Di Susun Oleh :
Kelompok II (Dua)
M. ARJUN : (90400121037)
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nya, kami sebagai
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema “Sistem Pengendalian Manajemen
Sektor Publik tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Akuntansi
Sektor Publik”.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu.
Kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, dan pada intinya untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan yang dibahas dalam makalah ini, sehingga dimasa yang
akan datang akan lebih baik lagi.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 4
2.1 Pengertian dari Sistem Pengendalian manjemen Sektor Publik ........................................ 4
2.2 Tipe Pengendalian Manajemen Sector Public .................................................................. 5
2.3 Struktur Pengendalian Manajemen Sector Public ............................................................. 6
2.4 Proses Pengendalian Manajemen Sector Public ............................................................... 8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu agenda reformasi di Indonesia adalah mewujudkan tata Kelola pemerintahan
yang baik (good govermance). Menurut Triyono (2007) dalam Evayanti (2009), prinsip-
prinsip pemerintah yang baik meliputi: (1) akuntabilitas (accountability) yang diartikan
sebagai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya; (2) ketebukaan dan
transparansi (openness and transparency) dalam arti masyarakat tidak hanya dapat
mengakses suatu kebijakan tetapi juga ikut berperan dalam proses perumusannya; (3)
ketaatan pada hukum, dalam arti seluruh kegiatan didasarkan pada aturan hukum yang
berlaku dan aturan hukum tersebut dilaksanakan secara adil dan konsisten; dan (4)
partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan pemerintahan umum dan pembangunan.
Setiap organisasi public maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk
mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam bentuk
program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan system pengendalian manajemen
untuk memberikan jaminan dilaksankannya strategi organisasi secara efektif dan efisien
sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Dengan tercapainya sebuah tujuan, manjemen
organisasi dapat mengukur bagaimana kinerjanya selama proses hingga tujuan itu dapat
tercapai dan dapat menilai apakah manajemen itu sudah bekerja dengan baik. Dalam hal
ini tujuan dari akuntansi sector public tidak untuk mencari keuntungan melainkan
pelayanan terhadap masyarakat.
Kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena
adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses
pengendalian Manajemen.
1
berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian manjemen yang
digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang mendukung.
Selama ini pengukuran keberhasilan maupun kegagalan dari instansi pemerintah dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan secara objektif. Pengukuran
kinerja suatu instansi hanya lebih ditekankan kepada kemampuan instansi tersebut dalam
meyerap anggaran. Suatu instansi tersebut dikatakan berhasil melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya apabila dapat menyerap serratus persen anggaran pemerintah, walaupun
hasil maupun dampak dari pelaksanaan program tersebut masih jauh dibawah standart.
Untuk dapat mengetahui tingkat keberhasilan suatu instansi pemerintah, maka seluruh
aktivitas instansi tersebut harus dapat diukur, dan pengukuran tersebut tidak semata-mata
kepada input (masukan) dari program akan tetapi lebih ditekankan pada keluaran, proses,
manfaat, dan dampak.
Melalui pengukuran kinerja, keberhasilan suatu instansi pemerintah akan lebih dilihat
dari kemampuan instansi tersebut, berdasarkan sumber daya yang dikelolanya sesuai
dengan rencana yang telah disusun. Laporan akuntanbilitas dan kinerja instansi penetintah
(LAKIP) juga berlaku bagi dinas-dinas yang ada didaerah dalam mengemban tugas pokok
dan fungsinya, sehingga diharapkan dinas-dinas tersebut dapat melaksanakan setiap
kegiatannya sesuai yang direncanakan sebagai perwujudan kewajiban untuk
mempertanggung jawabkan keberhasilan maupun kegagalan dari pelaksanaan visi, misi,
dan strategi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan. Untuk
mencapai tujuan organisasi diperlukan sistem pengendalian manjemen organisasi sector
publik. Salah satu upaya mereformasi sistem pengendalian manjemen pada sistem
keuangan negara (daerah) pada era otonomi daerah adalah di perkenalkannya konsep pusat
pertanggung jawaban.
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain system pengend (Prof. Dr . Abdul
Halim. M.B.A., 2014)alian manjemen, karena system pengendalian manajemen berfokus
pada unit-unit organisasi sebagai pusat pertanggung jawaban. Pusat-pusat pertanggung
jawaban tersebut merupakan basis perencanaan, dan penilaian kerja.
2
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan terlebih dahulu, maka
penulis mengemukakan pokok permasalahan sebagai berikut:
1.3. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah :
3
BAB II
PEMBAHASAN
“Management control system is mean of gathering data to aid and coordinate the
process of making decisions throught the organization”.
4
Rencana membimbing pimpinan yang memakai sumber-sumber untuk mencapai
tujuan, sedangkan pengendalian memonitor kegiatan untuk menentukan apakah sesuai
dengan rencana yang telah ditetapkan.
Jadi dapat kita simpulkan bahwa pengendalian manjemen sector publik adalah
beberapa bentuk kegiatan perencanaan dan pengendalian kegiatan yang terjadi pada
suatu organisasi. Dimana sector pengendalian manjemen sector public berfokus pada
bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai. Yang mana sistem pengendalian tersebut di dukung dengan
perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian
manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya manusia dan lingkungan yang
mendukung.
1. Perencanaan
2. Koordinasi
3. Komunikasi informasi
4. Pengambilan Keputusan
5. Memotivasi orang-orang dalam Organisasi
6. Pengendalian
7. Penilaian Kerja
5
melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan
perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi
kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja Yang telah ditetapkan.
Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang baik.
Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat pertanggungjawaban
(responsibility center). Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh
manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas pusat pertanggungjawaban yang
dipimpinnya. Suatu organisasi juga dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut pusat
pertanggung jawaban, yakni suatu unit yang membwahi suatu tugas tertentu. Unit organisasi
ini dikepalai oleh seorang manajer yang bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang di
bebankan kepadanya. Pusat pertanggungjwaban menurut Rober N. Anthony dan John
Dearden dalam Management Control System (Homewood: Illionis, Richard D. Irwin, Inc.,
1984) dalam ayuningtyas (2006) adalah sebagai berikut.
Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manjer
yang mempunyai wewenang untuk melakukan Tindakan-tindakan tertentu dalam
rangka melaksankan Sebagian kegiatan-kegiatan organisasi yang menjadi tanggung
jawabnya.
Adanya suatu pusat pertanggungjawaban adalah untuk memenuhi satu atau beberapa
tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen puncak. Adapun tujuan dibuatnya pusat-pusat
pertanggungjawaban menurut mardiasmo (2009) adalah:
1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya.
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi
3. Memfalitasi terbentuknya goal congruence
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien; dan
7. Sebagai alat pengendalian anggaran.
6
Tanggung jawab manajer pusat pertanggungjawaban adalah untuk menciptakan
hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang
dihasilkan dan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan jumlah sumber daya yang
digunakan, sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang dihasilkan.
1. Pusat biaya
Pusat biaya merupakan pusat pertanggungjawaban yang presentasi manajer dinilai
berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan suatu unit organisasi disebut suatu pusat
biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah digunakan (bukan
nilai output yang dihasilkan). Pusat biaya banyak dijumpai pada sector public
karena output yang dihasilkan sering kali ada akan tetapi tidak dapat diukur atau
hanya secara fisik tidak dalam rupiahnya. Contoh pusat biaya adalah departemen
produksi, dinas social, dan dinas pekerjaan umum.
2. Pusat pendapatan (revenue centre)
Pusat pendapatan merupakan pertanggung jawaban dimana pimpinannya
bertanggung jawab atas pendapatan. Bertanggungjawab artinya mempunyai
kewenangan atas hal-hal yang dapat meningkatkan pendapatan, seperti menentukan
harga jual dan biaya-biaya yang secara tidak langsung bisa relevan atau tidak sama
sekali.
3. Pusat laba (profit center)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang membandingkan input (expense)
dengan output (revenue) dalam satuan moneter. Kinerja manajer dinilai berdasarkan
laba yang dihasilkan. Contoh: BUMN dan BUMD, objek pariwisata milik PEMDA,
bandara, dan Pelabuhan.
7
4. Pusat investasi (investment centre)
Yaitu pusat pertanggung jawaban yang kinerja pimpinannya dinilai dari
prestasinya memanfaatkan asset perusahaan, sehingga menghasilkan pendapatan
atau laba yang maksimal bagi perusahaan.
Kewenangan pusat investasi menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas
pendapatan dan biaya) serta mengelola asset yang dipergunakan untuk memperoleh
laba. Pusat investasi prestasinya diukur berdasarkan perbandingan antara laba yang
diperoleh dengan asset (investasi) yang dipergunakan.
Bentuk pusat investasi adalah kantor pusat perusahaan atau unit bisnis strategis
maupun divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam menentukan
keputusan operasi yang tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga (besarnya) dan
tipe (jenis) investasi.
8
Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikan dalam
dua kelompok, yaitu faktor pengendalian formal dan faktor informal. Fartor pengendalian
formal misalnya adalah sistem pengedalian manajemen, sistem aturan (rules of the game), dan
reward & punishment system. Sementara itu faktor informal terdiri atas faktor eksternal dan
internal. Faktor pengendalian informal yang bersifat eksternal, misalnya etos kerja dan loyalitas
karyawan, sedangkan yang bersifat internal misalnya: kultur organisasi langsung, pertemuan
informal, diskusi, atau melalui metode management by walking aroud.6 Sistem pengendalian
manjemen hendaknya dapat menjadi jembatan dalam mewujudkan adanya goal congruence,
yaitu keslaran antara (organitation culture), gaya manajemen (management style), dan gaya
komunikasi (communication style).
Perumusan strategi adalah proses penentuan visi misi, tujuan, sasaran, target (auto
come), arah dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan tugas dan
tanggung jawab manajemen puncak (top management). Perumusan strategi dapat bersifat tidak
sistematis dan tidak harus kaku.
Perumusan strategi yang dihasilkan dari proses perumusan strategi merupakan strategi
global (makro) atau dalam perusahaan disebut corporate level strategy. Setretegi makro
tersebut kemudian dijabarkan (break down) menjadi strategi lebih mikro dan dalam bentuk
programprogram, kegiatan atau proyek.
Olsen dan Eadie (1982) menyatakan bahwa proses perumusan strategi terdiri atas lima
komponen dasar, yaitu :
a. Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh manajemen
eksekutif organisasi dan memberikan kerangka pengembangan strategi serta target
yang di capai.
9
b. Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengindetifikasian dan pengukuran
(assessment) faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan terjadi dan kondisi yang
harus di pertimbangkan pada saat merumuskan strategi organisasi.
c. Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan strategi.
Sementara itu Bryson (1995) membuat model lima langkah untuk memfasilitasi untuk
perumusan strategi, yaitu :
Perencanaan strategi sangat penting bagi organisasi manfaat perencanaan strategi bagi
organisasi, antara lain :
10
1. Sebagai sarana untuk menfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif, 2. Sebagai
sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanan strategi yang telah ditetapkan,
3. Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya yang optimal
(efektif dan efisien),
4. Sebagai kerangka untuk pelaksanaan tindakan jangka pendek (short term action), 5.
Sebagi sarana bagi manjemen untuk dapat memahami strategi organisasi secara lebih
jelas dan
Perencanaan strategi bukan merupakan hasil akhir yang final. Perencanaan strategi
perlu ditranslasikan dalam betuk tindakan-tindakan konkrit. Maka dari itu, perencanna strategi
harus didukung oleh hal-hal berikut:
3. Kultur organisasi
Struktur organisasi hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi. Oleh karena itu,
perlu dilakukan restruksisasi dan reorganisasi (institutional reform) agar selaras dengan strategi
dan desain sistem pengendalian manajemen. Restruksisasi tersebut didasarkan pada prinsip:
Pengangaran
Penilaian kinerja
Penilaian kinerja adalah tahap akhir dari proses dipengendalian manajemen, yang
merupakan bagian dari proses pengendalian manajemen yang dapat digunakan sebagai alat
pengendalian manajemen melalui sistem penilaian kinerja dilakuakan dengan cara
menciptakan mekanisme reward & punishment. Sistem pemberian penghargaan (reward) dan
hukuman (punishment) digunakan sebagai pendorong bagi pencapaian strategi.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pusat pertanggung jawaban adalah unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang
bertanggung jawab terhadap aktivitas pertanggung jawaban yang dipimpinnya. Tanggung
jawab manajer pusat pertanggung jawaban adalah untuk menciptakan hubungan yang
optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output yang dihasilkan dengan
target kinerja. Tiaptipa pengtangung jawaban bertugas untuk melaksankan tugas atau
aktivitas tertentu dan penggabungan program-program dari tiap-tiap pusat pertanggung
jawaban tersebut seharusnya mendukung program pusat pertanggung jawaban pada level
yang lebih tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai.
13
DAFTAR PUSTAKA
Annisa Mulia Aghsya, R. S. (2021). Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen. JAK, 137-
146.
Bastian, I. (2010). Akuntansi sektor Publik Suatu Pengantar (3rd ed). Jakarta: Erlangga.
Dr. Baldric Siregar, M. C. (2015). Akuntansi Sektor Publik (akuntansi keuangan pemerintah
daerah berbasis akrual). Yogyakarta: sekolah tinggi ilmu manajemen ykpn.
Prof. Dr . Abdul Halim. M.B.A., A. d. (2014). Teori, Konsep, dan aplikasi Akuntansi Sektor
Publik. jakarta: Salemba Empat.
Putri Ariella Belinda, N. C. (2021). Pentingnya Implementasi Akuntansi Sektor Publik Dalam
Suatu Instansi Pemerintah. Mahasiswa Akuntansi Unita, 58-77.
14
15