Anda di halaman 1dari 15

LEMBAGA MODAL VENTURA DAN ANJAK PIUTANG

Disusun:

Muhammad Ilham Lapara : 170410175


Fikri Nur Alwi Limbong : 170410162
Afrida : 170 410

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
LHOKSEUMAWE
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur, kami panjatkan kehadirat Allah swt, yang telah memberikan
kami nikmat kesempatan, nikmat kesehatan dan kesederhanaan sehingga makalah
ini dapat dibuat dengan baik dan tepat waktu. Tak lupa salam dan shalawat kita
kirimkan kepada junjungan nabi Muhammad Saw. Yang telah memberi petunjuk
bagi ummat islam ke alam yang terang benderang bagi yang merasakan.
Dengan upaya dan kerja keras, makalah dengan judul “Lembaga Modal
Ventura dan Anjak Piutang” ini dapat kami buat tepat pada waktu, sebagai
kelengkapan tugas untuk menunjang nilai kami pada semester empat ini.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
kami sangat mengharapkan dukungan, komentar dan saran dari berbagai pihak,
agar tercipta perbaikan kedepannya.
Terima kasih, kami hanturkan kepada dosen pembimbing dan semua
teman teman serta orang tua yang senantiasa memberi doa demi keberhasilan
kami.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia dalam mempertahankan hidupnya melakukan berbagai macam
cara, salah satunya adalah melakukan kegiatan atau aktivitas bisnis. Melalui
kegiatan itu manusia dapat memenuhi tuntutan hidupnya yang semakin hari
semakin komplek. Kehidupan manusia di jaman modern ini begitu cepat berputar.
Setiap hari manusia bekerja demi mempertahankan hidupnya. Kehidupan yang
serba cepat memacu manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara
cepat pula. Pemenuhan kebutuhan hidup secara cepat telah mendorong dan
membuka peluang bagi manusia untuk melakukan kegiatan bisnis.
Aktivitas bisnis itu sendiri diwarnai oleh berbagai bentuk hubungan bisnis
atau kerjasama bisnis yang melibatkan para pelaku bisnis. Hubungan bisnis atau
kerjasama bisnis yang terjadi sangat beraneka ragam tergantung pada bidang
bisnis apa yang sedang dijalankan. Dengan semakin berkembangnya aktivitas
bisnis sekarang ini maka keperluan akan modal atau dana bagi pelaku usaha juga
semakin meningkat. Oleh karena itu, sarana penyediaan dana yang dibutuhkan
oleh pelaku usaha atau masyarakat perlu diperluas. Umumnya dana yang
dibutuhkan tersebut dapat disediakan oleh lembaga perbankan melalui fasilitas
kredit. Namun, fasilitas kredit dari perbankan sangat terbatas dan tidak semua
pelaku usaha punya akses untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari bank.
Lembaga Pembiayaan memuat dua unsur pokok, yaitu :
1. Melakukan kegiatan dalam bentuk penyediaan dana dan/ atau barang modal;
2. Tidak menarik dana secara langsung dari masyarakat sehingga sering disebut
Non - Depository Financial Institution.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu modal ventura?
2. Bagaimana sejarah dan perkembangan modal ventura?
3. Bagaimana pembiayaan modal ventura?
4. Apa itu anjak piutang?
5. Bagaimana sejarah anjak piutang?
6. Apa itu jasa anjak piutang?
7. Apa manfaat anjak piutang?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memberikan Informasi yang lebih detail penjelasan
mengenai pengertian anjak piutang, Sejarahnya dan manfaat anjak piutang
dalam ekonomi.
2. Mengetahui dan memberikan Informasi mengenai Perusahaan modal
ventura, sejarah perusahaan modal ventura, karakteristik dan sumber –
sumber dana modal ventura.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Modal Ventura


Modal Ventura adalah suatu pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal
dalam suatu Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) yang ingin mengembangkan
usahanya untuk jangka waktu tertentu (bersifat sementara). Di dalam pendirian
Modal Ventura terdapat dua aspek penting dari maksud dan tujuannya. Pertama,
Modal Ventura adalah modal yang disediakan sebagai resiko (Risk Capital)
kepada yang mempunyai gagasan (Idea), tanpa jaminan pengembalian modal atau
keberhasilan di masa mendatang. Yang ada hanya sistem bagi hasil berupa
dividen. Sehingga aspek keberanian pemilik modal menjadi hal penting dalam
pengambilan keputusannya. Itu sebabnya dasar utama semangat Modal Ventura
terletak pada keyakinan terhadap pasangan usahanya. Kedua, sesuai dengan
prinsip dasar yang terkandung dalam "jiwa" Modal Ventura, maka diseluruh dunia
dibuat semacam kesepakatan bahwa penyertaan modal harus bersifat sementara.
Jangka waktunya antara 5-10 tahun, sampai mitra usahanya mampu berdiri sendiri
barulah sahamnya dijual kembali.

1.2 Sejarah dan Perkembangan Modal Ventura


Perusahaan modal ventura di Indonesia diawali dengan pembentukan
PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI), sebuah badan usaha milik
negara (BUMN) yang sahamnya dimilki oleh Departemen Keuangan (82,2%)
dan Bank Indonesia (17,8%).
Gema nama Bahana memang sempat menggetarkan dunia keuangan nusantara.
Ketika pada tahun 1993 salah satu anak usahanya, PT Bahana Artha Ventura
(BAV), agresif melebarkan usaha ke seluruh provinsi, membentuk Perusahaan
Modal Ventura Daerah (PMVD). Sasarannya, usaha kecil menengah (UKM)
untuk dibiayai.
Pemerintah Indonesia dalam perkembangannya berusaha memasyarakatkan
pola penyertaan modal yang dapat membantu usaha kecil, menengah dan koperasi
dengan mendirikan perusahaan modal ventura daerah (PMVD). Sampai dengan
akhir tahun 1998, perusahaan modal ventura berdiri di 27 propinsi yang ada di
Indonesia (diluar Perusahaan Modal setiap Dati II. PMVD yang ada disetiap
propinsi, semua berinduk/afiliasi dengan PT Bahana Artha Ventura (BAV) karena
BAV sebagai pemilik saham terbesar, dan salah satu anak perusahaan dari PT
Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI).
Pada 1996 kemampuan BAV dan PMVD baru mampu membiayai 558 unit
PPU dengan total investasi Rp 3,7 miliar maka akhir tahun berikutnya sudah
tercatat 1.481unit PPU dengan nilai investasi Rp 227,34 miliar. Dari sisi jumlah
maupun nilai investasi, jumlah tersebut terus bertambah banyak sampai akhir
2002 dengan jumlah PPU 7.382 unit dan investasi Rp1,43 triliun.
Berdasarkan sektor pembiayaan PMVD, komposisi pembiayaan untuk
masing-masingsektor adalah sektor Industri menyerap 15%, Perdagangan 23%,
Pertanian 19%, Homeindustri 1%, Jasa 42%.
Jangka waktu Pembiyaan sesuai dengan SK Men Keu, No :
125/KMK.013/1988 Jo. SK No : 468/KMK.017/1995, yaitu maksimal selama 5
(lima) tahun.

1.3 Sumber Dana dan Pembiayaan Modal Ventura


1.3.1 Investor Perseorangan
Umumnya, investor perseorangan lebih menyukai dan cenderung
melakukan investasi pada usaha yang telah berjalan lancar dan bersifat jangka
pendek. Investor individu yang memiliki kesabaran dan kesiapan untuk menerima
dan menanggung resiko tinggi dalam suatu usaha dianggap sebagai seorang
venture capitalist murni karena dalam usaha modal vebtura sulit diharapkan akan
memberi hasil yang besar atas investasi yang ditanam dalam kurun waktyu satu
atau dua tahun.
1.3.2 Investor Institusi
Biasanya perusahaan-perusahaan besar, terutama di negara-negara
industri, memiliki suatu divisi tersendiri yang khusus menangani bisnis modal
ventura. Tugas divisi khusus ini adalah menampung dan mengevaluasi suatu ide-
ide, terutama dalam bidang teknologi, yang dapat dikembangkan menjadi suatu
produk teknologi baru yang dapat dipasarkan. Keikutsertaan investor institusi ini
merupakan alternatif sumber dana modal ventura.
1.3.3 Perusahaan Asruransi dan Dana Pensiun.
Lembaga keuangan non-bank ini merupakan sumber dana modal ventura
yang cukup besar. Potensi lembaga ini sebagai investor dalam usaha modal
ventura didukung oleh sumber dananya yang berjangka panjang.
1.3.4 Perbankan
Sumber dana modal ventura dapat diperoleh dari bank-bank yang tertarik
melakukan bisnis modal ventura. Namun, perlu dipertimbangkan mengenai dana
bank yang bersifat jangka pendek, sementara modal ventura bersifat jangka
panjang. Dana-dana yang berasal dari bank sebaiknya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan dengan pola bagi hasil yang berjangka waktu pendek.

Dalam melakukan pernyetaan modal sebagai bidang usaha, perusahaan modal


ventura harus memiliki dana yang cukup yang dapat diperoleh dari berbagai
sumber dana yang dapat dipilih sebagai berikut :

1. Dari dalam perusahaan sendiri:


– setoran modal dari pemegang saham
– Cadangan laba yang belum terpakai
– Laba yang ditahan

2. Dari luar perusahaan :


– Investor baik perorangan atau industri.
– Pinjaman dari lembaga perbankan.
– Pinjaman dari lembaga Asuransi.
– Pinjaman dari dana Pensiun.
2.1 Pengertian Anjak Piutang
Factoring dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi anjak piutang.
Anjak Piutang sebagaimana yang didefinisikan dalam peraturan yang berlaku
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi
perdagangan dalam negeri ataupun transaksi perdagangan luar negeri. Anjak
Piutang merupakan alternatif pembiayaan jangka pendek atau modal kerja atau
sebagai alternatif pengelolaan administrasi tagihan atau penjualan secara lebih
efektif bagi penjual piutang (client). Definisi diatas menjelaskan bahwa jasa yang
diberikan dalam suatu kegiatan atas anjak piutang adalah jasa pembiayaan dan
jasa non pembiayaan atas piutang. Keputusan Menteri Keuangan tersebut
diperbaharui dengan SK Menteri Keuangan Nomor 448/KMK.017/2000 yang
menyatakan bahwa Kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian atau
pengalihan atau pengurusan piutang atau penagihan jangka pendek suatu
perusahaan dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri. Pernyataan ini
dipertegas oleh SK Menteri Keuangan Nomor 172/ KMK.06/2002 yang
menyatakan bahwa kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk pengalihan
dan pembelian serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri.

2.2 Sejarah Anjak Piutang


Dalam sejarah umat manusia, kegiatan anjak piutang sudah dikenal sejak
2000 tahun yang lalu dan pertama kali dipraktekkan di Mesopotamia. Tetapi pada
saat itu kegiatan anjak piutang dilakukan dengan cara sederhana, yaitu pihak
factor biasanya bertindak sebagai agen penjualan yang juga sekaligus berperan
sebagai pemberi perlindungan kredit. Selanjutnya, kegiatan anjak piutang
diteruskan di wilayah Amerika Utara khususnya pada sektor industri tekstil yang
sampai saat ini masih merupakan salah satu bidang kegiatan usaha utama anjak
piutang. Di negara- negara lain usaha ini masih merupakan industri yang sangat
baru, dimulai sekitar dekade 1970-an.
Perusahaan Anjak Piutang di Eropa mengikuti pola perkembangan usaha
Anjak Piutang di Amerika. Pada akhir abad ke-19, perusahaan-perusahaan anjak
piutang meninggalkan profesi sebagai agen dan mengkonsenterasikan kegiatannya
pada pengelolaan kredit bagi klien yang meliputi menjamin kredit, menagih dan
menyediakan dana. Bentuk inilah yang menjadi embrio bisnis Anjak Piutang
modern. Kegiatan Anjak Piutang pada dasarnya merupakan bidang usaha yang
relatif baru di Indonesia. Eksistensi Kelembagaan Anjak Piutang dimulai sejak
ditetapkan Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 atau PAKDES 20, 1988 yang
diatur dengan KEPPRES No. 61 Tahun 1988 dan Keputusan Menteri Keuangan
NO.172/KMK.06/2002 ( sekarang sudah tidak berlaku lagi ). Pengenalan usaha
Anjak Piutang ditujukan untuk memperoleh sumber pembiayaan alternatif di luar
sektor perbankan.
Perusahaan Anjak Piutang bisa didirikan secara independen (berdiri
sendiri) atau dapat dilakukan oleh Multi Finance Company yaitu lembaga
pembiayaan yang dapat melakukan kegiatan usaha secara sekaligus di bidang
Anjak Piutang (factoring), sewa guna usaha (leasing), Modal Ventura (joint
venture), kartu kredit (credit card), dan pembiayaan konsumen. Bank pada
prinsipnya dapat memberikan jasa anjak piutang sebagai bagian dari produknya
tanpa perlu membentuk badan usaha baru. Karena volume usaha anjak piutang ini
biasanya relatif besar, maka umumnya bank-bank cenderung memisahkan
kegiatan anjak piutang ini dari operasional sehari-hari dengan membentuk suatu
badan hukum terpisah

2.3 Jenis-jenis Anjak Piutang


1. Full service factoring
Yaitu bentuk perlayaan yang diberikan atau disediakan oleh perusahaan
anjak piutang yang meliputi semua jenis jasa anjak piutang ,baik dalam
bentuk jasa pembiayaan maupun jasa non pembiayan.
2. Recourse factoring
Yaitu bentuk perlayaan yang diberikan yang meliputi hampir semua jasa
jasa bank anjak piutang kecuali proteksi terhadap resiko tidak dibayarnya
tagihan.
3. Bull factoring
Yaitu bentuk bentuk perlayanan clien hanya memerlukan jasa pembiayaan
atau pemberi tahuan jatuh tempo pada nasabah atau costumer/ sedangkan
jasa- jasa seperti proteksi sredit, seles ledger administration, dan penagihan
tidak diperlukan.
4. Matury factoring
Yaitu bentuk perlayanan dimana yang dibutuhkan klien adalah jaminan
perlindungan kredit yang meliputi pengurusan penh atas penjualan, penagihan
dari pelanggan, dan proteksi atas piutang.
5. Agenci factoring
Bentuk factoring ini sering dikaitkan dengan bull factoring yaitu
penyerangan keseluruhan enjualan anjak piutang klien kepada perusahaan
factoring atas dasar nitifikasi, tetapi tidak bertanggung jawab atas
kepengurusan atas kepenagihan piutang tersebut.
6. Invoice discouting
Klin dalam hal ini hanya membutuhkan jasapembiayaan perusahaan anjak
piutang sedangkan jasa non-pembiayaan ditangani sendiri oleh klien.
7. Undisclosed factoring
Biasanya berkaitan dengan suatu perjanjian penjualan piutang dimana
perusahaan factoring memberikan proteksi terjadinya kemacetan pelunasan
piutang sampaidengan persentase tertentu(biasanya 80%)dari jumlah factur
yang disetujui yaitu dengan without recourse sebagai resiko kredit.

2.4 Jasa-jasa Anjak Piutang


A. Jasa Non Financing
1. Credit investigation, yang tugasnya sama dengan credit assessment.
2. Sales ledger administration, yang fungsinya sama dengan sales accounting
termasuk multi currency sales ledgering dalam anjak piutang ekspor, yang
memungkinkan klien mengikuti perkembangan ekspornya dalam berbagai
mata uang asing.
3. Credit control termasuk penagihan yang fungsinya sama dengan kedua
credit management tersebut diatas.
4. Protection against credit risk, resiko kredit macet yang diambil alih oleh
perusahaan anjak piutang.

B. Jasa Finnancing
Melalui transaksi (kontrak), perusahaan anjak piutang dapat memberikan pre
financing sampai dengan 80% atau bahkan sampai 90% dari jumlah piutang
dagang. Transaksi dapat dilakukan atas dasar recourse factoring, yaitu resiko
tagihan macet tetap pada klien, atau factoring without recourse yaitu perusahaan
anjak piutang mengambil alih tagihan macet.
Tentang perlakuan PPN terhadap penyerahan jasa anjak piutang dalam Surat
Edaran Direktur Jendral Pajak Nomor SE-061PJ.53/1997 tanggal 18 Maret 1997
(SERI PPN 40-95) ditegaskan sebagai berikut:
1. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 1988 jo Keputusan
Mentri Keuangan Nomor 1251/KMK.13/1988 ditetapkan bahwa
perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari
transaksi perdagangan dalam dan luar negri (penjual piutang/klien).
Kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk pembelian atau
pengalihan piutang/tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan
dalam dan luar negri dan penatausahaan penjualan kredit serta penagihan
piutang klien.
2. Kegiatan anjak piutang dapat dilakukan oleh bank, Lembaga Keuangan
Bukan Bank, dan Perusahaan Pembiayaan berbentuk Perseroan Terbatas
atau Koperasi.
3. Imbalan yang diterima perusahaan anjak piutang dari kliennya berupa
service charge, provisi, dan diakon. Pencatatan imbalan dilakukan secara
actual, sehingga saat penandatanganan Perjanjian Pembiayaan merupakan
saat pajak terhutang.
4. Berdasarkan Keputusan Mentri Keuangan Nomor 642/KMK.04/1994
tanggal 29 Desember 1994. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
292/KMK.04/1996 tanggal 18 april 1996, nilai lain sebagai Dasar
Pengenaan Pajak atas penyerahan jasa piutang adalah 5% dari jumlah
imbalan yang diterima berupa service charge, provisi, dan diskon.
5. Pajak masukan sehubungan dengan kegiatan anjak piutang tidak dapat
dikreditkan.

2.5 Manfaat Anjak Piutang


1. Menurunkan biaya produksi perusahaan.
2. Memberikan fasilitas pembiayaan dalam bentuk pembayaran di muka atau
advanced payment sehingga meningkatkan credit standing perusahaan
klien.
3. Meningkatkan kemampuan bersaing perusahaan klien, karena klien dapat
mengadakan transaksi dagang secara bebas atas dasar open account baik
perdagangan dalam maupun luar negeri.
4. Meningkatkan kemampuan klien memperoleh laba melalui peningkatan
perputaran modal kerja.
5. Menghilangkan ancaman kerugian akibat terjadinya kredit macet. Risiko
kredit macet dapat diambil alih oleh perusahaan anjak piutang.
6. Mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut peraturan presiden Nomor 9 Tahun 2009, Perusahaan Modal
Ventura (Ventura Capital Company) adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan atau penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima
bantuan pembiayaan (Investee Company) atau sebagai pasangan usaha nya untuk
jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham, penyertaan melalui
pembelian obligasi konversi, dan pembiyaan berdasarkan pembagian atas hasil
usaha. Investasi modal ventura ini biasa nya memiliki suatu resiko yang tinggi,
meskipun resiko yang dihadapi tinggi, pihak modal ventura mengharapkan suatu
keuntungan yangh tinggi pula dari penyertaan modalnya berupa kapital gain atau
deviden. Penyertaan modal yang dilakukan oleh modal ventura ini kebanyakan
dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan baru berdiri sehingga belum memiliki
suatu riwayat operasionil yang dapat menjadi catatan guna memperoleh suatu
jaminan.
Factoring (Anjak Piutang) menurut perpres Nomor 9 Tahun 2009 adalah
Anjak kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka
pendek perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Menurut Kasmir
dalam “Bank dan Lembaga Keuangan lainnya” (2002) menjelaskan bahwa anjak
piutang atau yang lebih dikenal dengan factoring adalah perusahaan yang
kegiatannya melakukan penagihan atau pembelian atau pengambil alihan atau
pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran
tertentu dari perusahaan (klien). Kemudian pengertian anjak piutang menurut
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 125.KM.013.1988 Tanggal 20 Desember
1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek
suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.
3.2 Saran
Setelah kami pelajari tentang anjak piutang dan modal ventura ini,
menurut kami pemerintah harus lebih giat mensosialisasi setiap perusahaan
peraturan yang dibuat, khususnya dalam hal perusahaan pembiayaan infrastruktur
karena pada kenyataannya masyarakat masih banyak yang kurang mengetahui
tentang peraturan Lembaga Pembiayaan. Terutama dalam hal pengenaan pajak
masih kurang jelas sehingga menimbulkan persepsi yang berbeda, seharusnya
pemerintah memberikan kemudahan dalam pengenaan pajaknya.

Anda mungkin juga menyukai