Anda di halaman 1dari 16

“Kepemimpinan era 4.

0 di
HIMAKAPS”

Disusun Oleh :
Calon Ketua Himpunan : Arizal Jaya – 185121035
Jurusan Akuntansi – Program Studi D3 Keuangan dan Perbankan
Calon Wakil Ketua Himpunan : Teguh Yusran Hakim – 185121031
Jurusan Akuntansi – Program Studi D3 Keuangan dan Perbankan
Latar Belakang
Di latar belakangi oleh pentingnya
pengetahuan akan kepemimpinan di era 4.0
yang sedang dihadapi oleh Himpunan
Mahasiswa Keuangan dan Perbankan Politeknik
Negeri Bandung, maka dari itu diperlukan
penelitian tentang hal tersebut. Sehingga perlu
ada perkembangan kepemimpinan supaya
tetap mampu mengendalikan kepemimpinan di
era 4.0 ini. Maka regenerasi kepemimpinan
menjadi sebuah harapan baru untuk Himpunan
Mahasiswa Keuangan Perbankan dan Keuangan
Syariah Politeknik Negeri Bandung.
Tujuan
Mengetahui pentingnya kepemimpinan
himpunan khususnya HIMAKAPS POLBAN.
Memberikan gambaran kepada seluruh
anggota HIMAKAPS mengenai permasalahan
yang ada di HIMAKAPS saat ini.
Mencari solusi terhadap permasalahan yang
terjadi di HIMAKAPS.
Fungsi Organisasi Kemahasiswaan

Menurut pasal 77 ayat 2 undang-undang nomor 12


tahun 12 tentang perguruan tinggi Organisasi
kemahasiswaan paling sedikit memiliki fungsi untuk:
Mewadahi kegiatan Mahasiswa dalam
mengembangkan bakat, minat, dan potensi
Mahasiswa;
Mengembangkan kreativitas, kepekaan, daya kritis,
keberanian, dan kepemimpinan, serta rasa
kebangsaan;
Memenuhi kepentingan dan kesejahteraan
Mahasiswa; dan d. Mengembangkan tanggung
jawab sosial melalui kegiatan Pengabdian kepada
Masyarakat.
Program Kerja Ormawa

Menurut Program Kerja Ormawa point a dan b dalam pedoman


kegiatan kemahasiswaan polban tahun 2017 :
UU No.12/2012 pasal Organisasi Kemahasiswaan, Fungsi organisasi
kemahasiswaan;
Mewadahi kegiatan Mahasiswa dalam mengembangkan bakat, minat,
dan potensi Mahasiswa;
Mengembangkan kreativitas, kepekaan, daya kritis, keberanian, dan
kepemimpinan, serta rasa kebangsaan;
Memenuhi kepentingan dan kesejahteraan Mahasiswa; dan
Mengembangkan tanggung jawab sosial melalui kegiatan Pengabdian
kepada Masyarakat.
Organisasi kemahasiswaan di Politeknik diselenggarakan berdasarkan
prinsip dari, oleh, dan untuk mahasiswa. Bentuk aktivitas dan badan
kelengkapan organisasi kemahasiswaan di Politeknik ditetapkan
berdasarkan kesepakatan antar mahasiswa dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
Teori-teori tentang Kepemimpinan

Pengertian pemimpin menurut Ahli


Kepemimpinan adalah inti dari manajemen (Arif, 1986)
sedangkan pembuatan keputusan adalah fungsi utama
seorang manajer atau administrator (Kasim, 1995).
Namun, karena terjadi krisis kepemimpinan
(“misleadership”) dan mismanagement di mana-mana,
sangat beralasan untuk mengajukan dugaan “ada
sesuatu yang salah” pada praktik dan teori
kepemimpinan. “Sesuatu” ini bisa saja definisi, konsep,
teori, bahkan paradigma. Jika “ya”, adakah sesuatu
yang lain (baru) yang dapat diajukan sebagai alternatif?
Penelitian ini mengkaji aspek praktis maupun teoretis
dari kepemimpinan dengan pendekatan kualitatif.
Kepemimpinan di era 4.0

Revolusi Industri Pertama (1750-1850) Revolusi Industri


Pertama ditandai dengan dikembangkannya mesin uap oleh
James Watt pada abad ke-18, Pada era tersebut
terjadi perubahan masif di bidang pertanian, manufaktur,
pertambangan, transportasi, dan teknologi. Revolusi Industri
1.0 berakhir pertengahan tahun 1800-an
Revolusi Industri Kedua (1870—awal Perang Dunia I)
Revolusi Industri 2.0 juga dikenal sebagai Revolusi Teknologi,
sebuah fase pesatnya industrialisasi di akhir abad ke-19 dan
awal abad ke-20. Revolusi ini ditandai dengan terciptanya
tenaga listrik sebagai sumber utama
dan Combustion Chamber (Ruang Pembakaran). Penemuan
ini kemudian diikuti dengan kemunculan pesawat telepon,
mobil, serta pesawat terbang yang mengubah wajah dunia
secara signifikan.
Kepemimpinan di era 4.0

Revolusi Industri Ketiga (Akhir abad ke-20) Revolusi Industri Ketiga


(Akhir abad ke-20) Revolusi Generasi Ketiga ini ditandai oleh
perkembangan semikonduktor dan proses otomatisasi industri.
Dengan kata lain, dunia sedang bergerak memasuki era
digitalisasi. Kemunculan teknologi digital dan internet menandai
dimulainya Revolusi Indusri 3.0. Pada Revolusi 3.0 inipun dunia
bisnis mulai memperhatikan penekanan biaya produksi, sehingga
demi mengurangi biaya produksi maka konsep pemindahan pabrik
ke Negara dengan biaya rendah mulai dilakukan.
Era 4.0 sebenarnya adalah revolusi kemajuan industri dunia.
Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini
dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-
fisik, internet untuk segala, komputasi awan dan komputasi
kognitif. Artinya era 4.0 ini adalah perubahan secara cepat otomasi
indusri yang saling berhubungan melalui jaringan internet.
Metode Penelitian

Populasi Penelitian
Populasiyaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas kelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu. Sehingga dalam penelitian ini menggunakan populasi penelitian di dalam
elemen HIMAKAPS khususnya elemen mahasiswa dan jurusan dalam 4 elemen HIMAKAPS.
Pertama kami mewawancarai ketua pogam studi sekaligus pembina himpunan mahasiswa jurusan akuntansi
bapak djoni. Yang kedua ketua angkatan 2018 yaitu qornan. Yang ketiga ketua angkatan 2017 yaitu febril.
 
Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian dari jumlah maupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan dipilih secara
hati-hati dari populasi tersebut. Pada penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purpossive sampling dengan populasi berstrata. Purpossive sampling merupakan teknik pengambilan sampel
dengan pertimbangan tertentu atau disebut juga dengan penarikan sampel bertujuan (Ikhsan 2008).
 
Jenis Data
Jenis
data yang digunakan dala penelitian ini adalah data primer. Menurut Ikhsan (2008),data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsunng dan sumber asli atau pihak pertama.
 
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan cara menanyakan
langsung kepada koresponden.
Wawancara ini dilakukan menggunakan wawancara terpimpin,yaitu Wawancara jenis ini biasanya menggunakan
beberapa pertanyaan yang telah disiapakan sebelumnya baik oleh pewawancara maupun narasumbernya. Hal ini
dilakukan untuk menggali presepsi dan pandangan seluas-luasnya yang disusun berdasarkan instrument
penelitian.
Djoni Djatnika,SE. Mm 19590101199303100.1

Bagaimana kepemimpina era 4.0 di HIMAKAPS menurut


bapak bagaimana?
Hasil : “Sebagai pembina ketika anda menjadi ketua
himpunan harus dapat berargumen dan dipilih oleh
anggota, harus mempunyai strategi, ketua himpunan
HMJA harus salah satu, ketika nanti menjadi ketua wakil
HMJA harus tertib dan kompak, harus bisa menaungi
kegiatan KPKS, harus dapat memfiltrasi sosial media,
membuat grup untuk mempermudah komunikasi, harus
ada pembaharuan dalam sistem kaderisasi, prosedur
harus ditempuh secara tuntas dengan cara setiap
pembuatan proposal dibuatlah dua, yaitu kepada
manajemen dan buat arsip himpunan.
Qornan Al Izzatul Ulya (185144056)
Bagaimana kepemimpinan di era 4.0 di HIMAKAPS
menurut qornan ?
Hasil : “Menurut qornan kepemimpinan di era 4.0 tidak
bisa hanya dengan mengendalikan kemampuan
teknologi. Dan menurut saya seorang pemimpin itu bukan
mengendalikan teknologi digital untuk kepemimpinan.
Contohnya seperti dalam melaksanakan kumpul
himpunan rutin. pada saat mengajak anggota himakaps
untuk kumpul, seorang pemimpin tidak bisa mengajak
anggotanya hanya lewat media sosial saja, tetapi harus
bisa bertatap muka secara langsung karena jika hanya
mengajak lewat media sosial itu tidak akan efektif.
seorang pemimpin yang baik di era 4.0 ini seharusnya
bisa mengatasi dampak dampak yang terjadi di era 4.0.
Febril Des Saputra Dini (175144041)

Hasil : “Menurut saya jangan mengambil dulu gaya


kepemimpinan di era 4.0, karena menurut saya gaya-gaya
kepemimpinan dan nilai nilai kepemimpinan orang-orang
terdahulu masih relevan dengan sekarang. Jadi menurut saya
tidak terlalu dipermasalahkan di era 4.0 ini. Dan saya setuju jika
era 4.0 ini dijadikan sebagai alat, tetapi jangan sampai alat ini
merusak, karena kepemimpinan di era 4.0 terdapat dampak
negatif dan positifnya, dan itu menjadi tantangan untuk seorang
pemimpin. Seorang pemimpin itu tugansya adalah untuk
mengendalikan, tetapi jangan sampai menjadi pemimpin yang
otoriter, karena seharusnya dalam organisasi itu bukan seorang
pemimpin yang harus diikuti, tetapi tujuan dari organisasi itu
yang seharusnya diikuti. Dan apabila pemimpin tidak mengiktui
tujuan dari organisasi tersebut, maka pemimpin itu jangan
sampai diikuti. Menurut saya organisasi itu merupakan suatu
ajang pembelajaran, apabila tidak sesuai itu menjadi penilaian.
Hj. Agus Salim berkutip yaitu “memimpin itu
menderita” memimpin itu pasti cape, karena
menurut saya pemimpin itu merupakan pelayan,
dan memimpin itu melayani. .jika di kaitkan dengan
4.0, dampak dampak 4.0 harus bisa dikendalikan
oleh seorang pemimpin. Dampak positif dari
kemajuan tektologi di era 4.0 yaitu informasi jadi
tersebar dengan cepat, dan seorang pemimpin
harus bisa mengatasi dampak negatif dari adanya
4.0.
Menurut saya kepemimpinan dan era 4.0 tidak
dapat disatukan namun sikap sebagai pemmimpin
harus dapat mengendalikan era 4.0 ini.
Solusi

Dari hasil wawancara tersebut kami meendapatkan


beberapa pandangan umum dari apa yang dirasakan
beberapa mahasiswa D3 Keuangan & Perbankan dan D4
Keuangan Syariah angkatan 2017 dan 2018, serta
pembina HMJA. Solusinya adalah seorang pemimpin harus
memiliki sikap visioner terhadap laju organisasi,supaya
tetap terjaga tujuan dan fungsi organisasi terhadap
kemajuan zaman. HIMAKAPS kedepanya tetap harus
menggunakan metode kepemimpinan yang mendasar
dikarenakan masih relevan dengan kemajuan
zaman,namun kemajuan ini juga harus di jadikan alat
pendukung kepemimpinan. Era 4.0 di HIMAKAPS adalah
era dimana pemimpin HIMAKAPS saat ini harus dapat
memimpin tanpa tergerus kemajuan zaman. Maka dari itu
HIMAKAPS akan siap menghadapi era selanjutnya.
KESIMPULAN

Kemajuan era 4.0 tidak dapat dibendung. Akan terjadi gejolak-gejolak


fundamental dalam organisasi. Maka dari itu seorang pemimpin harus
tetap menjaga tujuan dan fungsi organisasi. Dengan dasar pengetahuan
akan kepemimpinan era 4.0 dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk
mendukung kepemimpinan tersebut. Dalam hal ini diharapkan organisasi
HIMAKAPS dapat memfilter kemajuan zaman ini,dapat mengambil sisi
positif dan sisi negatif dijadikan sebagai pembelajaran. Maka regenerasi
kepemimpinan menjadi sebuah harapan baru untuk Himpunan Mahasiswa
Keuangan Perbankan dan Keuangan Syariah Politeknik Negeri Bandung.
Di latar belakangi oleh pentingnya pengetahuan akan kepemimpinan di era
4.0 yang sedang dihadapi oleh Himpunan Mahasiswa Keuangan dan
Perbankan Politeknik Negeri Bandung, maka dari itu diperlukan penelitian
tentang hal tersebut. Sehingga perlu ada perkembangan kepemimpinan
supaya tetap mampu mengendalikan kepemimpinan di era 4.0 ini. Maka
regenerasi kepemimpinan menjadi sebuah harapan baru untuk Himpunan
Mahasiswa Keuangan Perbankan dan Keuangan Syariah Politeknik Negeri
Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
Taboola. 2019. Revolusi Industri 4.0 : Pengertian, Ciri,
Dampak & Tantangan Indonesia.
https://www.artikelsiana.com/2019/01/revolusi-industr
i-40-pengertian-ciri-dampak-tantangan-industri-40.ht
ml
. (14 November 2019)
Einstein, A. (1991). Hakikat nilai dan ilmu. Dalam J.S.
Suriasumantri. Ilmu dalam perspektif. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia
Mazral, Jefri 2019. REVOLUSI INDUSTRI
4.0,Bagaimana Meresponya.

https://www.unja.ac.id/2019/08/19/revolusi-industri4-
0-bagaimana-meresponnya/
. ( 19 Mei 2019)

Anda mungkin juga menyukai