Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua pasti sudah mengenal tabungan dari kalangan tinggi dan rendah

menabung uangnya di tabungan. Keluarga-keluarga yang tidak mampu akan

membelanjakan sebagian besar bahkan seluruh pendapatannya untuk keperluan

hidupnya. Individu yang berpendapatan tinggi akan melakukan tabungan lebih besar

daripada individu yang berpendapatan rendah. Tabungan dapat dilakukan oleh

seorang pedagang dengan membeli barang dagangan dengan maksud untuk

mengkonsumsi lebih besar pada waktu yang akan datang. Terdapat beberapa jenis

tabungan yaitu: tabungan pembangunan nasional(Tabanas), taska, ONH, dan

tabungan lainnya

Menurut Undang-Undang perbankan No.10 tahun 1998 tabungan adalah

simpanan yang penarikanya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu

yang telah disepakati,tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,bilkyet giro atau alat

lainnya yang dipersamakan dengan itu.(Kasmir,SE.,MM : 2002:84).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Tabungan?

2. Bagaimana Hubungan Pendapatan Konsumsi Tabungan?

3. Bagaimana Pengaruh Pajak dan Subsidi?


C. Tujuan dan Manfaat

1. Untuk Mengetahui Pengertian Tabungan.

2. Untuk Mengetahui Hubungan Pendapatan Konsumsi Tabungan.

3. Untuk Mengetahui Pengaruh Pajak dan Subsidi.


BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TABUNGAN

Tabungan ialah sisa dari pendapatan yang telah digunakan untuk

pengeluaranpengeluaran konsumsi. Atau dengan kata lain saving ialah bagian

daripada pendapatan yang tidak dikonsumsi. Dalam lingkup makro

ekonomi saving dapat didefinisikan sebagai bagian daripada pendapatan nasional per

tahun yang tidak dikonsumsi. Pendapatan dimanfaatkan untuk konsumsi dan

tabungan sehingga rumus umumnya:

Karena

Y = C + S maka S = Y C, Jika kita subtitusikan dengan fungsi konsumsi, maka:

S=YC

S = Y (a + BY)

S = Y a BY

S = a + (1 b)Y

Oleh karena itu kelebihan tabungan ini akan menyebabkan over investasi atau

penimbunan, sehingga menimbulkan pengangguran. Apakah ini berarti

perekonomian akan kembali ke depresi ?Perbandingan antara perkiraan (prediksi)

dengan hasil aktual menunjukkan bahwa : Konsumsi adalah dibawah

prediksi Tabungan adalah lebih tinggi dari yang diramalkan Implikasinya : Faktor

penentu utama dalam persamaan perilaku konsumsi harus dihilangkan.


B. HUBUNGAN PENDAPATAN PAJAK ATAS KONSUMSI DAN

TABUNGAN

Dalam perekonomian dua sektor, pendapatan nasional adalah sama dengan

pendapatan disposebel. Sebagai akibat adanya pajak, dalam perekonomian tiga sektor

pendapatan disposebel telah menjadi lebih kecil dari pendapatan nasional. Dalam

perekonomian yang telah mengenakan pajak, perhubungan diantara pendapatan

diposebel dan pendapatan nasional dapat dinyatakan secara persamaan berikut:

Yd=Y-T

Yaitu, pendapatan disposebel (Yd) adalah sama dengan pendapatan nasional

(Y) dikurangi oleh pajak (T).

Penurunan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi dan tabungan

rumah tangga. Hal ini disebabkan karena pajak dibayarkannya mengurangi

kemampuannya untuk melakukan pengeluaran konsumsi dan menabung.

Berdasarkan kepada sifat pengaruh pajak kepada pendapatan disposebel, pengeluaran

konsumsi dan tabungan, secara umum dapat dirumuskan:

a. Pajak yang dipungut akan mengurangi pendapatan disposebel sebanyak pajak

yang dipungut tersebut. Dalam persamaan: Yd= Y-T.

b. Penurunan pendapatan disposebel menyebabkan pengeluarankonsumsi dan

tabungan rumah tangga akan berkurang pada berbagai tingkat pendapatan.

c. Dengan contoh angka dan dengan menggunakan grafik, uraian dalam bagian ini

akan menerangkan pengaruh dari pajak terhadap konsumsi dan tabungan rumah

tangga. Analisis yang dibuat akan menerangkan pengaruh dua bentuk pajak

keatas konsumsi dan tabungan rumah tangga. Kedua analisis tersebut adalah:
d. Pengaruh pajak tetap (yaitu jumlahnya sama pada berbagai tingkat pendapatan

nasional) keatas pengeluaran konsumsi dan tabungan.

e. Pengaruh pajak propisional keatas pengeluaran konsumsi dan tabungan.

C. PENGARUH PAJAK TETAP KE ATAS KONSUMSI DAN TABUNGAN

RUMAH TANGGA (DALAM TRILIUN RUPIAH)

Pengaruh pajak perseorangan terhadap kepuasan seseorang untuk melakukan

konsumsi dan menabung. Dalam analisis ini kita asumsikan bahwa seseorang

menabung dengan tujuan untuk melakukan konsumsi pada suatu waktu yang akan

datang. Peghasilan seseorang dapat digunakan untuk dua tujuan, yaitu untuk

konsumsi dan untuk tabungan (Y = C + S).

Y T Y C S

(1) (2) (3) (4) (5)

Bagian 1: T = 0

0 0 0 90 -90

240 0 240 270 -30

480 0 480 450 30

720 0 720 630 90

960 0 960 810 150

1200 0 1200 990 210

1440 0 1440 1070 270


Bagian 2: T = 40

0 40 -40 60 -100

240 40 200 240 -40

480 40 440 420 20

720 40 680 600 80

960 40 920 780 140

1200 40 1160 960 200

1440 40 1400 1040 260

Untuk melihat efek pajak keatas konsumsi dan tabugan, akan dibandingkan

keadaan dalam bagian 1 dan bagian 2. Akibat dari pemungutan pajak kepada

konsumsi dan tabungan adalah sama saja diberbagai tingkat pendapatan nasional.

Oleh karena itu, untuk menerangkan efek pajak kepada konsumsi dan tabungan akan

diperhatikan keadaan didua tingkat pendapatan nasional, yaitu pada pendapatan

sebesar 0 dan Rp 1200 triliun.

I. Data dalam bagian 1 menunjukan kepada Y = 0 didapati C = 90 dan S = -90,

sedangkan data dalam bagian 2 menunjukan pada Y = 0 didapati C = 60 dan S =

-100. Perbandingan kedua-dua data menunjukan sesudah ada pajak, konsumsi

berkurang sebanyak: S = -100(-) -90 =10.

II. Data dalam bagian 1 menunjukan bahwa pada Y = 1200 didapati C = 990 dan

S = 210, sedangkan data pada bagian 2 menujukan bahwa pada Y = 1200

didapati C = 960 dan S = 200. Perbandingan kedua-dua data menunjukan

perubahan konsumsi dan tabungan yang terjadi adalah sama sifatnya seperti

yang terdapat dalam kesimpulan dibagian (i), yaitu sebagai akibat dari pajak
yang dipungut, konsumsi berubah sebanyak: C = 900-690 =30, sedangkan

tabungan berubah sebanyak: S =210 -200 = 10.

Dua contoh diatas menunjukan bahwa pajak sebanyak Rp 40 triliun akan

mengurangi konsumsi sebanyak Rp 30 triliun dan tabungan sebanyak Rp 10 triliun.

Mengapakah hubungan seperti itu wujud? Penerangan selanjutnya akan

menerangkan sebab-sebabnya.

Setiap pemungutan pajak akan menimbulkan perubahan keatas pendapatan

disposebel. Pajak sebanyak T menyebabkan pendapatan disposebel turun sebanyak

T. Maka:

Yd = -T

Kemerootan pendapatan disposebel akan mengurangi konsumsi dan tabungan

rumah tangga. Jumlah konsumsi dan tabungan yang berkurang adalah sama dengan

pengurangan pendapatan disposebel. Maka:

Ys = -T = C + S

Disamping tergantung kepada perubahan pendapatan disposebel,

pengurangan konsumsi ditentukan oleh MPC dan MPS, dan perhitungannya akan

dilakukan dengan menggunakan persamaan:

C = MPC x Yd atau C =MPC x (-T)

S = MPS x Yd atau S =MPS x (-T)

a. Keseimbangan ekonomi tiga sektor

Dalam contoh diatas pajak T = 40, S = 0,75 dan MPS = 0,25. Maka

pengurangan konsumsi dan tabungan rumah tangga yang terjadi adalah

i. C = 0,75 x (-40) =-30


ii. S = 0,25 x (-40) = -10

Perhitungan tersebut membuktikan bahwa pajak sebanyak Rp 40 triliun

mengurangi konsumsi sebanyak Rp 30 triliun dan tabungan sebanyak Rp 10 triliun.

Secara umum hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan:

T = Yd = (MPC x T) + (MPS x T)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tabungan ialah sisa dari pendapatan yang telah digunakan untuk

pengeluaranpengeluaran konsumsi. Atau dengan kata lain saving ialah bagian

daripada pendapatan yang tidak dikonsumsi. Dalam perekonomian dua sektor,

pendapatan nasional adalah sama dengan pendapatan disposebel. Sebagai akibat

adanya pajak, dalam perekonomian tiga sektor pendapatan disposebel telah menjadi

lebih kecil dari pendapatan nasional.

B. Saran

Demikian makalah ini dapat kami selesaikan. Kami berharap agar makalah

yang kami susun ini menjadi bermanfaat bagi penulis maupun pembaca dan

menambah wawasan mengenai Ekonomi khususnya dalam Pengertian Tabungan dan

Fungsi Tabungan di mata kuliah Makro Ekonomi Islam.


DAFTAR PUSTAKA

Sukirno,Sadono.2004.Makroekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.(Jakarta:PT.

Rajagrafindo Persada)

Sukirno, Sadono.2004.Makroekonomi Teori Pengantar Edisi

Kedua.(Jakarta:PT.Rajagrafindo Persada)

https://iamfadhli.wordpress.com/2015/06/19/makalah-tabungan-dan-investasi/

(Diakses pada Senin 15 February 2016 jam 11.40)

Anda mungkin juga menyukai