Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR


PUBLIK
Dosen Pengampuh : Nur Nahdiyah, S.E,M.Ak

Disusun Oleh :

Kelompok 6

Muhammad Raihan Irsan Syam 2120203862201053


Syafina Syarif 2120203862201058
Rahmadana 2120203862201085
Inayah Fauziah 2120203862201056

PRODI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PAREPARE

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt. yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bias menyelesaikan
makalah mata kuliah “Akuntansi Sektor Publik”.
Shalawat serta salam kita junjungkan kepada Nabi besar kita Nabi
Muhammad Saw. yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan satu diantara tugas mata kuliah Akuntansi Sektor
Publik di program studi Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah pada Institut
Agama Islam Negeri Parepare.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Ibu Nur Nahdiyah, S.E,M.Ak selaku dosen pengampuh mata kuliah Akuntansi
Sektor Publik dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Parepare, 17 November 2023

Kelompok 6
DAFTAR ISI

SAMPUL……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………...
DAFTAR ISI………………………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………..
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………
2.1. Rumusan Masalah ………………………………………………...
3.1. Tujuan Masalah …………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………
2.1. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik ……...
2.2. Fungsi Sistem Pengndalian Manajemen Sektor Publik …………...
2.3. Tipe Pengendalian Manajemen Sektor Publik …………………….
2.4. Struktur Pengendalian Manajemen Sektor Publik …………………
2.5. Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik …………………...
BAB III PENUTUP…………………………………………………………..
3.1. KESIMPULAN ……………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak
dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang
dijabarkan dalam bentuk programprogram atau aktivitas. Organisasi memerlukan
sistem pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya
strategi organisasi secara efektif dan efisisen sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Dengan tercapainya sebuah tujuan, manajemen organisasi dapat
mengukur bagaimana kinerjanya selama proses hinggga tujuan itu dapat tercapai
dan dapat menilai apakah manajemen itu sudah bekerja dengan baik. Dalam hal
ini tujuan dari Akuntansi Sektor Publik tidak untuk mencari keuntungan
melainkam pelayanan terhadap masyarakat.
Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu: (1) Perencanaan,
(2) Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi, (3) Komunikasi informasi,
(4) Pengambilan keputusan, (5) Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar
berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi, (6) Pengendalian, (7) Penilaian kinerja. Kegagalan organisasi dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena adanya kelemahan
atau kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses pengendalian
manajemen. Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada
bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga
tujuan organisasi dapat dicapai. Sistem pengelian manajemen tersebut harus
didukung dengan perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai
dengan tipe pengendalian manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya
manusia, dan lingkungan yang mendukung.
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian
manajemen, karena sistem pengendalian manajemen berfokus pada unit-unit
organisasi sebagai pusat pertanggungjawaban tersebut merupakan basis
perencanaan, pengendalian, dan pengendalian kinerja. Manajemen sumber daya
manusia harus dilakukan sejak proses seleksi dan rekrutmen, training,
pengembangan, dan promosi hingga pemberhentian karyawan. Faktor lingkungan
meliputi kestabilan politik, ekonomi, sosial, keamanan, dan sebagainya. Kesemua
unsur tersebut hendaknya dapat mendukung pelaksanaan strategi organisasi.

2.1. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari sistem pengendalian manajemen sektor publik?
2. Apa fungsi sistem pengendalian manajemen sektor publik?
3. Bagaimana tipe pengendalian manajemen sektor publik?
4. Bagaimana struktur pengendalian manajemen sektor publik?
5. Bagaimana proses pengendalian manajemen sektor publik?

3.1. Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem pengendalian manajemen sektor
publik
2. Untuk mengetahui fungsi sistem pengendalian manajemen sektor publik
3. Untuk mengetahui tipe pengendalian manajemen sektor publik
4. Untuk mengetahui struktur pengendalian manajemen sektor publik
5. Untuk mengetahui proses pengendalian manajemen sektor publik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Sistem pengendalian manajemen sebagai sebuah sistem dalam menentukan
strategi yang diterapkan dan upaya mencapai tujuan organisasi melalui fungsi
pengendalian setiap aktivitas yang terjadi (Anthony dan Reece, 1984:824). Fokus
utama sistem pengendalian manajemen di sektor publik berkaitan dengan
bagaimana melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi. Sistem pengendalian manajemen menjadi fungsi
kritis bagi keberlangsungan pelayanan organisasi di sektor publik, karena
kegagalan penerapan pengendalian manajemen mengakibatkan kerugian dan
kondisi yang tidak kondusif bagi organisasi. Pada tahun 2002, terdapat contoh
kasus bagaimana pengendalian manajemen yang tidak memadai mengakibatkan
kerugian Arsip Nasional Amerika Serikat karena pegawai di organisasi tersebut
melakukan pencurian dokumen sejarah pada periode penciptaan tahun 1996-
1999, kemudian menjualnya pada kolektor senilai $200.000.
Pengendalian manajemen tidak hanya terbatas pada pengukuran kinerja,
tetapi juga berkaitan dengan fungsi pengawasan, penetapan standar, pemberlakuan
kode etik, termasuk upaya mendorong, memberi kesempatan, dan bertindak
memaksa bagi kepentingan terbaik organisasi. Kegiatan pengendalian manajemen
bersifat single feedback loop yang berupa upaya pengukuran kinerja,
membandingkan kinerja aktual dengan standar, dan apabila diperlukan mengambil
tindakan korektif. Pengendalian manajemen juga lebih bersifat proaktif
dibandingkan reaktif karena dirancang untuk mencegah masalah yang
memberikan efek buruk bagi organisasi. Oleh karena itu, pengendalian
manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang sesuai, manajemen
sumber daya manusia, dan lingkungan yang kondusif.
2.2. Fungsi Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik
1) Perencanaan,
2) Koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi,
3) Komunikasi informasi,
4) Pengambilan keputusan,
5) Memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan
tujuan organisasi agar perperilaku sesuai dengan tujuan organisasi,
6) Pengendalian,
7) Penilaian.

2.3. Tipe Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Tipe pegendalian dari manajemen sektor publik dapat dikategorikan menjadi
tiga kelompok yaitu;
 Pengendalian preventif (preventive control). Dalam tahap ini pengendalian
manajemen terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan stratejikyang
dijabarkan dalam bentuk program-program.
 Pengendalian operasional (operational control). Dalam tahap ini pengendalian
manajen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah
ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk
menghubungkan peerencanaan dengan pengendalian.
 Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis
evaluasi kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan.

2.4. Struktur Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi
yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat
pertanggungjawaban (responsibility centers). Pusat pertanggungjawaban adalah
unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap
aktivitas pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Suatu organisasi
merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggungjawaban. Tujuan dibuatnya
pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
 Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan
unit organisasi yang dipimpinnya;
 Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
 Memfasilitasi terbentuknya goal congruence;
 Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat;
 Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan;
 Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisisen;
 Sebagai alat pengendalian anggaran;

Tanggung jawab manajer pusat pertanggung jawaban adalah untuk


menciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan
dengan output dihasilkan, kemudian dikaitkan dengan target kinerja. input diukur
dengan jumlah sumber daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan
jumlah produk/output yang dihasilkan.

Pusat- pusat pertanggungjawaban


 Pusat biaya (expense center)
Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan biaya yang telah dikeluarkan. Suatu unit organisasi disebut sebagai
pusat biaya apabila ukuran kinerja dinilai berdasarkan biaya yang telah
digunakan (bukan nilai output yang dihasilkan.Contoh pusat biaya adalah
Departemen Produksi, Dinas Sosial, dan Dinas Pekerjaan Umum.
 Pusat pendapatan (revenue center)
Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya
dinilai berdasarkan pendapatan yang dihasilkan. Contoh pusat pendapatan
adalah Dinas Pendapatan Daerah dan Departemen Pemasaran.
 Pusat laba (profit center)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang membandingkan input
(expense) dengan out put (reveneu) dalam satuan moneter. Kinerja manajer
dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Contoh BUMN\BUMD, objek
pariwisata milik PEMDA, Bandara dan Pelabuhan.

 Pusat investa (investment center)


Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya
dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dikaitkan dengan investasi yang
ditanamakan pada pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Contoh pusat
investasi adalah Departemen Riset dan Pengembangan dan Balitbang.
Pengendalian manajemen berfokus pada pusat pertanggungajawaban
merupakan alat untuk melaksanakan strategi dan program-program yang telah
diseleksi melalui proses perencanaan strategik. Pusat-pusat
pertanggungjawaban organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam
melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran. Melalui pusat
pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat dan jika disahkan anggaran
dikomunikasikan kepada manajer level menengah, dan bawah untuk
dilaksanakan. Manajer pusat pertanggungajawaban, sebagai budget holder
memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan anggaran. Pusat
pertanggungjawaban memperoleh sumber daya input berupa tenaga kerja,
material, dan sebagainya yang dengan input tersebut diharapkan dapat
menghasilkan output dalam bentuk barang atau pelayanan pada tingkat
kuantitas dan kualitas tertentu. Idealnya, struktur pusat pertanggungjawaban
sebagai alat pengendalian anggaran sejalan dengan program atau struktur
aktivitas organisasi.

2.5. Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat
dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi formal dalam organisasi
yang meliputi:
1. Rumusan strategi (strategy formulation)
2. Perencanan strategi (strategic planning)
3. Penganggaran
4. Operasional (pelaksanaan anggaran), dan
5. Evaluasi kinerja
Saluran komunikasi informal dapat dilakukan melalui komunikasi langsung,
pertemuan informal, diskusi, atau melalui metoda management by walking
around. Sistem pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk
mempengaruhi orang-orang didalam organisasi tersebut agar berperilaku sesuai
dengan tujuan organisasi. Pengendalian organisasi dapat berupa aturan dan
prosedur birokrasi atau melalui pengendalian dan manajemen informasi yang
dirancang secara formal. Dalam tujuan organisasi setiap orang memiliki tujuan
personal (individual goal). Untuk menyikapi hal tersebut perlu adanya suatu
“jembatan” yang mampu mengantarkan organisasi mencapai tujuannnya, yaitu
tercapainya keselarasan antara individual goal dengan organization goal. Dalam
hal ini, sistem pengendalian manajemen hendaknya dapat menjadi jembatan
dalam mewujudkan adanya goal congruence, yaitu keselarasan antara tujuan
organisasi dengan tujaun personal. Faktor-faktor yang mempengaruhi goal
congruence tersebut dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu faktor
pengendalian formal dan faktor informal. Faktor pengendalian formal misalnya
adalah sistem pengendalian manajemen, sistem aturan (rules of the game), dan
reward & funishment system. Sementara itu, faktor informal terdiri atas faktor
eksternal dan internal. Faktor pengendalian informal yang bersifat eksternal
misalnya etos kerja dan loyalitas karyawan (dalam sistem pemerintahan dikenal
istilah “abdi negara dan abdi masyarakat”, sedangkan yang bersifat internal
misalnya: kultur organisasi, gaya manajemen (management style), dan gaya
komunikasi (communication style).

A. Perumusan Strategi (Strategy Formulation)


Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan, sasaran,
target (outcome), arah dan kebijakan, serta strategi organisasi. Perumusan strategi
merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen puncak (top management).
Dalam organisasi pemerintahan, perumusan straegi dilakukan oleh dewan
legislatif yang hasilnya berupa 11 Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN)
yang akan menjadi acuan bagi eksekutif dalam bertindak. Strategi yang dihasilkan
dari proses perumusan strategi merupakan strategi global (makro) atau dalam
perusahaan disebut corporate level strategy. Strategi organisasi ditetapkan untuk
memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan organisasi. Salah satu metode
penentuan strategi adalah dengan menggunakan analisis SWOT (strenght,
weakness, opportunity, threath). Berdasarkan analisis SWOT tersebut, organisasi
dapat menentukan strategi terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi
perusahaan dapat beruabah atau mengalami revisi (strategy revision), jika terdapat
lingkungan yang berubah yang dipengaruhi oleh adanya ancaman (threat) dan
kesempatan (opportunity) misalnya adanya inovasi teknologi baru, peraturan
pemerintah baru, atau perubahan lingkungan politik dan ekonomi lokal dan
global.

Analisis Analisis
Eksternal, Internal,
Ekonomi, Teknologi
Yang
Sosial, Politik, dimiliki, Sumber
Peraturan
Daya,
(regulasi), Trend global,
Teknologi baruSumber Daya Alam,
Sumber
Daya Manusia,
Infrastruktur,
dsb

Opportunity & Threat Strength & Weakness


Idenifikasi peluang dan Identifikasi kekuatan dan
ancaman Kelemahan
(competencies)

Penyesuaian Kompetensi
Dengan peluang dan

STRATEGI
Gambar 1.1 Proses perumusan strategi

Proses perumusan strategi pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi


oleh sektor swasta. Sama halnya dengn sektor swasta, tahap paling awal dari
manajemen strategic pada sektor publik adalah perencanaan. Perencanaan dimulai
dari perumusan strategi Olsen dan Eadie (1982) menyatakan proses perumusan
strategi terdiri atas lima komponen dasar, yaitu:
a. Pernyataan misi dan tujuan umum organisasi yang dirumuskan oleh
manajemen eksekutif organisasi dan memberikan kerangka pengembangan
strategi serta target yang
akan dicapai.
b. Analisis atau scanning lingkungan, terdiri dari pengidentifikasian dan
pengukuran (assessment) faktor-faktor eksternal yang sedang dan akan
terjadi dan kondisi yang harus dipertimbangkan pada saat merumuskan
strategi organisasi.
c. Profil internal dan audit sumber daya, yang mengidentifikasi dan
mengevaluasi kekuatan dan kelemahan organisasi dalam hal berbagai
faktor yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan strategik.
d. Perumusan, evaluasi, dan pemilihan strategic.
e. Implementasi dan pengendalian rencana strategic.
Gambar 1.2 Modal perumusan strategis pada organisasi sektor publik
Sementara itu, Bryson (1995) membuat model delapan langkah untuk
memfasilitasiproses perumusan strategi, yaitu:
1. Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategic
2. Identifikasi apa yang menjadi mandat organisasi
3. Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi
4. Menilai lingkungan eksternal (peluang dan ancaman)
5. Menilai lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan)
6. Identifikasi isu strategik yang sedang dihadapi organisasi
7. Perumusan strategi untuk me-manage isu-isu
8. Menetapkan visi organisasi untuk masa depan
B. Perencanaan Strategik
Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategic
( strategic planning), perencanaan strategik adalah proses penentuan program-
program, aktivitas, atauproyek yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan
penentuan jumlah alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan. Perbedaannya
denganperumusan strategi adalah perumusan strategi merupakan proses untuk
menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik berupa rencana-rencana
strategik (strategic plans). Dalam proses perumusan strategi, manajemen
memutuskan visi, misi, dan tujuan organisasi serta strategi untuk mencapai
tujuan organisasi. Perencanaan strategik merupakan proses menurunkan
stratgi dalam bentuk program-program.

Strategi A
Strategi B
Strategi C Review strategi,
Strategi D program,
dst… Prioritas, dan anggaran

Perencanaan
Strategik

Program A1, A2, & A3


Program B1, B2, & B3
Program C1, C2, & C3 Anggaran yang dibutuhkan
Program D1, D2 & D3
dst…

Seleksi program dikaitkan dengan Program yang lolos seleksi


Prioritas dan sumber daya yang
tersedia

Proses strategik merupakan proses yang sistematik yang memiliki prosedur


dan skedul yang jelas. Organisasi yang tidak memiliki atau tidak melakukan
perencanaan strategik akan mengalami masalah dalam penganggaran,
misalnya terjadinya beban kerja anggaran (budget workload) yang terlalu berat,
alokasi sumber daya yang tidak tepat sasaran, dan dilakukannya pilihan strategi
yang salah. Orientasi dilakukannya manajemen strategik pada organisasi publik
menuntut adanya strategic vision, strategic thinking, strategic leadership,dan
strategic organization.
C. Penganggaran
Pelaksanaan anggaran merujuk pada serangkaian kegiatan dan proses yang
dilakukan untuk melaksanakan rencana pengeluaran dana yang telah disetujui
dalam anggaran. Secara umum, pelaksanaan anggaran melibatkan langkah-
langkah berikut:
 Pengajuan Dana:
Setelah anggaran disetujui, langkah pertama dalam pelaksanaan anggaran
adalah pengajuan dana oleh berbagai departemen atau unit organisasi
sesuai dengan alokasi yang telah ditetapkan.
 Oleh Pencatatan:
Dana yang telah disetujui kemudian dicatat secara akurat untuk
memastikan bahwa pengeluaran sesuai dengan anggaran yang telah
direncanakan.
 Pengeluaran Dana:
Dana yang telah dialokasikan kemudian digunakan untuk membiayai
kegiatan atau proyek yang telah direncanakan dalam anggaran. Proses ini
mencakup pembayaran gaji, pembelian barang dan jasa, serta pelaksanaan
kegiatan operasional lainnya.
 Pemantauan dan Pengendalian:
Selama pelaksanaan anggaran, penting untuk terus memantau pengeluaran
dan memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana.
Jika terdapat perbedaan antara realisasi dan rencana, langkah-langkah
pengendalian dapat diambil untuk mengatasi ketidaksesuaian tersebut.
 Pelaporan:
Informasi tentang pelaksanaan anggaran perlu dilaporkan secara berkala
kepada pihak-pihak yang berkepentingan, seperti manajemen, dewan
direksi, atau pihak yang memiliki kewenangan pengawasan.
 Evaluasi:
Setelah pelaksanaan anggaran selesai, dilakukan evaluasi terhadap
pencapaian tujuan dan efisiensi pengeluaran. Hal ini dapat menjadi dasar
untuk menyempurnakan proses perencanaan anggaran di masa mendatang.
Pelaksanaan anggaran merupakan tahap penting dalam siklus anggaran yang
mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Dengan menjalankan
proses pelaksanaan anggaran dengan baik, organisasi dapat memastikan bahwa
sumber daya finansialnya digunakan secara efisien dan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan.
D. Penilaian Kerja
Tahap akhir dari proses pengendalian manajemen memang seringkali melibatkan
penilaian kinerja. Penilaian kinerja merupakan evaluasi terhadap pencapaian
tujuan dan hasil kerja yang telah dilakukan oleh suatu unit, departemen, atau
organisasi dalam suatu periode waktu tertentu. Proses penilaian kinerja mencakup
beberapa langkah, di antaranya:
Penetapan Kriteria Penilaian:
Kriteria atau standar yang digunakan untuk menilai kinerja harus ditetapkan
dengan jelas. Ini bisa mencakup pencapaian target finansial, tingkat produktivitas,
kualitas produk atau layanan, inovasi, kepatuhan terhadap kebijakan, dan lain
sebagainya.
Pengumpulan Data:
Data terkait kinerja dihimpun dari berbagai sumber, termasuk laporan keuangan,
laporan proyek, survei kepuasan pelanggan, dan data operasional lainnya.
Analisis Kinerja:
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mengevaluasi sejauh mana
tujuan dan target yang telah ditetapkan telah tercapai. Analisis ini mencakup
identifikasi keberhasilan, hambatan, dan potensi perbaikan.
Feedback dan Komunikasi:
Hasil penilaian kinerja perlu dikomunikasikan kepada pihak terkait, seperti
manajer, karyawan, atau tim. Feedback ini dapat memberikan informasi tentang
keberhasilan dan area yang perlu perbaikan.
Perbaikan dan Perencanaan Masa Depan:
Berdasarkan hasil penilaian, langkah-langkah perbaikan atau perubahan dapat
diidentifikasi dan direncanakan. Ini dapat mencakup penyempurnaan proses,
pengembangan karyawan, atau perubahan strategi.
Pengambilan Keputusan:
Hasil penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan terkait alokasi sumber daya, pengembangan strategi, dan perencanaan
ke depan.
Penilaian kinerja merupakan bagian integral dari siklus pengendalian manajemen
yang membantu organisasi untuk terus memonitor dan meningkatkan kinerjanya.
Dengan memahami hasil penilaian, organisasi dapat membuat keputusan yang
lebih baik dan merancang strategi yang lebih efektif untuk mencapai tujuan
mereka.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Peran utama akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi
akuntansi yang akan digunakan oleh manajer publik dalam melakukan fungsi
perencanaan dan pengendalian organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi
tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam
bentuk program-program atau aktivitas. Dalam hal ini tujuan dari
Akuntansi Sektor Publik tidak untuk mencari keuntungan semata melainkan
pelayanan terhadap masyarakat. Tipe pengendalian manajemen memiliki 3
kategori yakni (1) Pengendalian Preventif (preventive control).
(2)Pengendalian operasional (operasional control),dan (3)Pengendalian kinerja.
Sistem pengendalian
manajemen harus didukung dengan struktur pengendalian yang baik.
Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk pusat pertanggungjawaban
(responsibility centers). Pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang
dipimpin oleh manajer yang bertangungjawab terhadap aktivitas pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Proses pengendalian manajemen
pada organisasi sektor publik dapat dilakukan dengan menggunakan
saluran komunikasi formal maupun informal. Saluran komunikasi formal
terdiri dari aktivitas formal dalam organisasi yang
meliputi
1) Perumusan strategi (strategy formulation)
2) Peren canaan strategic (strategic planning)
3) Penganggaran
4) Operasional (pelaksanaan anggaran)
5) Evaluasi kerja
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/institut-teknologi-bandung/matematika-
ia/311552281-makalah-sistem-pengendalian-manajemen-sektor-publik/17527593
https://ngurahobelixs.blogspot.com/2018/02/akuntansi-sektor-publik-sap-3.html

Anda mungkin juga menyukai