Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP MANAJEMEN PERORGANISASIAN


DALAM ASUHAN KEPERAWATAN
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan
Dosen pembimbing : Ns.Maulida Sari .S,Kep

KELOMPOK : 2
TK 3A
NAMA ANGGOTA :

NURASYIAH AL JAMALUDDIN 13404221061


MUNAWARRAH 134042210
SULISNA 134042210
FANY FAREHAN 134042210
SAFNA ADINDA 134042210

AKADEMI KEPERAWATAN KESDAM IM LHOKSEUMAWE


TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
petunjuknya sehingga makalah “KONSEP MANAJEMEN PERORGANISASIAN DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN” dapat diselesaikan sebagai mana mestinya meskipun dalam bentuk yang
sederhana dan masih terdapat kekurangan yang masih memerlukan perbaikan seperlunya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian makalah ini tidak dapat kami selesaikan tanpa
adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu patutlah kiranya kami
sampaikan rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Lhokseumawe, 10 OKTOBER 2023

KELOMPOK 2

2
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDEHULUAN................. .......................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3


A. Teknik komunikasi pada bayi dan anak .................................... 3
B. Teknik komunikasi pada remaja ................................................ 5
C. Teknik komunikasi pada dewasa ............................................... 6

BAB III PENUTUP..................................................... ................................ 8


A. Kesimpulan ................................................................................ 8
B. Saran .......................................................................................... 8

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen keperawatan merupakan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan staf, kepemimpinan, dan pengendalian aktivitas-aktivitas upaya
keperawatan dalam rangkameningkatkan mutu,kualitas dan kwantitas pelayanan dibidang
kesehatansecara komprehensif sesuai dengan standard kesehatan yang ditetapkan oleh
pemerintah. Sering kita lihat bahwa manajemen keperawatan ini diberbagairumah sakit belum
semaksimal diterapkan atau kurang terkoodinir dengan baik dalam menciptakan lingkungan yang
nyaman dan harmonis antara perawat dan pasien untuk melakukan tindakan keperawatan atau
praktikkeperawatan dan asuhan keperawatan (sumber pustaka).
Selain itu Manajemen Keperawatan ini sebagai struktur kegiatanoperasional dalam
melakukan pelayanan keperawatan yang akan mendukung proses penyembuhan dan pemulihan
kesehatan pasien yang dirawat selama24 jam.Hal ini menunjukkan manajemen keperawatan
sangat penting,karenamembutuhkan waktu yang panjang untuk melayani pasien. Dengan
demikian perawat membutuhkan lingkungan kerja yang baik. Karena lingkungan
kerjamerupakan lingkungan internal dalam sebuah organisasi yang mempengaruhi perilaku
perawat dalam menjalankan tugasnya (Huber,1996).
Manajemen Keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata di Rumah
Sakit, sehingga perawat perlu memahami bagaiman konsep dan Aplikasinya di dalam organisasi
keperawatan itusendiri.
Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu mengetahui
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasikeperawatan, bagaimana tugas dan
tanggung-jawab dari masing-masing personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan
membawa kita untuk lebih mengerti bagaimana konsep dasar Manaajmene Keperawatan itu
sendiri.
Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya orang lain
untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen keperawatan dapat diartikan sebagai
pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk mem berikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman, kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen kedua yang penting dilaksanakan oleh setiap
unit kerja sehingga tujuan organisasi dapat dicapai dengan berdaya guna dan berhasil guna.
Pengorganisasian merupakan pengelompokan yang terdiri dari beberapa aktifitas dengan sasaran
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan masing-masing kelompoknya untuk melakukan
koordinasi yang tepat dengan unit lain secara horizontal dan vertikal untuk mencapai tujuan
organisasi sebagai organisasi yang komplek, maka pelayanan keperawatan harus m
engorganisasikan aktivitasnya melalui kelompok-kelompok sehingga tujuan pelayanan
keperawatan akan tercapai.
Ruang rawat m erupakan salah satu pusat pelayanan kesehatan term asuk pelayanan
keperawatan yang dilakukan oleh semua tim kesehatan dimana semua tenaga termasuk perawat
bertanggung jawab dalam penyelesaian masalah kesehatan klien. Pengorganisasian pelayanan
keperawatan secara optim al akan m enentukan m utu pelayanan keperawatan yang diberikan
Yang menjadi bahasan dalam pelayaan keperawatan diruang rawat m eliputi : struktur organisai
ruang rawat, pengelom pokkan kegiatan (metode pengawasan), koordinasi kegiatan dan evaluasi

4
kegiatan kelom pok kerja ; yang bertujuan untuk m em berikan gam baran tentang struktur
organisasi dalam pelayanan keperawatan untuk m encapai tujuan.

B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang maka permasalahan materi ini
adalah sebagai berikut :
1.pengertian perorganisasian
2.Tujuan perorganisasian
3.Pinsip-prinsip perorganisasian
4.Tipe-tipe perorganisasian
5.Kegiatan perorganisasian
6.Pendelegasian tugas perorganisasian
7.Metode asuhan keperawatan perorganisasian

C. Tujuan
Dari latar belakang masalah dan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
kami menyimpulkan beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian perorganisasian
2. Mahasiswa dapat mengetahui Tujuan perorganisasian
3. Mahasiswa dapat mengetahui Pinsip-prinsip perorganisasian
4. Mahasiswa dapat mengetahui Tipe-tipe perorganisasian
5. Mahasiswa dapat mengetahui Kegiatan perorganisasian
6. Mahasiswa dapat mengetahui Pendelegasian tugas perorganisasian
7. Mahasiswa dapat mengetahui Metode asuhan keperawatan perorganisasian

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokan/pengaturan kegiatan yang dilakukan untuk
mencapai tujuan organisasi, melalui supervisi, komunikasi dan koordinasi dengan unit kerja lain
secara vertikal/atasan dan horizontal/bawahan ( Depkes RI, 2001). Menurut Hersey dan
Blanchard (1997) dalam La Monica (1998) pengorganisasian adalah kegiatan mendesain tujuan
dan wewenang tiap pekerjaan individu, menetapkan mana pekerjaan yang masuk dalam
kelompok manajer mencari metode dan proses agar pekerjaan dapat terintegrasi dengan
baikPengorganisasian pelayanan keperawatan adalah proses pengelompokan kegiatan terhadap
tugas, wewenang, tanggung jawab dan koordinasi kegiatan baik vertikal maupun horizontal yang
dilakukan oleh tenaga keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Fungsi ini
mencakup penetapan tugas-tugas yang harus dilakukan, siapa yang harus melakukan, seperti apa
tugas-tugas dikelompokkan, siapa yang melaporkan ke siapa, dan di mana serta kapan keputusan
harus diambil oleh seorang perawat.(Kemenkes RI)
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelom pokan orang-orang, alat-alat, tugas, tugas,
kewenangan dan tanggung jawab sedem ikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. (Siagian,1983 dalam Juniati)
Sedangkan Szilagji (dalam Juniati) m engem ukakan bahwa fungsi pengorganisasian m erupakan
proses m encapai tujuan dengan koordinasi kegiatan dan usaha, m elalui penataan pola struktur,
tugas, otoritas, tenaga kerja dan kom unikasi.
Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi :
1. Pola struktur yang berarti proses hubungan interaksi yang dikem bangkan secara efektif
2. Penataan tiap kegiatan yang m erupakan kerangka kerja dalam organisasi
3. Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama, pola hubungan antar
kegiatan yang berbeda, penem patan tenaga yang tepat dan pem binaan cara kom unikasi yang
efektif antar perawat.
Pengelolaan kegiatan asuhan keperawatan dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan klien m
isalnya unit rawat anak m em erlukan kegiatan asuhan yang bertujuan untuk m em enuhi
kebutuhan tum buh kem bangnya. Pengorganisasian dapat diuraikan sebagai rangkaian aktifitas
menyusun suatu kerangka kerja yang m enjadi wadah bagi sem ua kegiatan usaha kerja sama

6
dengan cara membagikan, m engelom pokkan pekerjaan yang harus dilakukan, m enerpakan m
enjalin hubungan kerja antar bagian dan m enjalin hubunagan antar staf dan atasan.
B. Tujuan Perorganisasian
1.Pencapaian tujuan organisasi
2. Pengorganisasian sumber daya secara efektif dan efisien
3. Melakukan pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang efektif antara perorangan dan
kelompok.
4. Menentukan jalur komunikasi dan koordinasi yang efektif melaui penyusunan struktur
organisasi yang baik
5. Melakukan pengambilan keputusan secara tepat
6. Melakukan pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi secara efektif melalui supervisi.
7. Melakukan antisipasi terhadap berbagai perubahan yang mungkin terjadi dengan melalui
penyesuaian-penyesuaian yang penting. (Swansburg & Swansburg, 1999).(Kemenkes RI)
C. Prinsip –Prinsip perorganisasian
1. Pembagian kerja dimaksudkan bahwa semua pekerjaan dibagi habis kepada semua staf.
Setiap staf memiliki tugas yang jelas untuk mengerjakan pekerjaan tertentu. Untuk menghindari
kesalahan maka manajer perawat hendaknya mengerti karakteristik tugas, tanggung jawab dan
wewenang stafnya. Job description, pengembangan prosedur dan deskripsi hasil kerja diperlukan
sebagai rambu-rambu pembagian kerja
2. Pendelegasian, menurut ANA (2005) adalah penyerahan tanggung jawab kinerja atas
suatu tugas dari satu individu kepada individu lain sedangkan pertanggung jawaban tetap
tergantung hasilnya. Pendelegasian tugas merupakan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
kepada staf untuk melakukan tindakan dengan batas kewenangan tertentu, Dalam pendelegasian
mengandung unsur mentoring dan regenerasi yang baik atau alami serta
memiliki nilai bagaimana mengelola sumber daya yang efektif dan efisien dengan kemampuan
terbatas, Menurut Rose K.N (2008) dalam Kurniadi, 2013 pendelegasian yang baik harus melihat
The five right of delegation meliputi : tugas/pekerjaan, lingkungan sekitarnya, orang yang
ditunjuk, adanya pengarahan/ komunikasi yang baik dan dilakukan supervisi atau evaluasi
3. Koordinasi, adalah suatu kegiatan melakukan komunikasi dan hubungan dengan pihak
yang terlibat dalam melancarkan kegiatan agar terjadi nada atau irama yang sama sehingga

7
terjadi keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada di tempat kerja.
Koordinasi efektif bisa dilakukan dengan cara :
1) membangun komunikasi dua arah baik dengan atasan maupun bawahan,
2) membiasakan melakukan rapat formal ( rapat resmi, pre dan post conferent),
3) melakukan pelaporan dan pencatatan yang teratur dan berkelanjutan,
4) membuat pembakuan formulir–formulir yang dipakai dalam semua kegiatan sebagai bukti
tanggung jawab dan tanggung gugat
4. Manajemen waktu biasanya digunakan oleh setiap orang untuk melakukan aktivitas apa
saja. Kemampuan mengelola waktu merupakan capaian keberhasilan seseorang. Agar dapat
berhasil dalam mengelola waktu maka diperlukan pemanfaatan waktu yang efektif dengan cara :
1) Analisa waktu yang dipakai dengan membuat jadwal dan kategori kegiatan,
2) memeriksa kembali tiap porsi kategori sesuai waktu yang ada,
3) menentukan prioritas pekerjaan menurut kegawatan, mendesak, dan tidak mendesak/rutin,
4) mendelegasikan kepada bawahan, sesuai dengan sifat pekerjaan
D. Tipe-Tipe perorganisasian
Secara umum struktur organisasi dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1. Organisasi Lini Bentuk organisasi lini merupakan yang tertua di dunia, organisasi lini
mencirikan bahwa pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang nyata antara satuan
organisasi pimpinan dan satuan organisasi pelaksana. Peran pimpinan sangat dominan,segala
kendali ada di tangan pimpinan, dan dalam melaksanakan kegiatan yang diutamakan adalah
wewenang dan perintah. Organisasi lini lebih cocok digunakan untuk organisasi dengan jumlah
karyawan sedikit, sarana dan prasarana terbatas, serta tujuan dan kegiatan organisasi yang
sederhana. Bentuk organisasi lini mempunyai keuntungan pengambilan keputusan dapat
dilaksanakan dengan cepat, kesatuan arah dan perintah lebih terjamin, serta koordinasi dan
pengawasan lebih mudah. Kelemahannya adalah keputusan sering kurang sempurna, dibutuhkan
pemimpin yang benar benar dapat memegang kendali dan berwibawa, dan unsur manusiawi
sering terabaikan.
2. Organisasi staf Organisasi staf merupakan pengembangan dari organisasi lini. Organisasi staf
dicirikan bahwa dalam organisasi dikembangkan satuan organisasi sataf yang berperan sebagai
pembantu pimpinan. Orang yang duduk dalam organisasi staf adalah individu ahli sesuai dengan
kebutuhan organisasi. Pimpinan membutuhkan orang yang mampu membantu memecahkan

8
masalah organisasi. Pengambilan keputusan berada di tangan pimpinan. Keuntungannya adalah
pengambilan keputusan akan lebih baik, kerugiannya pengambilan keputusan membutuhkan
waktu yang lebih lama.
3. Organisasi lini dan staf Merupakan pengembangan dari organisasi staf. Pada bentuk organisasi
ini, staf tidak hanya diberi job sebagai penasiaht, tetapi staf juga diberikan tanggung jawab untuk
melaksanakan nasihat tersebut. Organisasi lini staf diterapkan jika permasalahan organisasi
sangat kompleks sehingga staf tidak hanya memberikan ide tetapi juga harus melaksanakan.
Keuntungan organisasi lini staf adalah pengambilan keputusan telah dipikirkan oleh sejumlah
orang, tanggung jawab pimpinan berkurang karena pimpinan dapat lebih memusatkan perhatian
pada masalah yang lebih penting serta pengembangan bakat dan kemampuan dapat dilakukan
sehingga mendorong tanggung jawab kerja yang baik.Kelemahannya adalah pengambilan
keputusan memakan waktu lebih lama, dapat menimbulkan kebingungan pelaksana jika staf
tidak mengetahui batas batas wewenangnya.
1. Line structure
Desain organisasi birokrasi biasa disebut struktur garis atau organisasi garis. Merekayang
memiliki otoritas staf dapat disebut sebagai organisasi staf. Kedua jenis strukturorganisasi ini
sering ditemukan di fasilitas perawatan kesehatan yang besar danbiasanya
menyerupai desain asli Weber untuk organisasi yang efektif. Karenakeakraban
kebanyakan orang dengan struktur ini, ada sedikit tekanan yang terkaitdengan mengarahkan
orang ke organisasi ini. Dalam struktur ini, wewenang dantanggung jawab
didefinisikan dengan jelas, yang mengarah pada efisiensi dan kesederhanaan hubungan.
Mereka sering menghasilkan pekerja yang monoton, mengasingkan, dan membuat penyesuaian
cepatdengan keadaan yang berubah menjadi sulit. Masalah lain dengan struktur garis dangaris
dan staf adalah kepatuhan mereka pada komunikasi rantai komando, yangmembatasi
komunikasi ke atas. Pemimpin yang baik mendorong komunikasi ke atasuntuk mengimbangi
kerugian ini. Namun, ketika posisi garis didefinisikan denganjelas, keluar dari rantai komando
untuk komunikasi ke atas biasanya tidak tepat.
2. Ad Hoc design
Desain ad hoc adalah modifikasi dari struktur birokrasi dan kadang-kadang digunakansecara
sementara untuk memfasilitasi penyelesaian proyek dalam organisasi liniformal.
Struktur ad hoc adalah sarana untuk mengatasi ketidakfleksibelan strukturgaris dan berfungsi

9
sebagai cara bagi para profesional untuk menangani semakinbanyak informasi yang
tersedia. Struktur ad hoc menggunakan tim proyek ataupendekatan tugas dan biasanya
dibubarkan setelah proyek selesai. Kerugian strukturini adalah penurunan kekuatan dalam rantai
komando formal dan penurunan loyalitaskaryawan kepada organisasi induk.
3. Matrix structure
Struktur organisasi matriks dirancang untuk fokus pada produk dan fungsi. Fungsidigambarkan
sebagai semua tugas yang diperlukan untuk menghasilkan produk, danproduk adalah hasil akhir
dari fungsi tersebut. Misalnya, hasil pasien yang baik adalahproduk, dan pendidikan staf dan staf
yang memadai mungkin merupakan fungsi yangdiperlukan untuk menghasilkan
hasil.Struktur organisasi matriks memiliki rantaikomando formal vertikal dan horizontal.
4. Service line organization
Mirip dengan desain matriks adalah organisasi lini layanan, yang dapat digunakan dibeberapa
institusi besar untuk mengatasi kekurangan yang endemik pada organisasibirokrasi besar
tradisional. Jalur layanan, kadang-kadang disebut organisasi yangberpusat pada
perawatan, memiliki skala yang lebih kecil daripada sistem birokrasiyang besar. Misalnya, dalam
desain organisasi ini, tujuan keseluruhan akan ditentukanoleh organisasi yang lebih besar, tetapi
lini layanan akan memutuskan proses yangakan digunakan untuk mencapai tujuan.
5. Flat design
Desain organisasi datar adalah upaya untuk menghilangkan lapisan hierarkis denganmeratakan
rantai komando dan mendesentralisasikan organisasi. Dengan demikian,seorang manajer atau
supervisor tunggal akan mengawasi sejumlah besar bawahandan memiliki rentang kendali yang
luas (Juneja, 1996-2016). Di saat-saat yang baik,ketika organisasi secara finansial kaya,
mudah untuk menambahkan lapisan keorganisasi untuk menyelesaikan pekerjaan, tetapi
ketika organisasi mulai merasakankesulitan keuangan, mereka sering melihat hierarki mereka
untuk melihat di manamereka dapat melakukannya. posisi potong.Dalam organisasi yang
diratakan, otoritas garis tetap ada, tetapi karena strukturorganisasi diratakan, lebih
banyak otoritas dan pengambilan keputusan dapat terjadi dimana pekerjaan sedang dilakukan
E. Kegiatan Perorganisasian
Kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan asuhan keperawatan di
unit kerjanya untuk m encapai tujuan pengorganisasian, pelayanan keperawatan di ruangan m
eliputi : 1. Struktur Organisasi Struktur organisai ruang rawat terdiri dari struktur bentuk dan

10
bagan. Berbagai struktur, bentuk dan bagan dapat digunakan tergantung pada besarnya
organisasi dan tujuan yang ingin dicapai. Ruang rawat sebagi wadah dan pusat kegiatan
pelayanan keperawatan perlu memiliki struktur organisasi tetapi ruang rawat tidak termasuk
dalam struktur organisasi raumah sakit bila dilihat dari surat keputusan menteri Kesehatan no.
134 dan 135 tahun 1978. oleh karena itu direktur rumah sakit perlu menerbitkan surat keputusan
yang ngatur struktur organisasi ruang rawat. Berdasarkan surat keputusan direktur tersebut dibuat
struktur organisasi ruang rawat untuk menggam barkan pola hubungan antar bagian atau staf
atasan baik vertikal maupun horizontal. Dapat juga dilihat posisi tiap bagian, wewenang dan
tanggung jawab serta tanggung gugat. Bentuk organisasi dapat pula disesuaikan dengan
pengelom pokkan kegiatan atau sistem penugasan yang digunakan.
2. Pengelom pokkan Kegiatan Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan
yang harus diselesaikan untuk mencapai tujuan. Kegiatan perlu dikum pulkan sesuai dengan
spesifikasi tertentu. Pengorganisasian kegiatan dilakukan untuk m em udahkan pem bagian tugas
pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan keteram pilan dimiliki peserta sesuai dengan
kebutuhan klien pengorganisasian tugas perawat ini disebut metode penugasan. Keperawatan
diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan ketidakmam puan klien dalam m\
elakukan aktifitas untuk dirinya dalam upaya m encapai derajat kesehatan yang optim al. Setiap
kegiatan keperawatan diarahkan kepada pencapaian tujuan dan merupakan tugas menejer
keperawatan untuk selalu mengkoordinasi, mengarahkan dan m engendalikan proses pencapaian
tujuan melalui interaksi, komunikasi, integrasi pekerjaan diantara staf keperawatan yang terlibat.
Dalam upaya mecapai tujuan tersebut meneger keperawatan dalam hal ini kepala ruangan
bertanggungjawab mengorganisir tenaga keperawatan yang ada dan kegiatan pelayanan
keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien, sehingga kepala ruangan perlu
mengkatagorikan klien yang ada diunit kerjanya. Menurut Kron (1987) kategori klien didasarkan
atas : Tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien, misalnya keperawatan mandiri,
minimal, sebagian, total atau intensif. Usia misalnya anak, dewasa, usia lanjut. Diagnosa/
masalah kesehatan yang dialami klien misalnya perawatan bedah/ ortopedi, kulit. Terapi yang
dilakukan, misalnya rehabilitas, kemoterapi. Dibeberapa rumah sakit ini pengelom pokkan klien
didasarkan atas kombinasi kategori diatas. Selanjutnya kepala ruangan bertanggung jawab
menetapkan metode penyusunan keperwatan apa yang tepat digunakan di unit kerjanya untuk m

11
encapai tujuan sesuai dengan jumlah katagori tenaga yang ada di ruangan serta jumlah klien yang
menjadi tanggung jawabnya.
F. Pendelegasian Tugas Perorganisasian
Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk bertindak
dalam batas-batas tertentu. Dengan pendelegasian, seorang pim pinan dapat mencapai tujuan dan
sasaran kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan inti manajemen. Selain itu
dengan pendelegasian , seorang pipinan mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan hal
lain yang lebih penting seperti perencanaan dan evaluasi. Pendelegasian juga merupakan alat
pengem bangan dan latihan manajemen yang bermanfaat. Staf yang memiliki minat terhadap
tantangan yang lebih besar akan menjadi lebih komit dan puas bila diberikan kesempatan untuk
memegang tugas atau tantangan yang penting. Sebaliknya kurangnya pendelegasian akan
menghambat inisiatif staf. Keuntungan bagi staf dengan melakukan pendelegasian adalah m
engam bangkan rasa tanggung jawab, meningkatkan pengetahuan dan rasa percaya diri,
berkualitas, lebih komit dan puas pada pekerjaan. Disamping itu mamfaat pendelegasian untuk
kepala bidang keperawatan sendiri adalah mempunyai waktu lebih banyak untuk m elakukan hal-
hal lain seperti perencanaan dan evaluasi, meningkatkan kedewasaan dan rasa percaya diri, mem
berikan pengaruh dan power baik intern maupun ekstern, dapat mencapai pelayanan dan sasaran
keperawatan melalui usaha orang lain. Walaupun pendelegasian merupakan alat manajem en
yang efektif, banyak pim pinan yang gagal mengerjakan pendelegasian ini. Beberapa alasan yang
menghambat dalam melakukan pendelegasian :
- m eyakini pendapat yang salah “Jika kam u ingin hal itu dilaksanakan dengan tepat, kerjakanlah
sendiri”.
- kurang percaya diri
- takut dianggap m alas
- takut persaingan
- takut kehilangan kendali
-m
erasa tidak pasti tentang apa dan kapan melakukan pendelegasian, mempunyai definisi kerja
yang tidak jelas
- takut tidak disukai oleh staf, dianggap melem parkan tugas - menolak untuk mengam bila
resiko tergantung pada orang lain

12
- kurang kontrol yang mem berikan peringatan dini adanya masalah, sehubungan dengan tugas
yang didelegasikan
- kurang contoh dari pimpinan lain dalam hal mendelegasikan
- kurang keyakinan dan dan kepercayaan terhadap staf, m erasa staf kurang memiliki ketrampilan
atau pengetahuan untuk melakukan tugas tersebut. Dalam pendelegasian wewenang, m asalah
yang terpenting adalah apa tugas dan seberapa besar wewenang yang harus dan dapat
dilimpahkan kepada staf. Hal ini tergantung pada :
a. Sifat kegiatan ; untuk kegiatan rutin, delegasi wewenang dapat diberikan lebih besar kepada
staf.
b. Kem am puan staf ; tugas yang didelegasikan jangan terlalu ringan atau terlalu berat.
c. Hasil yang diharapkan ; Applebaum dan Rohrs menyarankan agar pim pinan jangan m
endelegasikan tanggung jawab untuk perencanaan strategik atau mengevaluasi dan mendisiplin
bawahan baru. Mereka juga menyarankan agar mendelegasikan tugas yang utuh dari pada m
endelegasikan sebagian aspek dari suatu kegiatan. Beberapa petunjuk untuk melakukan
pendelegasian yang efektif :
- jangan m em baurkan dengan pelem paran tugas. Oleh karena itu jangan m endelegasikan tugas
yang anda sendiri tidak m au m elakukannya.
- jangan takut salah
- jangan mendelegasikan tugas pada seseorang yang kurang memiliki ketrampilan atau
pengetahuan untuk sukses
- kembangkan tingkat keteram pilan dan pengetahuan staf, sehingga mereka dapat melakukan
tugas yang didelegasikan
- perlihatkan rasa percaya atas kem am puan staf untuk berhasil - antisipasi kesalahan yang dapat
terjadi dan am bil langkah pem ecahan m asalahnya
- hindari kritik bila terjadi kesalahan
- berikan penjelasan yang jelas tentang tanggung jawab, wewenang, tanggung gugat dan
dukungan yang tersedia
- berikan pengakuan dan penghargaan atas tugas yang telah terlaksana dengan baik Langkah
yang harus ditem puh agar dapat m elakukan pendelegasian yang efektif :
1. tetapkan tugas yang akan didelegasikan
2. pilihlah orang yang akan diberi delegasi

13
3. berikan uraian tugas yang akan didelegasikan dengan jelas
4. uraikan hasil spesifik yang anda harapkan dan kapan anda harapkan hasil tersebut
5. jelaskan batas wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki staf tersebut
6. minta staf tersebut menyim pulkan pokok tugasnya dan cek penerim aan staf tersebut atas
tugas yang didelegasikan.
7. tetapkan waktu untuk m engontrol perkem bangan
8. berikan dukungan
9. evaluasi hasilnya
G. Metode Pendelegasian
Berbagai metode penugasan keperawatan yang dapat digunakan dengan beberapa keuntungan
dan kerugian. Metode tersebut antara lain :
1. Metode Fugsional
Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan kepada pem bagian tugas
m enurut jenis pekerjaan yang dilakukan.
Contoh : Perawat A tugasnya m enyuntik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien.
Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada di unit
tersebut. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas tersebut dan menerima
laporan tentang sem ua klien serta menjawab semua pertanyaan tentang klien.
Keuntungan
- Perawat terampil untuk tugas / pekerjaan tertentu.
- Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
- Kekurangan tenaga yang ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman untuk
satu tugas yang sederhana.
- Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta didik yang praktek untuk
ketram pilan tertentu.
Kerugian
- Pelayanan keperawatan terpilah-pilah atau total sehingga proses keperawatan sulit dilakukan.
- Apabila pekerjaan selesai cenderung meninggalkan klien dan melakukan tugas non
keperawatan.
- Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai dan sulit diidentifikasi kontribusinya terhadap
pelayanan.

14
- Perawat hanya m elihat asuhan keperawatan sebagai keteram pilan saja.
2. Metode alokasi klien/ keperawatan total
Yaitu pengorganisasian pelayanan/ asuhan keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu
orang perawat pada saat bertugas/ jaga selama periode waktu tertentu atau sam api klien pulang.
Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pem bagian tugas dan menerima semua laporan
tentang pelayanan keperawatan klien.
Keuntungan
- Fokus keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
- Memberikan kesem patan untuk melakukan keperawatan yang komprehensif.
-Memotivasi perawat untuk selalu bersama kien selama bertugas, non keperawatan dapat
dilakukan oleh yang bukan perawat
- Mendukung penerapan proses keperawatan
- Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
Kerugian
- Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang sederhana
terlewatkan.
- Peserta didik sakit untuk melatih keteram pilan dalam perawatan besar, misalnya : menyuntik,
mengukur suhu
- Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung jawab klien
bertugas.
3. Metode tim keperawatan / keperawatan kelompok
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok klien dan sekelompok klien.
Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman serta memiliki
pengetahuan dalam bidangnya (“registered nurse”). Pembagian tugas di dalam kelompok
dilakukan oleh pimpinan kelompok/ ketua grup. Selain itu ketua grup bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggota grup/ tim . Sebelum tugas dan menerima laporan kem ajuan pelayanan
keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani
kesulitan Selanjutnya ketua grup yang melaporkan pada kepala ruangan tentang kemajuan
pelayanan/ asuhan keperawatan terhadap klien.
Keuntungan
- Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif

15
- Mem ungkinkan pencapaian proses keperawatan
- Konflik atau perbedaan pendapat antar staf daapt ditekan melalui rapat tim cara ini efektif
untuk belajar.
- Mem beri kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
- Memungkinkan menyatukan kemam puan anggota tim yang berbeda-beda dengan aman dan
efektif.
Kerugian
- Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan atau terburu-
buru sehingga dapat mengakibatkan kom unikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu
sehingga kelancaran tugas terhambat.
- Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau berlindung
kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim .
- Akontabilitas dalam tim kabur.
4. Metode keperawatan primer/ utam a (Prim ary Nursing)
Yaitu pengorganisasian pelayanan/ asuhan keperawatan yang dilakukan oleh satu orang
“registered nurse” sebagai perawat primer yang bertanggung jawab dalam asuhan keperawatan
selama 24 jam terhadap klien yang menjadi tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai pulang
dari rumah sakit. Apabila perawat primer/ utama libur atau cuti tanggung jawab dalam asuhan
keperawatan klien diserahkan pada teman kerjanya yang satu level atau satu tingkat pengalaman
dan keteram pilannya (associate nurse).
Keuntungan
- Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau diterapkan.
- Memungkinkan asuhan keperawatan yang komprehensif
- Memungkinkan penerapan proses keperawatan
- Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
- Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan keperawatan
Kerugian
- Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
- Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain
5. Metode “m odular”

16
Yaitu pengorganisasian pelayanan/ asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat profesional
dan non profesional (trampil) untuk sekelompok klien dari mulai masuk rumah sakit sampai
pulang disebut tanggung jawab total atau keseluruhan. Untuk metode ini diperlukan perawat
yang berpengetahuan, terampil dan memiliki kemampuan kepemimpinan. Idealnya 2-3 perawat
untuk 8 – 12 orang klien.
Keuntungan dan Kerugian Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode perawatan
primer. Semua metode di atas dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi ruangan. Jum
lah staf yang ada harus berimbang sesuai dengan yang telah dibahas pembicara yang sebelum
nya. Selain itu kategori pendidikan tenaga yang ada perlu diperhatikan sesuai dengan kondisi
ketenagaan yang ada saat ini di Indonesia khususnya di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusum o
metode tim lebih memungkinkan untuk digunakan, selain itu menurut organisasi rumah sakit
Amerika bahwa dari hasil penelitian dinyatakan 33% rumah sakit menggunakan metode Tim ,
25% perawatan total/ alokasi klien, 15% perawatan primer dan 12% metode fungsional (Kron &
Gray, 1987). Dengan dem ikian m etode tim tepat digunakan.

17
BAB III
PENUTUP

Marquis BL, Huston JS. (2017). Leadership Roles and Management Functions in Nursing;
Theory and Application.Vol. 9.
Philadelphia: Wolters KluwerKurniawati,E.(2018). Pengaruh Budaya Organisasi dan Iklim
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai.Jurnal Dimensi
Mugianti, S. (2016). Manajemen Kepemimpinan dalam Praktek Keperawatan. Kemenkes RI.
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Sam ba.Suharyati. (2000). Pengantar kepem im pinan dan
Manajem en Keperawatan, Untuk Perawat Klinis. EGC. Jakarta La Monica L. Elaine. Alih
Bahasa Nurachm ah. Elly. (1998). Kepem im pinan dan Manajem en Keperawatan, Pendekatan
Berdasarkan Pengalam an. EGC. Jakarta …… …Manajem en Bidang Keperawatan. (2000) Pusat
Pengem bangan keperawatan Carolus. Jakarta Sahar, Juniati, Kum pulan Makalah Manajem en.
(1995). PSIK FK UI. Jakarta

18

Anda mungkin juga menyukai