Anda di halaman 1dari 30

Pengertian Dan Prinsip

Pemberian Kredit
Pengertian Dan Prinsip Pemberian Kredit. Kredit Dasar dari kredit adalah
kepercayaan. Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti kepercayaan dan
bahasa Latin “creditum” yang artinya kepercayaan akan kebenaran.

Pengertian Dan Prinsip Pemberian Kredit

Definisi Kredit

Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau


badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam
jangka waktu yang ditentukan.
Pengertian kredit dalam buku Seri Manajemen Bank No. 5 (1997: 31) adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan
peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga,
imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Selain itu, kredit juga bisa berarti kemampuan
untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji
pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati.

Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-
Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, disebutkan bahwa “kredit adalah penyediaan
uang tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjaman antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan”.
Menurut Siamat (1999), kredit digolongkan ke dalam beberapa bentuk yaitu:
1. Penggolongan kredit berdasarkan jangka waktu (maturity)

 Kredit jangka pendek (short-term loan).


 Kredit jangka menengah (medium-term loan)
 Kredit jangka panjang (long-term loan).

2. Penggolongan kredit berdasarkan barang jaminan (collateral),

 Kredit dengan jaminan (secured loan).


 Kredit tanpa jaminan (unsecured loan).

3. Kredit berdasarkan segmen usaha,

 Contoh Kredit berdasarkan segmen usaha seperti otomotif, farmasi, tekstil, makanan,
konstruksi dan sebagainya.

4. Penggolongan kredit berdasarkan tujuannya,

 Kredit komersil (commercial loan), yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar
kegiatan usaha nasabah di bidang perdagangan.
 Kredit konsumtif (consumer loan), yaitu kredit yang diberikan untuk memenuhi
kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.
 Kredit produktif (productive loan), yaitu kredit yang diberikan dalam rangka membiayai
kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat memperlancar produksi.

5. Penggolongan kredit menurut penggunaannya,

 Kredit modal kerja (working capital credit), yaitu kredit yang diberikan oleh Bank untuk
menambah modal kerja debitur.
 Kredit investasi (invesment credit), yaitu kredit yang diberikan oleh Bank kepada
perusahaan untuk digunakan melakukan investasi dengan membeli barang-barang
modal.

6. Kredit non kas (non cash loan)

 Kredit Non Kas adalah kredit yang diberikan kepada nasabah yang hanya boleh ditarik
apabila suatu transaksi yang telah diperjanjikan telah direalisasikan atau efektif.

Syarat kredit

Ketika bank memberikan pinjaman uang kepada nasabah, bank tentu saja
mengharapkan uangnya kembali. Karenanya, untuk memperkecil risiko (uangnya tidak kembali,
sebagai contoh), dalam memberikan kredit bank harus mempertimbangkan beberapa hal yang
terkait dengan itikad baik (willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay)
nasabah untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya. Hal-hal tersebut terdiri dari
a. Character (kepribadian),
b. Capacity (kapasitas),
c. Capital (modal),
d. Colateral (jaminan), dan
e. Condition of Economy (keadaan perekonomian), atau sering disebut sebagai 5C

Prinsip 5C’s Dalam Pemberian kredit

1. Character; pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan yaitu adanya keyakinan
dari pihak Bank atau pemberi kredit bahwa peminjam memiliki moral, watak, ataupun
sifat pribadi yang positif, kooperatif, dan juga penuh rasa tanggung jawab dalam
kehidupan pribadi sebagai manusia, anggota masyarakat, ataupun dalam menjalankan
kegiatan usahanya.
2. Capacity; yaitu suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi
kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha
yang akan dilakukan yang akan dibiayai oleh kredit dari Bank.
3. Capital; yaitu jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur.
4. Collateral; yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam atau debitur
sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.
5. Condition of economy; yaitu situasi dan kondisi sosial, politik, ekonomi, budaya, dan
lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian suatu negara pada suatu saat
atau pada kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi
kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.

Penilaian dengan analisis 7P :


1. Personality :
Menilai nasabah dari segi kepribadiannya juga tindakan dalam menghadapi masalah dan
menyelesaikannya.
2. Party :
Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu .
3. Purpose :
Untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit termasuk jenis kredit yang
diinginkan nasabah.
4. Prospect :
Menilai usaha nasabah di masa akan datang menguntungkan atau tidak.
5. Payment :
Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari
sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit.
6. Profitability :
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.
7. Protection :
Bagaimana menjaga agar kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan
sehingga kredit yang diberikan benar-benar aman.

Aspek Yuridis/Hukum; yang dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang
dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.

Aspek Pasar dan Pemasaran; dalam aspek ini beberapa hal yang diperhatikan adalah:
- Pasar dan jenis (pasar konsumen, industri, reseller)
- Analisis penawaran dan permintaan produk
- Tren perkembangan permintaan produk
Aspek Teknis/ Operasi : aspek yang membahas masalah berkaitan dengan produksi, lokasi
dan layout.

Aspek Manajemen; untuk menilai struktur organisasi perusahaan, SDM yang dimiliki serta latar
belakang pendidikan dan pengalaman SDMnya. Serta pengalaman perusahaan mengelola
proyek yang ada.
Aspek Sosial Ekonomi; Menganalisis dampaknya yang timbul akibat adanya proyek terhadap
perekonomian masyarakat dan sosial masyarakat seperti mengurangi pengangguran.

Aspek Amdal; analisis ini dilakukan secara mendalam sebelum kredit disalurkan sehingga
proyek yang dibiayai tidak akan mengalami pencemaran lingkungan sekitarnya

Analisis rasio keuangan bertujuan untuk :


1. Untuk mengetahui lebih dalam perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan.
2. Untuk mengetahui cara pengelolaan dana perusahaan.
3. Untuk mengetahui perubahan dan perkembangan masing-masing pos dalam Neraca dan
Laporan laba rugi.

Adapun rasio-rasio keuangan tersebut adalah sebagai berikut (Dendawijaya, 2005 : 127-256):

1. Rasio Likuiditas :
Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek.
Rasio likuditas dalam analisis kredit terdiri atas :
a. Rasio lancar (current ratio)
Current ratio = Akitva lancar (current assets) / Utang lancar (current liabilities)
b. Rasio cepat (quick ratio)
Quick ratio = (current assets – inventory) / current liabilities
c. Rasio NWC (net working capital)
Net working capital = inventory / (current asset – current liabilities)

2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio) :


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas perusahaan
dibiayai dengan utang.
Rasio solvabilitas dalam analisis kredit terdiri atas :
a. Debt to assets ratio = total debt / total assets
b. Debt to equity ratio = total utang (debt) / ekuitas (equity)

3. Rasio Profitabilitas :
Merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
a. Net Profit margin (NPM) = (penjualan bersih – harga pokok penjualan ) / Sales
b. Return on investment (ROA) = (earning after interest and tax ) / total assets
c. Return on equity (ROE) = (earning after interest and tax) / Equity

4. Rasio Activity :
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Rasio activity dalam analisis kredit yaitu :
a. Days of receivable (DOR) = piutang dagang / (penjulan x periode)
b. Days of inventory (DOI) = persediaan / (HPP x periode)
c. Days of Payable (DOP) = Hutang dagang / (HPP x Periode)

Inisiasi kredit diawali dengan melakukan proses berikut:


a. Permohonan Kredit
Pemberian kreditoleh bank harus didasarkan pada
permohonan tertulis dari calon debituratau berdasarkan
penawaran dari bank yang disepaki oleh calon debitur.
b. Pengumpulan Informasi dan Dokumen,
Langkah awal dalam rangka penyusunan analisis kredit
adalah mengumpulkan data dari calaon debitur. Data yang
diperlukan disesuaikan dengan jenis, nilai kredit, dan
identitas calon debituryang diberikan, antara lain:
 Permohonan kredit
 Dokumen perizinan/surat keterangan usaha
 Dokumen identitas nasabah
 Laporan keuangan
 Laporan kredit nasabah (credit history) apabila
debitur sebelumnya mendapatkan fasilitas pinjaman
dari bank
 Copy dokumen jaminan/agunan
 Dokumen lain yang diperlukan apabila ada

Verifikasi
Keputusan kredit sangan dipengaruhi oleh keakuratan data
dan informasi. Untuk itu, verifikasi diperlukan untuk
memastikan keabsahan data dan kesesuaian dengan fakta,
diantaranya dengan memerapa metode berikut:
 On the Spot Checking (OTS)
OTS adalah kunjungan langsung ke tempat usaha/domisili
(calon) debitur yang dimaksudkan untuk mengecek
kebenaran data dengan melihat secara fisik tempat
usaha/domisilidan agunan, serta menggali aktivitas usaha
debitur.
 Bank Cheking
Bank cheking dimaksudkan untuk mengecek informasi kredit
yang pernah diperoleh debitur sebelumnya beserta
kolektibilitasnya. Metode credit cheking dapat
dilakukan melalui sistim Internal bank dan informasi
Debitur Individual (IDI) kepada Bank Indonesia. IDI BI
adalah informasi mengenai individu atau suatu perusahaan
dalam hubungannya dengan bank, fasilitas kredit yang
diperoleh, kolektibilitas, dan informasi kredit lainnya
 Trade Checking atau Personal Checkinguntuk Kredit
Konsumsi.
Trade Checking dimaksudkan untuk mengetahui/menilai
debitur dalammenjalan kegiatan bisnisnya, hubungan
dagang yang telah dilakukan oleh calon debitur, dan
bagaimana manajemen perusahaan/debitur dalam melakukan
kegiatan bisnisnya. Trade Checking dilakukan kepada
sejumlah supplier, pelanggan, distributor, asosiasi
terkait usaha debitur, dan pihak lain yang dipandang
perlu oleh bank. Checking juga dapat dilakukan dengan
kunjungan/penilaian langsung ke lapangan/market checking
(misalnya ke pasar) untuk mengetahui brand image dari
produk debitur. Untuk kredit konsumsi, checking
dilakukan atas kebenaran data personal calon debitur,
antara lain data tempat tinggal, penghasilan,
pekerjaan,legalitas usaha, dan omzet penjualan (untuk
debitur wirausaha).

Analisis dan Persetujuan Kredit


Pada tahap ini dilakukan analisis kredit atasaspek-aspek berikut:
a. Analiisis Kualitatif, analisis kualitatif merupakan analisis
kredit atas aspek-aspek character dan capacity manajemen, serta
condition of economic. Bank mmelakukan analisis atas kemampuan
calon debitur dalam bidang usahanya dan/ atau kemampuan
manajemen debitur sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan
dibiayai dengan kredit tersebut dikelola oleh orang-orang yang
tepat/benar. Beberapa aspek yang dianalisis adalah sebagai
berikut.
 Aspek Manajemen, Penilaian ditujukan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan manajemen dari individu maupun pengurus perusahaan
dalam mengelola usahanya. Faktor minimal dianalisis meliputi
beberapa hal berikut.
 Karakter Pengurus Perusahaan, melakukan penilaian atas watak,
sifat, pemenuhan kewajiban perusahaan terhadap bank (finansial
dan administrasi), dan sikap yang ditunjukkan dalam hubungan
dengan bank.
 Profesionalisme, hal yang perlu mendapatkan perhatian,
diantaranya;
a. Riwayat pendidikan
b. Riwayat bisnis/pekerjaan, leadership, skill, dan lain-lain.
c. Reputasi usaha nasabah(hubungan dengan relasi usaha nasabah)
d. Hubungan keluarga antar pengurus
 Aspek Produksi, Penilaian aspek teknis da;pat mencakup beberapa
hal berikut.
 Lokasi Usaha, Yang perlu diperhatikan diantaranya:
a. Peruntukan lokasi usaha
b. Kedekatan dengan bahan baku, daerah pemasaran, tenaga kerja
c. Tidak bertentangan dengan agama, sosial, budaya, dampak
lingkungan.
d. Tersedianya pengolahan limbah industri sesuai standar AMDAL

 Sumber Daya Manusia


Penilaian diarahkan kepada sifat dan jenis tenaga kerja/ahli yang ada
dibutuhkan, bagaimana cara pemenuhannya, dari mana sumbernya,
sesuaikan tenaga kerja yang ada/perencaan pemakaian tenaga kerja baru
dengan rencana kerja/produksi, dan sebagainya.

 Kapasitas Produksi
Dalam hal ini yang dinilai adalah kemampuan teknis yang dimiliki oleh
perusahaan dalam merealisasikan rencana kerja, di antaranya:
a. Mesin-mesin dan alat-alat produksi yang dimiliki(jenis, jumlah,
dan kondisinya)
b. Apakah produksi telah mencapai kapasitas maksimum atau masih di
bawah kapasitas.
c. Kualitas mesin, perbaikan, pemeliharaan, dan kemudahan memperoleh
suku cadang.

 Proses Produksi
Penilaian ditekankan pada:
a. Lamanya waktu yang diperlukan dalam proses produksi
b. Cara pengaturan proses tersebut
c. Teknologi yang dipakai, flow chart/sistem prosedur kerja,formula-
formula
d. Sofware dan lain-lain untuk menunjukkan keunggulan produk
e. Apakah skala usaha (kapasitas produksi barang dan jasa) yang akan
dihasilkan telah berimbang satu sama lain.

 Fasilitas Pemeliharaan
Terkait dengan hal ini adalah ada atau tidaknya fasilitas
pemeliharaan yang dimiliki nasabah, termasuk peralatannya. Jika tidak
memiliki peralatan, bagaimana pemeliharaan bisa diperoleh agar
peralatan produksi terjamin keberadaannya sehingga senantiasa dapat
berjalan dengan baik.

 prasarana dan sarana


Tersedia prasarana, sarana, dan faktor produksi yang diperlukan untuk
kegiatan usaha yang meliputi:
a. Infrastruktur kegiatan usaha yang bersangkutan
b. Sumber bahan baku, bahan pembantu
c. Sumber tenaga kerja, baik skill/unskill
d. Sumber energi, sumber alam lainnya, air,gas alam, dan lain-lain
e. Sarana transportasi, komunikasi
f. Keamanan,gangguan hama
g. Lahan tempat usaha dalamkualitas dan luas yang mamadai

 ASPEK PEMASARAN
Penilaian ini didasarkan atas kemampuan perusahaan memasarkan barang
produksi/jasa atau hasil usahanya, baik sekarang maupun yang
direncanakan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam aspek
pemasaran adalah sebagai berikut.

 Barang atau jasa yang dipasarkan. Hal yang perlu ditelitu antara
lain dapat berupa informasi mengenai:
a. Product life cycle dari barang atau jasa tersebut
b. Adanya barang substitusi
c. Ada perusahaan pesaing
d. Jenis barang yang dihasilkan
e. Segmen pasar yang akan dituju

 Saluran distribusi

 ASPEK LEGAL
Analisis dalam hal ini terkait legalitas pendirian perusahaan,
legalitas usaha dan perizinan, legalitas permohonan kredit, dan
legalitas barang agunan.

 Legalitas Pendirian Badan Usaha


Dalam melakukan analisis terhadap legalitas pendirian badan usaha,
harus dibedakan antara badan usaha yang berbadan hukum dengan badan
usaha yang tidak berbadan hukum. Apabila calon debitur merupakan
badan usaha yang berbadan hukum, analisis terhadap aspek legal yang
harus dilakukan, antara lain:
a. Akte pendirian (berikut perubahannya) dibuat dengan akte notaris
b. Akte pendirian (berikut perubahannya) sudah mendapatkan
persetujuan dari instansi yang berwenang
c. Akte pendirian (berikut perubahannya) beserta pengesahaannya yang
telah didaftarkan dalam daftar perusahaan
d. Akte pendirian (berikut perubahannya) telah diumumkan dalam
berita negara dan tambahan Berita Negara Republik Indonesia.

Sementara itu, terhadap calon debitur berupa badan usaha yang


tidak berbadan hukum, analisis yang dilakukan antara lain:
a. Akte pendirian (berikut perubahannya) dibuat dengan akte notaris
b. Akte pendirian (berikut perubahannya) didaftarkan dalam daftar
perusahaan
c. Akte pendirian (berikut perubahannya) didaftarkan ke paniteraan
pengadilan negeri.
Selain itu perlu diperhatikan beberpa hal berikut:
d. Status kepemilikan
e. Kesesuaian izin usaha nasabah dengan kegiatan usahanya yang
tercantum dalam anggaran dasar perusahaan
f. Masa berlaku izin usaha

 Legalitas Usaha dan Perizinan


a. Kesesuaian izin usaha nasabah sesuai dengan kegiatan usahanyayang
tercantum dalam anggaran dasar perusahaan
b. Masa berlaku izin usaha
c. Penilaian tentang legalitas usaha nasabah

 Legalitas Permohonan Kredit


Penilaian ditujukan kepada kewenangan pemohon, baik secara
individu maupun manajemen perusahaan, sesuai ketentuan anggaran dasar
perusahaan.

 Legalitas Barang Agunan


Penilaian ditujukan kepada barang agunan

 Kondisi Perekonomian
Bank mmelakukan analisis atas kondisi pasar di dalam negeri
maupun diluar negeri, baik masa lalu maupun masa akan datang,
sehingga dapat diketahui prospek pemasaran dari hasil usaha debitur
yang dibiayai dengan kredit dari bank.

Analisis Kuantitatif
Pada analisis kuantitatif, bank melakukan penilaian atas aspek
capital dan keuangan debitur. Beberapa hal yang perlu dianalisis
adalah sebagai berikut:
1. Neraca, laporan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu
tertentu yang menunjukkan jumlah aktiva, utang, dan modal
perusahaan
2. Laporan laba/rugi, laporan hasil usaha suatu perusahaan, yang
menunjukkan jumlah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan
perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan sumber dan penggunaan dana, laporan mmengenai dari mana
perusahaan memperoleh dana untuk membiayai kegiatan usahanya adan
untuk apa dana tersebut digunakan pada suatu periode tertentu.
Analisis sumber dan penggunaan dana ini sangat penting karena
bank mengetahui beberapa hal berikut:
a. Kebijaksnaan pembelanjaan yang diambil oleh perusahaan pada
periode yang bersangkutan.
b. Perubahan pos-pos aktiva dan perubahan pada pos-pos utang dan
modal dalam neraca dapat menunjukkan bertambah atau
berkurangnya modal kerja.
Pada analiisis sumber penggunaan dana akan terdapat selisih bersih,
yaitu dengan selisih bersih, yaitu dengan selisih bersih di mana
modal kerja (working capital) bertambah atau berkurang.

Dalam analisa kuantitatif juga akan dilakukan analisis risiko


dari paparan laporan keuangan dengan menggunakan pendekatan analisis
rasio keuangan , setidaknya terdapat empat kategori rasio yaitu:

 Rasio likuditas, untuk melihat kemampuan perusahaan memenuhi


kewajiban-kewajibannya dalam jangka pendek dan bagaimana prospek
kelangsungan opersional Perusahaan.
 Rasio aktivitas, aktivitas untuk melihat indikasi efisiensi
perusahaan dalam penggunaan asetnya untuk menghasilkan pendaapatn.
 Rasio leverage, yaitu untuk melihat indikasi struktur permodalan,
antara modal sendiri dan utang, serta potensi volatilitas earning.
 Rasio profitabilitas, untuk menampilkan kinerja dari penjualan dan
laba yang dihasilkan oleh perusahaan.

Disamping analisis rasio, untuk kredit jangka panjang dan menegah


dilakukan analiisis proyeksi keuangan. Dalam membuat proyeksi
keuangan digunakan asumsi yang reasonable antara lain asumsi tentang
pasar, perputaran persediaan, tingkat bunga, pertumbuhan biaya
operasiona, dan sebagainya.

Analisis Jaminan dan Agunan


Bank melakukan evaluasi terhadap colleteral, yaitu agunan dan sumber
keuangan lainnya yang dapat digunakan sebagai alternatif sumber
pengembalian kredit. Evaluasi agunan dilakukan untuk mengetahui
kecukupan nilai agunan pemberian kredit kecukupan nilai agunan
berdasarkan bahwa pertimbangan berikut:
a. Kenyakinan bank bahwa debitur dapat menyelesaikan kewajibannya
berdasarkan kelayakan dan kemampuan keuangan debitur.
b. Agunan yang disyaratkan agar memperhatikan struktur kredit,
kompetisi, jenis agunan, dan riwayat pembayaran.
c. Agunan yang diserahkan debitur dipertimbangkan dapat mencukupi
pelunasan kewajiban debitur dalam hal debitur tidak mampu
memenuhi kewajiban (sebagaai second way-out).

Agunan dapat berupa objek yang dibiayai dengan kredit atau agunan
tambahan selain dari objek yang dibiayai. Kriteria agunan kredit,
antara lain:
 Mempunyai nilai ekonomi, dalam arti dapat dinilai dengan uang dan
dapat dijadikan uang.
 Kepemilikan dapat dipindah tangankan dari pemilik semula kepada
pihak lain(marketable).
 Mempunyai nilai yuridis, dalam arti dapat diikat secara sempurna
berdasarkan ketentuan dan undang-undang yang berlaku sehingga
bank memiliki hak yang didahulukan (preferen) terhadap hasil
likuidasi barang tersebut.

Berikut adalah beberapa jenis colletaral/agunan yang dapat diterima


bank.
 Tanah. Dalam melakukan analisis agunan berupa tanah, yang perlu
diperhatikan adalah hakatas tanah tersebut, seperti hak milik,
hak guna usaha, hak pakai atas tanah negara, dan lain-lain, serta
kepemilikan tanah tersebut.
 Bagunan, Agunan berupa bagunan yang umumnya dapat diterima bank,
berupa rumah tinggal, rumah susun, pabrik, gudang, atau hotel
yang perlu diperhatikan adalah beberapa hal, seperti ijin
mendirikan bangunan (IMB), lokasi bangunan, luas bangunan,
kontroksi bangunan, kondisi bangunan, tahun pendirian/renovasi
bangunan, peruntukan bangunan (rumah tinggal, pabrik, gudang,
hotel), tingkat marketabilitas, kleterikatan dengan bank lain,
dan status hukum (dalam kondisi sengketa/tidak)
 Kendaraan Bermotor.Dalammelakukan analisis agunan berupa
kendaraan bermotor, yang perlu diperhatikan adalah umur teknis
dan kepemilikan kendaraan bermotor, serta pengamanan tambahan
pemblokiran pada instansi yang berwenang.
 Persedian (inventory). dalam melakukan analisis agunan berupa
persediaan, yang perlu diperhatikan adalah sistem perusahaan
debitur dalammenentukan nilai persediaan (FIFO, LIFO, Average),
jenis barang persediaan,kondisi persedian, dan tempat penyimpanan
persediaan.
 Piutang dagang. Dalam melakukan analisis agunan berupa piutang
dagang, yang perlu diperhatikan adalah bahwa piutang tersebut
merupakan piutang dagang lancar dan memiliki dokumen piutang.
 Mesin-mesin pabrik. Dalammelakukan analisis agunan berupa mesin
pabrik, yang perlu diperhatikan adalah umur teknis dari mesin
tersebut.
 Personal Guarantee/ corporate guarantee. Apabila akan menerima
corporate guarantee dan/atau personal guarantee, bank harus
melakukan evaluasi terhadap kelayakan dan bonafitditas dari
penjamin (guatantor) dan memastikan bahwa perjanjian/akta
guarantee telah ditanda tangani oleh pihak yang berwenang.

Evaluasi Kebutuhan Kredit dan Jenis Fasilitas


Pemberian kredit harus disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi kebutuhan debitur. Pada beberapa jenis kredi,
seperti credit comsumer, maksimal kredit yang diberikan
ditetapkan oleh BI ( Bank Indonesia) pada perinsipnya bank
harus memperhatikan perinsip kehati-hatian dan memastikan
nsabah mempunyai modal sendiri dan sumber dari bank
merupakan sumber tambahan.

Perhitungan Suku Bunga Kredit


Berdasarkan jenis/sifatnya, suku bunga kredit dibedakan
menjadi dua yaitu:
 Tetap (fixed rate), suku bunga yang besarnya selalu
tetap (fixed) selama jangka waktu tertentu atau selama
jangka waktu kredit.
 Mengambang (floating rate), suku bunga yang besarnya
dapat berubah-rubah sewaktu-waktu sesuai dengan
besarnya suku bunga yang berlaku di pasar (mengikuti
mekanisme pasar).
Berikut ini beberapa metode dalam perhitungan bunga.
a. Metode efektif
Metode ini menghitung bunga yang harus dibayar setiap
bulan sesuai dengan sldo pokok pinjaman bulan sebelumnya.
Rumus perhitungan bunga
BUNGA = SP x I (30/360)
Keterangan:
SP = saldo pokokpinjaman bulan sebelumnya
I = suku bunga per tahun
30 = jumlah hari dalam satu bulan
360 = jumlah hari dalam satu tahun

Contoh perhitungan
Bunga efektif bulan Pertama
= 24.000.000 x 10% x (30hari / 360 hari
= 200.000,-
Anggsuran pokok dan bunga pada bulan pertama
Rp 1.000.0000 + Rp. 200.000,- = Rp 1.200.000,-

Bunga efektif bulan kedua


= Rp 23.000.000 x 10% x (30hari /360 hari)
= Rp 191.666,67
Angsuran bulan kedua lebih kecil dari angsuran bulan
pertama. Demikian pula untuk bulan-bulan selanjutnya,
besarnya anggsuran akan semakin menurun dari waktu ke
waktu.

b. Metode Auitas
Metode ini merupakan modifikasi dari metode efektif, untuk
mengatur jumlah angsuran pokok dan bunga yang dibayar agar
sama setiap bulan. Rumus yang digunakan sama dengan rumus
Metode Efektif, yaitu:
BUNGA = SP X I X (30/360)

SP = Saldo pokok pinjaman bulan sebelumnya


i = suku bunga pertahun
31 = jumlah hari dalan satu bulan
361 = jumlah hari dalam satu tahun
Biasanya bank memiliki aplikasi software yang secara
otomatis menghitung bunga anuitas. Dalam kasus di atas,
contoh perhitungannya adalah sebagai berikut:
Buangan anuitas pertama
= Rp 24.000.000,- x 10% x (30 hari/360hari)
= Rp 200.000,-
Anggusran pokok dan bunga pada bulan pertama

Untuk menghitung angsuran dengan bunga anuitas secara


manual, kita bisa menerapkan rumus yang digunakan dalam
menghitung bunga efektif. Rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
Bunga = SP x i x (30/360)
Keterangan:
SP adalah saldo pokok pinjaman di bulan sebelumnya.
I adalah suku bunga per tahun.
30 adalah jumlah hari dalam sebulan.
360 adalah jumlah hari dalam setahun.
Namun, rumus ini dikembangkan lagi untuk mendapatkan nilai
yang sesuai berdasarkan rumus anuitas menjadi:
P x i x [(1+i)xt) / (1+i)t-1)]
Keterangan:
 P adalah pokok pinjaman.
 i adalah suku bunga.
 t adalah periode kredit.
Simulasi penghitungan bunga anuitas
Agar semakin jelas cara menerapkan hitungan menggunakan
bunga anuitas, kita bisa melihat contoh berikut ini
berdasarkan rumus di atas.Seorang pebisnis UMKM memiliki
utang modal usaha sebesar Rp12 juta. Utang ini memiliki
periode pembayaran selama 12 bulan atau satu tahun dengan
bunga 10 persen. Mari kita hitung jumlah bunga yang harus
dibayar dan jumlah cicilan per bulan.
Berdasarkan rumus bunga anuitas, maka cicilan bulanan
dihitung dengan cara berikut.
12.000.000 x 0,83% x (1,105 / 0,105) = Rp1.054.991,-

Perhatikan tabel berikut!


Sisa Pembayaran Pembayaran Jumlah
Bulan Sisa Pokok
Utang Pokok Bunga Angsuran
1 12.000.000 954.991 100.000 1.054.991 11.045.009
2 11.045.009 962.946 92.042 1.054.991 10.082.060
3 10.082.060 970.973 84.017 1.054.991 9.111.087
4 9.111.087 979.065 75.926 1.054.991 8.132.022
5 8.132.022 987.224 67.767 1.054.991 7.144.798
6 7.144.798 995.451 59.540 1.054.991 6.149.348
7 6.149.348 1.003.746 51.245 1.054.991 5.145.602
8 5.145.602 1.012.111 42.880 1.054.991 4.133.491
9 4.133.491 1.020.545 34.446 1.054.991 3.112.946
10 3.112.946 1.029.049 25.941 1.054.991 2.083.897
11 2.083.897 1.037.625 17.366 1.054.991 1.046.272
12 1.046.272 1.046.272 8.719 1.054.991 0
Total 12.000.000 659.888 12.659.888
Demikian pengertian anuitas adalah, jenis-jenisnya, dan
cara menghitung bunga anuitas. Sebelum menghitung semua,
pastikan sudah menghitung besaran bunga seperti di atas.
Selain itu, pastikan bahwa jumlah angsuran selalu sama,
sehingga terlihat pokok angsuran semakin membesar,
sedangkan bunga pinjaman semakin mengecil.
Dengan rumus di atas, kita yang sedang mengambil pinjaman
tunai lebih bisa mengatur keuangan. Meski jumlah angsuran
selalu sama, sebaiknya pertimbangkan pilihan suku bunga
lain, misalnya bunga efektif agar lebih dulu mengurangi
pokok pinjaman.

Cara Menghitung Bunga Pinjaman Kredit Dengan: Bunga Flate Rate,


Efektif dan Anuitas

Beberapa cara menghitung bunga kredit yang biasanya digunakan oleh


bank antara lain:
1. Bunga Flat Rate

Perhitungan bunga didasarkan pada plafond kredit dan besarnya bunga


yang dibebankan dialokasikan secara proporsional sesuai dengan jangka
waktu kredit. Dengan cara ini, jumlah pembayaran pokok dan bunga
kredit setiap bulan sama besarnya.

Rumus Bunga Flat Rate

Bunga Flat Rate = Bunga : (persentase bunga x plafon


kredit) : jangka waktu pembayaran.

Contoh:
Bank A memberikan kredit sebesar Rp6.000.000,- selama 6 bulan kepada
debitur C dengan tingkat bunga 12% per tahun flat rate.
Total Bunga = Pl x i x n
Bunga per Bulan = Pl x (i/12)
Pl = plafond kredit, i = suku bunga per tahun, n = jangka waktu
kredit (tahun)

Tabel Angsuran Debitur C – Flat Rate

Bln Saldo Anggaran pokok Angsuran Bunga Jumlah Angsuran

1 6.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000

2 5.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000

3 4.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000

4 3.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000

5 2.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000

6 1.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000

Jumlah 6.000.000 360.000 6.360.000


2. Bunga Efektif (Sliding Rate)

Perhitungan bunga dilakukan setiap akhir periode pembayaran angsuran.


Pada perhitungan ini, bunga kredit dihitung dari saldo akhir setiap
bulannya (baki debet) sehingga bunga yang dibayar debitur setiap
bulannya semakin menurun.

Dengan demikian, jumlah angsuran yang dibayar debitur setiap bulannya


akan semakin mengecil.
Rumus Bunga Efektif (Sliding Rate)

Bunga Efektif = Saldo pokok pinjaman (SP) x i (suku


bunga tiap tahun) : 12 (jumlah bulan dalam satu tahun).

Bunga Efektif Berbeda dengan bunga flat, penghitungan bunga efektif


membuat Anda membayar jumlah yang berbeda setiap bulan.

Contoh soal Bunga Efektif (Sliding Rate)

Contohnya, Anda mengajukan plafon kredit sebesar Rp 360 juta dengan


bunga 10% tiap tahun untuk tenor lima tahun. Besaran pokok pinjaman
Rp 360.000.000 x 10 persen : 12 = Rp 3.000.000.

Angsuran bulan 1

Besaran bunga: Rp 360.000.000 x 10 persen : 12 = Rp 3.000.000


Angsuran pokok: Rp 360.000.000 : 60 = Rp 6.000.000
Total angsuran bulan 1: Rp 6.000.000 + Rp 3.000.000 = Rp 9.000.000 –

Angsuran bulan 2

SP: Rp 360.000.000 – Rp 6.000.000 = Rp 354.000.000 Besaran bunga: Rp


354.000.000 x 10 persen : 12 = Rp 2.950.000
Total angsuran bulan 2:

Rp 6.000.000 + Rp 2.950.000 = Rp 8.950.000 Contoh penghitungan bunga


pinjaman tersebut memperlihatkan bahwa angsuran yang harus Anda bayar
setiap bulan berbeda-beda dan jumlahnya semakin kecil.

Contoh soal Bunga Efektif (Sliding Rate) dengan table

Bank A memberikan kredit sebesar Rp6.000.000,- selama 6 bulan kepada


debitur C dengan tingkat bunga 12% per tahun sliding rate.
Bunga per bulan = SA x (i/12)
SA = saldo akhir periode, i = suku bunga per tahun
Tabel Angsuran Debitur C – Sliding Rate

Angsuran Angsuran Jumlah


Bln Saldo
Pokok Bunga Angsuran

1 6.000.000 1.000.000 60.000 1.060.000

2 5.000.000 1.000.000 50.000 1.050.000


3 4.000.000 1.000.000 40.000 1.040.000

4 3.000.000 1.000.000 30.000 1.030.000

5 2.000.000 1.000.000 20.000 1.020.000

6 1.000.000 1.000.000 10.000 1.010.000

Jumlah 6.000.000 1.000.000 210.000 6.210.000


3. Bunga Anuitas

Jumlah angsuran bulanan yang dibayar debitur tidak berubah selama


jangka waktu kredit. Namun demikian komposisi besarnya angsuran pokok
maupun angsuran bunga setiap bulannya akan berubah dimana angsuran
bunga akan semakin mengecil sedangkan angsuran pokok akan semakin
membesar.

Rumus Bunga Anuitas

Total angsuran per bulan = P x (i/12) : (1-(1+(i/12)-t).


P = total pinjaman/plafon, i = suku bunga per tahun, t =
tenor/jangka waktu pembayaran.

Contoh:
Bank A memberikan kredit sebesar Rp6.000.000,- selama 6 bulan kepada
debitur C dengan tingkat bunga 12% per tahun anuitas.
Jumlah angsuran yang harus dibayar debitur C setiap bulannya adalah:
Angsuran Bulanan = Pl x (i/12) x {1/[1-(1/(1+i/12)m]}

Pl = Plafond Kredit
i = suku bunga per tahun
m = jumlah periode pembayaran
Tabel Angsuran Debitur C – Anuitas

Angsuran Angsuran Jumlah


Bln Saldo
Pokok Bunga Angsuran

1 6.000.000 975.290 60.000 1.035.290

2 5.024.710 985.043 50.247 1.035.290

3 4.039.667 994.893 40.397 1.035.290

4 3.044.774 1.004.842 30.448 1.035.290


5 2.039.932 1.014.891. 20.399 1.035.290

6 1.025.041 1.025.040 10.250 1.035.290

Jumlah 6.000.000 211.740 6.211.740


Dari ketiga contoh cara menghitung bunga kredit diatas, terlihat
bahwa besarnya bunga kredit yang harus dibayar debitur akan berbeda-
beda walaupun suku bunga yang digunakan sama (12%). Dengan demikian,
penggunaan perhitungan bunga akan mempengaruhi besar kecilnya
angsuran bunga yang harus dibayar debitur atas kredit yang diberikan
bank.

Apakah Suku Bunga Kredit dapat berubah?

Suku bunga kredit dapat berubah setiap saat selama jangka waktu
kredit apabila bank menetapkan suku bunga mengambang (floating).
Namun demikian, bank dapat menetapkan suku bunga yang bersifat tetap
(fixed) selama jangka waktu kredit atau pada jangka waktu tertentu
(jangka waktu yang diperjanjikan).

1. Suku Bunga Tetap (Fixed)

Pada suku bunga yang bersifat tetap, besarnya bunga yang harus
dibayar Debitur selama jangka waktu yang diperjanjikan tidak akan
berubah. Dengan demikian apabila pada saat perjanjian kredit telah
ditetapkan suku bunga sebesar 12%, maka selama jangka waktu yang
diperjanjikan suku bunga yang berlaku tetap 12%.

Baca juga: Bunga Akrual (Accrued Interest) – Rumus, Contoh Soal,


Jawaban

2. Suku Bunga Mengambang (Floating Rate)

Pada suku bunga yang bersifat mengambang, besarnya bunga yang harus
dibayar Debitur dapat berubah sesuai dengan tingkat suku bunga
yangditetapkan oleh bank. Dengan demikian apabila suku bunga yang
disepakati pada awal perjanjian adalah sebesar 12%, maka selama
jangka waktu kredit suku bunga dapat turun menjadi 10% atau bahkan
naik menjadi 15%.

Keuntungan dan Kerugian Perhitungan Suku Bunga

Baik penetapan suku bunga secara tetap maupun secara mengambang dapat
membawa keuntungan maupun kerugian bagi Debitur.
Keuntungan
Suku bunga tetap:

Kepastian besarnya bunga yang dibayar


Tidak ada perubahan suku bunga walaupun suku bunga pasar mengalami
kenaikan

Suku bunga mengambang:

Pada saat terjadi penurunan suku bunga pasar maka tingkat suku bunga
kredit ikut turun.

Keuntungan suku bunga tetap bagi Debitur adalah adanya kepastian


besarnya suku bunga yang harus dibayar setiap periodenya. Selain itu,
apabila suku bunga pasar mengalami kenaikan maka debitur diuntungkan
karena adanya selisih suku bunga tersebut. Sementara itu keuntungan
suku bunga floating bagi Debitur dapat terjadi apabila suku bunga
pasar mengalami penurunan sehingga besarnya bunga yang harus dibayar
Debitur pada periode tersebut pun menjadi lebih rendah daripada
periode sebelumnya.

Kerugian
Suku bunga tetap:

Apabila suku bunga pasar berada dibawah suku bunga tetap maka suku
bunga kredit menjadi lebih mahal

Suku bunga mengambang:

Apabila suku bunga pasar mengalami kenaikan maka suku bunga kredit
akan ikut naik

Apa yang harus Diperhatikan Debitur?

Untuk menghindari kesalahpahaman dikemudian hari dalam pemenuhan


kewajiban pembayaran pokok dan bunga kredit dari bank, sebaiknya
Debitur mencari informasi dan meminta penjelasan terlebih dahulu
mengenai hal-hal berikut dari bank sebelum menandatangani perjanjian
kredit:

Cara perhitungan bunga (Flat, sliding, atau anuitas)


Penetapan bunga (Fixed atau floating)
Tabel angsuran yang harus dipenuhi Debitur
Biaya-biaya yang timbul (provisi, komisi, notaris, penalti,
asuransi, dsb)
Membaca dan memahami isi Perjanjian Kredit

Contoh Soal dan Jawaban Cara Menghitung Bunga Pinjaman

1. Contoh cara menghitung bunga pinjaman dengan Bunga Anuitas. Jika


plafon KPR Anda sebesar Rp 120 juta (P) dengan tenor 10 tahun (t)
dan suku bunga 11% per tahun (i). Hitung: total angsuran per bulan
yang harus Anda bayar dan besar angsuran pokok tiap bulan!

Jawaban:

Gunakan rumus cara menghitung bunga pinjaman “Bunga Anuitas”:

Rumus menghitungnya adalah total angsuran per bulan = P x (i/12) :


(1-(1+(i/12)-t). P = total pinjaman/plafon, i = suku bunga per tahun,
t = tenor/jangka waktu pembayaran.

Total angsuran per bulan yang harus Anda bayar adalah Rp 120.000.000
x (11%/12) : (1-(1+(1/12) 10 ) = Rp 1.653.000

Besar angsuran bunga setiap bulan: Angsuran bunga bulan 1: Rp


120.000.000 x 11% : 12 = Rp 1.100.000 Angsuran bunga bulan 2: Rp
119.446.999 x 11% : 12 = Rp 1.094.930 Angsuran bunga bulan 3: Rp
118.888.930 x 11% : 12 = Rp 1.089.815

Besar angsuran pokok tiap bulan: Angsuran pokok bulan 1: Rp 1.653.000


– Rp 1.100.000 = Rp 553.000 Angsuran pokok bulan 2: Rp 1.653.000 –
Rp 1.094.930 = Rp 558.069 Angsuran pokok bulan 3: Rp 1.653.000 – Rp
1.089.815 = Rp 563.184

2. Contoh soal cara menghitung Bunga Flat. Jika Anda mengajukan


plafon kredit sebesar Rp 120 juta kepada bank dengan bunga 10% dalam
jangka waktu 1 tahun. Hitung besar cicilan pokok setiap bulan!

Besar cicilan pokok setiap bulan: Rp 120.000.000 : 12 = Rp 10.000.000.


Sementara bunga: (10 persen x Rp 120.000.000) : 12 bulan = Rp
1.000.000. Jadi, angsuran yang harus Anda bayar setiap bulan: Rp
10.000.000 + Rp 1.000.000 = Rp 11.000.000.

Jawaban:

Bunga flat dihitung hanya berdasarkan plafon kredit dan persentase


besaran bunga. Oleh karena itu, setiap bulannya Anda membayar
pinjaman dalam jumlah yang sama. Rumus menghitungnya adalah bunga:
(persentase bunga x plafon kredit) : jangka waktu pembayaran.
3. Contoh soal cara menghitung Bunga Flat. Jessica mengajukan plafon
kredit sebesar Rp 120 000 000 kepada bank BCA. Berapa besar dana
yang harus dibayar Jessica setiap bulannya dalam satu tahun jika
bunganya sebesar 10%?

Jawaban:

Diketahui
Jumlah pinjaman: 120.000.000
Bunga: 10%
Jangka waktu: 12 bulan
Besar cicilan pokok setiap bulan: Rp120.000.000 : 12 = Rp10.000.000

Gunakan rumus:
Bunga : (persentase bunga x plafon kredit) : jangka waktu pembayaran

Bunga: (10% x Rp120.000.000): 12 bulan


Bunga: Rp1.000.000

Angsuran yang harus dibayar setiap bulan: Rp10.000.000 + Rp1.000.000


= Rp11.000.000

Dengan penghitungan tersebut, Jessica harus membayar sejumlah Rp 11


000 000 setiap bulannya untuk melunasi utang dalam waktu satu tahun.

Penghitungan bunga pinjaman yang flat, membuat Jessica membayar


jumlah yang sama setiap bulannya.

4. Contoh soal cara menghitung bunga dengan bunga efektif. Jessica


meminjam dana sebesar Rp360 000 000 ke bank BCA. Jika BCA menetapkan
suku bunga sebesar 10% setiap tahun. Berapakah besar dana yang harus
dibayar Jessica setiap bulannya jika jangka waktu kredit selama 5
tahun?

Jawaban:

Diketahui:
Pokok pinjaman: Rp360.000.000
i: 10%
Jangka waktu: 5 tahun atau 60 bulan

Gunakan Rumus Penghitungan Bunga Efektif:


Besaran bunga: SP x i : 12
SP: Saldo pokok pinjaman dari bulan sebelumnya atau sisa pokok utang
i: Suku bunga setiap tahunnya
12: Jumlah bulan dalam satu tahun

– Angsuran bulan 1

Besaran bunga: Rp360.000.000 x 10% : 12


Besaran bunga: Rp3.000.000

Angsuran pokok: Rp360.000.000 : 60


Angsuran pokok: Rp6.000.000

Total angsuran bulan 1: Rp6.000.000 + Rp3.000.000


Total angsuran bulan 1: Rp9.000.000

– Angsuran bulan 2

SP: Rp360.000.000 – Rp6.000.000


SP: Rp354.000.000

Besaran bunga: Rp354.000.000 x 10% : 12


Besaran bunga: Rp2.950.000

Total angsuran bulan 2: Rp6.000.000 + Rp2.950.000


Total angsuran bulan 2: Rp8.950.000

Contoh penghitungan bunga pinjaman tersebut memperlihatkan bahwa


angsuran yang harus dibayar Jessica setiap bulan ke bank berbeda-beda
dan jumlahnya semakin kecil.

5. Contoh soal cara menghitung bunga pinjaman dengan “ Bunga


Anuitas”. Jessica meminjam dana ke bank BCA sebesar Rp 120 000 000
dengan jangka waktu pembayaran selama 10 tahun. Jika suku bunga
adalah 11% per tahun, berapa besar angsuran yang harus dibayar
Jessica setiap bulan?

Jawaban:

Gunakan Rumus Menghitung Bunga Anuitas


Total angsuran per bulan = P x (i/12) : (1-(1+(i/12)-t)

P: Total pinjaman
i: Suku bunga per tahun
t: Jangka waktu pembayaran dalam tahun
P= 120.000.000
i= 11%
t= 10

Total angsuran per bulan


– Rp120.000.000 x (11%/12) : (1-(1+(1/12)10) = Rp1.653.000

Besar angsuran bunga setiap bulan


Angsuran bunga bulan 1: Rp120.000.000 x 11% : 12 = Rp1.100.000
Angsuran bunga bulan 2: Rp119.446.999 x 11% : 12 = Rp 1.094.930
Angsuran bunga bulan 3: Rp118.888.930 x 11% : 12 = Rp1.089.815

Besar angsuran pokok tiap bulan:

Angsuran pokok bulan 1: Rp1.653.000 – Rp1.100.000 = Rp553.000


Angsuran pokok bulan 2: Rp1.653.000 – Rp1.094.930 = Rp558.069
Angsuran pokok bulan 3: Rp1.653.000 – Rp1.089.815 = Rp563.184

NERACA
1. Capaian Pembelajaran :
Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu mendefinisikan
pengertian Neraca, Aktifa, Macam-macam Aktifa, kewajiaban, Macam-macam
Kewajibandan apa saja itu modal.
2. Kemampuan Akhir yang diharapkan :
a. Mendefinisikan Neraca
b. Mampu mendefinisikan pengertian aktifa dan kmponen aktifa secara lengkap
c. Mampu mendefinisikan pengertian kewajiban dan macam-macam kewajiban
d. Menjelaskan secara lengkap modal dan apa saja modal
3. Pokok Bahasan : Neraca
Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian neraca
b. Perngertian Aktiva
c. Pengertian komponen aktiva
d. Pengertian Kewajiban
e. Perngertian berbagai kewajiban
f. Pengertian modal dan bagian-bagian dari modal

1. PENGERTIAN NERACA
Didalam akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan (bahasa
Inggris: balance sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari laporan
keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca
terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan
persamaan akuntansi berikut:

Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas
dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu
periode akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau tahunan).

Pernyataan standar keuangan:


1. Perusahaan menyajikan aset lancar terpisah dari aset tidak lancar dan kewajiban
jangka pendek terpisah dari kewajiban jangka panjang kecuali untuk industri
tertentu diatur dalam PSAK khusus. Aset lancar disajikan menurut urutan likuiditas
sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh tempo.

2. Perusahaan harus mengungkapkan informasi jumlah setiap aset yang akan diterima
dan kewajiban yang dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal
neraca.
3. Apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi perusahaan
yang dapat diidentifikasi dengan jelas, maka klasifikasi aset lancar dan tidak lancar
serta kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca memberikan
informasi yang bermanfaat dengan membedakan aset bersih sebagai modal kerja
dengan aset yang digunakan untuk operasi jangka panjang.

2. AKTIVA
1. PENGERTIAN AKTIVA
Aktiva adalah segala kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, yang
dimaksud dengan kekayaan ini adalah sumber daya yang dapat berupa benda atau
hak yang dikuasai dan yang sebelumnya diperoleh perusahaan melalui transaksi
atau kegiatan masa lalu. Untuk dapat diakui sebegai aktiva, kekayaan atau sumber
daya tersebut harus bisa diukur menggunakan satuan mata uang, bisa Rupiah,
Dollar, atau mata uang lainnya tergantung dengan situasi dan kondisi yang
menyertai.

2. JENIS-JENIS AKTVA (Assets)


Pada umumnya, aktiva dibagi menjadi empat yaitu aktiva lancar, investasi jangka
panjang, aktiva tetap, dan aktiva tetap tak berwujud. Berikut adalah beberapa
penjelasan singkatnya.

2.1 Aktiva Lancar (Current Assets)


Aktiva Lancar merupakan aktiva yang diharapkan dapat dicairkan (diuangkan)
tidak lebih dari 1 tahun atau 1 siklus akuntansi. Aktiva lancar terdiri dari :
a. Kas (cash), semua aktiva yang tersedia di dalam kas perusahaan ataupun setara
kas yang disimpan di Bank yang bisa di ambil setiap saat.
b. Surat Berharga, pemilikan saham atau juga obligasi perusahaan lain yang
mempunyai sifat sementara, yang sewaktu-waktu bisa dijual kembali.
c. Piutang Dagang, tagihan dari perusahaan kepada pihak lain (debitur) yang
disebabkan karena penjualan barang atau jasa secara kredit.
d. Piutang Wesel, adalah surat perintah penagihan pada seseorang atau juga badan
untuk dapat membayar sejumlah uang di tanggal yang telah ditentukan
sebelumnya, pada orang yang namanya sudah disebut di dalam surat.
e. Piutang pendapatan, pendapatan yang sudah menjadi hak, namun belum diterima
pembayarannya.
f. Beban Dibayar di Muka, pembayaran beban yang dibayar di awal, namun belum
menjadi suatu kewajiban pada periode yang bersangkutan.
g. Perlengkapan, seluruh perlengkapan yang dipakai demi suatu kelancaran bisnis
dan bersifat habis pakai.
h. Persediaan Barang Dagang, barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali
dengan mengharapkan untuk mendapat suatu laba.

2.2 Investasi Jangka Panjang (Long Term Investment)


Investasi jangka panjang adalah suatu penanaman modal di dalam perusahaan
lain dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu juga untuk memperoleh laba atau
keuntungan dan mengontrol perusahaan tersebut.

2.3 Aktiva Tetap (Fixed Assets)


Aktiva tetap adalah suatu kekayaan yang dimiliki perusahaan di mana
pemakaiannya (umur ekonomis) lebih dari satu tahun, digunakan untuk proses operasi,
serta tidak untuk dijual. Contoh fixed assets antara lain tanah, gedung, mesin,
peralatan toko dan kantor, alat angkut, dan lain sebagainya.

2.4 Aktiva Tetap Tak Berwujud (Intagible Fixed Assets)


Aktiva tetap tak berwujud adalah suatu hak istimewa yang dimiliki perusahaan
dan memiliki nilai namun tidak memiliki bentuk fisik. Yang termasuk di dalam
intagible fixed assets antara lain sebagai berikut :
a. Good will, nilai lebih yang dipunyai perusahaan dikarenakan keistimewaan tertentu.
b. Hak Paten, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang
atau juga badan dikarenakan penemuan tertentu.
c. Hak Cipta, adalah hak tunggal yang diberikan oleh pemerintah kepada seseorang
atau juga badan dikarenakan adanya hasil karya seni atau tulisan atau juga karya
intelektual.
d. Merek Dagang, adalah hak yang diberikan oleh pemerintah kepada suatu badan
untuk dapat menggunakan nama dan juga lambang bagi bisnisnya.
e. Hak Sewa, adalah hak untuk dapat menggunakan aktiva tetap pihak lain di dalam
waktu yang panjang sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
f. Franchise, adalah suatu hak istimewa yang diterima oleh seseorang atau juga suatu
badan dari pihak lain untuk dapat mengkomersilkan formula, teknik, atau juga
produk tertentu.

2.5 Aktiva Lain-lain (other asset)


Aktiva lain-lain sebagai akun neraca adalah aktiva yang dari berbagai hal tidak
dapat digolongkan ke dalam kategori-kategori aktiva investasi dalam neraca, aktiva
tetap dan aktiva takberwujud.

3. KEWAJIABAN
Pengertian kewajiban dalam akuntansi adalah hutang suatu perusahaan yang muncul
karena transaksi pada waktu yang lalu dan harus di bayar dengan kas, barang atau
jasa dimasa depan. Secara simpelnya kewajiban ini merupakan akun yang muncul
pada waktu transaksi selesai namun belum mendapat timbal balik dari transaksi
itu sendiri.

3.1 Kewajiban Lancar


Kewajiban lancar/utang lancar/utang jangka pendek (current liabilities) adalah
kewajiban yang harus dilunasi dalam waktu tidak elbih dalam waktu satu tahun atau
satu siklus normal operasi perusahaan, antara lain:
- Utang usaha (account payable), yaitu kewajiban yang harus dilunasi karena
pembelian barang atau jasa secara kredit.
- Utang wesel/wesel bayar (notes payable) adalah janji tertulis yang membayar
kepada pihak lain dalam jumlah tertentu dan pada tanggal yang telah ditetapkan.-
Utang beban adalah kewajiban membayar karena perusahaan telah menerima
manfaatnya. Seperti utang bunga (interest payable), utang gaji (salaries payable),
utang sewa (rent payable).
- Pendapatan diterima di muka adalah pendapatan yang belum menjadi hak, tetapi
sudah diterima pembayarannya. Contohnya: sewa diterima di muka, bunga diterima
di muka.

3.2 Kewajiban Jangka Panjang


Kewajiban jangka panjang atau uatang jangka panjang (long term debt) adalah
kewajiban yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun atau satu siklus
normal operasi perusahaan. yang termasuk kewajiban jangka panjang antara
lain sebagai berikut:
- Utang Hipotek adalah pinjaman jangka panjang dengan jaminan aktiva tetap.
- Utang obligasi adalah pinjaman jangka panjang yang timbul karena perusahaan
menjual/mengeluarkan surat-surat obligasi. Obligasi adalah surat bukti yang
menyatakan bahwa pemegang obligasi meminjamkan uang kepada perusahaan
yang mengeluarkan obligasi tersebut. Pemegang obligasi akan mendapat bunga
tetap secara berkala yang disebut kupon.
- Kredit Investasi adalah pinjaman jangka panjang yang diterima dari bank atau
lembaga keuangan lain, yang digunakan untuk pelunasan perusahaan.

3.3 Kewajiban Lain-Lain


Kewajiban/utang lain-lain adalah meliputi semua kewajiban yang tidak sesuai
untuk diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
Misalnya, uang jaminan yang diterima dari pelanggan.

3.4 Utang yang Distributor


Pinjaman yang di peroleh berdasarkan dari suatuperjanjian subordinasi dimana
pinjaman ini baru dapat dibayar kembali apabila perusahaan telah melunasi kewajiban
hutang tertentu.

4. MODAL
Modal ( Capital ) adalah dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset
dan operasional suatu perusahaan. Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan: hutang,
saham biasa, saham preferen dan laba ditahan.

4.1Agio Saham
Agio Saham adalah kekayaan bersih perusahaan yang diperoleh dari penilaian
atau penjualan saham di atas nilai nominalnya. Nilai agio saham diambil dari selisih
harga jual dan harga beli suatu saham. Singkatnya, agio saham adalah selisih lebih
setoran pemegang saham di atas nilai nominalnya.

4.2 Laba yang Ditahan


Laba ditahan adalah bagian dari laba bersih perusahaan yang ditahan oleh
perusahaan dan tidak dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham. Uang ini
biasanya diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan, agar menjadi bahan bakar
utama untuk kelangsungan pertumbuhan perusahaan, atau digunakan untuk melunasi
hutang hutang perusahaan.

4.3 Laba Tahun Berjalan


Laba tahun berjalan adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan
setelah dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun buku berjalan yang
diperhitungkan sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank mengalami kerugian
pada tahun berjalan, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal
inti.

4.4 Selisih Penilaian Kembali Aktiva Tetap


Selisih penilaian kembali aset tetap perusahaan, yang diakibatkan adanya
kenaikan nilai aset tetap tersebut di pasaran atau karena rendahnya nilai aset tetap
dalamlaporan keuangan perusahaan yang disebabkan oleh devaluasi atau sebab lain,
sehingga nilai aset tetap dalam laporan keuangan tidak lagi mencerminkan nilai yang
wajar.

L E M B A R K E R J A P R A K T E K M A H A S IS W A
N am a : .................................................................... N IL A I
N im : ....................................................................
Tan g g al : ....................................................................

I. TU JU A N
Mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Neraca, Aktiva, Kewajiban,
Modal dan apa saja jenis-jenis dari Aktiva, Kewjiban,dan Modal.

II. A L A T D A N B A H A N
1. Buku Teks
2. Lembar Kerja Praktek Mahasiswa (LKPM)
3. Laptop
4. Internet

III. C A R A K E R JA
1. Bacalah definisi dan fungsi dari jenis-jenis yang ada di buku panduan..
2. Carilah di internet masing-masing definisi dan fungsi dari jenis-jenis neraca,
aktifa, kewaiban, dan modal.
3. Buatlah ke dalam tabel yang tersedia.
IV . IS IL A H TA B E L D I B A W A H IN I
1.Definisi dan fungsi dari jenis-jenis neraca, aktifa, kewajiban, dan modal yang
ada pada internet dan buku panduan.
JE N IS -JE N IS
NO LEM BAG A D E F IN IS I/F U N G S I SKOR
KEUANGAN

1 Neraca

2 Aktiva

3 Aktiva Lancar

4 Investasi

5 Aktiva Tetap

6 Aktiva Tidak
Berwujud
7 Aktiva Lain-lain

8 Kewajiban dan
salah satu jenis
9 Modal

2. Jelaskanlah:
a. Aktiva oleh Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
b . Komponen dalam kewajiban lancar
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

1. Capaian Pembelajaran : Setelah mengikuti praktikum, mahasiswadiharapkan


dapat mendefinisikan tentang Laporan laba/rugi beserta komponen, Hubungan
antara Neraca dan Perhitungan laba/rugi dan keterbatasan laporan keungan.
2. Kemampuan Akhir yang diharapkan:
a. Mendefinisikan pengertian dan menguraikan Laporan laba/rugi beserta
komponen
b. Menjelaskan secara lengkap Hubungan antara Neraca dan Perhitungan
laba/rugi
c. Menjelaskan keterbatasan laporan keungan.
3. Pokok Bahsan : Laporan Laba/Rugi
4. Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian Laporan Laba/Rugi
b. Komponen Laporan Laba/Rugi
c. Hubungan antara Neraca dan Perhitungan laba/rugi
d. keterbatasan laporan keuangan
5. Materi :
LAPORAN LABA RUGI
Laporan laba rugi adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan
yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur
pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi)
bersih.

A. KOMPONEN LAPORAN LABA/RUGI


1. Sales
Komponen pertama dari Income Statement adalah penjualan (Sales), yaitu
pendapatan yang diperoleh perusahaan akibat dari penyerahan barang/jasa dari bisnis
utamanya. Untuk kejelasan analisis, biasanya dibedakan menjadi 2 yaitu Gross Sales dan Net
Sales. Perbedaan ini muncul karena dalam praktek terdapat Return Sales atau Discount Sales.

Anda mungkin juga menyukai