DISUSUN OLEH :
JURUSAN AKUNTANSI
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “PENGANGGARAN SEKTOR
PUBLIK” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata
kuliah akuntansi sektor publik. selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang anggaran yang ada di dalam pemerintahan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Jamaluddin M, SE., M.Si. selaku dosen
mata kuliah akuntansi sektor publik yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar ................................................................................................................. i
Daftar Isi .......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1.Latar Belakang ..................................................................................................... 2
1.2.Rumusan Masalah ................................................................................................ 2
1.3.Tujuan .................................................................................................................. 2
1.4.Manfaat ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 3
2.1. Konsep Anggaran Sektor Publik .......................................................................... 3
2.2 Pengertian Anggaran Sektor Publik ...................................................................... 3
2.3 Pentingnya Anggaran Sektor Publik ...................................................................... 4
2.4 Fungsi Anggaran Sektor Publik ............................................................................ 5
2.5 Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik ...................................................................... 8
2.6 Prinsip-Prinsip Anggaran Sektor Publik ................................................................. 8
2.7 Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik ......................................................... 9
2.8 Prinsip-Prinsip Pokok dalam Siklus Anggaran ....................................................... 12
BAB II PENUTUP ........................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 14
Daftar Pustaka .................................................................................................................. 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1
terbuka kepada masyarakat secara luas. Suatu instansi pemerintah dikatakan mempunyai
kinerja yang baik jika segala kegiatannya berada dalam kerangka anggaran dan tujuan
yang ditetapkan serta mampu mewujudkan strategi yang dimiliki. Pada dasarnya terdapat
beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan dan penyusunan anggaran sektor publik.
Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama yang memiliki perbedaan mendasar.
Kedua pendekatan tersebut adalah anggaran tradisional atau anggaran konvensional dan
pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan New Public Management.
1.2.Rumusan Masalah
1.3.Tujuan
1.4.Manfaat
1. Hasil makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis untuk
menjelaskan tentang anggaran sector public.
2. Hasil makalah ini diharapkan berguna sebagai bahan pengembangan ilmu dalam
sector public.
3. Diharapkan bermanfaat bagi pembaca untuk mempelajari anggaran dalam suatu sector
public itu sendiri.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
organisasi di masa yang akan dating. Setiap anggaran memberikan informasi mengenai
apa yang hendak dilakukan dalam beberapa periode yang akan mendatang.
Defenisi anggaran atau budget menurut Munandar (2001:3) adalah “suatu rencana
yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang
dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku dalam jangka waktu (periode)
tertentu yang akan datang.” Anggaran merupakan alat untuk merencanakan dan
mengendalikan keuangan perusahaan dalam penyusunannya dilakukan secara periodik.
Pengertian lain dari anggaran menurut Nafarin (2007:11) menyatakan bahwa
“Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun
berdasarkan program yang telah disahkan.” Anggaran (budget) merupakan rencana
tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk
jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga
dinyatakan dalam satuan barang/jasa.
Sedangkan menurut Garrison dan Noreen (2007:402) mendefenisikan anggaran
sebagai berikut : “Anggaran adalah rencana rinci tentang perolehan dan penggunaan
sumber daya keuangan dan sumber daya lainnya untuk suatu periode tertentu”. Dari
beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara singkat dan dapat
dinyatakan bahwa anggaran public merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan:
1. Beberapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat (pengeluaran/belanja); dan
2. Berapa banyak dan bagaimana cara memeroleh uang untuk mendanai rencana tersebut
(pendapatan).
4
Aliran uang yang terkait dengan aktivitas pemerintahan akan memengaruhi harga,
lapangan kerja, distribusi pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan beban pajak yang harus
dibayar atas pelayanan yang diberikan pemerintah. Keputusan anggaran yang dibuat baik
pusat maupun daerah seharusnya dapat merefleksikan prioritas pemerintah pusat atau
daerah dengan baik.
5
Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari
adanya overspending, underspending dan salah sasaran (misappropriation) dalam
pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas. Anggaran
merupakan alat untuk memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional
program atau kegiatan pemerintah. Sebagai alat pengendalian manajerial, anggaran
sektor publik digunakan untuk meyakinkan bahwa pemerintah mempunyai uang
yang cukup untuk memenuhi kewajibannya. Selain itu, anggaran digunakan untuk
memberi informasi dan meyakinkan legislatif bahwa pemerintah bekerja secara
efisien tanpa ada korupsi dan pemborosan. Pengendalian anggaran publik dapat
dilakukan melalui empat cara, yaitu:
a. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan;
b. Menghitung selisih anggaran (favorable dan unfavorable variances);
c. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak dapat
dikendalikan (uncontrollable) atas suatu varians;
d. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya.
6
anggaran publik juga berfungsi sebagai alat berkomunikasi antar unit kerja dalam
lingkungan eksekutif. Anggaran harus dikomunikasikan ke seluruh bagian
organisasi untuk dilaksanakan.
7
2.5 Jenis-Jenis Anggaran Sektor Publik
Mardiasmo (2009) menyebutkan anggaran sektor public dibagi menjadi 2 yakni
anggaran operasional dan anggaran modal.
1. Anggaran Operasional
Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari
dalam menjalankan pemerintahan. Pengeluaran pemerintah yang dapat dikategorikan
dalam anggaran operasional adalah belanja rutin. Belanja runtin atau biasa disebut
dengan recurrent expenditure merupakan pengeluaran yang manfaatnya hanya untuk
satu tahun anggaran dan tidak dapat menambah asset atau kekayaan bagi pemerintah.
Disebut anggaran rutin karena pengeluaran tersebut bersifat berulangulang dan terjadi
setiap tahun. Secara umum penerluaran yang masuk kategori anggaran operasional
yakni Belanja Administrasi Umum dan Belanja Operasional dan Pemeliharaan.
2. Anggaran Modal
Anggaran modal menunjukkan rencana jangka panjang dan pembelanjaan atas
aktiva tetap seperti gedung, peralatan, kenderaan, perabot dan sebagainya.
Pengeluaran modal yang besar biasanya dilakukan dengan menggunakan pinjaman.
Belanja modal atau biasa disebut dengan belanja Investasi merupakan luaran yang
manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah asset atau
kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah anggaran rutin untuk biaya
operasional dan pemeliharaannya. Pada dasarnya pemerintah tidak memiliki uang
yang dimiliki sendiri, sebab seluruhnya adalah milik publik. Dalam sebuah
masyarakat demokratis, rakyat memberi mandate kepada pemerintah melalui proses
pemilihan umum. Politisi mentstranslasikan mandate tersebut dalam bentuk kebijakan
publik dan program yang memberi manfaat bagi pemilih yang direfleksikan dalam
anggaran. Adanya keterbatasan sumberdaya, menyebabkan anggaran mempunyai
trade-offs, sebagian uang tidak dapat dialokasikan untuk suatu bidang tanpa
mengurangi jumlah alokasi pada bidang yang lain, atau adanya penambahan jumlah
pajak yang dibayar publik. Pemerintah tidak mungkin memenuhi permintahan seluruh
stakeholder-nya secara simultan. Pemerintah memutuskan bidang mana yang akan
didahulukan atau diprioritaskan. Anggaran berfungsi sebagai alat politis yang
digunakan untuk memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan pada sektor tersebut.
8
2. Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh
karena itu, adanya dana non-budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran
yang bersifat komprehensif
3. Keutuhan Anggaran
Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum
(general fund).
4. Nondiscretionary Appropriation
Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis,
efisien, dan efektif
5. Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, dapat bersifat tahunan maupun
multitahunan.
6. Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi (hidden
reserve) yang dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi
anggaran serta dapat mengakibatkan munculnya underestimate pendapatan dan
overestimate pengeluaran.
7. Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat dipahami masyarakat, dan tidak
membingungkan
8. Diketahui Publik
Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.
9
Klasifikasi organik lebih menitikberatkan pada organisasi negara, baik
lembaga negara non departemen maupun departemen, sedangkan pemungutan
pendapatan yang dianggarkan didasarkan pada hak masing-masing
departemen/lembaga negara. Klasifikasi ini terdiri atas tiga tingkatan sebagai
berikut.
1. Tingkat pertama, yaitu departemen/lembaga yang menguasai bagian
anggaran, rincian anggarannya disebut “bagian”.
2. Tingkat kedua, yaitu unit departemen/lembaga negara yang terdiri atas
sekretaris jenderal/direktorat jenderal/inspektorat jenderal, rincian
anggarannya disebut “pos”.
3. Tingkat ketiga, yaitu unsur-unsur dari unit departemen/lembaga negara
yang terdiri atas direktorat/biro/kantor wilayah. Rincian anggarannya
disebut “pasal”.
2) Klasifikasi objek
Klasifikasi ini menekankan pada rincian pengeluaran yang dikelompokkan
berdasarkan jenis-jenis pengeluaran yang dibagi ke dalam sub-sub jenis
pengeluaran yang disebut dengan “mata anggaran”.
Dalam struktur APBN, klasifikasi anggaran objek ini dapat dilihat dengan
adanya pembagian jenis-jenis belanja yang dibagi ke dalam subjenis belanja (mata
anggaran). Misalnya, dalam hal “pengeluaran rutin” yang terdiri atas beberapa hal
berikut.
1. Jenis belanja pegawai yang dibagi ke dalam beberapa mata anggaran:
1) gaji/pensiun
2) tunjangan beras
3) tunjangan keluarga
4) biaya makan lauk pauk
5) lain-lain belanja pegawai dalam negeri
6) belanja pegawai luar negeri
2. Jenis belanja barang dibagi ke dalam beberapa mata anggaran, seperti:
1) belanja barang dalam negara
2) belanja barang luar negeri
a. Klasifikasi fungsional
Klasifikasi fungsional dilakukan untuk menghilangkan adanya overlapping
(tumpang tindih) antartugas masing-masing departemen/lembaga negara. Dalam
klasifikasi ini semua tugas pemerintah dikelompokkan ke dalam beberapa sektor,
dari beberapa sektor dibagi lagi ke dalam beberapa sub sektor, dan dari beberapa
10
sub sektor dibagi lagi ke dalam beberapa program. Contoh rincian belanja
rutin/pembangunan yang dikelompokkan berdasarkan fungsi adalah sebagai
berikut: a. Subsektor pertanian
1) Program intensifikasi pertanian
2) Program penyuluhan pertanian
b. Subsektor pengairan
1) Program irigasi
2) Program pembangunan DAS (daerah aliran sungai).
3) Klasifikasi Ekonomi
Klasifikasi ekonomi dibuat dengan tujuan agar anggaran yang disusun
menggambarkan secara jelas kebijaksanaan pemerintah dalam bidang ekonomi.
Jika dilaksanakan anggaran yang mengalokasikan biaya bersifat ekonomi dan
nonekonomis. Dengan adanya kedua sifat alokasi biaya ini, akan menyebabkan
adanya perbedaan dalam klasifikasi ekonomi yang menggambarkan kebijakan
pemerintah sebagai berikut. 1) Pengaturan pengeluaran rutin bersifat konsumtif,
seperti pengeluaran untuk belanja pegawai, pensiun, veteran, dan sosial. 2)
Pengaturan pengeluaran pembangunan, seperti pembangunan infrastruktur.
4) Klasifikasi performance
Klasifikasi performance merupakan bentuk perwujudan sistem anggaran
yang menitikberatkan pada unsur pengendalian anggaran (manajemen kontrol)
yang dilaksanakan secara efektif dan efisien serta ditetapkannya suatu standar
untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan.
5) Klasifikasi program
Klasifikasi program ini merupakan alat untuk menghubungkan antara
langkah-langkah yang akan ditempuh dengan tujuan yang hendak dicapai.
Pelaksanaan klasifikasi program di negara kita dijumpai dalam anggaran belanja
rutin pembangunan dengan menggunakan daftar isian kegiatan (DIK) dan daftar
isian proyek (DIP). Dalam DIK dan DIP tersebut dirinci mengenai pengeluaran
dengan ditentukan alokasi serta menyebutkan sumber pembiayaan. Untuk
pelaksanaan DIP dilakukan dengan cara mengelompokkan jenis-jenis pengeluaran
ke dalam proyek-proyek dan dikelompokkan ke dalam program, kemudian
program-program ini dihimpun menjadi subsektor, dari subsektor dihimpun
menjadi sektor, dan dari sektor dihimpun lagi ke dalam bidang.
Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah;
1. Tujuan dan target yang hendak dicapai
2. Ketersediaan sumber daya (factor-faktor produksi yang dimiliki
pemerintahan).
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target.
11
4. Faktor-faktor lain yang memengaruhi anggaran, seperti: munculnha peraturan
pemerintah yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana
alam, dan sebagainya.
Pengelolaan keuangan public melibatkan beberapa aspek, yaitu: aspek
penganggaran, aspek akuntansi, aspek pengendalian, dan aspek auditing. Aspek
penganggaran mengantisipasi pendapatan belanja, sedangkan aspek akuntansi
terkait dengan proses mencatat, mengolah, dan melaporkan segala aktivitas
penerimaan dan pengeluaran atas dana pada saatanggaran dilaksanakan.
12
Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran.
Tahap persiapan, ratifikasi dan implementasi anggaran terkait dengan aspek
operasional anggaran. Sedangkan, tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek
akuntabilitas. Jika tahap implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan
sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting
and evaluation tidak akan menemui banyak masalah.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
15