i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
KONSEP ORGANISASI DAN MENAJEMEN............................................................3
A. ORGANISASI..................................................................................................3
B. MANAJEMEN................................................................................................8
Susunan struktural organisasi IBI.................................................................................24
Manajemen Pelayanan Kebidanan di Puskesmas.........................................................25
A. Pelayanan Kebidanan.......................................................................................25
B. Struktur Organisasi Puskesmas.........................................................................26
C. Fasilitas dan Layanan di Puskesmas.................................................................28
D. STANDAR KETENAGAAN...........................................................................30
E. STANDAR FASILITAS.................................................................................33
F. LOGISTIK.......................................................................................................37
G. KESELAMATAN SASARAN.....................................................................38
H. KESELAMATAN KERJA...........................................................................39
I. PENGENDALIAN MUTU..............................................................................40
BAB III............................................................................................................................41
PENUTUP.......................................................................................................................41
A. KESIMPULAN....................................................................................................41
B. SARAN................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................42
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi yang terjadi saat ini selalu mengantarkan umat manusia kepada
kemajuan. Kemajuan inilah yang menyebabkan timbulnya kecenderungan manusia untuk
tergabung dalam sebuah organisasi. Keinginan untuk mencapai tujuan bersama dengan
menggunakan daya semaksimal mungkin adalah hal yang ditawarkan dalam sebuah
organisasi. Suatu organisasi dapat bertahan dan berjalan dengan baik dan lancar apabila
dilakukan dengan suatu proses manajemen. Konsep dasar manajemen sebetulnya sama
usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian karena pada dasarnya manusia
dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari prinsip-prinsip manajement. Ilmu
manajemen ilmiah dimulai di Eropa barat dan Amerika. Di negara-negara tersebut sedang
dilanda revolusi industri dengan perubahan-perubahan dalam pengelolaan produksi yang
efektif dan efisien. Hal ini disebabkan masyarakat sudah semakin maju dengan kebutuhan
yang semakin banyak dan beragam jenisnya. (Trihono, 2005).
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus dapat
melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang baik. Dalam
hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau memanage segala
sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang di harapkan. Dalam mempelajari
manajemen kebidanan di perlukan pemahaman mengenai dasar – dasar manajemen
sehingga konsep dasar manajemen merupakan bagian penting sebelum kita mempelajari
lebih lanjut tentang manajemen kebidanan. (Sitti Saleha, 2009).
Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara umum.
Dengan mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat menjadi manajer
ketika mendapat kedudukan sebagai seorang pimpinan, dan sebaliknya dapat melakukan
pekerjaan yang baik pula ketika bawahan dalam suatu system organisasi kebidanan.
Demikian pula dalam hal memberikan pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan
haruslah menjadi manager yang baik dalam rangka pemecahan, masalah dari klien
tersebut. (Sitti Saleha, 2009).
Untuk itu kita perlu mengenal terlebih dahulu pemahaman mengenai ilmu
manajemen secara umum, teori – teori manajemen, fungsi – fungsi manajemen, dan
bahkan manajemen skill. Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis. Oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur pikir bagi seorang
bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani kasus yang menjadi tanggung
jawabnya.
1
Manajemen kebidanan mempunyai peran penting dalam menunjang kerja seorang
bidan agar bidan dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada kliennya.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang konsep organisasi secara umum
2. Untuk menjelaskan tentang konsep manajemen secara umum
3. Untuk menjelaskan tentang konsep organisasi dan manajemen pelayanan kebidanan
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen pelayanan kebidanan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Organisasi berasal dari kata “organom”. Dalam bahasa Yunani berarti alat.
1. Chester I. Barnad (1938) menyatakan bahwa organisasi adalah sistem kerja sama antara
dua orang atau lebih.
2. James D. Mooney menyatakan bahwa organisasi adalah setiap bentuk kerja sama untuk
mencapai tujuan bersama.
Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimaan orang-orang
berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi,
terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin,
metode, lingkungan), sarana-prasarana, data dan lain sebagainya yang digunakan secara
efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi. (Juliana, 2012).
Menurut Keith Davis (dalam Juliana, 2012) ada tiga unsur penting partisipasi, sebagai
berikut:
2. Unsur kedua adalah kesediaan memberi suatu sumbangan untuk mencapai tujuan
kelompok.
3. Unsur ketiga adalah unsur tanggungjawab. Unsur tersebut merupakan segi yang
menonjol menjadi anggota.
3
c. Tujuan organisasi (Menurut Malayu, 2010)
Tujuan adalah suatu hasil akhir, titik akhir atau segala sesuatu yang akan dicapai.
Sebelum organisasi menentukan tujuannya, terlebih dahulu menetapkan visi dan misi
organisasi.
1. Visi merupakan pernyataan untuk memandang masa depan organisasi dalam perspektif
yang lebih luas. Visi organisasi merupakan:
c. Domain geografis
d. Teknologi inti
f. Filosofi perusahaan
1. Suatu pernyataan tentang keadaan yang diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk
merealisasikan
2. Pernyataan tentang keadaan di waktu yang akan datang dimana organisasi sebagai
kolektifitas mencoba untuk mewujudkan.
4
a. Tujuan kemasyarakatan, yaitu tujuan organisasi yang berkenaan dengan kelas-kelas
organisasi yang luas untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
b. Tujuan keluaran, yaitu tujuan organisasi yang berkenaan dengan jenis-jenis keluaran
tertentu dalam bentuk fungsi-fungsi konsumen. Contoh: perusahaan barang-barang
konsumen, perusahaan biro jasa-jasa bisnis.
c. Tujuan sistem, yaitu tujuan organisasi yang melaksanakan fungsi organisasi yang tidak
tergantung pada barang/jasa yang diproduksi/tujuan yang harus dicapai.
d. Tujuan produk, yaitu tujuan organisasi yang bergerak untuk tujuan produk tertentu,
berbagai karakteristik barang-barang/jasa produksi.
e. Tujuan turunan, yaitu tujuan organisasi yang digunakan untuk meletakkan kekuasaanya
dalam pencapaian tujuan lain.
2. Priciple Unity of Obyective ( azas kesatuan tujuan ) Menurut asas ini, didalam suatu
organisasi harus ada kesatuan tujuan yang ingin dicapai. Organisasi secara keseluruhan
dan tiap-tiap bagiannya harus berusaha untuk mencapai tujuan tersebut.
3. Principle of Unity of commando ( azas kesatuan perintah ) azas ini hendaknya setiap
bawahan menerima perintah ataupun memberikan pertanggungjawaban hanya kepada
satu orang atasan. Tetapi satu atasan dapat memerintah lebih dari satu orang.
4. Priciple of The span of managemen ( azas rentang kendali ) Azas ini seseorang
manager hanya dapat memimpin secara efektif sejumlah bawahan tertentu. Misalnya 3
orang sampai dengan 9 orang. Jumlah bawahan ini tergantung kecakapan dan
kemampuan manager yang bersangkutan.
5
6. Principle of parity of authority and reponsibility ( azas kewenangan dan tanggung
jawab). Azas ini hendaknya wewenang dan tanggung jawab hendaknya seimbang.
Wewenang yang didelegasikan dengan tanggung jawab yang timbul karenanya harus
sama besarnya. Misalkan wewenang yang diberikan X maka tanggung jawab juga sebesar
X.
10. Principle of scalar chain ( azas jenjang berangkai ) : Saluran perintah dari atas
kebawah harus merupakan mata rantai vertikal yang jelas dan tidak terputus dan
sebaiknya menempuh jarak yang terpendek., dan sebaliknya pertanggungjawaban
bawahan ke atasan juga serupa.
13. Priciple of coordination : ( asas koordinasi ) Asas ini merupakan tindakan lanjut dari
asas-asas organisasi lainnya. Koordinasi dimaksudkan untuk mensikronisasikan dan
mengintegrasikan segala tindakan
Jenis-Jenis Organisasi
1. Organisasi garis
6
Merupakan bentuk organisasi yang tertua, paling sederhana, organisasinya terbilang
masih kecil, jumlah karyawan masih sedikit sehingga saling mengenal satu sama lain
dengan baik dan spesialisasi kerjanya belum tinggi.
Bentuk organisasi ini dipakai oleh organisasi besar, cakupan kerjanya luas, bidang
tugas yang dikerjakan beraneka ragam dan rumit kemudian karyawan yang dimiliki
banyak.
3. Organisasi fungsional
Bentuk organisasi yang dibentuk atas dasar fungsi-fungsi yang dijalankan, organisasi
ini di terapkan pada perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan secara jelas.
4. Organisasi panitia
Organisasi yang terbentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai
maka selesailah organisasi tersebut.
1. Organisasi Proyek
2. Organisasi Matrik
Organisasi ini seraya dengan organisasi proyek namun yang membedakannya dengan
proyek adalah organisasi matriks dimana karyawan memiliki dua atasan yang memiliki
wewenang berbeda.
1. Organisasi kemasyarakatan/sosial
2. Organisasi kemahasiswaan
3. Organisasi politik
7
B. MANAJEMEN
a. Definisi manajemen
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno “management”, yang artinya seni
melaksanakan dan mengatur.
5. Manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang /lebih
untukmengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain guna mencapai hasil (tujuan) yang
tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja. (Evancevich).
· Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu
proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi
· Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui
kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang
sama. Manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen.
Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam
suatu badan tertentu disebut manajemen.
Manajemen merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara
keduanya tidak bisa dipisahkan. Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena
8
telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini
dikarenakan didalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala manajemen, gejala-gejala ini
lalu diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-
prinsip yang diwujudkan dalam bentuk suatu teori.
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan.
Manajemen sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan
atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasi. Batasan di atas sebenarnya terlalu luas dan
baru akan menjadi jelas apabila dapat di tegaskan lebih lanjut arti yang detail mengenai
pengetahuan dan arti tentang sistematik dan organisai yang digunakan dalam definisi itu.
Manajemen sebagai ilmu dapat di lihat sebagai suatu pendekatan (approach) terhadap
seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang
pada prinsipnya dapat di amati oleh indra manusia.
Manajemen merupakan suatu ilmu karena memiliki karakteritik pokok seperti halnya
karakteristik pokok ilmu yang telah dideskripsikan di atas. Demikian juga manajemen
merupakan suatu ilmu karena dalam manajemen di aplikasikan dalam manajemen
tersebut adalah:
1. Observasi
2. Rumusan permasalahan
4. Generalisasi
5. Rumusan hipotesis
Manajemen sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam formal yang biasa
dihubungkan dengan seni musik, sastra, tari, drama, patung, lukis, dan sebagainya. Yang
dimaksud seni disini adalah seni dalam pengertian yang lebih luas dan umum,
yaitu merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam
menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya manusia
dan sumber daya alam (human and natural resurces) secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan.
9
c. Manajemen sebagai suatu profesi
Dalam jaman modern ini semua jenis kegiatan selalu harus di manajemen, dalam arti
aturan yang jelas, dan sekarang boleh dikata bahwa bidang manajemen sudah merupakan
suatu profesi bagi ahlinya. Mengapa demikian karena dalam kegiatan apapun pekerjaan
harus dikerjakan secara efisien dan efektif, sehingga diperoleh masukan atau input yang
besar.
2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan menempatkan pekerjaan yang cocok untuk satu
pekerjaan.
10
Dalam menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya revolusi
mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor
mendekati ilmiah adalah :
3. Adanya kerja sama sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
Suami istri ini selain mempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik
dengan usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh sebagai makhluk
manusia. Setiap langkah yang dapat menghasilkan gerak dapat mengurangi kelelahan.
Mereka juga terkenaI dengan tiga peran dari setiap pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar
dan pelatihan yang senantiasa mencari kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep
"three position plan of promotion". Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh
manajemen ilmiah, namun satu hal penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu
kebutuhan sosial manusia dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan
dan kebutuhan ekonomis dan fisik perusahaan dan pekerjaan. Aliran ini melupakan
kepuasan pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa. Perhatian Lilian Gilbreth tertuju pada
aspek manusia dari kerja dan perhatian suaminya pada efisiensi yaitu usaha untuk
menemukan cara satu-satunya yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam
menerapkan prinsip-prinsip manajemen ilmiah, harus memandang para pekerja dan
mengerti kepribadian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja karena
kurang adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.
11
b. Henry Fayol (1841 -1925)
Henry Fayol berpendapat bahwa praktek manajemen yang mantap mempunyai pola
tertentu yang dapat diidentifikasi dan dianalisa, yaitu :
3. Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap aturan dan
kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan ini dan juga
kesepakatan yang ada ini, seperti penghargaan terhadap prestasi serta penerapan sangsi
hukum secara adil terhadap yang menyimpang.
4. Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan hanya menerima
perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya dari dua orang atasan
atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan kerancuan wewenang yang harus
dipatuhi.
7. Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan yang adil bagi
karyawan dan pengusaha.
8. Sentralisasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak pada
atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan sesuai kebutuhan,
sehingga kemungkinan adanya desentralisasi.
9. Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang tersusun dari
tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada bagan organisasi.
10. Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada tempat dan
waktu yang tepat.
11. Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para manajer terhadap
bawahannya.
12
12. Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak banyak
pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.
Mary percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan manajemen
brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk memisahkan atasan
sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai penerima perintah. Beliau
menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam organisasi, bukan hanya karena
kekuasaan yang bersumber dari kewenangan formil, tapi haruslah berasal dari pada
pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer.
Perusahaan dapat beroperasi efisien dan tetap bertahan hanya kalau sasaran
organisasi dibuat seimbang dengan tujuan dan keperluan individu yang bekerja untuk
perusahaan tersebut
Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran ini
memusatkan kajiannya pada aspek manusia da perlunya manajemen memahami manusia.
Aliran ini menggunakan disiplin ilmu psikologi dan sosiologi dalam menerapkan teori-
teorinya. Tokoh penting dalam aliran prilaku adalah Elton Mayo dan Hugo Munsterberg.
Melalui eksperimen aliran ini mengganti konsep “manusia rasional” (manusia yang hanya
dapat dimotivasi dengan pemenuhan kebutuhan ekonomi) dengan konsep “manusia
social” (dapat dimotivasi dengan pemenuhan kebutuhan sosial berupa hubungan kerja).
13
disimpulkan bila kondisi penerangan naik, maka produktivitas juga akan naik, bagitupun
sebaliknya. Penelitian lainnya yaitu kelompok kerja informal-lingkungan sosial karyawan
signifikan terhadap produktivitas. Konsep makhluk sosial di motivasi kebutuhan sosial,
hubungan timbal-balik lebih responsif terhadap dorongan kerja. Pengawasan manajemen
telah menggantikan konsep “makhluk rasional” yang di motivasi oleh kebutuhan-
kebutuhan fisik manusia.
· Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang
akan dikerjakannya.
· Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam
mendorong karyawan
14
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan.
b) Pengorganisasian (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber daya
manusia guna melaksanakan rencana.
Namun saat ini, lima fungsi tersebut telah diringkas sedetail mungkin oleh
Hendry Fayol yaitu :
a) Planning atau perencanaan
b) Organizing atau pengorganisasian
· Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yg akan dapat
membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.
15
· Penugasan tanggung jawab tertentu
c) Staffing
e) Controlling atau pengawasan
Adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk menjamin bahwa rencana telah
dilaksanakan sesuai dengan yg telah ditetapkan.
2. Fungsi Manajemen Menurut George Terry
Terry mendefinisikan manajemen dalam bukunya Principles of Management yaitu “Suatu
proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan
pengawasan dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya”.
a) Perencanaan (planning) yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan
langkah-langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti
mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa saja yang
menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan kegiatan yang bermaksuud untuk
mencapai tujuan.
16
ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan bisa berjalan sesuai
rencana dan bisa memcapai tujuan.
d) Pengawasan (controlling) yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini
sudah sesuai dengan rencana atau belum. Serta mengawasi penggunaan sumber daya
dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan efisien tanpa ada yang melenceng
dari rencana.
a) Planning (Perencanaan)
6) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti, sehingga menghemat waktu, usaha dan
dana.
17
Tahap-tahap perencanaan:
4) Perencanaan skala kemajuan, merumuskan standar hasil yang yang akan diperoleh
melalui pelaksanaan aktivitas pada waktu tertentu.
1) Harus didasarkan pada tujuan yang jelas, maksudnya semua komponen perencanaan
dikembangkan dengan berorientasi pada tujuan yang jelas.
2) Bersifat sederhana, realistis, dan praktis, maksudnya perencanaan yang dibuat tidak
bersifat muluk-muluk.
3) Terperinci, maksudnya harus memuat segala uraian dan klasifikasi rangkaian tindakan
yang akan dilaksanakan.
5) Terdapat perimbangan antara unsur atau komponen yang terlibat dalam pencapaian
tujuan.
18
· Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
b. Organizing (Pengorganisasian )
c. Staffing (Penyusunan pegawai)
d. Directing (Pengarahan)
19
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar, dengan pengarahan staff yang telah
diangkat dan dipercayakan melaksanakan tugas di bidangnya masing-masing tidak
menyimpang dari garis program yang telah ditentukan.
e. Coordinating (Koordinasi)
f. Reporting (Pelaporan)
20
g. Budgeting ( Pembuatan Anggaran)
LUTHER GULLICK mengemukakan bahwa penganggaran termasuk salah satu
fungsi manajemen. Penganggaran adalah fungsi yang berkenaan dengan pengendalian
organisasi melalui perencanaan fiskal dan akuntansi.
h. Controlling (Pengawasan)
1. Planning (Perencanaan).
2. Organizing (Pengorganisasian).
Proses yang menyangkut bagaimana starategi dan taktik yang telah dirumuskan
dalam perencanaan diatur dalam sebuah struktur organisasi yang tepat dan dapat bekerja
secara efektif.
3. Staffing (Penyusunan).
21
4. Directing (Pengarahan).
Proses pelaksanaan program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam
organisasi serta proses memotivasinya.
Proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah
direncanakan dan dilaksanakan bisa berjalan sesuai target yang diharapkan.
5. Herie Gunawan.
Kesimpulan fungsi-fungsi manajemen menurut Harie Gunawan adalah :
1. Perencanaan (Planning).
· Merupakan kegiatan menentukan arah dan tujuan organisasi dan memilih serangkaian
aksi dari beberapa alternatif yang ada untuk mencapai tujuan tersebut.
· Menentukan apa yang harus dilakukan, bagaimana, kapan dan siapa yang melakukan.
2. Pengorganisasian (Organizing).
3. Penggerakan (Actuating).
4. Pengawasan (Controlling).
5. Penyusunan Pegawai (Staffing).
6. Kepemimpinan (Leading).
· Serangkaian proses yang digunakan untuk membuat semua personel organisasi bekerja
sama untuk meningkatkan keuntungan.
22
· Memotivasi dan berkomunikasi dengan SDM (Sumber Daya Manusia) organisasi untuk
memastikan bahwa tujuan organisasi tercapai.
“ Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para
petugas kesehatan dan nonpetugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat
melalui program kesehatan.” Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat adalah
penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat sehingga
yang menjadi objek dan sasaran manajemen adalah sistem pelayanan kesehatan
masyarakat. (Notoatmodjo, 2003)
Sehat adalah suatu keadaan yang optimal, baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak
hanya terbatas pada keadaan bebas dari penyakit atau kelemahan saja. Tujuan sehat yang
ingin dicapai oleh sistem kesehatan adalah peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya. Sesuai dengan tujuan sistem kesehatan tersebut, administrasi
(manajemen) kesehatan tidak dapat disamakan dengan administrasi niaga (business
adminstration) yang lebih banyak berorientasi pada upaya untuk mencari keuntungan
finansial (profit oriented). Administrasi kesehatan lebih tepat digolongkan ke dalam
administrasi umum/publik (public administration) oleh karena organisasi kesehatan lebih
mementingkan pencapaian kesejahteraan masyarakat umum.
Dari uraian teori-teori manajemen diatas, yang diapakai sebagai acuan manajemen
pelayanan kesehatan adalah Teori dari George Terry dimana Terry mendefinisikan
manajemen dalam bukunya Principles of Management yaitu “Suatu proses yang
23
membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya”, karena dalam pelayanan kesehatan tidak hanya ilmu yang dibutuhkan tapi
juga seni dalam pelayanan kesehatan.
Sekretaris
Ketua
24
Majelis pertimbangan Humas
etika bidan
Advokasi dan
Hub. Luar Negeri
Majelis pertimbangan
organisasi/ perlindungan
Tata Usaha dan
Rumah Tangga
Pendidikan Administrasi
Organisasi Keuangan
Hukum Pelatihan
Fund Rising
Penelitian dan Pelayanan
Pengembangan
Tim Teknis
25
A. Pelayanan Kebidanan
1. Pengertian Kebidanan
Kebidanan adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni
yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui,
masa interval dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan monopause, bayi
baru lahir, balita, fungsi fungsi reproduksi manusia serta memberikan
bantuan/dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya.
a. Pelayanan Kebidanan adalah bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh bidan yang telah teregistrasi yang dapat
dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.
b. Praktik Kebidanan adalah implementasi dari ilmu kebidanan yang
bersifat otonom, kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya didasari
etika dan kode etik.
c. Manajemen asuhan kebidanan adalah pendekatan dan kerangka
fikir yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisa data,
diagnosa kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
d. Asuhan Kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan
yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan
26
f. Melaksanakan pelayanan Keluarga Berencana (KB) kepada wanita usia
subur (WUS).
g. Melakukan pelacakan dan pelayanan rujukan kepada ibu hamil risiko
tinggi (bumil risti)
h. Mengupayakan diskusi audit maternal perinatal (AMP) bila ada kasus
kematian ibu dan bayi.
i. Melaksanakan mekanisme pencatatan dan pelaporan terpadu pelayanan
puskesmas.
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban masing –
masing puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu
kabupaten/kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan
penetapannya dilakukan dengan peraturan daerah.Sebagai acuan dapat
dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala puskesmas
b. Wakil Kepala (disesuaikan beban kerja dan kebutuhan puskesmas dan
yang menetapkan ada atau tidak adalah Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Kota).
c. Unit tata usaha
d. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas
dalam pengelolaan :
1) Data dan informasi
2) Perencanaan dan penilaian
3) Keuangan
4) Umum dan kepegawaian
5) Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas:
a) Upaya kesehatan masyarakat termasuk pembinaan terhadap
UKBM
b) Upaya kesehatan perorangan
27
b. Unit puskesmas keliling
c. Unit bidan di Desa/Komunitas
i. Unit VII
Melaksanakan kegiatan kefarmasian.
28
4. Tata Kerja Puskesmas
Tata kerja koordinasi fungsional, adalah sebagai berikut:
a.Antara Puskesmas dengan RSU dalam bidang pelayanan medic
b.Antara Puskesmas dengan Camat dan Badan Penyantun Puskesmas
dalam bidang pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan.
29
Sejak tahun 2014, pemerintah Indonesia telah menetapkan sistem jaminan
kesehatan berskala nasional yang dinamakan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS). Dengan menjadi peserta BPJS dan membayar iuran sesuai
kewajiban, peserta berhak mendapat pelayanan kesehatan yang sesuai dengan
haknya.Keuntungan sebagai anggota BPJS adalah mendapatkan pelayanan
kesehatan dengan keringanan biaya atau bahkan tanpa dipungut biaya sama
sekali.
3. Batasan Operasional
30
a. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak merupakan upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang bisa dilakukan didalam fasilitas
kesehatan maupun diluar fasilitas kesehatan untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
Kegiatan KIA meliputi:
1) Kelas Ibu Hamil
2) Kemitraan dukun bayi
3) Pemantauan SDIDTK di TK/PAUD
4) Identifikasi anak berkebutuhan khusus
5) P4K
6) SDIDTK di Posyandu
7) Penjaringan Resti Bumil
8) Kunjungan Neontus
D. STANDAR KETENAGAAN
D III Kebidanan
5. Distribusi Ketenagaan
Penanggung jawab program Upaya Kesehatan Ibu dan Anak dan latar
belakang profesinya adalah sebagai berikut:
31
di puskesmas
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan
di desa .......
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan
di desa ......
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan
di desa........
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan
di desa ........
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan
di desa .......
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan
di desa ......
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan
di desa .........
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan
di desa ...........
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan
di desa
Upaya Kesehatan Ibu dan Anak Bidan
di desa ..............
6. Jadwal Kegiatan
a. Pengaturan kegiatan upaya Kesehatan Ibu dan Anak dilakukan bersama
oleh para pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan
maupun tri bulanan/ lintas sektor dengan persetujuan Kepala Puskesmas.
32
b. Jadwal kegiatan upaya kesehatan dibuat untuk jangka waktu satu tahun,
dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan
pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal
c. Secara keseluruhan jadual dan rencana kegiatan upaya kesehatan
dikoordinasikan oleh Kepala Puskesmas ........ Adapun jadual kegiatan
upaya kesehatan dibagi menjadi 2, yaitu Jadual Rutin (POSYANDU)
dan Jadwal Kondisional.
2. Kelas Ibu
33
4. Pelacakan kegagalan KB
E. STANDAR FASILITAS
7. Denah Ruang
Koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan Kesehatan Ibu danAnak
dilakukan oleh penanggungjawab UKM yang menempati ruang KIA dari
gedung Puskesmas. Pelaksanaan rapat koordinasi dilakukan di aula
Puskesmas ....... . Untuk kegiatan luar gedung petugas mendatangi
sasaran di rumahnya atau di tempat yang sudah disepakati untuk
melakukan kegiatan.
8. Standar Fasilitas
Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan upaya Kesehatan Ibu dan
Anak Puskesmas .......memiliki fasilitas penunjang sebagai berikut:
Alat tulis
Timbangan
Posyandu
Microtoice/ pengukur tinggi badan
Stetoskop
Tensimeter
Buku KIA
Dopler / lenac
Metlin
34
Leaflet
Daftar hadir
Penyuluhan
LCD
Notulen
Laptop
ANC Kit
Kelas Ibu
Perlengkapan senam hamil
Form Rujukan
Pendataan neonatal, bayi normal, Buku pencatatan,register kohort
dan resiko tinggi bayi,Form rujukan
Kunjungan rumah neonatal, bayi
Buku pencatatan, Form MTBM
normal, dan resiko tinggi
Timbangan bayi,thermometer, timer
35
Register kohort
KIE untuk remaja yang sekolah
Buku pencatatan
dan yang tidak sekolah
Buku Panduan Kesehatan Reproduksi
Remaja
Leaflet
Konseling untuk remaja yang
Buku pencatatan
sekolah dan yang tidak sekolah
Buku Panduan Kesehatan Reproduksi
Remaja
Leaflet
Pendataan sasaran KB Register kohort KB
Konseling dan penyuluhan Leaflet
LCD
Laptop
36
1) Pendataan sasaran (ibu hamil, ibu bersalin, bayi, balita, remaja,
PUS, WUS, anak prasekolah).
2) Kunjungan rumah (kunjungan ibu hamil, kunjungan nifas,
kunjungan neonatal, kunjungan kasus resti ).
3) Penempelan stiker P4K.
4) Posyandu (Pemeriksaan ANC, KB).\
5) Kelas ibu (ibu hamil, ibu balita).
6) Kerjasama lintas program dan lintas sektor.
2. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan di bidang kesehatan Ibu dan Anak
diperlukan peran petugas kesehatan dan fasilitator, dimana petugas
kesehatan memberikan pelayanan dan fasilitator bertanggungjawab
dalam mengkomunikasikan inovasi dibidang kesehatan kepada
masyarakat. Metode yang digunakan adalah:
a. Pendataan sasaran
b. Wawancara/anamnesa
c. Pemeriksaan
d. Penatalaksanaan kasus
3. Pencatatan dan Pelaporan
4. Langkah Kegiatan
a. Kegiatan dalam gedung
1) Wawancara/anamnesa
2) Pemeriksaan
3) Penatalaksanaan kasus
4) Pencatatan dan pelaporan
b. Kegiatan luar gedung
1) Perencanaan (P1)
Petugas merencanakan kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak pada RKA
JKN (yang bersumber dari dana JKN) dan atau melalui RKA BOK
(yang bersumber dari dana Bantuan Operasional Kesehatan)
2) Penggerakan Pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P2 petugas melakukan:
a) Membuat jadual kegiatan
37
b) Mengkoordinasikan dengan bendahara JKN dan bendahara
BOK
c) Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan
d) Melaksanakan kegiatan
e) Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3)
f) Petugas Mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
g) Petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
h) Petugas mengevaluasi kegiatan
F. LOGISTIK
1.Meja, Kursi
2.Alat tulis
4.Leaflet
5.buku panduan
6.computer
1. Tensimeter
2. Stetoskop
38
3. Timbangan
4. Leaflet
5. Buku catatan kegiatan
Prosedur pengadaan barang dilakukan oleh koordinator Program
KIA berkoordinasi dengan petugas pengelola barang dan dibahas dalam
pertemuan mini lokakarya Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan
Kepala Puskesmas. Sedangkan dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
kegiatan direncanakan oleh koordinator kesehatan lingkungan berkoordinasi
dengan bendahara puskesmas dan dibahas dalam kegiatan mini lokakarya
puskesmas untuk selanjutnya dibuat perencanaan kegiatan ( POA – Plan Of
Action )
G. KESELAMATAN SASARAN
39
Setelah dilakukan identifikasi dan analisis resiko, tahap selanjutnya adalah
menentukan rencana yang akan dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko
atau dampak yang mungkin terjadi. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah
atau meminimalkan resiko yang mungkin terjadi.
4. Rencana Upaya Pencegahan.
Tahap selanjutnya adalah membuat rencana tindakan yang akan dilakukan
untuk mengatasi resiko atau dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan yang
dilakukan. Hal ini perlu dilakukan untuk menentukan langkah yang tepat dalam
mengatasi resiko atau dampak yang terjadi.
5. Monitoring dan Evaluasi.
Monitoring adalah penilaian yang dilakukan selama pelaksanaan kegiatan
sedang berjalan.
H. KESELAMATAN KERJA
40
tentang kebersihan, epidemiologi dan desinfeksi. Sebelum bekerja dilakukan
pemeriksaan kesehatan untuk memastikan kondisi tubuh yang sehat.
Menggunakan desinfektan yang sesuai dan dengan cara yang benar, mengelola
limbah infeksius dengan benar dan harus menggunakan alat pelindung diri yang
benar.
I. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah kegiatan yang bersifat rutin yang dirancang untuk
mengukur dan menilai mutu pelayanan. Pengendalian mutu sangat berhubungan
dengan aktifitas pengawasan mutu, sedangkan pengawasan mutu merupakan
upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat berjalan sesuai rencana
dan menghasilkan keluaran yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Kinerja pelaksanaan dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator
sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator
Hasil pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi serta permasalahan yang
ditemukan dibahas pada tiap pertemuan lokakarya mini tiap bulan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Manajemen Pelayanan Kebidanan di Puskesmas dibuat untuk memberikan
petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas.
Penyusunan disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja
masih memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan pedoman yang berlaku
secara nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai
dengan kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal
sebagai acuan bagi bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan Ibu dan
Anak di puskesmas agar tidak terjadi penyimpangan atau pengurangan dari
kebijakan yang telah ditentukan.
41
B. SARAN
1. Setiap pegawai harus bisa menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan
selalu saling menghargai satu sama lain agar dapat mencapai kualitas kerja
yang baik.
2. Membuat alur pelayanan yang jelas agar mudah dimengerti oleh pasien.
3. Membuat jadwal penganti Poli Kebidanan penganti dokter ketika dokter tidak
sedang berada ditempat.
4. Setiap nama yang terdapat dijadwal poli harus bertanggung jawab penuh
pada hari poli yang sudah ditetapkan.
5. Membuat papan pemberitahuan/madding/informasi agar semua
pemberitahuan atau berita apapun tentang kesehatan/kebijakan apa pun bisa
sampai atau diketahui pegawai ataupun PASIEN.
6. Melaksanakan Evaluasi Kegiatan Pelayanan Kebidanan yang komprehensif
di luar maupun di dalam Puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
https://angelinaps88.blogspot.com/2018/03/organisasi-dan-manajemen-
pelayanan.html
http://itjen-depdagri.go.id/article-25-pengertian-pengawasan.html
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_regulasi/KEPMENKES_374-2009_TTG_SKN-
2009.pdf
http://manajemen-pelayanankesehatan.net
http://hpm.fk.ugm.ac.id/hpmlama/index.php
http://www.slideshare.net/yabniellitjingga/konsep-puskesmas-ii-2
42
http://raranatasha.wordpress.com/2013/01/09/manajemen-puskesmas/
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2009/11/manajemen-pelayanan-kesehatan.html
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/05/poac-pada-fungsi-manajemen.html
http://somelus.wordpress.com/2010/02/14/manajemen-puskesmas-dan-posyandu/
43