Anda di halaman 1dari 191

Mata Kuliah Prasyarat M.

Kredit
Mata kuliah prasyarat :
1. Dasar Prosedur Bank,
2. Manajemen Keuangan ,
3. Analisa Laporan Keuangan (ALK)

Satuan Kredit Semester : 2 SKS


Silabus Singkat Manajemen Kredit
1. Pengantar Perkreditan
2. Penentuan Bunga Kredit
3. Prosedur Umum Kredit
4. Kualitas Kredit/Kolektibilitas Kredit
5. PPAP/CKPN
6. Alternatif Penyelesaian Kredit Bermasalah
7. Kartu Kredit
8. Soal kasus
Referensi
1. Andra.Maria Vasilescu. Alina Mihaela Dima.Simona
Vasilache, (2009),”Credit Analysis Policies Construction in
Construction Project Finance”, Management & Marketing,
Vol. 4. No. 2, pp. 79 – 94.
2. Firdaus . H. Rachmat, (2011), Manajemen Perkreditan Bank
Umum, Bandung, ALFABETA.
3. Ikatan Bankir Indonesia, 2013, Memahami Bisnis Bank,
Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
4. Ikatan Bankir Indonesia, 2015, Mengelola Kredit secara sehat,
Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
5. Peraturan Bank Indonesia No.14/15//PBI/2012 tentang
Penilaian Kualitas Asset Bank Umum.
6. Undang Undang Perbankan No.10 Tahun 1998.
Bobot Penilaian:

Tugas : 30%
UTS : 30%
UAS : 40%
Total : 100%
Kredit
Kata kredit berasal dari bahasa Junani yaitu
Credere artinya kepercayaan, bahasa Latin yaitu
Creditum artinya kepercayaan akan kebenaran
Mengapa Manajemen Kredit penting?

• Kredit merupakan bagian terbesar dari asset yang


dimiliki oleh bank dan merupakan tulang
punggung atau kegiatan utama bank.
• Kredit adalah merupakan assets yang terbesar
maka bunga kredit adalah pendapatan terbesar
bagi bank.
• Jika kredit tidak dikelola dengan baik akan timbul
kredit bermasalah (Non Performing Loan / NPL)
mengakibatkan kerugian bagi bank.
Pengertian Kredit
Menurut Undang Undang Perbankan No.10
Tahun 1998,
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain dalam hal mana pihak
peminjam berkewajiban melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga yang telah ditentukan.
Menurut Hasibuan
Kredit adalah semua jenis
pinjaman yang harus dibayar
kembali bersama bunganya oleh
peminjam sesuai dengan
perjanjian yang telah disepakati
Manajemen kredit
(Loan Management)
Manajemen kredit adalah pengelolaan kredit
yang dijalankan oleh bank meliputi:
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan sedemikian rupa sehingga kredit
tersebut berjalan dengan baik sesuai dengan
kesepakatan antara bank dengan debitur.
Manajemen kredit (Loan Management)

Apabila kredit dikelola dengan baik maka


penerimaan pendapatan dari bunga akan
meningkat dan bank akan tumbuh dengan
sehat. Dampaknya akan mendorong
pertumbuhan ekonomi serta pemerataan
pendapatan masyarakat menjadi lebih baik
Unsur- Unsur kredit

• Kreditur
• Debitur
• Kepercayaan kreditur terhadap debitur
• Janji dan kesanggupan membayar
• Perbedaan waktu
• Risiko
Tujuan Kredit
Bagi bank
• Assets bank yang dominan dan sumber utama
pendapatan bank yang menjamin
kelangsungan hidup bank.
• Sebagai instrumen bank dalam persaingan dan
pemasaran produk-produk perbankan lainnya.
• Mendorong pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi sehingga menciptakan lapangan
kerja.
Tujuan Kredit
Bagi Pengusaha
• Kegiatan usaha bertambah lancar dan kinerja
perusahaan bertambah baik.
• Dengan mendapatkan fasilitas kredit maka
akan meningkatkan volume usaha dan hasil
usaha agar terjamin kelangsungan hidup
perusahaan.
• Meningkatkan motivasi berusaha
Tujuan Kredit
Bagi Pemerintah/Masyarakat
• Berfungsi sebagai instrumen untuk kebijakan
ekonomi dan moneter.
• Meningkatkan arus dan daya guna uang serta
menghidupkan ekonomi pasar
• Meningkatkan kegiatan produksi ,
perdagangan, distribusi dan konsumsi secara
nasional (makro).
• Membantu efisiensi penggunaan sumber alam
Fungsi Kredit

• Kredit dapat meningkatkan daya guna uang


• Kredit dapat meningkatkan lalu lintas
peredaran uang dan peredaran barang.
• Salah satu alat stabilitas ekonomi.
• Dapat meningkatkan kegairahan berusaha.
• Dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.
• Sebagai alat untuk meningkatkan hubungan
internasional.
Prinsip Pemberian Kredit

Prinsip 8C
1. Character (Karakter/Kepribadian)
2. Capacity (Kapasitas)
3. Capital (Modal),
4. Collateral (Jaminan/Agunan)
5. Condition of Economy (Kondisi ekonomi)
6. Constraint (Batasan atau Hambatan)
7. Cash flow (aliran kas), dan
8. Cover of Insurance (asuransi)
Prinsip Pemberian Kredit
Prinsip 7P
1. Personality/People
2. Purpose
3. Payment
4. Protection
5. Profitabily
6. Prospect
7. Party,
Prinsip Pemberian Kredit
Prinsip 3 R
1. Return/Retruning (hasil yang dicapai), hasil
yang diperkirakan dapat diperoleh dari
usaha/proyek dan hasil tersebut diperkirakan
cukup untuk mengembalikan kredit beserta
bunganya, disamping itu memberikan
keuntungan pula bagi usahanya.
Prinsip Pemberian Kredit
2. Repayment Capacity (pembayaran kembali)
yaitu kempuan membayar kembali kredit beserta
bunganya dikaitkan dengan jadwal angsuran
yang akan ditetapkan.
3.Risk Bearing Ability (kemampuan untuk
menanggung risiko), yaitu kemampuan suatu
proyek menghadapi risiko kegagalan yang akan
mengakibatkan macetnya pengembalian kredit;
Setiap kegiatan akan mengandung risiko,
demikian pula dalam pemberian kredit. Yang
paling penting risiko yang mungkin timbul apakah
dapat di kendalikan dan diatasi?
Prinsip Pemberian Kredit
Dalam prakteknya selain menggunakan prinsip
7C, 7P dan 3R beberapa aspek yang dinilai
dalam pemberian kredit terutama pada
perusahaan yang besar, aspek tersebut antara
lain:
1. Aspek Yuridis/Hukum adalah masalah
legitimasi badan usaha serta izin yang dimiliki
perusahaan (calon debitur), misalnya: NPWP,
SIUP, SIUI, TDP dll
Prinsip Pemberian Kredit
2. Aspek Pasar/Pemasaran yang dinilai adalah
besar kecilnya permintaan terhadap produk
yang dihasilkan saat ini dan yang akan datang
sehingga diketahui prospek pemasaran
produknya. Yang perlu diteliti dalam aspek ini
adalah: penjualan dan produksi yang lalu,
rencana penjualan yang lalu dan yang akan
datang, market share yang dikuasai, prospek
produk.
Prinsip Pemberian Kredit
3. Aspek Keuangan adalah penilaian bank
terhadap keuangan calon debitur, aspek
keuangan ini biasanya mencakup: laporan
keuangan calon debitur (Neraca, Laba/Rugi),
rasio keuangan, Cash Flow, Payback Period
(PP), Net Present Value (NPV), Profitability
Index (PI), Internal Rate (IR) dan Break Event
Point (BEP).
Prinsip Pemberian Kredit
4. Aspek Teknis adalah aspek yang membahas
masalah yang berkaitan dengan produksi,
lokasi dan layout perusahaan calon debitur
seperti: kapasitas mesin yang digunakan,
layout ruangan, layout mesin-mesin, termasuk
jenis mesin, lokasi usaha menyangkut kantor
pusat, cabang dan pergudangan.
Prinsip Pemberian Kredit
5. Aspek Manajemen yaitu menilai struktur
organisasi perusahaan, sumber daya manusia
yang dimiliki serta latar belakang pendidikan
dan pengalaman sumberdaya manusianya.
Pengalaman perusahaan dalam mengelola
berbagai proyek yang ada juga menjadi
pertimbangan bagi bank.
Prinsip Pemberian Kredit
6. Aspek Sosial Ekonomi adalah menganalisis
dampak yang timbul akibat adanya proyek
terhadap perekonomian masyarakat dan
sosial masyarakat secara umum seperti:
meningkatkan eksport barang, mengurangi
pengangguran, meningkatkan pendapatan
masyarakat, tersedianya sarana dan
prasarana, membuka isolasi daerah tertentu.
Prinsip Pemberian Kredit
7. Aspek Amdal adalah analisis dampak
lingkungan adalah analisis terhadap
lingkungan darat, air, maupun udara,
termasuk kesehatan manusia apabila proyek
tersebut dijalankan.
Prinsip Pemberian Kredit
8. Aspek Jaminan/Agunan untuk menilai seberapa
besar cover yang dapat diberikan oleh nasabah
terhadap kemungkinan risiko yang dihadapi oleh
bank atas kredit yang akan diberikan. Jaminan
kredit perbankan dikelompokkan menjadi :
a) Jaminan material/harta perusahaan/
perorangan/badan. Jaminan ini dapat berupa
harta lancar atau harta tetap, harta lancar
misalnya: piutang dagang, persediaan, sertifikat
deposito, surat berharga.
Prinsip Pemberian Kredit
Jaminan berupa harta tetap, misalnya: gedung,
tanah, mesin, peralatan, kendaraan.
b) Jaminan non material (pihak ketiga)
Jaminan ini dapat berupa perorangan,
jaminan perusahaan. Jaminan
pribadi/personal dapat diterima karena
bonafiditas atau kemampuan seseorang
untuk meng-cover kredit tersebut.
Dokumen Jaminan
1. Fotocopi sertifikat jaminan (HM/HGB)
2. Fotocopi Akta Jual Beli (AJB)
3. Fotocopi Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
4. Fotocopi blue print bangunan (jika ada)
5. Fotocopi PBB terahir
Jaminan perusahaan adalah jaminan yang
diberikan perusahaan tertentu karena
perusahaan yang bersangkutan dianggap
bonafide atau mempunyai kapasitas untuk
mengembalikan kredit yang diterima debitur
dari bank.
Four Eye Principles
Four eye principles, merupakan prinsip utama
yang mendasari pengambilan keputusan dalam
pemberian kredit di mana setiap pemberian
kredit minimal dilakukan oleh 2 orang pejabat
yang masing-masing berasal dari Unit Bisnis dan
Unit Risiko Kredit yang saling independen satu
dengan yang lain.
Prinsip One Oblogor
Prinsip One Obligor, adalah pemberian kredit
pada debitur dalam satu kelompok debitur wajib
dikonsolidasikan, guna mengetahui total risiko
kredit secara keseluruhan. Prinsip ini dilandasi
asumsi bahwa untuk perusahaan yang
tergabung dalam kelompok usaha, risiko satu
debitur/perusahaan dipengaruhi oleh risiko
grupnya secara keseluruhan dan sebaliknya.
Pengikatan jaminan
Pengikatan jaminan terdiri dari:
1. Pengikatan Notarial atau akte otentik,
Pengikatan notarial atau sering disebut akte
otentik adalah akte yang bentuknya ditentukan
oleh undang-undang dan dibuat oleh atau di
hadapan pegawai-pegaawai umum yang
berwenang ditempat di mana akte dibuat. Akte
otentik dibuat oleh notaris yang biasa disebut
akte notarial.
2. Akte dibawah tangan, akte ini dibuat sebagai
bukti perjanjian antara bank dengan debitur
dalam memenuhi perjanjian prosedural pinjam-
meminjam uang dan pengakuan hutangnya. Akte
ini dapat menjadi suatu bukti yang sempurna
seperti akte otentik bagi para penandatangan
serta ahli warisnya dan orang-orang yang
mendapat hak dari padanya. Akte di bawah
tangan umumnya dilakukan untuk jaminan harta
lancar dan harta bergerak.
Penilaian Jaminan
Penilaian jaminan harta tetap antara lain:
1. Market value yaitu nilai wajar jaminan
yang dinilai berdasarkan nilai yang berlaku
di pasar.
2.Nilai perolehan yaitu nilai yang sebanding
dengan biaya untuk memperoleh barang
tersebut.
3.Nilai buku adalah nilai perolehan setelah
dikurangi dengan nilai penyusutan.
Penilaian Jaminan
4. Nilai likuidasi yaitu nilai yang didasarkan pada
harga likuidasi apabila jaminan tersebut
dilikuidasi.
Menurut IBI jenis kredit digolongkan
berdasarkan :

• Jangka Waktu
• Sifat Penggunaan
• Sifat Penarikan
• Sifat Pelunasan
• Metode Pembiayaaan
• Lokasi Bank
• Cara Penarikan
Jenis Kredit berdasarkan Jangka
Waktu
1. Jangka Pendek, yaitu apabila kredit yang
diberikan bank kepada nasabahnya untuk
melunasinya berjangka waktu/tenggang waktu
maksimal satu tahun. Contoh: kredit modal
kerja, kartu kredit, overdraft
2. Jangka Menengah, yaitu apabila kredit yang
diberikan berjangka waktu satu tahun sampai
dengan tiga tahun. Contoh: kredit investasi
pembelian kendaraan , KMK untuk konstruksi,
kredit konsumtif.
3. Jangka Panjang, yaitu apabila jangka waktu
kredit yang diberikan lebih dari tiga tahun.
Contoh: kredit investasi, KPR, KPA
Jenis Kredit berdasarkan Sifat
Penggunaan
1. Kredit Konsumtif, yaitu kredit yang diberikan
bank kepada nasabah, dipergunakan untuk
kebutuhan konsumtif. Contoh: kartu kredit,
Kredit Perumahan, kredit pembelian
motor/mobil. Kredit multiguna.
2. Kredit Komersial, yaitu kredit yang diberikan
bank kepada nasabahnya (perorangan atau
badan usaha), dipergunakan untuk membiayai
kegiatan usaha. Contoh: kredit mikro, kredit
usaha kecil, kredit korporasi, dll.
Jenis Kredit berdasarkan Sifat
Penggunaan
3. Kredit Modal Kerja, yaitu kredit yang dipergunakan
untuk menambah modal kerja suatu perusahaan,
seperti: pembelian bahan baku, biaya-biaya produksi,
modal kerja untuk operasional.
4. Kredit Investasi, yaitu kredit jangka menegah atau
panjang untuk pembelian barang-barang modal
beserta jasa yang diperlukan untuk rehabilitasi,
modernisasi, maupun ekspansi proyek yang sudah ada
atau pendirian proyek yang akan ada.
Jenis Kredit berdasarkan Sifat
Penggunaan
5. Kredit Pembiayaan Proyek (Project
Financial), yaitu kredit yang digunakan untuk
pembiayaan investasi maupun modal kerja
untuk proyek baru.
Kredit berdasarkan Sifat Penarikan
Berdasarkan sifat penarikannya kredit terdiri dari:
1. Kredit langsung, yaitu kredit yang langsung
menggunakan dana bank dan secara efektif
merupakan utang nasabah kepada bank,
misalnya: krdit modal kerja, kredit investasi.
2. Kredit Tidak Langsung, yaitu kredit yang tidak
langsung menggunakan dana bank dan belum
secara efektif merupakan utang nasabah kepada
bank, misalnya: Bank Garansi, Letter of Credit
(LC)
Kredit Berdasarkan Sifat Pelunasan
1. Kredit dengan angsuran, yaitu kredit yang
pembayaran kembali bunga dan pokok
pinjamannya diatur secara bertahap menurut
jadwal yang telah ditetapkan dalam Perjanjian
Kredit (PK).
2. Kredit dibayarkan sekaligus saat jatuh tempo,
yaitu kredit yang pembayaran kembali pokok
pinjamannya tidak diatur secara bertahap, tetapi
harus dikembalikan sekaligus pada tanggal jatuh
tempo yang telah ditetapkan di dalam Perjanjian
Kredit (PK)
Kredit berdasarkan Metode
Pembiayaan
1. Kredit Bilateral, yaitu kredit yang dibiayai
oleh hanya satu bank.
2. Kredit Sindikasi, yaitu kredit yang diberikan
oleh dua atau lebih lembaga keuangan untuk
membiayai suatu proyek/usaha dengan
syarat-syarat dan ketentuan yang sama,
menggunakan dokumen yang sama dan
diadministrasikan oleh agen yang sama.
Kredit berdasarkan Lokasi Bank
1. Kredit Onshore, yaitu kredit yang diberikan
kepada nasabah di dalam negeri dalam
bentuk valuta asing dan dilaksanakan melalui
cabang bank di dalam negeri.
2. Kredit Offshare, yaitu kredit yang diberikan
kepada nasabah di dalam negeri dalam
bentuk valuta asing dan dilaksanakan melalui
cabang di luar negeri.
Kredit Berdasarkan Cara penarikan
1. Sekaligus, yaitu penarikan kredit yang
dilaksanakan satu kali sebesat limit kredit yang
telah disetujui setelah seluruh ketentuan
dipenuhi dengan cara tunai atau
dipindahbukukan ke rekening tabungan/giro
milik debitur.
2. Bertahap sesuai jadwal yang ditetapkan, yaitu
penarikan dilaksanakan sesuai jadwal yang
ditetapkan oleh bank, baik berdasarkan tingkat
penyelesaian proyek maupun kebutuhan
pembiayaan debitur.
3. Rekening koran (revolving) atau penarikan
sesuai kebutuhan, yaitu penarikan kredit yang
dapat dilaksanakan lebih dari satu kali
sebesar kebutuhan debitur pada saat
penarikan setelah seluruh ketentuan
dipenuhi, dengan cara tunai atau
dipindahbukukan ke rekening tabungan/giro
milik debitur.
Kredit menurut kualitas atau
kolektibilitasnya
Penetapan kualitas kredit mengacu pada
ketentuan BI, yaitu PBI No.14/15/PBI/2012
tentang Penilaian Kualitas Asset Bank Umum
dan SE BI No. 7/3/DPNP tanggal 31 Januari
2005 perihal Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum.
Tujuan penetapan klasifikasi kolektibilitas/
kualitas kredit adalah untuk mengetahui kualitas
kredit, sehingga bank dapat mengantisipasi
risiko kredit (kredit macet/NPL) secara dini
karena dapat mempengaruhi kelangsungan
usaha bank.
Kualitas kredit dinilai berdasarkan 3
parameter
Berdasarkan PBI tersebut kualitas kredit dapat ditentukan
berdasarkan 3 parameter sebagai berikut:
1. Prospek Usaha
Penilaian terhadap prospek usaha meliputi komponen
Potensi pertumbuhan usaha
- Kondisi pasar dan posisi debitur dalam persaingan
- Kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja
- Dukungan dari grup atau afiliasi
- Upaya yang dilakukan debitur dalam rangka memelihara
lingkungan hidup.
Kualitas kredit dinilai berdasarkan 3
parameter
2. Kinerja debitur,
- Penilaian terhadap kinerja (performance)
debitur meliputi:
- Perolehan laba
- Struktur permodalan
- Arus kas
- Sensitivitas terhadap risiko pasar
Kualitas kredit dinilai berdasarkan 3
parameter
3. Kemampuan membayar
• penilaian ini meliputi penilaian terhadap
komponen-komponen
• Ketepatan pembayaran pokok dan bunga
• Ketersediaan dan keakuratan informasi keuangan
debitur
• Kelengkapan dokumentasi kredit
• Kepatuhan terhadap perjanjian kredit
• Kesesuaian penggunaan dana
• Kewajaran sumber pembayaran kewajiban
Kolektibilitas Kredit (Kualitas Kredit)
Berdasarkan parameter tersebut kualitas kredit
untuk Bank Umum ditetapkan menjadi:
1. Lancar (Pass)
2. Dalam Perhatian Khusus (Special Mention)
3. Kurang Lancar (Substandard)
4. Diragukan (Doubtful)
5. Macet (Loss)
Kualitas Kredit terdiri dari:
(Bank Umum)
1. Lancar (pass)/kolektibilitas 1,
apabila memenuhi kriteria :
- Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga
tepat waktu dan
- Memiliki mutasi rekening yang aktif atau saldo
fluktuatif.
- Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan
tunai (cash collateral)
- Tidak terdapat cerukan (overdraft)
Kualitas Kredit terdiri dari:
(Bank Umum)
2.Dalam Perhatian Khusus (special mention)
apabila memenuhi kriteria :
- Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau
bunga yang belum melampaui 90 hari atau
- Kadang-kadang terdapat cerukan atau overd
- Mutasi rekening masih relatif aktif atau
- Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak
yang diperjanjikan atau
- Didukung oleh pinjaman baru
Kualitas Kredit terdiri dari:
(Bank Umum)
3. Kurang Lancar (substandard),
apabila memenuhi kriteria :
- Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga
yang telah melampaui 90 hari atau
- Sering terjadi cerukan atau
- Frekuensi mutasi rekening relatif rendah atau
- Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari
90 hari atau
- Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi
debitur atau dokumentasi pinjaman yang lemah.
Kualitas Kredit terdiri dari:
(Bank Umum)
4. Diragukan (daubtful)
apabila memenuhi kriteria :
- Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau
bunga yang telah melampaui 180 hari atau
- Terjadi cerukan yang bersifat permanen atau
- Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari atau terjadi
kapitalisasi bunga atau
- Dokumentasi hukum yang lebih baik untuk
perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan.
Kualitas Kredit terdiri dari:
(Bank Umum)
5. Macet (loss)
apabila memenuhi kriteria :
- Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau
bunga yang telah melampaui 270 hari atau
- Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman
baru atau
- Dari segi hukum maupun kondisi pasar,
jaminan tidak dapat dicairkan dengan nilai
yang wajar.
Untuk kredit mikro, kecil dan menengah
(UMKM) dengan jumlah tertentu, penerapan
kualitas kredit hanya dapat didasarkan pada
ketepatan pembayaran maka kolektibilitas kredit
(kualitas kredit)ditetapkan sebagai berikut :
1. Lancar/Pass (Kolektibilitas 1), yaitu apabila
tidak ada tunggakan pembayaran pokok
dan/atau bunga.
2. Dalam Perhatian Khusus/Special Mention
(Kolektibilitas 2), apabila terdapat tunggakan
pembayaran pokok dan/atau bunga sampai
dengan 90 hari
3. Kurang Lancar/Substandard (Kolektibilitas3),
apabila terdapat tunggakan pembayaran
pokok dan/atau bunga sampai dengan 120
hari.
4. Diragukan/Doubtful (Kolektibilitas 4),
apabila terdapat tunggakan pokok dan/atau
bunga sampai dengan 180 hari.
5. Macet/Loss (Kolektibilitas 5), apabila
terdapat tunggakan pokok dan/atau bunga
sampai di atas 180 hari.
Kolektibilitas Kredit (Kualitas Kredit)
untuk BPR
Peraturan Bank Indonesia No 13/26/PBI/2011
Kualitas kredit untuk BPR terdiri dari:
1. Lancar
2. Kurang Lancar
3. Diragukan
4. Macet
Non Performing Loan (NPL)
Kredit akan digolongkan bermasalah (Non Performing
Loan/NPL) apabila telah masuk dalam kualitas Kurang
Lancar, Diragukan dan Macet. Secara matematis
dirumuskan dengan

(𝐊𝐮𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐋𝐚𝐧𝐜𝐚𝐫,𝐃𝐢𝐫𝐚𝐠𝐮𝐤𝐚𝐧,𝐌𝐚𝐜𝐞𝐭)
NPL=
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐊𝐫𝐞𝐝𝐢𝐭
Non Performing Loan (NPL)
Non Performing Loan (NPL), adalah rasio
perbandingan kredit dalam Kurang Lancar (KL),
Diragukan (D) dan Macet terhadap total kredit
yang disalurkan.
NPL yang ditoleransi Bank Indonesia adalah
maksimum 5% (2017).
Bunga Bank
Ada 2 macam bunga yang diberikan bank dalam
kegiatannya yaitu:
1. Bunga simpanan, adalah bunga yang
diberikan sebagai balas jasa bagi nasabah
yang menyimpan uangnya di bank, misalnya:
bunga giro, bunga tabungan, bunga Deposito
Berjangka
Bunga Bank
2. Bunga pinjaman, adalah bunga yang
diberikan kepada peminjam atau harga yang
harus dibayar oleh nasabah peminjam
(debitur) kepada bank. Contoh: bunga kredit.
Bunga simpanan dan bunga pinjaman
merupakan komponen utama faktor biaya dan
pendapatan bagi bank.
Fungsi Suku bunga
1. Daya tarik bagi pemilik dana untuk
menabung/berinvestasi
2. Alat moneter dalam rangka mengendalikan
penawan dan permintaan uang yang beredar.
(untuk mengontrol jumlah uang beredar).
PENENTUAN BUNGA KREDIT

Secara umum penentuan bunga kredit yang


diberikan oleh bank adalah sebagai berikut :
1. Jangka Waktu Kredit.
2. Kualitas Jaminan Kredit.
3. Reputasi Perusahaan.
4. Produk Yang Kompetatif.
5. Hubungan Baik.
6. Jaminan Pihak ketiga
7. Risiko
8. Keadaan ekonomi dan keuangan
Hal ini dikaitkan dengan keadaan pasar uang,
jika jlh uang beredar meningkat, bunga kredit
perlu dinaikkan, sebaliknya bila uang beredar
di pasar rendah maka bunga kredit harus
diturunkan.
9. Cost of Fund (COF)/Biaya dana
Bila cost of fund bank tinggi, maka bunga
kredit yang diberikan bank juga tinggi,
sebaliknya bila cost of fund rendah maka
bunga kredit kecil/rendah.
10. Margin bank
Klasifikasi Penentuan Tingkat Bunga
kredit

Penentuan tingkat bunga kredit terhadap


nasabah bank didasarkan pada credit rating
nasabah menurut penilaian bank (account
officer). Berdasarkan credit rating, nasabah bank
dikelompokkan dalam dua kategori besar yaitu:
Prime Customer (nasabah utama contoh:
Multinational Corporation, Join Venture
companya) dan Non Prime Customer.
Metode Perhitungan Bunga Kredit
• Flat Rate
• Sliding Rate
• Anuitas
• Floating Rate (mengambang)
Metode Perhitungan Bunga Kredit
Flat Rate Method/Fixe rate, adalah
Perhitungan bunga selalu menghasilkan nilai yang
sama setiap bulan karena dihitung dari persentase
bunga dikalikan pokok pinjaman awal. Rumus
perhitungan bunga:
𝐏+(𝐏×𝐢×𝐭) 𝐏×𝐢×𝐭)
Total Angsuran = Ans.bunga=
𝒏 𝒏
𝐏
Angsuran pokok = t= jangka waktu dalam
𝐧
u tahun
Rumus lain
𝐏𝐱𝐢
Angsuran bunga = jb = jumlah bulan
𝐣𝐛
dalam jk waktu
kredit
𝑷
Angsuran pokok =
𝐣𝐛
Metode Anuitas, merupakan modifikasi dari
metode efektif, untuk mengatur jumlah
angsuran pokok dan bunga yang dibayar agar
sama setiap bulan. Rumus yaitu:

P× i(1+𝑖)𝑛
A=
(1+i)𝑛 −1
Rumus Hitung Bunga Anuitas
Untuk mencari Angsuran Bunga dan pokok sbb:

Angsuran Bunga = SP x i

A
Angsuran Pokok =
(1 + i)𝑛
Mengambang (Floating rate), adalah suku
bunga yang besarnya dapat berubah sewaktu-
waktu sesuai dengan besarnya suku bunga yang
berlaku di pasar.
Metode Perhitungan Bunga Kredit
Sliding Rate, adalah angsuran pokok
diperhitungkan tetap atau sama setiap
angsuran, sedangkan bunga yang
diperhitungkan menurun sejalan berkurangnya
sisa kredit. Dengan demikian total angsuran
pokok dan bunga adalah semakin menurun.
Rumus menentukan angsuran pokok adalah:
P
a=
n
Perhitungan Bunga Kredit dgn Sliding
Rate
Angsuran bunga:
B1 = P× i
B2 = (P – a) x i
B3 = (P – (a x 2)xi
B4 = (P – (ax3)
Metode Perhitungan Bunga Kredit
PROSEDUR UMUM PERKREDITAN
I. Permohonan Kredit
Permohonan kredit adalah permohonan secara
tertulis dari calon nasabah untuk memperoleh kredit
sesuai kebutuhannya.
Permohonan Kredit mencakup:

• Permohonan baru
• Permohonan tambahan kredit yang sedang
berjalan.
• Permohonan perpanjangan /pembaruan masa
laku kredit yang telah berahir jangka waktunya.
• Permohonan lainnya untuk perubahan syarat-
syarat kredit yang sedang berjalan, antara lain
penukaran jaminan, perubahan/pengunduran
jadwal angsuran
Setiap berkas permohonan kredit dari nasabah
terdiri dari:
a.Surat-surat permohonan nasabah yang
ditandatangani secara lengkap dan sah.
b.Daftar isian yang disediakan oleh bank dan
diisi lengkap oleh nasabah.
c.Daftar lampiran yang diperlukan menurut
fasilitas kredit yaitu :
- Surat-surat ijin untuk usaha perorangan antara lain : SIUP,
TDP, NPWP.
- Surat ijin untuk perusahaan /badan usaha antara lain : SIUP,
TDP, NPWP, akte pendirian perusahaan beserta
perubahan-perubahannya, bila PT (perseroan terbatas)
harus melampirkan surat dari departemen kehakiman dan
bila masih dalam proses harus melampirkan surat
keterangan dari Notaris yang mengurusnya.
- Data keuangan yaitu : laporan keuangan dua atau 3 tahun
terahir untuk perusahaan yang sedang berjalan, neraca
pembukaan untuk perusahaan baru.
- Copy dokumen jaminan/agunan
- Dokumen lain yang diperlukan apabila ada.
Dokumen yang diperlukan untuk
pengajuan KPR
1. Dokumen Pribadi
- Fotocopi KTP
- Fotocopi KTP suami/istri (menikah)
- Fotocopi surat nikah dan kartu keluarga
- Fotocopi NPWP/SPT tahunan
- KITAS (WNA)
Dokumen yang diperlukan untuk
pengajuan KPR
2. Dokumen Jaminan
- Fotocopi sertifikat jaminan (HM/HGB)
- Fotocopi Akta Jual Beli (AJB)
- Fotocopi blue print (jika ada)
- Fotocopi PBB
PROSEDUR UMUM PERKREDITAN
II. Investigasi (penyidikan )/Verifikasi data Kredit.
Penyidikan (investigasi) kredit adalah pekerjaan yang
meliputi:
• Wawancara dengan pemohon kredit atau debitur
• Pengumpulan data yang berhubungan dengan
permohonan kredit yang diajukan nasabah, baik data
internanlbank maupun data ekternal.
• Pemeriksaan/penyidikan atas kebenaran mengenai hal-
hal yang dikemukakan nasabah.
• Penyusunan laporan seperlunya hasil penyidikan yang
telah dilaksanakan
Investigasi kredit dilakukan dengan
metode :
• On the Spot checking (OTS), adalah
kunjungan langsung ke tempat usaha/domisili
calon debitur dengan maksud untuk
mengecek kebenaran data atau informasi
dengan melihat secara fisik tempat
usaha/domisili dan agunan serta menggali
aktivitas usaha calon debitur.
• Bank Checking, maksudnya untuk mengecek
informasi kredit yang pernah diperoleh debitur
sebelumnya beserta kolektibilitasnya, misalnya
IDI (Informasi Debitur Individual) BI.
• Trade Checking atau Personal Checking untuk
kredit konsumsi.
• Trade Checking dimaksudkan untuk
mengetahui/menilai debitur dalam menjalankan
kegiatan bisnisnya, hubungan dagang yang
dilakukan oleh calon debitur.
• Trade checking dilakukan kepada sejumlah
supplier, pelanggan, distributor, assosiasi terkait
usaha debitur dan pihak lain yang dipandang
perlu oleh bank. Checking juga dapat dilakukan
dengan kunjungan langsung ke lapangan/market
checking misalnya: ke pasar untuk mengetahui
brand image dari produk debitur. Untuk kredit
konsumsi checking dilakukan atas kebenaran
data personal calon debitur antara lain: data
tempat tinggal, pekerjaan, penghasilan, legalitas
usaha, omzet penjualan (untuk debitur
wirausaha).
Analisis Kredit
III. Analisis Permohonan Kredit
Analisis kredit adalah penilaian terhadap
nasabah dan usahanya untuk memperoleh
alternatif sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan.
Analisis kredit adalah tugas yang sangat
menentukan profil risiko kredit di masa depan
suatu bank.
Analisis Kredit adalah upaya yang dilakukan
oleh bank dalam meneliti secara mendalam
terhadap dokumen calon debitur, sehingga
diperoleh keyakinan apakah debitur tersebut
layak dibiayai.
(diatur dalam Pasal 8 UU No.7/1992 tentang
Perbankan sebagaimana diubah dengan UU No.10
Tahun 1998).
Prinsip Pemberian Kredit
Prinsip evaluasi kredit
Agar kredit yang diberikan bank berkualitas
maka harus dilakukan evaluasi, tujuannya untuk
mengantisipasi risiko kredit. Dalam
mengevaluasi kredit, bank melakukan prinsip 8
C, 3R, 7P atau analisis aspek kualitatif dan aspek
kuantitatif.
Prinsip Dasar Analisis Kredit
Prinsip 8 C
1. CHARACTER (Watak)
Watak calon debitur a.l : kejujuran, ketulusan, ketajaman berfikir,
logica berfikir, kepatuhan akan janji, kesehatan, suka atau tidak
berjudi, dan lain-lain, hal ini diperoleh dengan melalui wawancara
dan informasi lain yang relevan.
Cara meneliti:
-Melalui Sistem Informasi Debitur (SID) atau sering disebut BI
Checking
-Melihat track record-nya, jika debitur tersebut adalah debitur
lama
-Mencari informasi pada bank/lembaga lain (jika memungkinkan),
apabila calon debitur pernah memiliki kewajiban pada pihak lain.
-Melakukan wawancara (kasus per kasus) dengan tetangga calon
debitur atau tempat kerja debitur, namun harus tetap menjaga
agar calon debitur tidak merasa tersinggung
Prinsip Dasar Analisis Kredit
Cara meneliti:
-Melalui Sistem Informasi Debitur (SID) atau sering disebut BI
Checking
-Melihat track record-nya, jika debitur tersebut adalah debitur
lama
-Mencari informasi pada bank/lembaga lain (jika memungkinkan),
apabila calon debitur pernah memiliki kewajiban pada pihak lain.
-Melakukan wawancara (kasus per kasus) dengan tetangga calon
debitur atau tempat kerja debitur, namun harus tetap menjaga
agar calon debitur tidak merasa tersinggung
Prinsip Dasar Analisis Kredit
2. CAPACITY (kemampuan membayar)
Kemampuan calon debitur utk memenuhi kewajibannya (baik
pokok, bunga dan atau kewajiban lain) dan kemampuan
mengatur dana tunai yg dimiliki (cash flow).
Cara meneliti:
-Mengutamakan penghasilan pokok dan atau penghasilan
tambahan (jika ada), baik suami maupun isteri dan
menguranginya dengan baiaya hidup/biaya lainnya yang
harus ditanggung debitur.
-Dengan demikian, akan diketahui apakah debitur mampu
memenuhi kewajibannya, yaitu pokok, bunga dan atau
kewajiban lainnya, seperti denda.
-Apabila diketahui bahwa penghasilan (bersih) debitur tidak
mencukupi, dapat dipertimbangkan untuk menambah jangka waktunya.
Prinsip Dasar Analisis Kredit
3. CAPITAL (modal yang sudah dimiliki)
Dana yang dimiliki calon nasabah untuk menjalankan (modal
sendiri/self financing) dan memelihara kelangsungan
usahanya, yaitu untuk mengetahui sumber dana/modal dan
penggunaanya.
Cara meneliti:
-Capital atau modal diperhitungkan jika kredit yang diajukan
untuk mendukung usaha produktif, baik modal kerja maupun
investasi, sehingga akan diketahui modal yang diperlukan.
-Apabila debitur akan membuat suatu usaha, umpamanya
mendirikan toko, maka akan dihitung biaya seluruhnya yang
diperlukan, baik untuk membangun infra struktur (bangunan,
etalase, jaringan dll), maupun barang-barang dagangan yang
akan dijual.
Prinsip Dasar Analisis Kredit
4. CONDITION of Economy (kondisi perekonomian
disekitar calon debitur)
Kondisi perekonomian dilingkungan calon debitur, shg bank
mengetahui layak/tidaknya debitur diberikan kredit.
Cara meneliti:
-Cara memberikan kredit, salah satu pertimbangannya
adalah apakah daerah di mana debitur berada dalam kondisi
aman, baik dari kondisi alam maupun manusia. (daerah
banjir, daerah rawan gempa, daerah rawan gunung, pantai
dll)
-Apabila debitur di wilayah sebagaimana tersebut di atas,
bank harus sudah memperhitungkan risiko-risiko yang mungkin timbul
agar risiko gagal bayar (kredit macet) dapat diminimalisir.
Prinsip Dasar Analisis Kredit
5. COLLATERAL (agunan yang dimiliki calon debitur)
Agunan (jaminan tambahan yang diminta bank apabila bank
khawatir debitur wan prestasi) berupa jaminan tambahan.
Cara meneliti:
-Meyakini bahwa agunan adalah “jaminan tambahan”;
-Apakah berupa benda bergerak (dengan Fidusia), atau berupa sertifikat
tanah (SHM/SHGB/SHGU);
-Jika diikat dengan perikatan Fidusia, harus didaftarkan pada
MenkumHam (di Jawa Tengah di Jl. Dr.Cipto, Semarang).
-Jika diikat dengan perikatan APHT, memstikan yang mengeluarkan
adalah Kantor Petanahan, melalui PPAT (Notaris).
-Umur SKMH untuk kredit produktif adalah selama jangka waktu kredit,
sedangkan jenis kredit lainnya berpedoman pada Psl.15 UUHT.
Fiducia (Fiduciare Eigendoms
Overdracht/FEO)
Fiducia adalah penyerahan hak milik atas benda-
benda bergerak dari debitur kepada kreditur
atas dasar kepercayaan sebagai jaminan,
sedangkan secara fisik benda tersebut tetap
berada dalam kekuasaan debitur.
Prinsip Dasar Analisis Kredit
Prinsip 3R
1. Return (hasil/keuntungan)
yaitu hasil yang diperkirakan dapat diperoleh dari proyek
dan hasil tersebut diperkirakan cukup untuk
mengembalikan kredit beserta bunganya, disamping itu
memberikan keuntungan pula bagi pengusahanya;
Contoh:
Pendapatan dan biaya Calon Debitur, antara lain sbb:
Penghasilan pokok & Penghasilan lain : Rp. 6.400.000
Biaya Hidup & biaya lain : Rp. 4.500.000
------------------(-)
Penghasilan Bersih (Return) ..………………………. :Rp 1.900.000
Kewajiban bayar pokok + bunga :Rp 1.200.000
Prinsip Dasar Analisis Kredit
2. Repayment capacity: (pembayaran kembali)
yaitu kempuan membayar kembali kredit beserta bunganya
dikaitkan dengan jadwal angsuran yang akan ditetapkan.
Contoh:
Pendapatan dan biaya Calon Debitur, antara lain sbb:
• Penghasilan pokok & Penghasilan lain : Rp. 6.400.000/bln
• Biaya Hidup & biaya lain : Rp. 4.500.000/bln
------------------(-)
Penghasilan Bersih (Return) : Rp 1.900.000/bln
Penghasilan diperkirakan tiap tahun naik 10%, sehingga penghasilan
untuk tahun ke-I dan ke-II sebesar Rp.190.000 x 2 = Rp.380.000
Kewajiban bayar pokok + bunga selama 24 bln sebesar ………Rp
1.200.000, sehingga repayment capacity mencukupi.
Prinsip Dasar Analisis Kredit
3. Risk Bearing Ability:
yaitu kemampuan suatu proyek menghadapi risiko kegagalan yang akan
mengakibatkan macetnya pengembalian kredit;
Setiap kegiatan akan mengandung risiko, demikian pula dalam pemberian
kredit. Yang paling penting risiko yang mungkin timbul apakah dapat di
kendalikan dan diatasi?
Contoh:
Pendapatan dan biaya Calon Debitur, antara lain sbb:
Penghasilan pokok & Penghasilan lain : Rp. 6.400.000/bln
Biaya Hidup & biaya lain : Rp. 4.500.000/bln
------------------(-)
Penghasilan Bersih (Return)..………………… :Rp 1.900.000/bln
Risiko kegagalan yang akan mengakibatkan macetnya pengembalian
kredit, dicover dengan agunan berupa kendaraan bermotor yang diikat
dengan fidusia dengan nilai sekurang-kurangya sama dengan plafond
kredit.
Analisis Kredit
1. Analisis Aspek Keuangan:
Penghasilan pokok + penghasilan lainnya, dikurangi dengan biaya hidup dan biaya
lainnya, yang lazim disebut Analisis Aspek Keuangan, antara lain sbb:
Penghasilan pokok : Rp. ….
Penghasilan tambahan pemohon : Rp. ….
Penghasilan tambahan suami/istri : Rp. ….
-------------- (+)
Penghasilan kotor :Rp. ………..
Biaya Hidup : Rp…./bulan
Biaya Tak terduga : Rp…./bulan
Biaya lain-lain : Rp…./bulan
-------------- (+)
Total Biaya : Rp. ……….
-----------------(-)
Penghasilan bersih (capacity) : Rp. ……….
Analisis Kredit
2. Analisis aspek pembiayaan
yaitu pemohon mengajukan pembiayaan, sekurang-
kurangnya dengan struktur sbb:

• Objek pembiayaan : rumah/kendaraan


bermotor merk
• Nilai objek jaminan : Rp.
• Margin Bank : Rp. (eq rate : ……% pa)
• Harga Jual Bank : Rp.
• Uang muka : Rp.
• Jangka waktu : …../bulan
• Angsuran/ bulan : Rp.
Analisis Kredit
3.Terdapat persyaratan yang belum terpenuhi umpama
tentang:
a. Usaha yang dibayai belum jelas pasarnya
b.agunan yang dimiliki nilainya lebih rendah dari plafon
yang diajukan,
c. Alamatnya tidak sesuai dengan identitas calon debitur,
dan didalam permohonan mengatas-namakan
perusahaan, namun tidak dilengkapi dengan anggaran
dasar perusahaan.
d.Tidak mencantumkan bidang usahanya, bahkan
kemampuan membayarnya didasarkan pada
penghasilan pribadi calon debitur.
Analisis Kredit
4. Informasi pemohon, antara lain tentang:
a. Informasi umum:
• Nama pemohon
• Bidang usaha pemohon
• Alamat kantor
• dll
b. Existing fasility, yaitu apakah pemohon tidak sedang menikmati
fasilitas dari bank, dan jika sedang menikmatinya bagaimana
kolektibilitasnya
c. Fasilitas dari bank lain (sesuai hasil BI checking atau Bank checking),
apakah tidak sedang menggunakan fasiltas dari bank lain?
Analisis Kredit
5. Anailisis Aspek Yuridis, antara lain tentang:
a. Untuk kredit perorangan, a.l tentang:
• KTP Suami/Istri Nomor dan berlaku sampai,
• KK pemohon Nomor dan tanggal terbitnya,
• Surat Nikah Nomor dan tanggal terbitnya
b. Legalitas pemohon, ditanda-tangani (suami dan atau isteri)
tanggal dan disetujui oleh atasan langsung (jika pegawai)
Analisis Kredit
Analisis kredit dilakukan melalui:
1. Analisis kualitatif, yaitu merupakan penilaian
atas character dan capacity manajemen,
serta condition of economy. Bank melakukan
analisis atas kemampuan manajemen calon
debitur sehingga bank yakin bahwa usaha
yang dibiayai kredit tersebut dikelola orang
yang tepat/benar.
Analisis Kredit
Beberapa aspek yang dianalisis sebagai berikut:
a) Aspek Manajemen, penilaian ini ditujukan untuk
mengukur manajemen dari individu maupun
pengurus perusahaan dalam mengelola
usahanya. Faktor minimal yang dianalisis
meliputi:
Karakter pengurus perusahaan, melakukan
penilaian atas watak, sifat, sikap dan
pemenuhan kewajiban terhadap bank (finansial
dan adm).
Analisis Kredit
Profesionalisme,yang diperhatikan
diantaranya: riwayat pendidikan, riwayat
bisnis/pekerjaan, leadership, skill, reputasi
usaha debitur hubungannya dengan relasi
usaha nasabah, hubungan keluarga antar
pengurus.
Analisis Kredit
b) Aspek Teknis/produksi, penilaian aspek teknis dapat
mencakup: Lokasi usaha (kedekatan dengan bahan baku,
daerah pemasaran dan tenaga kerja). Kapasitas produksi
(mesin dan alat produksi yang dimiliki, kualitas mesin,
produksi mencapai maksimum atau di bawah). Proses
produksi (lamanya waktu yang diperlukan dalam proses
produksi, cara pengaturan proses produksi, teknologi yang
dipakai, teknologi/software untuk menghasilkan produksi).
Sumber daya manusia (sifat dan jenis tenaga kerja yang
dibutuhkan, cara pemenuhannya dan sumbernya). Sarana
dan Prasarana (infrastruktur yang diperlukan untuk
kegiatan usaha, sarana transportasi, komunikasi, sumber
energi, air, gas, keamanan dan lain-lain).
Analisis Kredit
c) Aspek pemasaran, penilaian ini didasarkan atas
kemampuan perusahaan memasarkan
produksi/jasa atau hasil usahanya baik sekarang
maupun yang direncanakan. Perlu diperhatikan
dalam aspek pemasaran adalah:
Barang atau jasa yang dipasarkan, jenis barang
yang dihasilkan, (product life cycle dari
barang/jasa tersebut, adanya barang substitusi,
adanya perusahaan pesaing, segmen pasar yang
dituju). Saluran distribusi.
Analisis Kredit
d) Aspek Legal, analisis dalam hal ini terkait
dengan:
- legalitas pendirian badan usaha (apabila
calon debitur merupakan badan usaha yang
berbadan hukum dilakukan analisis: akta
pendirian berikut perubahannya dibuat
dengan akta notaris, akta pendirian berikut
perubahannya sudah mendapatkan
persetujuan dari instansi yang berwenang,
Analisis Kredit
Akta pendirian berikut perubahannya beserta
pengesahannya yang telah didaftarkan dalam
Daftar Perusahaan, akta pendirian berikut
perubahannya telah diumumkan dalam Berita
Negara dan Tambahan Berita Negara republik
Indonesia.
Analisis Kredit
Apabila calon debitur berupa badan usaha yang
tidak berbadan hukum analisis yang dilakukan
antara lain: akta pendirian berikut perubahannya
dibuat dengan Akta Notaris, akta pendirian berikut
perubahannya didaftarkan dalam Daftar
Perusahaan, akta pendirian berikut perubahannya
didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri.
Selain itu perlu diperhatikan: status kepemilikan,
masa berlaku izin usaha, kesesuaian izin usaha
dengan kegiatan usahanya yang tercantum dalam
Anggaran Dasar Perusahaan.
Analisis Kredit
- Legalitas Usaha dan Perizinan
Dalam hal ini yang perlu dianalisis antara lain:
status kepemilikan, kesesuaian izin usaha
dengan kegiatan usahanya yang tercantum
dalam Anggaran Dasar Perusahaan, masa
berlaku izin usaha calon debitur.
Analisis Kredit
- Legalitas permohonan kredit
Penilaian ditujukan pada kewenangan
pemohon, baik secara individu maupun
manajemen perusahaan, sesuai ketentuan
anggaran dasar perusahaan.
- Legalitas barang agunan
Analisis Kredit
2. Analisis Kuantitatif, dalam analisis ini bank
melakukan penilaian atas aspek capital dan
keuangan debitur. Beberapa yang dianalisis
sebagai berikut:
- Neraca, yaitu laporan posisi keuangan
perusahaan pada suatu waktu tertentu yang
menunjukkan jumlah aktiva, utang dan
modal perusahaan.
Analisis Kredit
- Laporan laba/rugi, yaitu laporan hasil usaha
perusahaan yang menunjukkan jumlah
pendapatan dan biaya yang dikeluarkan pada
suatu periode tertentu.
- Laporan sumber dan penggunaan dana, yaitu
laporan mengenai dari mana perusahaan
memperoleh dana untuk membiayai kegiatan
usahanya dan untuk apa dana tersebut
digunakan pada suatu periode tertentu.
Analisis Kredit
Dalam analisis kuantitatif juga dilakukan analisis
risiko dari paparan laporan keuangan dengan
menggunakan pendekatan analisis rasio keuangan
dan membandingkannya. Analisis rasio keuangan
terdiri dari:
- Rasio likuiditas, untuk melihat kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban-kewajibannya
dalam jangka pendek dan bagaimana prospek
kelangsungan operasional perusahaan.
Analisis Kredit
- Rasio aktivitas, rasio mengukur sejauh
mana efektivitas penggunaan aset dengan
melihat tingkat aktivitas aset. Atau untuk
melihat efisiensi perusahaan dalam
menggunakan asetnya untuk menghasilkan
pendapatan.
- Rasio solvabilitas, rasio yang mengukur sejauh
mana kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Kegunaannya untuk
melihat indikasi struktur permodalan, antara modal
sendiri dan utang serta potensi volatilitas earning.
- Rasio profitabilitas, rasio yang melihat kemampuan
perusahaan menghasilkan laba (profitabilitas).
Kegunaannya untuk menampilkan kinerja dari
penjualan dan laba yang dihasilkan.
Analisis Kredit
- Rasio pasar, rasio yang melihat
perkembangan nilai perusahaan relatif
terhadap nilai buku perusahaan.

Selain analisis rasio keuangan, untuk kredit


jangka menengah dan panjang dilakukan analisis
proyeksi keuangan. Dalam membuat proyeksi
keuangan digunakan asumsi reasonable antara
lain: asumsi tentang pasar, perputaran
persediaan, tingkat bunga, pertumbuhan biaya
operasional dll.
Analisis Kredit
Analisis Jaminan/Agunan (collateral), yaitu
untuk menilai seberapa besar cover yang dapat
diberikan oleh nasabah terhadap kemungkinan
risiko yang dihadapi oleh bank atas kredit yang
akan diberikan. Agunan dan sumber keuangan
lain yang dapat digunakan sebagai alternatif
sumber pengembalian kredit. Evaluasi agunan
dilakukan untuk mengetahui kecukupan nilai
agunan pemberian kredit.
Jaminan kredit perbankan dikelompokkan
menjadi :
1) Jaminan material/harta perusahaan
/perorangan/badan. Jaminan ini dapat
berupa harta lancar atau harta tetap, harta
lancar misalnya: piutang dagang,
persediaan, sertifikat deposito, surat
berharga.
Jaminan berupa harta tetap, misalnya: gedung,
tanah, mesin, peralatan, kendaraan.
2) Jaminan non material (pihak ketiga)
Jaminan ini dapat berupa perorangan,
jaminan perusahaan. Jaminan
pribadi/personal dapat diterima karena
bonafiditas atau kemampuan seseorang
untuk meng-cover kredit tersebut.
Jaminan perusahaan adalah jaminan yang
diberikan perusahaan tertentu karena
perusahaan yang bersangkutan dianggap
bonafide atau mempunyai kapasitas untuk
mengembalikan kredit yang diterima debitur
dari bank.
Pengikatan Jaminan
Pengikatan jaminan terdiri dari:
1. Pengikatan Notarial atau akte otentik,
Pengikatan notarial atau sering disebut akte
otentik adalah akte yang bentuknya
ditentukan oleh undang-undang dan dibuat
oleh atau di hadapan pegawai-pegawai umum
yang berwenang ditempat di mana akte
dibuat. Akte otentik dibuat oleh notaris yang
biasa disebut akte notarial.
Pengikatan Jaminan
2. Akte dibawah tangan,
Akte ini dibuat sebagai bukti perjanjian antara
bank dengan debitur dalam memenuhi
perjanjian prosedural pinjam-meminjam uang
dan pengakuan hutangnya. Akte ini dapat
menjadi suatu bukti yang sempurna seperti akte
otentik bagi para penandatangan serta ahli
warisnya dan orang-orang yang mendapat hak
dari padanya. Akte di bawah tangan umumnya
dilakukan untuk jaminan harta lancar dan harta
bergerak.
Penilaian Jaminan
Penilaian jaminan harta tetap antara lain:
1. Market value yaitu nilai wajar jaminan
yang dinilai berdasarkan nilai yang berlaku
di pasar.
2. Nilai perolehan yaitu nilai yang sebanding
dengan biaya untuk memperoleh barang
tersebut.
Penilaian Jaminan
3. Nilai buku adalah nilai perolehan setelah
dikurangi dengan nilai penyusutan.
4. Nilai likuidasi yaitu nilai yang didasarkan
pada harga likuidasi apabila jaminan
tersebut dilikuidasi
IV. Keputusan Permohonan Kredit
Keputusan Kredit adalah setiap tindakan
pejabat yang berdasarkan wewenangnya
berhak mengambil keputusan berupa
menolak, menyetujui dan mengusulkan
permohonan fasilitas kredit kepada pejabat
yang lebih tinggi.
Keputusan permohonan kredit terdiri dari:
a) Penolakan Permohonan kredit
Penolakan kredit adalah permohonan kredit
yang nyata dianggap oleh bank secara teknis
tidak memenuhi persyaratan.
Keputusan permohonan kredit terdiri dari:
a) Penolakan Permohonan kredit
Penolakan kredit adalah permohonan kredit
yang nyata dianggap oleh bank secara teknis
tidak memenuhi persyaratan.
b) Persetujuan Permohonan Kredit
Persetujuan Permohonan kredit adalah
keputusan bank mengabulkan sebagian atau
seluruh permohonan kredit dari calon debitur.
Untuk melindungi kepentingan bank dalam
pelaksanaan persetujuan tersebut, biasanya
ditegaskan terlebih dulu syarat-syarat fasilitas
kredit dan prosedur yang harus ditempuh oleh
nasabah.
Langkah-langkah tersebut antara lain :
• Surat penegasan persetujuan permohonan
kredit kepada pemohon (tertulis).
• Pengikatan jaminan
• Penandatanganan perjanjian kredit (PK) di
atas materai.
• Pembayaran administrasi, provisi, komisi,
asuransi kredit (sesuai yang berlaku).
V. Administrasi dan Pembukuan Kredit
Administrasi kredit adalah suatu rangkaian
kesatuan kegiatan dari berbagai komponen
yang saling berhubungan secara sistematis
dalam penyelenggaraan proses kegiatan,
pengumpulan dan penyajian informasi
perkreditan dan sebagai alat dalam
pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen.
Setelah kredit disetujui maka akan dilakukan tahap
Adm dan Pembukuan kredit, prosesnya sebagai
berikut:
a) Surat Pemberitahuan Persetujuan Permohonan
Kredit (SP3K)
Setelah kredit disetujui, bank akan
menyampaikan SP3K kepada nasabah secara
tertulis dan ditandatangani oleh nasabah, dalam
SP3K tersebut harus mencantumkan dengan
jelas persyaratan kredit dan persyaratan jaminan.
b) Perjanjian Kredit (PK)
Perjanjian Kredit (PK) merupakan perikatan
pinjam meminjam uang secara tertulis antara
bank (sebagai kreditur) dengan pihak lain
(sebagai debitur/nasabah) yang mengatur hak
dan kewajiban para pihak sebagai akibat adanya
pinjam-meminjam uang. Setelah SP3K
ditandatangani oleh nasabah dan dikembalikan
pada bank maka bank menyiapkan PK.
Ada beberapa hal yang tercantum dalam
Perjanjian Kredit (PK) antara lain:
- Domisili hukum
- Kondisi kredit yang disetujui (jumlah, tingkat
bunga, jangka waktu, persyaratan kredit) telah
dicantumkan dalam perjanjian kredit.
- Memastikan bahwa perjanjian kredit mengikat
dan berkekuatan tetap
c) Pengikatan Agunan
Bank akan mendapatkan dokumen agunan
untuk pengikatan. Dokumentasi/pengikatan
agunan harus lengkap/sempurna agar tidak
menimbulkan masalah yang tidak dikehendaki.
Pengikatan agunan dapat berupa: Hak
Tanggungan, Surat Kuasa Membebankan Hak
Tanggungan (SKMHT), Fidusia, Gadai atau
Hipotik. Untuk kredit kecil pada umumnya
agunan hanya dicover dengan surat kuasa
menjual.
d) Penutupan asuransi agunan
Untuk mengamankan agunan dan
memperkecil risiko kredit, agunan harus
ditutup dengan asuransi, minimal senilai
agunannya selama jangka waktu kredit.
Klausul dalam polis asuransi harus jelas dan
diperiksa kesesuaiannya serta diupayakan
mencantumkan Banker’s Clause.
Banker’s Clause adalah suatu klausul atau syarat
khusus yang wajib tertulis dan terlekat pada polis
atas harta benda atau barang yang
dipertanggungkan di bawah polis tersebut.
Dengan banker’s clause berarti terjadi kesepakatan
antara bank dengan tertanggung (nasabah) jika
terjadi kerugian dapat dibayar dibawah polis
tersebut, penanggung akan membayarkannya
kepada bank sebesar yang menjadi haknya
termasuk bunga dan biaya tanpa mengurangi hak
tertanggung dan selisihnya.
Untuk kredit konsumtif dan kredit tanpa agunan
(KTA) debitur disyaratkan untuk menutup asuransi
jiwa.
e) Pencairan Kredit (Disbursement)
Pencairan kredit adalah setiap transaksi dengan
menggunakan kredit yang telah disetujui oleh
bank. Dalam prakteknya pencairan kredit ini
berupa pembayaran dan/atau
pemindahbukuan atas beban rekening
pinjaman atau fasilitas lainnya.
Pencairan kredit dilakukan setelah dipastikan
bahwa seluruh dokumentasi dan persyaratan
kredit telah dipenuhi, kemudian seluruh
dokumen pencairan kredit harus
didokumentasikan dengan baik.
VI. Pengawasan/Pemantauan Kredit
Pengawasan kredit adalah salah satu fungsi
manajemen dalam usahanya untuk menjaga dan
mengamankan kekayaan bank dalam bentuk
perkreditan yang lebih baik dan efisen guna
menghindari terjadinya penyimpangan-
penyimpangan dengan cara mengendalikan atau
mengawasi dipatuhinya ketentuan-ketentuan
dan atau kebijaksanaan-kebijaksanaan
perkreditan yang telah ditetapkan.
Pemantauan (monitoring) debitur,adalah
merupakan rangkaian aktivitas untuk
mengetahui dan memonitor perkembangan
proses pemberian kredit, perjalanan kredit dan
perkembangan usaha sejak kredit diberikan
sampai lunas.
Beberapa aktivitas pengawasan/pemantauan kredit
sebagai berikut:
▪ Pemantauan terhadap pelaksanaan pemberian kredit
▪ Pemantauan terhadap kelengkapan dokumen dan
administrasi kredit
▪ Pemantauan perkembangan usaha debitur
▪ Pemantauan terhadap hasil prestasi (penggunaan
kredit, riwayat pembayaran dan hasil prestasi
keuangan).
▪ Pemantauan terhadap barang jaminan (nilai jaminan
dan kesempurnaan jaminan).
Proses pemantauan kredit dapat dilakukan
dengan beberapa cara berikut:
1. Pengawasan melalui administrasi kredit (On
Desk), yaitu dengan melakukan
- Verifikasi terhadap semua file dokumen
kredit nasabah, ada atau tidaknya
penundaan atas pemenuhan persyarata.
- penelitian dan verifikasi atas kekurangan-
kekurangan yang ditemukan.
- Identifikasi terhadap masalah-masalah
potensial dalam pengadaan kas.
- Deteksi terhadap kecenderungan
memburuknya kondisi keuangan nasabah.
- Penilaian terhadap kesediaan nasabah
dalam memenuhi kewajiban keuangannya.
2. Pengawasan fisik (Inspeksi On the Spot/On
Site),yaitu dengan melakukan
- Kunjungan lokasi fisik, pemantauan
dilaksanakan dengan melihat kondisi di
lapangan meliputi aspek usaha, jaminan
kemajuan proyek, mendeteksi permasalah
nasabah dalam menjalankan bisnisnya,
menilai kemampuan manajemen nasabah dll.
- Trade checking, pemantauan kondisi usaha
debitur dengan memanfaatkan informasi
yang berasal dari supplier, distrubutor,
pesaing, asosiasi industri atau patner bisnis
lainnya.
- Credit checking,pemantauan kredit dengan
memanfaatkan informasi yang berkaitan
dengan kelancaran utang piutang baik yang
diberikan oleh bank maupun dari yang lain.
3. Antisipasi Dini (Early Warning Signal), yaitu
merupakan tindakan pemantauan secara dini
terhadap kredit kolektibilitas lancar dan dalam
perhatian khusus, dengan tujuan untuk
memberikan early warning signal atas gejala-
gejala yang dapat mempengaruhi tingkat
kolektibilitas debitur sehingga dapat segera
dilakukan tindakan preventif mencegah
terjadinya penurunan kolektibilitas.
Pada saat ini bank dapat mendeteksi gejala-
gejala memburuknya keadaaan debitur (indikasi
kredit bermasalah) antara lain melalui:
- Aktivitas rekening debitur yang menurun terus
dan cenderung mrnjsdi pasif.
- Terdapat tunggakan kewajiban, baik angsuran
pokok atau bunga atau tunggakan tersebut
terjadi berulang kali.
- Terdapat informasi negatif tentang debitur
berdasarkan hasil on desk monitoring, on call
monitoring, credit checking dan informasi dari
pihak ketiga, mengenai reputasi yang
menurun dan ketidakmampuan memenuhi
kewajiban keuangan.
Apabila ada indikasi penurunan kualitas kredit,
bank segera menindaklanjutinya dengan cara:
- Menghubungi debitur untuk menyusun action
plan untuk mencegah penurunan kualitas.
- Melakukan rescheduling atau restrukturisasi
awal.
4. Annual Review Credit, yaitu review terhadap
kredit yang dilaksanakan setiap tahun
sebelum jatuh tempo. Berdasarkan hasil
review bank dapat menentukan apakah kredit
dapat diperpanjang ataukah harus dilunasi.
VII. Pelunasan dan Penyelamatan Kredit
Pada saat jatuh tempo kredit harus lunas,
apabila masih dibutuhkan masih bisa
diperpanjang. Jika kredit tidak dapat dilunasi
sampai jatuh tempo maka kredit menjadi
bermasalah, bank harus segera melakukan
penyelamatan.
Penyelamatan kredit, adalah upaya-upaya yang
dilakukan bank terhadap kredit bermasalah yang
masih mempunyai prospek dan kinerja usaha
serta kemampuan membayar dengan tujuan
meminimalkan timbulnya kerugian bagi bank.
Tindakan penyelamatan kredit yang dilakukan
oleh bank antara lain:
1) Restrukturisasi kredit
Restrukturisasi kredit adalah upaya
perbaikan yang dilakukan oleh bank terhadap
debitur yang berpotensi atau mengalami
kesulitan untuk memenuhi kewajiban.
Restrukturisasi dilakukan terhadap debitur
yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
- Debitur mengalami kesulitan pembayaran
kewajiban pokok atau bunga kredit.
- Debitur memiliki itikad baik dan kooperatif
- Debitur memiliki prospek usaha yang baik
dan diproyeksikan mampu memenuhi
kewajiban setelah kredit direstrukturisasi.
Restrukturisasi dapat dilakukan melalui:
a) Rescheduling, yaitu strategi atau langkah
penyelamatan kredit dengan melakukan
perubahan jangka waktu pelunasan, jumlah
setoran dan pembayaran bunga.
b) Reconditioning, yaitu strategi atau langkah
penyelamatan kredit dengan melakukan
perubahan syarat-syarat kredit/persyaratan
baru.
c) Bentuk restrukturisasi lainnya, seperti :
penurunan suku bunga kredit, pengurangan
tunggakan bunga kredit, penambahan kredit,
konversi valuta atau konversi kredit menjadi
penyertaan modal sementara.
2. Tindakan penyelamatan kredit lainnya
Tindakan penyelamatan lainnya seperti:
pengambil-alihan aset debitur/agunan yang
diambil-alih (AYDA). Agunan Yang Diambil Alih
(AYDA) adalah aktiva yang diperoleh bank, baik
melalui pelelangan maupun di luar pelelang
berdasarkan penyerahan secara sukarela oleh
pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk
menjual di luar lelang dari pemilik agunan.
Proses pengalihan agunan dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu:
- Mekanisme lelang
- Mekanisme penjualan di bawah tangan
dengan persetujuan dari pemilik agunan.
Four Eye Principle, adalah prinsip utama yang
mendasari pengambilan keputusan dalam
pemberian kredit, di mana setiap pemberian
kredit minimal dilakukan oleh 2 orang pejabat
yang masing-masing berasal dari unit bisnis dan
unit risiko yang saling independen satu dengan
lain.
Four Eye Principle, merupakan prinsip
pemberian kredit yang melibatkan sinergi antara
unit bisnis yang bertanggung jawab dalam
pencapaian pendapatan dan unit risiko kredit
yang bertanggung untuk meminimalisasi biaya
risiko.
FRAUD adalah istilah kecurangan yang dilakukan
karyawan bank.
F acility
R ecruitment, Know Your Emplyee (KYE)
A ccurancy (akurasi), bekerjalah dengan
baik/akurat, ikuti aturan bank yg ada.
U nforgiveable
D ont try Fraud in your bank
Ada beberapa faktor orang berbuat curang
yaitu:
1. Tekanan/motivasi, adanya kebutuhan
2. Kesempatan/peluang, paling utama karena
pengendalian yang lemah
3. Pembenaran/rasionalisasi, mengarah pada
pembenaran ataupun yang mendasari pelaku
curang, mis: sdh kerja 10 tahun tdk pernah
dikasi reward, insentif.
Kartu Kredit (Credit Card)
Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No
7/52/PBI/2005 sebagaimana diubah dengan PBI
No 10/8/PBI/2008 tentang Penyelenggaraan
kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan
kartu.
Defenisi Kartu Kredit
Kartu Kredit (Credit Card) adalah alat pembayaran
dengan menggunakan kartu yang dapat digunakan
untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang
timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk
transaksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan
penarikan tunai, dimana kewajiban pembayaran
pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh
acquirer (penerbit) dan pemegang kartu
berkewajiban melakukan pelunasan kewajiban
pembayaran tersebut pada waktu yang disepakati
baik sekaligus (charge card) ataupun secara
angsuran.
Pihak yang terkait dalam Kartu kredit
Ada beberapa pihak yang terkait dalam kartu
kredit:
1. Penerbit (Card Issuer)
Adalah pihak (lembaga bank/non bank) dan
perusahaan non-lembaga keuangan.
Perusahaan yang khusus akan memerbitkan
kartu terlebih dahulu harus memperoleh izin
dari departemen keuangan.
Pihak penerbit kartu ini terdiri dari:
a. Bank
b. Lembaga keuangan yang khusus bergerak
bidang penerbitan kartu kredit.
c. Lembaga keuangan yang bergerak dalam
penerbitan kartu kredit juga bergerak bidang
kegiatan keuangan lainnya.
2. Pemegang kartu kredit (Card Holder)
Card holder atau card member (pemegang
kartu) adalah orang yang memegang kartu
kredit secara syah. Kartu kredit tidak dapat
dipindahtangankan dan harus ditandatangani
oleh pemegang kartu tersebut.
3. Penjual Barang/Jasa (Merchant)
Adalah tempat menerima kartu kredit sebagai
alat memberikan tanda atau menempelkan
logo dari kartu kredit yang diterima. Adalah
tempat dimana kartu kredit digunakan,
seperti: tempat hiburan, hotel, restoran dll.
Syarat menjadi merchant yaitu:
1. Permohonan dari pengusaha pada pihak
bank agar ditunjuk sebagai merchant
2. Penawaran atau permintaaan dari pihak
bank kepada pengusaha yang bersangkutan.
4. Perantara (Acquirer)
Adalah pihak yang meneruskan tagihan
kepada penerbit berdasarkan tagihan yang
masuk yang diberikan penjual barang/jasa.
Acquirer terdiri dari perantara penagihan
(antara penjual dengan penerbit) dan
perantara pembayaran (antara pemegang
kartu dengan penerbit disebut juga acquirer)
Jenis Kartu Kredit
Jenis kartu kredit dapat digolongkan
berdasarkan:
1. Wilayah berlakunya.
a. Kartu Kredit Nasional
adalah kartu plastik yang hanya berlaku dan
dapat digunakan di wilayah tertentu saja,
misalnya hanya wilayah Indonesia. :
Perusahaan yang bekerja sama dengan bank
penerbit kartu kreditnya sendiri misalnya: Hero,
Astra, Garuda, Carefour, Lotte dll.
b. Kartu Kredit Internasional
adalah kartu yang dapat digunakan dan berlaku
sebagai alat pembayaran internasional (dunia).
Saat ini kartu kredit internasional didominasi dua
merek kartu yaitu Visa Card dan Master Card,
kartu ini telah memiliki jaringan antar benua.
Kedua merek kartu tersebut masing-masing telah
memiliki lebih dari 100 juta pemegang kartu yang
tersebar di kota-kota seluruh dunia.
Pemegang kartu Visa dan Master dominan
dimiliki oleh penduduk Amerika Serikat,
selebihnya Jepang, Inggris, Canada dan sebagian
kecil negara-negara lainnya. Kartu kredit
internasional ini bisa digunakan untuk transaksi
di merchant yang berlogo: Visa Card, Master
Card, Dinner Club, Carte Blanche dan American
Express.
Kartu kredit internasional yang dapat
dipergunakan untuk melakukan transaksi di
berbagai tempat di dunia sebagai berikut:
a. Visa Card
adalah kartu kredit internasional yang dimiliki
oleh perusahaan kartu Visa International.
Pelaksanaan operasionalnya berdasarkan
lisensi dari Visa International dengan sisten
franchise.
b. Master card
Adalah kartu kredit yang dimiliki oleh Master
Card International dan beroperasi
berdasarkan lisensi dari Master card
International.
c. Dinners Card
Dinners Card dimiliki oleh Citicorp, cara
operasinya dilakukan dengan subsidiary atau
dengan franchise.
Carte Blanche dan American Express.
Carte Blance juga dimiliki oelh Citicorp,
beroperasi persis sama dengan Dinner Clu.
2. Dilihat dari fungsinya
a. Charge Card
Alat berbentuk kartu yang diterbitkan oleh suatu
lembaga keuangan dan dapat digunakan sebagai
alat pembayaran transaksi pembelian barang dan
jasa yang pembayaran pelunasannya harus
dilakukan oleh pembeli sekaligus pada jangka
waktu tertentu setelah kartu setelah kartu
digunakan alat pembayaran.
b.

Anda mungkin juga menyukai