Anda di halaman 1dari 9

JENIS-JENIS MOBILISASI

DEFINISI

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur,
dengan tujuan meningkatkan rasa nyaman pada klien sehingga kebutuhan klien dapat
terpenuhi.

TUJUAN
1. Meningkatkan rasa nyaman klien
2. Mengurangi komplikasi akibat imobilisasi
3. Membantu mengatasi masalah pada diri klien
4. Memenuhi kebutuhan pada klien
5. Membantu proses penyembuhan pada klien

JENIS – JENIS MOBILISASI


1. Posisi fowler
2. Posisi sim’s
3. Posisi trandelenburg
4. Posisi dorsal recumbent
5. Posisi lithotomi
6. Posisi supinasi
7. Posisi pronasi
8. Posisi lateral
9. Posisi genu pectoral
10. Posisi othopenic

JENIS – JENIS MOBILISASI PASIEN

A. Posisi Fowler

Definisi :
Posisi fowler adalah posisi setengah duduk atau duduk dimana pada bagian kepala tempat
tidur lebih tinggi atau dinaikkan.

Tujuan :
a. Membantu mengatasi masalah pernafasan atau kardiovaskular
b. Meningkatkan rasa nyaman
c. Mengurangi komplikasi akibat imobilisasi
Indikasi :
a. Membantu mengatasi masalah klien yang mengalami gangguan pernafasan
b. Pada klien yang mengalami imobilisasi

Persiapan alat :
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Footboard ( papan kaki )
5. Sarung tangan jika perlu

Prosedur pelaksanaan :
1. Cuci tangan dan kenakkan sarung tangan
2. Minta klien untuk menekuk lutut sebelum kepala dinaikkan
3. Tinggikan kepala tempat tidur sebesar 60 – 90 derajat sesuai kebutuhan
4. Letakkan bantal kecil di bawah punggung klien jika ada celah
5. Letakkan bantal kecil di bawah kepala klien
6. Letakkan trochanter roll atau gulungan handuk di sisi masing – masing paha
7. Topang telapak kaki klien menggunakan papan kaki

B. Posisi Sim’s

Definisi :
Posisi sim’s adalah posisi miring kanan atau kiri pada klien.

Tujuan :
a. Mencegah decubitus
b. Untuk mempermudah pemeriksaan pada area perianal
c. Untuk tindakan pemberian enema

Indikasi :
a. Klien yang tidak sadarkan diri
b. Untuk tidur pada wanita hamil

Persiapan alat :
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Footboard ( papan kaki )
5. Sarung tangan jika perlu
Prosedur pelaksanaan :
1. Cuci tangan dan menggunakan sarung tangan jika perlu
2. Baringkan klien telentang mendatar diatas tempat tidur
3. Gulungkan klien hingga pada posisi setengah telungkup, bagian berbaring pada abdomen
4. Letakkan bantal di bawah kepala klien, mempertahankan kelurusan yang tepat
5. Letakkan bantal di bawah kepala klien, bantal melebihi tangan sampai sikunya
6. Letakkan bantal di bawah tungkai dengan menyangga tungkai setinggi pinggul Lepas sarung
tangan dan cuci tangan

C. Posisi Trandelenburg

Definisi :
Posisi trandelenburg adalah posisi klien yang berbaring di tempat tidur dengan bagian
kepala lebih rendah dari pada kaki.

Tujuan :
a. Klien shock
b. Klien hipotensi
c. Untuk mempelancar peredaran darah ke otak

Indikasi :
a. Klien dengan operasi di daerah perut
b. Klien dengan hipotensi
c. Klien dengan keadaan shock

Persiapan alat :
1. Tempat tidur khusus yang dapat diatur bawahnya
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan jika perlu
5. Footboard ( papan kaki )

Prosedur pelaksanaan :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Klien dalam keadaan berbaring, letakkan bantal diantara kepala dan ujung tempat tidur klien
dan berikan bantal dibawah lipatan lutut
3. Berikan balok penompang pada bagian kaki tempat tidur atau atur tempat tidur khusus dengan
meninggikan bagian kaki klien
D. Posisi Dorsal Recumbent

Definisi :
Posisi dorsal recumbent adalah klien yang berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi (
di Tarik atau direnggangkan ) diatas tempat tidur.

Tujuan :
a. Untuk memeriksa genetalia seta proses persalinan
b. Meningkatkan kenyamanan klien
c. Untuk perawatan

Indikasi :
a. Klien dengan pemeriksaan bagian pelvic, vagina, dan anus
b. Klien dengan ketegangan pungung belakang

Persiapan alat :
1. Tempat tidur standart
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Footboard ( papan kaki )
5. Selimut klien

Prosedur pelaksanaan :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
3. Klien dalam keadaan berbaring, pakaian bawah dibuka
4. Tekuk lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ketempat tidur dan renggangkan kedua
kaki
5. Pasang selimut klien
6. Beritahu bahwa tindakan sudah selesai
7. Cuci tangan

E. Posisi Lithotomi

Definisi :
Posisi lithotomi adalah klien yang membaring telentang dengan mengangkat kedua kaki
dan menariknya keatas bagian perut.

Tujuan :
a. Untuk memeriksa genetalia pada proses persalinan dan memasang alat kontraksepsi
b. Memudahkan pemeriksaan daerah rongga panggul misalnya vagina dan rectum

Indikasi :
a. Pada pemeriksaan genekologis
b. Untuk menegakkan diagnose atau memberikan pengobatan terhadap penyakit pada uretra,
rectum, vagina, dan kandung kemih

Persiapan alat :
1. Tempat tidur
2. Gulungan handuk
3. Bantal kecil

Prosedur pelaksanaan :
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Klien dalam keadaan berbaring, kemudian angkat kedua paha dan Tarik kedua paha dan Tarik
kearah perut
3. Tungkai bawah membentuk sudut 90’ terhadap paha
4. Letakkan bagian lutut atau kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomi
5. Pasang selimut
6. Beritahu tindakan sudah selesai

F. Posisi Supinasi

Definisi :
Posisi supinasi adalah klien berbaring terlentang dengan menyandarkan punggungnya agar
dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.

Tujuan :
a. Memfasilitasi penyembuhan pada klien pembedahan
b. Klien dengan kondisi sangat lemah atau koma

Indikasi :
a. Klien dengan tindakan post anestesi atau pembedahan
b. Klien dengan keadaan lemah atau koma

Persiapan alat :
1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. gulungan handuk
4. footboard ( papan kaki )
5. sarung tangan
6. bantal dan guling

prosedur pelaksanaan :
1. cuci tangan dan kenakan sarung tangan
2. letakkan klien dalam keadaan terlentang di tengah tempat tidur
3. letakkan bantal di bawah kepala dan bahu
4. letakkan bantal di bawah tungkai dari lutut hingga tumit
5. topang telapak kaki klien menggunakan papan kaki
6. lepas sarung tangan dan cuci tangan

G. Posisi Pronasi

Definisi :
Posisi pronasi adalah posisi klien telungkup berbaring dengan kepala miring ke salah satu
sisi dan wajah yang menghadap ke bantal.

Tujuan :
a. mencegah fleksi dan kontraktur paa pinggang dan lutut
b. memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang

Indikasi :
a. klien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
b. klien dengan pemeriksaan pada daerah pantat atau punggung

persiapan alat :
1. tempat tidur
2. bantal
3. gulungan handuk
4. sarung tangan jika perlu

prosedur pelaksanaan :
1. cuci tangan dan kenakan sarung tangan
2. letakan kien dala posisi terlentang
3. gulingkan klien dan letakkan klien dengan posisi telungkup di tengah tempat tidur yang datar
4. miringkan kepala klien ke salah satu sisi dan disangga dengan bantal
5. letakkan bantal dibawah kaki hingga lutut
6. lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

H. Posisi Lateral

Definisi :
Posisi lateral adalah posisi klien berbaring miring dimana klien bersandar kesamping
dengan sebagian besar berat tubuh berada pada pinggul dan bahu.

Tujuan :
a. mengurangi komplikasi akibat imobilisasi
b. meningkatkan rasa nyaman
c. mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik

Indikasi :
a. klien yang beristirahat
b. penderita yang mengalami kelemahan pasca operasi
c. klien yang ingin tidur
Persiapan alat :
1. tempat tidur
2. bantal
3. guling
4. sarung tangan jika perlu

Prosedur pelaksanaan :
1. cuci tangan dan kenakan sarung tangan
2. letakkan klien dalam posisi trandelenburg
3. Tarik tangan dan kaki klien hingga posisi klien miring
4. Letakkan bantal dibawah kepala klien
5. Tarik dan posisinya bahu bawah kedepan
6. Letakkan bantal dibawah lengan atas
7. Letakkan bantal dibawah paha dan tungkai sehingga ekstremitas bertumpu dengan permukaan
tempat tidur
8. Letakkan guling di belakang punggung untuk menstabilkan posisi klien
9. Lepas sarung tangan dan kenakan sarung tangan

I. Posisi Genu Pectoral

Definisi :
Posisi genu pectoral adalah posisi klien menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada
menempel pada bagian alas tempat tidur.

Tujuan :
a. Untuk memeriksa daerah sigmoid, rectum, dan vagina

Indikasi :
a. Klien dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah sigmoid, rectum, dan vagina
b. Klien hemoroid

Persiapan alat :
1. Tempat tidur
2. Bantal

Prosedur pelaksanaan :
1. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan
2. Anjurkan klien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada
Kasur tempat tidur
3. Letakkan bntal dibawah kepala klien
4. Pasang selimut pada klien
5. Kembalikan kepada posisi semula setelah prosedur selesai
6. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
J. Posisi Othopenic

Definisi :
Posisi othopenic adalah posisi klien duduk dengan menyandarkan kepala pada penampang
yang sejajar dada seperti pada meja.

Tujuan :
a. Untuk membantu mengatasi masalah penafasan dengan memberikan ekspansi dada yang
maksimal
b. Membantu klien yang mengalami masalah ekhalasi

Indikasi :
a. Klien dengan sesak berat
b. Klien yang tidak bisa tidur terlentang

Persiapan alat :
1. Tempat tidur
2. Bantal
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan
5. Sandaran kursi atau bantal besar

Prosedur pelaksanaan :
1. Cuci tangan dan pakai sarung tangan
2. Naikkan kepala bed 90 derajat
3. Letakkan bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit
4. Letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang diatas bed
5. Letakkan gulungan handuk dibawah masing – masing paha
6. Topang telapak kaki klien dengan dengan menggunakan footboard ( papan kaki )
7. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

KONTRA INDIKASI
1.) Posisi fowler :
Ø Fraktur tulang pelvis, post operasi abdomen
Ø Fraktur tulang belakang ( vertebra lumbalis )
2.) Posisi sim’s :
Ø Klien dengan kelainan sendi pada lutut dan panggul
3.) Posisi trandelenburg :
Ø Pada klien yang mengalami potensi peningkatan tekanan cranial
4.) Posisi dorsal recumbent :
Ø Dilakukan pada klien yang artritis karena terbatas untuk menekuk lutut dan punggul
5.) Posisi lithotomi :
Ø Pada klien yang mengalami artritis berat
6.) Posisi supinasi :
Ø Pada klien dengan sesak nafas
Ø Pada klien dengan fraktur lumbal
7.) Posisi pronasi :
Ø Tidak disarankan pada klien yang bermasalah pada daerah servikal atau lumbal
Ø Klien dengan masalah jantung atau pernafasan
8.) Posisi lateral :
Ø Pada klien yang mengalami sesak nafas
9.) Posisi genu pectoral :
Ø Klien dengan mengalami artritis
10.) Posisi othopenic :
Ø Klien yang tidak bisa tidur terlentang

Anda mungkin juga menyukai