Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN
DOSEN PENGAMPU: DR. WIDA KUSWIDA BHAKTI

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5
ANITA (SR19213001
ASTUTIK (SR19213018)
EDI ARIANTO (SR1172110042)
ISTIJAH (SR19213007)
RAHAYU N
NURATIKA (SR19213014)

PROGRAM STUDI NERS


INSITUT TEKNOLOGI KESEHATAN MUHAMADIYAH
KALIMANTAN BARAT
2023

ii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah memberikan


kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa
bantuannya tentunya kami tidak dapat menyelesaikan makalah in dengan baik
dan tepat waktu. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada nabi
Muhammad Shallahahu a’alaihi Wa Sallam. Kami mengucapkan syukur kepada
Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas limpahan rahmat dan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan makalah Manajemen Keperawatan tentang.

Penyelesaikan makalah ini banyak mendapatkan bimbingan dan


dukungan dari berbagai pihak, oleh karena tu kami mengucapkan terima kasih
yang sebanyak- banyaknya kepada:

1. Teman-teman kelompok yang telah bekerja sama dalam pembuatan


makalah ini.

2. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan motivasi bagi kami


dalam menyelesaikan makalah ini.

3. Pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ni.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak kekurangan serta kesalahan di dalamnya. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ni, supaya makalah
ini menjadi makalah yang lebih baik. Harapan kami makalah ini dapat menjadi
penunjang ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca, dalam memahami
“MANAJEMEN KEPERAWATAN”
Pontianak, Maret 2022

Kelompok 4

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
C. Tujuan ...............................................................................................................
D. Manfaat..............................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
A. Konsep dasar dan tujuan pengarahan................................................................
B. Kegiatan menejer keperawatan pada fungsi pengarahan...................................
C. Indikator pengarahan yang baik........................................................................
D. Langkah-langkah supervisi Ruang Rawat SGD................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................
A. Kesimpulan .......................................................................................................
B. Saran .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengarhan adalah fungsi manajerial untuk menetapkan arah dan
kemudian mempengaruhi orang untuk mengikuti arah tersebut. Pengarahan
ini berkaitan dengan metode motivasi, membimbing, dan memimpin orang
melalui proses kerja. Pengarahan manajer keperawatan dan bawahan diikut
sertakan di dakam dua jaringan, struktur formal organisasi dan struktur
informal organinasi (Gillies, 2012 dalam Soko, 2022). Manajer mengarahkan
pekerja bawahan mereka, dan para pemimpin mendukung mereka sehingga
mereka dapat mencapai hasil yang diinginkan (Marquis & Huston, 2017
dalam Soko, 2020)
Para ahli banyak berpendapat kalau suatu pengarahan merupakan
fungsi terpenting dalam manajemen. Karena merupakan fungsi terpenting
maka hendaknya pengarahan ini benar-benar dilakukan dengan baik oleh
seorang pemimpin. Sebagai manajer yang baik harus memiliki sifat
kepemimpinan. Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk
memengaruhi bawahan agar mereka dapat bekerja sama dalam mencapai
tujuan secara efektif dan efisien (Arifin & Wagiana, 2007).
Organisasi yang tidak secara maksimal menerapkan fungsi
pengarahan, dapat mengakibatkan antara lain: pegawai kurang disiplin,
pegawai dalam bekerja bekerja tidak sesuai dengan standar standar
operasional operasional prosedur prosedur yang telah ditetapkan, ditetapkan,
atau bahkan pegawai kurang bisa menghargai peran dan fungsi pimpinan.

5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mengetahui konsep mengetahui konsep dasar dan dasar dan
tujuan dari tujuan dari pengarahan?
2. Apa saja kegiatan manajer keperawatan pada fungsi pengarahan?
3. Apa saja indikator pengarahan yang baik?
4. Bagaimana langkah supervisi ruang rawat?
5. Bagaimana praktik pengarahan kepala ruangan sesuai standar akreditasi?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep mengetahui konsep dasar dan dasar dan tujuan
dari tujuan dari pengarahan
2. Untuk mengetahui kegiatan manajer keperawatan pada fungsi
pengarahan
3. Untuk mengetahui indikator pengarahan yang baik
4. Untuk mengetahui langkah supervisi ruang rawat
5. Untuk mengetahui praktik pengarahan kepala ruangan sesuai standar
akreditasi
C. Manfaat
Adapun manfaat yang dapat kita peroleh dari pembuatan makalah ini
yaitu dapat menambah pemahaman kita mengenai konsep dasar pengarahan,
selain itu dapat memberikan pengetahuan kepada kita bagaimana
memanajemen keperawatan dan pengarahan dalam keperawatan.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar dan Tujuan Pengarahan


1. Konsep Dasar
Manajemen keperawatan yaitu suatu proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan yang melalui upaya staf keperawatan dalam
memberikan suatu asuhan keperawatan, rasa aman pada pasien, serta
pengobatan, masyarakat dan keluarga. (Gillies,1989 dalam Sureskiarti,
2020). Manajemen keperawatan adalah suatu proses perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan staf, pengarahan, dan pengendalian yang
satu dengan yang lain saling terkait. Peran manjer keperawatan tidak
terlepas dari suatu proses manajemen yang dilakukan, termasuk dalam
menerapkan perhatian kepada sumber daya material maupun sumber
daya manusia keperawatan,Peran manajer yang diterapkan dengan
secra nyata mampu membawa transformasi bagi staf keperawatan
lainnya untuk menerapkan standar mutu keperawatan (Huber, 2014;
Kelloway, Barling, & Helleur, 2000). Manajemen keperawatan
menggambarkan sebuah serangkaian penerapan pelayanan
keperawatan yang dilakukan oleh praktisi keperawatan dalam
meberikan sebuah asuhan keperawatan. Proses manajemen terdiri dari
fase yaitu: perencanaan (planning), organisasi (organizing),
Ketenagaan (staffing), pengarahan (directing), dan pengawasan
(controlling) menggambarkan siklus yang saling berhubungan.
2. Tujuan Pengarahan Dalam Manajemen Keperawatan
Pengarahan adalah hubungan manusia dalam kepemimpinan yang
mengikat. Para bawahan digerakkan agar mereka bersedia
menyumbangkan tenaganya untuk secara bersama-sama mencapai suatu
tujuan organisasai. Pengarahan dalam organisasi bersifat sangat
komplek karena menyangkut manusia dengan berbagai tingkah lakunya
berbeda-beda. Pengarahan yang dilakukan pimpinan keperawatan dapat

7
disebut efektif bila bawahan staf atau bawahan pelaksana bisa
melakukan pekerjaan yang dintujukkan atau diberikan secara
konsistensi (Muninjaya,1999). Menurut Asmuji (2013), Pengarahan
dalam pencapaian sebuah tujuan suatu organisasi akan berjalan optimal
jika bawahan mengerti arahan pimpinan dengan baik dan menggunakan
kemampuan baik tenaga dan pikirannya secara efektif dan efisien
Tujuan utama dalam pengarahan adalah fungsi yang memberikan
perintah atau suatu arahan. Selain itu juga termasuk dalam kegiatan
bimbingan, kepemimpinan, motivasi dan pengarahan agar karyawan
dapat bekerja dengan lebih efektif. (Sureskiarti,2020). Selain itu Tujuan
pengarahan ada lima yaitu :
a. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
b. Mengembangkan Kemampuan dan Keterampilan staf
c. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
d. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi kerja staf
e. Pengarahan bertujuan membuat organisasi berkembang lebih dinamis
B. Kegiatan Manajer Keperawatan Pada Fungsi Pengarahan
1. Kegiatan Manajer Keperawatan
Pemberian layanan kesehatan yang optimal dapat di pengaruhi
oleh fungsi manajemen kepala ruangan salah satunya adalah fungsi
pengarahan, karena fungsi pengarahan merupakan suatu proses
penerapan perencanaan manajemen untuk mencapai tujuan perawatan
(Swansburg, 1999). Penelitian yang dilkukan oleh Warsito dan
Mawarni (2007) menunjukkan bahwa dari kelima fungsi manajemen
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, dan
pengendalian. Fungsi pengarahan dan pengawasan adalah fungsi yang
berpengaruh terhadap pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan.
Pengarahan yang baik dapat menciptakan kerjasama yang efektif
dan efisien antara staf. Pengarahan juga berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf menimbulkan rasa

8
memiliki dan menyukai pekerjaan, mengusahakan suasana lingkungan
kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerjasehingga
menjamin keselamatan pasien dan perawat (Munandar, 2006). Fungsi
pengarahan yang dilakukan oleh kepala ruangan antara lain
memberikan motivasi, membina komunikasi, menangani konflik,
memfasilitasi kerjasama dan negosiasi (Marquis, B.L & Huston, 2010).
2. Fungsi Pengarahan
Fungsi pengarahan adalah suatu proses penerapan suatu
perencanaan manajemen untuk mencapai sebuah tujuan perawatan
(Swanburg,2010). Fungsi pengarahan juga idealnya dilakukan pada
setiap saat di ruangan karena memiliki tujuan dari manajemen ruangan
adalah memberikan sebuah pelayanan keperawatan yang
bekualitas,Penelitian yang dilakukan oleh Warsito dan Mawarni (2007)
menunjukkan bahwa dari fungsi-fungsi manajemen (perencanaan,
pengorgnisasian, pengarahan, pengawasan dan pengarahan), fungsi
pengarahan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap pelaksanaan
manajemen.
Fungsi pengarahan meliputi kemampuan menumbuhkan motivasi,
komunikasi dan koordinasi yang efektif, pelaksanaan supervise dan
pengelolaan konflik terhada suatu masalah yang terjadi dalam sebuah
pelaksanaan.
Fungsi pengarahan dapat meningkatkan kinerja perawat. Kinerja
merupakan salah satu dampak dari kepuasan ataupun ketikpuasan
pegawai terhadap pekerjaan yang dilakukan (Robbins, 2006).
Penelitian yang dilakukan oleh Warouw (2009). Terhadap lima
aktifitas pengarahan yaitu kepemimpinan, komunikasi, delegasi,
motivasi, dan pelatihan oleh kepala ruangan menunjukkan bahwa
terdapat hubungan funhsi pengarahan kepemimpinan dan komunikasi
dengan dengan kinerja perawat pelaksana, sedangkan terkait dengan
fungsi pengarahan delegasi, motivasi, dan pelatihan tidak ada
hubungan dengan kinerja perawat pelaksana.

9
Fungsi pengarahan yang baik cenderung pelaksanaan asuhan
keperawatan menjadi baik (Warsito.B.E, 2006). Seringkali terjadi
hambatan dalam pengarahan karena yang digerakkan adalah manusia,
yang mempunyai keinginan pribadi, sikap dan perilaku yang khusus.
Oleh sebab itu, kepemimpinan yang dapat meningkatkan motivasi dan
sikap kerja bawahan menjadi hal yang penting. Salah satu cara untuk
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan adalah
peningkatan kemampuan dan kinerja perawat melalui fungsi
pengarahan atau koordinasi ketua tim kepada perawat pelaksana dalam
bentuk kegiatan menciptakan iklim motivasi, komunikasi efektif,
pendelegasian dan supervisi atau bimbingan kepada perawat
pelaksana.

C. Indikator Pengarahan yang Baik


1. Pengertian Pengarahan
adalah suatu proses pembimbingan , pemberi petunjuk, dan
instruksi kepada bawahan agar mereke bekerja sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan. Pengarahan merupakan hubungan manusia
dalam kepemimpinan yang mengikat. Pengarahan dalam organisasi
bersifat sangat komplek karena menyangkut tingkah laku manusia
yang berbeda beda. Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana
manajer berusaha memotivasi, membina komunikasi, menangani
konflik, kerja sama dan negosiasi (Marquis dan huston,2010).
Pengarahan adalah fungsi manajemen yang memantau dan
menyesuaikan perencanaan, proses dan sumber yang efektif dan efisien
mencapai tujuan(hUber, 2000).
Pengarahan yang efektif akan meningkatkan dukungan perawat
untuk mencapai tujuan manajemen keperawatan dan tujuan asuhan
keperawatan (Swanburg, 2009). Motivasi sering disertakan dengan
kegiatan orang lain mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi dan

10
kepemimpinan (Huber,2006).
Manajer keperawatan harus memiliki keterampilan komunikasi
interpersonal yang baik. Kepala ruangan setiap hari berkomunikasi
dengan pasien, staf, dan atasan setiap hari (Hursalam, 2012).

Prinsip komunikasi manajer keperawatan menurut (Nursalam 2012)


yaitu
a. manajer harus mengerti struktur organnisasi, siapa yang terkena
dampak dari keputusan yang dibuat. Jaringan komunikasi formal
dan informal perlu dibangun antara manajer dan staf.
b. komunikasi bukan hanya sebagai perantara, tetapi sebagai proses
tak terpisahkan dalam organisasi.
c. komunikasi harus sederhana, jelas dan tepat
d. perawat profesional mampu berkomukasi secara adekuat lengkap
dan cepat.
e. manajer harus meminta umpan balik apakah komukasi dapat
diterima.
f. menjadi pendengar yang baik adalah komponen penting dalam
komunikasi.
Douglas dalam Swanburg (2000) mengatakan bahwa ada dua
belas aktivitas teknis yang berhubungan dengan pengarahan pada
manajemen, yaitu :
a. merumuskan tujuan perawat yang realistis untuk pelayanan
keperawatan, pasien dan perawat pelaksana.
b. memberikan prioritas utama untuk kebutuuhan klien sehubungan
dengan tugas perawat pelaksana.
c. melaksaan koordinasi untuk efisien pelayanan.
d. .mengidentifikasi tugas dari perawat pelaksana.
e. memberikan perawatan yang berkesinambungan.
f. mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas tugas dari perawat
g. memberikan kepemimpinan untuk perawat dalam hal pengajaran,

11
konsultasi dan evaluasi.
h. mempercayai anggota
i. mengonterpretasikan protokol
j. menjelaskan prosedur yang harus diikuti
k. memberikan laporan ringkas yang jelas
l. menggunakan proses kontrol manajemen
2. Tujuan pengarahan adalah
a. Menciptakan kerja sama yang lebih efisien
b. mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
c. menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
d. mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan
motivasi dan prestasi kerja staf
e. pengarahan bertujuan mengembangkan organisasi berkembang lebih
dinamis
3. Prinsip pengarahan
a. what / apa, apa yang akan dilakukan oleh perawat pelaksana
b. who/ siapa, yang akan melakukan pekerjaan
c. when/ jam berapa seharusnya perawat memulai jam masuk atau jam
pulang
d. how/bagaimana caranya mengerjakan dan berapa seharusnya
dikerjakan
e. why/kenapa pekerjaan itu dilakukan
f. where/dimana, tempat dilakukan nya
4. Kegiatan pengarahan
a. tentukan tujuan pengarahan yang realistis
b. berikan prioritas pertama kepada yang penting dan urgen
c. lakukan koordinasi dan efisien dengan unit kerja lain
d. identifikasi tanggung jawab semua pekerjaan agar semua staf berkerja
dengan benar dan adil
e. ciptakan budaya kerja yang aman dan suasana Pendidikan
berkelanjutan agar selalu bekerja dengan keilmuan yang kokoh dan

12
mutakhir

5. Faktor yang mempengaruhi indikator pengarahan yang baik


Faktor – faktor yang mempengaruhi pengarahan Arni (2009)
menyatakan bahwa arus komunikasi melalui media pengarahan dipengaruhi
oleh struktur hierarki dan organisasi, namun arus komunikasi ini tidaklah
berjalan lancar, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu :
a. Keterbukaan
Kurangnya sifat terbuka diantara pimpinan dan pegawai akan
menyebabkan pemblokan atau tidak mau menyampaikan pesan atau
gangguan dalam pesan. Umumnya pemimpin tidak begitu
memperhatikan arus komunikasi kebawah bila mereka bahwa pesan itu
penting bagi penyelesaian tugas.
b. Kepercayaan pada pesan tulisan
Kebanyakan pemimpin lebih percaya pesan tulisan dan metode diskusi
menggunakan alat elektronik daripada pesan secara lisan dan tatap
muka.
c. Pesan yang berlebihan.
Karena banyaknya pesan yang dikirm secara tertulis, maka pegawai
dibebani dengan memo memo , bulletin , surat pengumuman , majalah
dan pernyataan bijaksana sehingga banyak sekali pesan yang harus
dibaca oleh pegawai
d. Timing atau kecepatan waktu pengiriman pengiriman pesan
mempengaruhi komunikasi kebawah.
Pimpinan hendaklah mempertimbangkan saat yang tepat bagi
pengiriman pesan dan tampak yang potensial kepada tingkah laku
karyawan. Pesan seharunsya dikirmkan disaat yang paling
menguntungkan kepada kedua belah pihak.
e. Penyaringan.

13
Penyaringan pesan hendaklah semuanya diterima mereka , tetapi
mereka saring mana yang mereka perlukan. Penyaringan atau filter
pesan di sebabkan oleh berbagai faktor salah satunya perbedaan sudut
pandang antara pegawai , jumlah mata rantai dalam circle/ jaringan
komunikasi dan perasaan kurang percaya pada atasan.

f. Kordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer


agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai
kepentingan dan perbedaan kepentingan sehinggatujuan perusahaan
dapat tercapai.
g. Motivasi adalah faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan
cara tertentu.Dengan demikian motivasi pada dasarnya adalah kondisi
mental yang mendorongdilakukannya suatu tindakan dan memberikan
kekuatan yang mengarah kepada pencapaiankebutuhan, memberi
kepuasaan ataupun mengurangi ketidakseimbanganMemberi motivasi
kepada karyawan merupakan elemen penting dalam
manajemenkeperawatan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan
gaji yang cukup maka kinerjakaryawan akan optimal.Manajer
memegang peranan penting dalam memotivasi staf untuk untuk
mencapai tujuanorganisasi. Untuk itu manajer harus
mempertimbangkan karakteristik stafnya dan berusahamemberi tugas
sebagai usaha untuk memotivasi staf. Kegiatan yang harus dilakukan
manajerdalam memotivasi staf yaitu:
Mempunyai harapan yang jelas terhadap stafnya dan
mengomunikasikan harapan
1) harus adil dan konsisten kepada semua staf
2) pengambilan keputusan harus tepat dan sesuai
3) mengembangkan konsep kerja tim
4) mengakomodasikan kebutuhan dan keinginan staf terhadap
tujuan organisasi
5) menunjukan kepada staf bahwa manager mengerti perbedaan

14
dan keunikan setiap staf
6) meminta tanggapan dan masukan kepada staf terhadap
keputusan yang akan dibuat organisasi
7) menciptakan situasi saling percaya
8) menjadi role model bagi staf
9) memberikan dukungan yang positif
h. komunikasi
Komunikasi menurut Tappen (1995) adalah suatu pertukaran
pikiran, perasaan, pendapat dan pemberian nasihat antara dua orang atau
lebih yang bekerja sama. Sehingga komunikasi merupakan proses
kompleks yang sangat khusus dan berarti dalam hubungan antar manusia.
Menurut Potter dan Perry (1993) komunikasi terjadi pada tiga tingkatan
yaitu intrapersonal, interpersonal dan publik sedangkan menurut jenisnya
komunikasi dibedakan menjadi komunikasi verbal, non-verbal dan
komunikasi tertulis yang dapat dimanifestasikan secara terapeutik.
Komunikasi antara pemimpin dan karyawan sangat diperlukan untuk
mencapai tujuan. Dengan menjalin komunikasi yang baik akan
menimbulkan suasana kerja yang kondusif dalam suatu lingkungan
organisasi yang akan menimbulkan kerja sama yang baik dalam berbagai
kegiatan

D. Langkah Supervisi Ruang Rawat SGD


1. Pengertian Supervisi
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi
segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang
tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam
mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan supervisi semacam ini
adalah merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi
pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat. Prajudi
Atmosudiro (1982), Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau
pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang

15
sifatnya rutin. Swansburg (1999), Supervisi adalah suatu proses
kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian tugas-
tugasnya. Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan,
mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong,
memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada
setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap
perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil,
aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan
dan keterbatasan dari perawat.
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam
pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf
keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga
bersama para perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan
yang sedang berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf
keperawatan bukan sebagai pelaksanan pasif, melainkan diperlukan
sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman
yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha
perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan
sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
para tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif.
Supervisor harus mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja
yang nyaman. Ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga
suasana kerja diantara para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya.
Juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan peralatan agar
memudahkan pelaksanaan tugas. Lingkungan yang sehat bila dapat
memberikan rasa bebas dan keinginan untuk bekerja lebih baik.
Supervisor juga mengusahakan semangat kebersamaan dengan lebih
menekankan “kita” daripada “saya”.
2. Langkah supervisi ruang rawat

16
a. pra supervisi
1) Supevisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi
2) Supervisor menetapkan tujuan

b. Supervisi
1) Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrument atau
alat ukur yang telah disiapkan.
2) Supervisor menemukan beberapa hal yang memerlukan
pembinaan.
3) Supervisor memanggil PP dan PA untuk mengadakan
pembinaan dan klarifikasi masalah
4) Pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan
memvalidasi data sekunder.
5) Supervisor mengklarifikasi masalah yang ada
6) Supervisor melakukan tanya jawab dengan PP dan PA
c. Pasca supervisi 3F
1) Supervisor memberikan penilaian supervisi
2) Supervisi memberikan Feed Back dan Klarifikasi
3) Supervisi memberikan reinforcement dan Follow up perbaikan.
3. Teknik Supervisi
Proses Supervisi keperawatan terdiri dari 3 elemen pokok, yaitu
a. Mengacu pada standar asuhan keperawatan
b. Fakta pelaksanaan praktek keperawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan pencapaian.
c. Tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan
kualitas asuhan.
Area yang disupervisi adalah pelaksanaan asuhan keperawatan
yang diberikan oleh perawat primer dan perawat associate berdasarkan
standar asuhan yang telah ditetapkan.
Teknik supervisi dibedakan menjadi dua, supervisi langsung dan tak
langsung.

17
a. Teknik Supervisi Secara Langsung
Supervisi yang dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang
dilaksanakan. Pada waktu supervisi diharapkan supervisor terlibat
dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak
dirasakan sebagai perintah. Bittel, 1987 (dalam Wiyana, 2008).
Cara memberikan supervisi efektif adalah :
1) Pengarahan harus lengkap dan mudah dipahami
2) Menggunakan kata-kata yang tepat
3) Berbicara dengan jelas dan lambat
4) Berikan arahan yang logis
5) Hindari banyak memberikan arahan pada satu waktu
6) Pastikan arahan yang diberikan dapat dipahami
7) Pastikan bahwa arahan yang diberikan dilaksanakn atau perlu
tindak lanjut.
Supervisi lansung dilakukan pada saat perawat sedang
melaksanakan pengisian formulir dokumentasi asuhan keperawatan.
Supervisi dilakukan pada kinerja pendokumentasian dengan
mendampingi perawat dalam pengisian setiap komponen dalam proses
keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
Langkah-langkah yang digunakan dalam supervisi langsung
(Wiyana, 2008) :
1) Informasikan kepada perawat yang akan disupervisi bahwa
pendokumentasiannya akan disupervisi.
2) Lakukan supervisi asuhan keperawatan pada saat perawat
melakukan pendokumentasian. Supervisor melihat hasil
pendokumentasian secara langsung dihadapan perawat yang
mendokumentasikan.
3) Supervisor menilai setiap dokumentasi sesuai standar dengan
asuhan keperawatan pakai yaitu menggunakan form A Depkes
2005.
4) Supervisor menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat

18
yang disupervisi komponen pendokumentasian mulai dari
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi kepada perawat yang sedang menjalankan pencatatan
dokumentasi asuhan keperawatan sesuai form A dari Depkes.
5) mencatat hasil supervisi dan menyimpan dalam dokumentasi

b. Secara Tidak Langsung


Supervisi tidak langsung adalah supervisi yang dilakukan melalui
laporan baik tertulis maupun lisan. Perawat supervisor tidak melihat
langsung apa yang terjadi di lapangan sehingga memungkinkan
terjadinya kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara
tertulis (Bittel, 1987) dalam Wiyana, 2008.
Langkah-langkah Supervisi tak langsung, yaitu :
1) Lakukan supervisi secara tak langsung dengan melihat hasil
dokumentasi pada buku rekam medik perawat.
2) Pilih salah satu dokumen asuhan keperawatan.
3) Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai dengan standar
dokumentasi asuhan keperawatan yang ditetapkan rumah sakit
yaitu form A dari Depkes.
4) Memberikan penilaian atas dokumentasi yang di supervisi
dengan memberikan tanda bila ada yang masih kurang dan
berikan cacatan tertulis pada perawat yang
mendokumentasikan.
5) Memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak
lengkap atau sesuai standar.
Pengarahan Kepala Ruangan Sesuai Akreditasi
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua TIM
2) Memberi pujian kepada anggota TIM yang melakukan tugas
dengan baik
3) Memberi motifasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap

19
4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan
berhubungan dengan ASKEP pasien
5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya
7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota TIM lain
8) Mengembangkan sistem pengarahan formal dan informal
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Manajemen keperawatan yaitu suatu proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan yang melalui upaya staf keperawatan dalam memberikan suatu
asuhan keperawatan, rasa aman pada pasien, serta pengobatan, masyarakat
dan keluarga. (Gillies,1989 dalam Sureskiarti, 2020). Pengarahan adalah
hubungan manusia dalam kepemimpinan yang mengikat. Para bawahan
digerakkan agar mereka bersedia menyumbangkan tenaganya untuk secara
bersama-sama mencapai suatu tujuan organisasai.
B. Saran
Kami sekelompok menyarankan kepada pembaca agar makalah yang buat
ini supaya dibaca dengan teliti agar dapat dimerti dan di pahami, sehingga
kita dapat mengetahui tentang manajemen keperawatan agar menjadi
pedoman untuk kita nantinya sebagai perawat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dexter, Akbar. 2012. Fungsi Pengarahan dalam Management. Manajemen


Gillies DA. Nursing Management : A System Approach. 3rd edition.
Philadelphia :WB Saunders Company, 1994.
Gillies, DA. 1996. Manajemen Keperawan, Suatu Pendekatan Sistem. W.B
Saunders Compani: Philadelphia
Hubberd D. Leadership Nursing and Care Management. Second edition.
Philadelphia : W.B. Saunders Company, 2000.
Marquis, B.L. & Houston, C.J. (2012). Leadership roles & management functions
in nursing : theory and application. California : Lippincott Williams &
Wilkins.
Nursalam (2015). Manajemen keperawatan : aplikasi dalam praktik keperawatan
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika
Putra , C.S (2017). Buku ajar manajemen keperawatan teori dan aplikasi praktik
dilengkapi dengan kuisioner pengkajian praktek manajemen keperawatan.
Bogor : In Media
Pitman, S. 2011. Handbook for clinical supervisor: nursing post graduate
programme.Dublin: Royal Collage of surgeon in Ireland

Swamburg, Russel C. 2000. Pengantar kepemimpinan dan manajemen


keperawatan. Jakarta : EGC
Simamora, R.H (2017). Buku ajar manajemen keperawatan . Jakarta : EGC

21
Warsito.B.E. (2006). Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana tentang Fungsi
Manajerial Karu terhadap Pelaksanaan Manajemen Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit jiwa Daerah Dr Amino
Semarang.http://sg3.attach.mail.com/id. f1900/mail.yahoo.
com/ya/securedowloa.professional edisi 5. Jakarta : Salemba Medika
Wiyana. (2008).Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Perawat di Rumah
Sakit Tingkatlll 16.06.01 Ambon. Jurnal Manajemen Administrasi Rumah
Sakit. Universitas Maluku.

22

Anda mungkin juga menyukai