Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

Dosen Pembimbing:

Ns.Rahmat Syukri, S. Kep, M. Kes

Disusun Oleh :

NAMA : Bobi Indra Jaya

NIM : 1714201020

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI FAKULTAS KESEHATAN


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN NERS

2020 / 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah
Keperawatan Komplementer ini.

Makalah ini merupakan bahan materi untuk proses belajar mengajar, Dimana
makalah ini membahas tentang manajemen keperawatan. Dan makalah ini juga telah
disusun oleh kelompok dengan semaksimal mungkin dan juga mendapat bantuan dari
beberapa pihak dan sehingga memperlancar kelompok dalam membuat makalah ini.
Untuk itu kelompok menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan dan membantu dalam pembuatan mahalah ini.

Akhir kata kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan, untuk itu dengan rendah hati dan lapang dada, kelompok kami menerima
segala saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan bagi Penulis sendiri
dan pembaca sekalian, Terimakasih.

Bukittinggi, 29 Maret 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengobatan Tradisional
B. Pengobatan Tradisional Sengat Lebah

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan


masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang
terapi komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter ataupun
perawat. Masyarakat mengajak dialog perawat untuk penggunaan terapi alternatif (Smith
et al., 2004). Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai
dengan pilihannya, sehingga apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan
klien. Hal ini dapat menjadi peluang bagi perawat untuk berperan memberikan terapi
komplementer Peran yang dapat diberikan perawat dalam terapi komplementer atau
alternatif dapat disesuaikan dengan peran perawat yang ada, sesuai dengan batas
kemampuannya. Pada dasarnya, perkembangan perawat yang memerhatikan hal ini sudah
ada. Sebagai contoh yaitu American Holistic Nursing Association (AHNA), Nurse Healer
Profesional Associates (NHPA) (Hitchcock et al., 1999). Perawat dapat berperan sebagai
konsultan untuk klien dalam memilih alternatif yang sesuai ataupun membantu
memberikan terapi langsung. Namun, hal ini perlu dikembangkan lebih lanjut melalui
penelitian (evidence-based practice) agar dapat dimanfaatkan sebagai terapi keperawatan
yang lebih baik.

B. Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud terapi komplementer khusus nya terapi Sengat lebah ?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan terapi komplementer sengat lebah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengobatan Tradisional
Menurut WHO (2000), pengobatan tradisional adalah jumlah total pengetahuan,
keterampilan, dan praktek-praktek yang berdasarkan pada teori- teori, keyakinan, dan
pengalaman masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau
tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa,
perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental. Pengobatan tradisional
merupakan salah satu upaya pengobatan dan/atau perawatan cara lain di luar ilmu
kedokteran dan/atau keperawatan. Pengobatan tradisional dilakukan sebagai uapaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan/atau
pemulihan kesehatan pengobatan tradisional (alternatif) disebut pengobat tadisional
Pengobatan tradisional tidak asing dalam kehidupan masyrakat. Berbagai jenis
pengobatan tradisional telah dikenal sejak jaman nenek moyang dan berkembang seiring
dengan perkembangan kebudayaan atau masyarakat. Perkembangan pengobatan
tradisional yang makin beragam menuntut perhatian semua pihak untuk menjamin
keamanan pengguna pengobat tradisional. Pemerintah telah mengatur tentang
penyelenggaraan pengobatan tradisional dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1076/MENKES/SK/VII/2003, serta peraturan tentang pelayanan kesehatan tradisional
yang tertuang pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 103 tahun 201. Hal
ini bertujuan untuk mewujudkan pengobatan tradisional yang dapat dipertanggung
jawabkan baik dari segi manfaat maupun keamanannya.
Pengobatan tradisional memiliki beberapa perbedaan apabila dibandingkan
dengan pengobatan medis/modern. Sistem pengobatan tradisional cenderung
dikembangkan dari sumber sistem kepercayaan spiritual atau agama dan lebih jauhnya
lagi yaityu berkembangnya dari sistem kepercayaan animisme atau kepercayaan
tradisional yang lainnya (Jean-Francois Sobiecki dalam Sudarma, 2009: 17).
Pengobatan dengan menggunakan terapi komplementer mempunyai manfaat
selain dapat meningkatkan kesehatan secara lebih menyeluruh juga lebih murah. Terapi
komplementer terutama akan dirasakan lebih murah bila klien dengan penyakit kronis
yang harus rutin mengeluarkan dana. Pengalaman klien yang awalnya menggunakan
terapi modern menunjukkan bahwa biaya membeli obat berkurang 200-300 dolar dalam
beberapa bulan setelah menggunakan terapi komplementer (Nezabudkin, 2007). Minat
masyarakat Indonesia terhadap terapi komplementer ataupun yang masih tradisional
mulai meningkat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengunjung praktik terapi
komplementer dan tradisional di berbagai tempat.
Selain itu, sekolah-sekolah khusus ataupun kursuskursus terapi semakin banyak
dibuka. Ini dapat dibandingkan dengan Cina yang telah memasukkan terapi tradisional
Cina atau traditional Chinese Medicine (TCM) ke dalam perguruan tinggi di negara
tersebut (Snyder & Lindquis, 2002). Kebutuhan perawat dalam meningkatnya
kemampuan perawat untuk praktik keperawatan juga semakin meningkat. Hal ini didasari
dari berkembangnya kesempatan praktik mandiri. Apabila perawat mempunyai
kemampuan yang dapat dipertanggungjawabkan akan meningkatkan hasil yang lebih baik
dalam pelayanan keperawatan.
National Center for Complementary/ Alternative Medicine (NCCAM) membuat
klasifikasi dari berbagai terapi dan sistem pelayanan dalam lima kategori. Kategori
pertama, mind-body therapy yaitu memberikan intervensi dengan berbagai teknik untuk
memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi tubuh
misalnya perumpamaan (imagery), yoga, terapi musik, berdoa, journaling, biofeedback,
humor, tai chi, dan terapi seni. Kategori kedua, Alternatif sistem pelayanan yaitu sistem
pelayanan kesehatan yang mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis berbeda dari
Barat misalnya pengobatan tradisional Cina, Ayurvedia, pengobatan asli Amerika,
cundarismo, homeopathy, naturopathy. Kategori ketiga dari klasifikasi NCCAM adalah
terapi biologis, yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilnya misalnya herbal,
makanan).

B. Pengobatan Tradisional dengan Sengat Lebah


1. Terapi Lebah
Terapi lebah dimulai di daratan Tiongkok dan Timur Tengah, khususnya Mesir.
Pengobatan tradisional di tiongkok memiliki umur ribuan tahun sebelum pengobatan
modern mulai bangkit di Eropa. Salah satu bentuk modifikasi akupuntur yang populer
di dunia saat ini adalah dengan menggunakan jarum sengatan lebah “Tusuk Sengat
Lebah” (Schumacher MJ, 1995: 155).

Apiterapi di Indonesia sudah mulai dilakukan sejak tahun 1980-an.


Berbagai cara, seperti seminar, lokarya, kursus, publikasi media, dan praktek
terapi lebah berupa sengat lebah. Pada konferensi terapi akupuntur sengatan
lebah sedunia ke-II di Nanjing RRC, pada pertengahan September 1993,
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa Apitherapy biusa
digunakan sebagai alternatif pengobatan. Kini, terapi sengat lebah diterapkan
di berbagai negara antara lain Indonesia, china, Korea, Rumania, Rusia,
Bulgaria (Erwan PW, 1998: 316).

2. Prosedur Pengobatan Tradisioanal dengan Sengat Lebah

Cara ini mendekati dengan akupuntur tusuk jarum, akan tetapi terapi ini
menggunakan sengat lebah, meskipun terlihat mudah, terapi sengatan lebah
tidak boleh dilakukan sembarang orang. Dalam penelitian Prof Libowsky asal
polandia Pertama yang harus diperhatikan adalah jenis lebah yang sengatannya
bisa dijadikan terapi yaitu lebah apis. Kemudian titik sengatan dan dosis yang
diberikan juga harus tepat. Jika takarannya terlalu banyak maka racun lebah
justru akan berpengaruh buruk terhadap kerja paru-paru yang dapat
menimbulkan penyakit sesak nafas. Oleh karena itu orang yang melakukan
terapi ini harus benar-benar mengusai teknik akupuntur. Tidak hanya itu terapi
juga harus mengetahui titik-titik tubuh mana yang tepat untuk disengat sesuai
dengan jenis penyakit pasien. (fatahillah, 2006: 23)

Satu ekor lebah diambil menggunakan sumpit hanya digunakan untuk


satu kali pengobatan. Terapi lebah ini sangat baik bagi peredaran darah,
metabolisme tubuh, dan bisa menjadi salah satu alternatif pilihan pengobatan
yang sehat (Ulung, 2010: 70). Reaksi yang ditimbulkan setelah racun
sengatan lebah masuk dalam tubuh berbeda-beda setiap pasien tergantung
kondisi tubuh. Biasanya pasien akan mengalami reaksi seperti demam, lemas,
telinga berdengung, dan pusing. Konsisi tersebut merupakan hal lumrah dan
alamiah karena racun lebah sedang bereaksi di dalam tubuh seperti halnya
pasca imunisasi (Reisman RE, 1993: 92).

3. Jenis Penyakit yang bisa disembuhkan dengan Terapi Sengat Lebah

Terapi sengat lebah telah diakui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai
pengobatan tradisional dalam katagori keterampilan dan dipercaya bisa mengatasi
sejumlah penyakit, antara lain : Rematik, persendian, Radang arthritis, Pengapuran,
Radang bahu, Penyakit tulang leher, Sakit syaraf, Urat kejepit, Kaki tangan
kesemutan, Asam urat, Bagian tubuh mati rasa, hipertensi, jantung, stroke, diabetes,
sakit kepala, rematik, hingga susah memiliki keturunan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepercayaan pasien dalam melakukan Pengobatan Tradisional Dengan


Media Sengat Lebah dilakukan dengan dasar agamis karena pengobatan sengat
lebah ini telah lama ada sejak zaman Rasululullah SAW dan memiliki manfaat
yang banyak bagi kesehatan tubuh. Pengobatan Tradisional Dengan Media
Sengat Lebah dapat membuahkan hasil yang positif bagi kesehatan tubuh.
B. Saran
Dengan dirulisnya makalah ini diharapkan pembaca dapat menambah wawasan mengenai
terapi komplementer sengat lebah
DAFTAR PUSTAKA

Widyatuti. TINJAUAN PUSTAKA : TERAPI KOMPLEMENTER DALAM KEPERAWATAN.


Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 1, Maret 2008; hal 53-57

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Keputusan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2013 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai