BAB I
PENDAHULUAN
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.3.2
kredit
Rancangan sistematika makalah ini terdiri atas beberapa bab yang kami rinci
sebagai berikut.
BAB I
: PENDAHULUAN
Berisi mengenai latar belakang, identifikasi masalah, dan tujuan
penulisan.
BAB II
: PEMBAHASAN
Berisi mengenai materi yang kami bahas, yaitu jaminan, prinsi-prinsip, aspek
penilaian, dan prosedur pemberian kredit.
BAB III
: PENUTUP
Berisi mengenai kesimpulan dari keseluruhan isi makalah dan saran yang kami
berikan untuk debitur.
BAB II
PEMBAHASAN
tetap atau barang tidak bergerak adalah suatu benda atau barang yang tidak dapat
bergerak atau tidak dapat dipindahkan secara fisik, yaitu misalnya tanah dan
bangunan, pekarangan dan apa yang didirikan diatasnya, pohon dan tanaman
ladang, mesin yang melekat pada tanah dimana mesin tersebut berada, kapal laut
serta kapal terbang. Tanah yang dapat dijadikan jaminan ialah tanah hak milik, hak
guna usaha, hak guna bangunan, dan guna pakai atas Negara.
b.
Benda Bergerak
Benda bergerak atau barang bergerak adalah barang yang karena sifatnya dapat
berpindah atau dipindahkan, yaitu misalnya kendaraan bermotor, deposito, barangpersediaan (inventory), barang-barang inventaris kantor, mesin, hewan ternak,
tagihan, hak tagih atas klaim asuransi, dan sebagainya. Benda-benda tersebut di
atas dapat dijadikan jaminan atas pelunasan utang Debitur. Sedangkan pengikatan
jaminan atas benda-benda tersebut di atas adalah dengan Gadai atau Fidusia.
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang Kreditur atas suatu barang
bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang Debitur atau oleh seseorang
lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si-Kreditur itu untuk
mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan daripada Kreditur
lainnya. Sedangkan Fidusia adalah pengalihan hak milik atas benda sebagai
jaminan atas dasar kepercayaan, sedangkan bendanya sendiri tetap berada dalam
tangan si-Debitur, dengan kesepakatan bahwa Kreditur akan mengalihkan kembali
kepemilikan tersebut kepada Debitur bilamana hutangnya telah dibayar lunas.
2.1.2 Jaminan Non Kebendaan
Jaminan Perorangan atau Perusahaan diberikan oleh seseorang atau Perusahaan
untuk menjamin hutang pihak ketiga. Jaminan Perorangan atau Jaminan Perusahaan
ini biasanya hanya merupakan jaminan tambahan dari jaminan pokok, artinya selain
jaminan ini Bank biasanya meminta jaminan lainnya. Demikian pula dalam
melakukan eksekusi, Bank akan mendahulukan jaminan pokok dulu sebagai
pelunasan hutang, apabila ternyata masih belum cukup barulah Bank melakukan
eksekusi terhadap jaminan perorangan atau perusahaan.
2.2 Prinsip Prinsip Pemberian Kredit
2.2.1 Prinsip 5C
a.
Character
Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari
seseorang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dipercaya. Dalam hal ini
bank meyakini benar bahwa calon debiturnya memiliki reputasi baik, artinya selalu
menepati janji dan tidak terlibat hal-hal yang berkaitan dengan kriminalitas,
misalnya penjudi, pemabuk, atau penipu. Untuk dapat membaca sifat atau watak
dari calon debitur dapat dilihat sari latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar
belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya
hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial.
b.
Capacity
Capital
Capital adalah kondisi kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan yang dikelola calon
debitur. Bank harus meneliti modal calon debitur selain besarnya juga strukturnya.
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dapat dilihat dari laporan
keuangan (neraca dan laporan rugi laba) yang disajikan dengan melakukan
pengukuran seperti dari segi likuiditas dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran
lainnya.
d.
Condition
e.
Collateral
Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik
maupun yang nonfisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan.
Jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi sesuatu, maka
jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.
2.2.2 Prinsip 7P
a.
Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari
maupun kepribadiaannya di masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap,
emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah dan
menyelesaikannya.
b.
Party
Perpose
Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit
yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam
sesuai kebutuhan. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja, investasi, konsumtif,
produktif dan lain-lain.
d.
Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.
Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai
prospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi juga nasabah.
e.
Payment
Profitabillity
Protection
a.
Aspek Yuridis/Hukum
Yang dinilai dalam aspek ini adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin
yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit. Penilaian dimulai dengan akte
pendirian perusahaan, sehingga dapat diketahui siapa-siapa pemilik dan besarnya
modal masing-masing pemilik.
b.
Aspek Pemasaran
Dalam aspek ini kita nilai adalah permintaan terhadap produk yang dihasilkan
sekarang ini dan di masa yang akan datang prospeknya bagaimana.
c.
Aspek Keuangan
Aspek yang dinilai adalah sumber-sumber dana yang dimiliki untuk membiayai
usahanya dan bagaimana penggunaan dana tersebut. Disamping itu hendaknya
dibuat cash flow dari pada keuangan perusahaan.
d.
Aspek Tehnis/Operasi
Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksii seperti kapasitas
mesin yang digunakan, masalah lokasi, layout ruangan dan mesin-mesin termasuk
jenis mesin yang digunakan.
e.
Aspek Manajemen
Untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki
serta latar belakang pengalaman sumber daya manusia. Pengalaman
perusahaandalam mengelolah berbagaii proyek yang ada dan pertimbangan
lainnya.
f.
2)
3)
4)
5)
g.
Aspek Amdal
Menyangkut analisis terhadap lingkungan baik darat, air dan udara jika proyek atau
usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila
kredit tersebut disalurkan maka proyek yang dibiayai akan mengalami pencemaran
lingkungan disekitarnya.
h.
Aspek Finansial
Menurut Hasibuan (2008:91) bahwa prosedur penyaluran kredit antara lain dengan
skema sebagai berikut:
1. Calon debitur menulis nama, alamat, agunan, dan jumlah kredit yang diinginkan
pada formulir aplikasi permohonan kredit.
2.
3. Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 5C, 7P, dan 3R dari permohonan
kredit tersebut.
4. Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond kredit atau Legal Lending
Limit (L3) atau BMPK-nya. Jika BMPK disetujui nasabah, akad kredit (Perjanjian
Kredit) ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau
proyek pemohon kredit.
3.
Atas dasar laporan hasil analisi kredit, maka pihak bank melalui pemutus kredit,
dapat memutuskan permohonan kredit tersebut layak untuk diberi kredit atau tidak.
Jika tidak dapat diberikan, maka permohonan tersebut harus ditolak melalui surat
penolakan, bila permohonan layak untuk diberikan, maka dituangkan dalam surat
keputusan kredit yang memuat beberapa persyaratan tertentu.
4.
Pelaksanaan dan administrasi kredit (credit realization dan credit
administration). Pada tahap ini kedua belah pihak (bank dan calon debitur)
menandatangani perjanjian kredit beserta lampiran-lampirannya.
5.
Supervisi kredit & pembinaan debitur (credit supervision dan follow up)
6.
Supervisi/pengawasan/pengendalian kredit dan pembinaan debitur pada
dasarnya ialah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan oleh bank dengan
jalan terus memantau/memonitor dan mengikuti jalannya perusahaan (secara
langsung atau tidak langsung), serta memberikan saran/nasihat dan konsultasi agar
perusahaan/debitur berjalan baik sesuai dengan rencana, sehingga pengembalian
kredit akan berjalan dengan baik pula.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Seorang kreditur tidak asal memberikan kredit kepada debitur sebelum mendapat
kepastian. Kreditur biasanya mensurvey debitur terlebih dahulu tentang usaha yang
dijalani dengan kreditnya. Survey yang dilakukan melalui prinsip prinsip yang
sudah kami jelaskan dan terdapat penilaian yang kami ambil saat memberikan
kredit.
3.2 Saran
Sebaiknya debitur menggunakan kreditnya untuk keperluan usahanya
agar tidak terjadi kesalahgunaaan dan memberikan jaminan yang dapat membuat
pihak Bank percaya atas pinjaman yang diberikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Internet
http://translog.co.id/pelaksanaan-pemberian-kredit-dengan-jaminan-haktanggungan-pada-perusahaan-daerah-bank-perkreditan-rakyat/
http://www.researchgate.net/publication/42354305_Jaminan_Benda_Bergerak_Dala
m_Perjanjian_Pemberian_Kredit_Bank_Studi_Pada_PT._Bank_Perkreditan_Rakyat_
%28BPR%29_Tilatang_Kamang__Kab._Agam__Sumatera_Barat
https://legalbanking.wordpress.com/materi-hukum/jaminan-dan-pengikatanjaminan/
https://catatanmarketing.wordpress.com/2012/02/11/prinsip-prinsip-pemberiankredit/
http://nanangbudianas.blogspot.co.id/2013/02/aspek-aspek-penilaian-kredit.html
http://catatan-ekonomi.blogspot.co.id/2009/08/penilaian-kredit.html
http://emirsiregar58.blogspot.co.id/2014/02/prosedur-pemberiankredit-1a.html
Buku