Oleh :
KELOMPOK IV
Anggita Ayudya pratiwi (225240043)
Bintang (225240035)
NurulHikmah (225240050)
Wahyu (225240037)
M. Randi(225240027)
Muh. Imam Furqan (235240100)
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar..................................................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................................................. iii
2
Bab I ..................................................................................................................................................... 1
A. Pendahuluan............................................................................................................................... 2
B. Tujuan........................................................................................................................................ 2
Bab II .................................................................................................................................................... 3
A. Definisi Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor ................................................................... 3
B. Tujuan dan Peranan Konseptual Akuntansi Sektor Publik.............................. ........................ 3
C. Lingkup Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik......................................................... 4
D. Asumsi Akuntansi Sektor Publik.............................................................................................. 6
E. Implementasi Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik.............................................. 7
F. Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik.......................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
Mata kuliah akuntansi sektor publik dapat dikatakan sebagai bidang studi akuntansi mandiri.
Bidang studi ini tentunya tidak dapat dilepaskan begitu saja dari bidang akuntansi lainnya. Tanpa disadari
oleh kita, sebetulnya setiap orang pernah mengaplikasikan ilmu akuntansi didalam kehidupan sehari-hari
khususnya dalam dunia usaha. Oleh karena itu, akuntansi sering disebut sebagai “bahasanya dunia usaha”
karena akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang
menyelenggarakannya dan pihak luar yang mengambil keputusan.
3
Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu penyedia informasi, pengendalian
manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan alat informasi baik bagi pemerintah
sebagai manajemen maupun alat informasi bagi publik.
2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
Memahami konsep publik, isu sentral, peran dan praktik akuntansi sektor publik di Indonesia
dalam membantu terciptanya proses pertanggungjelasan publik.
Memahami konsep organisasi sektor publik dan peran akuntansi dalam membantu manajemen
organisasi sektor publik.
Memahami penerapan proses perencanaan dan pengendalian akuntansi dalam
pertanggungjawaban publik dan eksesnya di unit organisasi sektor publik.
Memunculkan sikap kritis dan minat mahasiswa dalam berbagai isu akuntansi sektor publik.
Menambah pengetahuan mahasiswa terhadap hal yang berhubungan dengan akuntansi sektor
publik serta aplikasi dalam praktik.
Mahasiswa memperoleh pamahaman tentang karakteristik akuntansi sektor publik.
Memunculkan sikap mahasiswa sebagai problem seeker, problem identifierdan problem
solver terhadap praktik akuntansi sektor publik.
Menambah nilai kami dalam mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar Edisi Ketiga. Penerbit
Erlangga :Jakarta
4
Jika terjadi pertentangan antara kerangka konseptual dan standar akuntansi, ketentuan standar
akuntansi itu diuji menurut unsur kerangka konseptual yang terkait. Dalam jangka panjang, konflik
semacam itu diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di masa
depan.
Kerangka konseptual akuntansi sektor publik disusun dengan berbagai tujuan, yaitu acuan bagi:
b. Penyusun laporan keunagn untuk memahami praktek akuntansi menurut prinsip akuntansi yang secara
lazim dan standar akuntansi keuangan sektor publik.
c. Auditor dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berterima umum.
d. Para pemakai laporan keuangan yang disusun sesuai standar akuntansi keuangan sektor publik.
Kerangka konseptual ini bukan merupakan standar akuntansi keuangan sector publik. Revisi kerangka
dasar bisa dilakukan dari waktu ke waktu, selaras dengan pengalaman komite penyusunan standar
akuntansi keuangan sektor publik dalam penggunaan kerangka dasar tersebut.
1. Perencanaan publik
2. Penganggaran publik
3. Realisasi anggaran publik
4. Pengadaan barang dan jasa publik
5. Pelaporan sektor publik
6. Audit sektor publik
7. Pertanggungjawaban publik
Kerangka konseptual ini membahas bagaimana perencanaan publik disusun dan dilaksanakan.
Perencanaan merupakan proses pertama dan sangat menentukan keberhasilan proses selanjutnya. Jadi,
proses penganggaran yang baik dan berkualitas sangat menentukan keberhasilan serta akuntabilitas
program.
Sebagai tahap pelaksanaan dari hasil proses sebelumnya, dibutuhkan mekanisme bagaimana agar
proses realisasi anggaran dilaksanakan dengan baik dan berkualitas. Laporan keuangan dan laporan
kinerja organisasi sector publik disusun serta disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk
memenuhi kepentingan sejumlah besar pemakai.
Laporan keuangan sektor publik dihasilkan dari proses pelaporan keuangan dalam organisasi-
organisasi sektor publik. Kerangka konseptual juga akan membahas jalannya proses dan pelaksanaan
5
audit sector publik yang berkualitas. Audit yang berkualitas adalah proses pelaksanaan audit yang sesuai
dengan standar yang berkualitas. Pertanggungjawaban merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi
sektor publik dan juga tahap terakhir dari penentuan ketercapaian atau ketidak tercapaian kualitas
program secara keseluruhan. Berikut ini merupakan lingkup kerangka konseptual akuntansi sektor publik
pada organisasi sektor publik.2
1. Pemerintah Pusat
2. Pemerintah Daerah
3. Partai Politik
Perencanaan Publik : musyawaro kerja tingkat pusat, musyawarah kerja wilayah, musyawarah
kerja derah, musyawarah kerja cabang, musyawarah kerja ranting.
Penganggaran Publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran, penetaan anggaran.
Pengadaan barang dan jasa publik : proses pengadaan barang dan jasa.
Penganggaran publik : penyusunan anggaran, pembahasan anggaran, penetapan anggaran.
Realisaasi anggaran publik : pelaksanaan anggran.
Pelporan keuangan sektor publik : proses pelaporan keuangan.
Audit sektor publik : mekanisme audit.
Pertangung jawaban publik : penyampaian LPJ dan pertanggungjawabanya.
2
Ihyaul Ulum. 2004. Akuntasi sektor publik: Suatu Pengatar. Jakarta: Bumi Aksara
3
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Andy Offset:Yogyakarta.
6
4. LSM
5. Yayasan/tempat peribadatan
a. Kebutuhan Masyarakat
Berdasarkan kodratnya, manusia mempunyai keinginan yang kuat untuk dapat memenuhi segala
harapan dalam hidupnya. Dalam era reformasi ini sekarang masyarakat menuntut Pemerintah dan
organisai sektor publik lainnya untuk mengelola pelayanan publik secara lebih transparan serta
partisipatif agar pelayanan menjadi lebih efektif dan akuntabel.
Kebutuhan masyarakat ini menjadi asumsi dasar bagi proses perencanaan, yang merupakan
“pintu” utama dari serangkaian proses dalam siklus akuntansi sektor publik. berdasarkan kebutuhan
masyarakat ini, perencanaan disusun oleh organisasi publik.4
Perencanaan untuk emenuhi kebutuhan masyarakat hanya akan tercapai jika ada sumber daya
yang mendukungnya. Sumber daya yang dialokasikan akan menjadi “bahan baku” bagi berjalannya
perencanaan yang telah disusun. Pengalokasian sumber daya dapat berupa sumber dana, sumber daya
manusia, dan sumber daya alam.
4
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar Edisi Ketiga. Penerbit
Erlangga :Jakarta
7
Penggunaan sumber daya alam dapat dilakukan secara maksimal oleh pemerintah. Sementara itu
organisasi sektor publik lainnya hanya terbatas pada sumber daya alam yang menjadi milik organisasinya
saja.
c. Ketaatan Hukum/Peraturan
Perangkat atau dasar hukum ini ditetapkan dalam rangka mengukur kbutuhan publik dan alokasi
sumber daya yang hendak dilakukan. Dengan kata lain proses pengukuran kebutuhan dan alokasi sumber
daya ini akan berjalan lancar serta efektif jika didukung oleh regulasi yang memedai sehingga mendorong
berlakunya raktek yang baik, tertib, dan akuntabel. Dengan demikian proses perencanaan, penganggaran,
pengadaan, barang dan jasa, realisasi anggaran, pelaporan keuangan, audit, serta pertanggung jawaban
publik yang baik akan didukung dengan dasar hukum yang baik pula.
d. Dasar Akrual
Untuk mencapai tujuannya, basis pelaporan keuangan sektor publik adalah dasar akrual, dimana
pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian (dan bukan pada saat kas atau setara kas
diterima atau dibayar) dan dicatat dalam catatan akunatansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan
pada periode yang bersangkutan.
Dasar akrual telah menjadi aturan yang harus dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan
mengaplikasikannya dalam proses organisasi publik, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
Demi kelangsungan hidupnya, organisasi menetapkan dasar-dasar hukum atau aturan organisasi
sebagai pedoman dalam menjalankan organisasi tersebut. Organisasi juga harus memenuhi tuntutan-
tuntutan di dalam dasar hokum agar proses berjalan seperti yang dikehendaki. Dengan dilaksanakannya
dasar hukum, organisasi dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sesuai visi dan misi organisasi
publik.
f. Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas kinerja merupakan suatu proses yang menentukan penilaian keberhasilan sebuah
organisasi publik dalam mencapai tujuanya. Organisasi diwajibkan secara hukum untuk memenuhi
akuntabilitas organisasinya denga kinerja yang diperolehnya. Kinerja organisasi dapat diraih dengan
mengefektifkan dan mengefesienkan hasil dari proses organsasi yakni perencanaan, penganggaran,
realisasi anggaran, pengadaan barang dan jasa, pelaporan keuangan, audit serta pertanggungjawaban
publik.5
5
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar Edisi Ketiga. Penerbit
Erlangga :Jakarta
8
Karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri khusus dari sebuah mutu. Jika diimplementasikan pada
akuntansi sektor publik, karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik adalah ciri khas informasi
akuntansi dalam organisasi sektor publik yang berkontribusi pada penentuan kualitas produk setiap unsur
akuntansi sektor publik.
Relevan
Relevan mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan pengelola organisasi,
dengan mengubah atau menginformasi harapan mereka tentang hasil, atau konsekuensi tindakan atau
kejadian.
Dalam konsep kerangka konseptual akuntansi, informasi yang relevan dapat membantu investor,
kreditor, dan pengguna lainya untuk mengevaluasi kondoisi masa lalu, saat ini dan masa depan atau untuk
menginformasikan dan mengoreksi nilai umpan balik/feedback agar relevan.
Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan para peggunanya.
Keandalan akan membedakan pengguna stu dengan pengguana yang lainyatergantug pada keluasan
pengetahuan tentang aturan yang digunakan untuk mempersiapkan informasi. Dengan kata lain, di antara
pengguna yang berbeda, informasi dengan derajat keandalan yang berbeda akan ditemukan. Dalam
konteks kerangka konseptual, agar menjadi andal informasi harus dapat diuji, netral, dan disajikan dengan
jujur.
Pertimbangan biaya dan memanfaat dikenal dengan keterbatasan parpasif. Informasi akuntansi
keuangan akan dicari jika manfaat yang diperoleh dari informasi tersebut melebihi biayanya. Oleh
karnanya, sebelum mempersiapkan dan mendeseminasikan informasi keuangan, manfaat serta biaya
penyiapan informasi itu harus dibandingkan.
Materialitas
Mateialitas dianggap sebagai ambang pengakuan. Pada dasarnnya materialitas adalah pertimbangan
yang harus diberikan atau tidak tentang informasi yang signifikan dan berdampak besar terhadap
keputusan yang diambil.
Karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik. Pada posisi paling bawah, hal itu disebut dengan
”perwujudan” yang terdiri dari regulasi dan pelaporan. Regulasi merupakan pedoman bagi seluruh proses
9
pengelolaan suatu organisasi yang merupakan batas-batas pekerjaan organisasi. Sedangkan pelaporan
merupakan instrumen akuntabilitas dari kegiatan organisasi. Setelah itu ”operasional” yang merupakan
sebuah thapan dimana transaksi-transaksi publik dilakukan. Transaksi dilakukan dengan regulasi yang
ada dan dilaporkan sesuai standar pelaporan organisasi.
Diatasnya lagi ada ”pokok-pokok” yang berisi unsur akuntansi sektor publik dan karakteristik
kualitatif. Setealah unsur-unsur akuntansi sektor publik beserta transaksinya dapat memenuhi
karakteristik kualitatif yang ada, tujuan organisasi dan tujuan kesejahteraan publik berada diatas segala-
galanya.
Pada tahap perencanaan, biasanya akan tercipta dokumen perencanaan yag sangat penting dan
menentukan dalam menghasilkan outcome. Jadi, melalui sistem kualitas perencanaan diharapkan dapat
dihasilkan outcome yang berkualitas. Yang dimaksud dengan kualitas perencanaan adalah sebuah
prosedur yang mendefenisikan kualitas terkait dengan tugas ketika proyek baru mulai digarap untuk
memenuhi kualitas yang disyaratkan.
Agar perencanaan efektif, ada banyak hal yang sering kali menjadi halangan seperti:
Kegagalan manajemen dalam memahami system yang tengah terjadi di sekitar area organisasi.
Kurangnya dukungan manajemen terhadap system perencanaan. Pimpinan kurang mendukung
dan berperan serta dalam segala kegiatan.
Kegagalan memahami peran penting perencanaan dalam proses manajemen.
Outcomer dari proses perencanaan public adalah dokumen perencaan yang mayoritas terbagi menjadi
dokumen perencanaan jangka pendek (datu tahun), dokumen perencanaan jangka menengah (lima tahun) ,
dan dokumen perencanaan jangka panjang (dua puluh lima tahun).
1. Dapat dipahami
2. Relevan
Salah satu permasalahan utama dalam penyusunan kualitas anggaran adalah pemikiran manajemen yang
tidak mempunyai nilai tambah bagi kualitas organisasi.manajemen tidak mempertimbangkan
permasalahan organisasi yang ada jika tidak ada kualitas anggaran. Penyelenggaraan kegiatan organisasi
yang menjadi kewenangan organisasi didanai dari dan atas beban anggaran pendapatan dan belanja
organisasi. Penyusunan anggaran dapat dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan berikut:
Berdasarkan program.
Berdasrkan pust pertanggungjawaban, pusat biaya, pusat laba, dan pusat investasi.
Sebagai alat perencanaan dn pengendalian.
Sebagai alat motivasi kinerja karyawan.
10
1. Rencana kerja anggaran
2. Raperda RAPBD
3. Nota RAPBD
4. Pera APBD
5. Surat Keputusan Kepala Daerah Tentang enjabaran APBD
Tujuan proses realisasi anggaran adalah mengembangkan produk dan layanan yang harus diberikan
kepada publik. Kesimpulan hasil realisasi anggaran diperoleh pada saat produk organisasi telah secara
tuntas dikembangkan/dibangun, diuji, diterima, dilaksanakan, dan dialihkan menjadi kinerja organisasi.
Pada saat itu, proses pencatatan dilaksanakan secara akurat. Kualitas realissi anggaran merupakan hasil
pencapaian kinerja organisasi.
Unsur-unsur dalam pengelolaan berbasis kegiatan yang dapat menjadi penentu kualitas pelaksanaan
realisasi anggaran public adalah sebagai berikut:
Dua karakteristik kualitatif dari kualitas output realisasi anggaran public, yaitu dapat dipahami dan
terandalkan.
Pengadaan barang dan jasa merupakan penambahan barang dan/jasa dengan total biaya kepemilikan yang
paling masuk akal, dalam kuantitas dan kualitas yang benar, pada waktu yang tepat , dan dari sumbre
yang tepat untuk memperoleh manfaat secra langsung.
1. Pengumpulan informasi
2. Hubungan penyedia
3. Review latar belakag
4. Nogosiasi
5. Pemenuhan
6. Konsumsi, pemeliharaan, dan penyelesain
7. Pembaharuan
1. Dapat Dipahami
Adalah kemudahan untuk dipahami publik atau penyedia brang dan jasa.
11
2. Terandalkan
Informasi khususnya pembiayaan pengadaan barang dan jasa harus engambarkan dengan juur transaksi
yang menyangkut jumlah dan ketentuanya.
1. Dapat diperbandingkan
2. Tepat waktu
3. Keseimbangan antara biaya dan manfaat
4. Keseimbangan antara karakteristik dan kualitatif
5. Penyajian yang wajar
1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat dibandingkan
Laporan pertanggungjawaban tahunan mencerminkan misi utam organisasi,inisiatif utama untuk mmebwa
misi dan kinerja pelaksanaan yang menjadi tanggung jawabnya.
12
Outcome pertanggungjawaban publik
1. Dapat dipahami
2. Relevan
Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut, baik dalam kata-kata maupun jumlah uang.
Pos yang memenuhi definisi suatu unsure harus diakui jika:
1. Ada kamungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir
dari atau ke dalam organisasi publik.
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsure
laporan keuangan sector public ke dalam laporan posisi keuangan dan laporan kinerja keuangan.
Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan untuk derajat kombinasi yang juga berbeda dalam
laporan keuangan sektor publik.
Suatu pos dapat dianggap memenuhi persyaratan pengakuan di masa depan sebagai akibat dari
peristiwa atau keadaan yang terjadi kemudian.
Sejumlah dasar pengukuran yang berbeda digunakan untuk derajat kombinasi yang juga berbada
dalam laporan keuangan sektor publik. Berbagai dasar pengakuan tersebut adalah :
6.1 Faktor yang berpengaruh dalam Pengakuan dan Pengukuran Transaksi Publik
Dalam kriteria pengakuan pendapatan, konsep probabilitas digunakan dalam pengertian derajat
ketidakpastian. Manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau
13
kedalam organisasi. Konsep tersebut dimaksudkan utuk menghadapi ketidakpastian lingkungan operasi
organisasi.
2. Kendala Pengukuran
Kriteria pos kedua adalah ada tidaknya biaya atau nilai yang dapat diukur dengan tingkat kendala
tertentu (reliable) contohnya hasil yang diharapkan dalam tututan hukum dapat memenuhi definisi baik
aktfa, pendapatan, maupun kriteria probabilitas agar dapat diakui. Namun jika tidak mungkin diukur
dengan tingkat kendala tertentu, tuntutan tersebut tidak dapat diaui sebgai aktiva atau pendapatan.
Eksistensi tuntutan harus diungkapkan dalam catatan materi penjelasan atau skedul tambahan.
3. Aktiva
Aktiva akan diakui dalam posisi keuangan jika manfaat ekonomisnya dimasa depan atau jas apotensialnya
kemungkinan besar akan diperoleh organisasi, dan aktiva tersebut mempunyai nilai yang dapat diukur
dengan andal.
4. Kewajiban
Keewajiban diakui dalam laporan osisi keunagan jikapengeluaran sumberdaya yang membrikan manfaat
ekonomi kemungkinan besar akan dilakukan untuk mnyelasiakna kewajiban (obligation) sekarang, dan
jumlah yang harus diselsesaikan dapat diukur dengan andal.
5. Ekuitas
Ekuitas dapat disubklasifikasikan dalam laporan posisi keuanagn dimana relevansi pengklasifikasianya
terjadia apabila pos tersebut mengidentifikasikan pembatasan hukum atau pembatasan lainya atas
kemamampuan organisasi.
6. Pendapatan
Pendapatan diakui dalam laporan kinrja keuangan jika kenaikan manfaat ekonoi dimasa yang akan dtang
yang berkaitan dengan penigkatan aktiva atau penurunan kewajiban, telah terjadi dan dapat diukur dengan
andal.
7. Biaya
Biaya diakui dalam laporan kinerja keuanagan berdasarkan hubungan langsung antar biaya yang timbul
dan pos pendapatan tertentu yang diperoleh.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Tujuan dari laporan keuangan diantaranya
untuk memberikan informasi yang dapat diandalkan mengenai sumber daya ekonomoi
dan kewajiban dari perusahaan bisnis
untuk memberikan informasi yang dapat di andalkan mengenai perubahan dalam sumber
daya bersih dari aktivitas perusahaan bisnis yang diarahkan untuk memperoleh laba
untuk memberikan informasi keuangan yang dapat di gunakan untuk mengestimasi
potensi penghasilan bagi perusahaan
untuk memberikan informasi lain yang dibutuhkan mengenai perubahan dalam sumber
daya ekonomi dan kewajiban
untuk mengumpulkan informasi lain yang relevan terhadap kebutuhan penggunaan
laporan
Dalam perkembanganya menuju arah kerangka konseptual terjadi berbagai masalah dalam
kerangka konseptual diantaranya Pandangan mengenai laba atau penghasilan mana yang harus di gunakan
publik.
DAFTAR PUSTAKA
15
Bastian, Indra,2010, Akuntansi Sektor PublikSuatu Pengantar,penerbit Erlangga (BI)
Bab 2 & 3
Bastian, Indra,2010, Akuntansi Sektor PublikSuatu Pengantar,penerbit Erlangga (B2)
Bab 2 & 4
Halim, Abdul & Muhammad Syam Kusufi, 2012, Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi
Keuangan Daerah, Edisi 4, Salemba Empat Jakarta, (HM)
Mardiasmo, 2005, Akuntansi sektor publik, Penerbit Andi, Yogyakarta Publik, Edisi
Pertama, Yogyakarta: BPFE
PSAK 45, IPSAS, INTOSAI, UU, PP Terkait
16