Anda di halaman 1dari 10

Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan P-ISSN 1978 - 2365

Vol. 16 No. 2 Desember 2017 : 97 – 106 E-ISSN 2528 - 1917

ANALISIS KINERJA PLTU INDRAMAYU SEPANJANG TAHUN 2015

PERFORMANCE ANALYSIS OF INDRAMAYU’S COAL-FIRED


POWER PLANTS IN YEAR 2015

Widhiatmaka, Yohanes Gunawan, Charles Lambok F. Simorangkir, Mohamad Aman


Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi
Jl. Ciledug Raya kav.109-Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Indonesia
widhi_wise@yahoo.com

Abstrak
Subsidi listrik yang semakin besar telah memberatkan pengeluaran Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN) untuk biaya energi. Salah satu cara untuk mengurangi subsidi tersebut adalah dengan
meningkatkan efisiensi pada pembangkit listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah
pembangkit terbesar di Indonesia yang harus ditingkatkan efisiensinya dengan menurunkan heat rate.
Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis kinerja PLTU Indramayu (Jawa Barat) yang mempunyai
kapasitas 3x330 MW sepanjang tahun 2015. Metodologi yang digunakan adalah metode heat loss atau
metode tidak langsung dan diasumsikan bahwa nilai heat rate yang rendah akan menghasilkan efisiensi
yang maksimum. Hasil menunjukkan bahwa dari ketiga unit yang ada, Unit 3 memiliki nilai heat rate
terendah yaitu 2.765 kcal/kWh dengan kalori batubara 4.690 kcal/kg dan efisiensi termal tertinggi yaitu
31,1%. Dengan data tersebut dapat dikatakan bahwa PLTU Indramayu tidak efisien yang disebabkan oleh
rugi-rugi boiler akibat hilangnya panas pada preheater air. Dua hal penting yang perlu diperhatikan untuk
meningkatkan efisiensi PLTU Indramayu adalah kalori batubara dan kebocoran pada komponen-komponen
boiler.

Kata kunci: heat rate; efisiensi termal; PLTU;

Abstract
The increasing of electricity subsidy – in terms of energy – has resulted a heavy burden on government
spending. One of the key strategies to reduce those burden is generation efficiency. Coal-fired power plant
has currently been the largest generating capacity in Indonesia. This paper examines the generation
performance in Indramayu’s coal-fired power plant (West Java) in year 2015 which has a total capacity
3x330 MW. The methodology used is the heat loss or indirect method and we assume that the lowest heat
rate parameter could produce a maximum efficiency. The results show that among 3 installed units, there
was only one units (3rd unit) that the lowest heat rate (2,765 kcal/kWh), using coal callories (4,690 kcal/kg)
and highest thermal efficiency about 31.1%. These implies that Indramayu’s power plants in inefficient due
to the boiler losses: heat elimination at the water preheater. Two crucial components that are required to
increase the Indramayu’s generation capacity, that are coal callories and leakage on boiler components.

Keywords: heat rate; thermal efficiency; coal- fired power plan;

Diterima : 25 Oktober 2016, direvisi : 5 Maret 2018, disetujui terbit : 6 Maret 2018 97
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 16 No. 2 Desember 2017 : 97 - 106

PENDAHULUAN 2013) telah melakukan audit energi di PLTU


Membengkaknya subsidi listrik beberapa Indramayu Unit 1 dan Unit 3, hanya saja tidak
tahun terakhir dapat dikaitkan dengan menghitung heat rate, namun menghitung
pembangkit yang tidak efisien dan mencapai efisiensi termal dengan metode langsung yang
puncaknya pada tahun 2012. Pada tahun tersebut, terhubung ke grid/jaringan dan diperoleh hasil
subsidi listrik mencapai 94,583 trilyun rupiah[1], 35%. PT. PLN (Persero) Puslitbang
meskipun di tahun-tahun berikutnya subsidi Ketenagalistrikan melakukan perhitungan heat
cenderung turun karena adanya berbagai rate PLTU Indramayu Unit 3 pada tahun 2014
kebijakan. Seperti diketahui, PLTU adalah dengan membandingkan kondisi saat
pembangkit terbesar yang menyokong sistem commisioning dan diperoleh Net Plant Heat Rate
ketenagalistrikan di Indonesia yaitu 58,3% dari (NPHR) dengan peningkatan yang cukup tajam
total kapasitas pembangkit, khususnya di Pulau dari 2.277,95 menjadi 2.612,35 kcal/kWh. Hal
Jawa dan Bali[2]. ini menunjukkan terjadi rugi-rugi yang cukup
PLTU Indramayu merupakan salah satu besar pada sistem PLTU[7]. Berdasarkan
pembangkit yang dibangun pada Program penelitian di atas, akan dilakukan analisis kinerja
Percepatan 10.000 MW Tahap 1 (Fast Track dan efisiensi PLTU Indramayu sepanjang tahun
Program 1) dengan kapasitas 3x330 MW. 2015 dengan menggunakan parameter-parameter
Adapun komisioning/COD (Commercial heat rate, efisiensi termal, dan efisiensi boiler.
Operating Date) PLTU Indramayu dilakukan
pada tahun 2011[3]. PLTU Indramayu merupakan METODOLOGI
jenis PLTU subcritical yang berarti Penelitian ini dilakukan di PLTU
masihterdapat 2 fasa air (uap dan cair) pada hasil Indramayu, Jawa Barat. Waktu penelitian
pemanasan di dalam boiler, sehingga dibutuhkan dilakukan pada Juli sampai November 2015.
steam drum untuk memisahkan kedua fasa Tahapan metodologi yang terpenting adalah
[4][5]
tersebut . Batubara yang digunakan ada 2 pengambilan data, perhitungan serta analisis
jenis, yaitu medium dan low rank coal dari PT. efisiensi boiler dengan metode heat loss atau
Bukit Asam, masing-masing memiliki nilai metode tidak langsung seperti tertera pada
kalori HHV (High Heating Value) sebesar 4.884 Gambar 1. Data yang dianalisis adalah data
kcal/kg dan 4.312 kcal/kg. Kedua jenis batubara sekunder dari PT. PJB UBJ O&M PLTU
tersebut dicampur (mixing) dengan perbandingan Indramayu.
80% low rank coal-20% medium rank coal, lalu Persamaan untuk menghitung efisiensi
di-crushing menjadi serbuk dengan ukuran 200 boiler dengan metode tidak langsung, adalah[8][9]:
mesh[3][6]. η = 100 - (i + ii + iii + iv +….) (1)
Direktorat Jenderal Energi Baru, dengan:
Terbarukan, dan Konservasi Energi η = efisiensi boiler (%)
(Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, i, ii, iii, .... = rugi-rugi pada boiler.

98
Analisis Kinerja PLTU Indramayu Sepanjang Tahun 2015

Persamaan untuk menghitung efisiensi termal, efisiensi dari PLTU Indramayu. Salah satu
[8]
adalah : penentu tingkat efisiensi adalah heat rate, yang
dapat merujuk pada usulan batas heat rate PLTU
(2)
di Indonesia yang ditampilkan pada Tabel 1.
dengan:
PLTU Indramayu dengan kapasitas
ηth = efisiensi termal (%)
masing-masing unit 330 MW ada dalam kategori
NPHR = Net Plant Heat Rate (kcal/kWh).
kapasitas 200<MW<500 dengan batas maksimal
Mulai
heat rate (NPHR) yang diperbolehkan adalah
2.707 kcal/kWh. Tetapi jika nilai heat rate
Studi literatur dibawah nilai tersebut akan semakin baik atau
efisien.

Pengambilan data
di PLTU Indramayu
Tabel 1. Usulan Batas Heat Rate PLTU
di Indonesia[14]

Mengolah Data Tidak No. Kapasitas PLTU Batas Maksimal


Heat Rate (kcal/kWh)
1 < 100 MW 3.632
2 100 < MW < 200 3.339
Data mencukupi? 3 200 < MW < 500 2.707
4 >500 MW 2.495
Ya

Analisis dan Pembuatan Dasar analisis efisiensi PLTU Indramayu


Laporan
ini adalah kinerja operasi selama tahun 2015.
Berdasarkan hasil perhitungan NPHR, didapat
Selesai
rata-rata 2.560 kcal/kWh dari 3 unit pembangkit.
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Hal ini masih dalam rentang batas maksimal heat
rate yang diusulkan oleh PLN yaitu 2.707
HASIL DAN PEMBAHASAN kcal/kWh untuk PLTU dengan kapasitas
Kinerja sebuah PLTU dikatakan efisien 200<MW<500. Jika dibandingkan saat
dapat dianalisis dari 3 parameter utama, commissioning, maka heat rate tahun 2015
yaitu[10][11][12][13]: masih berada jauh di atas 2.277 kcal/kWh.
1. Efisiensi boiler (basis LHV) Heat rate tersebut erat kaitannya dengan
2. Heat rate (basis HHV) High Heating Value (HHV) dari batubara yang
3. Efisiensi termal digunakan. Semakin tinggi HHV batubara, maka
Pembahasan analisis efisiensi PLTU heat rate akan turun. HHV batubara PLTU
Indramayu mengacu pada data operasional Indramayu menggunakan 2 sumber, yaitu
selama tahun 2015. Dengan data tersebut medium rank coal (4.884 kcal/kg) dan low rank
diharapkan dapat menggambarkan tingkat coal (4.312 kcal/kg). Selama tahun 2015, HHV

99
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 16 No. 2 Desember 2017 : 97 - 106

batubara yang digunakan rata-rata 4.579 lagi. Rata-rata heat rate unit 2 adalah 2.811
kcal/kWh. Hal ini menunjukkan kalori batubara kcal/kg. Rata-rata heat rate Unit 1 dan Unit 2
yang digunakan telah sesuai dengan spesifikasi memiliki nilai yang hampir sama, hanya saja
boiler. kinerja Unit 2 lebih baik jika dilihat dari grafik
Untuk efisiensi boiler, digunakan metode heat rate yang cenderung datar.
perhitungan heat loss dengan basis Low Heating Untuk Unit 3 memiliki heat rate yang
Value (LHV). Hasil perhitungan menunjukkan cenderung tinggi pada awal tahun dan turun pada
efisiensi sebesar 94% dan hal ini sesuai dengan pertengahan sampai akhir tahun. Heat rate rata-
standar. Rugi-rugi terbesar dari boiler ini adalah rata Unit 3 lebih rendah dibanding Unit 1 dan 2
rugi-rugi akibat panas gas kering/dry flue gas yaitu 2.765 kcal/kg. Sedang heat rate rata-rata
yaitu mencapai 4-5%. Adapun perhitungan dari ketiga unit adalah 2.797 kcal/kg. Unit 3
efisiensi termal PLTU hanya dipengaruhi oleh memiliki heat rate yang terendah dikarenakan
NPHR, semakin kecil nilai NPHR maka efisiensi kalori batubara (HHV) yang digunakan lebih
semakin besar dan sebaliknya. tinggi dibandingkan dengan unit lain, sehingga
Gambar 2 menunjukkan kinerja heat rate Unit 3 merupakan unit paling efisien.
masing-masing unit PLTU Indramayu dan heat Unit 3 memiliki heat rate terendah karena
rate rata-ratanya selama 2015 yang berfluktuasi menggunakan kalori HHV batubara yang lebih
(naik-turun). Unit 1 memiliki heat rate yang tinggi dibanding unit-unit lain seperti yang
tinggi pada awal tahun, lalu turun pada ditunjukkan pada Gambar 3. Terlihat bahwa
pertengahan tahun, dan naik lagi pada akhir HHV batubara pada Unit 3 sangat tinggi, bahkan
tahun. Rata-rata heat rate Unit 1 adalah 2.814 beberapa bulan pada akhir tahun, nilai kalori
kcal/kg. mencapai 5.000 kcal/kg. Sedangkan kalori
Sedang Unit 2 memiliki heat rate yang batubara Unit 1 dan 2 memiliki nilai yang hampir
cukup konstan dan rendah sampai Bulan sama. Secara rata-rata pun kalori batubara Unit 3
September, dan pada akhir tahun cenderung naik lebih tinggi yaitu 4.690 kcal/kg.

3400
3300
3200
3100
Heat rate
(kkal/kg)

3000 Unit 1
2900
2800 Unit 2
2700 Unit 3
2600
2500 Rata-rata
2400
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des
2015

Gambar 2. Grafik kinerja heat rate masing-masing unit selama 2015

100
Analisis Kinerja PLTU Indramayu Sepanjang Tahun 2015

5200

5000

4800
Unit 1
(kkal/kg)
HHV

4600 Unit 2

4400 Unit 3
Rata2
4200

4000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des
2015

Gambar 3. Grafik penggunaan kalori batubara masing-masing unit selama 2015

Analisis efisiensi termal masing-masing dan Maret) adalah transfer energi listrik ke beban
unit dapat dilihat pada Gambar 4. Unit 3 yang sangat rendah. Sebagai informasi, net
memiliki efisiensi termal rata-rata sedikit lebih capacity factor (NCF) masing-masing unit
tinggi dibandingkan Unit 1 dan 2, yaitu 31,10% sepanjang tahun 2015 sebagai berikut: NCF Unit
(Unit 1 = 30,56%; Unit 2 = 30,6%). Sesuai 1 = 51,14%, Unit 2 = 70,09%, Unit 3 = 55,97%.
dengan persamaan (2), efisiensi termal sangat Sedangkan NCF rata-ratanya adalah 59,07%.
dipengaruhi oleh heat rate (NPHR), semakin NCF Unit 2 tertinggi dibandingkan dengan unit
rendah heat rate maka efisiensi termal akan naik lainnya, hanya saja efisiensi termalnya rendah.
dan sebaliknya. Alasan Unit 3 memiliki efisiensi Hal ini disebabkan oleh kalori batubara yang
termal yang rendah pada awal tahun (Februari digunakan cukup rendah dibanding Unit 3[11].

36
34
32
Efisiensi termis (%)

30
Unit 1
28
Unit 2
26
Unit 3
24
Rata2
22
20
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des
2015

Gambar 4. Grafik efisiensi termal masing-masing unit selama 2015

101
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 16 No. 2 Desember 2017 : 97 - 106

Parameter perhitungan heat and mass 2.136,62 kcal/kWh, efisiensi HP sebesar 76,3%,
balance menggunakan data-data referensi dari dan efisiensi IP sebesar 86,53%.
hasil perhitungan untuk performa PLTU Untuk perhitungan efisiensi boiler PLTU
Indramayu Unit 3 yang dapat dilihat pada Indramayu Unit 3, digunakan data perhitungan
Gambar 5. Nilai-nilai yang tertera pada Gambar pada bulan Juni 2015. Pada analisis efisiensi
5 dapat dilihat pada Tabel 2. Parameter- boiler dengan menggunakan metode heat
parameter hasil hitungan menunjukkan nilai loss/metode tidak langsung (basis LHV),
ekspansi dan besaran pemakaian energi pada titik mengacu pada persamaan (1). Data yang
masuk turbin dan pada titik keluar (exhaust) diperoleh adalah sebagai berikut:
turbin yang menuju ke kondensor. Heat and i. Rugi-rugi panas akibat gas keluar air heater
mass balance untuk performa PLTU Indramayu (LG) = 4,253%
Unit 3 diperlihatkan dengan maksud sebagai satu ii. Rugi-rugi panas akibat moisture bahan
panduan dalam menganalisis distribusi energi bakar (Lmf+Lh) = 0,546%
dan keseimbangan dalam satu siklus pembangkit. iii. Rugi-rugi panas akibat moisture udara
Berikut ini adalah hasil perhitungan heat and pembakaran (Lma) = 0,1%
mass balance dengan menggunakan software iv. Rugi-rugi panas akibat pembakaran tidak
Gate Cycle oleh tim teknis PLTU Indramayu. sempurna (LUC) = 0,948%
Perhitungan dibuat pada kondisi beban 100%. v. Rugi-rugi panas akibat radiasi (Lr) =
Total uap yang dibutuhkan untuk menghasilkan 0,263%
daya 277.632 kW (100% beban) adalah vi. Rugi-rugi panas tidak terukur = 0,284%
868.633,33 kg/hari, dengan turbine heat rate vii. Total rugi-rugi panas boiler = 6,11%

3 5

1
HP Turbine IP Turbine
LP Turbine

Generator

Boiler

4
Kondenser
B E
D G
2
C
16 F
C
22
B 23 A CEP

24 15 13 11
Steam 9 8
Cooler 19 D E F G
B DEA Gland
A
Steam
20
Cond
17

HPH 7 HPH 6 BFP LPH 4 LPH 3 LPH 2 LPH 1 6


10
12 7

14
21 18

Gambar 5. Skema diagram proses PLTU Indramayu Unit 3[15]

102
Rugi-rugi terbesar pada boiler PLTU sealing dan bucket heater-nya. Dengan
Indramayu adalah rugi-rugi panas akibat gas menggunakan persamaan (1) diperoleh nilai
keluar preheater air akibat kebocoran pada efisiensi boiler sebesar 93,89%.

Tabel 2. Nilai heat and mass balance PLTU Indramayu Unit 3[15]
Flow Tekanan Temperatur Entalpi
Titik
(kg/hr) (barA) (°C) (kJ/kg)
1 868.633,3 172,5 573,1 3.389,7
2 76.087,1 35,9 329 3.050,6
3 791.069,6 34,2 534,6 3.530,8
4 664.747,3 4,4 264 2.992,2
5 593.195,9 0,1 38,4 2.292,7
6 706.166,7 21,7 41,2 174,3
7 21.573 55,4 231,9
8 21.573 0,2 57,4 2.401,7
9 28.371,3 0,5 83,5 2.578,8
10 28.371,3 71,1 297,6
11 21.607,1 1,0 119,3 2.714,8
12 74.823,1 85,1 356,6
13 53.216 4,4 264 2.992,2
14 53.216 113,7 477,4
15 706.166,7 143,1 603,1
16 63.112,1 9,2 345,4 3.150
17 917.107,3 186,4 175,6 753,5
18 86.081,3 181,8 771,4
19 9.994,2 18,5 1.563,8
20 76.087,1 35,9 329 3.050,6
21 76.087,1 212,3 908,8
22 899.600 183,7 248 1.077,2
23 9.994,2 18,5 453,2 18,5
24 76.087,1 37,7 334 3.058,8

Gambar 6. Neraca energi PLTU Indramayu Unit 3

Diterima : 25 Oktober 2016, direvisi : 5 Maret 2018, disetujui terbit : 6 Maret 2018 103
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 16 No. 2 Desember 2017 : 97 - 106

Untuk perhitungan persentase nya (NPHR) terendah, kalori HHV batubara tertinggi,
pemakaian sendiri (PS), dapat dengan serta efisiensi termal yang tertinggi.
melihat data dari realisasi kinerja 2015, lalu Heat rate rata-rata Unit 3 sudah mendekati
dibandingkan dengan transfer energi listrik. usulan batas heat rate maksimum, serta efisiensi
 Pemakaian Sendiri (PS) = 417.148 termal juga tergolong rendah untuk skala PLTU,
MWh sehingga diperlukan usaha-usaha untuk meningkatkan
 Transfer energi = 4.501.659 MWh efisiensinya
 % PS = 9,27%
Saran
Berdasarkan data-data di atas dapat
Setelah dilakukan penelitian Analisis
dibuat neraca energi PLTU Indramayu Unit
Peningkatan Efisisensi Pembangkit Tenaga Listrik di
3 tahun 2015 seperti tertera pada Gambar 6.
PLTU Indramayu, dapat dirangkum
Mula-mula energi batubara sebagai bahan
saran/rekomendasi untuk para pemangku kebijakan,
bakar sebesar 100%, rugi-rugi pertama
antara lain:
terjadi di boiler sebesar 6%, rugi-rugi
1. Mengurangi kandungan moisture batubara,
berikutnya adalah pada siklus uap yang
dengan coal dryer atau penambahan shelter
merupakan rugi-rugi terbesar yaitu 54%,
2. Pengecekan parameter kandungan O2 flue gas di
dan untuk pemakaian sendiri sebesar 9%,
sisi economizer outlet dan air heater outlet
sehingga diperoleh efisiensi PLTU secara
3. Dilakukan pengecekan sealing dan bucket pada
total adalah sebesar 31%. Sebagai PLTU
air heater, serta mengatur clearance yang sesuai
subcritical dengan efisiensi termal 31%,
4. Melakukan sootblowing pada air heater secara
maka PLTU Indramayu termasuk PLTU
berkala
yang tidak efisien. Harusnya efisiensi
5. Pengecekan kebocoran pada High Pressure (HP)
termal PLTU subcritical berada pada
dan Intermediate Pressure (IP) turbine inlet
rentang 35-38%. Titik-titik yang bisa
bushing, gland seal, dan valve pada by pass
ditingkatkan efisiensinya pada PLTU
system
Indramayu adalah boiler, kondensor, dan
6. Redesain ball catcher pada ball cleaning
pemakaian sendiri (PS).
condensor untuk meningkatkan performa
kondensor
KESIMPULAN DAN SARAN 7. Pengaturan aliran udara dan batubara mengikuti
Kesimpulan spesifikasi batubara yang masuk, indikasinya
Dari 3 unit PLTU Indramayu yang peningkatan suhu flue gas
beroperasi selama tahun 2015, diperoleh 8. Kalibrasi ulang damper wind box (untuk mengatur
bahwa kinerja Unit 3 merupakan unit yang udara sekunder) di boiler, karena semakin lama
paling efisien dibanding Unit 1 dan Unit 2. beroperasi setting pasti berubah
Hal ini ditunjukkan dengan nilai heat rate-

104
Analisis Kinerja PLTU Indramayu Sepanjang Tahun 2015

9. Pembersihan slagging dan fouling Pengujian Heat Rate dan Efisiensi PLTU
(scope rutin overhaul) Indramayu Unit 3 Sebelum Simple Inspection.”
10. Batubara yang basah dari tongkang [7]. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
disimpan terlebih dahulu di-coal yard 2013. Laporan Akhir Audit Energi PLTU
sebelum masuk coal bunker untuk Indramayu Unit 1 dan 3 PT. PLN (Persero)
mengurangi moisture. [8]. Y. P. Abbi, 2011. Energy Audit: Thermal Power,
UCAPAN TERIMA KASIH Combined Cycle, and Cogeneration Plants. The

Penulis mengucapkan banyak Energy and Resources Institute (TERI).

terima kasih kepada Bapak Wawang [9]. Hilal Hamzah, 2015. “Kajian Efisiensi PLTU.”
[10].A. Arriola-Medellín, E. Manzanares-
dan Surya (PT. PJB PLTU Indramayu)
Papayanopoulos, and C. Romo-Millares, 2014.
atas kerjasamanya, serta DIPA
“Diagnosis and redesign of power plants using
P3TKEBTKE atas pendanaan kegiatan
combined Pinch and Exergy Analysis,” Energy,
ini.
vol. 72, pp. 643–651.
[11].C. J. Koroneos, P. a. Fokaides, and E. a.
DAFTAR PUSTAKA Christoforou, 2014. “Exergy analysis of a
[1]. Kementerian Keuangan, 2014. Nota 300 MW lignite thermoelectric power plant,”
Keuangan dan Anggaran Pendapatan Energy, vol. 75, pp. 304–311.
dan Belanja Negara Tahun Anggaran [12].S. C. Kaushik, V. S. Reddy, and S. K. Tyagi,
2014, p. Lampiran 1-11. 2011. “Energy and exergy analyses of thermal
[2]. Kementerian Energi dan Sumber Daya power plants: A review,” Renew. Sustain. Energy
Mineral, 2015. Rencana Usaha Rev., vol. 15, no. 4, pp. 1857–1872.
Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) [13].T. Sueyoshi, M. Goto, and T. Ueno, 2010.
2015 - 2024. “Performance analysis of US coal-fired power
[3]. Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, plants by measuring three DEA efficiencies,”
2013. “Perhitungan Faktor Emisi 2013 Energy Policy, vol. 38, no. 4, pp. 1675–1688.
Sistem Interkoneksi Jawa-Madura- [14].Maksum Hasan, 2014. Laporan Akhir: Kajian
Bali.” Skema Subsidi Listrik PLN Berdasarkan Kinerja
[4]. M. J. Djokosetyardjo, 1999. Ketel Uap. Pengelolaan Energi Listrik.
Pradnya Paramita. [15].PT. PJB UBJ O&M PLTU Indramayu, 2015.
[5]. Marsudi Djiteng, 2005. Pembangkitan “Performance Test Indramayu Unit 3, 25 Juni
Energi Listrik. Penerbit Erlangga. 2015.”.
[6]. PT. PLN (Persero), 2014. “Laporan

105
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Vol. 16 No. 2 Desember 2017 : 97 - 106

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

106

Anda mungkin juga menyukai