PENDAHULUAN
Politeknik Negeri Bandung memiliki sebuah program praktik kerja lapangan (PKL)
yang bertujuan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dari bangku perkuliahan ke
dalam dunia industri. Dengan program ini diharapkan mahasiswa dapat mengetahui
manfaat dari ilmu yang didapat dari bangku perkuliahan bagi dunia industri dan
mendapatkan pengalaman langsung di dunia industri.
Oleh karena itu, untuk pelaksanaan praktik kerja lapangan ini penulis memilih
GITET New Ujungberung (PT.PLN) Persero. Sebagai tempat praktik kerja lapangan,
karena sebelum listrik sampai kepada rumah-rumah dan industri harus melalui transmisi
yang handal sebelum didistribusikan. Penulis berharap dengan adanya kegiatan ini dapat
menambah wawasan dan pemahaman mengenai dunia kerja sebelum penulis terjun
langsung kedalamnya.
Topik yang dipilih pada praktik kerja lapangan kali ini yaitu, mengenai rugi-rugi
pada saluran transmisi GI New Rancakasumba – GI Rancaekek. Penulis mengambil topik
I.3 Tujuan
Permasalahan yang dibatasi pada penulisan laporan praktik kerja lapangan ini adalah
saluran transmisi dan kerugian material. Data-data yang diambil adalah data yang berkaitan
Untuk memperoleh data mengenai rugi-rugi saluran transmisi, baik berupa teori
maupun gambar dilakukan dengan beberapa metode. Metode yang digunakan untuk
memperoleh data mengenai adalah sebagai berikut:
a. Metode observasi, yaitu metode yang digunakan untuk memperoleh data dengan
melakukan observasi langsung ke lokasi GITET Ujungberung PT.PLN Persero. dimana
proses berlangsung;
Kegiatan praktik kerja lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 03 Juli sampai dengan
25 Agustus 2017. Tempat pelaksanaan praktik kerja lapangan dilaksanakan di GITET
New Ujungberung PT.PLN Persero. Yang terletak di jalan Bandung-Garut Km.26, Kec
Cimanggung, Kabupaten Sumedang,Jawa Barat.
Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan
Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
Misi
Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Untuk memudahkan penulisan laporan praktik kerja lapangan ini, penulis membuat
sistematika penulisan laporan. Adapun sistematika penulisan laporan yang dibuat adalah
sebagai berikut :
a. BAB I PENDAHULUAN,
Bab ini membahas tentang latar belakang dan tujuan dari pengambilan objek/materi
Praktik kerja lapangan, rumusan masalah, batasan permasalahan, metode pengumpulan
data, waktu dan tempat pelaksanaan, sejarah perusahaan dan visi misi, serta sistematika
penulisan laporan praktik kerja lapangan;
b. BAB II DASAR TEORI,
Bab ini membahas tentang konsep teori yang relevan dengan pokok bahasan atau topik
yang menjadi fokus pembahasan praktik kerja lapangan;
c. BAB III DESKRIPSI OBJEK PRAKTIK KERJA LAPANGAN,
Bab ini membahas tentang gambaran umum profil perusahaan, proses pembangkitan
listrik pada industri tempat praktik kerja lapangan, kedudukan fungsi dan peran alat di
dalam sistem yang diamati, mekanisme kerja alat, serta ilustrasi gambar
teknik/spesifikasi teknis alat;
Gambar 2.2 Insulator piring (a) tipe clevis (b) tipe ball and socket
b. Insulator Polymer
Insulator polymer dilengkapi dengan mechanical load-bearing fiberglass
rod, yang diselimuti oleh weather shed polimer untuk mendapatkan nilai
kekuatan eletrik yang tinggi.
Kawat penghantar berfungsi untuk mengalirkan arus listrik dari suatu tempat ke
tempat yang lain. Jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi
adalah tembaga dengan konduktivitas 100 % (CU 100 %), atau alumunium dengan
konduktivitas 61 % (AL 61 %), (Tabel 2.1.). Kawat penghantar tembaga mempunyai
beberapa kelebihan dibandingkan dengan kawat penghantar alumunium karena
konduktivitas dan kuat tariknya lebih tinggi. Tetapi kelemahannya ialah, untuk besar
tahanan yang sama, tembaga lebih berat dari aluminium, dan juga lebih mahal. Oleh
karena itu kawat aluminium telah menggantikan kedudukan tembaga.
Yang dinamakan kawat padat (solid wire) adalah kawat tunggal yang padat
(tidak berongga) dan berpenampang bulat ; jenis ini hanya dipakai
untukpenampang-penampang yang kecil, karena penghantar-penghantar yang
berpenampang besar sukar ditangani serta kurang flexible. Apabila diperlukan
penampang yang besar, maka dipergunakan 7 sampai 61 kawat padat yang dililit
menjadi satu, biasanya secara berlapis dan konsentris. Tiap-tiap kawat padat
merupakan kawat komponen dari kawat berlilit tadi.
Apabila kawat-kawat komponen itu sama garis tengahnya maka persamaannya
sebagai berikut:
N = 3n ( 1 + n ) + 1 (2.1)
D = d ( 1 + 2n ) (2.2)
A = an
W = wN ( 1 + k1 ) (2.3)
R = ( 1 + k2 ) r/N (2.4)
Kawat rongga (hollow Conductor) adalah kawat berongga yang dibuat untuk
mendapatkan garis tengah luar yang besar. Ada dua jenis kawat rongga : (a) yang
rongganya dibuat oleh kawat lilit yang ditunjang oleh sebuah batang, dan (b) yang
rongganya dibuat oleh kawat-kawat komponen yang membentuk segmen-segmen
sebuah silinder.
Kawat tanah atau ground wires, juga disebut sebagai kawat pelindung (shield
wires) gunanya untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat-kawat fasa
terhadap sambaran petir. Jadi kawat tanah ini dipasang diatas kawat fasa. Sebagai
kawat tanah dipakai kawat baja (steel wires).
Arester petir disingkat arester, atau sering juga disebut penangkap petir, adalah
alat pelindung bagi peralatan sistem tenaga listrik terhadap surja petir. Ia berlaku
sebagai jalan pintas (by-pass) sekitar isolasi. Arester membentuk jalan yang mudah
dilalui oleh arus petir, sehingga tidak timbul tegangan yang lebih tinggi pada
peralatan. Jalan pintas itu harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran
arus daya sistem 50 Hertz. Jadi pada kerja normal arester itu berlaku sebagai isolator
dan bila timbul surja dia berlaku sebagai konduktor, jadi melewatkan aliran arus
yang tinggi. Setelah surja hilang arester harus dengan cepat kembali menjadi isolator,
sehingga pemutus daya tidak sempat membuka. Arester dapat memutuskan arus
susulan tanpa menimbulkan gangguan, inilah salah satu fungsi terpenting dari
arester.
Arester terdiri dari dua jenis : jenis ekspulasion (expulasion type) atau tabung
pelindung (protector tube) dan jenis katup (valve type).
Arester jenis ekspulsi pada prinsipnya terdiri dari sela percik yang berada
dalam tabung serat dan sela percik batang yang berada diluar di udara atau disebut
sela seri, terlihat pada Gambar 2.9. Bila ada tegangan surja yang tinggi sampai
pada jepitan arester kedua sela percik, yang di luar dan yang berada di dalam
tabung serat, tembus seketika dan membentuk jalan penghantar dalam bentuk
busur api. Jadi arester menjadi konduksi dengan impedansi rendah dan melakukan
surja arus dan surja daya sistem bersama –sama. Panas yang timbul karena
mengalirnya arus petir menguapkan sedikit bahan dinding tabung serat, sehingga
gas yang ditimbulkannya menyembur pada api dan mematikannya pada waktu
arus susulan melewati titik nolnya. Arus susulan dalam arester jenis ini dapat
mencapai harga yang tinggi sekali tetapi lamanya tidak lebih dari satu atau dua
gelombang, dan biasanya kurang dari setengah gelombang. Jadi tidak
menimbulkan gangguan.
Arester jenis katup ini terdiri dari sela percik terbagi atau sela seri yang
terhubung dengan elemen tahanan yang mempunyai karakteristik tidak linier.
Tegangan frekuensi dasar tidak dapat menimbulkan tembus pada sela seri.
Apabila sela seri tembus saat tibanya suatu surja yang cukup tinggi, alat tersebut
menjadi penghantar.
1 Code - Zebra
Name
Nominal
2 alumunium mm2 400
area
Equivalent
3 cooper mm2 258
area
Stranding
4 and wire mm 54/3.18
diameter
(alumunium)
Stranding
5 and wire mm 7/3.18
diameter (steel)
6 Overall mm 28,62
Diameter
Prinsip kerja konduktor SUTT yaitu mengalirkan aliran listrik dari satu wilayah
menuju wilayah lainnya. Aliran listrik pada konduktor mengalir melalui permukaan
konduktor atau yang disebut dengan skin effect. Skin effect terjadi karena tidak meratanya
distribusi arus pada penampang konduktor disepanjang saluran transmisi jarak jauh.
Fenomena ini muncul sesuai dengan peningkatan panjang efektif konduktor saluran
transmisi sehingga skin effect pada saluran pendek jarang ditemui. Skin effect hanya terjadi
pada jalur transmisi. Karena, sebuah kabel dengan ukuan tertentu terdiri dari beberapa
buah kabel kecil yang disebut dengan filamen n. Apabila kabel tersebut dialiri arus I, maka
masing –masing filamen tersebut memiliki arus sebesar i.sehingga total arus yang
melewati kabel adalah:
l=n.i (3.1)
Selama aliran arus bolak-balik (AC) melintasi konduktor, berarti semua filamen pada kabel
tersebut akan membawa arus sebesar l/n. Karena, pada setiap konduktor yang dialiri arus
akan menimbulkan fluks, maka ketika sekian banyak filamen dialiri listrik, maka akan
timbul flux yang saling terkait didalam kabel tersebut, baik filamen permukaan maupun
inti. Fluks yang terbentuk oleh filamen bagian terluar tidak memiliki keterkaitan fluks yang
cukup besar bila dibandingkan dengan fluks yang ditimbulkan oleh filamen disebelah
dalam dan semakin kedalam menuju inti kabel keterkaitan fluks semakin kuat. Dengan
meningkatnya fluks bagian inti kabel maka secara proporsional juga meningkatkan nilai
induktansi kabel ke arah inti. Hal ini menghasilkan reaktansi induktif lebih besar kearah
inti kabel dibandingkan dengan bagian luar konduktor. Tingginya nilai reaktansi dibagian
sebelah dalam (inti kabel) memaksa sebagian besar arus mengalir melalui permukaan luar
atau kulit sehingga menimbulkan fenomena yang disebut skin effect pada jalur transmisi.
Gambar 3.4 Bagian sambungan konduktor (a) selongsong steel (b) selongsong
Alumunium (c) selongsong steel ACCC (d) selongong alumunium ACCC.
Jarak Jumper conductor dengan tiang diatur sesuai tegangan operasi dari SUTT /
SUTET konduktor pada tiang tension SUTET umumnya dipasang counter weight
sebagai pemberat agar posisi dan bentuk konduktor penghubung tidak berubah. Pada
tiang tertentu perlu dipasang insulator support untuk menjaga agar jarak antara
konduktor penghubung dengan tiang tetap terpenuhi. Untuk menjaga jarak dan
pemisah antar Jumper Conductor pada konfigurasi 2 konduktor atau 4 konduktor perlu
dipasang twin spacer ataupun quad spacer.
III.4 Kawat Ground Steel Wire (GSW)/ Optic Ground Wire (OPGW)
Kawat GSW/ OPGW adalah media untuk melindungi konduktor fasa dari sambaran
petir. Kawat ini dipasang di atas konduktor fasa dengan sudut perlindungan yang sekecil
mungkin, dengan anggapan petir menyambar dari atas konduktor. Namun, jika petir
menyambar dari samping maka dapat mengakibatkan konduktor fasa tersambar dan dapat
mengakibatkan terjadinya gangguan.
Kawat GSW/ OPGWterbuat dari baja yang sudah digalvanis, maupun sudah dilapisi
dengan aluminium. Pada SUTET yang dibangun mulai tahun 1990an, di dalam ground
wire difungsikan fiber optic untuk keperluan telemetri, teleproteksi maupun
telekomunikasi yang dikenal dengan OPGW (Optic Ground Wire), sehingga mempunyai
beberapa fungsi.
Jumlah Kawat GSW/ OPGWpada SUTT maupun SUTET paling sedikit ada satu
buah di atas konduktor fasa, namun umumnya dipasang dua buah. Pemasangan satu buah
konduktor tanah untuk dua penghantar akan membuat sudut perlindungan menjadi besar
sehingga konduktor fasa mudah tersambar petir.
Pada tipe tower tension, pemasangan Kawat GSW/ OPGW dapat menggunakan dead
end compression dan protection rods yang dilengkapi helical dead end . Sedangkan pada
tipe tower suspension digunakan suspension clamp untuk memegang kawat GSW/OPGW.
𝜀
Biaya listrik = (1000) x TTL (3.4)
𝜀
Keterangan : (1000) = Pemakaian listrik (kwh)
Parameter Sumber
Arus Penghantar Bay Control Unit (BCU) / Human
Machine Interface (HMI)
Daya nyata Bay Control Unit (BCU) / Human
Machine Interface (HMI)
Tahanan Penghntar Conductor Data Sheet Alumunium
Conductor Steel Reinforced (ACSR)
Tarif Tenaga Listrik (TTL) Website PLN
Perhitungan
Pada perhitungan ini menggunakan rumus :
Plosses = 3.I2.R
Dimana (Ω) hambatan pada konduktor ACSR code Zebra yaitu 0,0674 (Ω/km).
Sedangkan panjang penghantar GI New Rancakasumba - GI Rancaekek yaitu 6420
meter. Sehingga hambatan sepanjang Jalur GI New Rancakasumba – GI Rancaekek
adalah 0,4327 Ω.
1. Pukul 10:00
Tanggal (1) = 3 x 3402 x 0,4327 = 150060 W: 1000000 = 0,15006 MW
Tanggal (2) = 3 x 3582 x 0,4327 = 166370 W: 1000000 = 0,16637 MW
Tanggal (3) = 3 x 1842 x 0,4327 = 43950 W: 1000000 = 0,04395 MW
3. Pukul 16:00
Tanggal (1) = 3 x 3312 x 0,4327 = 142220 W: 1000000 = 0,14222 MW
Tanggal (2) = 3 x 3202 x 0,4327 = 132930 W: 1000000 = 0,13293 MW
Tanggal (3) = 3 x 1382 x 0,4327 = 24720 W: 1000000 = 0,02472 MW
4. Pukul 19:00
Tanggal (1) = 3 x 3032 x 0,4327 = 119180 W: 1000000 = 0,11918 MW
Tanggal (2) = 3 x 3022 x 0,4327 = 118390 W: 1000000 = 0,11839 MW
Tanggal (3) = 3 x 1292 x 0,4327 = 21600 W: 1000000 = 0,02160 MW
5.Rugi-rugi Perhari
Persamaan yang digunakan dalam menghitung Plosses/hari, yaitu:
Ploss1+ploss2+ploss3+ploss4
Plosses/hari = x 24
4
Perhitungan
0,15006+0,14137+0,14222+0,11918
Tanggal (1) = x 24 = 3,31699 MW
4
0,16637+0,14051+0,13293+0,11839
Tanggal (2) = x 24 = 3,34923 MW
4
0,04395+0,02767+0,024723+0,02160
Tanggal (3) = x 24= 0,70766 MW
4
Rata-rata
Ploss 1 Ploss 2 Ploss 3 Ploss 4 Ploss/Hari
Tanggal Ploss/Jam
MW MW MW MW MW MW
1 0,15006 0,14137 0,14222 0,11918 0,13821 3,31699
2 0,16637 0,14051 0,13293 0,11839 0,13955 3,34923
3 0,04395 0,02767 0,02472 0,02160 0,02949 0,70766
4 0,02262 0,02262 0,01658 0,01964 0,02036 0,48871
5 0,01869 0,02331 0,02194 0,02194 0,02147 0,51527
6 0,02127 0,01514 0,02472 0,02472 0,02146 0,51512
7 0,02160 0,02127 0,01901 0,02508 0,02174 0,52174
8 0,02194 0,02160 0,02472 0,01599 0,02106 0,50554
9 0,06169 0,05725 0,05245 0,03491 0,05157 1,23779
10 0,03534 0,03159 0,02805 0,03534 0,03258 0,78195
11 0,02692 0,02061 0,02061 0,02366 0,02295 0,55077
12 0,03159 0,04253 0,04686 0,07169 0,04817 1,15602
13 0,05402 0,05402 0,04886 0,06226 0,05479 1,31497
14 0,05779 0,05779 0,05297 0,06283 0,05785 1,38831
15 0,04159 0,02882 0,03241 0,04491 0,03693 0,88637
16 0,02296 0,02618 0,02228 0,03577 0,02680 0,64312
17 0,02882 0,02843 0,02882 0,03577 0,03046 0,73107
18 0,03664 0,03407 0,04395 0,04785 0,04063 0,97506
19 0,05834 0,07415 0,07665 0,07477 0,07098 1,70351
20 0,07047 0,06689 0,08441 0,07856 0,07508 1,80200
21 0,07291 0,06748 0,07353 0,08441 0,07458 1,79002
22 0,06630 0,06630 0,08309 0,05509 0,06770 1,62471
23 0,02401 0,02729 0,03079 0,01542 0,02438 0,58507
24 0,03708 0,04637 0,05089 0,05562 0,04749 1,13977
25 0,05141 0,02921 0,03159 0,04443 0,03916 0,93981
26 0,02729 0,03976 0,05297 0,05297 0,04325 1,03791
27 0,04491 0,05889 0,06927 0,07477 0,06196 1,48707
28 0,06340 0,06867 0,07047 0,06987 0,06810 1,63450
29 0,03200 0,03200 0,02843 0,03200 0,03111 0,74656
30 0,01324 0,00810 0,00692 0,00548 0,00844 0,20248
31 0,05141 0,06689 0,06689 0,06283 0,06200 1,48811
𝜀
Biaya listrik = (1000) x TTL
𝜀
Keterangan : (1000) = Pemakaian listrik (kwh)
Ploss/Hari Ploss/Hari
Tanggal
MW kwh
1 3,31699 3316,99241
2 3,34923 3349,23002
3 0,70766 707,66191
4 0,48871 488,71253
5 0,51527 515,27215
6 0,51512 515,11637
7 0,52174 521,74459
8 0,50554 505,53622
9 1,23779 1237,79499
10 0,78195 781,95095
11 0,55077 550,76545
12 1,15602 1156,02096
13 1,31497 1314,96586
14 1,38831 1388,31246
15 0,88637 886,37464
16 0,64312 643,11659
17 0,73107 731,06709
18 0,97506 975,05728
19 1,70351 1703,50736
20 1,80200 1801,99602
21 1,79002 1790,02472
22 1,62471 1624,70863
23 0,58507 585,07487
24 1,13977 1139,76585
25 0,93981 939,80543
26 1,03791 1037,91245
27 1,48707 1487,07374
28 1,63450 1634,49908
Ploss/Hari Ploss/Hari
Tanggal
MW kwh
29 0,74656 746,55890
30 0,20248 202,47619
31 1,48811 1488,10964
Perhitungan
Rugi
Ploss/Hari Ploss/Hari
Tanggal finansial
MW Kwh Rp
9 1,23779 1237,79499 1575329,30
10 0,78195 781,95095 995181,16
11 0,55077 550,76545 700953,69
12 1,15602 1156,02096 1471256,32
13 1,31497 1314,96586 1673543,90
14 1,38831 1388,31246 1766891,39
15 0,88637 886,37464 1128080,15
16 0,64312 643,11659 818488,06
17 0,73107 731,06709 930421,77
18 0,97506 975,05728 1240945,65
19 1,70351 1703,50736 2168036,78
20 1,80200 1801,99602 2293382,32
21 1,79002 1790,02472 2278146,57
22 1,62471 1624,70863 2067750,43
23 0,58507 585,07487 744618,94
24 1,13977 1139,76585 1450568,60
25 0,93981 939,80543 1196080,97
26 1,03791 1037,91245 1320940,79
27 1,48707 1487,07374 1892583,87
28 1,63450 1634,49908 2080210,64
29 0,74656 746,55890 950138,05
30 0,20248 202,47619 257689,42
31 1,48811 1488,10964 1893902,26
VI.3 Analisis
Dari hasil perhitungan rugi-rugi saluran transmisi GI New Rancakasumba – GI
Rancaekek selama bulan Juli 2017 cukup besar. Kehilangan daya cukup besar pada
pukul 10.00 terjadi pada tanggal 2 Juli dengan losses 0,16637 MW, Pada pukul 14.00
kehilangan cukup besar pada tanggal 1 Juli dengan losses 0,12137 MW, pada pukul
16.00 kehilangan cukup besar terjadi pada tanggal 1 Juli dengan losses 0,14222 MW,
dan kehilangan terbesar pada pukul 19.00 terjadi pada tanggal 1 Juli dengan losses
0.11918 MW. Sedangkan kehilangan terendah pada pukul 10.00 terjadi pada tanggal 30
Pada tabel 4.5 Kehilangan daya pada saat proses pengiriman dari GI New
Rancakasumba ke GI Rancaekek selama satu bulan (31 hari) sebesar 35767,205 kWh.
Rugi-rugi daya pada sistem transmisi berdampak pada kerugian materi yang di alami
oleh PT. PLN (Persero). Dana kerugian dapat dilihat pada tabel 7. Kerugian dapat
dihitung dengan hilangnya daya dalam satu bulan (kWh) dan dikalikan dengan biaya
per kWh pada tarif tenaga listrik, sehingga kerugian yang dialami PT. PLN (Persero)
akibat dari rugi-rugi daya pada saluran transmisi GI New Rancakasumba ke GI
Rancaekek mencapai Rp 45.520.564,00 dalam satu bulan.
V.1 Kesimpulan
Setelah melakukan penelusuran objek dan perhitungan rugi-rugi pada saluran pada
penghantar GI New Rancakasumba ke GI Rancaekek, dapat disimpulkan:
V.2 Saran
Setelah mengetahui losses pada saluran transmisi dan kerugian materi yang dialami
oleh PT.PLN (Persero), perlu dilakukan berapa rekomendasi :