Si
BAB I
SUMBER DAN LATAR BELAKANG MASALAH
1
Kebutuhan pembelajaran pada pemuda ini bukan hanya memberikan
pengaruh terhadap kehidupan individu sendiri, akan tetapi akan berdampak
pula kepada kehidupan masyarakat sehingga dapat mencapai sesuatu yang
di cita – citakan sebelumnya.
Pemerintah bahkan seluruh masyarakat berharap banyak pada
pemuda, sehingga banyak program yang dijalankan dan memang bertujuan
khusus untuk memberikan pembelajaran dalam meningkatkan kapasitas
pemuda, berbagai sarana dan upaya baik pendidikan dan pelatihan atau
organisasi kepemudaan telah banyak digulirkan di masyarakat oleh
pemerintah.
Seperti halnya yang tercantum dalam Instruksi Presiden No.15
(1974) bahwa:
Pelatihan adalah bagian dari pendidikan menyangkut proses belajar
untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan diluar sistem
pendidikan yang berlaku, dalam waktu yang relatif singkat dan
dengan metode yang lebih mengutamakan praktek dari pada teori.
2
keterampilan untuk bekerja dan mengembangkan diri (skilled
orientation), sementara itu peserta didik pada sekolah dan
perguruan tinggi banyak yang hanya mengejar ijazah (paper
orientation)”.
3
perkembangan kreasi dan inovasi manusia dalam bidang teknologi yang
sering memiliki tingkat perubahan yang paling tinggi saat ini.
Perkembangan globalisasi teknologi yang diserati oleh globalisasi ekonomi
dapat dikatakan memiliki wajah ganda, disatu sisi teknologi menolong
kehidupan manusia, tetapi disisi lain ternyata juga mengancam tata
kehidupan manusia sebagai citra Allah. Sebagai contoh adalah dengan
adanya mesin-mesin industri. Keberadaan mesin-mesin tersebut dapat
menolong pekerjaan manusia, namun hal tersebut dapat memunculkan
banyak pengangguran karena tenaga kerja manusia tidak terpakai lagi.
Di jaman era globalisasi khususnya di Indonesia, dapat memberikan
dampak kepada pergerakan kehidupan warganya. Kehidupan manusia yang
berada di Indonesia menjadi semakin cepat dan dapat mengakibatkan
manusia merasa berada di dalam kekhawatiran, karena banyak orang yang
tidak dapat mengikutinya. Mereka yang tidak mampu mengikuti gerak
perkembangan itu akan tersingkir, dan inilah yang disebut dengan
marginalisasi. Keadaan ini menimbulkan ketidakadilan di segala bidang,
jurang kaya dan miskin, kuat dan lemah, berkuasa dan ditindas semakin
dalam. Dunia menjadi medan bagi kultur “homo homini lupus” (manusia
adalah serigala bagi sesamanya), bukan lagi medan bagi kultur “homo
homini socius” (manusia adalah sahabat bagi sesamanya).
Dalam hal ini Pemprov Jatim berusaha untuk memberikan yang
terbaik bagi masyarakat jatim khususnya kaum muda, dalam terlaksananya
program Millenial Job Center yang merupakan program unggulan dari
gubernur jatim, diharapkan dapat memberikan job training dan skill
tambahan bagi lulusan S1 maupun pendidikan vokasi, sekaligus membantu
starting up usaha, serta promosi bagi usahawan muda dan dukungan
pembiayaan usaha pada tahap awal usaha, agar dapat bersaing di eroa
revolusi industri 4.0 dan di ero globalisasi modern.
4
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective
yang berarti berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil
dengan baik. Kamus ilmiah populer mendefinisikan efetivitas
sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau menunjang tujuan.
Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan
atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap organisasi,
kegiatan ataupun program. Disebut efektif apabila tercapai tujuan
ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan. Hal ini sesuai dengan
pendapat H. Emerson yang dikutip Soewarno Handayaningrat S.
(2006:16) yang menyatakan bahwa “Efektivitas adalah pengukuran
dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”
Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan
kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas.
Menurut Effendy (2008:14) mendefinisikan efektivitas sebagai
berikut: ”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang
direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang
ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan” Efektivitas
menurut pengertian di atas mengartikan bahwa indikator efektivitas
dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya merupakan sebuah pengukuran dimana suatu target
telah tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Barnard dalam Prawirosentono (2008: 27) yang mengatakan
bahwa efektivitas adalah kondisi dinamis serangkaian proses
pelaksanaan tugas dan fungsi pekerjaan sesuai dengan tujuan dan
saranan kebijakan program yang telah ditetapkan, dengan definisi
konseptual tersebut didapat dimensi kajian, yaitu dimensi efektivitas
program.
Dimensi Efektivitas Program diuraikan menjadi indikator (1)
Kejelasan tujuan program; (2) Kejelasan startegi pencapaian tujuan
program; (3) perumusan kebijakan program yang mantap; (4)
penyusunan program yang tepat; (5) Penyediaan sarana dan
prasarana; (6) Efektivitas operasional program; (7) Efektivitas
5
fungsional program; (8) Efektivitas tujuan program; (9) Efektivitas
sasaran program; (10) Efektivitas individu dalam pelaksanaan
kebijakan program; dan (11) Efektivitas unit kerja dalam
pelaksanaan kebijakan program.
Hasil analisa penulis menunjukan bahwa program Millenial
Job Center yang di canangkan Pemprov jatim sudah efektif. Hal
tersebut ditunjukan dengan ketepatan sasaran program yang sudah
tepat sasaran, sosialisasi program yang sudah dilaksanakan,
pencapaian tujuan program yang sudah tercapai dan pemantauan
program sudah dilakukan oleh pihak penyelenggara. Faktor
pendukung adanya program Millenial Job Center ini ialah
banyanknya generasi muda khususnya lulusan S1 maupun vokasi
masih belum mampu bersaing dalam dunia kerja. Faktor
penghambat dari program ini adalah rendahnynya tingkat kesadaran
masyarakat akan pentingnya pelatihan kerja mauapun pelatihan-
pelatihan lain yang di selenggarakan oleh Pemprov Jatim sendiri.
b. Efisiensi Program
Secara umum, pengertian efisiensi adalah suatu ukuran
keberhasilan sebuah kegiatan yang dinilai berdasarkan besarnya
biaya/ sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), efisiensi
dapat diartikan sebagai ketepatan cara dalam melakukan sesuatu,
dan kemampuan melaksanakan tugas dengan baik dan tepat tanpa
membuang biaya, waktu, dan tenaga.
Menurut Mulyamah (1987;3), pengertian efisiensi adalah
suatu ukuran dalam membandingkan rencana penggunaan masukan
dengan penggunaan yang direalisasikan atau perkataan lain
penggunaan yang sebenarnya
Menurut S. P. Hasibuan (1984;233-4), pengertian efisiensi
adalah perbandingan yang terbaik antara input (masukan) dan output
6
(hasil antara keuntungan dengan sumber-sumber yang
dipergunakan), seperti halnya juga hasil optimal yang dicapai
dengan penggunaan sumber yang terbatas. Dengan kata lain
hubungan antara apa yang telah diselesaikan.
Pemerintah selalu berupaya untuk melakukan efisiensi
dalam program yang di laksanakan. Agar upaya efisiensi dapat
dikatakan berhasil maka harus memenuhi beberapa syarat berikut:
Berhasil guna, yaitu kemampuan suatu unit kerja dalam
mendatangkan hasil dan manfaat. Misalnya, barang yang
diproduksi bermanfaat bagi masyarakat.
Ekonomis, yaitu suatu tindakan untuk mendapatkan input
(barang atau jasa) yang berkualitas dengan tingkat sekecil
mungkin.
Pelaksanaan kerja dapat dipertanggungjawabkan
Pembagian kerja yang nyata
Rasionalitas wewenang dan tanggungjawab
Prosedur kerja yang praktis
7
BAB II
8
Efektivitas menurut H. Emerson: pengukuran dalam arti
tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. (Soewarno Handayaningrat, 1990, hal 15)
Menurut pendapat Mahmudi mendefinisikan efektivitas,
sebagai berikut:“Efektivitas merupakan hubungan antara
output dengan tujuan, semakinbesar ontribusi (sumbangan)
output terhadap pencapaian tujuan, makasemakin efektif
organisasi, program atau kegiatan” (Mahmudi, 2005:92).
Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau
kegiatan yang dinilai efektif
2. Teori efisiensi
Secara umum, pengertian efisiensi adalah suatu ukuran
keberhasilan sebuah kegiatan yang dinilai berdasarkan besarnya
biaya/ sumber daya yang digunakan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
9
Dari uraian disimpulkan bahwa efisiensi adalah suatu cara
dengan bentukusaha yang dilakukan dalam menjalankan
sesuatu dengan baik dan tepat sertameminimalisir
pemborosan dalam segi waktu, tenaga dan biaya.
b. Pendekatan
Dalam penelitian ini digunakan sebuah pendekatan yang
dikenal dengan pendekatan kualitatif. Creswell menyatakan
penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti
kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden dan
melakukan studi pada situasi yang alami. Penelitian kualitatif
merupakan riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan
makna (perspektif informan) lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar
fokus penelitian sesuai dengan fakta dilapangan. Selain itu,
landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran
umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan
hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran
landasan teori dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam
penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju
data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap
teori yang digunakan. Adapun dalam penelitian kualitatif
peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai
penjelas, dan berakhir dengan suatu teori (Noor, 2011: 34)
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan
bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti
merupakan instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus
memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya,
menganalisis, dan mengkonstruksi objek yang diteliti menjadi
lebih jelas. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum
jelas, mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami
10
interaksi sosial, mengembangkan teori, memastikankebenaran data
dan meneliti sejarah perkembangan (Noor, 2011: 35).
c. Metode Analisa
Jenis penelitian menggunakan deskriptif kualitatif
dengan metode analitis. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010,
hlm. 4) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah “prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat
diamati”. Penelitian kualitatif bertumpu pada latar belakang
alamiah secara holistik, memposisikan manusia sebagai
alatpenelitian, melakukan analisis data secara induktif, lebih
mementingkan proses dari pada hasil penelitian yang dilakukan
disepakati oleh peneliti dan subjek penelitian
Metode deskriptif dipilih karena penelitian yang dilakukan
adalah berkaitan dengan peristiwa-peristiwa yang sedang
berlangsung dan berkenaan dengan kondisi masa sekarang. Nazir
(2011, hlm. 52) menjelaskan metode deskriptif adalah sebagai
berikut:
Metode deskrptif adalah satu metode dalam meneliti status
kelompok manusia, suatu subjek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada masa
sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah
membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secarasis tematis
serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Sugiyono (2015, hlm. 15) menjelaskan tentang pengertian penelitian
kualitatif sebagai berikut:
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti padakondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, pengambilan sampel sumber data
11
dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
penggabungan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi
12
2.5 Pengukuran Efektivitas dan Evisiensi
a. Indikator efektivitas
Menurut Anthony (2005), efektivitas ditentukan oleh
hubungan antara output yang dihasilkan oleh suatu pusat
tanggung jawab dengan tujuannya. Pusat tanggung jawab
merupakan organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas yang dilakukan,
melaksanakan fungsi –fungsi tertentu dengan tujuan akhir untuk
mengubah input menjadi output. Semakin besar output yang
dikontribusikan terhadap tujuan, maka semakin efektiflah unit
tersebut.
Dimensi Efektivitas Program diuraikan menjadi indikator (1)
Kejelasan tujuan program; (2) Kejelasan startegi pencapaian tujuan
program; (3) perumusan kebijakan program yang mantap; (4)
penyusunan program yang tepat; (5) Penyediaan sarana dan
prasarana; (6) Efektivitas operasional program; (7) Efektivitas
fungsional program; (8) Efektivitas tujuan program; (9) Efektivitas
sasaran program; (10) Efektivitas individu dalam pelaksanaan
kebijakan program; dan (11) Efektivitas unit kerja dalam
pelaksanaan kebijakan program.
Hasil analisa penulis menunjukan bahwa program Millenial
Job Center yang di canangkan Pemprov jatim sudah efektif. Hal
tersebut ditunjukan dengan ketepatan sasaran program yang sudah
tepat sasaran, sosialisasi program yang sudah dilaksanakan,
pencapaian tujuan program yang sudah tercapai dan pemantauan
program sudah dilakukan oleh pihak penyelenggara. Faktor
pendukung adanya program Millenial Job Center ini ialah
banyanknya generasi muda khususnya lulusan S1 maupun vokasi
masih belum mampu bersaing dalam dunia kerja. Faktor
penghambat dari program ini adalah rendahnynya tingkat kesadaran
masyarakat akan pentingnya pelatihan kerja mauapun pelatihan-
pelatihan lain yang di selenggarakan oleh Pemprov Jatim sendiri.
13
b. Indikator efisiensi
Efisiensi adalah hubungan optimal antara masukan dan
keluaran serta tingkat sejauh mana masukan digunakan dan
dihubungkan pada suatu tingkat tertentu. Efisiensi dapat juga
diartikansebagai rasio perbandingan antara output dengan input,
atau jumlah output per unit input (Anthony & Young, 1999).
Pemerintah selalu berupaya untuk melakukan efisiensi
dalam program yang di laksanakan. Agar upaya efisiensi dapat
dikatakan berhasil maka harus memenuhi beberapa syarat berikut:
Berhasil guna, yaitu kemampuan suatu unit kerja dalam
mendatangkan hasil dan manfaat. Misalnya, barang yang
diproduksi bermanfaat bagi masyarakat.
Ekonomis, yaitu suatu tindakan untuk mendapatkan input
(barang atau jasa) yang berkualitas dengan tingkat sekecil
mungkin.
Pelaksanaan kerja dapat dipertanggungjawabkan
Pembagian kerja yang nyata
Rasionalitas wewenang dan tanggungjawab
Prosedur kerja yang praktis
14
BAB III
ALTERNATIF PROGRAM PEMERINTAH
INTERNAL EKSTERNAL
15
3.2 Analisis Risiko
16
BAB IV
REKOMENDASI PROGRAM RSP
4.1 Deskripsi Alternatif yang disarankan
17
4.2 Kerangka strategis bagaimana
Strengths Weaknesses
1. Dapat menciptakan 1. Kurangnya
calon generasi muda sosialisasi pemprov
Strategi: yang berkompeten di era jatim terkait program
1. S-O revolusi industri 4.0. ini.
2. W-O
2. Mampu memberikan 2. Masih banyak
3. S-T
pelatihan unggulan bagi masyarakat yang
4. W-T
para pemuda Jawa belum mengetahui
Timur. akan adanya program
ini.
Opportunities Strategi: S-O Strategi: W-O
1. Adanya dukungan yang Dukungan yang positif Kurangnya
positif dari masyarakat dan pada program ini juga sosialisasi terkait
pemprov jatim. menjadi aspek program ini
terciptanya generasi menghambat peluang
2. Berpeluang menjadi muda yang berkompeten menjadi program
program unggulan di era di era revolusi industry unggulan Jatim
revolusi industry 4.0. 4.0
Threats Strategi: S-T Strategi: W-T
1. Perubahan yang cukup Perubahan yang pesat Kurangnya
pesat di era globalisasi dalam era globalisasi sosialisasi akan
menjadi tantangan tersendiri menjadikan para pemuda program ini menjadi
bagi program ini untuk terus menjadi sadar akan tantangan tersendiri
meningkatkan pelatihan- mengembangkan soft bagi program ini
pelatihan yang berkualitas. skill mereka, dan untuk meningkatkan
berpeluang menjadi pelatihan dan juga
2. Adanya para pemuda generasi muda yang para generasi muda
millennial yang kurang sadar berkompeten di era di tuntut untuk sadar
akan betapa pentingnya revolusi industry betapa pentingnya
pelatihan soft skill untuk melatih soft skill
pembekalan diri.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ace Suryadi, Dasim Budimansyah.2009. Paradigma Pembangunan Pendidikan
Nasional Konsep, Teori dan Aplikasi Dalam Analisis Kebijakan
Publik. Widya Aksara Press. Bandung
Effendy, Onong Uchjana. 2008. Ilmu Komunikasi, Teori & Praktik. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
19
Nazir.Mohammad,Ph.D.(2011). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia
20