ACTUATING ( PELAKSANAAN )
Dosen Pembimbing :
Ns. Ratna Dewi S.Kep, M.Kep
VIII B
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
PRODI KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan kekuatan
dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tugas mata kuliah
‘Manajemen Keperawatan tentang Actuating (Pelaksanaan) ”.Tak lupa pula shalawat
dan salam kita haturkan kepada Rasulullah saw yang telah membawa kita dari alam
kebodohan ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Ananda bertanggung jawab atas tugas makalah ini telah berusaha dengan sebaik
mungkin dan dengan teliti. Ananda berharap makalah ini dapat menambah wawasan
mahasiswa terutama ananda sendiri sebagai penyaji. Jika ada kesalahan kami mohon
di maafkan dan dimaklumi karena ini masih pada tahap pembelajaran.
Jika ada masukan dan saran dengan hati terbuka ananda silahkan dikemukakan
supaya kedepannya ananda lebih baik lagi dalam membuat makalah.
Wassalamu ‘alaikum wr.wb.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan peran Actuating dalam manajemen keperawatan……………2
B. Pre dan Post Conference………………………………..……………………5
C. Handover dengan Komunikasi SBAR Penjelasan meliputi konsep motivasi
dan komunikasi pimpinan ruangan……………………………………………...8
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tuntutan Masyarakat terhadap kwalitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai suatu
fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu Pelayanan keperawatan ini perlu
mendapat prioritas utama dalam pengembangan ke masa depan. Perawat harus mau
mengembangkan ilmu pengetahuannya dan berubah sesuai tuntutan masyarakat dan menjadi
tenaga perawat yang professional.Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat
saling berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan. Oleh
karena itu inovasi dalam pendidikan keperawatan, praktek keperawatan, ilmu keperawatan dan
kehidupan keprofesian merupakan fokus utama keperawatan Indonesia dalam proses
profesionalitas. Proses profesionalisasi merupakan proses pengakuan terhadap sesuatu yang
dirasakan, dinilai dan diterima secara spontan oleh masyarakat, maka dituntut untuk
mengembangkan dirinya dalam sistim pelayanan kesehataan.
Untuk lebih memahami arti dari Manajemen Keperawatan maka kita perlu mengetahui
terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan organisasi keperawatan, bagaimana tugas dan
tanggung-jawab dari masing-masing personil di dalam organisasi yang pada akhirnya akan
membawa kita untuk lebih mengerti bagaimana konsep dasar dari Manajemen Keperawatan itu
sendiri.
4
B. PERMASALAHAN
a. Apa definisi pelaksanaan (actuating) ?
b. Bagaimana prinsip pelaksanaan (actuating) ?
c. Apa hal penting di pertimbangankan dalam melakukan actuating ?
d. Factor – factor penghambat fungsi actuating ?
e. Factor – factor pendukung fungsi actuating ?
f. Pelaksanaan actuating ?
g. Beberapa hal yang tercakup dalam actuating ?
h. Tujuan (actuating)
i. Bagaimana manajemen proses keperawatan ?
j. Handover Dengan Komunikasi SBAR
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi pelaksanaan (actuating)
b. Untuk mengetahui prinsip pelaksanaan (actuating)
c. Untuk mengetahui hal penting di pertimbangankan dalam melakukan actuating
d. Untuk mengetahui factor – factor penghambat fungsi actuating
e. Untuk mengetahui factor – factor pendukung fungsi actuating
f. Untuk mengetahui pelaksanaan actuating
g. Untuk mengetahui beberapa hal yang tercakup dalam actuating
h. Untuk mengetahui tujuan actuating
i. Untuk mengetahui manajemen proses keperawatan
j. Untuk mengetahui Handover Dengan Komunikasi SBAR
5
BAB II
KONSEP ACTUATING
6
Dari pengertian di atas, pelaksanaan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk
menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan
pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan
peran, tugas dan tanggung jawabnya.
2. PRINSIP ACTUATING
1. Pelaksanaan dan Penugasan.
Pengelolaan terhadap dana atau anggaran yang digunakan oleh organisasi penting
dilakukan agar dana tidak disia-siakan.
4. Dokumentasi Pengawasan.
Hal ini diperlukan unutuk mendapatkan bukti yang nyata bila terjadi pelanggaran,
kesalahan dalam melakukan aktivitas di dalam organisasi.
7
· Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih
sendiri,
c) Tidak terbebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting
d) Tugas yang diberikan cukup relevan,
e) Hubungan harmonis antar rekan kerja.
8
b. Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi
c. Manajer harus mempunyai tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungan
d. Manajer harus bersikap obyektif
6. PELAKSANAAN ACTUATING
Karena manajemen keperawatan memerlukan kerja melalui orang lain, maka
tahap pada pelaksanaan terdiri atas bagaimana manajer memimpin orang lain untuk
menjalankan tindakan yang telah direncanakan. Fungsi kepemimpinan dapat dibagi lagi
dalam komponen fungsi, yaitu kepemimpinan, komunikasi, dan motivasi.
7. BEBERAPA HAL YANG TERCAKUP DALAM ACTUATING
a. Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasi merunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi dalam
konteks dan jarngan organisasi.Komunikasi organisasi melibatkan bentuk-bentuk komunikasi
antar pribadi dan komunikasi kelompok.
Pembahasan komunikasi organisasi antara lain menyangkut struktur dan fungsi organisasi,
hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi.
Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat
hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horizontal.
Dalam teori-teori organisasi ada dua hal yang mendasar yang dijadikan pedoman:
Teori tradisi hubungan antar pribadi yang meneliti bagaimana sebuah organisasi terbentuk
melalui interaksi antar individu.
b. Coordinating
Coordinating atau mengkoordinasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan,
dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga
terdapat kerjasama yang terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi. Usaha yang dapat
9
dilakukan untuk mencapai tujuan itu, antara lain dengan memberi instruksi, perintah,
mengadakan pertemuan untuk memberikan penjelasan bimbingan atau nasihat, dan mengadakan
coaching dan bila perlu memberi teguran.
c. Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahannya melakukan
kegiatan secara sukarela sesuai apa yang dikehendaki oleh atasan. Pemberian inspirasi, semangat
dan dorongan oleh atasan kepada bawahan ditunjukan agar bawahan bertambah kegiatannya,
atau mereka lebih bersemangat melaksanakan tugas-tugas sehingga mereka berdaya
guna dan berhasil guna.
d. Leading
Istilah leading, yang merupakan salah satu fungsi manajemen, di kemukakan oleh Louis
A. Allen yang dirumuskannya sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer yang
menyebabkan orang lain bertindak. Pekerjaan leading, meliputi lima macam kegiatan, yakni 1)
mengambil keputusan, 2) mengadakan komunikasi agar ada saling pegertian antara manajer dan
bawahan, 3) memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak, 4) memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta 5) memperbaiki
pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
8. TUJUAN (ACTUATING)
Tujuan fungsi aktuating ( penggerakan ) adalah :
1. Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
2. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
3. Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4. Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi
kerja staf
5. Membuat organisasi berkembang lebih dinamis
10
9. Implementasi Fungsi Actuating Dalam Keperawatan
a. Input
Kebijakan model praktek keperawatan professional (MPKP) metode tim yaitu :
· Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua tim
membawahi 2 – 3 perawat.
3. Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua tim.
11
v Tersedia SAK (standar asuhan keperawatan)
Standar-standar yang ditetapkan dalam Standar Asuhan Keperawatan dimaksud terdiri dari :
b. Proses
Proses pelaksanaan MPKP metode Tim yaitu:
Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:
· Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik kepemimpinan.
· Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila didukung oleh
kepala ruang.
Kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain selain dengan dokter anggota tim, ketua tim juga
melakukan komunikasi langsung dengan dokter, ahli gizi dan tim kesehatan lain untuk
membahas perkembangan pasien dan perencanaan baru yang pelu dibuat. Selain itu
mengidentifikasi pemeriksaan penunjang yang telah ada dan yang perlu dilakukan selanjutnya
Menentukan diagnosis dan system klafikasi pasien Saat pasien baru masuk di ruang
rawat, pasien dan keluarga akan diterima oleh ketua tim dan diperkenalkan kepada anggota tim
yang ada. Kemudian ketua tim memberikan orientasi tentang ruang, peraturan ruangan, perawat
bertanggung jawab (ketua Tim) dan anggota tim.
12
Ketua tim (dapat dibantu anggota tim) melakukan pengkajian, kemudian membuat
rencana keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang sudah ada setelah terlebih dahulu
melakukan analisa dan modifikasi terhadap rencana keperawatan tersebut sesuai dengan kondisi
pasien.
B. Post Conferen
Post conference, yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shif dan sebelum operan. Isi post conference adalah hasil asuhan
keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan (Keliat, 2000).
13
Kegiatan diskusi pada post – conference memberi kesempatan pada ketua tim dan
perawat pelaksana untuk berkomunikasi secara profesional dengan menanyakan
pengalaman klinik yang baru di lakukan, mendiskusikan pengalaman klinik tersebut,
mengalisis situasi klinik, mengklarifikasi keterkaitan dan situasi, mengidentikasi
masalah, mengungkaapkan perasaan, dan membangun sistem pendukungan di unit rawat
inap. ( Keliat, 2006).
Isi pre – conference berupa hasil asuhan keperawatan setiap perawat dan hal – hal
yang penting perlu diperhatikan untuk operan (tindak lanjut). Post – conference di pimpin
oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. (Keliat, 2006).
C. Output
D. Evaluasi
Tahap akhir proses manajerial adalah mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah
dilaksanakan. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai seberapa jauh staf mampu
melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah ditetapkan serta
mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan.
Manajemen keperawatan dapat dilaksanakan dengan benar. Oleh karena itu, perlu
diperhatikan beberapa prinsip dasar berikut :
14
diinginkan. Perencanaan merupakan pemikiran/ konsep-konsep tindakan yang umumnya tertulis
dan merupakan fungsi yang penting didalam mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan,
pemecahan masalah, dan efek-efek dari perubahan. Selain proses perencanaan, yang dapat
dilakuykan oleh pemimpin keperawatan adalah menganalisis dan mengkaji sistem, mengatur
strategi organisasi dan menentukan tujuan jangka panjang dan pendek, engkaji sumber daya
organisasi, mengidentifikasi kemampuan yang ada, dan aktifitas spesifik serta prioritasnya.
Perencanaan dalam manajemen mendorong seorang pemimpin keperawatan untuk menganalisis
aktifitas dan struktur yang di butuhkan dalam organisasinya.
Menejer keperawatan yang menghargai waktu akan mampu menyusun perencanaan yang
terprogram dengan baik dan melaksankan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Keberhasilan seorang pemimpin keperawatan tergantung pada penggunaan waktunya yang
efektif. Dalam keperawatan, manajemen sangat dipengaruhi oleh kemampuan pimpinan
keperawatan. Dalam konteks ini seorang pemimpin harus mampu memanfaatkan waktu yang
tersedia secara efektif. Hal ini dibutuhkan untuk dapat mencapai produktifitas yang tinggi dalam
tatanan organisasinya.
15
Prinsip perorganisasian mencakup hal-hal pembagian tugas, koordinasi, kesatuan komando,
hubungam staf dan linik, tanggung jawab dan kewenangan yang sesuai serta adanya rentang
pengawasan. Dalam keperawatan, pengorganisasian dapat dilaksanakan dengan cara
fungsional/penugasan, alokasi pasien, grub/tim keperawatan dan pelayanan keperawatan utama.
a. Pengertian
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada tingkat
komitmen seseorang. Hal ini termasuk faktor -faktor yang menyebabkan, menyalurkan,
dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu (Nursalam, 2007).
Motivasi adalah proses kesediaan melakukan usaha tingkat tinggi untuk mencapai sasaran
organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan usaha tersebut untuk memuaskan
kebutuhan sejumlah individu. Meskipun secara umum motivasi merujuk ke upaya yang
dilakukan guna mencapai setiap sasaran, disini kita merujuk ke sasaran organisasi karena
fokus kita adalah perilaku yang berkaitan dengan kerja (Robbins & Coulter, 2007).
Oleh sebagian besar ahli, proses motivasi diarahkan untuk mencapai tujuan. Tujuan atau
hasil yang dicari karyawan dipandang sebagai kekuatan yang bisa menarik orang.
Memotivasi orang adalah proses manajemen untuk mempengaruhi tingkah laku manusia
berdasarkan pengetahuan mengenai apa yang membuat orang tergerak (Suarli dan
Bahtiar, 2010).
16
1) Pengakuan (cognition), artinya karyawan memperoleh pengakuan dari pihak
perusahaan bahwa ia adalah orang,berprestasi,baik,diberi penghargaan,pujian,
dimanusiakan, dan sebagainya.
2) Tanggung jawab (responsibility),artinya karyawan diserahi tanggung jawab
dalam pekerjaan yang dilaksanakannya,tidak hanya semata-mata melaksanakan
pekerjaan.
3) Prestasi (achievement),artinya karyawan memperoleh kesempatan untuk
mencapai hasil yang baik atau berprestasi.
4) Pertumbuhan dan perkembangan (growth and development),artinya dalam setiap
pekerjaan itu ada kesempatan bagi karyawan untuk tumbuh dan berkembang.
5) Pekerjaan itu sendiri (job it self),artinya memang pekerjaan yang dilakukan itu
sesuai dan menyenangkan bagi karyawan.
Adapun faktor-faktor pemelihara motivasi (faktor-faktor ekstrinsik) ialah:
1) Gaji (salary) yang diterima karyawan
2) Kedudukan (status) karyawan
3) Hubungan antar pribadi dengan teman sederajat, atasan atau bawahan
4) Penyeliaan (supervisi) terhadap karyawan
5) Kondisi tempat kerja (working condition)
1. Pengertian SBAR
a. Komunikasi SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi
penting yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap
eskalasi yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. Kerangka komunikasi efektif
yang digunakan di rumah sakit adalah komunikasi SBAR
(Situation,Background,Assessment,Recommendation),metode komunikasi ini
digunakan pada saat perawat melakukan handover ke pasien. Komunikasi SBAR adalah
kerangka teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam
menyampaikankondisi pasien.
SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk meningkatkan serah terima antara shift
atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim
kesehatan untuk memberikan masukan ke dalam situasi pasien termasuk memberikan
17
rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan
atau tim kesehatan lainnya.
a. Pemindahan pasien : isi dengan tanggal, waktu, dari ruang asal ke ruang tujuan
pemindahan
b. Dokter yang merawat : isi dengan nama DPJP atau dokter spesialis yang merawat
c. Diagnosa medis : isi dengan diagnosa medis yang terakhir diputuskan oleh dokter yang
merawat
d.Isi pilihan ya atau tidak bila pasien/keluarga sudah atau belum dijelaskan mengenai
diagnosa pasien.
e. Masalah utama keperawatan saat ini, isi dengan masalah keperawatan pasien yang secara
aktual pada pasien yang wajib dilanjutkan diruang kepindahan
yang baru.
2. B : Background (info penting yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini)
1. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap diagnosis
keperawatan
2) Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif, dan obat –
obat termasuk termasuk cairan infus digunakan.
3) Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respon pasien dari setiap diagnosis
18
keperawatan
4) Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif, dan obat –
obatan termasuk cairan infus yang digunakan
5) Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis
Operan/Timban Terima
A. Pengertian
Timbang terima memiliki beberapa istilah lain. Beberapa istilah itu diantaranya
handover, handoffs, shift report, signout, signover dan cross coverage. Handover adalah
komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan oleh perawat pada
19
pergantian shift jaga.
Nursalam, (2007) menyebutkan tentang definisi dari handover adalah transfer
tentang
informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan
yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan
konfirmasi tentang pasien. Handoffs juga meliputi mekanisme transfer informasi yang
dilakukan, tanggung jawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke
perawat yang akan melanjutnya perawatan.
Nursalam, (2007) menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien. Handover adalah
waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggung jawab tentang pasien dari perawat
yang satu ke perawat yang lain. Tujuan dari handover adalah menyediakan waktu, informasi
yang akurat tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang
akan terjadi dan antisipasinya
20
1) Kondisi atau keadaan pasien secara umum
2) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
3) Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
d. Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburuburu.
e. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara langsung melihat
keadaan pasien.
E. Prosedur dalam Timbang Terima
a. Persiapan
1) Kedua kelompok dalam keadaan siap.
2) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
b. Pelaksanaan dalam penerapannya, dilakukan timbang terima kepada masing-masing
penanggung jawab :
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift atau operan.
2)Nurse station perawat sebagai tempat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan tentang masalah
keperawatan klien, rencana tindakan yang sudah dan belum dilaksanakan serta
hal-hal penting lainnya yang perlu dilimpahkan.
3) Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang lengkap sebaiknya
dicatat secara khusus untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat yang
berikutnya.
4) Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah :
a).Identitas klien dan diagnosa medis.
b).Masalah keperawatan yang kemungkinan masih muncul.
c).Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
d) Intervensi kolaboras
e).Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya, misalnya : operasi, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan
penunjang lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang
tidak dilaksanakan secara rutin.
f).Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya
jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas
Penyampaian pada saat timbang terima secara singkat dan jelas
g).Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
h).Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan
ruangan oleh perawat.(Nursalam, 2007).
F.Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:
21
pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran
informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara perawat yang shift
sebelumnya kepada perawat shift yang datang.
c. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan
tugas yang dilimpahkan. Aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk
melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien langsung.
H. Kelebihan Handover
Secara umum materi yang disampaikan dalam proses operan jaga baik secara tradisional
maupun bedside handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa
kelebihan diantaranya :
a. Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi
penyakitnya secara up to date.
b. Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat.
c. Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara
khusus. Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang kerahasiaan pasien
jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi
medis yang lain.
I. Metode Pelaksanaan Handover
Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya :
a. Menggunakan tape recorder : melakukan perekaman data tentang pasien kemudian
diperdengarkan kembali saat perawat jaga selanjutnya telah datang. Metode itu berupa
one way communication.
b. Menggunakan komunikasi oral atau spoken : melakukan pertukaran informasi dengan
berdiskusi.
c. Menggunakan komunikasi tertulis (written) : melakukan pertukaran informasi dengan
melihat pada medical record saja atau media tertulis lain.
22
J. Evaluasi dalam Timbang Terima
a. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain :
Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima. Kepala ruangan
memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi
ke sore. Sedangkan kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh
perawat primer.
b. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Perawat primer malam
menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima
pertama dilakukan di nurse station kemudian ke tempat tidur klien dan kembali lagi ke
nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan,
intervensi yang sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada.
Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke klien.
c. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
K. Hal yang harus diperhatikan sebelum serah terima pasien, perawat harus
melakukan :
a. Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.
b. Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi
pasien yang akan dilaporkan.
c. Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang
harus dilanjutkan.
d. Perawat membaca dan memahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian
perawat shift sebelumnya.
e. Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.
23
Pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali
kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi
setelah orang malakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu obyek tertentu
3. Karakteristik Individu
Keperawatan menurut hasil lokakarya nasional keperawatan tahun 1983 Keperawatan
adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
bio-psiko-sosial yang komprehensip, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat
baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan
keperawatan berupa bantuan, diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Pengertian perawat dan
keperawatan tersebut di atas jelas bahwa seorang tenaga perawat adalah seseorang yang
telah menyelesaikan pendidikan bidang keperawatan, dan mempunyai kewenangan untuk
memberikan pelayanan keperawatan. Tenaga perawat dituntut untuk professional
dibidangnya. Pemberian pelayanan keperawatan oleh tenaga
perawat ditentukan oleh tenaga perawat sendiri, yang pada pelaksanaannya dipengaruhi
oleh banyak faktor. Salah satu faktornya yaitu karakteristik dari individu perawat.
Karakteristik individu terdiri dari kemampuan dan keterampilan, latar belakang dan
demografis. Karakteristik demografis individu terdiri dari umur, jenis kelamin
pendidikan dan lama kerja. Perawat sebagai seorang individu mempunyai karateristik
demografis, seperti diuraikan berikut ini :
a. Umur
Semakin tinggi usia semakin mampu menunjukkan kematangan jiwa dan semakin
dapat berpikir rasional, se makin bijaksana, mampu mengendalikan emosi dan
semakin terbuka terhadap pandangan orang lain.
b. Jenis Kelamin
Pekerja wanita mengalami lebih banyak stres dibandingkan pria, karena adanya
struktur yang unik pada wanita. Beberapa perbedaan cara pria dan wanita mendapat
keseimbangan yang nyaman, dimana pria selalu mendefinisikan dirinya melalui kasih
sayang dan hubungannya dengan orang lain, sedangkan wanita mencoba
24
memfokuskan pada keberhasilan pekerjaan.
c. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan seseorang makin besar keinginan untuk memanfaatkan
pengetahuan dan keterampilan. Perawat yang memiliki pendidikan lebih tinggi
diharapkan mampu memberikan masukan-masukan bermanfaat terhadap pimpinan
dalam upaya peningkatan kinerja perawat. Selain itu pendidikan perawat yang lebih
tinggi akan lebih mudah dalam memahami tugas.
d. Lama kerja
Semakin lama bekerja semakin meningkat pengalaman perawat dan memberikan arti
bagi pekerjaannya apabila perawat tersebut melakukan komunikasi
4. Komunikasi Efektif SBAR
Kerangka komunikasi efektif yang digunakan di rumah sakit adalah komunikasi SBAR
(Situation, Background, Assessment, Recommendation), metode komunikasi ini
digunakan pada saat perawat melakukan handover. Komunikasi SBAR adalah kerangka
teknik komunikasi yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan
kondisi pasien.
25
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Actuating, dalam bahasa Indonesia artinya adalah menggerakkan. Maksudnya, suatu
tindakan untuk mengupayakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran
sesuai dengan tujuan organisasi. Jadi, actuating bertujuan untuk menggerakkan orang agar mau
bekerja dengan sendirinya dan penuh dengan kesadaran secara bersama- sama untuk mencapai
tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Dalam hal ini dibutuhkan kepemimpinan
(manajer) yang baik.
2. SARAN
Kami selaku penulis makalah ini, sangat berharap kepada pembaca dapat mempelajari
dan memahami makalah ini, agar bermanfaat di kemudian hari. Dan kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca baik mahasiswa maupun dosen sebagai pembimbing kami.
Agar makalah ini dapat mendekati kesempurnaan.
26
DAFTAR PUSTAKA
27