Pemberian Kredit
Pengertian Dan Prinsip Pemberian Kredit. Kredit Dasar dari kredit adalah
kepercayaan. Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti kepercayaan dan
bahasa Latin “creditum” yang artinya kepercayaan akan kebenaran.
Definisi Kredit
Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-
Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, disebutkan bahwa “kredit adalah penyediaan
uang tagihan atau yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjaman antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan”.
Menurut Siamat (1999), kredit digolongkan ke dalam beberapa bentuk yaitu:
1. Penggolongan kredit berdasarkan jangka waktu (maturity)
Contoh Kredit berdasarkan segmen usaha seperti otomotif, farmasi, tekstil, makanan,
konstruksi dan sebagainya.
Kredit komersil (commercial loan), yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar
kegiatan usaha nasabah di bidang perdagangan.
Kredit konsumtif (consumer loan), yaitu kredit yang diberikan untuk memenuhi
kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif.
Kredit produktif (productive loan), yaitu kredit yang diberikan dalam rangka membiayai
kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat memperlancar produksi.
Kredit modal kerja (working capital credit), yaitu kredit yang diberikan oleh Bank untuk
menambah modal kerja debitur.
Kredit investasi (invesment credit), yaitu kredit yang diberikan oleh Bank kepada
perusahaan untuk digunakan melakukan investasi dengan membeli barang-barang
modal.
Kredit Non Kas adalah kredit yang diberikan kepada nasabah yang hanya boleh ditarik
apabila suatu transaksi yang telah diperjanjikan telah direalisasikan atau efektif.
Syarat kredit
Ketika bank memberikan pinjaman uang kepada nasabah, bank tentu saja
mengharapkan uangnya kembali. Karenanya, untuk memperkecil risiko (uangnya tidak kembali,
sebagai contoh), dalam memberikan kredit bank harus mempertimbangkan beberapa hal yang
terkait dengan itikad baik (willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability to pay)
nasabah untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya. Hal-hal tersebut terdiri dari
a. Character (kepribadian),
b. Capacity (kapasitas),
c. Capital (modal),
d. Colateral (jaminan), dan
e. Condition of Economy (keadaan perekonomian), atau sering disebut sebagai 5C
1. Character; pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan yaitu adanya keyakinan
dari pihak Bank atau pemberi kredit bahwa peminjam memiliki moral, watak, ataupun
sifat pribadi yang positif, kooperatif, dan juga penuh rasa tanggung jawab dalam
kehidupan pribadi sebagai manusia, anggota masyarakat, ataupun dalam menjalankan
kegiatan usahanya.
2. Capacity; yaitu suatu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi
kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha
yang akan dilakukan yang akan dibiayai oleh kredit dari Bank.
3. Capital; yaitu jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur.
4. Collateral; yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam atau debitur
sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.
5. Condition of economy; yaitu situasi dan kondisi sosial, politik, ekonomi, budaya, dan
lain-lain yang mempengaruhi keadaan perekonomian suatu negara pada suatu saat
atau pada kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi
kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.
Aspek Yuridis/Hukum; yang dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang
dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.
Aspek Pasar dan Pemasaran; dalam aspek ini beberapa hal yang diperhatikan adalah:
- Pasar dan jenis (pasar konsumen, industri, reseller)
- Analisis penawaran dan permintaan produk
- Tren perkembangan permintaan produk
Aspek Teknis/ Operasi : aspek yang membahas masalah berkaitan dengan produksi, lokasi
dan layout.
Aspek Manajemen; untuk menilai struktur organisasi perusahaan, SDM yang dimiliki serta latar
belakang pendidikan dan pengalaman SDMnya. Serta pengalaman perusahaan mengelola
proyek yang ada.
Aspek Sosial Ekonomi; Menganalisis dampaknya yang timbul akibat adanya proyek terhadap
perekonomian masyarakat dan sosial masyarakat seperti mengurangi pengangguran.
Aspek Amdal; analisis ini dilakukan secara mendalam sebelum kredit disalurkan sehingga
proyek yang dibiayai tidak akan mengalami pencemaran lingkungan sekitarnya
Adapun rasio-rasio keuangan tersebut adalah sebagai berikut (Dendawijaya, 2005 : 127-256):
1. Rasio Likuiditas :
Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendek.
Rasio likuditas dalam analisis kredit terdiri atas :
a. Rasio lancar (current ratio)
Current ratio = Akitva lancar (current assets) / Utang lancar (current liabilities)
b. Rasio cepat (quick ratio)
Quick ratio = (current assets – inventory) / current liabilities
c. Rasio NWC (net working capital)
Net working capital = inventory / (current asset – current liabilities)
3. Rasio Profitabilitas :
Merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.
a. Net Profit margin (NPM) = (penjualan bersih – harga pokok penjualan ) / Sales
b. Return on investment (ROA) = (earning after interest and tax ) / total assets
c. Return on equity (ROE) = (earning after interest and tax) / Equity
4. Rasio Activity :
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Rasio activity dalam analisis kredit yaitu :
a. Days of receivable (DOR) = piutang dagang / (penjulan x periode)
b. Days of inventory (DOI) = persediaan / (HPP x periode)
c. Days of Payable (DOP) = Hutang dagang / (HPP x Periode)
Verifikasi
Keputusan kredit sangan dipengaruhi oleh keakuratan data
dan informasi. Untuk itu, verifikasi diperlukan untuk
memastikan keabsahan data dan kesesuaian dengan fakta,
diantaranya dengan memerapa metode berikut:
On the Spot Checking (OTS)
OTS adalah kunjungan langsung ke tempat usaha/domisili
(calon) debitur yang dimaksudkan untuk mengecek
kebenaran data dengan melihat secara fisik tempat
usaha/domisilidan agunan, serta menggali aktivitas usaha
debitur.
Bank Cheking
Bank cheking dimaksudkan untuk mengecek informasi kredit
yang pernah diperoleh debitur sebelumnya beserta
kolektibilitasnya. Metode credit cheking dapat
dilakukan melalui sistim Internal bank dan informasi
Debitur Individual (IDI) kepada Bank Indonesia. IDI BI
adalah informasi mengenai individu atau suatu perusahaan
dalam hubungannya dengan bank, fasilitas kredit yang
diperoleh, kolektibilitas, dan informasi kredit lainnya
Trade Checking atau Personal Checkinguntuk Kredit
Konsumsi.
Trade Checking dimaksudkan untuk mengetahui/menilai
debitur dalammenjalan kegiatan bisnisnya, hubungan
dagang yang telah dilakukan oleh calon debitur, dan
bagaimana manajemen perusahaan/debitur dalam melakukan
kegiatan bisnisnya. Trade Checking dilakukan kepada
sejumlah supplier, pelanggan, distributor, asosiasi
terkait usaha debitur, dan pihak lain yang dipandang
perlu oleh bank. Checking juga dapat dilakukan dengan
kunjungan/penilaian langsung ke lapangan/market checking
(misalnya ke pasar) untuk mengetahui brand image dari
produk debitur. Untuk kredit konsumsi, checking
dilakukan atas kebenaran data personal calon debitur,
antara lain data tempat tinggal, penghasilan,
pekerjaan,legalitas usaha, dan omzet penjualan (untuk
debitur wirausaha).
Kapasitas Produksi
Dalam hal ini yang dinilai adalah kemampuan teknis yang dimiliki oleh
perusahaan dalam merealisasikan rencana kerja, di antaranya:
a. Mesin-mesin dan alat-alat produksi yang dimiliki(jenis, jumlah,
dan kondisinya)
b. Apakah produksi telah mencapai kapasitas maksimum atau masih di
bawah kapasitas.
c. Kualitas mesin, perbaikan, pemeliharaan, dan kemudahan memperoleh
suku cadang.
Proses Produksi
Penilaian ditekankan pada:
a. Lamanya waktu yang diperlukan dalam proses produksi
b. Cara pengaturan proses tersebut
c. Teknologi yang dipakai, flow chart/sistem prosedur kerja,formula-
formula
d. Sofware dan lain-lain untuk menunjukkan keunggulan produk
e. Apakah skala usaha (kapasitas produksi barang dan jasa) yang akan
dihasilkan telah berimbang satu sama lain.
Fasilitas Pemeliharaan
Terkait dengan hal ini adalah ada atau tidaknya fasilitas
pemeliharaan yang dimiliki nasabah, termasuk peralatannya. Jika tidak
memiliki peralatan, bagaimana pemeliharaan bisa diperoleh agar
peralatan produksi terjamin keberadaannya sehingga senantiasa dapat
berjalan dengan baik.
ASPEK PEMASARAN
Penilaian ini didasarkan atas kemampuan perusahaan memasarkan barang
produksi/jasa atau hasil usahanya, baik sekarang maupun yang
direncanakan. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam aspek
pemasaran adalah sebagai berikut.
Barang atau jasa yang dipasarkan. Hal yang perlu ditelitu antara
lain dapat berupa informasi mengenai:
a. Product life cycle dari barang atau jasa tersebut
b. Adanya barang substitusi
c. Ada perusahaan pesaing
d. Jenis barang yang dihasilkan
e. Segmen pasar yang akan dituju
Saluran distribusi
ASPEK LEGAL
Analisis dalam hal ini terkait legalitas pendirian perusahaan,
legalitas usaha dan perizinan, legalitas permohonan kredit, dan
legalitas barang agunan.
Kondisi Perekonomian
Bank mmelakukan analisis atas kondisi pasar di dalam negeri
maupun diluar negeri, baik masa lalu maupun masa akan datang,
sehingga dapat diketahui prospek pemasaran dari hasil usaha debitur
yang dibiayai dengan kredit dari bank.
Analisis Kuantitatif
Pada analisis kuantitatif, bank melakukan penilaian atas aspek
capital dan keuangan debitur. Beberapa hal yang perlu dianalisis
adalah sebagai berikut:
1. Neraca, laporan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu
tertentu yang menunjukkan jumlah aktiva, utang, dan modal
perusahaan
2. Laporan laba/rugi, laporan hasil usaha suatu perusahaan, yang
menunjukkan jumlah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan
perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Laporan sumber dan penggunaan dana, laporan mmengenai dari mana
perusahaan memperoleh dana untuk membiayai kegiatan usahanya adan
untuk apa dana tersebut digunakan pada suatu periode tertentu.
Analisis sumber dan penggunaan dana ini sangat penting karena
bank mengetahui beberapa hal berikut:
a. Kebijaksnaan pembelanjaan yang diambil oleh perusahaan pada
periode yang bersangkutan.
b. Perubahan pos-pos aktiva dan perubahan pada pos-pos utang dan
modal dalam neraca dapat menunjukkan bertambah atau
berkurangnya modal kerja.
Pada analiisis sumber penggunaan dana akan terdapat selisih bersih,
yaitu dengan selisih bersih, yaitu dengan selisih bersih di mana
modal kerja (working capital) bertambah atau berkurang.
Agunan dapat berupa objek yang dibiayai dengan kredit atau agunan
tambahan selain dari objek yang dibiayai. Kriteria agunan kredit,
antara lain:
Mempunyai nilai ekonomi, dalam arti dapat dinilai dengan uang dan
dapat dijadikan uang.
Kepemilikan dapat dipindah tangankan dari pemilik semula kepada
pihak lain(marketable).
Mempunyai nilai yuridis, dalam arti dapat diikat secara sempurna
berdasarkan ketentuan dan undang-undang yang berlaku sehingga
bank memiliki hak yang didahulukan (preferen) terhadap hasil
likuidasi barang tersebut.
Contoh perhitungan
Bunga efektif bulan Pertama
= 24.000.000 x 10% x (30hari / 360 hari
= 200.000,-
Anggsuran pokok dan bunga pada bulan pertama
Rp 1.000.0000 + Rp. 200.000,- = Rp 1.200.000,-
b. Metode Auitas
Metode ini merupakan modifikasi dari metode efektif, untuk
mengatur jumlah angsuran pokok dan bunga yang dibayar agar
sama setiap bulan. Rumus yang digunakan sama dengan rumus
Metode Efektif, yaitu:
BUNGA = SP X I X (30/360)
Contoh:
Bank A memberikan kredit sebesar Rp6.000.000,- selama 6 bulan kepada
debitur C dengan tingkat bunga 12% per tahun flat rate.
Total Bunga = Pl x i x n
Bunga per Bulan = Pl x (i/12)
Pl = plafond kredit, i = suku bunga per tahun, n = jangka waktu
kredit (tahun)
Angsuran bulan 1
Angsuran bulan 2
Contoh:
Bank A memberikan kredit sebesar Rp6.000.000,- selama 6 bulan kepada
debitur C dengan tingkat bunga 12% per tahun anuitas.
Jumlah angsuran yang harus dibayar debitur C setiap bulannya adalah:
Angsuran Bulanan = Pl x (i/12) x {1/[1-(1/(1+i/12)m]}
Pl = Plafond Kredit
i = suku bunga per tahun
m = jumlah periode pembayaran
Tabel Angsuran Debitur C – Anuitas
Suku bunga kredit dapat berubah setiap saat selama jangka waktu
kredit apabila bank menetapkan suku bunga mengambang (floating).
Namun demikian, bank dapat menetapkan suku bunga yang bersifat tetap
(fixed) selama jangka waktu kredit atau pada jangka waktu tertentu
(jangka waktu yang diperjanjikan).
Pada suku bunga yang bersifat tetap, besarnya bunga yang harus
dibayar Debitur selama jangka waktu yang diperjanjikan tidak akan
berubah. Dengan demikian apabila pada saat perjanjian kredit telah
ditetapkan suku bunga sebesar 12%, maka selama jangka waktu yang
diperjanjikan suku bunga yang berlaku tetap 12%.
Pada suku bunga yang bersifat mengambang, besarnya bunga yang harus
dibayar Debitur dapat berubah sesuai dengan tingkat suku bunga
yangditetapkan oleh bank. Dengan demikian apabila suku bunga yang
disepakati pada awal perjanjian adalah sebesar 12%, maka selama
jangka waktu kredit suku bunga dapat turun menjadi 10% atau bahkan
naik menjadi 15%.
Baik penetapan suku bunga secara tetap maupun secara mengambang dapat
membawa keuntungan maupun kerugian bagi Debitur.
Keuntungan
Suku bunga tetap:
Pada saat terjadi penurunan suku bunga pasar maka tingkat suku bunga
kredit ikut turun.
Kerugian
Suku bunga tetap:
Apabila suku bunga pasar berada dibawah suku bunga tetap maka suku
bunga kredit menjadi lebih mahal
Apabila suku bunga pasar mengalami kenaikan maka suku bunga kredit
akan ikut naik
Jawaban:
Total angsuran per bulan yang harus Anda bayar adalah Rp 120.000.000
x (11%/12) : (1-(1+(1/12) 10 ) = Rp 1.653.000
Jawaban:
Jawaban:
Diketahui
Jumlah pinjaman: 120.000.000
Bunga: 10%
Jangka waktu: 12 bulan
Besar cicilan pokok setiap bulan: Rp120.000.000 : 12 = Rp10.000.000
Gunakan rumus:
Bunga : (persentase bunga x plafon kredit) : jangka waktu pembayaran
Jawaban:
Diketahui:
Pokok pinjaman: Rp360.000.000
i: 10%
Jangka waktu: 5 tahun atau 60 bulan
– Angsuran bulan 1
– Angsuran bulan 2
Jawaban:
P: Total pinjaman
i: Suku bunga per tahun
t: Jangka waktu pembayaran dalam tahun
P= 120.000.000
i= 11%
t= 10
NERACA
1. Capaian Pembelajaran :
Setelah mengikuti praktikum, mahasiswa diharapkan mampu mendefinisikan
pengertian Neraca, Aktifa, Macam-macam Aktifa, kewajiaban, Macam-macam
Kewajibandan apa saja itu modal.
2. Kemampuan Akhir yang diharapkan :
a. Mendefinisikan Neraca
b. Mampu mendefinisikan pengertian aktifa dan kmponen aktifa secara lengkap
c. Mampu mendefinisikan pengertian kewajiban dan macam-macam kewajiban
d. Menjelaskan secara lengkap modal dan apa saja modal
3. Pokok Bahasan : Neraca
Sub Pokok Bahasan :
a. Pengertian neraca
b. Perngertian Aktiva
c. Pengertian komponen aktiva
d. Pengertian Kewajiban
e. Perngertian berbagai kewajiban
f. Pengertian modal dan bagian-bagian dari modal
1. PENGERTIAN NERACA
Didalam akuntansi keuangan, Neraca atau laporan posisi keuangan (bahasa
Inggris: balance sheet atau statement of financial position) adalah bagian dari laporan
keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang
menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. Neraca
terdiri dari tiga unsur, yaitu aset, liabilitas, dan ekuitas yang dihubungkan dengan
persamaan akuntansi berikut:
Informasi yang dapat disajikan di neraca antara lain posisi sumber kekayaan entitas
dan sumber pembiayaan untuk memperoleh kekayaan entitas tersebut dalam suatu
periode akuntansi (triwulanan, caturwulanan, atau tahunan).
2. Perusahaan harus mengungkapkan informasi jumlah setiap aset yang akan diterima
dan kewajiban yang dibayarkan sebelum dan sesudah dua belas bulan dari tanggal
neraca.
3. Apabila perusahaan menyediakan barang atau jasa dalam siklus operasi perusahaan
yang dapat diidentifikasi dengan jelas, maka klasifikasi aset lancar dan tidak lancar
serta kewajiban jangka pendek dan jangka panjang dalam neraca memberikan
informasi yang bermanfaat dengan membedakan aset bersih sebagai modal kerja
dengan aset yang digunakan untuk operasi jangka panjang.
2. AKTIVA
1. PENGERTIAN AKTIVA
Aktiva adalah segala kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, yang
dimaksud dengan kekayaan ini adalah sumber daya yang dapat berupa benda atau
hak yang dikuasai dan yang sebelumnya diperoleh perusahaan melalui transaksi
atau kegiatan masa lalu. Untuk dapat diakui sebegai aktiva, kekayaan atau sumber
daya tersebut harus bisa diukur menggunakan satuan mata uang, bisa Rupiah,
Dollar, atau mata uang lainnya tergantung dengan situasi dan kondisi yang
menyertai.
3. KEWAJIABAN
Pengertian kewajiban dalam akuntansi adalah hutang suatu perusahaan yang muncul
karena transaksi pada waktu yang lalu dan harus di bayar dengan kas, barang atau
jasa dimasa depan. Secara simpelnya kewajiban ini merupakan akun yang muncul
pada waktu transaksi selesai namun belum mendapat timbal balik dari transaksi
itu sendiri.
4. MODAL
Modal ( Capital ) adalah dana yg digunakan untuk membiayai pengadaan asset
dan operasional suatu perusahaan. Modal dapat dilihat di neraca sisi kanan: hutang,
saham biasa, saham preferen dan laba ditahan.
4.1Agio Saham
Agio Saham adalah kekayaan bersih perusahaan yang diperoleh dari penilaian
atau penjualan saham di atas nilai nominalnya. Nilai agio saham diambil dari selisih
harga jual dan harga beli suatu saham. Singkatnya, agio saham adalah selisih lebih
setoran pemegang saham di atas nilai nominalnya.
L E M B A R K E R J A P R A K T E K M A H A S IS W A
N am a : .................................................................... N IL A I
N im : ....................................................................
Tan g g al : ....................................................................
I. TU JU A N
Mahasiswa diharapkan mampu mendefenisikan tentang Neraca, Aktiva, Kewajiban,
Modal dan apa saja jenis-jenis dari Aktiva, Kewjiban,dan Modal.
II. A L A T D A N B A H A N
1. Buku Teks
2. Lembar Kerja Praktek Mahasiswa (LKPM)
3. Laptop
4. Internet
III. C A R A K E R JA
1. Bacalah definisi dan fungsi dari jenis-jenis yang ada di buku panduan..
2. Carilah di internet masing-masing definisi dan fungsi dari jenis-jenis neraca,
aktifa, kewaiban, dan modal.
3. Buatlah ke dalam tabel yang tersedia.
IV . IS IL A H TA B E L D I B A W A H IN I
1.Definisi dan fungsi dari jenis-jenis neraca, aktifa, kewajiban, dan modal yang
ada pada internet dan buku panduan.
JE N IS -JE N IS
NO LEM BAG A D E F IN IS I/F U N G S I SKOR
KEUANGAN
1 Neraca
2 Aktiva
3 Aktiva Lancar
4 Investasi
5 Aktiva Tetap
6 Aktiva Tidak
Berwujud
7 Aktiva Lain-lain
8 Kewajiban dan
salah satu jenis
9 Modal
2. Jelaskanlah:
a. Aktiva oleh Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
..................................................................................................................................
b . Komponen dalam kewajiban lancar
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................