Kredit
Mata kuliah prasyarat :
1. Dasar Prosedur Bank,
2. Manajemen Keuangan ,
3. Analisa Laporan Keuangan (ALK)
Tugas : 30%
UTS : 30%
UAS : 40%
Total : 100%
Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa Junani yaitu
Credere artinya kepercayaan, bahasa Latin yaitu
Creditum artinya kepercayaan akan kebenaran
Mengapa Manajemen Kredit penting?
• Kreditur
• Debitur
• Kepercayaan kreditur terhadap debitur
• Janji dan kesanggupan membayar
• Perbedaan waktu
• Risiko
Tujuan Kredit
Bagi bank
• Assets bank yang dominan dan sumber utama
pendapatan bank yang menjamin
kelangsungan hidup bank.
• Sebagai instrumen bank dalam persaingan dan
pemasaran produk-produk perbankan lainnya.
• Mendorong pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi sehingga menciptakan lapangan
kerja.
Tujuan Kredit
Bagi Pengusaha
• Kegiatan usaha bertambah lancar dan kinerja
perusahaan bertambah baik.
• Dengan mendapatkan fasilitas kredit maka
akan meningkatkan volume usaha dan hasil
usaha agar terjamin kelangsungan hidup
perusahaan.
• Meningkatkan motivasi berusaha
Tujuan Kredit
Bagi Pemerintah/Masyarakat
• Berfungsi sebagai instrumen untuk kebijakan
ekonomi dan moneter.
• Meningkatkan arus dan daya guna uang serta
menghidupkan ekonomi pasar
• Meningkatkan kegiatan produksi ,
perdagangan, distribusi dan konsumsi secara
nasional (makro).
• Membantu efisiensi penggunaan sumber alam
Fungsi Kredit
Prinsip 8C
1. Character (Karakter/Kepribadian)
2. Capacity (Kapasitas)
3. Capital (Modal),
4. Collateral (Jaminan/Agunan)
5. Condition of Economy (Kondisi ekonomi)
6. Constraint (Batasan atau Hambatan)
7. Cash flow (aliran kas), dan
8. Cover of Insurance (asuransi)
Prinsip Pemberian Kredit
Prinsip 7P
1. Personality/People
2. Purpose
3. Payment
4. Protection
5. Profitabily
6. Prospect
7. Party,
Prinsip Pemberian Kredit
Prinsip 3 R
1. Return/Retruning (hasil yang dicapai), hasil
yang diperkirakan dapat diperoleh dari
usaha/proyek dan hasil tersebut diperkirakan
cukup untuk mengembalikan kredit beserta
bunganya, disamping itu memberikan
keuntungan pula bagi usahanya.
Prinsip Pemberian Kredit
2. Repayment Capacity (pembayaran kembali)
yaitu kempuan membayar kembali kredit beserta
bunganya dikaitkan dengan jadwal angsuran
yang akan ditetapkan.
3.Risk Bearing Ability (kemampuan untuk
menanggung risiko), yaitu kemampuan suatu
proyek menghadapi risiko kegagalan yang akan
mengakibatkan macetnya pengembalian kredit;
Setiap kegiatan akan mengandung risiko,
demikian pula dalam pemberian kredit. Yang
paling penting risiko yang mungkin timbul apakah
dapat di kendalikan dan diatasi?
Prinsip Pemberian Kredit
Dalam prakteknya selain menggunakan prinsip
7C, 7P dan 3R beberapa aspek yang dinilai
dalam pemberian kredit terutama pada
perusahaan yang besar, aspek tersebut antara
lain:
1. Aspek Yuridis/Hukum adalah masalah
legitimasi badan usaha serta izin yang dimiliki
perusahaan (calon debitur), misalnya: NPWP,
SIUP, SIUI, TDP dll
Prinsip Pemberian Kredit
2. Aspek Pasar/Pemasaran yang dinilai adalah
besar kecilnya permintaan terhadap produk
yang dihasilkan saat ini dan yang akan datang
sehingga diketahui prospek pemasaran
produknya. Yang perlu diteliti dalam aspek ini
adalah: penjualan dan produksi yang lalu,
rencana penjualan yang lalu dan yang akan
datang, market share yang dikuasai, prospek
produk.
Prinsip Pemberian Kredit
3. Aspek Keuangan adalah penilaian bank
terhadap keuangan calon debitur, aspek
keuangan ini biasanya mencakup: laporan
keuangan calon debitur (Neraca, Laba/Rugi),
rasio keuangan, Cash Flow, Payback Period
(PP), Net Present Value (NPV), Profitability
Index (PI), Internal Rate (IR) dan Break Event
Point (BEP).
Prinsip Pemberian Kredit
4. Aspek Teknis adalah aspek yang membahas
masalah yang berkaitan dengan produksi,
lokasi dan layout perusahaan calon debitur
seperti: kapasitas mesin yang digunakan,
layout ruangan, layout mesin-mesin, termasuk
jenis mesin, lokasi usaha menyangkut kantor
pusat, cabang dan pergudangan.
Prinsip Pemberian Kredit
5. Aspek Manajemen yaitu menilai struktur
organisasi perusahaan, sumber daya manusia
yang dimiliki serta latar belakang pendidikan
dan pengalaman sumberdaya manusianya.
Pengalaman perusahaan dalam mengelola
berbagai proyek yang ada juga menjadi
pertimbangan bagi bank.
Prinsip Pemberian Kredit
6. Aspek Sosial Ekonomi adalah menganalisis
dampak yang timbul akibat adanya proyek
terhadap perekonomian masyarakat dan
sosial masyarakat secara umum seperti:
meningkatkan eksport barang, mengurangi
pengangguran, meningkatkan pendapatan
masyarakat, tersedianya sarana dan
prasarana, membuka isolasi daerah tertentu.
Prinsip Pemberian Kredit
7. Aspek Amdal adalah analisis dampak
lingkungan adalah analisis terhadap
lingkungan darat, air, maupun udara,
termasuk kesehatan manusia apabila proyek
tersebut dijalankan.
Prinsip Pemberian Kredit
8. Aspek Jaminan/Agunan untuk menilai seberapa
besar cover yang dapat diberikan oleh nasabah
terhadap kemungkinan risiko yang dihadapi oleh
bank atas kredit yang akan diberikan. Jaminan
kredit perbankan dikelompokkan menjadi :
a) Jaminan material/harta perusahaan/
perorangan/badan. Jaminan ini dapat berupa
harta lancar atau harta tetap, harta lancar
misalnya: piutang dagang, persediaan, sertifikat
deposito, surat berharga.
Prinsip Pemberian Kredit
Jaminan berupa harta tetap, misalnya: gedung,
tanah, mesin, peralatan, kendaraan.
b) Jaminan non material (pihak ketiga)
Jaminan ini dapat berupa perorangan,
jaminan perusahaan. Jaminan
pribadi/personal dapat diterima karena
bonafiditas atau kemampuan seseorang
untuk meng-cover kredit tersebut.
Dokumen Jaminan
1. Fotocopi sertifikat jaminan (HM/HGB)
2. Fotocopi Akta Jual Beli (AJB)
3. Fotocopi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
4. Fotocopi blue print bangunan (jika ada)
5. Fotocopi PBB terahir
Jaminan perusahaan adalah jaminan yang
diberikan perusahaan tertentu karena
perusahaan yang bersangkutan dianggap
bonafide atau mempunyai kapasitas untuk
mengembalikan kredit yang diterima debitur
dari bank.
Four Eye Principles
Four eye principles, merupakan prinsip utama
yang mendasari pengambilan keputusan dalam
pemberian kredit di mana setiap pemberian
kredit minimal dilakukan oleh 2 orang pejabat
yang masing-masing berasal dari Unit Bisnis dan
Unit Risiko Kredit yang saling independen satu
dengan yang lain.
Prinsip One Oblogor
Prinsip One Obligor, adalah pemberian kredit
pada debitur dalam satu kelompok debitur wajib
dikonsolidasikan, guna mengetahui total risiko
kredit secara keseluruhan. Prinsip ini dilandasi
asumsi bahwa untuk perusahaan yang
tergabung dalam kelompok usaha, risiko satu
debitur/perusahaan dipengaruhi oleh risiko
grupnya secara keseluruhan dan sebaliknya.
Pengikatan jaminan
Pengikatan jaminan terdiri dari:
1. Pengikatan Notarial atau akte otentik,
Pengikatan notarial atau sering disebut akte
otentik adalah akte yang bentuknya ditentukan
oleh undang-undang dan dibuat oleh atau di
hadapan pegawai-pegaawai umum yang
berwenang ditempat di mana akte dibuat. Akte
otentik dibuat oleh notaris yang biasa disebut
akte notarial.
2. Akte dibawah tangan, akte ini dibuat sebagai
bukti perjanjian antara bank dengan debitur
dalam memenuhi perjanjian prosedural pinjam-
meminjam uang dan pengakuan hutangnya. Akte
ini dapat menjadi suatu bukti yang sempurna
seperti akte otentik bagi para penandatangan
serta ahli warisnya dan orang-orang yang
mendapat hak dari padanya. Akte di bawah
tangan umumnya dilakukan untuk jaminan harta
lancar dan harta bergerak.
Penilaian Jaminan
Penilaian jaminan harta tetap antara lain:
1. Market value yaitu nilai wajar jaminan
yang dinilai berdasarkan nilai yang berlaku
di pasar.
2.Nilai perolehan yaitu nilai yang sebanding
dengan biaya untuk memperoleh barang
tersebut.
3.Nilai buku adalah nilai perolehan setelah
dikurangi dengan nilai penyusutan.
Penilaian Jaminan
4. Nilai likuidasi yaitu nilai yang didasarkan pada
harga likuidasi apabila jaminan tersebut
dilikuidasi.
Menurut IBI jenis kredit digolongkan
berdasarkan :
• Jangka Waktu
• Sifat Penggunaan
• Sifat Penarikan
• Sifat Pelunasan
• Metode Pembiayaaan
• Lokasi Bank
• Cara Penarikan
Jenis Kredit berdasarkan Jangka
Waktu
1. Jangka Pendek, yaitu apabila kredit yang
diberikan bank kepada nasabahnya untuk
melunasinya berjangka waktu/tenggang waktu
maksimal satu tahun. Contoh: kredit modal
kerja, kartu kredit, overdraft
2. Jangka Menengah, yaitu apabila kredit yang
diberikan berjangka waktu satu tahun sampai
dengan tiga tahun. Contoh: kredit investasi
pembelian kendaraan , KMK untuk konstruksi,
kredit konsumtif.
3. Jangka Panjang, yaitu apabila jangka waktu
kredit yang diberikan lebih dari tiga tahun.
Contoh: kredit investasi, KPR, KPA
Jenis Kredit berdasarkan Sifat
Penggunaan
1. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang diberikan
bank kepada nasabah, dipergunakan untuk
kebutuhan konsumtif. Contoh: kartu kredit,
Kredit Perumahan, kredit pembelian
motor/mobil. Kredit multiguna.
2. Kredit Komersial, yaitu kredit yang diberikan
bank kepada nasabahnya (perorangan atau
badan usaha), dipergunakan untuk membiayai
kegiatan usaha. Contoh: kredit mikro, kredit
usaha kecil, kredit korporasi, dll.
Jenis Kredit berdasarkan Sifat
Penggunaan
3. Kredit Modal Kerja, yaitu kredit yang dipergunakan
untuk menambah modal kerja suatu perusahaan,
seperti: pembelian bahan baku, biaya-biaya produksi,
modal kerja untuk operasional.
4. Kredit Investasi, yaitu kredit jangka menegah atau
panjang untuk pembelian barang-barang modal
beserta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi,
modernisasi, maupun ekspansi proyek yang sudah ada
atau pendirian proyek yang akan ada.
Jenis Kredit berdasarkan Sifat
Penggunaan
5. Kredit Pembiayaan Proyek (Project
Financial), yaitu kredit yang digunakan untuk
pembiayaan investasi maupun modal kerja
untuk proyek baru.
Kredit berdasarkan Sifat Penarikan
Berdasarkan sifat penarikannya kredit terdiri dari:
1. Kredit langsung, yaitu kredit yang langsung
menggunakan dana bank dan secara efektif
merupakan utang nasabah kepada bank,
misalnya: krdit modal kerja, kredit investasi.
2. Kredit Tidak Langsung, yaitu kredit yang tidak
langsung menggunakan dana bank dan belum
secara efektif merupakan utang nasabah kepada
bank, misalnya: Bank Garansi, Letter of Credit
(LC)
Kredit Berdasarkan Sifat Pelunasan
1. Kredit dengan angsuran, yaitu kredit yang
pembayaran kembali bunga dan pokok
pinjamannya diatur secara bertahap menurut
jadwal yang telah ditetapkan dalam Perjanjian
Kredit (PK).
2. Kredit dibayarkan sekaligus saat jatuh tempo,
yaitu kredit yang pembayaran kembali pokok
pinjamannya tidak diatur secara bertahap, tetapi
harus dikembalikan sekaligus pada tanggal jatuh
tempo yang telah ditetapkan di dalam Perjanjian
Kredit (PK)
Kredit berdasarkan Metode
Pembiayaan
1. Kredit Bilateral, yaitu kredit yang dibiayai
oleh hanya satu bank.
2. Kredit Sindikasi, yaitu kredit yang diberikan
oleh dua atau lebih lembaga keuangan untuk
membiayai suatu proyek/usaha dengan
syarat-syarat dan ketentuan yang sama,
menggunakan dokumen yang sama dan
diadministrasikan oleh agen yang sama.
Kredit berdasarkan Lokasi Bank
1. Kredit Onshore, yaitu kredit yang diberikan
kepada nasabah di dalam negeri dalam
bentuk valuta asing dan dilaksanakan melalui
cabang bank di dalam negeri.
2. Kredit Offshare, yaitu kredit yang diberikan
kepada nasabah di dalam negeri dalam
bentuk valuta asing dan dilaksanakan melalui
cabang di luar negeri.
Kredit Berdasarkan Cara penarikan
1. Sekaligus, yaitu penarikan kredit yang
dilaksanakan satu kali sebesat limit kredit yang
telah disetujui setelah seluruh ketentuan
dipenuhi dengan cara tunai atau
dipindahbukukan ke rekening tabungan/giro
milik debitur.
2. Bertahap sesuai jadwal yang ditetapkan, yaitu
penarikan dilaksanakan sesuai jadwal yang
ditetapkan oleh bank, baik berdasarkan tingkat
penyelesaian proyek maupun kebutuhan
pembiayaan debitur.
3. Rekening koran (revolving) atau penarikan
sesuai kebutuhan, yaitu penarikan kredit yang
dapat dilaksanakan lebih dari satu kali
sebesar kebutuhan debitur pada saat
penarikan setelah seluruh ketentuan
dipenuhi, dengan cara tunai atau
dipindahbukukan ke rekening tabungan/giro
milik debitur.
Kredit menurut kualitas atau
kolektibilitasnya
Penetapan kualitas kredit mengacu pada
ketentuan BI, yaitu PBI No.14/15/PBI/2012
tentang Penilaian Kualitas Asset Bank Umum
dan SE BI No. 7/3/DPNP tanggal 31 Januari
2005 perihal Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum.
Tujuan penetapan klasifikasi kolektibilitas/
kualitas kredit adalah untuk mengetahui kualitas
kredit, sehingga bank dapat mengantisipasi
risiko kredit (kredit macet/NPL) secara dini
karena dapat mempengaruhi kelangsungan
usaha bank.
Kualitas kredit dinilai berdasarkan 3
parameter
Berdasarkan PBI tersebut kualitas kredit dapat ditentukan
berdasarkan 3 parameter sebagai berikut:
1. Prospek Usaha
Penilaian terhadap prospek usaha meliputi komponen
Potensi pertumbuhan usaha
- Kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan
- Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja
- Dukungan dari grup atau afiliasi
- Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara
lingkungan hidup.
Kualitas kredit dinilai berdasarkan 3
parameter
2. Kinerja debitur,
- Penilaian terhadap kinerja (performance)
debitur meliputi:
- Perolehan laba
- Struktur permodalan
- Arus kas
- Sensitivitas terhadap risiko pasar
Kualitas kredit dinilai berdasarkan 3
parameter
3. Kemampuan membayar
• penilaian ini meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen
• Ketepatan pembayaran pokok dan bunga
• Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan
debitur
• Kelengkapan dokumentasi kredit
• Kepatuhan terhadap perjanjian kredit
• Kesesuaian penggunaan dana
• Kewajaran sumber pembayaran kewajiban
Kolektibilitas Kredit (Kualitas Kredit)
Berdasarkan parameter tersebut kualitas kredit
untuk Bank Umum ditetapkan menjadi:
1. Lancar (Pass)
2. Dalam Perhatian Khusus (Special Mention)
3. Kurang Lancar (Substandard)
4. Diragukan (Doubtful)
5. Macet (Loss)
Kualitas Kredit terdiri dari:
(Bank Umum)
1. Lancar (pass)/kolektibilitas 1,
apabila memenuhi kriteria :
- Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga
tepat waktu dan
- Memiliki mutasi rekening yang aktif atau saldo
fluktuatif.
- Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan
tunai (cash collateral)
- Tidak terdapat cerukan (overdraft)
Kualitas Kredit terdiri dari:
(Bank Umum)
2.Dalam Perhatian Khusus (special mention)
apabila memenuhi kriteria :
- Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau
bunga yang belum melampaui 90 hari atau
- Kadang-kadang terdapat cerukan atau overd
- Mutasi rekening masih relatif aktif atau
- Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak
yang diperjanjikan atau
- Didukung oleh pinjaman baru
Kualitas Kredit terdiri dari:
(Bank Umum)
3. Kurang Lancar (substandard),
apabila memenuhi kriteria :
- Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga
yang telah melampaui 90 hari atau
- Sering terjadi cerukan atau
- Frekuensi mutasi rekening relatif rendah atau
- Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari
90 hari atau
- Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi
debitur atau dokumentasi pinjaman yang lemah.
Kualitas Kredit terdiri dari:
(Bank Umum)
4. Diragukan (daubtful)
apabila memenuhi kriteria :
- Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau
bunga yang telah melampaui 180 hari atau
- Terjadi cerukan yang bersifat permanen atau
- Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari atau terjadi
kapitalisasi bunga atau
- Dokumentasi hukum yang lebih baik untuk
perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan.
Kualitas Kredit terdiri dari:
(Bank Umum)
5. Macet (loss)
apabila memenuhi kriteria :
- Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau
bunga yang telah melampaui 270 hari atau
- Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman
baru atau
- Dari segi hukum maupun kondisi pasar,
jaminan tidak dapat dicairkan dengan nilai
yang wajar.
Untuk kredit mikro, kecil dan menengah
(UMKM) dengan jumlah tertentu, penerapan
kualitas kredit hanya dapat didasarkan pada
ketepatan pembayaran maka kolektibilitas kredit
(kualitas kredit)ditetapkan sebagai berikut :
1. Lancar/Pass (Kolektibilitas 1), yaitu apabila
tidak ada tunggakan pembayaran pokok
dan/atau bunga.
2. Dalam Perhatian Khusus/Special Mention
(Kolektibilitas 2), apabila terdapat tunggakan
pembayaran pokok dan/atau bunga sampai
dengan 90 hari
3. Kurang Lancar/Substandard (Kolektibilitas3),
apabila terdapat tunggakan pembayaran
pokok dan/atau bunga sampai dengan 120
hari.
4. Diragukan/Doubtful (Kolektibilitas 4),
apabila terdapat tunggakan pokok dan/atau
bunga sampai dengan 180 hari.
5. Macet/Loss (Kolektibilitas 5), apabila
terdapat tunggakan pokok dan/atau bunga
sampai di atas 180 hari.
Kolektibilitas Kredit (Kualitas Kredit)
untuk BPR
Peraturan Bank Indonesia No 13/26/PBI/2011
Kualitas kredit untuk BPR terdiri dari:
1. Lancar
2. Kurang Lancar
3. Diragukan
4. Macet
Non Performing Loan (NPL)
Kredit akan digolongkan bermasalah (Non Performing
Loan/NPL) apabila telah masuk dalam kualitas Kurang
Lancar, Diragukan dan Macet. Secara matematis
dirumuskan dengan
(𝐊𝐮𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫,𝐃𝐢𝐫𝐚𝐠𝐮𝐤𝐚𝐧,𝐌𝐚𝐜𝐞𝐭)
NPL=
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐊𝐫𝐞𝐝𝐢𝐭
Non Performing Loan (NPL)
Non Performing Loan (NPL), adalah rasio
perbandingan kredit dalam Kurang Lancar (KL),
Diragukan (D) dan Macet terhadap total kredit
yang disalurkan.
NPL yang ditoleransi Bank Indonesia adalah
maksimum 5% (2017).
Bunga Bank
Ada 2 macam bunga yang diberikan bank dalam
kegiatannya yaitu:
1. Bunga simpanan, adalah bunga yang
diberikan sebagai balas jasa bagi nasabah
yang menyimpan uangnya di bank, misalnya:
bunga giro, bunga tabungan, bunga Deposito
Berjangka
Bunga Bank
2. Bunga pinjaman, adalah bunga yang
diberikan kepada peminjam atau harga yang
harus dibayar oleh nasabah peminjam
(debitur) kepada bank. Contoh: bunga kredit.
Bunga simpanan dan bunga pinjaman
merupakan komponen utama faktor biaya dan
pendapatan bagi bank.
Fungsi Suku bunga
1. Daya tarik bagi pemilik dana untuk
menabung/berinvestasi
2. Alat moneter dalam rangka mengendalikan
penawan dan permintaan uang yang beredar.
(untuk mengontrol jumlah uang beredar).
PENENTUAN BUNGA KREDIT
P× i(1+𝑖)𝑛
A=
(1+i)𝑛 −1
Rumus Hitung Bunga Anuitas
Untuk mencari Angsuran Bunga dan pokok sbb:
Angsuran Bunga = SP x i
A
Angsuran Pokok =
(1 + i)𝑛
Mengambang (Floating rate), adalah suku
bunga yang besarnya dapat berubah sewaktu-
waktu sesuai dengan besarnya suku bunga yang
berlaku di pasar.
Metode Perhitungan Bunga Kredit
Sliding Rate, adalah angsuran pokok
diperhitungkan tetap atau sama setiap
angsuran, sedangkan bunga yang
diperhitungkan menurun sejalan berkurangnya
sisa kredit. Dengan demikian total angsuran
pokok dan bunga adalah semakin menurun.
Rumus menentukan angsuran pokok adalah:
P
a=
n
Perhitungan Bunga Kredit dgn Sliding
Rate
Angsuran bunga:
B1 = P× i
B2 = (P – a) x i
B3 = (P – (a x 2)xi
B4 = (P – (ax3)
Metode Perhitungan Bunga Kredit
PROSEDUR UMUM PERKREDITAN
I. Permohonan Kredit
Permohonan kredit adalah permohonan secara
tertulis dari calon nasabah untuk memperoleh kredit
sesuai kebutuhannya.
Permohonan Kredit mencakup:
• Permohonan baru
• Permohonan tambahan kredit yang sedang
berjalan.
• Permohonan perpanjangan /pembaruan masa
laku kredit yang telah berahir jangka waktunya.
• Permohonan lainnya untuk perubahan syarat-
syarat kredit yang sedang berjalan, antara lain
penukaran jaminan, perubahan/pengunduran
jadwal angsuran
Setiap berkas permohonan kredit dari nasabah
terdiri dari:
a.Surat-surat permohonan nasabah yang
ditandatangani secara lengkap dan sah.
b.Daftar isian yang disediakan oleh bank dan
diisi lengkap oleh nasabah.
c.Daftar lampiran yang diperlukan menurut
fasilitas kredit yaitu :
- Surat-surat ijin untuk usaha perorangan antara lain : SIUP,
TDP, NPWP.
- Surat ijin untuk perusahaan /badan usaha antara lain : SIUP,
TDP, NPWP, akte pendirian perusahaan beserta
perubahan-perubahannya, bila PT (perseroan terbatas)
harus melampirkan surat dari departemen kehakiman dan
bila masih dalam proses harus melampirkan surat
keterangan dari Notaris yang mengurusnya.
- Data keuangan yaitu : laporan keuangan dua atau 3 tahun
terahir untuk perusahaan yang sedang berjalan, neraca
pembukaan untuk perusahaan baru.
- Copy dokumen jaminan/agunan
- Dokumen lain yang diperlukan apabila ada.
Dokumen yang diperlukan untuk
pengajuan KPR
1. Dokumen Pribadi
- Fotocopi KTP
- Fotocopi KTP suami/istri (menikah)
- Fotocopi surat nikah dan kartu keluarga
- Fotocopi NPWP/SPT tahunan
- KITAS (WNA)
Dokumen yang diperlukan untuk
pengajuan KPR
2. Dokumen Jaminan
- Fotocopi sertifikat jaminan (HM/HGB)
- Fotocopi Akta Jual Beli (AJB)
- Fotocopi blue print (jika ada)
- Fotocopi PBB
PROSEDUR UMUM PERKREDITAN
II. Investigasi (penyidikan )/Verifikasi data Kredit.
Penyidikan (investigasi) kredit adalah pekerjaan yang
meliputi:
• Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur
• Pengumpulan data yang berhubungan dengan
permohonan kredit yang diajukan nasabah, baik data
internanlbank maupun data ekternal.
• Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran mengenai hal-
hal yang dikemukakan nasabah.
• Penyusunan laporan seperlunya hasil penyidikan yang
telah dilaksanakan
Investigasi kredit dilakukan dengan
metode :
• On the Spot checking (OTS), adalah
kunjungan langsung ke tempat usaha/domisili
calon debitur dengan maksud untuk
mengecek kebenaran data atau informasi
dengan melihat secara fisik tempat
usaha/domisili dan agunan serta menggali
aktivitas usaha calon debitur.
• Bank Checking, maksudnya untuk mengecek
informasi kredit yang pernah diperoleh debitur
sebelumnya beserta kolektibilitasnya, misalnya
IDI (Informasi Debitur Individual) BI.
• Trade Checking atau Personal Checking untuk
kredit konsumsi.
• Trade Checking dimaksudkan untuk
mengetahui/menilai debitur dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya, hubungan dagang yang
dilakukan oleh calon debitur.
• Trade checking dilakukan kepada sejumlah
supplier, pelanggan, distributor, assosiasi terkait
usaha debitur dan pihak lain yang dipandang
perlu oleh bank. Checking juga dapat dilakukan
dengan kunjungan langsung ke lapangan/market
checking misalnya: ke pasar untuk mengetahui
brand image dari produk debitur. Untuk kredit
konsumsi checking dilakukan atas kebenaran
data personal calon debitur antara lain: data
tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, legalitas
usaha, omzet penjualan (untuk debitur
wirausaha).
Analisis Kredit
III. Analisis Permohonan Kredit
Analisis kredit adalah penilaian terhadap
nasabah dan usahanya untuk memperoleh
alternatif sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
Analisis kredit adalah tugas yang sangat
menentukan profil risiko kredit di masa depan
suatu bank.
Analisis Kredit adalah upaya yang dilakukan
oleh bank dalam meneliti secara mendalam
terhadap dokumen calon debitur, sehingga
diperoleh keyakinan apakah debitur tersebut
layak dibiayai.
(diatur dalam Pasal 8 UU No.7/1992 tentang
Perbankan sebagaimana diubah dengan UU No.10
Tahun 1998).
Prinsip Pemberian Kredit
Prinsip evaluasi kredit
Agar kredit yang diberikan bank berkualitas
maka harus dilakukan evaluasi, tujuannya untuk
mengantisipasi risiko kredit. Dalam
mengevaluasi kredit, bank melakukan prinsip 8
C, 3R, 7P atau analisis aspek kualitatif dan aspek
kuantitatif.
Prinsip Dasar Analisis Kredit
Prinsip 8 C
1. CHARACTER (Watak)
Watak calon debitur a.l : kejujuran, ketulusan, ketajaman berfikir,
logica berfikir, kepatuhan akan janji, kesehatan, suka atau tidak
berjudi, dan lain-lain, hal ini diperoleh dengan melalui wawancara
dan informasi lain yang relevan.
Cara meneliti:
-Melalui Sistem Informasi Debitur (SID) atau sering disebut BI
Checking
-Melihat track record-nya, jika debitur tersebut adalah debitur
lama
-Mencari informasi pada bank/lembaga lain (jika memungkinkan),
apabila calon debitur pernah memiliki kewajiban pada pihak lain.
-Melakukan wawancara (kasus per kasus) dengan tetangga calon
debitur atau tempat kerja debitur, namun harus tetap menjaga
agar calon debitur tidak merasa tersinggung
Prinsip Dasar Analisis Kredit
Cara meneliti:
-Melalui Sistem Informasi Debitur (SID) atau sering disebut BI
Checking
-Melihat track record-nya, jika debitur tersebut adalah debitur
lama
-Mencari informasi pada bank/lembaga lain (jika memungkinkan),
apabila calon debitur pernah memiliki kewajiban pada pihak lain.
-Melakukan wawancara (kasus per kasus) dengan tetangga calon
debitur atau tempat kerja debitur, namun harus tetap menjaga
agar calon debitur tidak merasa tersinggung
Prinsip Dasar Analisis Kredit
2. CAPACITY (kemampuan membayar)
Kemampuan calon debitur utk memenuhi kewajibannya (baik
pokok, bunga dan atau kewajiban lain) dan kemampuan
mengatur dana tunai yg dimiliki (cash flow).
Cara meneliti:
-Mengutamakan penghasilan pokok dan atau penghasilan
tambahan (jika ada), baik suami maupun isteri dan
menguranginya dengan baiaya hidup/biaya lainnya yang
harus ditanggung debitur.
-Dengan demikian, akan diketahui apakah debitur mampu
memenuhi kewajibannya, yaitu pokok, bunga dan atau
kewajiban lainnya, seperti denda.
-Apabila diketahui bahwa penghasilan (bersih) debitur tidak
mencukupi, dapat dipertimbangkan untuk menambah jangka waktunya.
Prinsip Dasar Analisis Kredit
3. CAPITAL (modal yang sudah dimiliki)
Dana yang dimiliki calon nasabah untuk menjalankan (modal
sendiri/self financing) dan memelihara kelangsungan
usahanya, yaitu untuk mengetahui sumber dana/modal dan
penggunaanya.
Cara meneliti:
-Capital atau modal diperhitungkan jika kredit yang diajukan
untuk mendukung usaha produktif, baik modal kerja maupun
investasi, sehingga akan diketahui modal yang diperlukan.
-Apabila debitur akan membuat suatu usaha, umpamanya
mendirikan toko, maka akan dihitung biaya seluruhnya yang
diperlukan, baik untuk membangun infra struktur (bangunan,
etalase, jaringan dll), maupun barang-barang dagangan yang
akan dijual.
Prinsip Dasar Analisis Kredit
4. CONDITION of Economy (kondisi perekonomian
disekitar calon debitur)
Kondisi perekonomian dilingkungan calon debitur, shg bank
mengetahui layak/tidaknya debitur diberikan kredit.
Cara meneliti:
-Cara memberikan kredit, salah satu pertimbangannya
adalah apakah daerah di mana debitur berada dalam kondisi
aman, baik dari kondisi alam maupun manusia. (daerah
banjir, daerah rawan gempa, daerah rawan gunung, pantai
dll)
-Apabila debitur di wilayah sebagaimana tersebut di atas,
bank harus sudah memperhitungkan risiko-risiko yang mungkin timbul
agar risiko gagal bayar (kredit macet) dapat diminimalisir.
Prinsip Dasar Analisis Kredit
5. COLLATERAL (agunan yang dimiliki calon debitur)
Agunan (jaminan tambahan yang diminta bank apabila bank
khawatir debitur wan prestasi) berupa jaminan tambahan.
Cara meneliti:
-Meyakini bahwa agunan adalah “jaminan tambahan”;
-Apakah berupa benda bergerak (dengan Fidusia), atau berupa sertifikat
tanah (SHM/SHGB/SHGU);
-Jika diikat dengan perikatan Fidusia, harus didaftarkan pada
MenkumHam (di Jawa Tengah di Jl. Dr.Cipto, Semarang).
-Jika diikat dengan perikatan APHT, memstikan yang mengeluarkan
adalah Kantor Petanahan, melalui PPAT (Notaris).
-Umur SKMH untuk kredit produktif adalah selama jangka waktu kredit,
sedangkan jenis kredit lainnya berpedoman pada Psl.15 UUHT.
Fiducia (Fiduciare Eigendoms
Overdracht/FEO)
Fiducia adalah penyerahan hak milik atas benda-
benda bergerak dari debitur kepada kreditur
atas dasar kepercayaan sebagai jaminan,
sedangkan secara fisik benda tersebut tetap
berada dalam kekuasaan debitur.
Prinsip Dasar Analisis Kredit
Prinsip 3R
1. Return (hasil/keuntungan)
yaitu hasil yang diperkirakan dapat diperoleh dari proyek
dan hasil tersebut diperkirakan cukup untuk
mengembalikan kredit beserta bunganya, disamping itu
memberikan keuntungan pula bagi pengusahanya;
Contoh:
Pendapatan dan biaya Calon Debitur, antara lain sbb:
Penghasilan pokok & Penghasilan lain : Rp. 6.400.000
Biaya Hidup & biaya lain : Rp. 4.500.000
------------------(-)
Penghasilan Bersih (Return) ..………………………. :Rp 1.900.000
Kewajiban bayar pokok + bunga :Rp 1.200.000
Prinsip Dasar Analisis Kredit
2. Repayment capacity: (pembayaran kembali)
yaitu kempuan membayar kembali kredit beserta bunganya
dikaitkan dengan jadwal angsuran yang akan ditetapkan.
Contoh:
Pendapatan dan biaya Calon Debitur, antara lain sbb:
• Penghasilan pokok & Penghasilan lain : Rp. 6.400.000/bln
• Biaya Hidup & biaya lain : Rp. 4.500.000/bln
------------------(-)
Penghasilan Bersih (Return) : Rp 1.900.000/bln
Penghasilan diperkirakan tiap tahun naik 10%, sehingga penghasilan
untuk tahun ke-I dan ke-II sebesar Rp.190.000 x 2 = Rp.380.000
Kewajiban bayar pokok + bunga selama 24 bln sebesar ………Rp
1.200.000, sehingga repayment capacity mencukupi.
Prinsip Dasar Analisis Kredit
3. Risk Bearing Ability:
yaitu kemampuan suatu proyek menghadapi risiko kegagalan yang akan
mengakibatkan macetnya pengembalian kredit;
Setiap kegiatan akan mengandung risiko, demikian pula dalam pemberian
kredit. Yang paling penting risiko yang mungkin timbul apakah dapat di
kendalikan dan diatasi?
Contoh:
Pendapatan dan biaya Calon Debitur, antara lain sbb:
Penghasilan pokok & Penghasilan lain : Rp. 6.400.000/bln
Biaya Hidup & biaya lain : Rp. 4.500.000/bln
------------------(-)
Penghasilan Bersih (Return)..………………… :Rp 1.900.000/bln
Risiko kegagalan yang akan mengakibatkan macetnya pengembalian
kredit, dicover dengan agunan berupa kendaraan bermotor yang diikat
dengan fidusia dengan nilai sekurang-kurangya sama dengan plafond
kredit.
Analisis Kredit
1. Analisis Aspek Keuangan:
Penghasilan pokok + penghasilan lainnya, dikurangi dengan biaya hidup dan biaya
lainnya, yang lazim disebut Analisis Aspek Keuangan, antara lain sbb:
Penghasilan pokok : Rp. ….
Penghasilan tambahan pemohon : Rp. ….
Penghasilan tambahan suami/istri : Rp. ….
-------------- (+)
Penghasilan kotor :Rp. ………..
Biaya Hidup : Rp…./bulan
Biaya Tak terduga : Rp…./bulan
Biaya lain-lain : Rp…./bulan
-------------- (+)
Total Biaya : Rp. ……….
-----------------(-)
Penghasilan bersih (capacity) : Rp. ……….
Analisis Kredit
2. Analisis aspek pembiayaan
yaitu pemohon mengajukan pembiayaan, sekurang-
kurangnya dengan struktur sbb: