagaimana halnya haji.23

Hukum umrah adalah wajib sebagaimana juga


hukum haji, karena perintah untuk melakukan umrah
itu selalu dirangkaikan Allah dengan perintah
melaksanakan haji, umpamanya pada al-Qur‟an surat
al-Baqarah ayat 196 dan 158.

22
Muhammad Jawwad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, (Jakarta;
Basrie Press, 1994), hal. 261
23
Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahhab Sayyed
Hawwas, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Amzah, 2010), hal. 604
34

b. Hukumnya Sunnah Mu‟akkadah


Ini adalah pendapat Ibnu Mas‟ud, Imam Abu
 
Hanifah, Imam Malik, Imam Asy-Syafi‟i, Imam
Ahmad menurut salah satu versi pendapat, juga Abu
Tsaur dan kalangan mazhab Zaidiyah. Pendapat
mereka didasarkan atas sabda Nabi SAW tatkala
ditanya tentang umrah, apakah ia wajib atau tidak?
Beliau menjawab,” Tidak. Namun jika kalian umrah,
maka itu lebih baik,”24

Alasan lain, umrah adalah nask (ibadah) yang


pelaksanaannya tidak ditentukan waktu, maka ia pun
tidak wajib sebagaimana halnya thawaf mujarrad.
Pendapat kedua ini lebih kuat. Penulis kitab Fat-hul
Allam berkata “Mengenai masalah ini ada beberapa
hadits yang tidak dapat dipakai sebagai alasan.”
Diriwayatkan pula oleh Tirmidzi dari Syafi‟i bahwa
ia pernah mengatakan “Tidak ada keterangan yang
sahih mengenai umroh. Maka hukumnya adalah
sunnah.”

3. Syarat Umroh
Secara umum, syarat-syarat haji dan umrah
adalah sama, yaitu:

24
Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahhab Sayyed
Hawwas, Fiqh Ibadah, (Jakarta: Amzah, 2010), hal. 604
35

a. Islam
Orang non muslim tidak sah dalam
melaksanakan haji atau umrah. Jika dia berkunjung
 
ke tanah suci bahkan mengikuti ibadah haji atau
umrah seperti thawaf dan sa'i maka perjalanan haji
atau umrahnya hanya sebatas melancong saja.
b. Baligh
Anak kecil tiak diwajibkan berhaji atau pun
umroh, baik yang sudah mumayyiz maupun yang
belum. Kalau sudah mumayyiz ia naik haji atau
umroh maka sah, tetapi pelaksanaan haji atau pun
umroh yang sebelum mumayyiz itu merupakan
sunnah dan kewajiban melaksanakan haji atau pun
umroh tidak gugur. Setelah baligh dan bisa atau
mampu, ia wajib melaksanakan haji atau pun umroh
lagi, menurut kesepakatan ulama mazhab.25
c. Berakal sehat
Orang gila sebenarnya tidak mempunyai
beban atau bukan seorang mukallaf. Kalau dia naik
haji atau umroh dan dapat melaksanakan kewaiban
yang dilakukan oleh orang yang berakal, maka haji
atau umrohnya itu tidak diberi pahala dari kewajiban
ittu, sekalipun pada waktu itu akal sehatnya sedang
datang kepadanya.

25
Muhammad Jawwad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, (Jakarta;
Basrie Press, 1994), 261
36

Tetapi kalau gilanya itu musiman dan bisa


sadar (sembuh) sekitar pelaksanaan haji atau umroh,
sampai melaksanakan kewajiban dan syarat-syaratnya
 
dengan sempurna, maka dia wajib melaksanakannya.
Tapi kalau diperkirakan waktu sadarnya itu tidak
cukup untuk melaksanakan semua kegiatan-kegiatan
haji atau umroh, maka kewajiban itu gugur.26
d. Merdeka
Maksud dari merdeka ini adalah tidak
berstatus sebagai budak (hamba sahaya di masa
Rasulullah Saw yang di masa modern ini hampir
tidak ditemukan di dunia). Istilah merdeka juga bisa
diartikan bebas dari tanggungan hutang dan
tanggungan nafkah keluarga yang ditinggalkan.
e. Istitha'ah (mampu)
Secara sepakat para ulama mazhab
menetapkan bisa atau mampu itu merupakan syarat
kewajiban haji atau pun umroh, berdasarkan firman
Alloh SWT dari surat Ali „Imron ayat 97 yang
berbunyi:

       

        

26
Muhammad Jawwad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, (Jakarta;
Basrie Press, 1994), 262
37

        


 

  

Artinya: “Padanya terdapat tanda-tanda yang


nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim, barangsiapa
memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia;
mengerjakan haji adalah kewajiban manusia
terhadap Allah, Yaitu (bagi) orang yang sanggup
Mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa
mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya
Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari
semesta alam”. (Q.S. Ali „Imron 97)

4. Rukun Umroh
Rukun dalam ibadah umroh di bagi menjadi
empat bagian yang mana tidak sah suatu ibadah umroh
jika tidak mengerjakan rukun-rukun tersebut, rukun
umroh antara lain :
a. Ihram
Bagi orang yang hendak beribadah umrah,
maka ia wajib melakukan ihram krena hal tersebut
bagian dari rukun umrah.
38

Dalam ihram ada tiga hal yang wajib


dilakukan yaitu:
1) Niat.
 
Tidak ada perbuatan yang dilakukan
dengan sadar tanpa adanya niat. Niat sebagai
motivasi dari perbuatan, dan niat merupakan
hakikat dari perbuatan tersebut. Dengan kata lain
jika berihram dalam keadaan lupa atau main-main
tanpa niat maka ihramnya batal.
2) Talbiyah.
Lafadz talbiyah adalah:
“labbaikallahumma labbaika, la syarika laka
labbaika, innal hamda wan ni`mata laka wal mulka
la syarika laka”.

Waktu membaca talbiyah bagi orang yang


berihram, dimulai dari waktu ihram dan
disunnahkan untuk membaca terus sampai
melempar jumrah `aqobah.
3) Memakai pakaian ihram.
Para ulama madzhab sepakat bahwa lelaki
yang ihram tidak boleh memakai pakaian yang
terjahit, dan tidak pula kain sarung, juga tidak
boleh memakai baju dan celana, dan tidak boleh
pula yang menutupi kepala dan wajahnya.
39

Kalau perempuan harus memakai penutup


kepalanya, dan membuka wajahnya kecuali kalau
takut dilihat lelaki dengan ragu-ragu. Perempuan
 
tidakboleh memakai sarung tangan, tetapi boleh
memakaisutera dan sepatu.27

Hal-hal yang disunnahkan pada waktu


hendak ihram:
(a) Membersihkan badan.
(b) Memotong kuku.
(c) Mencukur.
(d) Melakukan shalat ihram.
(e) Melebatkan rambut.
(f) Memakai wangi-wangian.28

Hal-hal yang dilarang dalam ihram.


(a) Kawin, berbuat kefasikan dan bertengkar.
(b) Bersetubuh, berbekam.
(c) Memakai wangi-wangian, memakai pakaian
yang terjahit dan memakai cincin.
(d) Bercelak.
(e) Memotong kuku.
(f) Memotong rambut.

27
Muhammad Jawwad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, (Jakarta;
Basrie Press, 1994), hal. 290-292
28
Muhammad Jawwad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, (Jakarta;
Basrie Press, 1994), hal. 285
40

(g) Menebang pohon, membunuh hewan.


(h) Melihat dirinya di dalam cermin.
(i) Memakai pacar, memakai payung dan
 
penutup kepala

b. Tawaf
Tawaf merupakan salah satu dari rukun umrah
yang wajib di laksanakan, adapun mengenai
pembagiannya, ulama membagi menjadi tiga bagian,
yaitu:
1) Tawaf qudum.
Tawaf ini dilakukan oleh orang-orang
yang jauh(bukan orang mekkah dan sekitarnya)
ketika memasuki mekkah.tawaf ini menyerupai
sholat dua rakaat tahiyatul masjid. Tawaf ini
hukumnya sunnah, dan yang meninggalkannya
tidak dikenakan apa-apa.
2) Tawaf ziarah.
Tawaf ini juga dinamakan tawaf ifadhah.
Tawaf ini dilakukan oleh orang yang haji(bukan
orang yang umrah)setelah melaksanakan manasik
di mina, dinamakan tawaf ziarah karena
meninggalkan mina dan menziarahi baitullah.
Tapi juga dinamakan tawaf ifadhah karenaia telah
kembali dari mina ke mekkah.
41

3) Tawaf wada`
Tawaf ini merupakan perbuatan yang
terakhir yang dilakukan oleh orang yang haji
 
ketika hendak melakukan perjalanan
meninggalkan mekkah.

c. Sa`i
Ulama` sepakat bahwa sa`i dilakukan setelah
tawaf. Orang yang melakukan sa`i sebelum towaf
maka ia harus mengulangi lagi(ia harus bertawaf
kemudian melakukan sa`i.

Terdapat hal-hal yang disunnahkan bagi orang


yang sedang melakukan sa`i diantaranya :
1) Disunnahkan menaiki bukit shafa dan marwah
serta berdo`a diatas kedua bukit tersebut
sekehendak hatinya, baik masalah agama maupun
dalam masalah dunia sambil menghadap ke
baitullah.
2) Melambaikan tangan ke hajar aswad.
3) Minum air zam-zam.
4) Menuangkan sebagian air ke tubuh.
5) Keluar dari pintu yang tidak berhadapan dengan
hajar aswad.
6) Naik ke bukit shafa, menghadap ruknul iraqi,
berhenti lama di shafa, dan bertakbir kepada
Allah sebanyak tujuh kali.
42

Barang siapa yang tidak mampu melakukan


sa`i walau dengan mengendarai kendaraan, maka
hendaklah meminta orang untuk mewakilinya, dan
 
hajinya tetap sah. Boleh menoleh ke kanan, ke kiri, ke
belakang ketika pergi dan pulang(kembali).

Orang yang menambah lebih tujuh kali


dengan sengaja, maka sa`i-nya dianggap batal, tetapi
tidak batal kalau lupa. Apabila ragu-ragu dalam
jumlah maka sa`inya tetap dianggap sah, dan tidak
diwajibkan sesuatu apa-apa baginya.

Kalau ia ragu apakah ia memulai dari shafa,


yang berarti sa`i-nya sah, atau mulai dari yang
lainyang menjadikan sa`i-nya batal, maka hal ini
perlu diperhatikan: kalau orang yang ragu tersebut
dalam hal jumlah dan bilangan, tidak mengetahui
berapa kali ia melakukannya maka-sa`inya batal. Tapi
kalau ia benar-benar mengetahui berapa kali ia telah
berjalan dan hanya ragu darimana ia memulai, maka
kalau jumlah yang dilakukannya itu genap apakah
dua kali, empat kali, atau enam kali dan ia sedang
berada di shafa atau sedang menghadap ke shafa,
maka sa`i-nya sahkarena ia mengetahui bahwa ia
telah memulai dari shafa.29

29
Muhammad Jawwad Mughniyah, Fiqh Lima Mazhab, (Jakarta;
Basrie Press, 1994), hal. 322
43

d. Tahallul
Menurut pendapat imamiyah kalau orang
yang melakukan umroh tamattu` telah selesai bersa`i,
 
ia harus menggunting rambutnya, namun tidak boleh
mencukurnya. Bila ia telah memotongnya, maka apa
yang diharamkan baginya telah menjadi halal. Tapi
kalau telah mencukurnya, maka ia harus membayar
kifarah berupa seekor kambing. Tapi kalau berumroh
mufrodah, maka ia boleh memilih antara
menggunting atau mencukur, baik ia mengeluarkan
kurban atau tidak.

Tetapi kalau meninggalkan menggunting


rambut itu dengan sengaja sedangkan ia bertujuan
untuk melakukan haji tamattu` dan berihranm
sebelum menggunting rambut, maka umrahnya batal.
Ia wajib melakukan haji ifrad. Maksudnya
melakukan amalan-amalan haji, kemudian melakukan
umrah mufradah setelah amalan-amalan haji itu. Dan
lebih utama adalah mengulangi haji lagi pada tahun
yang akan datang.

D. Boston Consulting Group (BCG)


1. Sejarah BCG (Boston Consulting Grup) dan Matriks
BCG
Pada awal tahun 1970, BCG ditemukan oleh
Bruce D. Henderson sebagai divisi management dan
44

konsultasi dari Boston Safe Deposit and Trust Company-


yang mana merupakan anak cabang dari perusahaan
boston. Seorang mantan penjual alkitab, Henderson
 
sudah menjadi sarjana teknik di Universitas Vanderbilt
sebelum berkundung sekolah bisnis Harvard.30

Beliau meninggalkan HBS 90 hari sebelum


kelulusannya untuk bekerja di perusahaan Westinghouse,
tempat dimana ia menjadi wakil presiden termuda
sepanjang sejarah perusahaan tersebut. Dia akan
meninggalkan Westinghouse untuk memimpin Unit
manajemen pelayanan sebelum menerima tantangan yang
mustahil dari pimpinan Boston Safe Deposit and Trust
Company untuk memulai pelayanan konsultasi untuk
bank.

2. Pengertian BCG (Boston Consulting Grup) dan


Matriks BCG
Boston Consulting Group (BCG) adalah
perusahaan konsultan manajemen swasta yang berbasis di
Boston. Menurut Kotler (2002) Metode analisis BCG
(Boston Consulting Group) merupakan metode yang
digunakan dalam menyusun suatu perencanaan unit
bisnis strategic dengan melakukan pengklasifikasian
terhadap potensi keuntungan perusahaan.
30
Course Hero, Makalah BCG, diakses dari
https://www.coursehero.com/file/20426886/Makalah-BCG/, Pada tanggal 11
Juli 2018 pukul 20:31
45

Matriks BCG atau BCG Matrix adalah alat


analisis bisnis yang digunakan untuk membantu
 
perusahaan dalam mempertimbangkan peluang
pertumbuhan dengan perencanaan strategis jangka
panjang dan meninjau portofolio produk perusahaan
tersebut agar dapat mengambil keputusan untuk
berinvestasi, mengembangkan atau menghentikan
produknya. Matriks BCG ini juga membantu perusahaan
dalam menentukan pengalokasian sumber daya dan
sebagai alat analisis dalam pemasaran merek, manajemen
produk, manajemen strategis dan analisis Portofolio.

Matriks BCG dikembangkan oleh Bruce


Henderson pada tahun 1970-an. Bruce Henderson juga
merupakan pendiri Boston Consulting Group (BCG)
yaitu sebuah perusahaan konsultan manajemen global
yang terkemuka yang pernah menduduki peringkat ketiga
perusahaan terbaik untuk bekerja versi Forbes pada tahun
2014.

Karena Matriks ini dikembangkan oleh pendiri


Boston Consulting Group (BCG) maka matriks ini
dinamakan dengan Matriks BCG yang singkatan dari
Boston Consulting Group. Matriks BCG ini juga
berkaitan erat dengan siklus hidup produk (Products life
cycle) sehingga sering disebut juga dengan Product
46

Portfolio Matrix (Matriks Portofolio Produk). Nama-


nama lain Matriks BCG diantaranya adalah BCG
Growth-Share Matrix (Matriks Pertumbuhan dan Pangsa
 
Pasar BCG), Boston Box dan Portfolio Diagram
(Diagram Portofolio).

“The BCG matrix is a chart that had been created


by Bruce Henderson for the Boston Consulting Group in
1970 to help corporations with analyzing their business
units or product lines. This helps the company allocate
resources and is used as an analytical tool in brand
marketing, product management, strategic management,
31
and portfolio analysis”. Matriks Boston Consulting
Grup adalah bagan yang diciptakan oleh Bruce
Henderson untuk Boston Consulting Group pada tahun
1970 untuk membantu perusahaan dengan menganalisis
unit bisnis atau lini produk mereka. Matriks BCG
membantu perusahaan mengalokasikan sumber daya dan
digunakan sebagai alat analitis dalam merek pemasaran,
manajemen produk, Manajemen strategis, dan analisis
portofolio).

3. Tujuan Matriks Boston Consulting Grup


Tujuan utama Matriks Boston Consulting Grup
(BCG)adalah untuk mengetahui produk manakah yang
31
Course Hero, Makalah BCG, diakses dari
https://www.coursehero.com/file/20426886/Makalah-BCG/, Pada tanggal 11
Juli 2018 pukul 21:05
47

layak mendapat perhatian dan dukungan dana agar


produk tersebut bisa bertahan dan menjadi kontributor
terhadap kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
 
Setiap produk memiliki siklus hidup produk, dan setiap
tahap dalam siklus hidup-produk mewakili profil risiko
yang berbeda.

Secara umum, perusahaan harus menjaga


portofolio yang seimbang dari produk yang dipasarkan.
Portfolio tersebut bisa dalam rentang produk dengan
prtumbuhan tinggi maupun pertumbuhan rendah. Sebuah
produk dengan pertumbuhan tinggi membutuhkan
beberapa upaya dan sumber daya untuk memasarkannya,
untuk membangun saluran distribusi, dan untuk
membangun infrastruktur penjualan, dengan harapan
produk tersebut dapat membawa keuntungan di masa
depan.

4. Konsep dan Tingkat Karakteristik Matriks BCG


(Boston Consulting Group)
a. Konsep Matriks Boston Consulting Group
Boston Consulting Group mengembangkan
sebuah konsep kedalam model portofolio yang
menghubungkan matriks pertumbuhan dan pangsa
pasar. Matriks pertumbuhan dan pangsa pasar dikenal
48

dengan Matriks BCG.32 Matriks ini sangat sederhana


dan dengan mudah dapat dihitung sehingga
memberikan manfaat dalam menganalisis portofolio.
 

Dengan mengetahui angka pertumbuhan


produk perusahaan secara keseluruhan dalam pasar
yang dilayani dan identifikasi pangsa pasar atas
produk perusahaan di dalam pasar sehingga
mengetahui produk perusahaan berada di posisi yang
mana. Matriks BCG dan istilah-istilah yang
digunakan dalam matriks seperti gambar 1. Matriks
Boston Consulting Group terbagi kedalam dua
dimensi yaitu:
1) Dimensi Pertumbuhan
Pertumbuhan akan permintaan atas produk
adalah informasi terbaik untuk sebuah organisasi
sehingga organisasi berpeluang untuk menggali
potensi dari pemakai-pemakai baru yang datang
walaupun belum mengembangkan loyalitas
mereka terhadap produk.

Dengan demikian perusahaan dapat


meningkatkan pangsa pasar yang selalu
dihubungkan denga kurva pengalaman. Posisi
produk dalam suatu pertumbuhan pasar akan

32
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian manajemen : konsep,
Aplikasi, dan Pengkuran Kerja, (Jakarta : PT. Indeks, 2013), hal. 74
49

dapat lebih buruk jika perusahaan berusaha untuk


bertahan pada posisi tersebut. Dalam pasar yang
mengalami pertumbuhan, permintaan sering
 
melebihi persediaan, kelebihan permintaan akan
mendorong kenaikan harga dan penigkatan laba.33

Titik tengah dimensi pertumbuhan adalah


berubah-ubah tetapi biasanya ditetapkan angka
pertumbuhan sampai batas 10%. Jadi
pertumbuhan pasar pada tingkat 10%
dipertimbangkan sebagai pertumbuhan pasar yang
tinggi, sebaliknya pertumbuhan yang dibawah
10% merupakan pasar yang pertumbuhannya
rendah.

2) Dimensi Pangsa Pasar


Dimensi kedua dari matriks BCG adalah
pangsa pasar yang ditunjukkan dalam sumbu
horizontal. Pemimpin pasar adalah posisi terbaik
untuk memanfaatkan kurva pengalaman karena
organisasi akan menghimpun pengalaman yang
lebih cepat dari pesaing-pesaing.

Sebagai contoh pengalaman produksi


kumulatif akan menghasilkan harga-harga unit

33
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian manajemen : konsep,
Aplikasi, dan Pengkuran Kerja, (Jakarta : PT. Indeks, 2013), hal. 75
50

yang lebih rendah karena waktu pembelajaran,


pengingkatan tekhnologi di dalam produksi atau
operasional perusahaan, dan perancangan produk
 
baru kembali untuk menggantikan produk yang
sudah muali menurun (daur hidup produk).34

Bisnis dengan pangsa pasar yang tinggi


berbeda dari bisnis pangsa pasar rendah pada
kelompok besar. Secara khusus, bisnis yang
dengan pangsa pasar tinggi memiliki manajemen
yang lebih baik dan mungkin lebih
menguntungkan. Karena memiliki keahlian yang
lebih baik di dalam pasar, jaringan distribusi,
bauran promosi yang efektif, produk yang
diidolakan oleh konsumen, pelayanan yang
handal dan disukai oleh pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders).

b. Tingkatan Karakteristik Matriks Boston Consulting


Group
Matriks BCG terdiri dari matriks yang
berukuran 2 baris x 2 kolom atau terdiri dari 4 sel (4
kuadran). 4 sel tersebut pada dasarnya mewakili 4
kategori portofolio produk perusahaan dari 2 dimensi
klasifikasi bisnis unit yaitu tingkat pertumbuhan pasar

34
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian manajemen : konsep,
Aplikasi, dan Pengkuran Kerja, (Jakarta : PT. Indeks, 2013), hal. 76
51

(Market Growth Rate) dan pangsa pasar relatif


(Relative Market Share).

 
Karakteristik tersebut masing-masing diwakili
oleh Bintang (Star), Tanda Tanya (Question Marks),
Sapi Perah (Cash Cows), dan Anjing (Dogs).35

Gambar 2.1
Matriks Boston Consulting Group

Sumber: www.google images.com

1) Bintang (Stars)
Produk atau unit bisnis yang memiliki
pangsa pasar yang dominan dan pertumbuhan
yang cepat serta menghasilkan uang (pendapatan)
yang besar. Ini berarti produk-produk yang

35
Diakses dari https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-
analisis-matriks-bcg-dan-contohnya/, pada tanggal 17 Agustus 2018 pukul
21.35
52

dihasilkan merupakan produk-produk terkemuka


yang diminati oleh pasar.

 
Perusahaan membutuhkan banyak investasi
untuk mempertahankan posisi produk-produk
tersebut dan untuk mendukung pertumbuhan lebih
lanjut serta mempertahankan keunggulan-
keunggulan atas produk tersebut agar dapat tetap
bersaing dengan produk kompetitor lainnya.
Produk-produk di kategori Bintang ini dapat
berubah menjadi kategori Sapi perah (Cash Cows)
apabila mereka tetap dapat mempertahankan
keberhasilan mereka hingga tingkat
pertumbuhannya mengalami penurunan.
2) Tanda Tanya (Question Marks)
Produk atau bisnis unit yang memiliki
prospek pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa
pasarnya masih sangat rendah. Penghasilan (uang)
yang didapat umumnya tidak sebanding dengan
biaya-biaya yang dikeluarkan (lebih banyak
pengeluaran dari pada pendapatan).

Namun karena prospek pertumbuhannya


sangat pesat sehingga berpotensi untuk berubah
menjadi Stars atau Bintang. Manajemen
perusahaan tersebut disarankan untuk tetap
berinvestasi pada produk atau bisnis unit yang
53

berada dalam kategori Question Marks ini karena


pertumbuhan yang tinggi.
3) Sapi Perah (Cash Cows)
 
Produk atau unit bisnis yang merupakan
pemimpin pasar, menghasilkan uang atau
pendapatan yang lebih banyak dibandingkan
dengan biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaannya. Produk atau unit bisnis pada
kategori ini memiliki pangsa pasar yang tinggi
namun prospek pertumbuhan kedepan akan sangat
terbatas.

Pendapatan yang didapat pada tingkat


Cash Cows ini biasanya digunakan sebagai
pendanaan untuk penelitian dan pengembangan
produk-produk baru yang masih berada di kategori
Tanda Tanya (Question Marks). Kondisi ini juga
digunakan untuk membayar hutang-hutang
perusahaan serta membayar dividen kepada
pemegang saham. Perusahaan disarankan untuk
tetap berinvestasi pada produk-produk dalam
kategori Cash Cows ini untuk mempertahankan
produktivitas dan kualitas atau dapat juga
dijadikan pendapatan pasif bagi perusahaan.
4) Anjing (Dogs)
Produk atau unit bisnis yang memiliki
pangsa pasar rendah dan mengalami tingkat
54

pertumbuhan yang rendah. Produk-produk pada


kategori ini biasanya hanya memberikan
kontribusi keuntungan yang sangat rendah atau
 
bahkan harus menderita kerugian.

Produk atau bisnis unit kategori Dogs ini


umumnya merupakan beban bagi perusahaan
karena dapat menguras waktu manajemen dan
sebagian besar sumber daya perusahaan. Unit
bisnis atau produk yang telah berada pada kategori
ini biasanya akan mengalami pengurangan,
divestasi ataupun likuidasi oleh manajemen
perusahaan.36

36
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian manajemen : konsep,
Aplikasi, dan Pengkuran Kerja, (Jakarta : PT. Indeks, 2013), hal. 76-77
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

 
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memilih
melakukan penelitian di kantor PT.Malika Wisata Utama,
yang beralamat di Jl. Perintis Kemerdekaan No.1 Kel.
Babakan Cikokol , Kota Tangerang 15117.

Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian ini


adalah:
a. Peneliti mudah mengakses data yang dibutuhkan.
b. Lokasi ini berdekatan dengan tempat tinggal.

2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian rencananya akan dilakukan pada
bulan Agustus - September 2018.

B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk
menyajikan gambaran lengkap mengenai situasi sosial
atau dimaksudkan untuk melakukan eksplorasi dan
klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan

55
56

sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel


yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti
antara fenomena yang diuji.1
 

Penelitian ini berusaha menyajikan secara jelas


pokok-pokok persoalan yang diteliti yaitu memberikan
suatu uraian yang deskriptif yang menggambarkan secara
jelas, faktual, sestematis dan cermat pokok-pokok
persoalan yang dijumpai dan akibat-akibatnya, dan
kemudian mencari jalan keluarnya bagi pemecahan
masalah-masalah yang dijumpai. Penelitian Deskriptif
adalah studi untuk menemukan fakta dengan interprestasi
yang tepat dan merupakan penelitian yang
2
noneksperimental (Nasir, 1983).

2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan data pada penelitian ini dilakukan
secara kualitatif dan kuantitatif. Karena data deskriptif
berupa kata-kata tertulis dan data yang diteliti berupa
angka-angka. Pendekatan kualitatif digunakan untuk
menjelaskan data-data yang sifatnya deskriptif atau uraian

1
Nurafni Retno Kurniasih, Jenis dan Pendekatan Penelitian, diakses
dari http://retnoafni.blogspot.co.id/2015/10/jenis-dan-pendekatan-
penelitian.html, pada tanggal 27 April 2018 pukul 00.44
2
Penelitian Deskriptif adalah studi untuk menemukan fakta dengan
interprestasi yang tepat dan merupakan penelitian yang
noneksperimental (Nasir, 1983)
57

kalimat, sedangkan pendekatan kuantitatif digunakan


untuk menganalisis data-data perusahaan, seperti
penjualan, produksi dan sebagainya.
 

Matriks BCG adalah sebuah matrik (diagram)


yang diciptakan oleh Bruce D. Henderson untuk
membantu perusahaan dalam menganalisis serta
mengelola unit usaha dan lini produknya. BCG adalah
kepanjangan dari Boston Consulting Group, merupakan
perusahaan konsultan manajemen yang didirikan pada
tahun 1963 dan memiliki 87 kantor di 45 negara termasuk
Indonesia.

Kegunaan dari matriks BCG pada manajemen


perusahaan adalah sebagai acuan dalam mengalokasikan
dana, memproduksi dan menjual produknya. Matriks
BCG ini berkaitan erat dengan siklus hidup produk
(Products life cycle) sehingga sering disebut juga dengan
Product Portfolio Matrix (Matriks Portofolio Produk).
Beberapa nama lain Matriks BCG diantaranya adalah
BCG Growth-Share Matrix (Matriks Pertumbuhan dan
Pangsa Pasar BCG), Boston Box dan Portfolio Diagram
(Diagram Portofolio).3

3
Thomas Sumarsan, Sistem pengendalian Manajemen (Konsep,
Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja), Jakarta : PT. Indeks , 2013, hal. 76-77
58

3. Subyek dan Obyek Penelitian


Dalam penelitian ini yang menjadi subyek
penelitan adalah PT. Malika Wisata Utama.
 

Sedangkan yang menjadi obyek dari penelitian ini


adalah karyawannya yang bergerak dibidang pemasaran.

C. Sumber Data
Di dalam penyusunan skripsi ini memerlukan data-
data yang harus dikumpulkan. Adapun data-data yang harus
di kumpulkan dapat berupa data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari
pengamatan langsung dilapangan dan data dalam
penulisan ini didapat hasil wawancara penulis dengan
pihak perusahaan. Hal yang harus dipastikan adalah
responden tersebut merupakan pihak yang memahami
strategi pemasaran produk.4

2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pendukung dari
data primer yang diperoleh dari studi literatur yang
terkait penelitian terdahulu, dan bahan pustaka lain yang

4
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesisi Bisnis,
Cet XI, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2011), hal. 42
59

relevan (Sugiyono, 2009). 5 Data sekunder diperoleh dari


data yang telah diolah berupa data laporan penjualan PT.
Malika Wisata Utama dan pesaingnya yaitu PT. Kasturi
 
Mandiri Wisata selama periode tahun 2016 dan tahun
2017.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data
penelitian. Adapun alat bantu yang digunakan peneliti adalah
sebagi berikut:
1. Alat Rekam
Sebagai instrumen penelitian, alat rekam
mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data.
Misalnya, ketika wawancara, peneliti bisa mendapatkan
narasi detail melalui transkrip apabila wawancara
direkam. Tentu saja, etika penelitian tetap harus
diperhatikan dengan cara meminta ijin terlebih dahulu
sebelum mulai merekam.

2. Buku Catatan atau Buku Harian


Peneliti sebaiknya memiliki buku catatan
penelitian atau buku harian untuk menuliskan apa yang
menarik dan berhubungan dengan fokus penelitian.
Proses penelitian berlangsung dalam kurun waktu
5
Data sekunder merupakan data pendukung dari data primer yang
diperoleh dari studi literatur yang terkait penelitian terdahulu, dan bahan
pustaka lain yang relevan (Sugiyono, 2009)
60

tertentu. Pada kurun waktu itu, sering kali ide atau


peristiwa terjadi diluar dugaan atau diluar kendali
peneliti.
 

Buku catatan berguna untuk mendokumentasikan


momentum penting yang kita tidak tahu datangnya.
Penelitian sosial berbeda dengan penelitian non-sosial.
Peneliti selalu berada pada sudut pandang manusia
karena peneliti adalah manusia. Buku harian mampu
merekam alur atau kronologi proses penelitian dari
kacamata subjektif.

E. Teknik Pengumpulan Data


1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung di lapangan guna mendapatkan data-data yang
dibutuhkan dalam pembahasan skripsi.6

Penelitian ini dilakukan dengan cara :


a. Wawancara
Wawancara merupakan proses pengumpulan
data dengan mengajukan pertanyaan kepada
Narasumber untuk dijawab secara lisan, dibantu
dengan panduan wawancara.

6
Wikipedia, Penelitian lapangan, diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_lapangan, pada tanggal 29 April 2018
pukul 13.35
61

Pada panduan tersebut berisi daftar isu-isu


strategis yang di formulasikan pada analisis BCG
(Boston Consulting Group) yang dapat dijadikan
 
panduan informan dalam menjawab pertanyaan, hal
ini dilakukan dengan cara tanya jawab dengan orang-
orang yang dianggap berkepentingan dan mempunyai
pengetahuan dan pengalaman tentang lingkup
perusahaan dan strategi pemasaran produk umroh
pada PT. Malika Wisata Utama.
b. Observasi.
Teknik observasi yang dilakukan penelitian
ini melalui observasi terbuka (overt observation).
Dalam situasi ini peneliti teridentifikasi secara jelas
dan selama observasi subjek sadar bahwa mereka
sedang diobservasi.

Teknik ini dilakukan untuk mengamati


kondisi fisik dan peristiwa yang objektif terkait
dengan produk umroh pada PT. Malika Wisata Utama
c. Dokumentasi
Yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengambil dokumen yang
penting atau catatan- catatan perusahaan yang
berhubungan dengan obyek yang diteliti.
62

2. Studi Perpustakaan (Library Research)


Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan
mempelajari literature-literatur dan karya ilmiah yang ada
 
hubungannya dengan pembahasan ini.

F. Metode Analisis Data


Metode analisis Boston Consulting Group (BCG)
merupakan metode yang digunakan dalam menyusun suatu
perencanaan unit bisnis strategic dengan melakukan
pengklasifikasian terhadap potensi keuntungan perusahaan
(Kotler, 2002).

Matriks BCG ini bertujuan untuk untuk mengetahui


pertumbuhan pasar (market growth) dan untuk mengetahui
pangsa pasar (market share) serta untuk mengetahui strategi
yang dilakukan oleh PT. Malika Wisata Utama berdasarkan
Matriks BCG.

Matriks BCG adalah perangkat strategi untuk


memberi pedoman pada keputusan alokasi sumber daya
berdasarkan pangsa pasar dan tingkat pertumbuhan bisnis.7

Matriks BCG dilakukan berdasarkan laporan


penjualan PT. Malika Wisata Utama pada tahun 2016 dan
tahun 2017 yang dibandingkan dengan laporan penjualan
7
Mustika Sari, Boston Consulting Group, diakses dari
http://sarilovely.blogspot.com/2010/06/boston-consulting-group-bcg.html,
pada tanggal 05 Juni 2018 pukul 20.44
63

pesaing yaitu PT. Kasturi Mandiri Wisata pada tahun 2016


dan tahun 2017 untuk mengetahui pertumbuhan pasar dan
pangsa pasar.
 

Dalam matriks ini terdapat dua variabel yang masing-


masing ditempatkan pada sumbu vertikal dan sumbu
horizontal :
1. Pertumbuhan Pasar (Sumbu Vertikal)
Pertumbuhan pasar digunakan sebagai ukuran
dari daya tarik pasar. Jika pasar mengalami pertumbuhan
pasar tinggi dari total perkembangan pasar, maka akan
relatif mudah bagi bisnis untuk menambah keuntungan
mereka, bahkan jika pangsa pasar mereka tetap stabil.
Sebaliknya kondisi pangsa pasar yang rendah tidak
menambah keuntungan, namun kondisi pangsa pasar
yang tinggi belum tentu juga menguntungkan jika tidak
ada upaya memberikan diskon secara agresif.

Titik tengah dimensi pertumbuhan adalah


berubah-ubah tetapi biasanya ditetapkan angka
pertumbuhan sampai batas 10%. Jadi pertumbuhan pasar
pada tingkat 10% dipertimbangkan sebagai pertumbuhan
pasar yang tinggi, sebaliknya pertumbuhan yang dibawah
10% merupakan pasar yang pertumbuhannya rendah.

Mengukur tingkat pertumbuhan pasar sebagi


berikut :
64

 
Keterangan :
TPP = Tingkat pertumbuhan pasar
VP N = Volume penjualan tahun terakhir
VP N1 =Volume penjualan tahun sebelumnya

2. Pangsa Pasar Relatif (Sumbu Horizontal)


Pangsa pasar adalah persentase dari total pasar
yang sedang dilayani oleh perusahaan, baik dalam hal
pendapatan atau dalam satuan volume. Semakin tinggi
pangsa pasar, semakin tinggi proposi pasar yang akan
dikontrol.

Atau Pangsa pasar (market share) adalah


persentase total dari penjualan suatu perusahaan (dari
seluruh sumber) dengan total penjualan jasa ataupun
produk dalam industri. Pangsa pasar juga merupakan
bagian dari pasar yang dapat dicapai oleh perusahaan dan
pangsa pasar dapat menjadi salah satu dari indikator
meningkatnya kinerja pemasaran suatu perusahaan.

Bisnis dengan pangsa pasar yang tinggi berbeda


dari bisnis pangsa pasar rendah pada kelompok besar.
Secara khusus, bisnis yang dengan pangsa pasar tinggi
memiliki manajemen yang lebih baik dan mungkin lebih
65

menguntungkan. Karena memiliki keahlian yang lebih


baik di dalam pasar, jaringan distribusi, bauran promosi
yang efektif, produk yang diidolakan oleh konsumen,
 
pelayanan yang handal dan disukai oleh pihak-pihak
berkepentingan (stakeholders).

Mengukur pangsa pasar relatif sebagai berikut:

Keterangan :
PPR = Pangsa pasar relatif
VP N = Volume penjualan tahun terakhir
VPP N = Volume penjualan tahun terakhir pesaing

3. Matriks BCG (Boston Consulting Group)


Gambar 3.2
Matriks Boston Consulting Group

Sumber: www.google images.com


66

Matriks BCG memiliki beberapa kuadran, diantaranya:


a. Bintang (Stars)
Produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa
 
pasar yang dominan dan pertumbuhan yang cepat
serta menghasilkan uang (pendapatan) yang besar. Ini
berarti produk-produk yang dihasilkan merupakan
produk-produk terkemuka yang diminati oleh pasar.

Perusahaan membutuhkan banyak investasi


untuk mempertahankan posisi produk-produk tersebut
dan untuk mendukung pertumbuhan lebih lanjut serta
mempertahankan keunggulan-keunggulan atas
produk tersebut agar dapat tetap bersaing dengan
produk kompetitor lainnya. Produk-produk di
kategori Bintang ini dapat berubah menjadi kategori
Sapi perah (Cash Cows) apabila mereka tetap dapat
mempertahankan keberhasilan mereka hingga tingkat
pertumbuhannya mengalami penurunan.
b. Tanda Tanya (Question Marks)
Produk atau bisnis unit yang memiliki prospek
pertumbuhan yang tinggi tetapi pangsa pasarnya
masih sangat rendah. Penghasilan (uang) yang
didapat umumnya tidak sebanding dengan biaya-
biaya yang dikeluarkan (lebih banyak pengeluaran
dari pada pendapatan).
67

Namun karena prospek pertumbuhannya


sangat pesat sehingga berpotensi untuk berubah
menjadi Stars atau Bintang. Manajemen perusahaan
 
tersebut disarankan untuk tetap berinvestasi pada
produk atau bisnis unit yang berada dalam kategori
Question Marks ini karena pertumbuhan yang tinggi.
c. Sapi Perah (Cash Cows)
Produk atau unit bisnis yang merupakan
pemimpin pasar, menghasilkan uang atau pendapatan
yang lebih banyak dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaannya. Produk atau unit
bisnis pada kategori ini memiliki pangsa pasar yang
tinggi namun prospek pertumbuhan kedepan akan
sangat terbatas.

Pendapatan yang didapat pada tingkat Cash


Cows ini biasanya digunakan sebagai pendanaan
untuk penelitian dan pengembangan produk-produk
baru yang masih berada di kategori Tanda Tanya
(Question Marks). Kondisi ini juga digunakan untuk
membayar hutang-hutang perusahaan serta membayar
dividen kepada pemegang saham. Perusahaan
disarankan untuk tetap berinvestasi pada produk-
produk dalam kategori Cash Cows ini untuk
mempertahankan produktivitas dan kualitas atau
dapat juga dijadikan pendapatan pasif bagi
perusahaan.
68

d. Anjing (Dogs)
Produk atau unit bisnis yang memiliki pangsa
pasar rendah dan mengalami tingkat pertumbuhan
 
yang rendah. Produk-produk pada kategori ini
biasanya hanya memberikan kontribusi keuntungan
yang sangat rendah atau bahkan harus menderita
kerugian.

Produk atau bisnis unit kategori Dogs ini


umumnya merupakan beban bagi perusahaan karena
dapat menguras waktu manajemen dan sebagian besar
sumber daya perusahaan. Unit bisnis atau produk
yang telah berada pada kategori ini biasanya akan
mengalami pengurangan, divestasi ataupun likuidasi
oleh manajemen perusahaan.8

8
Thomas Sumarsan, Sistem Pengendalian manajemen : konsep,
Aplikasi, dan Pengkuran Kerja, (Jakarta : PT. Indeks, 2013), hal. 76-77
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 
A. Temuan Hasil Penelitian
1. Sejarah Berdirinya PT. Malika Wisata Utama
Travel Malika berdiri sejak 27 Desember 2007,
dengan nama perusahaan yaitu PT. Malika Wisata
Utama atau yang sering dikenal dengan nama travel nya
yaitu Malika Tours & Travel. Pemiliki travel ini
bernama H. Ahmad Zamzami. Adapun untuk penamaan
Malika itu sendiri di ambil dari anak pertama dan kedua
nya yaitu Malik dan Mikail maka jadilah nama Malika.
Pada saat itu kantor Malika tempatnya masih kecil dan
juga belum memiliki izin PPIU dan berlokasi di dekat
Bandara Soekarno Hatta.1 Kemudian pada tahun 2009
PT. Malika Wisata Utama sudah mempunyai izin resmi
PPIU dan di tahun tersebut Malika bekerja sama dengan
travel Goenawan Erawisata, karena Goenawan Erawisata
sudah mempunyai provider visa, izin umroh dan izin haji
khusus, dari situ Malika tertarik untuk bekerjasama
dengan travel Goenawan Erawisata.

Travel Goenawan Erawisata ini berdiri sekitar


tahun 1981 yang mana pemilik travel Goenawan
Erawisata yaitu H. Amhad Multazam merupakan kakak

1
Wawancara pribadi dengan Bapak Raden Muhamad Iqbal, pada
tanggal 13 Agustus 2018 di Kantor Malika Tour and Travel

69
70

kandungnya dari pemilik travel Malika yaitu H. Ahmad


Zamzami, dan sekarang Malika itu di bawah naungan
travel Goenawan Erawisata.2
 

Seiring berjalannya waktu dan tahun PT. Malika


Wisata Utama sudah beberapa kali pindah lokasi/tempat,
terakhir sekitar tahun 2014 pindah ke Tang City Mall
yang berada di Kota Tangerang. Namun pada akhirnya
sekitar tahun 2017 Malika Tour and Travel memiliki
kantor sendiri dan memiliki izin umroh dengan NO
PPIU/200/2017, yang berlokasi di Jl. Perintis
Kemerdekaan No.1 Kel Babakan, Cikokol Kota
Tangerang 1511.

Pelayanan yang terbaik kepada jamaah menjadi


kunci sukses perkembangan usaha Malika Tours &
Travel sejak berdiri pada 2007. Di awal
perkembangannya 10 tahun lalu, jumlah jamaah masih
hitungan belasan untuk melayani jamaah umroh. Dengan
terus belajar dari pengalaman dan harga yang bersaing
kini di setiap bulannya jamaah yang berangkat umroh
sudah mencapai ribuan orang.3

2
Wawancara pribadi dengan Bapak Raden Muhamad Iqbal, pada
tanggal 13 Agustus 2018 di Kantor Malika Tour and Travel
3
Berita Santri, Malika Tours & Travel Beri Layanan Terbaik Hingga
Ciptakan Loyalitas Jamaah
71

H. Ahmad Zamzami mengungkapkan


perkembangan usaha Malika Tours & Travel yang cukup
pesat sebetulnya didasarkan pada pemahaman bahwa
 
ketika jamaah berangkat umroh tidak hanya sekedar
berhijrah dari tanah air ke tanah suci. Namun ada
pembaruan dari pelayanan yang diberikan melalui
bimbingan ibadah di tanah suci sampai pulang kembali
ke tanah air jamaah tetap menjalin silaturahmi dengan
Malika Tours & Travel.

Hal itu membuat banyak keluarga jamaah yang


jatuh cinta dengan Malika Tours & Travel hingga setiap
bulan mereka umroh beserta keluarganya. Sekitar 60
sampai 70 persen jamaah yang pernah berangkat umrah
bersama Malika Tours & Travel kemudian membawa
keluarganya untuk kembali umrah. Malika Tours &
Travel juga mengedepankan 5 Pasti yaitu pastikan
travelnya berizin, pastikan penerbangan dan jadwal
keberangkatan, pastikan program layananan, pastikan
hotelnya, dan pastikan visanya.

Selama 10 tahun berdiri, Malika Tours & Travel


telah melakukan ekspansi dengan membuka beberapa
cabang. Saat ini mayoritas jamaah Malika Tours &
Travel berasal dari Jabodetabek dan sudah banyak
jamaah yang berangkat dari cabang di luar wilayah
72

Jabodetabek seperti Jambi, Samarinda, Balikpapan,


Palembang.

 
2. Identitas PT. Malika Wisata Utama
PT. Malika Wisata Utama adalah penyelenggara
haji dan umroh resmi yang terdaftar kedalam Daftar
Penyelenggara Haji & Umrah Kemenag RI, dan Member
ASITA (Association of the Indonesia Tours and Travel
Agencies), IATA (International Air Transport
Association) dan HIMPUH (Himpunan Penyelenggara
Haji dan Umroh Indonesia).

Tabel 4.1
Legalitas PT. Malika Wisata Utama
Nama Perusahaan PT. Malika Wisata Utama
Merek Dagang Malika Tours & Travel
Berdiri 27 Desember 2007
Jl. Perintis Kemerdekaan No.1
Kel. Babakan Cikokol, Kota
Alamat Tangerang 15117. Telp. (021) 55
733 001, (021) 5573 2766, Fax. (
021 ) 5578 1226
No. 04, 25 Juli 2017 (Akta
Akte Notaris Notaris Pertama No. 18, 27
Desember 2007)
Notaris Baby Damayanthi Yunistia, SH
73

Hj. Nyai Muryanah


Komisaris H. Ahmad Multazam
Hj. Nursilfiah
 
Direktur Utama H. Ahmad Zamzami
SIUP/SIUK No. 0664/PM/IX/BPMPTSP/2015
No. 503/1401-KPU/X/2017
SK Domisili
No.AHU-16846.AH.01.02.Tahun
SK Kehakiman
2018
NPWP 02.628.305.1-402.000
SK Umroh PPIU/200/2017
SK Haji PHU/HK.3078/VI/2018
1. IATA (International Air
Transport Association)
2. ASITA (Association Of The
Member Indonesian Tours & Travel
Agencies)
3. HIMPUH (Himpunan
Penyelenggara Umrah & Haji)
1. Umrah & Haji Khusus
2. Tour Package
3. Air Ticket (Domestik &
Bidang Usaha
International)
4. Visa
5. Travel Document

Sumber : Malika Group


74

3. Visi, Misi, dan Produk Umroh PT. Malika Wisata


Utama
a. Visi PT. Malika Wisata Utama
 
PT. Malika Wisata Utama mempunyai
sebuah visi yaitu: “Menjadi travel yang dapat
diandalkan, terpercaya bagi jama‟ah yang telah dan
ingin meniatkan diri menuju Baitullah”.

b. Misi PT. Malika Wisata Utama


Adapun misi yang dimiliki Malika Tours &
Travel adalah sebagai berikut:
1) Peduli terhadap kepuasan Jama‟ah merupakan
orientas layanan kami.
2) Memberikan solusi keberangkatan umroh yang
tepat sehingga Jama‟ah merasa nyaman.
3) Memberikan nilai lebih kepada Jama‟ah.

c. Produk Umroh PT. Malika Wisata Utama


PT. Malika Wisata sendiri memiliki 4 produk
umroh unggulan. Berikut adalah beberapa produk
umroh yang dimiliki oleh PT. Malika Wisata,
diantaranya:
1) Produk Umroh Ekonomis.
Fasilitas:
a) Hotel Bintang 4
b) Program 9 & 10 Hari
c) Nama Hotel Makkah : Royal Majestic
75

Nama Hotel Madinah : Sanabil


d) Harga Perkamar
(1) Quadro (4 Orang) : Rp. 21. 750. 000
 
(2) Triple (3 Orang) : Rp. 22. 500. 000
(3) Double (2 Orang) : Rp. 23. 250. 000

2) Produk Umroh Reguler.


Fasilitas:
a) Hotel Bintang 4
b) Program 9 Hari
c) Nama Hotel Makkah : Rayana Ajyad
Nama Hotel Madinah : Safra Al Huda
d) Harga Perkamar
(1) Quadro (4 Orang) : Rp. 23. 500. 000
(2) Triple (3 Orang) : Rp. 24. 500. 000
(3) Double (2 Orang) : Rp. 25. 500. 000

3) Produk Umroh Premier.


Fasilitas:
a) Hotel Bintang 5
b) Program 9 Hari
c) Nama Hotel Makkah : Zamzam Tower
Nama Hotel Madinah : Al Harom
d) Harga Perkamar
(1) Quadro (4 Orang) : Rp. 28. 000. 000
(2) Triple (3 Orang) : Rp. 29. 400. 000
(3) Double (2 Orang) : Rp. 30. 800. 000
76

4) Produk Umroh Hemat.


Fasilitas:
a) Hotel Bintang 4
 
b) Program 12 Hari
c) Nama Hotel Makkah : Royal Majestic
Nama Hotel Madinah : Sanabil
d) Harga Perkamar
(1) Quadro (4 Orang) : Rp. 25. 000. 000
(2) Triple (3 Orang) : Rp. 26. 500. 000
(3) Double (2 Orang) : Rp. 28. 000. 000

4. Struktur Organisasi PT. Malika Wisata Utama


Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan
hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada
suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di
harapakan dan di inginkan.4

Struktur Organisasi menggambarkan dengan


jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu
dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan
fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik
harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor
kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa
yang akan di kerjakan.
4
Aldey, Pengertian Struktur Organisasi, di akses dari http://rynaldi-
dwitama.blogspot.com/2012/05/pengertian-struktur-organisasi.html, pada
tanggal 17 Agustus 2018 pukul 20.45
77

Adapun struktur organisasi PT. Malika Wisata


Utama adalah sebagai berikut:

 
Komisaris: Hj. Nursilfiah
Direktur Utama: H. Ahmad Zamzami

General Manajer: H. Nahrowi


Manajer Operasional: Raden Muhamad Iqbal
Manajer Tiketing: H. Yayan Fathurahman
Manajer Keuangan: H. Hasbiallah

Divisi Umroh: Hj. Kartika Sari


H. Dion
Nadia Wahyuningsih

Divisi Visa: H. Nu‟man Istichori


Fadli Akbar
H. Maryadi Mahmud

Tiketing: Ririn Anindiya

B. Pembahasan
1. Analisis Posisi Matriks BCG pada PT. Malika Wisata
Utama
Tingkat pertumbuhan pasar pada umumnya
dibedakan berdasarkan klasifikasi tinggi dan rendah.
78

Sedangkan posisi relatif kompetitior dibedakan


berdasarkan pangsa pasar.

 
Metode matriks BCG digunakan untuk
mengetahui posisi tingkat pertumbuhan pasar pada PT.
Malika Wisata Utama berdasarkan pangsa pasar. Matriks
BCG dapat ditentukan oleh dua faktor yaitu: Market
Growth Rate, persentase pertumbuhan pasar yang
ditunjukkan pada sumbu vertikal. Relative Market Share,
kekuatan pangsa pasar yang ditunjukkan pada sumbu
horizontal.5

a. Tingkat Pertumbuhan Pasar


Tingkat pertumbuhan pasar adalah proyeksi
tingkat penjualan untuk pasar yang akan dilayani.
Biasanya diukur dengan peningkatan persentase
dalam nilai atau volume penjualan dua tahun terakhir.

Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan pasar


maka data yang dibutuhkan adalah data volume
penjualan PT. Malika Wisata Utama pada tahun 2016
dan tahun 2017, dan pesaing nya yaitu PT. Kasturi
Mandiri Wisata pada tahun 2016 dan tahun 2017.

5
M. Zuhair, Makalah Matrix Boston Consulting Group, diakses dari
https://www.scribd.com/document/361266001/Makalah-Matrix-Boston-
Consulting-Group, pada tanggal 17 Agustus 2018 pukul 23.20
79

Berikut di bawah ini data volume penjualan


PT. Malika Wisata Utama tahun 2016 dan tahun
2017, dan volume penjualan PT. Kasturi Mandiri
 
Wisata pada tahun 2016 dan tahun 2017 adalah
sebagai berikut:

Tabel 4.2
Volume Penjualan Produk Umroh
PT. Malika Wisata Utama Tahun 2016
Tahun 2016
Bulan Jumlah
Januari RP. 1. 860. 000. 000
Februari RP. 1. 697. 250. 000
Maret RP. 2. 208. 750. 000
April RP. 1. 511. 250. 000
Mei RP. 1. 976. 250. 000
Juni RP. 1. 627. 500. 000
Oktober RP. 1. 604. 250. 000
November RP. 1. 302. 000. 000
Desember RP. 1. 743. 750. 000
Total Rp. 15. 530. 950. 000

Sumber: PT. Malika Wisata Utama


80

Tabel 4.3
Volume Penjualan Produk Umroh
PT. Malika Wisata Utama Tahun 2017
 
Tahun 2017
Bulan Jumlah
Januari RP. 2. 208. 750. 000
Februari Rp. 1. 976. 250. 000
Maret Rp. 2. 255. 250. 000
April Rp. 1. 627. 500. 000
Mei Rp. 2. 092. 500. 000
Juni Rp. 1. 929. 750. 000
Oktober Rp. 1. 743. 750. 000
November Rp. 1. 976. 250. 000
Desember Rp. 2. 139. 000. 000
Total Rp. 17. 949. 000. 000

Sumber: PT. Malika Wisata Utama

Tabel 4.4
Volume Penjualan Produk Umroh
PT. Kasturi Mandiri Wisata Tahun 2016
Tahun 2016
Bulan Jumlah
Januari RP. 1. 275. 000. 000
Februari Rp. 1. 861. 500. 000
Maret Rp. 1. 530. 000. 000
April Rp. 1. 147. 500. 000
81

Mei Rp. 1. 785. 000. 000


Juni Rp. 1. 836. 000. 000
Oktober Rp. 1. 351. 500. 000
 
November Rp. 1. 071. 000. 000
Desember Rp. 1. 606. 500. 000
Total Rp. 13. 438. 500. 000

Sumber: PT. Kasturi Mandiri Wisata

Tabel 4.5
Volume Penjualan Produk Umroh
PT. Kasturi Mandiri Wisata Tahun 2017
Tahun 2017
Bulan Jumlah
Januari RP. 1. 785. 000. 000
Februari Rp. 1. 861. 500. 000
Maret Rp. 2. 091. 000. 000
April Rp. 1. 606. 500. 000
Mei Rp. 1. 759. 500. 000
Juni Rp. 1. 785. 000. 000
Oktober Rp. 1. 147. 500. 000
November Rp. 1. 785. 000. 000
Desember Rp. 1. 861. 500. 000
Total Rp. 15. 682. 500. 000

Sumber: PT. Kasturi Mandiri Wisata


82

Berdasarkan tabel diatas, maka perhitungan


matriks BCG untuk mengetahui tingkat pertumbuhan
pasar (market growth rate) pada PT. Malika Wisata
 
Utama adalah sebagai berikut :

Keterangan :
TPP = Tingkat pertumbuhan pasar
VP N = Volume penjualan tahun terakhir
VP N1 =Volume penjualan tahun sebelumnya

= 0, 155692343
= 15 %

Berdasarkan perhitungan dengan


menggunakan matriks BCG di atas, maka dapat
diketahui tingkat pertumbuhan pasar pada PT. Malika
Wisata Utama adalah sebesar 15 % yang berarti
bahwa PT. Malika Wisata Utama memiliki
pertumbuhan pasar yang cukup tinggi.
83

b. Pangsa Pasar Relatif


Analisis pangsa pasar relatif menunjukkan
besarnya pangsa pasar dari volume penjualan produk
 
umroh pada PT. Malika Wisata Utama dibandingkan
dengan pesaingnya yaitu PT. Kasturi Mandiri Wisata.

Pangsa pasar relatif itu sendiri adalah bagian


penjualan industri total sebuah perusahaan disebuah
pasar tertentu. Dan data yang digunakan adalah data
volume penjualan PT. Malika Wisata Utama tahun
2016 dan tahun 2017 dan data volume penjualan
kompetitor yaitu PT. Kasturi Mandiri Wisata pada
tahun 2016 dan tahun 2017 digunakan sebagai
pembagi dari total volume penjualan PT. Malika
Wisata Utama tahun 2016 dan tahun 2017.

Berdasarkan tabel diatas, maka perhitungan


matriks BCG untuk mengetahui pangsa pasar relatif
pada PT. Malika Wisata Utama pada tahun 2017
adalah sebagai berikut:

Keterangan :
PPR = Pangsa pasar relatif
VP N = Volume penjualan tahun terakhir
VPP N = Volume penjualan tahun terakhir pesaing
84

= 1, 14

Berdasarkan perhitungan matriks BCG di atas


untuk mengetahui pangsa pasar relatif (relative
market share) maka telah diketahui bahwa pangsa
pasar relatif PT. Malika Wisata Utama pada tahun
2017 sebesar 1, 14 yang artinya menunjukkan
bahwa PT. Malika Wisata Utama memiliki pangsa
pasar lebih besar dibandingkan PT. Kasturi Mandiri
Wisata karena nilai pangsa pasar relatifnya lebih
besar dari satu.

Dapat disimpulkan bahwa nilai pangsa pasar


relatif yang dimiliki oleh PT. Malika Wisata Utama
pada tahun 2017 adalah lebih besar dari satu ( ),
dimana nilai pangsa pasar dari PT. Malika Wisata
Utama lebih besar dari nilai pesaingnya yaitu PT.
Kasturi Mandiri Wisata.
85

c. Posisi Matriks BCG PT. Malika Wisata Utama


Dari perhitungan diatas, tingkat pertumbuhan
pasar pada PT. Malika Wisata Utama diperoleh hasil
 
sebesar 15%, hal ini menunjukan bahwa PT. Malika
Wisata Utama memiliki tingkat pertumbuhan pasar
yang tinggi. Kemudian dari perhitungan pangsa pasar
relatif pada tahun 2017 didapat hasil sebesar 1, 14.

Hasil perhitungan matriks BCG didapatkan


hasil yaitu: PT. Malika Wisata Utama dengan pesaing
PT. Kasturi Mandiri Wisata terletak pada posisi
Bintang (Stars). Yang termasuk dalam kategori
Bintang atau Stars adalah produk atau unit bisnis
yang memiliki pangsa pasar yang dominan dan
pertumbuhan yang cepat serta menghasilkan uang
(pendapatan) yang besar. Ini berarti produk-produk
yang dihasilkan merupakan produk-produk terkemuka
yang diminati oleh pasar.6

Maka berdasarkan dari kedua hasil tersebut,


dapat digambarkan bahwa posisi PT. Malika Wisata
Utama pada matriks BCG dapat dilihat sebagai
berikut:

6
Diakses dari https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-
analisis-matriks-bcg-dan-contohnya/, pada tanggal 17 Agustus 2018 pukul
19.30
86

Gambar 4.3
Posisi Matriks BCG PT. Malika Wisata Utama

 
25%

20% BINTANG TANDA TANYA


Tingkat Pertumbuhan Pasar

15% 15%, 1,14

10%

SAPI PERAH ANJING


5%

0
1,18 1,14 1 0,8 0,4 0

Pangsa Pasar Relatif

2. Analisis Strategi PT. Malika Wisata Utama


Berdasarkan Matriks BCG
Berdasarkan posisi matriks BCG PT. Malika
Wisata Utama pada tahun 2016 dan tahun 2017, letak
posisi titik berada di kuadran bintang atau stars dengan
indikasi pertumbuhan pasar yang tinggi dan pangsa
pasarnya yang tinggi. Ini berarti jumlah pertumbuhan
87

penjualan produk umroh PT. Malika Wisata Utama tinggi


dan pangsa pasar juga tinggi.

 
Dalam penetapan strategi pemasaran, PT. Malika
Wisata Utama menetapkan beberapa strategi pemasaran
yang tepat dimana strategi pemasaran mempunyai peranan
penting dalam upaya memasarkan produk-produk yang
akan dijual yaitu produk umroh untuk menghasilkan laba
atau keuntungan yang maksimal.

Berdasarkan matriks BCG PT. Malika Wisata


Utama diatas maka strategi yang dapat di ambil adalah
adalah strategi hold atau mempertahankan, yaitu strategi
untuk mempertahankan produk-produk agar tetap pada
kategori yang sama. Perusahaan juga membutuhkan
banyak investasi untuk mempertahankan posisi produk-
produk tersebut dan untuk mendukung pertumbuhan
lebih lanjut serta mempertahankan keunggulan-
keunggulan atas produk tersebut agar dapat tetap
bersaing dengan produk kompetitor lainnya.7

7
Inno Tamaraalisa, Matriks BCG dan Contoh dalam Suatu Produk,
diakses dari http://innotamaraalisa.blogspot.com/2015/12/matriks-bcg-dan-
contoh-dalam-suatu.html, pada tanggal 19 Agustus 2018 pukul 20.45
88

Dalam menerapkankan strategi hold atau


mempertahankan, PT. Malika Wisata Utama melakukan
beberapa strategi, diantaranya sebagai berikut:8
 
a. Kualitas Produk.
Meningkatkan inovasi dan mempertahankan
kualitas produk umroh Malika Tours & Travel, baik
dari segi harga, akomodasi dan lain sebagainya,
sehingga respon jama‟ah terhadap produk umroh
Malika Tours & Travel semakin baik.
b. Kualitas pelayananan.
Memperbaiki kualiatas pelayanan dari
berbagai sisi untuk memberikan kenyamanan bagi
jam‟ah baik untuk pelayanan pada saat pendaftaran
umroh, maupun pelayanan selama jama‟ah
melaksanakan ibadah umroh.
c. Komunikasi Pemasaran.
Meningkatkan komunikasi pemasaran
sehingga brand image atau citra perusahaan/travel
tetap tertanam di benak jama‟ah.
d. Jaringan Distribusi.
Memperluas jaringan distribusi travel, dengan
penambahan atau membuka cabang travel di berbagai
daerah maupun kota.

8
Wawancara pribadi dengan Bapak Raden Muhamad Iqbal, pada
tanggal 13 Agustus 2018 di Kantor Malika Tour and Travel
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

 
A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan terhadap
penyelesaian Analisis Boston Consulting Group (BCG) pada
Strategi Pemasaran Produk Umroh PT. Malika Wisata Utama
Kota Tangerang, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan matriks BCG posisi PT. Malika Wisata
Utama berada pada posisi Bintang atau Stars, yang
menunjukkan bahwa posisi PT. Malika Wisata Utama
berada pada pertumbuhan pasar yang tinggi dan pangsa
pasar yang tinggi juga. Ini berarti produk-produk yang
dimiliki Malika Tours & Travel merupakan produk-
produk terkemuka yang diminati oleh pasar/jama‟ah.

Sebagimana diketahui bahwa tingkat pertumbuhan


pasar penjualan produk umroh PT. Malika Wisata Utama
sebesar 15 % yang berarti bahwa PT. Malika Wisata
Utama memiliki pertumbuhan pasar yang tinggi, dan
telah diketahui bahwa pangsa pasar relatif PT. Malika
Wisata Utama sebesar 1,14 kali yang artinya
menunjukkan bahwa PT. Malika Wisata Utama memiliki
pangsa pasar yang tinggi juga karena nilai pangsa pasar
relatifnya lebih besar dari satu.

89
90

2. Berdasarkan matriks BCG PT. Malika Wisata Utama


diatas maka strategi yang dapat di ambil adalah adalah
strategi hold atau mempertahankan, yaitu strategi untuk
 
mempertahankan produk-produk agar tetap pada kategori
yang sama. Perusahaan juga membutuhkan banyak
investasi untuk mempertahankan posisi produk-produk
tersebut.

Dalam menerapkankan strategi hold atau


mempertahankan, PT. Malika Wisata Utama melakukan
beberapa strategi, diantaranya sebagai berikut:
a. Meningkatkan inovasi dan mempertahankan kualitas
produk umroh Malika Tours & Travel, baik dari segi
harga, akomodasi dan lain sebagainya, sehingga
respon jama‟ah terhadap produk umroh Malika Tours
& Travel semakin baik.
b. Memperbaiki kualiatas pelayanan dari berbagai sisi
untuk memberikan kenyamanan bagi jam‟ah baik
untuk pelayanan pada saat pendaftaran umroh,
maupun pelayanan selama jama‟ah melaksanakan
ibadah umroh.
c. Meningkatkan komunikasi pemasaran sehingga brand
image atau citra perusahaan/travel tetap tertanam di
benak jama‟ah.
d. Memperluas jaringan distribusi travel, dengan
penambahan atau membuka cabang travel di berbagai
daerah maupun kota.
91

B. Saran
Hasil dari matriks BCG PT. Malika Wisata Utama
pada tahun 2016 dan tahun 2017 menunjukkan bahwa PT.
 
Malika Wisata Utama termasuk ke dalam kuadran Bintang
(Stars).

Oleh karena itu peneliti menyarankan kepada PT.


Malika Wisata Utama untuk:
1. Perusahaan yang berada di posisi Bintang atau Stars ini
membutuhkan banyak investasi untuk mempertahankan
posisi produk-produk tersebut dan untuk mendukung
pertumbuhan lebih lanjut serta mempertahankan
keunggulan-keunggulan atas produk tersebut agar dapat
tetap bersaing dengan produk kompetitor lainnya.

2. Hendaknya investasi dilakukan untuk meningkatkan


fasilitas-fasilitas, pengembangan pasar atau jama‟ah,
pengembangan produk, dan pelayanan yang baik
terhadap jama‟ah. Perusahaan juga di harapkan mampu
mempertahankan posisi dan dominasi pasar agar tidak
tergeser oleh pesaing-pesaingnya.

Setiap level dan kategori dalam matriks BCG


membutuhkan perhatian dan perlakuan yang berbeda-beda.
Tidak dapat begitu saja meningkatkan investasi pada saat
mengkalkulasikan perusahaan berada dalam level star, karena
bukan tidak mungkin pertumbuhan pasar yang stabil akan
92

mengundang banyak pemain baru ke pasar yang ada atau


ketika berada dalam kondisi yang dikategorikan dog,
perusahaan langsung menutup semua produksi yang ada pada
 
produk yang bersangkutan tetapi bisa melakukan inovasi atau
perubahan target pasar dengan memanfaatkan ceruk pasar
yang belum tergarap.

Demikian pula ketika berada di posisi cash cow


maupun question mark, karena yang harus diperhatikan
adalah banyak faktor yang saling berkaitan dan masing-
masing berubah sesuai dengan momentum yang ada dan
sangat sulit diprediksi.

Kunci dari konsep matriks BCG adalah menaruh


perhatian lebih pada pesaing dan potensi pasar. Kedua
kombinasi ini merupakan faktor-faktor yang sangat penting
dan krusial baik dalam praktek maupun teori untuk
memahami konsep matriks BCG.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Enriko. Analisis Strategi Pemasaran Sarinira


 
Hotchocolate dengan Metode BCG, SWOT, dan
Benchmarking, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2014

Assauri, Sofjan. 2010. Manajemen Pemasaran, Dasar, Konsep,


Strategi. Jakarta : PT. Indeks

Azzam, Abdul Aziz Muhammad dan Hawwas, Abdul Wahhab


Sayyed. 2010. Fiqh Ibadah. Jakarta : Amzah

Engel, James et al. 1995. Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa


Aksara

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Jaunch, Lawrence R dan Glueck, William F. Manajemen


Strategis dan Kebijakan Perusahaan. 2007.
Yogyakarta : Gramedia. Edisi 3

Kotler, Philip. 1997. Konsep Pemasaran. Jakarta : Erlangga

93
94

--- 2000. Manajemen Pemasaran, Analisis


Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian.
Jakarta : Salemba Empat
 

--- 2007. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT.


Indeks. Jilid 2. Edisi 12

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen


Pemasaran. Jakarta : PT Indeks, 2009. Jilid 1. Edisi
12

Luth, Thohir. 2004. Syariat Islam Tentang Haji dan Umroh.


Jakarta : Rineka Cipta

Madjid, Nurcholis. 1997. Perjalanan Religius Umrah dan Haji.


Jakarta : Paramadina

Mughniyah, Muhammad Jawwad. 1994. Fiqh Lima Mazhab.


Jakarta : Basrie Press

Rachimi, M. Abdurachman. 2012. Segala Hal Tentang Haji dan


Umroh. Jakarta : Erlangga

Sarwani, Denny. Strategi Pemasaran Produk Tabungan Mabrur


Junior Bank Syariah Mandiri KCP Pondok Pinang.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015
95

Sumadi, Suryabrata. 1993. Metode Penelitian. Jakarta : CV


Rajawali

 
Santon, William J. 1986. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta :
Erlangga. Jilid 1. Edisi 7

Sumarsan, Thomas. 2013 Sistem pengendalian Manajemen


(Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja). Jakarta
: PT. Indeks

Swasta, Basu. Handoko. Dan Hani. 1997. Manajemen


Pemasaran, Analisis, Perilaku Konsumen.
Yogyakarta : Liberty

Tampubolon, Manahan P. 2004. Manajemen Operasional ;


Operational Management. Jakarta : Ghalia Indonesia

Tisnawati, Ernie Sule dan Saefullah, Kurniawan. 2005.


Pengantar Manajemen. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group. Edisi Pertama

Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesisi


Bisnis, Cet XI, Jakarta: PT. Grafindo Persada

Wahyudi, Agustinus Sri. 2001. Manajemen Strategik Pengantar


Proses Berpikir Strategik. Jakarta : Binarupa Aksara
 
 
 

Anda mungkin juga menyukai