Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik

Disusun Oleh:
1. Destiani Vinaria P
2. Venci A. Kale Megi
3. Eduward Baba
4. Elisabet Bunga Tukan
5. Verdiana Ese Tupen
6. Deniker Benzoni Doki
7. Stela Pau

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah ASP
PROGRAM STUDI -D3 AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
sebagai bagian dari pemenuhan tugas mata kuliah “Akuntansi Sektor Publik”.

Dalam penyusunan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih yang


sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya
dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai
referensi pemikiran bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penyelesaian makalah


ini, ditemui banyak kekurangan dan kekhilafan. Oleh sebab itu, kritik dan saran
yang konstruktif dari pembaca sangat diharapkan agar dapat menjadi perbaikan
di masa mendatang.

Akhir kata, Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Kupang, 04 Juni 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................
Kata Pengantar....................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang................................................................................................
1.2 RumusanMasalah..........................................................................................
1.3 Tujuan Penulis................................................................................................
1.4 Manfaat Penulis..............................................................................................
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian dan fungsi sistem Pengendalian Manajemen sektor Publik........
2.2 Tipe Pengendalian Manajemen......................................................................
2.3 Struktur Pengendalian Manajemen................................................................
2.4 Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik...........................................
Bab III Penutup
3.1
Kesimpulan......................................................................................................
3.2
Saran...............................................................................................................
Daftar Pustaka...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor publik bisa menjadi obyek untuk dikelola, sehingga terciptalah manajemen
sektor publik. Organisasi tersebut merupakan organisasi  pemerintahan, organisasi
tersebut tetap membutuhkan fungsi pengendalian selayaknya yang dilakukan tingkat
manajerial pada perusahaan swasta.
Setiap organisasi sektor publik maupun swasta memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Untuk mencapai tujuan organisasi tersebut diperlukan strategi yang dijabarkan dalam
bentuk program-program atau aktivitas. Organisasi memerlukan sistem  pengendalian
manajemen untuk memberikan jaminan dilaksanakan strategi organisasisecara efektif
dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Pengendalian manajemen adalah
suatu proses yang menjamin bahwa sumber-sumber diperoleh dan digunakan dengan
efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, dengan kata lain
pengendalian manajemen dapat diartikan sebagai proses untuk menjamin bahwa sumber
manusia, fisik dan teknologi dialokasikan agar mencapai tujuan organisasi secara
menyeluruh. Pengendalian manajemen berhubungan dengan arah kegiatan manajemen
sesuai dengan garis besar pedoman yang sudah ditentukan dalam proses perencanaan
strategis. Sistem pengendalian manajemen adalah kesatuan pemikiran dari metode
akuntansi manajemen untuk mengumpulkan dan melaporkan data serta mengevaluasi
kinerjaperusahaan. Suatu sistem pengendalian manajemen  berusaha untuk
mengarahkan berbagai macam usaha yang dilaksanakan oleh semua subunit organisasi
agar mengarah pada tujuan organisasi dan tujuan  para manajernya. Dengan tercapainya
sebuah tujuan, manajemen organisasi dapat mengukur bagaimana kinerjanya selama
proses hingga tujuan itu dapat terccapai dan dapat menilai apakah manajemen itu sudah
bekerja dengan baik. Dalam hal ini tujuan dari Akuntansi Sektor Publik tidak untuk

mencari keuntungan melainkan pelayanan kepada masyarakat. Pengendalian

manajemen meliputi beberapa aktivitas, yaitu: (1)  perencanaan, (2) koordinasi antar
berbagai bagian dalam organisasi, (3) komunikasi informasi, (4) pengambilan
keputusan, (5) memotivasi orang-orang dalam organisasi agar berperilaku sesuai dengan
tujuan organisasi agar  berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi, (6) pengendalian,
(7) penilaian kinerja. Kehadiran manajemen sektor publik ini adalah sebagai pihak yang
bertugas mengendalikan dan mengawasi organisasi agar mencapai tujuan dan
menghindarkannya dari kesalahan atau kegagalan.Tentu saja, kegagalan itu  bisa terjadi
karena fungsi manajemen itu sendiri tidak berjalan sebagaimana mestinya.Entah cacat
pada satu fungsi atau mungkin secara keseluruhannya sudah salah.Kegagalan organisasi
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan dapat terjadi karena adanya kelemahan
atau kegagalan pada salah satu atau beberapa tahap dalam proses pengendalian
manajemen.
Sistem pengendalian manajemen sektor publik berfokus pada bagaimana
melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi
dapat dicapai. Sistem pengendalian manajemen tersebut harus didukung dengan
perangkat yang lain berupa struktur organisasi yang sesuai dengan tipe pengendalian
manajemen yang digunakan, manajemen sumber daya manusia, dan lingkungan yang
mendukung. Struktur organisasi harus sesuai dengan desain sistem pengendalian
manajemen, karena sistem  pengendalian manajemen berfokus pada unit-unit organisasi
sebagai pusat  pertanggungjawaban. Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut
merupakan  basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kerja.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas, maka  permasalahan


dalam penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan fungsi dari sistem pengendalian manajemen sektor publik?
2. Bagaimana tipe pengendalian manajemen sektor publik?
3. Bagaimana struktur pengendalian manajemen sektor publik?
4. Bagaimana proses pengendalian manajemen sektor publik?
1.3 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan dari
penulisan makalah ini adalah:
1.Untuk mengetahui fungsi dan pengertian dari sistem pengendalian manajemen sektor
publik.
 2.Untuk mengetahui tipe pengendalian manajemen sektor publik 
 3.Untuk mengetahui struktur pengendalian manajemen sektor publik  
4.Untuk mengetahui proses pengendalian manajemen sektor publik 

 1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1. Diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai
sistem pengendalian manajemen sektor publik
2.Diharapkan dapat memberi informasi bagi kita semua sehingga dapat
memperkaya bahan kajian tentang sistem pengendalian manajemen sektor  publik.
 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Fungsi Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik


1. Pengertian Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik 
 Controlling is the process of measuring performance and taking action to ensure
desired results
(Schermerhorn, 2002). Pengendalian adalah proses dalam menetapkan ukuran
kinerja dan pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Pada dasarnya
yang diartikan sebagai sistempengendalian manajemen adalah merupakan suatu
proses untuk menentukan suatu sasaran agar seluruh fungsi dapat dilaksanakan
sesuai dengan fungsinya.
 
2. Fungsi Pengendalian Manajemen Sektor Publik
Proses pengendalian manajemen adalah proses dimana manajer diseluruh tingkatan
memastikan bahwa orang-orang yang mereka awasi mengimplementasikan strategi yang
dimaksudkan. Adapun fungsi pengendalian manajemen meliputi:
1).Perencanaan
2).Koordinasi
3).Komunikasi informasi
4).Pengambilan keputusan
5) .Memotivasi orang-orang dalam organisasi
6).Pengendalian
7). Penilaian kinerja
 
2.2 Tipe Pengendalian Manajemen
Berbagai tipe terdapat di dalam melaksanakan pengendalian manajemen
 sectorpublic
yangdapatdikategorikanmenjaditiga kelompok yaitu: Pengendalian preventif ( preventif
control ), Pengendalian operasional (operational control ), danPengendalian kinerja.
Sistem  pengendalian manajemen sektor publik juga harus didukung dengan struktur
organisasi yang baik. Struktur organisasi tersebut termanifestasi dalam bentuk struktur
pusat pertanggungjawaban. Selanjutnya pengendalian tersebut dilaksanakan melalui
beberapa proses pengendalian agar pengendalian dapat  berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
 
1. Pengendalian preventif
(preventive control)
 Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi dan
perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk program- program.Sesuai dengan
namanya, pengendalian ini dilakukan sebelum  berjalannya proses manajemen sehingga
meminimalisir kesalahan dan merencanakan strategi untuk mencapai tujuan organisasi.
Strategi tersebut dirumuskan dalam bentuk program-program kerja yang harus
diselesaikan dan mencapai tujuan-tujuan jangka pendek yang dicanangkan. Perencanaan
yang detil akan sangat membantu organisasi beroperasi dengan minim kesalahan dan
hal ini tentu saja berdampak pada efektivitas serta efisiensi kerja.
2.Pengendalian operasional
(operational control)
 Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan  pelaksanaan
program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran.Anggaran digunakan untuk
menghubungkan perencanaan dan  pengendalian.Tipe pengendalian ini merupakan
waktu saat manajemen melakukan pengawasan terkait pelaksanaan atau operasional
organisasi, yaitu dalam bentuk berjalannya program-program kerja yang disusun.Alat
pengawasan pada tipe pengendalian ini adalah anggaran yang dibuat di awal tahun kerja
untuk setiap program kerja yang dibuat. Anggaran dana ini akan menjadi alat yang
menghubungkan antara perencanaan dengan  pengendalian.
3.Pengendalian kinerja
Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja  berdasarkan
tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.Jika program kerja sudah diselesaikan atau
organisasi telah mencapai tahun akhir kerja, maka manajemen melakukan tipe
pengendalian ketiga yaitu pengendalian kinerja melalui penilaian program kerja dan
bagaimana kinerja orang-orang dalam organisasi tersebut.Evaluasi terhadap kinerja
tahun terkait bisa berdasarkan poin-poin yang sudah dicapai pada setiap program kerja
yang sudah direncanakan dari awal atau dibandingkan dengan kinerja tahun lalu sebagai
standarnya.

 2.3 Struktur Pengendalian Manajemen


Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi yang
baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur  pusat
pertanggungjawaban (responsibility centers). Pusat pertanggungjawaban adalah unit
organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggungjawab terhadap aktivitas pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya.
Tujuan dibuatnya  pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut adalah:
 1.Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya;
2.Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
3.Memfasilitasi terbentuknya goal congruence
4.Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manager pusat;
5.Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan;
6.Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien; dan
7.Sebagai alat pengendalian anggaran.
Pengendalian manajemen berfokus pada pusat pertanggungjawaban, karena pusat
pertanggungjawaban merupakan alat untuk melaksanakan strategi dan program-program
yang telah diseleksi melalui proses perencanaan strategik. Pusat-pusat
pertanggungjawaban organisasi mempunyai peran yang sangat  penting dalam
melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran. Melalui pusat
pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat, dan jika telah disahkan anggaran
dikomunikasikan kepada manajer level menengah dan bawah untuk dilaksanakan.
Manajer pusat pertanggungjawaban, sebagai budget holder, memiliki tanggung  jawab
untuk melaksanakan anggaran. Pusat pertanggungjawaban memperoleh sumber daya
input berupa tenaga kerja, material, dan sebagainya yang dengan input tersebut
diharapkan dapat menghasilkan output dalam bentuk barang atau  pelayanan pada
tingkat kuantitas dan kualitas tertentu. Pengendalian anggaran meliputi pengukuran
terhadap output dan belanja yang rill dilakukan dibandingkan dengan anggaran.
Idealnya, struktur pusat pertanggungjawaban sebagai alat pengendalian anggaran
sejalan dengan program atau struktur aktivitas organisasi. Dengan  perkataan lain, tiap-
tiap pusat pertanggungjawaban bertugas untuk melaksanakan  program atau aktivitas
tertentu, dan penggabungan program-program dari tiap-tiap  pusat pertanggungjawaban
tersebut seharusnya mendukung program pusat  pertanggungjawaban pada level yang
lebih tinggi, sehingga pada akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai. Setiap jenis
pusat pertanggungjawaban membutuhkan data mengenai  belanja (pengeluaran) yang
telah dilakukan dan output yang dihasilkan selama masa anggaran. Laporan kinerja
disiapkan dan dikirimkan ke semua level manajemen untuk dievaluasi kinerjanya, yaitu
dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai dengan anggaran. Jika sistem
pengendalian anggaran berjalan dengan baik, maka informasi yang dikirimkan kepada
manajer harus relevan dan tepat waktu. Anggaran sebagai alat untuk melaksanakan
strategi organisasi harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar tidak terjadi bias atau
penyimpangan. Pusat pertanggungjawaban merupakan bagian yang paling kompeten
untuk menyiapkan anggaran karena merekalah yang paling dekat dan berhubungan
langsung dengan aktivitas pelayanan masyarakat. Pusat pertanggungjawaban dapat
berfungsi sebagai jembatan untuk dilakukannya bottom-up budgeting 
 atau participative budgeting. Keberadaan departemen anggaran dan komite anggaran
pada pusat pertanggungjawaban sangat perlu untuk membantu terciptanya anggaran
yang efektif. Informasi yang terkait dengan sistem pengendalian anggaran biasanya
banyak diketahui oleh bagian departemen anggaran. Departemen anggaran memiliki
fungsi sebagai berikut:
a. Menetapkan prosedur dan formulir untuk persiapan anggaran;
b. Mengkoordinasikan dan membuat asumsi-asumsi sebagai dasar anggaran (asumsi
tersebut misalnya tingkat inflasi, nilai tukar, dan harga migas);
c. Membantu mengkomunikasikan anggaran ke seluruh bagian organisasi;
d. Menganalisis anggaran yang diajukan dan membuat rekomendasi kepada
budgetee (budget holder ) dan manajer pusat pertanggungjawaban.
e. Menganalisis kinerja anggaran yang dilaporkan, menginterpretasikan hasil, dan
menyiapkan ikhtisar laporan untuk manajer pusat pertanggungjawaban; dan
f. Menyiapkan pembuatan revisi anggaran jika diperlukan.

2.4 Proses Pengendalian Manajemen Sektor Publik


Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik dapat di lakukan dengan
menggunakan saluran komunikasi formal maupun informal.

Saluran komunikasi formal terdiridari aktivitas formal dalam organisasi yang meliputi :
 
 Perumusan strategi
 (  strategy formulation )
 Perencanaan strategik (  strategic planning  ) –
 Penganggaran
 Operasional
 Penilaian kinerja Saluran komunikasi informal dapat di lakukan melalui
 Komunikasi langsung
 Pertemuan informal
 Diskusi

 
Metode management by walking around.
Sistem pengendalian manajemen suatu organisasi dirancang untuk mempengaruhi
orang-orang di dalam organisasi tersebut agar berperilaku sesuai dengan tujuan
organisasi. Pengendalian organisasi dapat berupa aturan dan  prosedur birokrasi atau
melalui sistem pengendalian dan manajemen informasi yang di rancang secara formal.
Dalam suatu organisasi setiap orang memiliki tujuan personal (individualgoals).Untuk
menyikapi hal tersebut perlu adanya suatu “jembatan” yang mampu
 mengantarkan organisasi mencapai tujuannya, yaitu tercapainya keselarasan antara
individualgoals dengan organization goal .
. Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence tersebut dapat dikategorikandalam
dua kelompok, yaitu :
 Faktor pengendalian formal, seperti : sistem pengendalian manajemen, sistem
aturan,dan reward  & punishment system;
 Faktor informaleksternal, seperti : etoskerja dan loyalitas karyawan(dalam sistem
pemerintahan dikenal istilah abdi Negara danabdi masyarakat);
 Faktor informal internal, seperti : kultur organisasi,gayamanajemen ( management
style ), dan gaya komunikasi (communication style).

2.4.1 Perumusan Strategi ( Strategy Formulation)


 Perumusan strategi merupakan proses penentuan visi, misi, tujuan , sasaran,target
(outcome),arah dan kebijakan , serta strategi organisasi. Perumusan strategi merupakan
tugas dantanggung jawab manajemen  puncak (top management ).Strategi yang di
hasilkan dari proses  perumusan strategi merupakan strategi global(makro) atau dalam
perusahaan disebut corporate level strategy. Strategy makro tersebutkemudian di
jabarkan (break down) menjadi strategi yang lebih mikro dalam bentukprogram-
program, kegiatan , atau proyek (dalam  perusahaan di sebut unit
business levelstrategy). Untuk melaksanakan  program tersebut di perlukan anggaran
dan pusatpertanggungjawaban dalam bentuk unit-unit kerja organisasi sebagai alat
perencanaan danpengendalian anggaran. Strategi organisasi di tetapkan untuk
memberikan kemudahan dalam mencapai tujuanorganisasi.Salah satu metode penentuan
strategi adalah menggunakan analisis SWOT(
 strength, weakness,opportunity, threat ). AnalisisSWOTdikembangkan
dalammenganalisis faktor internal organisasi yang menjadi kekuatan dan kelemahan
organisasi(care competence) dan memperhitungkan faktor eksternal  berupa ancaman
dan peluang.Strategi perusahaan dapat berubah atau mengalami revisi ( strategy
revision) jika terdapatlingkungan yang  berubah yang di pengaruhi oleh adanya
ancaman (threat ) dan kesempatan(opportunity)misalnya adanya inovasi teknologi baru,
peraturan pemerintah baru, atauperubahan lingkungan politik dan ekonomi local dan
global.
 
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akuntansi manajemen sektor publik memegang peran kunci sebagai penyedia
informasibagi manajer untuk perencanaan dan pengendalian organisasi karena esensi
akuntansimanajamen adalah perencanaan dan pengendalian. Pengendalian manajemen
meliputibeberapa aktifitas, yaitu :
 
1).Perencanaan
2).Koordinasi
3).Komunikasi informasi
4).Pengambilan keputusan
5).Memotivasi
6).Pengendalian
7).Penilaian kinerja Proses pengendalian manajemen pada organisasi sektor publik
dapat di lakukan denganmenggunakan saluran komunikasi formal maupu informal.
Sistem  pengendalian manajemensuatu organisasi di rancang untuk mempengarui orang-
orang di dalam organisasi tersebutagar berperilaku sesuai dengan tujuan organisasi.
ssyangbaik.Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat  pertanggung
jawaban(responsibility centers) .pusat pertanggung jawaban adalah unit organisasi yang
di pimpinoleh manajer yang bertanggung jawab terhadap aktivitas pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Karena pusat pertanggung  jawaban
mengemban fungsi sebagai budget holder 
,maka proses penyiapan dan  pengendalian anggaran harus menjadi focus perhatian
manajerpusat  pertanggungjawaban.
3.2 Saran
Dalam makalah ini sebenarnya kami belum terlalu memuat berbagai pengetahuan,
masih banyak kekurangan yang kami bahas dalam makalah ini, oleh karena itu kami
sebagai pembuat makalah meminta, jangan hanya membaca atau berfokus  pada
makalah yang kami buat ini, masih banyak referensi-referensi yang berbobot dalam
menguraikan penjelasan sesuai judul dalam makalah ini.
 

DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo dan Indra Bastian, 2002. Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta;Gradien
Mediatama. Mahmudi, 2011. Akuntansi Sektor Publik, Yogyakarta; Hazman.2016. Sistem
Pengendalian Manajemen Sektor Publik Terhadap Kerusakan Hutan Lindung Sungai Pulai pada Dinas
Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinis Kepulauan Riau.
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/05/29/oqp3uo428- bpksistem-
pengendalian-internal-kementerian-lemah diakses pada Rabu, 28 maret 2018 pukul
09:58. Hapsari,Rizki : 2014, Upaya dan Kendala Persiapan Impementasi Sistem
Akuntansi Berbasis Akrual pada Pemerintah. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga https://shelmi.wordpress.com/2010/10/25/perencanaan-dan-
pengendalian- persediaan-2/diakses pada Rabu, 28 maret 2018 pukul 10:23
 
Pusat laba (
 profit center 
)
Pusat laba adalah pusat pertanggungjawaban yang menandingkan

) dengan output (
revenue
) dalam satuan moneter. Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba
memungkinkan  pihak manajemen senior dapat menggunakan satu indikator yang
komprehensif dibandingkan harus menggunakan beberapa indikator. Oleh karena itu,
kinerja manajer dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan. Contoh: BUMN dan BUMD,
obyek pariwisata milik PEMDA, bandara, dan pelabuhan. Keberadaan suatu pusat laba
akan relevan ketika perencanaan dan  pengendalian laba mengaku kepada pengukuran
unit masukan dan keluaran dari pusat laba yang bersangkutan. Manfaat pusat laba yaitu:
 
a)
 
Keputusan operasional dapat dilakukan lebih cepat karena tidak memerlukan
pertimbangan dari kantor pusat.  b)
 
Kualitas keputusan cenderung lebih baik, karena dilakukan oleh orang yang benar-benar
mengerti tentang keputusan tersebut. c)
 
Manajemen kantor pusat bebas dari urusan operasional rutin dan  bias lebih fokus pada
kebutuhan yang lebih luas. d)
 
Kesadaran laba (
 profit consciousness
) lebih meningkat pada manajer pusat laba, karena ukuran prestasinya adalah laba. e)
 
Pengukuran prestasi pusat laba lebih luas daripada hanya  pengukuran pada pusat
pendapatan dan pusat biaya yang terpisah. f)
 
Manajer pusat laba lebih bebas berkreasi. g)
 
Dapat difungsikan sebagai pusat atau sarana pelatihan yang handal, karena pusat laba
hampir sama dengan satu perusahaan yang independen.
 
9
h)
 
Memudahkan kantor pusat untuk memperoleh informasi  profitabilitas dari komponen
produk-produk perusahaan. i)
 
Untuk meningkatkan kinerja bersaing karena outputnya siap pakai atau jelas, dan sangat
responsif terhadap tekanan.
2.3.1.4
 
Pusat investasi (investment center)
Pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang prestasi manajernya dinilai
berdasarkan laba yang dihasilkan dengan investasi yang ditanamkan pada pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya.Kewenangan pusat investasi menyangkut
pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan biaya) serta mengelola asset yang
dipergunakan untuk memperoleh laba. Pusat investasi prestasinya diukur berdasarkan
perbandingan antara laba yang diperoleh dengan asset (investasi) yang dipergunakan.
Contoh pusat investasi adalah Departemen Riset dan Pengembangan dan Balitbang.
Tujuan dari pengukuran prestasi pada pusat investasi adalah sebagai berikut:
 
a)
 
Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai
investasi yang digunakan oleh manajer divisi dan memotivasi mereka untuk melakukan
keputusan yang tepat.  b)
 
Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri. c)
 
Menyediakan alat perbandingan prestasi antar divisi untuk  penentuan alokasi sumber
ekonomi. Informasi dari pusat investasi dapat memotivasi: a)
 
Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang
sumber ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.  b)
 
Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan
kembalian (
return
) yang memadai.

 
10
c)
 
Mengambil keputusan untuk melepas atau mengurangi investasi yang tidak memberikan
kembalian (
return
) yang memadai. Bentuk pusat investasi adalah kantor pusat perusahaan atau unit  bisnis
strategis maupun divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam
menentukan keputusan operasi yang tidak hanya  berjangka pendek, tetapi juga tingkat
(besarnya) dan tipe (jenis) investasi. Pengendalian manajemen berfokus pada pusat
pertanggungjawaban, karena pusat pertanggungjawaban merupakan alat untuk
melaksanakan strategi dan program-program yang telah diseleksi melalui proses
perencanaan strategik. Pusat-pusat pertanggungjawaban organisasi mempunyai peran
yang sangat  penting dalam melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran.
Melalui pusat  pertanggungjawaban tersebut anggaran dibuat, dan jika telah disahkan
anggaran dikomunikasikan kepada manajer level menengah dan bawah untuk d

Anda mungkin juga menyukai