Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK

Disusun Oleh:

1. Afrian Arga Prastya (211211001)

2. Heru Fajriansyah (211211010)

PROGAM STUDI AKUNTANSI PERPAJAKAN / PERBANKAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI “YKP”

YOGYAKARTA

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan Karunia-Nya,kami
sebagai penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang bertema “Sistem Pengendalian
Manajemen Sektor Publik” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah
“Akuntansi Sektor Publik”. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu Kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun,dan pada intinya untuk memeperbaiki kekurangan-kekurangan yang dibahas
dalam makalah ini, sehingga dimasa yang akan datang akan lebih baik lagi. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.

Yogyakarta, 11 September 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................................2

D. Manfaat........................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................4

A. Pengertian dan fungsi sistem Pengendalian Manajemen sektor Publik.......................4

B. Tipe Pengendalian Manajemen....................................................................................4

C. Struktur Pengendalian Manajemen..............................................................................5

D. Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik..........................................................9

BAB III PENUTUP..............................................................................................................15

A. Kesimpulan................................................................................................................15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap organisasi publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak
dicapai. Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang
dijabarkan dalam bentuk program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan
sistem pengendalian manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakannya
strategi organisasi secara efektif dan efisisen sehingga tujuan organisasi dapat
dicapai. Dengan tercapainya sebuah tujuan, manajemen organisasi dapat mengukur
bagaimana kinerjanya selama proses hinggga tujuan itu dapat tercapai dan dapat
menilai apakah manajemen itu sudah bekerja dengan baik. Dalam hal ini tujuan dari
akuntansi Sektor publik tidak untuk mencari keuntungan melainkam pelayanan
terhadap masyarakat.

Pengendalian manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu; (1)


perencanaan, (2) koordinasi antar berbagai bagian dalam organisasi, (3) komunikasi
informasi, (4) pengambilan keputusan, (5) memotivasi orang-orang dalam
organisasi agar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi agar berperilaku sesuai
dengan tujuan organisasi, (6) pengendalian, (7) penilaian kinerja.

kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat


terjadi karena adanya kelemahan atau kegagalan pada salah satu atau beberapa
tahap dalam proses pengendalian manajemen.

Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada bagaimana


melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efesien sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus didukung
dengan perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe
pengendalian manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan
lingkungan yang mendukung.

1
Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian
manajemen, karena sistem pengendalian manajemen berfokus pada unit-unit
organisasi sebagai pusat pertanggungjawaban. !usat-pusat pertanggungjawaban
tersebut merupakan basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kerja.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maslah yang telah dipaparkan terlebih dahulu,
maka penulis mengemukakan pokok permaslahan sebagai berikut;

a. Apa pengertian dari sistem pengendalian manajemen sektor publik?

b. Apa fungsi sistem pengendalian manajemen?

c. Bagaimana tipe pengendalian manajemen sektor publik?

d. Bagaimana struktur pengendalian manajemen sektor publik?

e. Bagaimana proses pengendalian manajemen sektor publik?

C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
tujuan dari penulisan makalah ini adalah;

a. Untuk mengetahui apa pengertian sistem pengendalian manajemen sektor


publik.

b. Untuk mengetahui apa fungsi pengendalian manajemen.

c. Untuk mengetahui bagaimana tipe pengendalian manajemen sektor public

d. Untuk mengetahui bagaimana struktur pengendalian manajemen sektor


publik.

e. Untuk mengetahui bagaimana proses pengendalian manajemen sektor public.

2
D. Manfaat
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;

a. Diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai


sistem pengendalian manajemen sektor publik.

b. Diharapkan dapat memberi informasi bagi kita semua sehingga dapat


memperkaya bahan kajian tentang sistem pengendalian manajemen sektor
publik.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan fungsi sistem Pengendalian Manajemen sektor Publik


Pengertian sistem pengendalian manajemen sektor publik Sistem
pengendalian manajemen adalah merupakan suatu proses untuk menentukan suatu
sasaran agar seluruh fungsi dapat dilaksanakan sesuai dengan fungsinya. Sedangkan
proses pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer diseluruh tingkatan
memastikan bahwa orang-orang yang mereka awasi mengimplementasikan strategi
yang dimaksudkan.

Fungsi pengendalian manajemen meliputi:

 Perencanaan

 Koordinasi

 Komunikasi informasi

 Pengambilan keputusan

 Memotivasi orang-orang dalam organisasi

 Pengendalian

 Penilaian kinerja

B. Tipe Pengendalian Manajemen


Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok,yaitu:

a. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian


manajemen terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic
yang dijabarkan dalam bentuk program-program.

4
b. Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini
pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program
yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan
untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.

c. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa


analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.

C. Struktur Pengendalian Manajemen


Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi
yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat
pertanggung jawaban (Responsibility centers). Pusat pertanggung jawaban adalah
unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggung jawab terhadap
aktivitas pusat pertanggung jawaban yang dipimpinnya. Suatu organisasi
merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggung jawaban. Adapun Tujuan
dibuatnya pusat pertanggung jawaban tersebut adalah:

o Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilai kinerja manajer dan


unit organisasi yang dipimpinnya.

o Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi.

o Memfasilitasi terbentuknya goal congruence.

o Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki


kompetensi sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat.

o Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan.

o Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan


efisien.

5
o Sebagai alat pengendalian anggaran.

Pusat pertanggung jawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin deh
seorang manajer yang bertanggung jawab. Penilaian kinerja manajer sangat penting
karena dengan adanya penilaian kinerja dapat diketahui apakah manajer pusat
pertanggung jawaban tersebut melaksanakan wewenang dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.

Tanggung jawab manajer pusat pertanggung jawaban adalah untuk menciptakan


hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan dengan output
yang dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan jumlah sumber
daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan jumlah produk/output yang
dihasilkan.

Pusat-Pusat Pertanggung jawaban (Responsibility Centre) pada dasarnya


terbagi menjadi 4 jenis pertanggung jawaban, yaitu;

1. Pusat biaya

Pusat biaya merupakan pusat pertanggung jawaban yang presentasi


manajer di nilai berdasarkan biaya yang telah di keluarkan suatu unit
organisasi disebut suatu pusat biaya apabila ukuran kinerja dinilai
berdasarkan biaya yang telah digunakan (bukan nilai output yang di
hasilkan). Pusat biaya banyak di jumpai pada sector publik karena output
yang dihasilkan sering kali ada akan tetapi tidak dapat di ukur atau hanya
secara fisik tidak dalam rupianya. Contoh pusat biaya adalah departemen
produksi, dinas sosial, dan dinas pekerjaan umum.

Pusat biaya pertanggung jawaban memiliki ciri-ciri karakteristik


sebagai berikut

6
 Melaksanakan tugas/pekerjaan yang tidak terkait dengan perolehan
pendapatan atau laba.

 Diberi wewenang untuk mengatur biaya dalam rangka melaksanakan


pekerjaan yang menjadi tugasnya.

 Prestasinya diukur berdasarkan perbandingan biaya yang dianggarkan


dengan realiisasinya. Input atau biaya pada pusat biaya diukur dalam
unit moneter (nilai uang) tetapi output-nya tidak selalu dapat diukur
dalam unit moneter.

2. Pusat pendapatan (Revenue Centre)

Merupakan pusat pertanggung jawaban dimana pimpinannya


bertanggung jawab atas pendapatan. Bertanggungjawab artinya mempunyai
kewenangan atas hal-hal yang dapat meningkatkan pendapatan, seperti
menentukan harga jual dan biaya-biaya yang secara tidak langsung bisa
relevan atau tidak sama sekali. Atau juga pusat pendapatan adalah pusat
pertanggung jawaban yang prestasi manajernya dinilai berdasarkan pendapat
yang dihasilakan. Contoh pusat pendapatan, dinas pendapatan daerah dan
departemen pemasaran.

Pendapatan merupakan sesuatu yang lebih banyak dipengaruhi oleh


faktor eksternal (sentiment pasar), sehingga upaya untuk meningkatkannya
tidak sebanding lurus dengan pengorbanan atau biaya yang terjadi. Hal ini
menjadi isyarat bagi pimpinan untuk cermat dalam mengkaji pengendalian
biaya yang relative dimaksudkan untuk meningkatkan pendapatan.
Contohnya: Biaya Riset Pemasaran.

3. Pusat laba (Profit Centre)

Pusat laba merupakan pusat pertanggung jawaban dimana kinerja


finansialnya diukur dalam ruang lingkup laba, yaitu selisih antara

7
pendapatan dan pengeluaran. Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna
karena laba memungkinkan pihak manajemen senior dapat menggunakan
satu indikator yang komprehensif dibandingkan harus menggunakan
beberapa indikator. Keberadaan suatu pusat laba akan relevan ketika
perencanaan dan pengendalian laba mengaku kepada pengukuran unit
masukan dan keluaran dari pusat laba yang bersangkutan.

4. Pusat investasi (Investment Centre)

Yaitu pusat pertanggung jawaban yang kinerja pimpinannya dinilai


dari prestasinya memanfaatkan asset perusahaan, sehingga menghasilkan
pendapatan atau laba yang maksimal bagi perusahaan. Kewenangan pusat
investasi menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan
biaya) serta mengelola asset yang dipergunakan untuk memperoleh laba.
Pusat investasi prestasinya diukur berdasarkan perbandingan antara laba
yang diperoleh dengan asset (investasi) yang dipergunakan.

Tujuan dari pengukuran prestasi pada pusat investasi adalah sebagai berikut:

 Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan


keputusan mengenal investasi yang digunakan oleh manajer divisi
dan memotivasi mereka untuk melakukan keputusan yang tepat.

 Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri


sendiri.

 C) Menyediakan alat perbandingan prestasi antar divisi untuk


penentuan alokasi sumber ekonomi.

Informasi dari pusat investasi dapat memotivasi:

 Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil


keputusan tentang sumber ekonomi dan fasilitas fisik yang
digunakan.

8
 Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi
tersebut memberikan kembalian (return) yang memadai.

 Mengambil keputusan untuk melepas atau mengurangi investasi


yang tidak memberikan kembalian (return) yang memadai.

Bentuk pusat investasi adalah kantor pusat perusahaan atau unit


bisnis strategis maupun divisi yang diberi wewenang atau kebijakan
maksimum dalam menentukan keputusan operasi yang tidak hanya
berjangka pendek, tetapi juga tingkat (besarnya) dan tipe (jenis) investasi.

D. Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat dilakukan
dengan cara komunikasi formal dan informal. Saluran komunikasi formal terdiri
dari aktivitas formal dalam organisasi yang terdiri dari: (1) perumusan strategi (2)
perencanaan strategi (3) penganggaran, dan (4) penilaian/evaluasi kinerja. Saluran
informasi dapat dilakukan dengan komunikasi langsung yaitu pertemuan informal,
diskusi dil.

Sistem pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk


mempengaruhi orang-orang di dalam organisasi tersebut agar berperilaku sesuai
dengan tujuan organisasi. Prengendalian organisasi dapat berupa aturan dan
prosedur birokrasi atau melalui sistem pengendalian dan manajemen informasi yang
dirancang secara formal. Dalam suatu organisasi setiap individu pasti mempunyai
tujuan person. Untuk menyingkapi ini perlu adanya jembatan yang mampu
menghantarkan organisasi mencapai tujuannya, yaitu tercapainya keselarasan antara
tujuan individu dan tuuan oraganisasi Dalam hal ini hendaknya pengendalian
manajemen dapat digunakan sebagai jembatan untuk mewujudkan goal congruence
yaitu keselaran antara tujuan individu dan tujuan organisasi.

Faktor yang mempengaruhi goal congrunce dapat dikategorikan dalam dua


kelompok yaitu faktor pengendalian formal dan informal. Faktor pengendalian

9
formal misalnya: sistem pengendalian manajemen dan sistem aturan. Sedangkan
faktor informal terdiri dari ekstrenal dan internal. Yang bersifat eksternal contohnya
etos kerja dan loyalitas karyawan (dalam pemerintahan kita kenal sebagi abdi
negara dan abdi masyarakat), sedangkan yang bersifat internal: kulktur organisasi,
gaya manajemen dan gaya komunikasi

1. Perumusan strategi (strategy formulation)

Perumusan strategi merupakan proses pehnentuan visis, misi, tujuan,


sasaran, target, arah dan kebijakan serta strategi organisasi. Perumusan
strategi merupakan tugas dan tanggungjawab manajemen puncak. Dalam
organisasi pemerintahan perumusan strategi dilakukan oleh dewan legislatif
yang hasilnya berupa GBHN yang akhirnya merupakan acuan bagi eksekutif
dalam berindak.

Hasil perumusan strategi bersifat permanen dan jangka panjang bisa


berjangka 4,5, 10 bahkan 20 tahun. Perubahan visi, misi dan tujuan
oragnisasi sangat jarang dilakukuan oleh organisasi baik itu pemerintahan
atau swasta. Yang berubah hanyalah strategi untuk mewujudkan visi, misi
dan tujuan yang telah ditetapkan. Pertimbangan untuk revisi strategi
biasanya kalau muncul perubahan lingkunan yang berupa ancaman atau
peluang baru. Perubahan lingkungan dalam organisasi sektor publik sanat
mungkin karena karena organisasi sektor publik dipengaruhi oleh faktor
politik, ekonomi, sosial dan budaya. Ketidak stabilan ekonomi dan politik
yang terjadi secara terus menerus dapat mendorong pemerintah untuk
sewaktu-waktu mengeluarkan kebijakan dan strategi baru. Ancaman dan
peluang baru dapat muncul setiap saat. Karenanya perumusan strategi
bersifat tidak sistematis dan tidak harus kaku.

Strategi organisasi ditetapkan untuk memberikan kemudahan dalam:


mencapai tujuan organisasi. Salah satu metode penentuan strategi adalah
dengan menggunakan analisis SWOT Analsisi ini dikembangkan dengan

10
menganalisis faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dalam
suatu organisasi dan faktor eksternal yang merupakan ancaman dan peluang.
Berdasarkan analisis SWOT oganisasi dapat menentukan startegi terbaik
untuk mencapai tujuan organisasi.

Strategi perusahaann dapat berubah atau mengalami revisi jika


terdapat lingkungan yang berubah yang dipengaruhi adanya ancaman dan
kesempatan, misalnya adanya inovasi teknologi baru, peraturan pemerintah
baru atau perubahan lingkungan politik dan ekonomi lokal dan global.
Proses perumusan pada organisasi sektor publik banyak dipengaruhi
perkembangan disektor swasta. Sama halnya dengan sektor swasta tahap
awal dari manajemen strategi adalah perencnaan. Perencanaan dimulai dari
perumusan strategi.

2. Perencanaan strategi (strategic planning)

Sistem pengendalian manajemen diawali dari perencanaan strategik.


Perencanaan strategik adalah proses pemantauan program-program, aktivitas
atau proyek yang akan dilaksdankan suatu organisasidan penentuan jumlah
alokasi sumber daya yang akan dibutuhkan Perbedaan dengan perumusan
strategi adalah bahwa perumusan strategi merupakan proses untuk
menentukan strategi, sedangkan perencanaan strategik adalah proses
menentukan bagaimana mengimplementasikan strategi tersebut. Hasil
perencanaan strategik berupa rencana-rencana strategik. Dalam proses
perumusan strategi, manajemen memutuskan visi,misi dan tujuan oganisasi.
Perencanaan strategik merupakan proses menurunkan strategi dalam bentuk
program-program.

Perencanaan strategik merupakan proses yang sistematis yang


memiliki prosedur dan skedul yang jelas. Organisasi yang tidak memiliki

11
atau tidak melakukan perencanaan strategik akan mengalaami masalah
dalam penganggaran, misalnya terjadinya beban kerja anggaran yang terlalu
berat, alokasi sumberdaya yang tidak tepat sasaran dab dilakukannya pilihan
startyegi yang salah. Orientasi dilakukannya manajemen strategik pada
organisasi manajemen organisasi publik menuntut adanya strategic vision,
strategic thinking, strategic leadership dan strategic organization.

Manfaat perencanaan strategi bagi organisasi

 Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif

 Sebagai sarana untuk memfokuskan manajer pada pelaksanaan strategi


yang telah ditetapkan

 Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya


yang optimal

 Sebagai rerangka pelaksanaan tindakan jangka pendek

 Sebagai sarana manajemen untuk memahami strategi organisasi secara


lebih jelas

 Sebagai alat untuk memperkecil rentang alternatif strategi

Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk meningkatkan


komunikasi antara manajer puncak dengan manajer dibawahnya, sehingga
memungkinkan terjadi persetujuan antara manajer puncak dengan manajer
level dibawahnya mengenai strategi terbaik untuk mencapai tujuan
organisasi yang ditetapkan, yang nantinya akan mendorong goal congruence.

Perencanaan strategi dapat digunakan untuk membantu


mengantisipasi dan memberikan arah perubahan, tetapi perubahan belum
dapat berjalan dengan mulus meskipun sudah ada perencanaan strategik.
Perencanaan strategik bukan merupakan hasil akhir, tapi masih perlu

12
ditranslasikan dalam bentuk tindakan- tindakan konkrit. Untuk itu harus
didukung oleh :

 Struktur pendukung, baik secra manajerial maupun secara politik

 Proses dan praktek implementasi di lapangan

 Kultur organisasi

Proses dan praktik di lapangan terkait dengan prosedur dan sistem


pengendalian. Prencanaan strategik tidak akan efektif jika prosedur dan
sistem pengendalian tidak sesuai dengan strategi. Arus ada kejelasan
wewenang dan tanggung jawab, pendelegasian wewenang dan tugas. Selain
itu harus didukung deh regulasi keuangan, pengendalian personel dan
manajemen kompensasi yang jelas dan fair.

Kultur organisasi terkait dengan lingkungan kerja dan kesediaan


anggota untuk melakukan perubahan. Perencanaan sitategik harus didukung
adanya budaya organisasi yang kuat, dan harus didukung oleh perubahan
perlaku dan sikap anggota organisasi untuk melaksanakan program-program
secara efektif dan efisien. Program akan gagal bila personel di lapangan
bertindak tidak sesuai dengan arah dan strategi organisasi

3. Penganggaran

Apabila tahap perencanaan strategi telah selesai dilakukan, tahap


berikutnya adalah menentukan anggaran. Tahap penganggaran dalam proses
pengendalian manajemen sektor publik merupakan tahap yang dominan.
proses penganggaran pada organisasi sektor publik memiliki karakteristik
yang agak berbeda dengan penganggaran pada sektor swasta. perbedaan
tersebut terutama adalah adanya pengaruh politik dalam proses
penganggaran.

4. Penilaian/Evaluasi Kinerja

13
Penilaian kinerja merupakan bagian akhir dari proses pengendalian
manajemen yang dapat digunakan sebagai alat penegndalian. Pengendalian
manajemen melalui sistem penilaian kinerja dapat dilakukan dengana
menciptakan mekanisme reward dan punishment. Sistem pemberian
penghargaan dan hukuman dapat digunakan sebagai pendorong untuk
pencapaian suatu strategi. Sistem reward dan punishment harus didukung
oleh manajemen kompensasi yang memadai. Manajemen kompensasi
merupakan mekanisme penting untuk mendorong motivasi manajer untuk
mencapai tujuan organisasi. Intensif positif pada manajer disebut sebagai
reward dan intensif negatinya disebut sebagai punishment. Peran peting
adanya penghargaan dalam suatu organisasi akan mendorong tercapainya
tujuan oragnisasi dan untuk menciptakan kepuasan setiap individu.

Pemberian reward dapat berupa financial atau non financial, yang


bersifat financial misalnya kenaikan gaji, bonus dan pemberian tunjangan,
sedangkan non financial dapat berupa promosi jabatan, penambahan
tanggung jawab, otonomi yang lebih besar, penempatan kerja di lokasi yang
lebih baik dan pengakuan. Mekanisme pemberian sanksi dan hukuman pada
kondisi tetentu diperlukan, tetapi orientasi penilaian harus selalu pada
pemberian penghargaan.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada bagaimana
melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efesien sehingga tujuan
organisasi dapat dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus didukung
dengan perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe
pengendalian manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan
lingkungan yang mendukung.

15

Anda mungkin juga menyukai