Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik”

Di Susun Oleh :

Kelompok II (Dua)

M. ARJUN : (90400121037)

RIHHADATUL RIPDHA : (90400121050)

PUTRI NURHIKMA.H : (90400121066)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, kami sebagai
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema “Sistem Pengendalian Manajemen
Sektor Publik tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Akuntansi
Sektor Publik”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu.
Kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, dan pada intinya untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang dibahas dalam makalah ini, sehingga dimasa yang
akan datang akan lebih baik lagi.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

Makassar, 13 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1


1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
1.3. Tujuan .................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 4
2.1 Pengertian dari Sistem Pengendalian manjemen Sektor Publik ........................................ 4
2.2 Tipe Pengendalian Manajemen Sector Public .................................................................. 5
2.3 Struktur Pengendalian Manajemen Sector Public ............................................................. 6
2.4 Proses Pengendalian Manajemen Sector Public ............................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 13


3.1 KESIMPULAN ......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu agenda reformasi di Indonesia adalah mewujudkan tata Kelola pemerintahan
yang baik (good govermance). Menurut Triyono (2007) dalam Evayanti (2009), prinsip-
prinsip pemerintah yang baik meliputi: (1) akuntabilitas (accountability) yang diartikan
sebagai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya; (2) ketebukaan dan
transparansi (openness and transparency) dalam arti masyarakat tidak hanya dapat
mengakses suatu kebijakan tetapi juga ikut berperan dalam proses perumusannya; (3)
ketaatan pada hukum, dalam arti seluruh kegiatan didasarkan pada aturan hukum yang
berlaku dan aturan hukum tersebut dilaksanakan secara adil dan konsisten; dan (4)
partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pemerintahan umum dan pembangunan.

Setiap organisasi public maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk
mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam bentuk
program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan system pengendalian manajemen
untuk memberikan jaminan dilaksankannya strategi organisasi secara efektif dan efisien
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Dengan tercapainya sebuah tujuan, manjemen
organisasi dapat mengukur bagaimana kinerjanya selama proses hingga tujuan itu dapat
tercapai dan dapat menilai apakah manajemen itu sudah bekerja dengan baik. Dalam hal
ini tujuan dari akuntansi sector public tidak untuk mencari keuntungan melainkan
pelayanan terhadap masyarakat.

Pengendalian manajemen meliputi beberapaa aktifitas. Yaitu : (1) perencanaan, (2)


koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi, (3) komunikasi informasi, (4)
pengambilan keputusan, (5) memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku
sesuai dengan tujuan organisasi, (6) pengendalian, dan (7) penilaian kerja.

Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena
adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses
pengendalian Manajemen.

Sistem pengendalian manajemen sector public berfokus pada bagaimana melaksanakan


strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat terwujud.
Sistem pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan perangkat yang lain

1
berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manjemen yang
digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung.

Selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari instansi pemerintah dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan secara objektif. Pengukuran
kinerja suatu instansi hanya lebih ditekankan kepada kemampuan instansi tersebut dalam
meyerap anggaran. Suatu instansi tersebut dikatakan berhasil melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya apabila dapat menyerap serratus persen anggaran pemerintah, walaupun
hasil maupun dampak dari pelaksanaan program tersebut masih jauh dibawah standart.
Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah, maka seluruh
aktivitas instansi tersebut harus dapat diukur, dan pengukuran tersebut tidak semata-mata
kepada input (masukan) dari program akan tetapi lebih ditekankan pada keluaran, proses,
manfaat, dan dampak.

Melalui pengukuran kinerja, keberhasilan suatu instansi pemerintah akan lebih dilihat
dari kemampuan instansi tersebut, berdasarkan sumber daya yang dikelolanya sesuai
dengan rencana yang telah disusun. Laporan akuntanbilitas dan kinerja instansi penetintah
(LAKIP) juga berlaku bagi dinas-dinas yang ada didaerah dalam mengemban tugas pokok
dan fungsinya, sehingga diharapkan dinas-dinas tersebut dapat melaksanakan setiap
kegiatannya sesuai yang direncanakan sebagai perwujudan kewajiban untuk
mempertanggung jawabkan keberhasilan maupun kegagalan dari pelaksanaan visi, misi,
dan strategi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan. Untuk
mencapai tujuan organisasi diperlukan sistem pengendalian manjemen organisasi sector
publik. Salah satu upaya mereformasi sistem pengendalian manjemen pada sistem
keuangan negara (daerah) pada era otonomi daerah adalah di perkenalkannya konsep pusat
pertanggung jawaban.

Struktur organisasi harus sesuai dengan desain system pengend (Prof. Dr . Abdul
Halim. M.B.A., 2014)alian manjemen, karena system pengendalian manajemen berfokus
pada unit-unit organisasi sebagai pusat pertanggung jawaban. Pusat-pusat pertanggung
jawaban tersebut merupakan basis perencanaan, dan penilaian kerja.

2
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan terlebih dahulu, maka
penulis mengemukakan pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari sistem pengendalian manajemen sector publik?


2. Bagaimana tipe pengendalian manajemen sector public?
3. Bagaimana struktur pengendalian manajemen sector public ?
4. Bagaimana proses pengendalian manajemen sector public ?

1.3. Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem pengendalian manajemen sector publik?


2. Untuk mengetahui tipe pengendalian manajemen sector public?
3. Untuk mengetahui struktur pengendalian manajemen sector public ?
4. Untuk mengetahui proses pengendalian manajemen sector public ?

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Sistem Pengendalian manjemen Sektor Publik

Sistem pengendalian manajemen merupakan suatu proses untuk menentukan suatu


sasaran agar seluruh fungsi dapat melaksanakan sesuai dengan fungsinya. Pengendalian
manajemen merupakan keharusan dalam suatu organisasi yang mempraktikkan
desentralisasi. Salah satu pandangan bahwa sistem pengendalian manajemen harus
sesuai dengan strategi organisasi. Maksud dari sistem pengendalian manajemen
menurut Robert N. Anthony dan John Dearden management control system
(Homewood: Illinois, Richard D. Irwin, Inc., 1984) dalam Ayuningtyas (2006) adalah
sebagai berikut.
Sistem pengendalian manajemen adalah struktur dan proses sistematis yang
terorganisir yang digunakan oleh manajemen untuk memastikan bahwa pelaksaan
kegiatan operasi organisasi sesuai dengan strategi dan kebijakan organisasi.

Pengendalian manajemen menurut Halim, dkk. (2003:8) adalah sebagai berikut.

Pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer memengaruhi


anggotanya untuk melaksanakan strategi organisasi.

Menurut Horngren, dkk (2006) mendefinisasikan sistem pengendalian


manajemen sebagai berikut :

“Management control system is mean of gathering data to aid and coordinate the
process of making decisions throught the organization”.

Menurut Anthony dan Govindarajan yang diterjemahkan oleh F.X. Kurniawan


(2005) adalah sebagai berikut:

“Sistem pengendalian manjemen adalah sistem yang digunakan oleh manajemen


untuk mengendalikan aktivitas suatu organisasi “.

Pengendalian mengukur pelaksanaan kerja atau prestasi dengan membandingkan


terhadap rencana dan tujuan. Meskipun perencanaan dilakukan terlebih dahulu, tetapi
tidak akan berhasil dengan sendirinya, tanpa bantuan dari pengendalian manajemen.

4
Rencana membimbing pimpinan yang memakai sumber-sumber untuk mencapai
tujuan, sedangkan pengendalian memonitor kegiatan untuk menentukan apakah sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.

Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengendalian manjemen sector publik adalah
beberapa bentuk kegiatan perencanaan dan pengendalian kegiatan yang terjadi pada
suatu organisasi. Dimana sector pengendalian manjemen sector public berfokus pada
bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai. Yang mana sistem pengendalian tersebut di dukung dengan
perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian
manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya manusia dan lingkungan yang
mendukung.

Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian manajemen,


karena sistem pengendalian berfokus pada unit-unit organisasi sebagai pusat
pertanggung jawaban. Pusat-pusat pertanggung jawaban tersebut merupakan basis
perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja.

Fungsi pengendalian manjemen meliputi :

1. Perencanaan
2. Koordinasi
3. Komunikasi informasi
4. Pengambilan Keputusan
5. Memotivasi orang-orang dalam Organisasi
6. Pengendalian
7. Penilaian Kerja

2.2 Tipe Pengendalian Manajemen Sector Public

Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Pengendalian preventif (preventive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen


terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan stratejik yang dijabarkan dalam
bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (operational control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan

5
melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan
perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi
kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja Yang telah ditetapkan.

2.3 Struktur Pengendalian Manajemen Sector Public

Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik.
Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban
(responsibility center). Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh
manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya. Suatu organisasi juga dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut pusat
pertanggung jawaban, yakni suatu unit yang membwahi suatu tugas tertentu. Unit organisasi
ini dikepalai oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang di
bebankan kepadanya. Pusat pertanggungjwaban menurut Rober N. Anthony dan John
Dearden dalam Management Control System (Homewood: Illionis, Richard D. Irwin, Inc.,
1984) dalam ayuningtyas (2006) adalah sebagai berikut.

Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manjer
yang mempunyai wewenang untuk melakukan Tindakan-tindakan tertentu dalam
rangka melaksankan Sebagian kegiatan-kegiatan organisasi yang menjadi tanggung
jawabnya.

Adanya suatu pusat pertanggungjawaban adalah untuk memenuhi satu atau beberapa
tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak. Adapun tujuan dibuatnya pusat-pusat
pertanggungjawaban menurut mardiasmo (2009) adalah:

1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya.
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3. Memfalitasi terbentuknya goal congruence
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien; dan
7. Sebagai alat pengendalian anggaran.

6
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan
hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang
dihasilkan dan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan jumlah sumber daya yang
digunakan, sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.

Konsep pusat pertanggungjawaban merupakan wujud dari model pengambilan


keputusan secara terdesentralisasi. Organisasi yang di bagi ke dalam pusat-pusat
pertanggungjawaban akan memengaruhi sistem akuntansi yang diterapkan.

Sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil


yang dicapai setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang di butuhkan para
manjer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Secara garis besar pusat
pertanggungjawaban pada organisasi sector public dibedakan menjadi empat oleh mardiasmo
(2009) adalah sebagai berikur.

1. Pusat biaya
Pusat biaya merupakan pusat pertanggungjawaban yang presentasi manajer dinilai
berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan suatu unit organisasi disebut suatu pusat
biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan (bukan
nilai output yang dihasilkan). Pusat biaya banyak dijumpai pada sector public
karena output yang dihasilkan sering kali ada akan tetapi tidak dapat diukur atau
hanya secara fisik tidak dalam rupiahnya. Contoh pusat biaya adalah departemen
produksi, dinas social, dan dinas pekerjaan umum.
2. Pusat pendapatan (revenue centre)
Pusat pendapatan merupakan pertanggung jawaban dimana pimpinannya
bertanggung jawab atas pendapatan. Bertanggungjawab artinya mempunyai
kewenangan atas hal-hal yang dapat meningkatkan pendapatan, seperti menentukan
harga jual dan biaya-biaya yang secara tidak langsung bisa relevan atau tidak sama
sekali.
3. Pusat laba (profit center)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang membandingkan input (expense)
dengan output (revenue) dalam satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan
laba yang dihasilkan. Contoh: BUMN dan BUMD, objek pariwisata milik PEMDA,
bandara, dan Pelabuhan.

7
4. Pusat investasi (investment centre)
Yaitu pusat pertanggung jawaban yang kinerja pimpinannya dinilai dari
prestasinya memanfaatkan asset perusahaan, sehingga menghasilkan pendapatan
atau laba yang maksimal bagi perusahaan.
Kewenangan pusat investasi menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas
pendapatan dan biaya) serta mengelola asset yang dipergunakan untuk memperoleh
laba. Pusat investasi prestasinya diukur berdasarkan perbandingan antara laba yang
diperoleh dengan asset (investasi) yang dipergunakan.
Bentuk pusat investasi adalah kantor pusat perusahaan atau unit bisnis strategis
maupun divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam menentukan
keputusan operasi yang tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga (besarnya) dan
tipe (jenis) investasi.

2.4 Proses Pengendalian Manajemen Sector Public

Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat


dilakukan dengan cara komunikasi formal dan informal. Saluran komunikasi formal
terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang terdiri dari: (1) perumusan
strategi (2) perencanaan strategi (3) penganggaran, dan (4) penilaian/evaluasi
kinerja. Saluran informasi dapat dilakukan dengan komunikasi langsung yaitu
pertemuan informal, diskusi dll.
Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat
dilakukan dengan cara komunikasi formal dan informal. Saluran komunikasi formal
terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang terdiri dari : (1) perumusan
strategi (2) perencanaan strategi (3) penganggaran, dan (4) penilaian/evaluasi
kinerja. Saluran informasi dapat dilakukan dengan komunikasi langsung yaitu
pertemuan informal, diskusi dll.
Proses pengendalian manjemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
mengunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal terdiri
dari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi: 1) perumusan strategi (strategy
formulation), 2) perencanaan strategi (stategic planning), 3) penganggaran, 4) operasional
(pelaksanaan anggaran), dan 5) evaluasi kinerja. Saluran komunikasi informal dapat dilakukan
melalui komunikasi tujuan organisasi dengan tujuan personal.

8
Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikan dalam
dua kelompok, yaitu faktor pengendalian formal dan faktor informal. Fartor pengendalian
formal misalnya adalah sistem pengedalian manajemen, sistem aturan (rules of the game), dan
reward & punishment system. Sementara itu faktor informal terdiri atas faktor eksternal dan
internal. Faktor pengendalian informal yang bersifat eksternal, misalnya etos kerja dan loyalitas
karyawan, sedangkan yang bersifat internal misalnya: kultur organisasi langsung, pertemuan
informal, diskusi, atau melalui metode management by walking aroud.6 Sistem pengendalian
manjemen hendaknya dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan adanya goal congruence,
yaitu keslaran antara (organitation culture), gaya manajemen (management style), dan gaya
komunikasi (communication style).

Perumusan strategi (strategy formulation)

Perumusan strategi adalah proses penentuan visi misi, tujuan, sasaran, target (auto
come), arah dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan
tanggung jawab manajemen puncak (top management). Perumusan strategi dapat bersifat tidak
sistematis dan tidak harus kaku.

Perumusan strategi yang dihasilkan dari proses perumusan strategi merupakan strategi
global (makro) atau dalam perusahaan disebut corporate level strategy. Setretegi makro
tersebut kemudian dijabarkan (break down) menjadi strategi lebih mikro dan dalam bentuk
programprogram, kegiatan atau proyek.

Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan


organisasi. Salah satu metode penentuan strategi adalah dengan menggunakan analisis SWOT
(streugth, weakness, opportunity, theat). Analisis SWOT dikembangkan dengan menganaisis
faktor internal organisasi yang menjadi kekuatan dan kelemaha organisasi (carecompetensi)
dan memperhitung faktor internal perhitungan eksternal berupa ancaman dan peluang.
Berdasarkan analisis SWOT tersebut, organisasi dapat menentukan strategi terbaik untuk
mencapai tujuan organisasi.

Olsen dan Eadie (1982) menyatakan bahwa proses perumusan strategi terdiri atas lima
komponen dasar, yaitu :

a. Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen
eksekutif organisasi dan memberikan kerangka pengembangan strategi serta target
yang di capai.

9
b. Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengindetifikasian dan pengukuran
(assessment) faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang
harus di pertimbangkan pada saat merumuskan strategi organisasi.

c. Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan strategi.

d. Perumusan, evaluasi dan memilih strategi. e. Implementasi dan pengendalian


perencaan strategi.

Sementara itu Bryson (1995) membuat model lima langkah untuk memfasilitasi untuk
perumusan strategi, yaitu :

1. Memulai dan menyetuji proses perencanaan strategi.

2. Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi7

3. Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi

4. Menilai lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)

5. Menilai lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)

Perencanaan strategi (strategic planning)

Sistem pengendalian manajemen diawalai dari perencanaan strategi (strategic planning).


Perencaaan strategi adalah proses pentuan program-program, aktivitas, atau proyek yang akan
dilaksankan oleh suatu organisasi dan penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan di
butuhkan.

Perbedaannya dengan perumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan proses


untuk menentukan strategi, sedangan perencanaan strategi adalah proses menentukan
bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil perencanaan strategi berupa rencana-
rencana strategi. Perencanaan strategi merupakan proses menuruntkan strategi dalam bentuk
programprogram.

Manfaat perencanaan strategi bagi organisasi

Perencanaan strategi sangat penting bagi organisasi manfaat perencanaan strategi bagi
organisasi, antara lain :

10
1. Sebagai sarana untuk menfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif, 2. Sebagai
sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanan strategi yang telah ditetapkan,

3. Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal
(efektif dan efisien),

4. Sebagai kerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term action), 5.
Sebagi sarana bagi manjemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih
jelas dan

6. Sebagaia alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi.

Tujuan utama perencanaan strategi adalah untuk meningkatkan komunikasi antara


manjemen pusat dengan manjer level bawahnya. Adanya komunikasi ini akan memungkinkan
terjadi persetujuan anata manajer puncak dengan manjer level bawah mengenai strategi terbaik
untuk mencapai tujuan organisasi yang tetapakan. Hal ini akan mendorong terwujudnya goal
congruence.

Mengubah perencanaan strategi menjadi tindakan nyata

Perencanaan strategi bukan merupakan hasil akhir yang final. Perencanaan strategi
perlu ditranslasikan dalam betuk tindakan-tindakan konkrit. Maka dari itu, perencanna strategi
harus didukung oleh hal-hal berikut:

1. Struktur pendukung, baik secara majerial maupun political will8

2. Proses dan praktik implementasi di lapangan

3. Kultur organisasi

Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Oleh karena itu,
perlu dilakukan restruksisasi dan reorganisasi (institutional reform) agar selaras dengan strategi
dan desain sistem pengendalian manajemen. Restruksisasi tersebut didasarkan pada prinsip:

1. Perubahan struktur organisasi hendaknya dapat meningkatkan kapasitas untuk


mencapai strategi yang efektif.

2. Pimpinan eksekutif bertanggung jawab untuk melaksanakan strategi dan arahan


kebijakan hingga level bawah.

3. Dewan pertanggungjawaban secara koilektif untuk merencanakan strategi, kebijakan


dan otoritasi alokasi sumber daya dan menilai kinerja manajemen (eksekurtif).
11
Perencanaan strategi tidakakan efektif jika prosedu dan sistem pengendalian tidak
sesuai dengan strategi. Harus dan kenjelasan wewenang dan tanggungjawab, pendelegasian
wewenang dan tugas. Selain itu harus didukung dengan adanya regulasi keuangan,
pengendalian personal, dan manajemen kompensasi yang jelas dan fair.

Pengangaran

Tahap penganggaran dalam proses pengedalian manajemen sektor publik merupakan


tahap dominan. Proses penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki karakteristik yang
agak berbeda dengan penganggaran pada sekor swasta. Perbedaan tersebut terutama adalah
adanya pengaruh politik dalam proses penganggaran.

Penilaian kinerja

Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses dipengendalian manajemen, yang
merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat
pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakuakan dengan cara
menciptakan mekanisme reward & punishment. Sistem pemberian penghargaan (reward) dan
hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu : 1) perencanaan,


2)koordinasi, 3) komunikasi informasi, 4) pengambilan keputusan, 5)memotivas,
6)pengendalian, 7)penilaian kinerja. Akuntansi manajemen sektor publik memegang peran
kunci sebgai penyediaan informasi bagi manajer untuk perencanaan dan pengendalian.
Prose pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal. Sistem pengendalian
manajemen suatu organisasi dirancang untuk mempengaruhi orang-orang tersebut agar
berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi. Sistem pengendalian manajemen harus
didukung dengan struktur organisasi yang baik.

Pusat pertanggung jawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas pertanggung jawaban yang dipimpinnya. Tanggung
jawab manajer pusat pertanggung jawaban adalah untuk menciptakan hubungan yang
optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang dihasilkan dengan
target kinerja. Tiaptipa pengtangung jawaban bertugas untuk melaksankan tugas atau
aktivitas tertentu dan penggabungan program-program dari tiap-tiap pusat pertanggung
jawaban tersebut seharusnya mendukung program pusat pertanggung jawaban pada level
yang lebih tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai.

13
DAFTAR PUSTAKA

Annisa Mulia Aghsya, R. S. (2021). Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen. JAK, 137-
146.

Ayuningtyas, S. (2006). "Efisiensi dan keefektifan Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban


Sebagai alat Pengendalian dan evaluasi Kinerja Manajemen". Skripsi S1.

Bastian, I. (2010). Akuntansi sektor Publik Suatu Pengantar (3rd ed). Jakarta: Erlangga.

By skripsi tesis. (2018, 9 10). Diambil kembali dari idtesis.com:


http://idtesis.com/pembahasan-lengkap-teori-sistem-pengendalian-manajemen-
menurut-para-ahli-dan-contoh-tesis-sistem-pengendalian-manajemen/

Catherine Prasetya, W. P. (2019). PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN


DARI PERSPEKTIF LEVERS OF CONTROL DALAM MENINGKATKAN
KINERJA ORGANISASI PADA NET, BIRO. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas
Surabaya, 857-870.

Dr. Baldric Siregar, M. C. (2015). Akuntansi Sektor Publik (akuntansi keuangan pemerintah
daerah berbasis akrual). Yogyakarta: sekolah tinggi ilmu manajemen ykpn.

Halim, A. (2004). Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

Halim, A. (2007). Akuntansi Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Mardiasmo. (2009). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Offset.

Prof. Dr . Abdul Halim. M.B.A., A. d. (2014). Teori, Konsep, dan aplikasi Akuntansi Sektor
Publik. jakarta: Salemba Empat.

Prof.Dr.Mardiasmo, M. A. (2018). AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. Yogyakarta: ANDI


(Anggota IKAPI).

Putri Ariella Belinda, N. C. (2021). Pentingnya Implementasi Akuntansi Sektor Publik Dalam
Suatu Instansi Pemerintah. Mahasiswa Akuntansi Unita, 58-77.

Reni Yustien, A. M. (2013). PENGARUH PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN


MANAJEMEN PADA RUMAH SAKIT KOTA JAMBI. Penelitian Universitas Jambi
Seri Humaniora, 98-112.

Sutomo, S. (2001). Manajemen Strategis Organisasi. KESMAS, 176-187.

14
15

Anda mungkin juga menyukai