Anda di halaman 1dari 46

MATA KULIAH

ORGANISASI MANAJEMEN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


Disusun untuk memenuhi Tugas Individu I

Manajemen Pelayanan Kebidanan dalam Struktur Organisasi terkait profesi bidan

Dosen Pengampu : Anni Suciawati S.SiT, S.H, M.Kes, M.H.

Disusun Oleh : Shafira Malawat


NPM : 205401446264
Kelas K1 Kebidanan

PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIPLOMA IV KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan


rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan Makalah
Pengantar Manajemen ini. Tidak lupa shalawat serta salam kami curahkan kepada
junjungan kami Nabi besar Muhammad SAW, yang membawa kita ke
zaman yang terang benderang seperti sekarang.
            Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Organisasi
Manajemen dalam Pelayanan Kebidanan Jurusan Ilmu Kesehatan Universitas
Nasional Jakarta.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna, serta masih terdapat kekurangan baik dari segi materi, penyusunan,
serta penyajian. Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan.
            Demikianlah makalah ini kami buat, semoga Makalah ini memenuhi
harapan dan dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan umumnya bagi pembaca.

Ambon, April 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A.      Latar Belakang.....................................................................................................1
B.      Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
KONSEP ORGANISASI DAN MENAJEMEN............................................................3
A.      ORGANISASI..................................................................................................3
B.       MANAJEMEN................................................................................................8
Susunan struktural organisasi IBI.................................................................................24
Manajemen Pelayanan Kebidanan di Puskesmas.........................................................25
A. Pelayanan Kebidanan.......................................................................................25
B. Struktur Organisasi Puskesmas.........................................................................26
C. Fasilitas dan Layanan di Puskesmas.................................................................28
D. STANDAR KETENAGAAN...........................................................................30
E. STANDAR  FASILITAS.................................................................................33
F. LOGISTIK.......................................................................................................37
G. KESELAMATAN SASARAN.....................................................................38
H. KESELAMATAN KERJA...........................................................................39
I. PENGENDALIAN MUTU..............................................................................40
BAB III............................................................................................................................41
PENUTUP.......................................................................................................................41
A. KESIMPULAN....................................................................................................41
B. SARAN................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................42

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Era globalisasi yang terjadi saat ini selalu mengantarkan umat manusia kepada
kemajuan. Kemajuan inilah yang menyebabkan timbulnya kecenderungan manusia untuk
tergabung dalam sebuah organisasi. Keinginan untuk mencapai tujuan bersama dengan
menggunakan daya semaksimal mungkin adalah hal yang ditawarkan dalam sebuah
organisasi. Suatu organisasi dapat bertahan dan berjalan dengan baik dan lancar apabila
dilakukan dengan suatu proses manajemen. Konsep dasar manajemen sebetulnya sama
usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian karena pada dasarnya manusia
dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajement. Ilmu
manajemen ilmiah dimulai di Eropa barat dan Amerika. Di negara-negara tersebut sedang
dilanda revolusi industri dengan perubahan-perubahan dalam pengelolaan produksi yang
efektif dan efisien. Hal ini disebabkan masyarakat sudah semakin maju dengan kebutuhan
yang semakin banyak dan beragam jenisnya. (Trihono, 2005).
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus dapat
melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam
hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau memanage segala
sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari
manajemen kebidanan di perlukan pemahaman mengenai dasar – dasar manajemen
sehingga konsep dasar manajemen merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari
lebih lanjut tentang manajemen kebidanan. (Sitti Saleha, 2009).
Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara umum.
Dengan mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat menjadi manajer
ketika mendapat kedudukan sebagai seorang pimpinan, dan sebaliknya dapat melakukan
pekerjaan yang baik pula ketika bawahan dalam suatu system organisasi kebidanan.
Demikian pula dalam hal memberikan pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan
haruslah menjadi manager yang baik dalam rangka pemecahan, masalah dari klien
tersebut. (Sitti Saleha, 2009).
Untuk itu kita perlu mengenal terlebih dahulu pemahaman mengenai ilmu
manajemen secara umum, teori – teori manajemen, fungsi – fungsi manajemen, dan
bahkan manajemen skill. Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis. Oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur pikir bagi seorang
bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung
jawabnya.

1
Manajemen kebidanan mempunyai peran penting dalam menunjang kerja seorang
bidan agar bidan dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada kliennya.

B.       Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui tentang konsep organisasi secara umum
2.    Untuk menjelaskan tentang konsep manajemen secara umum
3.    Untuk menjelaskan tentang konsep organisasi dan manajemen pelayanan kebidanan
4.    Untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen pelayanan kebidanan

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP ORGANISASI DAN MENAJEMEN


A.      ORGANISASI
a.    Definisi

Organisasi berasal dari kata “organom”. Dalam bahasa Yunani berarti alat.

Beberapa definisi menurut para ahli:

1.    Chester I. Barnad (1938) menyatakan bahwa organisasi adalah sistem kerja sama antara
dua orang atau lebih.

2.     James D. Mooney menyatakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.

3.     Dimock menyatakan bahwa organisasi adalah perpaduan secara sistematis daripada


bagian-bagian yang saling ketergantungan/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan
yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan pengawasan dalam usaha mencapai
tujuan yang telah ditentukan. (Wikipedia.com).

Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimaan orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin,
metode, lingkungan), sarana-prasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. (Juliana, 2012).

b.   Unsur-unsur yang ada di dalam organisasi

Menurut Keith Davis (dalam Juliana, 2012) ada tiga unsur penting partisipasi, sebagai
berikut:

1.    Unsur pertama, bahwa partisipasi atau keikutsertaan sesungguhnya merupakan suatu


keterlibatan mental dan perasaan, lebih daripada semata-mata hanya keterlibatan secara
jasmaniah.

2.    Unsur kedua adalah kesediaan memberi suatu sumbangan untuk mencapai tujuan
kelompok.

3.    Unsur ketiga adalah unsur tanggungjawab. Unsur tersebut merupakan segi yang
menonjol menjadi anggota.

3
c.    Tujuan organisasi (Menurut Malayu, 2010)

Tujuan adalah suatu hasil akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai.
Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dahulu menetapkan visi dan misi
organisasi.

1.    Visi merupakan pernyataan untuk memandang masa depan organisasi dalam perspektif
yang lebih luas. Visi organisasi merupakan:

a.    Nilai-nilai, aspirasi dan tujuan yang merupakan pernyataan mendasar.

b.    Suatu mimpi atau wujud organisasi yang akan datang.

2.    Misi adalah adalah suatu pernyataan umum tentang maksud organisasi.

Misi organisasi merupakan kerangka kerja dengan memaksimalkan tujuan serta


memaksimalkan kegiatan serta keputusan. Di dalam misi ini akan mencakup identitas
produk, pasar dan pandangan teknologi dari organisasi dan meliputi maksud, desain dan
arah tujuan yang memberikan indikasi karakter fundamental dan peran organisasi.
Menurut Pierce dan David, statemen misi akan mencakup:

a.    Target pelanggan dan pasar

b.    Prinsip produk dan jasa pelayanan

c.       Domain geografis

d.   Teknologi inti

e.    Berhubungan dengan survival, pertumbuhan dan keuntungan

f.     Filosofi perusahaan

g.    Konsep organisasi itu sendiri

h.    Imaginasi publik yang diharapkan.

Tujuan organisasi dinyatakan sebagai:

1.    Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk
merealisasikan

2.    Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang dimana organisasi sebagai
kolektifitas mencoba untuk mewujudkan.

Berdasarkan kepentingannya, secara umum tujuan organisasi dapat diklasifikasikan


menjadi 5 tujuan yaitu :

4
a.    Tujuan kemasyarakatan, yaitu tujuan organisasi yang berkenaan dengan kelas-kelas
organisasi yang luas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.

b.    Tujuan keluaran, yaitu tujuan organisasi yang berkenaan dengan jenis-jenis keluaran
tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh: perusahaan barang-barang
konsumen, perusahaan biro jasa-jasa bisnis.

c.    Tujuan sistem, yaitu tujuan organisasi yang melaksanakan fungsi organisasi yang tidak
tergantung pada barang/jasa yang diproduksi/tujuan yang harus dicapai.

d.   Tujuan produk, yaitu tujuan organisasi yang bergerak untuk tujuan produk tertentu,
berbagai karakteristik barang-barang/jasa produksi.

e.    Tujuan turunan, yaitu tujuan organisasi yang digunakan untuk meletakkan kekuasaanya
dalam pencapaian tujuan lain.

d.   Prinsip organisasi (Menurut Trihono, 2005)

Sebuah organisasi dalam menjalankan roda keorganisasiannya harus mempunyai


prinsip-prinsip organisasi. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah:

1.             Prinsiple of Organisasi  ( Azas Tujuan Organisasi )   Menurut azas ini organisasi


harus jelas dan rasional, apakah bertujuan untuk memperoleh  laba ( busenis
organization ) ataukah untuk memberi pelayanan publik ( publik organization ) Hal ini
bagian penting dalam menentukan struktur organisasi

2.             Priciple Unity of Obyective ( azas kesatuan tujuan )  Menurut asas ini, didalam suatu
organisasi  harus ada kesatuan tujuan yang ingin dicapai. Organisasi secara keseluruhan
dan tiap-tiap bagiannya harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.

3.             Principle of Unity of commando ( azas kesatuan perintah ) azas ini hendaknya setiap
bawahan menerima perintah ataupun memberikan pertanggungjawaban hanya kepada
satu orang atasan. Tetapi satu atasan dapat memerintah lebih dari satu orang.

4.             Priciple of The span of managemen ( azas rentang kendali ) Azas ini seseorang
manager hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu. Misalnya 3
orang sampai dengan 9 orang. Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan
kemampuan manager yang bersangkutan.

5.             Priciple of delegation of authority ( azas pendelegasian wewenang) Pimpinan


dibenarkan memberikan / melimpahkan sebagian wewenang kepemimpinanannya kepada
seorang atau sekelomok orang lain agar pencapaiantujuan leboh efektif. Pendelegasian
harus jelas sehingga mengetahui wewenangnya. 

5
6.             Principle of parity of authority and reponsibility  ( azas kewenangan dan tanggung
jawab). Azas ini hendaknya wewenang dan tanggung jawab hendaknya seimbang.
Wewenang  yang didelegasikan dengan tanggung jawab yang timbul karenanya harus
sama besarnya. Misalkan wewenang yang diberikan X maka tanggung jawab juga sebesar
X.

7.             Principle   of Responsibility : (azas tanggung jawab). Menurut azas ini,


pertanggungjawaban dari bawahan terhadap atasan harus sesuai dengan garis wewenang
( line authority ) dan pelimpahan wewenang. Seseorang hanya bertanggung jawab kepada
orang yang memberikan tanggung jawab.

8.             Principle of departementation ( principle of devision of work ) = azas pembagian


kerja. Menurut azas ini, pengelompok tugas-tugas, pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan
yang sama ke dalam satu unit kerja ( departemen) hendaknya didasarkan atas eratnya
hubungan pekerjaan tersebut.    

9.             Principle of personnel placement ( azas penempatan personalia ) Menurut azas ini,


hendaknya penempatan orang-orang pada setiap jabatannya harus didasarkan atas
kecakapan, keahlian, dan ketrampilannya  ( the right man, in the right job ), oleh karena
itu harus dilakukan seleksi sesuai dengan kebutuhan.

10.         Principle of scalar chain ( azas jenjang berangkai ) : Saluran perintah dari atas
kebawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas dan tidak terputus dan
sebaiknya menempuh jarak yang terpendek., dan sebaliknya pertanggungjawaban
bawahan ke atasan juga serupa.

11.         Princip of effiiciency ( asas efisiensi ) Suatu organisasi dalam mencapai


tujuannya  harus dapat mencapai hasil yang optimal dengan pengorbanan yang minimal

12.         Principle of continuity  (azas kesinambungan) Organisasi harus mengusahakan cara-


cara untuk menjamin kelangsungan hidupnya.

13.         Priciple of coordination : ( asas koordinasi ) Asas ini merupakan tindakan lanjut dari
asas-asas organisasi lainnya. Koordinasi dimaksudkan untuk mensikronisasikan dan
mengintegrasikan segala tindakan
Jenis-Jenis Organisasi

Berdasarkan bentuknya organisasi dapat di klasifikasikan kedalam 4 jenis yakni :

1.    Organisasi garis 

6
Merupakan bentuk organisasi yang tertua, paling sederhana, organisasinya terbilang
masih kecil, jumlah karyawan masih sedikit sehingga saling mengenal satu sama lain
dengan baik dan spesialisasi kerjanya belum tinggi.

2.    Organisasi garis dan staff 

Bentuk organisasi ini dipakai oleh organisasi besar, cakupan kerjanya luas, bidang
tugas yang dikerjakan beraneka ragam dan rumit kemudian karyawan yang dimiliki
banyak.

3.    Organisasi fungsional 

Bentuk organisasi yang dibentuk atas dasar fungsi-fungsi yang dijalankan, organisasi
ini di terapkan pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan secara jelas.

4.    Organisasi panitia 

Organisasi yang terbentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai
maka selesailah organisasi tersebut.

Kemudian di bawah ini jenis organisasi berdasarkan banyaknya pemimpin :

1.    Organisasi Proyek 

Organisasi yang membentuk tim-tim spesialisasi untuk mencapai tujuan khusus,


manajer proyek mempunyai wewenang untuk memimpin para anggota tim selama jangka
waktu proyek, jika telah selesai maka akan dibubarkan organisasi tersebut.

2.    Organisasi Matrik 

Organisasi ini seraya dengan organisasi proyek namun yang membedakannya dengan
proyek adalah organisasi matriks dimana karyawan memiliki dua atasan yang memiliki
wewenang berbeda.

Namun secara umum organisasi dibedakan dalam beberapa jenis diantaranya :

1. Organisasi kemasyarakatan/sosial

2. Organisasi kemahasiswaan

3. Organisasi politik

4. Organisasi dunia/kenegaraan dan sebagainya.

7
B.       MANAJEMEN
a.    Definisi manajemen  

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno “management”, yang artinya seni
melaksanakan dan mengatur.

Berikut merupakan beberapa definisi manajemen menurut para ahli:

1.    Manajemen adalah sebuah proses karena manajemen memerlukan waktu untuk


melaksanakannya dan elemen-elemen dalam proses manajemen dilaksanakan berulang-
ulang membentuk sebuah siklus yang terarah dan teratur. Elemen-elemen tersebut
dijalankan dengan aktivitas yang saling berkaitan. ( Erna Juliana, 2012).

2.    Manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan


dengan menggunakan orang lain (Robert D. Terry).

3.    Manajemen adalah proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan diselenggarakan dan


diawasi (Encyclopaedia of sosial sciences).

4.    Manajemen membuat tujuan tercapai melalui kegiatan-kegiatan orang lain dan fungsi-


fungsinya dapat dipecahkan sekurang-kurangnya 2 tanggung jawab utama (perencanaan
dan pengawasan).

5.    Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang /lebih
untukmengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain guna mencapai hasil (tujuan) yang
tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja. (Evancevich).

b.   Istilah manajemen menurut pengertiannya

a.    Manajemen sebagai suatu proses, dikemukakan tiga buah definisi:

·      Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu
proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi

·      Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang
sama. Manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen.
Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam
suatu badan tertentu disebut manajemen.

b. Manajemen sebagai ilmu dan seni

Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara
keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena

8
telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini
dikarenakan didalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini
lalu diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-
prinsip yang diwujudkan dalam bentuk suatu teori.

Sedangkan Manajemen sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam


mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain. Pada hakekatnya
kegiatan manusia pada umumnya adalah managing (mengatur). Untuk mengatur disini
diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai
tujuan bersama.

Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan.
Manajemen sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan
atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasi. Batasan di atas sebenarnya terlalu luas dan
baru akan menjadi jelas apabila dapat di tegaskan lebih lanjut arti yang detail mengenai
pengetahuan dan arti tentang sistematik dan organisai yang digunakan dalam definisi itu.
Manajemen sebagai ilmu dapat di lihat sebagai suatu pendekatan (approach) terhadap
seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang
pada prinsipnya dapat di amati oleh indra manusia.

Manajemen merupakan suatu ilmu karena memiliki karakteritik pokok seperti halnya
karakteristik pokok ilmu yang telah dideskripsikan di atas. Demikian juga manajemen
merupakan  suatu ilmu karena dalam manajemen di aplikasikan dalam manajemen
tersebut adalah:

1.    Observasi

2.     Rumusan permasalahan

3.    Akumulasi dan klasifikasi fakta tambahan yang baru

4.    Generalisasi

5.    Rumusan hipotesis

6.    Testing dan verifikasi

Manajemen sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam formal yang biasa
dihubungkan dengan seni musik, sastra, tari, drama, patung, lukis, dan sebagainya. Yang
dimaksud seni disini adalah seni dalam pengertian yang lebih luas dan umum,
yaitu merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam
menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya manusia
dan sumber daya alam (human and natural resurces) secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan.

9
c. Manajemen sebagai suatu profesi

Manajemen diartikan profesi karena manajemen membutuhkan keahlian tertentu dalam


mencapai tujuan. Manajemen menurut Parker (Stoner dan Freeman, 2000 dalam Juliana
2010) ialah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the art of getting things
done through poeple).

Dalam jaman modern ini semua jenis kegiatan selalu harus di manajemen, dalam arti
aturan yang jelas, dan sekarang boleh dikata bahwa bidang manajemen sudah merupakan
suatu profesi bagi ahlinya. Mengapa demikian karena dalam kegiatan apapun pekerjaan
harus dikerjakan secara efisien dan efektif, sehingga diperoleh masukan atau input yang
besar.

c.    Teori-teori manajemen ( Menurut Ritha, 2003)

a.    Aliran Managemen Ilmiah

Teori Manajemen Ilmiah muncul sebagian dari kebutuhan untuk meningkatkan


produktivitas. Di awal abad keduapuluh, terutama Amerika Serikat, tenaga kerja terampil
amat terasa kurang, satu satunya cara untuk meningkatkan produktivitas adalah
menaikkan efisiensi pekerja.

                            I.          Frederick W. Taylor (1856 -1915)

Menurut Ritha (2003) dalam  pembahasannnya mengenai sejarah perkembangan ilmu


manajemen. Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya
meningkatkan produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi kerja.
Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manajemen ilmiah yang terkenal
dengan rencana pengupahan yang menghasilkan turunnya biaya dan meningkatkan
produktivitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat
Taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu :

1.    Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.

2.    Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan menempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu
pekerjaan.

3.    Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.

4.    Kerjasama yang baik antara manajemen dengan pekerja.

10
Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi
mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor
mendekati ilmiah adalah :

1.    Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.

2.    Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.

3.    Adanya kerja sama sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.

4.    Bekerja untuk hasil yang maksimal.

5.    Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya,

                     II.         Henry L Gant (1861 -1919)

Henry L Gant menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal


balik antara manajemen dan para karyawan, yaitu kerja sama yang harmonis. Henry
beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga menggaris bawahi
pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian tentang sistem pada pihak
karyawan dan manajemen, serta perlunya penghargaan dalam segala masalah manajemen.

              III.      Frank B. Gilbreth 1868-1924 dan Lilian Gilbreth 1878-1972

Suami istri ini selain mempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik
dengan usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh sebagai makhluk
manusia. Setiap langkah yang dapat menghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan.
Mereka juga terkenaI dengan tiga peran dari setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar
dan pelatihan yang senantiasa mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep
"three position plan of promotion". Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh
manajemen ilmiah, namun satu hal penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu
kebutuhan sosial manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan
dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan pekerjaan. Aliran ini melupakan
kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa. Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada
aspek manusia dari kerja dan perhatian suaminya pada efisiensi yaitu usaha untuk
menemukan cara satu-satunya yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam
menerapkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan
mengerti kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja karena
kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.

a.  Aliran Teori Organisasi Klasik

Aliran ini mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen.


Perhatian dan kemampuan manajemen diarahkan pada penerapan fungsi-fungsi tersebut.

11
b.   Henry Fayol (1841 -1925)

Henry Fayol berpendapat bahwa praktek manajemen yang mantap mempunyai pola
tertentu yang dapat diidentifikasi dan dianalisa, yaitu :

1.             Pembagian kerja (Division of labor), yaitu sernakin mengkhusus manusia dalam


pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti terdapat pada ban berjalan.

2.             Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh melalui


perintah dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang formil. Walaupun
demikian wewenang pribadi dapat mernaksa kepatuhan orang lain.

3.             Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap aturan dan
kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan ini dan juga
kesepakatan yang ada ini, seperti penghargaan terhadap prestasi serta penerapan sangsi
hukum secara adil terhadap yang menyimpang.

4.             Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan hanya menerima
perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya dari dua orang atasan
atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan wewenang yang harus
dipatuhi.

5.             Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti sekelompok kegiatan yang


mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh seorang manajer dengan satu
rencana kerja.

6.             Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap kepentingan umum


(Subordination of Individual interest to general interest), yaitu kepentingan perorangan
dikalahkan terhadap kepentingan organisasi sebagai satu keseluruhan.

7.             Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan yang adil bagi
karyawan dan pengusaha.

8.             Sentralisasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak pada
atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan sesuai kebutuhan,
sehingga kemungkinan adanya desentralisasi.

9.             Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang tersusun dari
tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada bagan organisasi.

10.         Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada tempat dan
waktu yang tepat.

11.         Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para manajer terhadap
bawahannya.

12
12.         Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak banyak
pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.

13.         Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk berprakarsa


dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi kesalahan-kesalahan.

14.         Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat berkelompok


dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan komunikasi langsung daripada
komunikasi formal dan tertulis.

a. Max Weber (1864-1920)

Max Weber mengemukakan tentang manajemen birokrasi yang menekankan pada


kebutuhan akan hirarki yang ditetapkan dengan ketat untuk mengatur peraturan dan
wewenang dengan jelas.

b. Mary Parker Folett (1868-1933)

Mary percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen
brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan atasan
sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah. Beliau
menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan hanya karena
kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formil, tapi haruslah berasal dari pada
pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer.

c. Chester L. Barnard (1886 -1961)

Perusahaan dapat beroperasi efisien dan tetap bertahan hanya kalau sasaran
organisasi dibuat seimbang dengan tujuan dan keperluan individu yang bekerja untuk
perusahaan tersebut

c.    Aliran Hubungan Manusiawi

Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini
memusatkan kajiannya pada aspek manusia da perlunya manajemen memahami manusia.
Aliran ini menggunakan disiplin ilmu psikologi dan sosiologi dalam menerapkan teori-
teorinya. Tokoh penting dalam aliran prilaku adalah Elton Mayo dan Hugo Munsterberg.
Melalui eksperimen aliran ini mengganti konsep “manusia rasional” (manusia yang hanya
dapat dimotivasi dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi) dengan konsep “manusia
social” (dapat dimotivasi dengan pemenuhan kebutuhan sosial berupa hubungan kerja).

1.      Elton Mayo (1880 -1949)

Mayo melakukan percobaan dengan teman-temannya di sebuah pabrik.Percobaan


pertamanya meneliti pengaruh kondisi penerangan terhadap produktivitas. Dan bisa

13
disimpulkan bila kondisi penerangan naik, maka produktivitas juga akan naik, bagitupun
sebaliknya. Penelitian lainnya yaitu kelompok kerja informal-lingkungan sosial karyawan
signifikan terhadap produktivitas. Konsep makhluk sosial di motivasi kebutuhan sosial,
hubungan timbal-balik lebih responsif terhadap dorongan kerja. Pengawasan manajemen
telah menggantikan konsep “makhluk rasional” yang di motivasi oleh kebutuhan-
kebutuhan fisik manusia.

2.          Hugo Munsterberg (1863-1916)

Hugo Munsterberg Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya yang terpenting adalah


berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna
seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya "Psychology and Indutrial
Efficiency", ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas:

·      Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang
akan dikerjakannya.

·      Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat syarat


psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.

·      Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam
mendorong karyawan

d.       Aliran Analisis Sistem

Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan dengan


bidang lain untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini, memotivasi pegawai
akan dilihat hubungannya dengan kesejahteraan, penggajian, jam kerja, jaminan hari tua,
dan faktor lainnya.

e.      Aliran Manajemen Berdasarkan Hasil

Aliran manajemen berdasarkan hasil (management by objective) diperkenalkan


pertama kali oleh Peter Drucker pada awal tahun 1950-an. Aliran ini memfokuskan
pemikiran pada hasil-hasil yang dicapai, bukan pada interaksi kegiatan karyawan.

f.       Aliran Manajemen Mutu

Aliran manajemen mutu memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk


kepuasan pelanggan (konsumen). Oleh karena itu, fokus utama aliran manajemen mutu
mengatakan apakah barang atau jasa yang dihasilkan bermutu atau tidak.

d.    Fungsi manajemen (management functions) (Menurut Ritha, 2010)

14
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan.

1.   Menurut Henry Fayol

Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis


bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi
manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan.

a)    Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang memungkinkan


organisasi mencapai tujuan-tujuannya.

b)   Pengorganisasian (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber daya
manusia guna melaksanakan rencana.

c)    Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan agar dapat


menunaikan tugas pekerjaan mereka

d)   Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber daya dan kegiatan


organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya.

e)    Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah


rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.

Namun saat ini, lima fungsi tersebut telah diringkas sedetail mungkin oleh
Hendry Fayol yaitu :

a)    Planning atau perencanaan

Merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi


kebijaksanaan proyek program prosedur metode sistem anggaran dan standar yang
dibutuhkan utk mencapai tujuan.

b)   Organizing atau pengorganisasian

·      Penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatan-kegiatan yg dibutuhkan utk


mencapai tujuan organisasi.

·      Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yg akan dapat
membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.

15
·      Penugasan tanggung jawab tertentu

·      Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk


melaksanakan tugasnya

c)    Staffing

Staffing atau penyusunan personalia adalah penarikan (recruitment) latihan dan


pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi pada karyawan dalam
lingkungan kerja yg menguntungkan dan produktif.

d)   Leading atau fungsi pengarahan

Adalah bagaimana membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yg


diinginkan dan harus mereka lakukan.

e)    Controlling atau pengawasan

Adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk menjamin bahwa rencana telah
dilaksanakan sesuai dengan yg telah ditetapkan.
2.         Fungsi Manajemen Menurut George Terry
Terry mendefinisikan manajemen dalam bukunya Principles of Management yaitu “Suatu
proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya”.

Berikut ini adalah fungsi manajemen menurut Terry:

a)    Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan
langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti
mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang
menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksuud untuk
mencapai tujuan.

b)   Pengorganisasian (organization) yaitu sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang


dan menempatkan mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang
sudah direncanakan.

c)    Penggerakan (actuating) yaitu untuk menggerakan organisasi agar berjalan sesuai


dengan pembagian kerja masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya yang

16
ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai
rencana dan bisa memcapai tujuan.

d)   Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini
sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya
dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng
dari rencana.

3.   Fungsi Manajemen Menurut Luther Gullick

Fungsi Manajemen menurut luther Gullick ~ Pos Dicorecbug, terdiri dari :

a)    Planning  (Perencanaan)

Perencanaan yang kata dasarnya “rencana” pada dasarnya merupakan tindakan


memilih dan menetapkan segala aktifitas dan sumber daya yang akan dilaksanakan dan
digunakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan tertentu. Perencanaan
mengacu pada pemikiran dan penentuan apa yang akan dilakukan di masa depan,
bagaimana melakukannya, dan apa yang harus disediakan untuk melaksanakan aktivitas
tersebut untuk mencapai tujuan secara maksimal.

Fungsi dari perencanaan tersebut adalah sebagai berikut :

1.         Menjelaskan berbagai masalah.

2.         Menentukan prioritas masalah

3.         Menentukan tujuan dan indicator keberhasilan

4.         Mengkaji hambatan dan kendala

5.         Menyusun rencana kerja operasioanal

Sedangkan manfaat perencanaan tersebut adalah sebagai berikut:

1)        Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang.

2)        Dimungkinkan melakukan pilihan dari berbagai alternatif tindakan.

3)        Mengarahkan perhatian pada tujuan.

4)        Merupakan sarana untuk mengadakan pengawasan.

5)        Memudahkan melakukan koordinasi diantara berbagai organisasi

6)        Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, sehingga menghemat waktu, usaha dan
dana.

17
Tahap-tahap perencanaan:

1)   Perumusan tujuan, pada tahap ini penyusunan perencanaan harus merumuskan tujuan


yang hendak di capai di masa yang akan datang.

2)   Perumusan kebijaksanaan, yakni merumuskan bagaiaman usaha untuk mencapai tujuan


yang telah dirumuskan dalam bentuk tindakan-tindakan yang terkoordinir terarah dan
terkontrol.

3)   Perumusan prosedur, yakni menentukan batas-batas dari masing-masing komponen


(sumber daya).

4)   Perencanaan skala kemajuan, merumuskan standar hasil yang yang akan diperoleh
melalui pelaksanaan aktivitas pada waktu tertentu.

5)   Perencanaan bersifat menyeluruh, maksudnya setelah tahap 1 s/d 4 dirumuskan dengan


baik.

Persyaratan yang dimaksud terdiri dari :

1)        Harus didasarkan pada tujuan yang jelas, maksudnya semua komponen perencanaan
dikembangkan dengan berorientasi pada tujuan yang jelas.

2)        Bersifat sederhana, realistis, dan praktis, maksudnya perencanaan yang dibuat tidak
bersifat muluk-muluk.

3)        Terperinci, maksudnya harus memuat segala uraian dan klasifikasi rangkaian tindakan
yang akan dilaksanakan.

4)        Memiliki fleksibilitas artinya perencanaan yang dibuat tidak bersifat kaku.

5)        Terdapat perimbangan antara unsur atau komponen yang terlibat dalam pencapaian
tujuan.

6)        Diupayakan adanya penghematan sumber daya serta kemungkinan diadakannya


sumberdaya tersebut di masa-masa aktivitas sedang berlangsung.

Kegiatan seorang manejer adalah menyusun rencana. Menyusun rencana, berarti


memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan adalah
penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan
yang terakhir merumuskan perencanaan merupakan penetapan jawaban kepada enam
pertanyaan berikut :

·      Tindakan apa yang harus dikerjakan ?

·      Mengapa tindakan itu harus dikerjakan ?

18
·      Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?

·      Kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?

·      Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?

·      Bagaimana cara melaksanakan tindakan itu ?

b. Organizing (Pengorganisasian )

Pengoganisasian diartikan sebagai kegiatan pembagi tugas-tugas pada orang yang


terlibat dalam kerja sama di sekolah. Kegiatan pengorganisasian menentukan siapa yang
akan melaksanakan tugas sesuai pronsip pengorganisasian. Sehingga pengorganisasian
dapat disebut sebagai keseluruhan proses memilih orang-orang serta mengalokasikannya
sarana dan prasarana untuk memunjang tugas orang-orang itu dalam organisasi dan
mengatur mekanisme kerjanya sehingga dapat menjamin pencapaian tujuan.

Efesiensi dalam pengorganisasian adalah pengakuan terahadap sekolah-sekolah


pada penggunaan waktu dan uang dan sumber daya yang terbatas dalam mencapai tujuan,
yaitu alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, dana dan sumber daya sekolah.

c. Staffing (Penyusunan pegawai)

Seperti fungsi-fungsi manajemen lainnya, staffing juga merupakan fungsi yang


tidak kalah pentingnya. Tetapi agak berbeda dengan fungsi lainnya, penekanan dari
fungsi ini lebih difokuskan pada sumber daya yang akan melakukan kegiatan-kegiatan
yang telah direncakan dan diorganisasikan secara jelas pada fungsi perencanaan dan
pengorganisasian. Aktifitas yang dilakukan dalam fungsi ini, antara lain menentukan,
memilih, mengangkat, membina, membimbing sumber daya manusia dengan
menggunakan berbagai pendekatan dan atau seni pembinaan sumber daya manusia.

Penyediaan staf merupakan pengarahan dan latihan sekelompok orang yang


mengerjakan sesuatu tugas, dan memelihara kondisi kerja yang menyenangkan. Dalam
upaya mengembangkan staf metode yang dapat dipergunakan, antara lain: latihan jabatan,
penugasan khusus, simulasi, permainan peranan, satuan tugas penelitian, pengembangan
diri dan seterusnya. Sementara itu ada tiga tipe program pengembangan staf yang terdiri
dari: presupervisory programs, middle management programs dan executive development
programs.

d. Directing (Pengarahan)

Pengarahan adalah penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan


terdapat para petugas yang terlibat, baik secara structural maupun fungsional agar

19
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar, dengan pengarahan staff  yang telah
diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing tidak
menyimpang dari garis program yang telah ditentukan.

Dalam pelaksanaannya pengarahan ini seringkali dilakukan bersamaan dengan


controlling sambil mengawasi, manajer sering kali memberi petunjuk atau bimbingan
bagaimana seharusnya pekerjaan dikerjakan. Jika pengarahan yang disampaikan manajer
sesuai dengan kemauan dan kemampuan dari staf, maka staf pun akan termotivasi untuk
memberdayakan potensinya dalam melaksanakan kegiatannya

Fungsi pengarahan melibatkan pembimbingan dan supervisi terhadap usaha-


usaha bawahan dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran organisasi. Dalam kaitannya
dengan fungsi ini, ilmu-ilmu perilaku telah memberikan sumbangan besar dalam bidang-
bidang motivasi dan komunikasi.

                            e. Coordinating (Koordinasi)

Koordinating atau pengkoordinasian merupakan satu dari beberapa fungsi


manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan,
percekcokan, kekosongan kegiatan dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan
menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam
upaya mencapai tujuan organisasi. Koordinasi adalah mengimbangi dan menggerakkan
tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok dengan masing-masing
dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara
para anggota itu sendiri.

Dengan adanya pengoordinasian dapat dihindari kemungkinan terjadinya


persaingan yang tidak sehat dan kesimpangsiuran di dalam bertindak antara orang-orang
yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Koordinasi ini mengajak semua sumber
daya manusia yang tersedia untuk bekerjasama menuju ke satu arah yang telah
ditentukan. Koordinasi diperlukan untuk mengatasi kemunginan terjadinya duplikasi
dalam tugas, perebutan hak dan wewenang atau saling merasa lebih penting di antara
bagian dengan bagian yang ada dalam organisasi.

     f. Reporting (Pelaporan)

Dengan pelaporan dimaksudkan sebagai fungsi yang berkaitan dengan pemberian


informasi kepada manajer, sehingga yang bersangkutan dapat mengikuti perkembangan
dan kemajuan kerja. Jalur pelaporan dapat bersifat vertikal, tetapi dapat juga bersifat
horizontal. Pentingnya pelaporan terlihat dalam kaitannya dengan konsep sistem
informasi manajemen, yang merupakan hal penting dalam pembuatan keputusan oleh
manajer.

20
                  g. Budgeting ( Pembuatan Anggaran)
LUTHER GULLICK mengemukakan bahwa penganggaran termasuk salah satu
fungsi manajemen. Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian
organisasi melalui perencanaan fiskal dan akuntansi.

Dalam penyusunan anggaran dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut :

1)        Pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan.

2)        Data masa lalu.

3)        Kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi.

4)        Pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing.

5)        Kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah.Penelitian untuk pengembangan


perusahan.

    h. Controlling (Pengawasan)

Proses pengawasan mencatat perkembangan ke arah tujuan dan memungkinkan


manajer mendeteksi penyimpangan dari perencanaan tepat pada waktunya untuk
mengambil tindakan korektif sebelum terlambat. Melalui pengawasan yang efektif, roda
organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu dapat
dilaksanakan dengan lebih baik.
4.         Harold Koontz dan Cyril O’Donnell
Lima macam fungsi manajemen menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnell,
terdiri dari :

1. Planning  (Perencanaan).

Proses yang menyangkut upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi


kecenderungan dimasa yang akan datang dan penentuan starategi dan taktik yang tepat
untuk mewujudkan target dan tujuan organisasi.

2. Organizing  (Pengorganisasian).

Proses yang menyangkut bagaimana starategi dan taktik yang telah dirumuskan
dalam perencanaan diatur dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan dapat bekerja
secara efektif.

3. Staffing (Penyusunan).

Merupakan suatu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu


organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar
setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.

21
4. Directing (Pengarahan).

Proses pelaksanaan program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasinya.

5. Controlling  (Pengendalian dan pengawasan).

Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan bisa berjalan sesuai target yang diharapkan.
5.         Herie Gunawan.
Kesimpulan fungsi-fungsi manajemen menurut Harie Gunawan adalah :

1. Perencanaan  (Planning).

·      Merupakan kegiatan menentukan arah dan tujuan organisasi dan memilih serangkaian
aksi dari beberapa alternatif yang ada untuk mencapai tujuan tersebut.

·      Menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana, kapan dan siapa yang melakukan.

2. Pengorganisasian  (Organizing).

·      Menentukan bagaimana aktivitas dan sumber daya dikelompokkan.

·      Menentukan komposisi tim kerja dan aktivitas koordinasi termasuk didalamnya


pembagian pekerjaan.

3. Penggerakan  (Actuating).

Proses penggerakan sebagai implementasi dari perencanaan, termasuk


didalamnya adalah menggerakkan anggota untuk aktif berpartisipasi, memotivasi anggota
organisasi dan menjalin komunikasi yang efektif dalam organisasi.

4. Pengawasan (Controlling).

·      Memonitor kemajuan organisasi dalam mencapai tujuan.

·      Proses membandingkan hasil dan harapan, dan melakukan perubahan-perubahan yang


tepat.

5. Penyusunan Pegawai  (Staffing).

Meliputi proses-proses rekruitasi, seleksi, pemberian tugas, pelatihan,


pengembangan, evaluasi dan pemberian kompensasi kepada staff/sumber daya manusia.

6. Kepemimpinan  (Leading).

·      Serangkaian proses yang digunakan untuk membuat semua personel organisasi bekerja
sama untuk meningkatkan keuntungan.

22
·      Memotivasi dan berkomunikasi dengan SDM (Sumber Daya Manusia) organisasi untuk
memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai.

e.         Manajemen Pelayanan Kesehatan

Dari batasan-batasan definisi manajemen secara umum dapat diambil suatu


kesimpulan umum bahwa “Manajemen adalah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain
guna mencapai suatu tujuan atau menyelesaikan pekerjaan.” Apabila batasan ini
diterapkan dalam bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut :

“ Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para
petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui program kesehatan.” Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah
penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga
yang menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan
masyarakat. (Notoatmodjo, 2003)

Sehat adalah suatu keadaan yang optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak
hanya terbatas pada keadaan bebas dari penyakit atau kelemahan saja. Tujuan sehat yang
ingin dicapai oleh sistem kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Sesuai dengan tujuan sistem kesehatan tersebut, administrasi
(manajemen) kesehatan tidak dapat disamakan dengan administrasi niaga (business
adminstration) yang lebih banyak berorientasi pada upaya untuk mencari keuntungan
finansial (profit oriented). Administrasi kesehatan lebih tepat digolongkan ke dalam
administrasi umum/publik (public administration) oleh karena organisasi kesehatan lebih
mementingkan pencapaian kesejahteraan masyarakat umum.

Manajemen kesehatan harus dikembangkan di tiap-tiap organisasi kesehatan di


Indonesia seperti Kantor Depkes, Dinas Kesehatan di daerah, Rumah Sakit dan
Puskesmas dan jajarannya. Untuk memahami penerapan manajemen kesehatan di RS,
Dinas Kesehatan dan Puskesmas perlu dilakukan kajian proses penyusunan rencana
tahunan Depkes dan Dinas Kesehatan di daerah. Khusus untuk tingkat Puskesmas,
penerapan manajemen dapat dipelajari melalui perencanaan yang disusun setiap lima
tahun (micro planning), pembagian dan uraian tugas staf Puskesmas sesuai
dengan masing-masing tugas pokoknya.

Dari uraian teori-teori manajemen diatas, yang diapakai sebagai acuan manajemen
pelayanan kesehatan adalah Teori dari George Terry dimana Terry mendefinisikan
manajemen dalam bukunya Principles of Management yaitu “Suatu proses yang

23
membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya”, karena dalam pelayanan kesehatan tidak hanya ilmu yang dibutuhkan tapi
juga seni dalam pelayanan kesehatan.

Susunan struktural organisasi IBI

Sekretaris

Ketua

24
Majelis pertimbangan Humas
etika bidan

Advokasi dan
Hub. Luar Negeri
Majelis pertimbangan
organisasi/ perlindungan
Tata Usaha dan
Rumah Tangga

Wakil ketua II Bendahara


Wakil ketua I
a

Pendidikan Administrasi
Organisasi Keuangan

Hukum Pelatihan

Fund Rising
Penelitian dan Pelayanan
Pengembangan

Tim Teknis

Manajemen Pelayanan Kebidanan di Puskesmas

25
A. Pelayanan Kebidanan

1. Pengertian Kebidanan
Kebidanan adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni
yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui,
masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan monopause, bayi
baru lahir, balita, fungsi fungsi reproduksi manusia serta memberikan
bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya.
a. Pelayanan Kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah teregistrasi yang dapat
dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
b. Praktik Kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan yang
bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya didasari
etika dan kode etik.
c. Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka
fikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data,
diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
d. Asuhan Kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan
yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan

2. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan di Puskesmas


Standar minimal 9 (sembilan) tugas pokok dan fungsi, seorang bidan di
Puskesmas, yaitu :
a. Melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu hamil (Ante Natal Care)
b. Melakukan asuhan persalinan fisiologis kepada ibu bersalin (Post Natal
Care)
c. Menyelenggarakan pelayanan terhadap bayi baru lahir (kunjungan
neanatal)
d. Mengupayakan kerjasama kemitraan dengan dukun bersalin di wilayah
kerja puskesmas.
e. Memberikan edukasi melalui penyuluhan kesehatan reproduksi dan
kebidanan.

26
f. Melaksanakan pelayanan Keluarga Berencana (KB) kepada wanita usia
subur (WUS).
g. Melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu hamil risiko
tinggi (bumil risti)
h. Mengupayakan diskusi audit maternal perinatal (AMP) bila ada kasus
kematian ibu dan bayi.
i. Melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu pelayanan
puskesmas.

B. Struktur Organisasi Puskesmas

1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban masing –
masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu
kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala puskesmas
b. Wakil Kepala (disesuaikan beban kerja dan kebutuhan puskesmas dan
yang menetapkan ada atau tidak adalah Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Kota).
c. Unit tata usaha
d. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas
dalam pengelolaan :
1) Data dan informasi
2) Perencanaan dan penilaian
3) Keuangan
4) Umum dan kepegawaian
5) Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:
a) Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap
UKBM
b) Upaya kesehatan perorangan

2. Jaringan pelayanan puskesmas :


a. Unit puskesmas pembantu

27
b. Unit puskesmas keliling
c. Unit bidan di Desa/Komunitas

3. Tugas Struktur Organisasi Puskesmas


a. Kepala Puskesmas
Bertugas memimpin, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan
puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan structural, dan jabatan
fungsional.
b. Kepala urusan tata usaha
Bertugas dibidang kepegawaian, keuangan perlengkapan dan surat
menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
c. Unit I
Bertugas melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga
berencana dan perbaikan gizi.
d. Unit II
Melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium
sederhana.
e. Unit III
Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja
dan manula
f. Unit IV
Melaksanakan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan
sekolah dan olahraga, kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan
khusus lainnya.
g. Unit V
Melaksanakan kegiatan pembinaan dan pengembangan upaya
masyarakat dan penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan remaja dan
dana sehat.
h. Unit VI
Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan rawat inap

i. Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.

28
4. Tata Kerja Puskesmas
Tata kerja koordinasi fungsional, adalah sebagai berikut:
a.Antara Puskesmas dengan RSU dalam bidang pelayanan medic
b.Antara Puskesmas dengan Camat dan Badan Penyantun Puskesmas
dalam bidang pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan.

C. Fasilitas dan Layanan di Puskesmas

Terlepas dari statusnya sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama, puskesmas


tetap memiliki fasilitas yang bisa diandalkan untuk melayani pasien. Fasilitas
kesehatan dan pelayanan yang bisa Anda dapatkan di puskesmas terdiri atas
rawat jalan dan rawat inap.
Pelayanan kesehatan di puskesmas memang tidak selengkap di rumah sakit besar,
namun pasien masih bisa mendapatkan perawatan yang memadai, seperti:
1. Rawat jalan tingkat pertama
Memberikan pelayanan pencegahan penyakit, konsultasi, dan saran
pengobatan pada pasien yang tidak membutuhkan rawat inap.

2. Rawat inap tingkat pertama


Penanganan rawat jalan yang disertai tambahan fasilitas rawat inap sesuai
indikasi medis.
3. Pelayanan skrining kesehatan
Layanan yang diberikan untuk pasien dengan risiko penyakit kronis, seperti
diabetes tipe 2, hipertensi, dan kanker serviks.\
4. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
Pemeriksaan kondisi ibu hamil, membantu persalinan, perawatan pada masa
nifas, menyusui, program keluarga berencana, serta imunisasi dasar bagi bayi
dan anak. Khusus dalam membantu persalinan normal, puskesmas juga dapat
menyediakan layanan rawat inap.

5. Layanan Kesehatan Pengguna BPJS di Puskesmas

29
Sejak tahun 2014, pemerintah Indonesia telah menetapkan sistem jaminan
kesehatan berskala nasional yang dinamakan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS). Dengan menjadi peserta BPJS dan membayar iuran sesuai
kewajiban, peserta berhak mendapat pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
haknya.Keuntungan sebagai anggota BPJS adalah mendapatkan pelayanan
kesehatan dengan keringanan biaya atau bahkan tanpa dipungut biaya sama
sekali.

B. Tata Laksana Pelayanan Kebidanan di Puskesmas


1. Sasaran
Sasaran kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak adalah :
a.  Ibu ( hamil, bersalin, nifas, menyusui).
b.  Anak (bayi, balita dan anak prasekolah).
c. Remaja dan WUS
d. PUS.
2.  Ruang Lingkup
a. Pelayanan KIA dalam gedung :
1) Pelayanan ibu ( ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui ).
2) Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS ).
3) Pelayanan KB
4) Pelayanan kesehatan reproduksi.
b. Pelayanan KIA luar gedung :
1) Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, remaja, PUS,
WUS, anak prasekolah).
2) Kunjungan rumah (kunjungan ibu hamil, kunjungan nifas,
kunjungan neonatal, kunjungan kasus resti ).
3) Penempelan stiker P4K.
4) Posyandu (Pemeriksaan ANC, KB).
5) Kelas ibu (ibu hamil, ibu balita).
6) Kerjasama lintas program dan lintas sektor.
7)

3. Batasan Operasional

30
a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang bisa dilakukan didalam fasilitas
kesehatan maupun diluar fasilitas kesehatan untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
Kegiatan KIA meliputi:
1) Kelas Ibu Hamil
2) Kemitraan dukun bayi
3) Pemantauan SDIDTK di TK/PAUD
4) Identifikasi anak berkebutuhan khusus
5) P4K
6) SDIDTK di Posyandu
7) Penjaringan Resti Bumil
8) Kunjungan Neontus

D. STANDAR KETENAGAAN

4.  Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya Kesehatan Ibu
dan Anak yang ada di Puskesmas 

Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi

Upaya Kesehatan Pendidikan minimal Diampu oleh 25 orang


Ibu dan Anak D III dengan latar belakang
pendidikan

D III Kebidanan

5. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab program Upaya Kesehatan Ibu dan Anak dan latar
belakang profesinya adalah sebagai berikut:

Kegiatan Petugas Profesi


Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan

31
di puskesmas
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan

di desa .......
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan

di desa ......
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan

di desa........                         
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan

di desa ........
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan

di desa .......
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan

di desa ......
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan

di desa .........
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan

di desa ...........
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan

di desa 
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan

di desa ..............

6.  Jadwal Kegiatan
a. Pengaturan kegiatan upaya Kesehatan Ibu dan Anak dilakukan bersama
oleh para pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan
maupun tri bulanan/ lintas sektor dengan persetujuan Kepala Puskesmas.

32
b.  Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun,
dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan
pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal
c. Secara keseluruhan jadual dan rencana kegiatan upaya kesehatan
dikoordinasikan oleh Kepala Puskesmas ........ Adapun jadual kegiatan
upaya kesehatan dibagi menjadi 2, yaitu Jadual Rutin (POSYANDU)
dan Jadwal Kondisional.

Adapun Jadwal yang selalu dilakukan dalam pelayanan KIA adalah


Pelayanan Kegiatan
1. Pendataan Bumil dan Bufas

2. Kelas Ibu

3. Pemasangan Stiker P4K


Pelayanan Kesehatan Ibu
4. Pelacakan Kematian Ibu

5. Kunjungan Rumah Bumil, Bufas, Risti


1. Pendataan neonatal, bayi normal, resiko tinggi

2. Kunjungan rumah neonatal dan bayi resiko


Pelayanan Kesehatan Anak tinggi

3. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak


balita dan anak pra sekolah / SDIDTK (TK,
PAUD)
1. KIE untuk remaja yang sekolah dan tidak
Pelayanan Kesehatan sekolah
Reproduksi (Remaja 2. Konseling untuk remaja yang sekolah dan
danWUS) yang tidak sekolah
1. Pendataan sasaran KB

2. Konseling dan penyuluhan


Pelayanan Keluarga
3. Pelayanan dengan momen khusus (contoh
Berencna
Safari TNI KB Kes)

33
4. Pelacakan kegagalan KB 

E. STANDAR  FASILITAS

7. Denah Ruang
Koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu danAnak 
dilakukan oleh penanggungjawab UKM yang menempati ruang KIA dari
gedung Puskesmas. Pelaksanaan rapat koordinasi dilakukan di aula
Puskesmas ....... . Untuk kegiatan luar gedung petugas mendatangi
sasaran di rumahnya atau  di tempat yang sudah disepakati untuk
melakukan kegiatan.
8. Standar Fasilitas
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya Kesehatan Ibu dan
Anak  Puskesmas .......memiliki fasilitas penunjang sebagai berikut:

Kegiatan Pelayanan Kesehatan Sarana- prasarana


Ibu dan Anak
        Meja, kursi

        Alat tulis

        Buku Register kohort

        Timbangan
Posyandu
        Microtoice/ pengukur tinggi badan

        Stetoskop

        Tensimeter

        Buku KIA

        Dopler / lenac

        Metlin

34
        Leaflet

        Daftar hadir
Penyuluhan
        LCD

        Notulen

        Laptop

        Alat peraga penyuluhan


Pendataan Bumil , Bumil         Register kohort hamil

        Register kohort bayi


        Buku Panduan Kelas ibu

        ANC Kit
Kelas Ibu
        Perlengkapan senam hamil

        Form pre test & post test

        Alat peraga penyuluhan sesuai materi


Pemasangan Stiker P4K Stiker P 4 K , buku pencatatan,
dokumentasi
Kunjungan Rumah Bumil, Bufas,
        ANC Kit, Nifas Kit
Risti
        Buku pencatatan

        Form Rujukan
Pendataan neonatal, bayi normal, Buku pencatatan,register kohort
dan resiko tinggi bayi,Form rujukan
Kunjungan rumah neonatal, bayi
        Buku pencatatan, Form MTBM
normal, dan resiko tinggi
        Timbangan bayi,thermometer, timer

        Form Rujukan bayi resti


Pemantauan tumbuh kembang
        Timbangan
bayi, anak balita, dan anak pra
        Microtoise
sekolah/ SDITK (TK, PAUD)
        Buku KIA / Buku panduan SDITK

35
        Register kohort
KIE untuk remaja yang sekolah
        Buku pencatatan
dan yang tidak sekolah
        Buku Panduan Kesehatan Reproduksi
Remaja

        Leaflet
Konseling untuk remaja yang
        Buku pencatatan
sekolah dan yang tidak sekolah
        Buku Panduan Kesehatan Reproduksi
Remaja

        Leaflet
Pendataan sasaran KB Register kohort KB
Konseling dan penyuluhan         Leaflet

        LCD

        Laptop

        Alat peraga penyuluhan


Pelayanan dengan momen khusus
        Buku Pencatatan
(contoh Safari TNI KB Kes)
        Tensimeter, Stetoskop,Timbangan

        K1 KB,inform konsen,kartu akseptor

        Obat KB, Alat KB


Pelacakan kegagalan KB Buku pencatatan

C. TATALAKSANA PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK


1. Lingkup Kegiatan
a.  Pelayanan KIA dalam gedung :
1) Pelayanan ibu ( ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui ).
2) Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS ).
3) Pelayanan KB.
4) Pelayanan kesehatan reproduksi.
b. Pelayanan KIA luar gedung :

36
1) Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, remaja,
PUS, WUS, anak prasekolah).
2) Kunjungan rumah (kunjungan ibu hamil, kunjungan nifas,
kunjungan neonatal, kunjungan kasus resti ).
3) Penempelan stiker P4K.
4) Posyandu (Pemeriksaan ANC, KB).\
5) Kelas ibu (ibu hamil, ibu balita).
6) Kerjasama lintas program dan lintas sektor.
2. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan di bidang kesehatan Ibu dan Anak
diperlukan peran petugas kesehatan dan fasilitator, dimana petugas
kesehatan memberikan pelayanan dan fasilitator bertanggungjawab
dalam mengkomunikasikan inovasi dibidang kesehatan kepada
masyarakat. Metode yang digunakan adalah:
a. Pendataan sasaran
b. Wawancara/anamnesa
c. Pemeriksaan
d. Penatalaksanaan kasus
3. Pencatatan dan Pelaporan
4. Langkah Kegiatan
a. Kegiatan dalam gedung
1) Wawancara/anamnesa
2) Pemeriksaan
3) Penatalaksanaan kasus
4) Pencatatan dan pelaporan
b. Kegiatan luar gedung
1) Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak pada RKA
JKN (yang bersumber dari dana JKN) dan atau melalui RKA BOK
(yang bersumber  dari dana Bantuan Operasional Kesehatan)
2) Penggerakan Pelaksanaan (P2)
Pada  kegiatan P2 petugas melakukan:
a) Membuat jadual kegiatan

37
b) Mengkoordinasikan dengan bendahara JKN dan bendahara
BOK
c) Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
d) Melaksanakan kegiatan
e) Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)
f) Petugas Mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
g) Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
h) Petugas mengevaluasi kegiatan

F. LOGISTIK

              Perencanaan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang


pelaksanannya dilakukan oleh semua petugas penanggungjawab program
kemudian diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing-masing organisasi.
               Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Program
Kesehatan Ibu dan Anak direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas
program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda
pemberdayaan yang akan dilaksanakan.

Kegiatan di dalam gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana


antara lain :

1.Meja, Kursi

2.Alat tulis

3.Buku catatan Kegiatan

4.Leaflet

5.buku panduan

6.computer

Kegiatan di luar gedung Puskesmas membutuhkan sarana dan prasarana yang


meliputi :

1. Tensimeter
2. Stetoskop

38
3. Timbangan
4. Leaflet
5. Buku catatan kegiatan
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Program
KIA berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam
pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan
Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kegiatan direncanakan oleh koordinator kesehatan lingkungan berkoordinasi
dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya
puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of
Action )

G. KESELAMATAN SASARAN

Setiap kegiatan yang dilakukan pasti akan menimbulkan resiko atau


dampak, baik resiko yang terjadi pada masyarakat sebagai sasaran kegiatan
maupun resiko yang terjadi pada petugas sebagai pelaksana kegiatan.
Keselamatan pada sasaran harus diperhatikan karena masyarakat tidak hanya
menjadi sasaran satu kegiatan saja melainkan menjadi sasaran banyak program
kesehatan lainnya. Tahapan – tahapan dalam mengelola keselamatan sasaran
antara lain :
1.     Identifikasi Resiko.
Penanggungjawab program sebelum melaksanakan kegiatan harus
mengidentifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada
saat pelaksanaan kegiatan. Identifikasi resiko atau dampak dari pelaksanaan
kegiatan dimulai sejak membuat perencanaan. Hal ini dilakukan untuk
meminimalisasi dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan. Upaya
pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
2.     Analisis Resiko.
      Tahap selanjutnya adalah petugas melakukan analisis terhadap resiko atau
dampak dari pelaksanaan kegiatan yang sudah diidentifikasi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam
menangani resiko yang terjadi.
3. Rencana Pencegahan Resiko dan Meminimalisasi Resiko.

39
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah
atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4.     Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang
dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam
mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5.     Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan.

H. KESELAMATAN KERJA

Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari-hari


sering disebut Safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah petugas dan hasil kegiatannya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai
suatu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan.
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan
suasana kerja yang aman, kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan
dan kerusakan serta penurunan kesehatan akibat dampak dari pekerjaan yang
dilakukan,  bagi petugas pelaksana dan petugas terkait. Keselamatan kerja disini
lebih terkait pada perlindungan fisik petugas terhadap resiko pekerjaan.
Dalam penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus
melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada
pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Seiring dengan kemajuan Ilmu dan tekhnologi, khususnya sarana dan
prasarana kesehatan, maka resiko yang dihadapi petugas kesehatan semakin
meningkat. Petugas kesehatan merupakan orang pertama yang terpajan terhadap
masalah kesehatan, untuk itu`semua petugas kesehatan harus mendapat pelatihan

40
tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan
pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat.
Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola
limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang
benar.

I. PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan
upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana
dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1.     Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2.     Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3.     Ketepatan metoda yang digunakan
4.     Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Manajemen Pelayanan Kebidanan di Puskesmas dibuat untuk memberikan
petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas.
Penyusunan disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja
masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku
secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai
dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal
sebagai acuan bagi bidan  dalam melaksanakan pelayanan kesehatan Ibu dan
Anak di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan  atau pengurangan dari
kebijakan yang telah ditentukan.

41
B. SARAN
1. Setiap pegawai harus bisa menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan
selalu saling menghargai satu sama lain agar dapat mencapai kualitas kerja
yang baik.
2. Membuat alur pelayanan yang jelas agar mudah dimengerti oleh pasien.
3. Membuat jadwal penganti Poli Kebidanan penganti dokter ketika dokter tidak
sedang berada ditempat.
4. Setiap nama yang terdapat dijadwal poli harus bertanggung jawab penuh
pada hari poli yang sudah ditetapkan.
5. Membuat papan pemberitahuan/madding/informasi agar semua
pemberitahuan atau berita apapun tentang kesehatan/kebijakan apa pun bisa
sampai atau diketahui pegawai ataupun PASIEN.
6. Melaksanakan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Kebidanan yang komprehensif
di luar maupun di dalam Puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

https://angelinaps88.blogspot.com/2018/03/organisasi-dan-manajemen-
pelayanan.html

http://itjen-depdagri.go.id/article-25-pengertian-pengawasan.html

http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/KEPMENKES_374-2009_TTG_SKN-
2009.pdf

http://manajemen-pelayanankesehatan.net

http://hpm.fk.ugm.ac.id/hpmlama/index.php

http://www.slideshare.net/yabniellitjingga/konsep-puskesmas-ii-2

42
http://raranatasha.wordpress.com/2013/01/09/manajemen-puskesmas/

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2009/11/manajemen-pelayanan-kesehatan.html

http://www.indonesian-publichealth.com/2013/05/poac-pada-fungsi-manajemen.html

http://somelus.wordpress.com/2010/02/14/manajemen-puskesmas-dan-posyandu/

43

Anda mungkin juga menyukai