Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KAS GIRO PADA BANK INDONESIA

OLEH :

Mercy N. Guterres (2010020002)

Maria Minarti Nandi (2010020132)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

KUPANG

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini baik lewat waktu maupun pikirannya, sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Kami berharap semoga makalah yang kami buat ini
dapat berguna bagi pembaca untuk menambah wawasan tentang materi yang kami tulis ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih belum sempurna, oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan
makalah selanjutnya.

Kupang, November 2023

Penulis

ii
DAFTAR

ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................................II
DAFTAR......................................................................................................................................................III
ISI.................................................................................................................................................................III
BAB I.............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................................................2
1.3 TUJUAN..............................................................................................................................................2
BAB II............................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................................................3
2.1 KAS......................................................................................................................................................3
2.2 KAS BESAR (CASH ON BANK)......................................................................................................4
2.3 PETTY CASH.....................................................................................................................................4
2.4 TRANSAKSI GIRO BANK INDONESIA.........................................................................................8
2.6 GIRO PADA BANK LAIN...............................................................................................................11
2.7 AKUNTANSI GIRO BANK LAIN...................................................................................................12
BAB III........................................................................................................................................................13
KESIMPULAN............................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi dapat didefinisikan sebagi seni, ilmu, system informasi yan didalamnya
menyangkut pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran dengan cara sepatutnya dan
dalam satuan uang atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya sebagaian mempunyai sifat
keuangan serta adanya penginterprestasian hasil pencatatan dan disajikan dalam laporan
keuangan.

Bank Indonesia merupakan Bank Central yang mana bank sentral adalah sebuah instansi
maupun sebuah lembaga keuangan yang bertanggung jawab suatu kebijakan moneter serta
menciptakan tingkat aktivitas ekonomi yang stabil pada suatu negara. Bank sentral menjadi
sebuah lembaga yang sudah dimiliki oleh para pihak swasta pada suatu pemerintah negara,
memiliki tanggung jawab atas stabilitas mata uang, menjaga tingkat inflasi, stabilitas sektor
perbankan, serta seluruh sistem keuangan pada sebuah negara. Peran bank sentral di Indonesia
sendiri sementara diserahkan dalam Bank Indonesia. Dikutip banyak sumber, adapun tugas Bank
Sentral atau pun di indonesia sendiri yaitu secara singkatnya Bank Indonesia yakni membuat
serta menjalankan Kebijakan Moneter, untuk mengendalikan jumlah uang yang berjalan di
masyarakat sehingga harga pada barang serta jasa didapat masyarakat terkendali.

Pada umumnya di setiap perusahaan, baik perusahaan yang besar maupun perusahaan
yang kecil pasti mempunyai catatan yang berupa kas.Menurut Mulya (2013:187) kas adalah
perkiraan aktiva yang sangat likuid di bandingkan dengan perkiraan – perkiraan aktiva yang
lainnya . Dapat di lihat pada neraca , maka perkiraan kas di tempatkan pada urutan teratas pada
posisi aset lancar. Apabila kita lemah dalam mengendalikan kas , dalam alasan inilah yang
menyebabkan dalam mengendalikan kas harus di lakukan dengan ekstra hati- hati untuk
mengendalikan kas maka sama saja kita tersebut membuka peluang bagi setiap orang untuk
memanipulasi kas tersebut. Kas Giro pada bank Indonesia perlu diatur agar tidak terjadi
kekurangan dalam memenuhi kewajiban bank, dan tidak berlebihan.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu kas?
2. Apa itu Kas Besar?
3. Apa itu Kas Kecil?
4. Apa itu Giro pada Bank Indonesia?
5. Bagaimana Transaksi Giro Pada Bank Indonesia?
6. Apa itu Giro pada Bank Lain?
7. Bagaimana Transaksi Giro pada Bank Lain?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan Definisi kas,
2. Menjelaskan Definisi Kas Besar,
3. Menjelaskan Definisi kas kecil,
4. Menjelaskan Definisi Giro pada Bank Indonesia,
5. Mendeskripsikan Transaksi Giro pada Bank Indonesia,
6. Menjelaskan Definisi Giro Bank Lain,
7. Mendeskripsikan Transaksi Giro pada Bank Lain.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KAS
Kas adalah mata uang kertas dan logam baik dalam valuta rupiah maupun valuta asing
yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yag sah. Termasuk dalam kas adalah mata uang
rupiah yang ditarik dari peredaran dan masih dalam masa tenggang untuk penukarannya kepada
bank Indonesia. Dalam pengertian kas ini tidak termasuk commemorative coin, emas batangan
dan mata uang emas, serta valuta asing yang tidak berlaku lagi.

Kas perlu diatur agar tidak terjadi kekurangan dalam memenuhi kewajiban bank, dan tidak
berlebihan. Kas yang berlebihan akan menimbulkan biaya opportunity. Oleh karena itu agar bank
bisa mengendalikan kas, perlu adanya informasi mengenai posisi atau saldo kas. Perubahan
posisi saldo kas di bank umumnya disebabkan oleh:

a. Penyetoran dan penarikan tunai oleh nasabah. Untuk transaksi ini, nasabah bisa
melakukan penyetoran, pengambilan tabungan, penguangan cek, penerimaan
permohonan kiriman uang, penerimaan kiriman uang, penerimaan pembukuan
deposito, pembayaran deposito, dan sebagainya.
b. Penyetoran kepada atau penarikan dari rekening bank yang bersangkutan di Bank
Indonesia.
c. Penggunaan untuk transaksi intern bank, misalnya untuk dana kas kecil, pembayaran
biaya-biaya operasional, biaya gaji, dan sebagainya.
Akuntansi kas akan berkaitan dengan transaksi tersebut, pencatatannya sebesar yang
diterima atau yang dibayarkan. Kas suatu bank tidak boleh bersaldo kredit sebab akan
menganggu likuiditas. Saldo yang dibolehkan minimum sebesar Rp.0.

3
2.2 KAS BESAR (CASH ON BANK)

Pengertian Kas Besar

Yang dimaksud dengan kas besar (cash at bank) adalah dana yang telah dipersiapkan
oleh perusahaan untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif besar. Jenis kas ini pada umumnya
tidak diberikan secara langsung dalam kegiatan rutin operasional untuk alasan keamanan karena
jumlahnya yang sangat besar. Salah satu kriteria yang dimiliki oleh kas besar adalah sistem
pencatatan yang menggunakan prosedur rekonsiliasi bank yang dilakukan secara periodik antara
pihak perusahaan dengan pihak Bank.

Fungsi Kas Besar

Tujuan dari pembentukan kas besar adalah untuk memenuhi fungsi berikut ini:

 Melakukan pembayaran dengan jumlah nominal yang lebih besar.

 Mempercepat kegiatan operasional bisnis yang membutuhkan biaya relatif lebih besar.

 Menghindari metode pembayaran yang dianggap tidak ekonomis dan tidak praktis
terhadap perusahaan.

 Sebagai dana langsung atau tidak langsung untuk pembayaran jumlah besar, salah
satunya adalah pemberian cek.

2.3 PETTY CASH


Petty cash adalah dana khusus yang disediakan untuk membayar pengeluaran-
pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil. Pengeluaran-pengeluaran yang relative kecil ini
sebagian besar terjadi di internal bank dan perlu dibukukan tersendiri dalam rekening dana kas
kecil. Pencatatan petty cash ini ada dua sistem yaitu:
a. Sistem Dana Tetap (Imprest Fund System)
Transaksi dana kas kecil dapat meliputi pembentukan dana kas kecil, pemakaian dana kas
kecil, dan pengisian dana kas kecil. Dalam sistem ini pada saat pembentukan kas kecil,
bank akan mencatat debit dana kas kecil dan selanjutnya pemakaian kas kecil tidak

4
dijurnal, tapi hanya diarsip sehingga saldo dana kas kecil akan tetap bila arsip tersebut
diperhitungkan. Jadi yang berubah komposisi kasnya, karena komposisi kasnya menjadi
uang tunai dan arsip yang bernilai untuk ditukarkan pada saat pengisian kembali. Jumlah
uang berkurang tetapi bukti pemakaiannya bertambah sehingga secara absolut tetap. Pada
saat pengisian kembali, bank akan mendebet biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan
mengkredit rekening kas.
b. Sistem Dana Berfluktuasi (Fluctuating System)
Dalam sistem ini pada saat pengisian kas kecil, bank akan mendebet dana kas kecil dan
mengkredit rekening kas. Pada saat pemakaian kas kecil akan didebet biaya-biaya/hutang
bersangkutan yang dikeluarkan dan mengkredit rekening dana kas kecil. Sedangkan pada
saat pengisian kembali berarti akan menambah dana kas kecil yang belum dipakai dengan
cara mendebet rekening dana kas kecil dan mengkredit rekening kas.

5
2.4 GIRO BANK INDONESIA
Giro Bank Indonesia merupakan rekening giro milik Bank Umum/Komersial dalam
valuta asing maupun valuta rupiah di Bank Indonesia. Dana pada giro BI merupakan penyediaan
likuiditas. Dengan Giro BI, bank dapat membiayai transaksi antara cabang maupun antarbank
melalui penyelesaian kliring dan transfer. Di samping itu dapat digunakan untuk membayar
penarikan deposito yang relatif besar, pemberian kredit, dan sebagainya. Mutasi giro BI semakin
sering dilakukan semakin banyak transaksi antara bank atau antarcabang.

6
Giro Wajib Minimum (statutory reserve), atau yang untuk selanjtunya disebut GWM,
adalah simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro
pada BI yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga.
Dana pihak ketiga bank, untuk selanjutnya disebut DPK, adalah kewajiban bank kepada
penduduk dan bukan penduduk dalam rupiah dan valuta asing.
Transaksi Giro BI lebih banyak berkaitan dengan transaksi kliring (nota debet/nota kredit),
pemindahbukuan, pengambilan dan penyetoran uang tunai ke BI oleh bank komersial.
Contoh:
1. Pada tanggal 2 Juli 2005 Bank Sukses Bandung mengambil dana di BI Bandung sebesar
Rp1.500.000.000.
2. Pada tanggal 7 Juli 2005 Bank Sukses Bandung menyetor tunai untuk Giro di Bank
Indonesia sebesar Rp500.000.000.
3. Pada tanggal 9 Juli 2005 Bank Sukses Bandung menerima tagihan dari Bank Artha
Jakarta sebesar Rp250.000.000 untuk beban Tn.Yuniar.
4. Tanggal 16 Juli 2005 Bank Sukses menyerahkan warkat kliring ke BI sebesar
Rp200.000.000 untuk keuntungan giro Tn.Donny.

7
2.4 TRANSAKSI GIRO BANK INDONESIA

JASA GIRO BANK INDONESIA

1. Persentase Jasa Giro

a. Sesuai dengan Peraturan BI Nomor 6/15/PBI/2004 tentang Giro Wajib Minimum Bank
Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing sebagaimna telah diubah
dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/49/PBI/2005, BI memberikan jasa giro
sebesar 6,5% per tahun terhadap bagian saldo Rekening Giro Rupiah Bank yang
diperuntukkan untuk pemenuhan kewajiban memelihara tambahan GWM dalam rupiah.

b. Persentase jasa giro tersebut dalam huruf a merupakan tingkat bunga efektif tahunan
(effective annual rate) yang ditentukan berdasarkan periode compunding harian selama
360 hari, dengan rumus sebagai berikut:

Dengan demikian, jasa giro yang diberikan terhadap bagian saldo Rekening Giro Rupiah
Bank yang diperuntukkan untuk pemenuhan kewajiban memelihara tambahan GWM dalam
rupiah adalah sebesar 0,0175% per hari.

2. Perhitungan Jasa Giro

a. Jasa giro dihitung untuk setiap hari kerja berdasarkan saldo Rekening Giro Rupiah Bank yang
tercatat dan diperoleh dari sistem akunting BI. Pengkreditan jasa giro pada Rekening Giro
Rupiah Bank oleh BI, dilakukan sebagai berikut:
1) Tanggal 8 bagi jasa giro periode tanggal 1 dampai dengan tanggal 7 bulan yang sama;
2) Tanggal 16 bagi jasa giro periode tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan yang
sama;
3) Tanggal 24 bagi jasa giro periode tanggal 16 dampai dengan tanggal 23 bulan yang
sama;

8
4) Tanggal 1 bulan berikutnya bagi jasa giro periode tanggal 24 sampai dengan tanggal
akhir bulan sebelumnya.
b. Dalam hal tanggal-tanggal untuk pengkreditan jasa giro oleh BI jatuh pada hari libur, maka
pengkreditan saldo Rekening Giro Bank dilakukan oleh BI pada hari kerja berikutnya.
c. Dalam hal terjadi kekurangan atau kelebihan dalam pengkreditan yang terkait dengan
pemberian jasa giro oleh BI, BI dapat langsung mengkredit atau mendebet rekening giro bank
yang bersangkutan.

Pelaporan Giro Wajib Minimum (Reserve Requirement)


Posisi kas dan Giro BI harus dilaporkan ke BI setiap akhir pekan yang ditunjukkan dengan rasio
Giro Wajib Minimum. Untuk menentukan Reserve Requirement sebenarnya ada dua cara yaitu
Logged reserve Requirement (LRR) dan Contamporaneous Reserve Requirement (CRR). LRR
adalah ketentuan reserve requirement berdasarkan kewajiban yang telah terjadi pada periode
sebelumnya. Sedangkan CRR adalah ketentuan reserve requirement yang dihitung berdasarkan
keadaan kewajiban sesaat pada periode waktu yang sama.
Ketentuan reserve requirement atau Giro Wajib Minimum di Indonesia menganut Lagged
Reserve Requirement. Rasio GWM untuk valuta rupiah minimum 5% dan untuk valuta asing
minimum 3%. Formula untuk menentukannya adalah:

Cara untuk menentukan adalah sama namun perlu diperhatikan komponen-komponen dalam
perhitungan tersebut. Komponen-komponen yang diperhitungkan dalam penentuan Giro Wajib
Minimum Rupiah adalah:
I. Komponen Alat Likuid:
1. Kas yang terdiri dari uang kertas, uang logam dan commemorative coin
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia menurut nilai nominal.

9
2. Giro Bank Indonesia, yaitu saldo rekening giro milik bank yang bersangkutan yang
berada di Bank Indonesia. Rekening ini tidak boleh dikurangi dengan pinjaman dari Bank
Indonesia dan tidak boleh ditambah dengan fasilitas pinjaman dari BI yang belum
digunakan tapi sudah disetujui (dalam komitmen) misalnya Kredit Likuiditas Bank
Indonesia (KLBI).

II. Komponen Dana Pihak Ketiga

1. Giro Nasabah, yaitu simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro atau surat perintah pemindahbukuan yang lain.
Dalam hal giro ini bersaldo debet (negatif) maka tidak diperhitungkan dalam pos ini
namun harus dimasukkan dalam rekening kredit yang diberikan. Namun apabila terjadi
saldo kredit (negative) pada rekening kredit yang diberikan maka harus dimasukkan
dalam rekening Giro ini.
2. Tabungan. Yaitu simpanan masyarakat yang penarikannya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan menggunakan cek,
bilyet giro.
3. Deposito Berjangka. Dalam pos ini termasuk deposito berjangka, deposito asuransi,
deposito on call dalam rupiah yang penrikannya dapat dilakukan dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan perjanjian yang disepakati antarbank dengan pihak ketiga.
Walaupun deposito telah jatuh tempo namun belum ditarik oleh deposan maka tetap
dimasukkan dalam komponen ini.
4. Sertifikat Deposito, yaitu simpanan berjangka yang penarikannya dapat dilakukan dalam
jangka waktu tertentu sesuai dengan yang diperjanjikan tetapi dapat diperjualbelikan.
5. Kewajiban jangka pendek lainnya yaitu semua kewajiban bank selain yang disebutkan
diatas yang sampai dengan 24 bulan dapat ditagih oleh pemiliknya dan harus segera
dibayarkan. Misalnya: hutang PPh, rekening titapan, kewajiban pembelian SBPU yang
dijual dengan syarat repurchase agreement (repo).

10
Komponen-komponen yang diperhitungkan dalam penentuan Giro Wajib Minimum dalam
Valuta Asing:

I. Komponen Alat Liquid:

1. Kas, yaitu meliputi uang kertas dalam kas. Sedangkan uang logam asing, wesel-wesel,
cek-cek dan travelers cheque tidak dimasukkan dalam komponen ini.
2. Giro Bank Indonesia, yaitu seluruh saldo simpanan dalam USD milik bank yang
bersangkutan yang berada di BI dan dapat ditarik setiap saat.

II. Komponen Dana Pihak Ketiga:

Dalam komponen ini termasuk semua kewajiban kepada penduduk atau bukan penduduk yang
meliputi:

1. Call Money
2. Deposit on call
3. Deposito berjangka termsuk yang sudah jatuh tempo tapi belum ditarik
4. Setoran jaminan
5. Pinjaman yang diterima termask overdraft dan giro valas ada bank lain
6. Kewajiban-kewajiban lainnya termasuk wesel unjuk dan wesel

berjangka yang harus dibayar, travelers cheque yang dijual, transfer masuk yang belum
diselesaikan.

2.6 Giro Pada Bank Lain


Giro bank lain merupakan rekening giro yang dimiliki oleh bank lain, dan
dikelompokkan ke dalam kewajiban bank. Giro bank lain ini biasanya diperlukan karena adanya
transaksi antarbank dan adanya kerja sama antara bank pemilik rekening giro dengan bank
penerbit rekening giro, misalnya ATM bersama. Sebagai ilustrasi, kartu ATM yang diterbitkan
oleh Bank BNI dapat digunakan untuk mengambil uang di mesin ATM Bank Mandiri. Hal ini
dapat dilakukan karena kedua bank mempunyai kerja sama antarrekening giro. Artinya Bank
Mandiri memiliki rekening giro di BNI dan sebaliknya. Di samping itu, setiap bank perlu
membina kerja sama dengan bank untuk memelihara likuiditas masing-masing bank. Sehingga

11
dengan memiliki giro bank lain, maka bank dapat melakukan utang piutang antarbank dengan
mendebit dan mengkredit rekening giro bank lain.

Perlakuan Akuntansi Giro Bank Lain

a. Transaksi rekening giro bank lain diakui sebesar nominal setoran atau penarikan
yang dilakukan oleh bank. Setoran tunai diakui pada saat dana diterima, dan
setoran kliring diakui pada saat kliring efektif.
b. Saldo giro bank lain disajikan sebesar kewajiban bank kepada pemilik rekening
giro bank lain.
c. Giro bank bermasalah tetap disajikan dalam akun Giro.
d. Bank akan memberikan jasa giro, dan jasa giro tersebut tidak di-kenakan pajak

2.7 Akuntansi Giro Bank Lain


Transaksi Giro Bank Lain Pembukaan rekening giro bank lain, bisa dilakukan dengan setoran
tunai atau melalui transaksi lalu lintas pembayaran. Pada umumnya, transaksi antarbank
dilakukan melalui mekanisme lalu lintas pembayaran dalam negeri. Transaksi giro bank lain
yang dilakukan secara tunai akan berpengaruh pada kas di bank, dan transaksi yang terkait
dengan giro bank lain yang dilakukan melalui lalu lintas pembayaran dalam negeri akan
berpengaruh pada giro pada Bank Indonesia.

Ilustrasi Pada tanggal 01 Juli 2006 PT Bank Semar Surabaya membuka rekening giro di Bank
Bima Surabaya dengan menyetorkan dana tunai sebesar Rp 100.000.000,- Pada tanggal 05 Juli
2006 PT Bank Semar Surabaya membuka rekening giro di Bank Bima Surabaya dengan melalui
transaksi lalu lintas pembayaran, yaitu dengan mendebit Rekening Giro di Bank Indonesia,
sebesar Rp 100.000.000,- Jurnal yang dibuat Bank Bima Surabaya

12
BAB III

KESIMPULAN

Kas adalah mata uang kertas dan logam baik dalam valuta rupiah maupun valuta asing
yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yag sah. Kas perlu diatur agar tidak terjadi
kekurangan dalam memenuhi kewajiban bank, dan tidak berlebihan. Kas yang berlebihan akan
menimbulkan biaya opportunity.

Kas besar (cash at bank) adalah dana yang telah dipersiapkan oleh perusahaan untuk
pengeluaran yang jumlahnya relatif besar sementara itu Petty cash adalah dana khusus yang
disediakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil.

Giro Bank Indonesia merupakan rekening giro milik Bank Umum/Komersial dalam
valuta asing maupun valuta rupiah di Bank Indonesia. Dana pada giro BI merupakan penyediaan
likuiditas. Pada setiap hari saldo harus dapat memenuhi ketentuan BI mengenai Giro Wajib
Minimum (GWM).

Sementara itu, Giro bank lain merupakan rekening giro yang dimiliki oleh bank lain, dan
dikelompokkan ke dalam kewajiban bank. Giro bank lain ini biasanya diperlukan karena adanya
transaksi antarbank dan adanya kerja sama antara bank pemilik rekening giro dengan bank
penerbit rekening giro, misalnya ATM bersama.

13
DAFTAR PUSTAKA
Modul Universitas Malikussaleh, Nur Afni, SE.,M.Si,Ak(2016) Akuntansi Perbankan

Bank Indonesia (2012) Non Bank, Hubungan Rekening Giro antara Bank Indonesia dengan
Pihak Ekstern

Reportase Malang (2023) Abiyyu Mufdhal, Kas dan Giro Bank Indonesia

14

Anda mungkin juga menyukai