Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN KEPERAWATAN

SISTEM KLASIFIKASI PASIEN DALAM


LINGKUP MANAJEMEN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH :
YOLA ERISARDO (04021481619018)

ALIH PROGRAM 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016/2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan


Yang maha esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Klasifikasi Pasien
Dalam Lingkup Manajemen Keperawatan” ini dengan lancar. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Keperawatan pada semester ganjil.

Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini masih


banyak terdapat kekurangan baik teknik penulisan maupun isinya.Oleh karena itu
dengan hati terbuka penulis menerima semua masukan saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan dan perbaikan laporan tugas akhir ini di
masa yang akan dating. Penulis harap, dengan membaca makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua, dan dapat menambah wawasan kita ,

Indralaya, Desember 2016

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................ ii

Daftar Isi.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 1
C. Tujuan............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Klasifikasi Pasien.................................................... 3


B. Tujuan Klasifikasi Pasien..................................................................3
C. Kategori Klasifikasi Pasien...............................................................6
D. Penerapan Sistem Klasifikasi Pasien Dalam Tatanan
Pelayanan Kesehatan ........................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................7
B. Penutup..............................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita ketahui bahwa pelayanan keperawatan merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan termasuk pelayanan yang diselenggarakan di rumah
sakit. Pelayanan keperawatan mempunyai peran yang besar dalam pencapaian
mutu citra dan efisiensi pelayanan kesehatan di RS, karena selain merupakan
tenaga profesi yang terbanyak jumlahnya di setiap RS juga sebagai tenaga
profesi yang memberi pelayanan selama 24 jam terus menerus di  sisi pasien,
sehingga pengelolaan tenaga keperawatan mutlak perlu dilaksanakan dengan
baik.
Mengingat kegiatan pelayanan keperawatan tergantung pada kualitas dan
kuantitas tenaga keperawatan yang memberikan asuhan kepada
pasien/keluarga di ruang perawatan, maka peningkatkan mutu pelayanan
keperawatan  diperlukan dukungan sumber daya manusia keperawatan yang
mampu mengemban tugas untuk mempertahankan kualitas pelayanan dan
asuhan keperawatan selama 24 jam terus menerus, serta mampu mengadakan
perubahan.
Untuk dapat melaksanakan pernyataan ini, perlu adanya rekrut, seleksi,
orientasi,pengembangan, penjadwalan serta klasifikasi dan perencanaan
tenaga keperawatan yang diatur dengan baik sesuai dengan prinsip-prinsip
dalam sistem pengelolaan dan pendayagunaan tenaga keperawatan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sistem klasifikasi pasien ?
2. Apa tujuan dari klasifikasi pasien ?
3. Apa saja kategori sistem klasifikasi pasien ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian sistem klasifikasi pasien.
2. Untuk mengetahui tentang tujuan dari klasifikasi pasien.
3. Untuk mengetahui tentang kategori sistem klasifikasi pasien
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pengorganisasian Asuhan Keperawatan


1. Definisi
Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan untuk mencapai
tujuan. Akibat terjadinya interaksi dengan karakteristik masing-masing
serta banyak kepentingan yang membentuk gaya hidup, pola perilaku, dan
etika kerja, yang semuanya akan mencirikan kondisi suatu organisasi.
(Marquis & Huston, 2010).
Pengorganisasian adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan
mengalokasi dan mengatur sumber daya untuk menyelesaikan tujuan yang
dicapai. Peran manajer dalam fungsi pengorganisasian adalah menentukan,
tugas yang akan dikerjakan, individu yang akan mengerjakan,
pengelompokkan tugas, struktur pertanggungjawaban, dan proses
pengambilan keputusan. Manajer bertanggung jawab juga dalam
merancang pekerjaan staf yang digunakan untuk mencapai sasaran
organisasi.
Fungsi pengorganisasian akan dapat dilaksanakan dengan baik kalau
manajer pelayanan kesehatan memahami prinsip-prinsip pengorganisasian.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan
mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok dan
wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. Tujuan pengorganisasian
a. Tujuan dari pengorganisasian adalah sebagai berikut:
b. Mempermudah pelaksanaan tugas.
c. Mempermudah pimpinan melakukan pengendalian.
d. Agar kegiatan-kegiatan para bawahan terarah ke satu tujuan yang telah
ditentukan.
e. Agar dapat menentukan orang-orang yang tepat untuk tugas-tugas yang
ada.
3. Prinsip prinsip pengorganisasian
Beberapa prinsip pokok dari pengorganisasian adalah sebagai berikut :
Tujuan organisasi harus dipahami oleh staf
a. Membagi habis pekerjaan kedalam kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan
b. Mengolompokkan kegiatan pokok ke dalam satuan kegiatan yang lebih
operasional (elemen kegiatan)
c. Menetapkan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh staf dan fasilitas
pendukungnya.
d. Penugasan personel yang cakap.
e. Mendelegasikan wewenang
f. Dalam pembagian tugas harus diperhatikan keseimbangan antara
wewenang dan tanggung jawab. Wewenang yang terlalu besar pada staf
mendorong terjadinya kasus korupsi akibat peluang yang besar tetapi
pengawasan yang kurang.
4. Organisasi sebagai sistem sosial
Organisasi sebagai wadah kerja sama manusia untuk mecapai tujuan
bersama harus dipahami sebagai sebuah sistem sosial karena sumber daya
utamanya adalah manusia. Di dalam sebuah sistem sosial terdapat
subsistem lain yang saling berinteraksi satu sama lain. Salah satu di
antaranya yang terpenting adalah subsistem hubungan antar manusia (social
sub-system). Subsistem yang lain adalh subsistem administrasi (structural
sub-system), subsistem informasi (decision making sub-system), subsistem
ekonomi (technological sub-system) (Muninjaya, 2011). Didalam sistem
inilah para manajer sebuah organisasi bekerja dengan orang lain untuk
mencapai tujuan organisasi.
a. Subsistem administrasi
Fokus kajian terhadap subsistem administrasi dalam institusi peayanan
kesehatan lebih banyak diarahkan untuk mengkaji tipe gaya
kepemimpinan, proses pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
yang diberikan kepada staf, dan mekanisme kerjasam yang
dikembangkan untuk mencapai tujuan organisasi. Di dalam
pengembangan subsistem ni harus jelas: “siapa mengerjakan apa, unutk
siapa, “siapa menyuruh siapa untuk mengerjakan apa”, “kapan dan
mengapa” tugas tersebut harus dilaksanakan.
b. Subsistem informasi
Kajian terhadap subsistem informasi dan penagambilan keputusan
diarahkan untuk mempelajari proses pengambilan keputusan strategis
dalam sebuah organisasi kegiatan (keputusan kunci). Untuk
pengambilan keputusan strategis, diperlukan informasi yang akurat dan
menyeluruh tentang organisasi, terutama tentang bagaimana sistem
yang ada dalam organisasi berkembang sesuai dengan misinya untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
c. Subsistem ekonomi
Untuk mengkaji subsistem ekonomi institusi peayana kesehatan
diperlukan kejelasan tugas pokok staf untuk mencapai tujuan organisasi
dalam batas-batas kemampuan anggaran yang tersedia(cost
effectiveness) dan disesuaikan dengan tanggung jawab masing-masing.
d. Subsistem sosial
Di dalam kajian subsistem sosial, seseorang akan mempelajari lebih
jauh tentang proses pengembangan motivasi staf dan kepemimpinan
yang efektif yang dilakoni para manajer organisasi, terutama manajer
personalia. Meskipun semua subsistem nampaknya berdiri sendiri,
tetapi perubahan yang terjadi pada salah satuu subsistem akan dirasakan
pengaruhnya pada subsistem lainnya. Jika keseluruhan sistem berjalan
sehat dan bekerja secara normal, setiap subsistem akan berinteraksi
secara efektif satu sama lain.
Karenanya, pengembangan organisasi jangka panjang hanya akan
terjadi kalau semua subsistem dikembangkan dantidak mengorbankan
salah satu subsistem untuk kepentingan suubsistm yang lain. Pada saat
bersamaan, sistem manajemen di dalam sebuah organisasi kesehatan
juga tidak mungkin mengabaikan pengatuh dan tekanan yang tersumber
dari lingkungan di luar organiasi.
5. Struktur organisasi
Struktur Organisasi (Organizational Structure) menentukan bagaimana
pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal.
Struktur organisasi sebagai penentuan bagaimana pekerjaan dibagi-ibagi,
dan dikelompokkan secara formal.
Menurut Robbins ada elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para
manager ketika mereka hendak mendesain struktur organisasi. Keenam
elemen tersebut adalah spesialisasi kerja, departementalisasi, rantai
komando, rentang kendali, sentralisasi, desentralisai dan formalisasi.
6. Tipe struktur organisasi
Menurut (Marquis & Huston, 2010) biasanya, sebuah departemen
keperawatan menggunakan satu dari beberapa tipe struktur organisasi
seperti bureaucratic, ad hoc, matrix, flat, atau gabungan dari beberapa
struktur. Tipe struktur yang digunakan dalam fasilitas pelayanan kesehatan
mempengaruhi pola komunikasi, hubungan, dan wewenang dalam sebuah
organisasi.
B. Definisi Sistem Klasifikasi Pasien
Klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan pasien menurut jumlah
dan kompleksitas persyaratan perawatan mereka. Dalam banyak sistem
klasifikasi, pasien dikelompokkan sesuai dengan ketergantungan mereka pada
pemberi perawatan dan kemampuan yang diperlukan untuk memberikan
perawatan.
Dalam menentukan kebutuhan tenaga di ruang rawat, perawat perlu
memantau klasifikasi klien. Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokan
pasien berdasarkan kebutuhan perawatan yang secara klinis dapat
diobservasikan oleh perawat. Pada dasarnya sistem klasifikasi pasien ini
mengelompokkan pasien sesuai dengan ketergantungannya dengan perawat
atau waktu dan kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan
keperawatan yang dibutuhkan.
Ketenagaan memerlukan koordinasi antara bagian personalia dan
pelayanan keperawatan, biasanya bagian personalia mengadakan tenaga
keperawatan sesuai dengan permintaan yang diajukan oleh bagian
keperawatan. Langkah pertama pada rekrut tenaga adalah menstimulasi calon
untuk mengisi posisi yang dibutuhkan. Hal ini tidak sederhana karena tidak
hanya segi teknis kualifikasi tetapi juga kwalitas individu harus sesuai dengan
pekerjaan, susunan dan tujuan organisasi. Usaha rekrut tenaga jangan tergesa-
gesa karena dapat mengakibatkan seleksi yang tidak memuaskan.

C. Tujuan Sistem Klasifikasi Pasien


Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian
nilai untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi
perawatan yang dibutuhkan pasien (Gillies, 1994). Menurut Swanburg, tujuan
klasifikasi pasien adalah untuk menentukan jumlah dan jenis tenaga yang
dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas.
Setiap kategori deskriptor empat perawatan (aktifitas sehari-hari,
kesehatan umum, dukungan pengajar serta emosional, dan perlakuan sekitar
pengobatan) dipakai untuk menunjukkan karakteristik dan tingkat perawat
yang dibutuhkan pasien di dalam klasifikasi tersebut.
Klasifikasi pasien sangat menentukan perkiraan kebutuhan tenaga. Hal ini
dilakukan untuk menetapkan jumlah tenaga keperawatan sesuai dengan
kategori yang dibutuhkan untuk asuhan keperawatan klien di setiap unit.

D. Kategori Sistem Klasifikasi Pasien


Kategori keperawatan klien, yaitu :
1. Self-care
Klien memerlukan bantuan minimal dalam melakukan tindak keperawatan
dan pengobatan. Klien melakukan aktivitas perawatan diri sendiri secara
mandiri. Biasanya dibutuhkan waktu 1-2 jam dengan waktu rata-rata
efektif 1,5 jam/24 jam.

2. Minimal care
Klien memerlukan bantuan sebagian dalam tindak keperawatan dan
pengobatan tertentu, misalnya pemberian obat intravena, dan mengatur
posisi. Biasanya dibutuhkan waktu 3-4 jam dengan waktu rata-rata efektif
3,5 jam/24 jam.

3. Intermediate care
Klien biasanya membutuhkan waktu 5-6 jam dengan waktu rata-rata
efektif 5,5 jam/24 jam.

4. Mothfied intensive care


Klien biasanya membutuhkan waktu 7-8 jam dengan waktu rata-rata
efektif7,5jam/24jam.

5. Intensive care
Klien biasanya membutuhkan 10-14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12
jam/24 jam.
Metode lain yang sering digunakan di Rumah Sakit adalah metode
menurut Donglas (1984), yang mengklasifikasi derajat ketergantungan
pasien dalam tiga kategori, yaitu perawatan miniaml, perawatan
intermediate, dan perawatan maksimal atau total.

1. Perawatan minamal
Perawatan ini memerlukan waktu 1-2 jam/24 jam. Kriteria klien
pada klasifikasi ini adalah klien masih dapat melakukan sendiri kebersihan
diri, mandi, dan ganti pakaian, termasuk minum. Meskipun demikian klien
perlu diawasi ketika melakukan ambulasi atau gerakan. Ciri-ciri lain pada
klien dengan klasifikasi ini adalah observasi tanda vital dilakukan setiap
shift, pengobatan minimal, status psikologis stabil, dan persiapan
pprosedur memerlukan pengobatan.
2. Perawatan intermediate
Perawatan ini memerlukan waktu 3-4 jam/24 jam. Kriteria klien
pada klasifikasi ini adalah klien masih perlu bantuan dalam memenuhi
kebersihan diri, makan dan minum. Ambulasi serta perlunya observasi
tanda vital setiap 4 jam. Disamping itu klien dalam klasifikasi ini
memerlukan pengobatan lebih dan sekali. Kateter Foley atau asupan
haluarannya dicatat. Dan klien dengan pemasangan infus serta persiapan
pengobatan memerlukan prosedur.

3. Perawatan maksimal atau total


Perawat ini memerlukan waktu 5-6jam/24 jam. Kriteria klien pada
klasifikasi ini adalah klien harus dibantu tentang segala sesuatunya. Posisi
yang diatur, observasi tanda vital setiap 2 jam, makan memerlukan selang
NGT (Naso Gastrik Tube), menggunakan terapi intravena, pemakaian alat
penghisap (suction), dan kadang klien dalam kondisi gelisah/disorientasi.

E. Penerapan Sistem Klasifikasi Pasien Dalam Tatanan Pelayanan


Kesehatan
Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi yang dibagi
dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat ketergantungan klien :
a. Perawatan Total: klien memerlukan 7 jam perawatan langsung per 24
jam.
b. Perawatan Parsial : klien memerlukan 4 jam perawatan langsung per
24 jam.
c. Perawatan Mandiri: klien memerlukan 2 jam perawatan langsung per
24 jam.
Penerapan sistem klasifikasi pasien dengan tiga kategori di atas adalah
sebagai berikut :

a. Kategori I : Perawatan mandiri/self care


Kegiatan sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan secara
umum baik, tidak ada reaksi emosional, pasien memerlukan orientasi
waktu, tempat dan pergantian shift, tindakan pengobatan biasanya
ringan dan sederhana.
b. Kategori II : Perawatan sedang/partial/intermediate care
Kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu, mengatur posisi waktu
makan, memberi dorongan agar mau makan, eliminasi dan kebutuhan
diri juga dibantu atau menyiapkan alat untuk ke kamar mandi.
Penampilan pasien sakit sedang. Tindakan perawatan pada pasien ini
monitor tanda-tanda vital, periksa urin reduksi, fungsi fisiologis, status
emosional, kelancaran drainase atau infus ]. Pasien memerlukan
bantuan pendidikan kesehatan untuk mendukung emosi 5 – 10
menit/shift. Tindakan dan pengobatan 20 – 30 menit/shift atau 30 – 60
menit/shift dengan mengobservasi efek samping obat atau reaksi
alergi.

c. Kategori III : Perawatan total/intensive care


Kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilakukan sendiri, semua dibantu
oleh perawat, penampilan sakit berat. Pasien memerlukan observasi
terus menerus.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokan pasien berdasarkan
kebutuhan perawatan yang secara klinis dapat diobservasikan oleh
perawat. Pada dasarnya sistem klasifikasi pasien ini mengelompokkan
pasien sesuai dengan ketergantungannya dengan perawat atau waktu dan
kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan keperawatan yang
dibutuhkan. Tujuan klasifikasi pasien ialah untuk mengkaji pasien dan
pemberian nilai untuk mengukur jumlah usaha yang diperlukan untuk
memenuhi perawatan yang dibutuhkan pasien.

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menjadi referensi serta menambah wawasan
dan ilmu bagi pembaca terutama dalam bidang keperawatan agar
mengetahui banyak hal mengenai sistem klasifikasi pasien dalam lingkup
manajemen keperawatan.

Daftar Pustaka

Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha


Medika

Nursalam, (2007) . Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika

Marquis, B.L. & Huston, C.J. (2010). Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan: Teori dan Aplikasi. Edisi keempat. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai