Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
PENGARUH SOSMED BAGI REMAJA

OLEH
CHEARIE PERMATHA MONICHA (1913201011)

PROGRAM S1 KESEHATAN MASYARAKAT


TAHUN 2020

13
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

Pokok Bahasan  : Kenakalan Remaja

Sub topik        : Pengaruh Sosmed Bagi Remaja

Sasaran          :Mahasiswa STIKes Fort De Kock Bukittinggi

 Hari/tanggal   :Senin,02 Desember 2020

 Tempat :aula , hall,lapangan

Pukul :09.00 -09.55 WIB (55 Menit)

Penyuluh : Chearlie, Ori dwi

A.TUJUAN
a. Tujuan Umum

Setelah diadakan penyuluhan tentang pengaruh sosmed/medsos pada mahasiswa,


diharapkan dapat mencegah terjadinya segala macam bahaya yang mungkin terjadi
pada remaja akibat kecanduan medsos.

b. Tujuan khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang pengaruh bahaya medsos/sosmed pada


mahasiswa, diharapkan dapat:

1. Mengurangi angka kematian pada remaja.


2. Menekan angka stress dan depresi pada remaja.
3. Mencegah terjadinya bullying.
4. Menekan terjadinya bunuh diri di usia dini.

B.MATERI (Terlampir) berdasarkan jurnal dan data

1.Data Remaja Kecanduan Medsos/Sosmed


2.Pengertian sosmed/medsos
2.Remaja dan sosmed/medsos.
3.Dampak bahaya sosmed/medsos terhadap kesehatan.
4.Faktor penyebab terjadinya kecanduan sosmed/medsos di kalangan remaja.
5.Cara remaja bersikap.
6.Jurnal

14
C.MEDIA

1. Laptop (power point)

2. LCD  (proyektor)  

3. Leaflet

4. Microphone

D.METODE PENYULUHAN

1. Ceramah

2.Tanya jawab

3. Video

4. Diskusi

5. Permainan

E.SETING TEMPAT
KETERANGAN:

Lyr.proyektor

:MODERATOR

:PENYULUH

                                          

:FASILITATOR

:PESERTA

:OBSERVER

15
F.PENGORGANISASIAN

1.Penanggung jawab : Chearlie Permatha Monicha

2.Moderator     : Ory Dwi Junita

3.Penyuluh : Elvina Remanja

4.Fasilitator    : Amelia Novelina

Fajriniati Rahmadani

Epin Stroge

5.Observer     : Desi Olivia

G.RINCIAN TUGAS
1.Penanggung jawab

Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.

2.Moderator

a. Membuka dan menutup acara penyuluhan .

b.Membuat kontrak waktu pelaksanaan kegiatan.

c.Menjelaskan tujuan dan topik penyuluhan.

d.Menyerahkan penjelasan penyuluhan kepada presenter.

e.Mengarahkan jalannya diskusi.

f.Memeberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya.

g.Menyimpulkan kegiatan.

3.Penyuluh

Memberikan penyuluhan sesuai topik yang akan disajikan.

4.Fasilitator

a.Memotivasi peserta agar berperan aktif dalam penyuluhan.

16
b.Memfasilitasi dalam kegiatan.

5.Observer

a.Mengamati jalannya acara.

b.Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.

b. Mencatat prilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung.

c.Membuat laporan hasil kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan.

H.KEGIATAN PENYULUH

NO WAKTU Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1. 5 Menit Pembukaan :

09.00 1.Memberi salam. 1.Menjawab salam.

s.d 2.Meperkenalkan diri. 2.Mendengarkan.

09.05 3.Kontrak waktu. 3.Menyetujui.

4.Menjelaskan tujuan penyuluhan. 4.Memperhatikan.

2. 25 menit Pelaksanaan :

09.05 A.Menjelaskan materi penyuluhan A. Mendengarkan dan


secara berurutan dan teratur. Memperhatikan.
s.d
Materi :
09.30 1. Pengertian sosmed/medsos
2. Remaja dan sosmed/medsos

3. Dampak bahaya
sosmed/medsos terhadap
Kesehatan.
4. Faktor Penyebab terjadinya
kecanduan sosmed/sosmed
dikalangan remaja.
5. Bagaiamana Remaja Bersikap. B.Bertanya.
B.Memberikan peserta
kesempatan untuk bertanya.

17
 

3. 20 menit Evaluasi :

09.30 1.Menggali pengetahuan remaja 1.Menjawab pertanyaan.


tentang bahaya kecanduan
s.d sosmed/medsos.
09.50 2.Menggali pengetahuan remaja 2.Menjawab pertanyaan.
tentang bagaimana cara
mengendalikan diri dalam
menghadapi pergaulan yang
semakin bebas dan kemajuan
zaman serta tren di medsos/sosmed
yang sedang populer.

4. 5  menit Penutup :

09.50 1.Mengucapkan terima kasih. 1.Menjawab salam.

s.d 2.Mohon maaf 2.Mendengarkan.

09.55 3.Mengucapkan salam 3.Menjawab salam.

I.EVALUASI

1. Apakah pengertian Sosmed/Medsos (Media Sosial)?

2.Apa yang di maksud dengan Remaja dan Medsos/Sosmed?

3.Sebutkan dampak Bahaya Medsos/Sosmed terhadap Kesehatan?

4.Bagaimana kecanduan Medsos/Sosmed di kalangan remaja bisa terjadi?

5.Bagaimana cara remaja bersikap?

18
J.DAFTAR PUSTAKA ( berdasarkan buku dan sumber)

Pratama BA. 2014. Hubungan antara penggunaan jejaring sosial dan pengawasan orang tua
terhadap sikap seksual pranikah pada remaja di SMP Negeri 1 Sukoharjo. (Tesis). Surakarta,
Universitas Sebelas Maret Surakarta Riyanti YAV. 2016. Hubungan intensitas mengakses sosial
media terhadap perilaku belajar mata pelajaran produktif pada siswa Kelas XI Jasa Boga di
SMK 3 Klaten. (Skripsi) Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta

https://www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/view/487/247

https://www.jurnal-unita.org/index.php/publiciana/article/viewFile/79/73

http://www.unpas.ac.id/apa-itu-sosial-media/

https://karinov.co.id/media-sosial-pengertian-dan-dampak/

https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial

https://www.idntimes.com/health/fitness/sipa-aryanti-2/4-dampak-buruk-media-sosial-bagi-
kesehatan-mental-dan-fisik-exp-c1c2/4

https://www.kompasiana.com/khairuna/59af5622085ea66e736f07e2/masalah-remaja-dan-
pengaruh-media-sosial

https://www.beritasatu.com/nasional/550691/nasional/550691-saat-remaja-tak-bisa-
kendalikan-diri-di-media-sosial

https://www.kabar-banten.com/media-sosial-mengubah-dunia-remaja/

19
SOSMED/MEDSOS (MEDIA SOSIAL)

I.I PENGERTIAN SOSMED/MEDSOS

Secara singkatnya adalah alat komunikasi berbasis web atau aplikasi yang
memungkinkan para penggunanya untuk saling berinteraksi satu sama lain dengan
cara berbagi atau memperoleh informasi yang ada tanpa di batasi ruang dan waktu.

Namun dalam Definisi panjangnya Media social (MEDSOS) atau sering


disalahtuliskan sebagai sosial media (SOSMED) adalah sebuah media daring,
dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan
menciptakan isi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual lainnya. Blog,
jejaring sosial, dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum
digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Seperti menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan


media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun di
atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan memungkinkan penciptaan dan
pertukaran user-generated content".

Maka Media social merupakan sebuah media berbasis kecanggihan


teknologi yang diklasifikasikan dari berbagai bentuk, seperti majalah, forum
internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, siniar, foto atau gambar, video,
peringkat dan bookmark sosial. Dengan menerapkan satu set teori dalam bidang
media penelitian (kehadiran sosial, media kekayaan) dan proses sosial (self-
presentasi, self-disclosure), Kaplan dan Haenlein menciptakan skema atau
klasifikasi untuk berbagai jenis media sosial (disampaikan dalam artikel Horizons
Bisnis yang diterbitkan sepanjang tahun 2010). Menurut Kaplan dan Haenlein ada
enam jenis media sosial, yang dapat dilihat sebagai berikut.[

1. Proyek Kolaborasi
Situs web mengizinkan penggunanya untuk dapat mengubah,
menambah, ataupun menghapus konten-konten yang ada di situs web
ini. Contohnya Wikipedia.
2. Blog dan Mikroblog

20
Pengguna lebih bebas dalam mengekspresikan sesuatu di blog ini,
seperti curhat (curahan hati) atau kritik terhadap kebijakan pemerintah.
Contohnya Twitter.
3. Konten
Para pengguna situs web ini saling berbagi konten-konten media,
seperti video, gambar, dan buku-el (buku elektronik).
Contohnya YouTube.
4. Situs Jejaring Sosia
Aplikasi yang di dalamnya terdapat "izin" bagi pengguna untuk dapat
terhubung dengan cara membuat informasi pribadi sehingga dapat
terhubung dengan orang lain. Informasi pribadi itu bisa berbentuk foto-
foto atau video. Contohnya Facebook.
5. Virtual Game World
Dunia permainan virtual, merupakan replikasi "lingkungan" 3D (tiga
dimensi), user atau pengguna bisa muncul dalam bentuk avatar-avatar
yang diinginkan dan dapat berinteraksi dengan orang lain selayaknya
di dunia nyata. Contohnya permainan daring (online game).
6. Virtual Social World
Dunia virtual sosial, yang di dalamnya seorang pengguna merasa hidup
di dunia virtual, sama seperti virtual game world, berinteraksi dengan
lain orang. Namun, Virtual social world sifatnya lebih bebas dan lebih
ke arah kehidupan nyata/realistis. Contohnya second life.

I.2 REMAJA DAN SOSMED

Masa remaja adalah suatu tahapan pada pertumbuhan dan perkembangan anak
yang sangat dinamis karena terdapat periode transisi dari anak menjadi dewasa.
Perubahan yang terjadi adalah semakin cepatnya perubahan kognitif, fisik, mental,
emosional, sosial, dan pencapaian seseorang. Batasan usia seorang anak menurut
WHO adalah 10-19 tahun, sedangkan menurut UU No. 4 tahun 1979 adalah hingga
usia 21 tahun dan belum menikah.

Pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal memiliki berbagai faktor


genetik dan faktor lingkungan bio-psiko-sosial yang saling memengaruhi anak untuk
akhirnya memiliki ciri khusus/kepribadian yang berbeda-beda. Terdapat 3 tahapan
yang terjadi pada masa remaja, yaitu remaja awal (10-14 tahun), remaja mengengah
(15-16 tahun), dan remaja akhir (17-20 tahun). Dari setiap tahapan ini, masa remaja
menengah hingga akhir merupakan masa yang paling rentan untuk terjadi masalah
akibat krisis/pencarian identitas diri yang dalam proses mencarinya seringkali
dipengaruhi oleh peer group dan media massa, terutama sosial media.[1]

Masalah remaja secara umum dibagi menjadi dua kelompok, yaitu


masalah kesehatan fisik, seperti jerawat, gangguan pada sistem indera, dan masalah

21
gizi, serta masalah perilaku. Pada kali ini, masalah perilaku merupakan hal yang akan
dibahas lebih lanjut karena memiliki hubungan yang erat terutama dengan lingkungan
bio-psiko-sosial anak remaja. Selain itu, masalah perilaku pada remaja ternyata
menjadi penyebab 75% kematian pada remaja.

Karakteristik remaja yang dapat menimbulkan permasalahan adalah (1) canggung


dalam pergaulan, (2) emosi tidak stabil, (3) timbul perasaan kosong akibat perubahan
pandangan hidup, (4) terdapat sikap menentang terutama pada orangtua, (5) gelisah
karena tidak dapat memenuhi semua keinginan, (6) senang bereksperimen dan
bereksplorasi, (7) memiliki banyak fantasi/khayalan, dan (8) cenderung membentuk
kelompok pergaulan. Masalah perilaku yang terjadi pada remaja dapat memicu
timbulnya penyakit/kelainan fisik hingga akhirnya kematian akibat kecelakaan,
kehamilan remaja, penyakit menular seksual, gangguan makan, penyalahgunaan obat
dan alkohol, merokok, masalah emosi/kejiwaan, dan sebagainya.[1]

Faktor perkembangan teknologi informasi/sarana komunikasi, seperti sosial media,


yang dapat memengaruhi pilihan seorang anak pada masa remaja dalam mencari
identitas dirinya. Di Indonesia ternyata sebagian besar anak (52%) sudah
menggunakan telepon seluler dan smartphone untuk mengakses layanan internet. Dari
data tersebut, ternyata risiko untuk seorang anak berhubungan dengan orang asing
yang tidak dikenal adalah sebesar 24% walaupun ternyata lebih banyak anak yang
menggunakan internet untuk berkomunikasi dengan keluarganya, yaitu sebesar 56%.
[3] Media sosial adalah sebuah media online yang setiap penggunanya dapat
berpartisipasi dan berinteraksidengan mudah.

[4] Media sosial yang paling sering digunakan remaja adalah facebook, twitter,
path, youtube, Instagram, line, bbm, dan bentuk komunikasi lainnya.[3,5] Dibalik hal
positif dari internet dan alat komunikasi online, terdapat juga dampak negatif dari
akses tanpa batas terhadap isi informasi yang mengandung kekerasan, pornografi,
periklanan yang mendorong perilaku konsumtif, sexting, dan cyberbullying.[3,5]
Selain informasi dengan akses tanpa batas, sosial media dapat digunakan sebagai alat
untuk menyalurkan pendapat dengan berkomentar bebas tanpa rasa khawatir sehingga
seseorang bisa dengan mudahnya menyampaikan amarah/rasa tidak suka yang akan
berujung pada cyberbullying.[5]

Anak remaja yang sedang mengalami fase senang bereksperiman dan bereksplorasi
akan cenderung meniru serta mencoba hal baru yang dianggap menantang. Terdapat
data bahwa sekitar 52% anak di Indonesia telah menemukan pornografi melalui iklan
yang tidak mencurigakan, namun sayangnya hanya 14% yang mengaku telah
mengakses situs porno dengan sukarela. Selain pornografi, internet juga dapat
meningkatkan penggunaan rokok, alkohol, dan pergaulan bebas terutama akibat
banyaknya contoh artis di sosial media yang mempublikasikan aktivitasnya dalam
merokok dan meminum alkohol. Keadaan ini dapat menyebabkan timbulnya masalah
perilaku, terutama ketergantungan, agresivitas, violentbehavior, bullying, ketakutan,
depresi, insomnia, mimpi buruk, bahkan hingga bunuh diri.[3,4]

22
I.3 DAMPAK BAHAYA SOSMED/MEDSOS TERHADAP KESEHATAN
REMAJA
a.Dampak fisiologis

1. Menurunkan Kemampuan Mata/Pengelihatan

Di akibatkan ketika kita sering menatap layar ketika bermain Medsos/Sosmed,


kemampuan mata kita akan menurun karena radiasi layar yang terlalu terang
dan durasi menatap terlalu lama.

2. Kemampuan Daya Ingat Menurun

Ketika mengunjungi suatu tempat, pengguna media sosial cenderung terfokus


pada bagaimana agar mendapatkan foto yang bagus untuk diposting tetapi
melupakan momen-momen yang diambil oleh kedua mata secara langsung

3. Mengalami Kesulitan untuk Tidur


Berselancar di media sosial sebelum tidur adalah kebiasaan yang buruk,
karena dengan begitu otak akan merasa segar sehingga manusia lupa akan
waktu tidurnya. Hal tersebut disebabkan karena cahaya layar gadget mampu
meniru sifat alami matahari yang memberi sinyal pada tubuh bahwa keadaan
masih pagi. Selain itu, cahaya gadget pun dapat mengganggu produksi hormon
melatonin yang tak lain berfungsi untuk menimbulkan rasa kantuk.

4. Sering Mengalami Sakit Kepala

Disebabkan karena menunduk terlalu lama menyebabkan saraf di kepala kita


jadi terjepit saat bermain gadgets dan radiasi benda elektronik.

b.Dampak psikologis

Terutama ketergantungan hilangnya rasa percaya diri,


agresivitas, violentbehavior, bullying, ketakutan, depresi, insomnia, mimpi
buruk, bahkan hingga bunuh diri yang paling parahnya. Remaja menjadi malas
berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasa pun menjadi
terganggu. Jika remaja tersebut terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya.
Situs jejaring sosial akan membuat remaja lebih mementingkan diri
sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka, karena
kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan
menjadi kurang berempati di dunia nyata.
Menjadikan seorang remaja menjadi malas belajar karena sering
menggunakan jejaring sosial untuk bermain game yang ada di situs tersebut.
Facebook menyediakan layanan game yang membuat remaja menjadi
kecanduan game.
Menyebabkan kurangnya sopan santun remaja saat ini. Dengan adanya
media sosial, semakin banyak para remaja yang menggunakan bahasa yang

23
tidak sepantasnya. Dan bagi remaja yang masih polos, tentu akan menganggap
bahwa bahasa tersebut adalah bahasa modern anak zaman sekarang.
Bagi remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring
sosial. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara
berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata.

I.4 FAKTOR PENYEBAB KECANDUAN SOSMED/MEDSOS DI KALANGAN


REMAJA

a. Merasa Kurang Gaul

Seperti kita ketahui remaja sekarang selalu senang mengikuti tren apa saja
yang ada apalagi tersebar di medsos/sosmed seperti vidio tiktok yang seperti
sekarang tengah ramai, sehingga mereka akan melakukan apa saja untuk
menjadi gaul dan mengikutinya.
b. Ingin Diperhatikan

Banyak remaja kini kurang sekali mendapat perhatian di rumah karena orang
tua mereka sendiri kadang juga terlalu asik bermain sosmed/medsos, atau
permasalah lain seperti menjadi korban bullying di sekolah oleh temannya.
Maka di medsos/sosmed mereka akan dengan sebaik-baiknya menarik
perhatian.
c. Nilai Agama yang berkurang
Nilai agama yang berkurang karena banyak anak sekarang yang tidak peduli
akan nilai-nilai agama yang ada dankurangnya orang tua yang membimbing.
d.Tayangan_TV

Sering kali tayangan di tv sangat tidak berbobot dan memiliki nilai moral yang
rendah sehingga di tonton oleh remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan.
e.Gaya Hidup

Banyak kali remaja suka mencontoh gaya hidup artis atau orang tuanya yang

terlalu sibuk dengan sosmed/medsos.

f.Ajakan Teman

24
Banyak remaja yang bermain sosmed/medsos karena ajakan teman yang lebih
dulu telah menggunakannya dengan menshare ajakan untuk ikut bergabung.

I.5 CARA REMAJA BERSIKAP

1.  Pengetahuan
Dengan pengetahuan remaja akan mengerti dan memahami dampak apa
yang mengakibat kecanduan medsos/sosmed jika tidak ditangani dengan cepat.
Remaja akan lebih kritis terhadap hal-hal yang menuju pada perbuatan yang
menggunakan sosmed/medsos seperti bijak dalam menshare berita dan tidak
menyebarkan hoax.

2.   Pergaulan
Berteman dengan orang yang tidak menjerumuskan pada perbuatan yang
mendukung tren yang tidak sehat dan baik di medsos/sosmed atau perbuatan
tercela lainnya seperti mengikuti akun yang menampilkan gambar/foto porno,
mengikuti blog yang memuat vidio film porno, bacaan porno atau menshare
hal-hal tersebut seperti berita hoax kepada orang lain.

3.   Harga diri dan Privasi


Remaja juga harus mempunyai harga diri, hal ini mampu dilakukan pada
remaja yang mempunyai kejelasan konsep hidup di dunia maya dalam
menjalani hidupnya di dunia nyata tidak boleh terhubung atau bercampur
dalam batasan-batasannya, seperti jangan mengupload lokasi atau foto kita
sembarangan kita dan membatasi apa saja yang boleh orang-orang liat .

4.   Iman
Kualitas iman dan akhlak akan terus terpupuk dengan memahami batas-
batas nilai agama, dengan begitu remaja akan menjaga diri untuk lebih selektif
diri tidak melakukan perbuatan dosa di zaman yang semakain maju.

5. Mematuhi Hukum

25
Sebagai manusia kita memahami aturan dan hukum yang berlaku di
setiap tempat maupun itu dunia maya seperti medsos/sosmed dan wajib
mematuhinya.

6. Menggunakannya dalam batas yang wajar dan benar


Seperti memanfaatkan medsos/sosmed ke yang lebih baik, seperti
membuat blog edukasi atau sebagai tempat untuk memulai bisnis kecil jual
beli online dan lainnya.

26

Anda mungkin juga menyukai