DISUSUN OLEH :
i
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Konsep Anggaran dan
Pengelolaan Keuangan Negara ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Surabaya, 17 April 2020
ii
Daftar isi
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang...................................................................................... 4
2. Rumusan Masalah................................................................................. 5
3. Tujuan Penulisan................................................................................... 6
1. Pembahasan........................................................................................... 7
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan........................................................................................... 27
2. Saran...................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 28
iii
BAB I
Pendahuluan
4
5. Memperbaiki jaringan listrik.
6. Pemasangan instalasi listrik.
Visi
Misi
B. Tujuan Perusahaan
Sebagai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka tujuan
perusahaan secara garis besar sama seperti tujuan BUMN-BUMN yang lain.
Adapun yang menjadi tujuan dari PT. PLN (Persero) sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 23 tahun 1994 adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dan sekaligus
memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan usaha.
2. Menyediakan tenaga listrik dalam jumlah dan mutu yang memadai dengan
tujuan untuk :
a. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan
merata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi.
b. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan
penyediaan tenaga listrik untuk kebutuhan pokok masyarakat.
5
3. Bagaimana posisi Perusahaan PT. PLN saat ini ?
a. Untuk mengetahui penerapan 11 materi rencana jangka panjang bagi PT. PLN.
b. Untuk mengetahui evaluasi rencana jangka panjang PT. PLN.
c. Untuk mengetahui posisi perushaan PT. PLN saat ini.
6
BAB II
Pembahasan
2.1 Materi Rencana Jangka Panjang
1) Tujuan
PT. PLN (Persero) dalam melakukan restrukturisasi ini adalah pertama untuk
meningkatkan efisiensi dan kedua kepuasan pelanggan menigkat dapat diuraikan
untuk jangka pendek, menegah dan jangka panjang, sebagai berikut:
A. Jangka Pendek
a) Mempercepat pemulihan kesehatan keuangan.
b) Membentuk Unit Pelayanan Pelanggan (UPP) sebanyak 76 Unit
migrasi dari rating/ rayon yang ada, dan sebagai pilot proyek.
c) Membentuk unit Pelayanan Jaringan (UPJ) sebanyak 15 unit migrasi
dari wie Cabang (bag. Distribusi dan bag. Konstruksi).
d) Pilot proyek dalam mendirikan UPP dan UPJ yaitu Cabang Bandung,
Cabang Majalaya, Cabang Cimahi (BMC) koordinasi oleh tim BMC.
e) Menyiapkan PT PLN (Persero) menjadi organisai yang baru,
rangkaian ulang bisnis, Proses mekanisme niaga persiapan SDM dan
IT.
B. Jangka Menengah
a) Meningkatkan kesehatan keuangan perusahaan.
b) Melaksanakan proses transformasi organisasi melalui pembentukan 1
area yang membawahi UPJ-UPJ lainnya.
c) Menyiapkan UPP baru sesuai dengan perkembangan yang ada.
d) Memperdayakan SDM dan IT untuk rekayasa ulang Bisnis Proses
mekanisme niaga dan sistem manajemen yang terpadu.
C. Jangka Panjang
a) Menigkatkan kesehatan keuangan perusahaan yang siap menyongsong
era kompetensi
b) Melaksanakan proses transformasi organisasi melalui:
7
- Pembentukan 5 area yang membawa UPJ-UPJ
- Pembentukan 15 unit Pelayanan Pelanggan
- Pembentukan 84 unit Pelayanan pelanggan.
c) Memperdaya SDM dan IT untuk rekayasa
2) Kebijakan
3) Sasaran
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengawasan
pembangunan pembangkit di wilayah Sumatera, PT PLN (Persero) UIP I
menjalankan tugas berdasarkan kebutuhan tenaga listrik yang dirumuskan
dalam RUPTL 2012–2021. Dalam pemenuhan kebutuhan tenaga listrik.
Berikut ditampilkan rencana beroperasinya pembangkit yang pengawasan
pembangunannya dikelola oleh PT PLN (Persero).
Dalam kurun waktu 10 tahun (RUPTL 2012–2021), PT PLN (Persero)
mendapat tugas untuk melaksanakan pembangunan pembangkit demi
pemenuhan kebutuhan tenaga listrik sekitar 48,56 % dari total kebutuhan
tenaga listrik di Sumatera.
4) Strategi
a) Strategi Korporasi
Hasil Matriks S–W–O–T
Berdasarkan hasil pemetaan SWOT maka dapat dirumuskan strategi
sebagai berikut :
Strategi SO : strategi untuk menggunakan kekuatan internal
perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar
perusahaan.
Strategi WO : strategi untuk memperkecil kelemahan-
kelemahan internal perusahaan dengan memanfaatkan
peluang-peluang eksternal.
8
Strategi ST : strategi untuk menghindari atau mengurangi
dampak dari ancaman eksternal dengan memanfaatkan
kekuatan internal perusahaan.
Strategi WT : strategi untuk mengurangi kelemahan internal
serta menghindari ancaman.
Uraian dari keempat strategi diatas disajikan pada Tabel Matriks SWOT.berikut :
9
knowledge sharing.
-mengembangkan dan
mengelola sistem infomasi
manajemen berbasis IT
b) Sasaran Strategis
Perumusan sasaran strategis perusahaan dilakukan dengan
menggunakan metode Balanced Score Card yang didasarkan atas
enam perspektif yaitu Pelanggan, Produk dan Layanan, Proses Bisnis
Internal, SDM, Keuangan dan Pasar, dan Kepemimpinan. Hasil
perumusan menghasilkan dimensi KPI yang harus dijadikan acuan
oleh PT PLN (Persero) dalam mencapai visi perusahaan.
c) Strategi Fungsional
1. Manager Unit Pelayanan dan Jaringan
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas penyelenggaraan
fungsi pelayanan kepada pelanggan melalui pengembangan
inovasi system pelayanan, peningkatan pemasaran, pembacaan
meter, kepemilikan dan pengelolaan APP, penagihan dan
administrasi serta keuangan untuk target kinerja pengusahaan
(termasuk penurunan piutang) dan kepuasan pelanggan.
Tugas Pokok :
a) Menetapkan rencana kerja dan anggaran UPJ.
b) Menetapkan pola operasional pelayanan guna menjamin
kepuasan pelanggan.
c) Menetapkan pola dan memonitor pelaksanaan pembacaan /
catat meter sehingga tercapai akurasi yang tinggi.
d) Merencanakanprakiraan kebutuhan tenaga listrik untuk
diinformasikan kepada UPT .
e) Mengupayakan peningkatan pemasaran dan memonitor
usaha peningkatan penjualan TL (pendapatan)
f) Menetapkan pola operasional dan memonitor pelaksanaan
penagihan, dengan sasaran tunggakan rekening seminimal
mungkin menuju nol (0) rupiah dan nol (0) lembar.
g) Melaksanakan sanksi atas piutang pelanggan
h) Melakukan analisa dan evaluasi kinerja UPJ.
10
i) Melaksanakan pembinaan SDM kearah usaha peningkatan
profesionalisme dan kompetensi.
j) Mengelola administrasi dan keuangan UPJ .
k) Menertibkan work order untuk disampaikan kepada UPT.
2. Seksi Pelayanan Pelanggan (PP) dan Pemasaran
Tanggung Jawab : Bertanggungjawab atas penyelenggaraan
pelayanan kepada pelanggan melalui pengembangan inovasi
system pelayanan, peningkatan pemasaran, untuk
meningkatkan pendapatan dalam rangka pencapaian target
kinerja pengusahaan dan kepuasan pelanggan.
Tugas Pokok :
a) Menyusun pola operasional pelayanan pelanggan guna
menjamin kepuasan pelanggan dan memonitor
pelaksanaannya .
b) Menyusun prakiraan kebutuhan tenaga listrik dan
menginformasikan kepada manajer UPJ.
c) Mengupayakan peningkatan pemasaran dan memonitor
usaha peningkatan penjualan TL (pendapatan)
d) Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada
pelanggan.
e) Bertanggung jawab terhadap Data Induk Lapangan (DIL)
f) Bertanggung jawab atas mutasi Perubahan Data
Langganan (PDL)
g) Bertanggung jawab atas pembukuan langganan
h) Mengendalikan pencetakan rekening listrik
i) Melaksanakan proses administrasi tindak lanjut
penyelesaian P2TL
j) Menyiapkan laporan pelayanan dan program pemasaran
k) Menyiapkan wo untuk pasang, bongkar, dan pemeliharaan
alat ukur.
3. Seksi Pembacaan Meter dan Pengelolaan Rekening
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan pembacaan meter dengan melaksanakan dan
11
mengendalikan kegiatan pembacaan meter serta membina
petugas baca meter dengan sasaran akurasi baca meter.
Tugas Pokok :
a) Menyusun rencana dan mengendalikan pembacaan meter.
b) Melaksanankan baca meter untuk pelanggan potensial.
c) Mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas pembacaan
meter.
d) Mengawasi pelaksanaan input data pemakaian energi
listrik pelanggan ke dalam computer.
e) Menyusun anggaran biaya pembacaan meter pelanggan.
f) Melaksanakan pemeliharaan RBM (Rute Baca Meter)
yang ada dan pembuatan RBM (Rute Baca Meter) baru.
g) Menginformasikan / menindaklanjuti hasil baca meter
yang tidak normal.
h) Menginformasikan peralatan APP yang rusak kepada UPJ
/ fungsi terkait.
i) Melakukan evaluasi hasil kegiatan pembacaan meter.
j) Bertanggung jawab terhadap akurasi hasil baca meter.
k) Melakukan pembinaan petugas baca meter baik intern
maupun pihak ketiga.
l) Membuat laporan kegiatan pembacaan meter.
4. Seksi Pengendalian Penagihan
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas penyelenggaraan
dan pengendalian kegiatan penagihan, pelayanan pembayaran
rekening serta penekanan piutang pelanggan menuju ke
tingkat nol (0) rupiah dan nol (0) lembar
Tugas Pokok :
a) Menyusun pola penagihan rekening yang memudahkan
pelanggan dan memonitor pelaksanaanya.
b) Menyusun anggaran biaya operasional penagihan (fee
pihak ketiga, pemutusan / penyambungan, dan lain-lain )
c) c. Menyelenggarakan dan mengendalikan proses
pembuatan, pendistribusian rekening dan pengawasan /
pembinaan payment point.
12
d) Bertanggung jawab atas pelayanan pembayaran rekening
bulanan berjalan maupun tunggakan, piutang ragu-ragu
usulan penghapusan, koreksi rekening, restitusi, dan
lainnya.
e) Mencari metoda dan mengajukan usulan penagihan
piutang pelanggan untuk menekan rasio piutang ke tingkat
nol (0) rupiah dan nol (0) lembar.
f) Menyiapkan proses administrasi atas sanksi piutang
pelanggan dan work order kepada UPT.
g) Melakukan evaluasi kegiatan penagihan untuk
menemukan metode yang efektif dan efisien.
h) Membuat laporan kegiatan penagihan secara berkala.
5. Seksi Keuangan dan Administrasi
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas penyusunan
anggaran, pengelolaan keuangan dan akuntansi,
penyelenggaraan kesekretariatan dan rumah tangga kantor,
pengelolaan SDM dan penyelenggaran kegiatan kehumasan.
Tugas Pokok :
a) Menyusun rencana anggaran biaya dan pendapatan dan
laporan keuangan (laba rugi dan neraca)
b) Melaksanakan pengelolaan keuangan baik pengeluaran
dan pemasukan serta pajak sesuai prosedur.
c) Melaksanakan transaksi dengan pihak ketiga sesuai
dengan kewenangannya.
d) Mengelola kesekretariatan, rumah tangga kantor,
administrasi hukum dan kehumasan.
e) Mengendalikan penggunaan sumber daya.
6. Seksi Sambungan Pelanggan
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas terlaksananya
perencanaan penyambungan baru, perubahan daya, pemutusan
sementara dan bongkar rampung, sesuai target kinerja
pengusahaan dan kepuasan pelanggan.
Tugas Pokok :
13
a) Merencanakan penyambungan baru, perubahan daya,
pemutusan sementara, dan bongkar rampung.
b) Menetapkan penyambungan baru dan perubahan daya.
c) Merencanakan kebutuhan material untuk penyambungan
baru.
d) Melaksanakan pemutusan sementara sampai dengan
bongkar rampung.
e) Mengelola up-dating rayon card.
f) Membuat laporan pelaksanaan penyambungan, pemutusan
sementara, dan bongkar rampung untuk bahan pembuatan
PDL.
g) Bertanggung jawab atas pemeliharaan alat ukur dan
MCB.
7. Seksi Distribusi
Tanggung Jawab : Bertanggung jawab atas konstruksi,
operasi, dan pemeliharaan jaringan, pelaksanaan P2TL plus
dan penyambungan.
Tugas Pokok :
a) Bertanggung jawab atas data pengukuran tegangan dan
beban.
b) Bertanggung jawab atas pelaksanaan survey data teknik
untuk penyambungan baru dan perubahan daya.
c) Bertanggung jawab atas pelaksanaan survey jaringan
untuk perluasan.
d) Mengendalikan pelaksanaan konstruksi dan pemeliharaan
jaringan dan gardu distribusi.
e) Menyiapkan SOP untuk pengoperasian jaringan dan gardu
distribusi.
f) Mengendalikan operasi jaringan dan piket.
g) Melaksanakan dan mengendalikan P2TL.
5) Program Kegiatan
14
Program Kerja dirumuskan untuk memastikan bahwa target KPIper
tahun untuk setiap sasaranstrategis dapat dicapai. Program Kerja Tahun 2013–
2021 adalah sebagai berikut :
a) Pengembangan IT
Implementasi monitoring proyek berbasis IT.
Implementasi e-Procurement.
Penyempurnaan Tata Laksana Surat dan Kearsipan (TLSK).
Penyempurnaan sistem Knowledge Management.
Penerapan ERP (Enterprise Resources Planning), SILM
(Sistem Informasi Laporan Manajemen), PMO (Project
Management Officer), AMOR (Aplikasi Manajemen
Organisasi).
b) Peningkatan kepuasan pegawai
Melengkapi sarana kerja.
Penyempurnaan sistem jaminan kerja.
Program sumbang saran inovasi bagi perusahaan.
c) Standarisasi dan efisiensi proses bisnis
Implementasi Sistem Manajemen Mutu berbasis Macolm
Baldridge
d) Penyempurnaan pengelolaan sistem keuangan
Mengembangkan kapabilitas SDM Keuangan.
e) Memantapkan Sistem Manajemen Mutu
Menyempurnakan standar& prosedur kerja.
Peningkatan kualitas SDM.
Sertifikasi kompetensi pegawai.
f) Implementasi MSDM-BK
Menyempurnakan Man Power Planning.
Melakukan Assessment dan Training.
Menyempurnakan sistem evaluasi jabatan.
Menyusun sistem karir.
Analisis beban kerja karyawan.
Terlihat bahwa untuk mencapai visi perusahaan di tahun 2017, PT
PLN (Persero) akan menghadapi isu-isu strategis, kelemahan internal, dan
15
tantangan eksternal. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan ini tergantung
kepada strategi yang akan digunakan. Strategi – strategi tersebut kemudian
diuraikan dalam bentuk–bentukprogram kerja yang dirumuskan dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) setiap tahunnya.
6) Matrix sasaran,kebijakan
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengawasan
pembangunan pembangkit di wilayah Sumatera, PT PLN (Persero) UIP I
menjalankan tugas berdasarkan kebutuhan tenaga listrik yang dirumuskan
dalam RUPTL 2012–2021. Dalam pemenuhan kebutuhan tenaga listrik di
Sumatera, berikut ditampilkan rencana beroperasinya pembangkit yang
pengawasan pembangunannya dikelola oleh PT PLN (Persero) UIP I.
16
tenaga listrik di Sumatera. Gambar IV-1. Dalam kurun waktu 10 tahun
(RUPTL 2012–2021), PT PLN (Persero) mendapat tugas untuk melaksanakan
pembangunan pembangkit demi pemenuhan kebutuhan tenaga listrik sekitar
48,56 % dari total kebutuhan tenaga listrik di Sumatera. Gambar IV-1.
17
perancangan kembali terhadap gedung PT. PLN (Persero) Kantor Pusat Jakarta
sehingga diharapkan dengan adanya suatu pengembangan akan dapat meningkatkan
kualitas kinerja dan profesionalisme karyawan untuk menunjang visi dan misi PLN
sebagai perusahaan pemegang salah satu kebutuhan yang menguasai hajat hidup
orang banyak.
Anggaran Perusahaan
Penyusunan anggaran biaya pemeliharaan secara umum pada PT PLN (Persero)
dilakukan melalui beberapa tahapan :
a. Pusat memberikan input yang diberikan kepada unit seperti data historical,
schedule, pemeliharaan dan emergency yang kemudian diproses untuk menyusun
kegiatan selanjutnya dan anggaran pemeliharan tahun N+1 dalam lembar kerja
anggaran operasi rutin konstruksi.
b. Proses penyusunan telah dilakukan oleh distribusi yang menanggungjawabi Area
dan Rayon. Langkah kedua mengevaluasi program kerja dan anggaran pemeliharaan
per fungsi oleh divisi terkait dari beberapa input seperti strategi dan prioritas, target
KPI, historical data per fungsi, rasio terhadap asset, service level agreement
KEMENKEU semua dievaluasi bersamaan.
c. Ketiga, konsolidasi program dan alokasi pagu anggaran tentang realisasi tahun,
besarnya tambahan asset, dan target BPP rasio terhadap asset.
d. Proses proses yang telah dilakukan tesebut, langkah berikutnya adalah output.
Tujuan dari proses yang dilakukan oleh pihak terkait pada saat proses penyusunan
kegiatan dalam LKAO dan mengevaluasi program kerja per fungsi oleh divisi terkait
adalah untuk mencapai hasil akhir usulan kegiatan dan anggaran pemeliharaan.
e. Proses konsolidasi program dan alokasi pagu anggaran ini outputnya adalah
anggaran pemeliharaan dalam proyeksi.
Realisasi setiap tahunnya
Dalam kurun waktu 2015-2018, Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah
menyelesaikan 10.092 megawatt (MW) pembangkit, 14.475 kilometer sirkuit (kms)
transmisi, dan 56.653 Mega Volt Ampare (MVA) gardu induk, serta 9.504 tambahan
desa telah teraliri listrik. Pada 2019, PLN menarget akan ada penambahan 4.023 MW
pembangkit, 13.529 kms transmisi, dan 24.201 MVA gardu induk. Direktur Bisnis
Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (Persero) Amir Rosidin mengatakan dari
program megaproyek 35.000 MW yang ditargetkan terealisasi mengikuti
pertumbuhan ekonomi, sebanyak 32.932 MW proyek pembangkit telah ditandatangai
18
hingga Desember 2018. Dari jumlah tersebut, 20.416 MW proyek pembangkit telah
memasuki tahap konstruksi dan 3.009 MW pembangkit sudah beroperasi dengan
memasuki tahap uji komisioning ataupun memiliki sertifikat laik operasi (SLO) dan
commercial operating date (COD).Sementara, sebanyak 31% transmisi sudah
beroperasi, 38% dan 31% sisanya masing-masing sedang tahap konstruksi dan
perencanaan atau pengadaan. Progres pembangunan gardu induk yang sudah
beroperasi yakni sebesar 51%, sementara 23% sisanya masih konstruksi dan 26%
masih perencanaan atau pengadaan.
Pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan penyimpangan yang telah terjadi.
Perusahaan sukses tidak bergantung semata kepada teknologi, paten atau posisi
strategik, tetapi bagaimana mereka mengelola sumber daya manusianya. Sumber daya
manusia menghasilkan ide-ide baru, melakukan pengaturan perusahaan,
mengoperasikan dan memelihara sistem produksi dan menyediakan pelayanan-
pelayanan yang diperlukan. Individu-individu dalam organisasi dapat bekerja dan
memberikan kontribusi secara maksimum serta memperoleh kepuasan dalam
melakukan pekerjaan untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan, jika perusahaan
mampu menciptakan lingkungan yang kondusif, sehingga tiap personel terintegrasi
satu sama lain dan berjalan secara strategis dalam usaha pencapaian tujuan
perusahaan dengan pemberian pelatihan-pelatihan yang tepat kepada individu.
Kesuksesan PT PLN diraih dengan cara menciptakan organisasi dan budaya yang
mampu menumbuhkan kreatifitas pegawainya. Pertumbuhan perusahaan berkaitan
dengan kemampuan mengelola sumber daya dan meningkatkan daya saing, yang
dapat ditempuh dengan memperhatikan jenis – jenis kompetisi yang wajib
dikembangkan dalam organisasi. Untuk itu pengembangan SDM berbasi kompetisi
merupakan kata kunci agar perusahaan yang sukses memiliki life cycle yang panjang.
PT PLN (Persero) melakukan serangkaian pembenahan operasional, pada bidang
sumber daya manusia antara lain melalui program peningkatan mutu seperti total
quality manajemen dan penerapan ISO 9001:2000, juga mengembangkian sistem
teknologi informasi yang saat ini telah berjalan dan terasa banyak manfaatnya. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan bahwa PT PLN menitikberatkanpada kualitas sumber
daya manusia.
PLN merupakan perusahaan BUMN terbesar di Indonesia yang sering memiliki
proyek dengan nilai mencapai Rp 40 triliun perproyek. Maka penyimpangan itu
19
terjadi karena masih carut-marut nya payung hukum di Indonesia sebagai panduan
PLN dalam menjalankan mandat negara tersebut. Selain itu banyak proyek-proyek
yang ‘lolos’ disebabkan regulasi yang ada berpotensi mendorong untuk melakukan
penyimpangan. Tumpang tindih regulasi menyebabkan hilangnya arah bagi para
pejabat PLN yang ingin membuat terobosan kebijakan.
Misalnya regulasi yang buruk terjadi pada kasus korupsi juga menjerat mantan Dirut
PLN Dahlan Iskan. Saat itu dirinya membangun gardu listrik guna menjawab keluhan
1 juta masyarakat pelanggan agar mendapat aliran listrik. Akibat dari regulasi yang
ada tidak mewadahi untuk melakukan trobosan, maka dianggap oleh penegak hukum
(kejaksaan) melakukan korupsi.
20
Akibatnya, jika jabatan strategis tersebut diisi oleh titipan partai atau bahkan tim
sukses parpol tertentu maka di satu sisi dirinya akan menempatkan diri sebagai peraih
keuntungan dan sisi lainnya akan berbicara meningkatkan layanan.
Terlebih PLN yang notabennya BUMN sektor energi, rawan menjadi sapi perah
aparat penegak hukum dan juga politisi dan partai politik. Jika kasus korupsi tersebut
tidak terselesaikan maka hal tersebut dapat menjadi bargaining politik tawar yang
dapat dikriminalisasi.
STRATEGI
PLN meyakini beragam manfaat yang dapat diraih Perusahaan dari
peningkatan kualitas penerapan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dalam jangka
panjang. Maka seluruh jajaran PLN menunjukkan komitmen dan konsisten tinggi
untuk merealisasikan berbagai program untuk meningkatkan kualitas penerapan GCG,
mencakup:
Pemantapan dan Sosialisasi Gerakan “PLN Bersih, No Suap”, dengan empat
pilar utama, Partisipasi, Integritas, Transparansi, dan Akuntabilitas (PITA).
Penguatan dan sosialisasi butir-butir kode etik di seluruh jajaran insan PLN.
Intensifikasi kerjasama dengan pihak independen yang kredibel untuk
meningkatkan kualitas praktik GCG.
Asesmen periodik mengenai kualitas penerapan GCG oleh pihak independen.
PLN melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi tugas korporasi yang bergerak
dengan pasti menjadi perusahaan kelistrikan berkelas dunia. PLN memberi perhatian
tinggi pada peningkatan kualitas layanan bagi para pelanggan, dengan merealisasikan:
Peningkataninovasilayananberbasisteknologikomunikasi terkini.
Penyediaan fitur layanan virtual service dan tanpa sekat (borderless) 24 jam
melalui akun facebook PLN 123 dan akun twitter @pln_123 maupun call
center 123.
Solusimudahbagipelanggandalammemenuhikebutuhan listrik, cepat dan
akurat.
21
sebagai salah satu keuntungan peningkatan kualitas penerapan GCG telah memberi
kontribusi nyata.
PLN menunjukkan komitmen tinggi untuk meningkatkan kompetensi dan integritas
SDM untuk mendukung proses transformasi menjadi perusahaan kelistrikan berskala
dunia. PLN merealisasikan berbagai program pelatihan kompetensi maupun
peningkatan integritas, mencakup:
Pelaksanaanprogrampelatihan.
DeklarasisaranapendidikanpelatihanmenjadiPLN-Corporate University.
Penyelenggaraan pekan inovasi Knowledge, Norm, Innovation Festival and
Exhibition (KNIFE) ke empat di tahun 2013.
Deklarasi kepatuhan terhadap Code of Conduct (CoC).
KENDALA
1. Sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk,
kebutuhan akan energi listrik di Indonesia meningkat dengan pesat. Karena kesalahan
perencanaan di masa lalu, kebutuhan energi listrik meningkat jauh lebih pesat
dibanding yang bisa disediakan oleh PT. PLN. Akibatnya, terjadi pemadaman bergilir
dimana-mana. Padahal hampir setengah daerah di Indonesia belum mendapatkan
kesempatan mendapatkan listrik.
2. Problem kedua yang dihadapi oleh PT. PLN adalah subsidi yang terus membengkak.
Selisih antara harga produksi dan harga jual energi listrik adalah penyebab utama.
Harga produksi membengkak karena sebagian besar energi listrik dibangkitkan
dengan BBM yang mahal serta tidak efisiennya sistem pembangkit, transmisi, dan
distribusi. Rendahnya harga jual juga menyebabkan dorongan untuk melakukan
penghematan menjadi sangat rendah di kalangan konsumen. Di sisi lain, banyak
konsumen yang tidak layak mendapatkan subsidi atau mampu membayar lebih mahal
jika kwalitas listrik yang didapat bisa dijamin.
3. Problem ketiga yang penting dan unik di Indonesia adalah kondisi geografis negara
kita yang terdiri atas banyak pulau dan terletak di dekat katulistiwa. Kondisi banyak
pulau merupakan kondisi unik yang tidak bisa dibandingkan dengan negara lain
sehingga agak susah melakukan benchmark apakah sistem kita sudah efisien atau
belum. Kondisi negara yang terletak di katulistiwa juga membawa konsekuensi
tersendiri. Di pulau Jawa dan Sumatra misalnya, semua orang bangun dan tidur pada
waktu yang sama, semua melakukan aktivitas pada jam yang sama. Semua merasakan
22
temperatur yang hampir sama. Akibatnya, beban puncak di seluruh bagian pulau Jawa
dan Sumatra terjadi pada waktu yang sama. Artinya, keuntungan sistem interkoneksi
yang diharapkan bisa mengurangi beban puncak menjadi tidak ada. Kondisi ini
berbeda dengan Eropa dan Amerika yang temperaturnya berbeda dari bagian satu ke
bagian yang lain dan mempunyai beda waktu yang cukup signifikan. Dengan kata
lain, pola perencanaan yang berjalan baik di Amerika dan Eropa tidak bisa kita
terapkan di Indonesia.
UPAYA
Langkah jangka pendek yang harus segera dilakukan untuk mengatasi masalah
kelistrikan adalah:
1. Mendorong penghematan energi melalui insentif dan peraturan yang lebih nyata. Ini
bisa dimulai dengan penghematan di kantor-kantor pemerintah, BUMN, dan fasilitas
umum. Sering sekali penghematan bisa dilakukan tanpa mengeluarkan biaya.
2. Mendorong pengurangan beban puncak dengan memanfaatkan pembangkit cadangan
yang banyak dimiliki konsumen. Sistem kompensasi yang diterapkan bisa berbeda
untuk tiap daerah. Pemanfaatan pembangkit cadangan bisa menunda perlunya
pembangunan pembangkit dan saluran transmisi. Beban puncak juga bisa dikurangi
dengan menerapkan sistem insentif bagi pelanggan yang mengurangi penggunaan
listriknya di waktu beban puncak. Langkah ini bisa segera diambil untuk mengatasi
pemadaman bergilir yang sering terjadi dan mengurangi antrian pelanggan baru.
3. Menerapkan regional pricing sehingga mendorong sistem kelistrikan yang lebih adil
dan mengurangi subsidi. Pemerintah tidak perlu takut disebut menaikkan harga karena
listrik yang murah masih tersedia di daerah-daerah tertentu. Langkah ini bisa
diterapkan di kota-kota besar yang kemampuan ekonominya sudah cukup bagus dan
sudah mulai menuntut kwalitas pelayanan yang baik.
4. Mendorong munculnya pemain baru yang mampu menjual listrik berdasarkan
kwalitas tanpa subsidi. Perlu diingat bahwa peningkatan kwalitas tidak identik dengan
menaikkan harga. Ini terutama penting di daerah-daerah yang sudah maju atau
menuntut pelayanan listrik yang baik seperti halnya Jakarta, Surabaya, Bali, dan
masih banyak lagi.
5. Mendorong penggunaan sumber energi terbarukan tidak hanya di daerah terpencil
tetapi juga di Jakarta yang potensinya besar. Isu kemandirian energi harus ditekankan
dibanding isu penghematan biaya. Jika sebagian besar gedung di Jakarta mengganti
23
kaca jendelanya dengan sel surya, hampir 30% kebutuhan energi listrik di Jakarta
berkurang.
6. Membuat sistem insentif yang mendorong munculnya perusahaan-perusahaan yang
bersifat green. Penghargaan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan ang
melakukan penghematan energi harus lebih rajin diberikan.
7. Memaksimumkan penggunaan pembangkit dan saluran transmisi eksisting. Fasilitas
yang sudah dibangun dengan biaya mahal harus dipelihara dan dimanfaatkan secara
maksimum. PT. PLN harus dituntut menurunkan losses jaringan yang saat ini masih
di atas 10%. Penurunan kapasitas pembangkit hidro karena pendangkalan harus
segera diperbaiki.
8. Mendorong segera disempurnakan undang-undang kelistrikan sehingga
memungkinkan sistem kelistrikan yang sesuai kondisi Indonesia. Undang-undang ini
harus mendorong lahirnya iklim kompetisi yang menguntungkan rakyat Indonesia
secara keseluruhan. Perlawanan terhadap perubahan pasti ada tetapi kita tidak boleh
menyimpan bom waktu.
9. Menyempurnakan struktur organisasi PT. PLN sehingga mempunyai fleksibilitas
yang lebih baik menghadapi bisnis kelistrikan yang menuntut kompetisi dan kerja
efisien.
24
ini yang berkewajiban menyediakan listrik di semua daerah dan lokasi. Dana sebesar
apapun tidak akan cukup untuk melistriki semua daerah di Indonesia.
4. Mendorong perkembangan teknologi yang mendukung sistem kelistrikan yang
kompetitif. Perlu banyak teknologi baru untuk menuju era kelistrikan yang baru dan
efisien. Karena kelistrikan Indonesia bersifat unik maka harus dikembangkan sendiri.
Uraian dari keempat strategi diatas disajikan pada Tabel Matriks SWOT.berikut :
25
daerah mana yang perubahan kondisi ekonomi,
mengalami deficit sosial, politik dan kemanan.
-meningkatkan dan -menyempurnakan bidding
memperluas net-working document dan sosialisasi e-
unntuk meningkatkan rasio procurement guna
elektrifikasi mendapatkan kontraktor dan
mitra kerja berkualitas.
Weakness(W -menyediakan sasaran dan -melakukan mitigasi resiko.
) fasilitas kerja yang up to -meninkatkan efektifasi
date. QA/QC proses bisnis internal.
-pemenuhan structural dan -melakukan good corporate
fungsional jabatan melalui governance dalam segara
permohonan pemenuhan aspek.
SDM dari PLN pusat serta
melalui penunjukan
pelaksanaan harian dan
pelaksanaan tugas internal.
-membudayakan kegiatan
knowledge sharing.
-mengembangkan dan
mengelola sistem infomasi
manajemen berbasis IT
26
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang dilakukan di PT. PLN
(Persero), maka dapat ditarik kesimpulan tentang penerapan Rencana jangka
panjang PT. PLN yaitu :
1. Sistem yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh rencana jangka
panjang yang dilakukan oleh PT. PLN sudah sangat evektif.
2. Siklus rencana jangka panjang PT. PLN ini sudah di ukur dan di
rencanakan dengan baik.
3. Aplikasi program dan anggaran yang baik, membuat PT. PLN
setidaknya dapat berjalan sesuai dengan rencana jangka panjang yang
di terapkan
3.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang dilakukan di PT.
Pelabuhan Indonesia III (Persero) Surabaya, maka penulis memberikan beberapa
saran yang dapat bermanfaat bagi perusahaan . Saran-saran dari penulis adalah
sebagai berikut:
1. PLN diharapkan realistis dengan kondisi yang ada, tanpa
mengesampingkian rencana yang telah di atur sedemikian rupa.
2. PLN sebaiknya menyiapkan anggaran dana yang lebih tepat pada
penggunaan, karena PT. PLN sendiri tiap tahunnya mengalami
kerugian.
27
DAFTAR PUSTAKA
https://saidhamzali.wordpress.com/
https://www.PLN.co.id/id/investor
https://www.academia.edu/36077351/PT._PLN_III_PENDAHULUAN
28