Anda di halaman 1dari 14

Konsep Berpikir Kritis dan Pengambilan dalam Keperawatan

(Critical Thinking and Clinical Judgement in Nursing)


Dosen pengampu: Deden Dermawan, S.Kep,Ns.M.Kep

Kelompok I
Nama Anggota
1. Anggita Dwi Prastiwi (04)
2. Annisa Nur Azizah Rosita (07)
3. Dewi Madya Hastuti (11)
4. Dhita Apriliana (12)
5. Monika F (28)

POLTEKKES BHAKTI MULIA


PROGAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMI 2019/2020

1
DAFTAR ISI

Pengertian ………………………………………………………………………………….. 3-4


Karakteristik Berpikir Kritis ……………………………………………………………….. 4-5
Tujuan (Goal) dan Hasil Akhir (Outcomes) Keperawatan ………………………………… 5
Model dalam Berpikir Kritis ………………………………………………………………. 5-7
Metode Berpikir Kritis …………………………………………………………………….. 7
Elemen Berpikir Kritis …………………………………………………………………….. 8
Aspek Berpikir Kritis

2
BAB…..
Konsep Berpikir Kritis dan Pengambilan dalam Keperawatan
(Critical Thinking and Clinical Judgement in Nursing)

A. Pengertian
Berpikir kritis adalah proses penerbitan intelektual yang secara aktif dan secara
terampil mengonsep, menerapkan, menganalisis, menyintesis, dan/atau mengevaluasi
informasi yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan melalui observasi, pengalaman,
refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai panduan untuk percaya dan bertindak
(Scriven, Michael & Paul, Richard. 2003). Berpikir kritis merupakan sebuah proses
berpikir yang bermuara pada tujuan akhir yang membuat kesimpulan ataupun
keputusan yang masuk akal tentang apa yang harus kita percayai dan tindakan apa
yang akan di lakukan. Berpikir kritis bukanlah dilakukan untuk mencari jawaban
semata, tetapi leih utama adalah mempertanyakan jawaban, fakta, atau informasi yang
ada. Dengan demikian bisa ditemukan alternative atau solusi terbaiknya. Berpikir
kritis sagat penting untuk dilakukan karena untuk berbagai manfaat yang bisa diambil
atau dipetik dari proses ini. Kualitas keputusan dalam berpikir kritis yang diterapkan
akan mempengaruhi kualitas hasil akhir dari tindakan yang didahului dengan proses
berpikir kritis tersebut (Simamora,2009).
Menurut R. Ennis, berpikir kritis adalah memutuskan apa yang harus dilakukan
berdasarkan pemikiran rasional yang reflektif (Bandman & Bandman, 1988). Berpikir
kritis meliputi mengmukakan ide, asumsi, prinsip, argumentasi, kesimpulan,
pernyataan, keyakinan, dan tindakan yang rasional (Bandman & Bandman, 1988).
Dalam dunia keperawatan, berpikir kritis digunakan untuk mengemukakan alasan
yang scientific terhadap semua langkah dala asuhan kperawatan yang dituangkan
dalam pembuatan proses keperawatan.(Bandman & Bandman, 1988).
Keterampilan berpikir kritis bagi perawat sangatlah penting dalam melakukan
praktik keperawatan yang terampil, kompeten, dan aman. Oleh karena itu, perawat
perlu menerima sikap yang meningkatkan berpikir kritis dalam upaya memproses dan
mengevaluasi informasi baru dan informasi yang telah dipelajari sebelumnya. Perawat
menggunakan keterampilan berpikir kritis dalam berbagai cara:
1. Perawat menggunakan pengalaman dari subjek dan bidang lain. Perawat
berhadapan dengan respon manusia, sehinga harus mendapatkan informasi penting
dari subjek lain.

3
2. Perawat menghadapi perubahan dalam lingkungan yang enuh dengan tekanan.
Perawat bekerja dalam situasi yang cepat berubah. Oleh karena itu, familieritas
dengan rutinitas pemberian obat-obatan, misalnya, tidak diharapkan, berpikir kritis
memampukan perawat mengenali tanda-tanda penting, berespon dengan cepat, dan
mengadaptasi intervensi gunamemenuhi kebutuhan khusus klien.
3. Perawat mengambil keputusan yang penting. Selama jam kerja, perawat
mengambil banyak keputusan penting. Keputusan inilah yang sering kali
menentukan kesejahteraan dan bahkan keselamatan klien, sehingga perawat harus
berpikir kritis dalam mengambil keputusan yang baik dan tepat.
Dalam pengambilan keputusan diperlukan kreativitas yang merupakan
komponen utama dalam berpikir kritis. Kreativitas adalah pemikiran yang
menghasilkan gagasan dan hasil yang baru. Kreativitas diperlukan ketika perawat
menghadapi situasi yang baru. Pengambilan keputusan merupakan proses
pemecahan masalah yang berfokus pada analisa siuasi yang sulit untuk mengambil
solusi yang memutuskan permasalahan tersebut. Pengambilan keputusan dengan
konsep berpikir kritis dalam keperawatan merupakan hal yang kompleks, karena
menyangkut permasalahan manusia. Jadi, seorang perawat dituntut untuk dapat
memutuskan sesuatu dengan baik dan tidak merugikan orang lain.
Pengambilan keputusan dalam keperawatan sangat penting, karena akan
mempengaruhi asuhan keperawatan yang akan diberikan. Pengambilan keputusan
ini mencakup semua penilaian dari segala aspek dan kegiatan yang diperlukan
guna untuk mencari pilihan keputusan yang terbaik.
B. Karakteristik Berpikir Kritis
Karakteristik berpikir kritis adalah :
1. Konseptualisasi Konseptualisasi artinya proses intelektual membentuk suatu
konsep. Sedangkan konsep adalah fenomena atau pandangan mental tentang
realitas, pikiran-pikiran tentang kejadian, objek, atribut, dan sejenisnya. Dengan
demikian konseptualisasi merupakan pikiran abstrak yang digeneralisasi secara
otomatis menjadi simbol-simbol dan disimpan dalam otak.
2. Rasional dan beralasan, artinya argumen yang diberikan selalu berdasarkan
analisis dan mempunyai dasar kuat dari fakta fenomena nyata.
3. Reflektif, artinya bahwa seorang pemikir kritis tidak menggunakan asumsi atau
persepsi dalam berpikir atau mengambil keputusan tetapi akan menyediakan waktu
untuk mengumpulkan data dan menganalisisnya berdasarkan disiplin ilmu, fakta
dan kejadian.
4
4. Bagian dari suatu sikap, yaitu pemahaman dari suatu sikap yang harus diambil
pemikir kritis akan selalu menguji apakah sesuatu yang dihadapi itu lebih baik atau
lebih buruk dibanding yang lain.
5. Kemandirian berpikir. Seorang pemikir kritis selalu berpikir dalam dirinya tidak
pasif menerima pemikiran dan keyakinan orang lain menganalisis semua
isu,memutuskan secara benar dan dapat dipercaya.
6. Berpikir adil dan terbuka, yaitu mencoba untuk berubah dari pemikiran yang salah
dan kurang menguntungkan menjadi benar dan lebih baik.
7. Pengambilan keputusan berdasarkan keyakinan. Berpikir kritis digunakan untuk
mengevaluasi suatu argumentasi dan kesimpulan, mencipta suatu pemikiran baru
dan alternatif solusi tindakan yang akan diambil.
Wade (1995) mengidentifikasi delapan kerakteristik berpikir kritis, yakni
meliputi:
1. Kegiatan merumuskan pertanyaan.
2. Membatasi permasalahan.
3. Menguji data-data.
4. Menganalisis berbagai pendapat.
5. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional.
6. Menghindari penyederhanaan berlebihan.
7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi.
8. Mentolerasi ambiguitas.
C. Tujuan (Goal) dan Hasil Akhir (Outcomes) Keperawatan
Tujuan berpikir kritis yaitu untuk melihat lebih dalam, mengenali, mengasumsi
dan meningkatkan keingintahuan perawat pada pasien dan keluarga pasien untuk
melakukan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien yang tepat dan meningkatkan
derajat kesehatan. Hasil akhir dalam berpikir kritis keperawatan adalah dapat
terpenuhinya kebutuhan pasien dan terpenuhinya berpikir kritis perawat. Berpikir
kritis juga dapat digunakan untuk melakukan penelitian dalam metode ilmiah. Metode
ilmiah adalah salah satu cara untuk memecahkan masalah dengan menggunakan
alasan yang kuat. Pendekatan cara sistematis dan bertingkat digunakan dalam
pengumpulan data dan memecahkan masalah.
D. Model dalam Berpikir Kritis
Perkembangan intelektual perawat didapat baik dari pendidikan formal
maupun pendidikan informal. Dalam salah satu faktor penerapan berpikir kritis
merupakan bagian dari lima model berpikir kritis yaitu kebiasaan. Dimana kebiasaan
5
ini jika dilakukan berulang kali dapat menjadi sifat alami. Dalam penerapan
pembelajaran pemikiran kritis di pendidikan keperawatan, dapat digunakan tiga
model, yaitu: feeling, vision model, dan examine model yaitu sebagai berikut:
1. Feling Model
Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan.
Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan pengamatan,
kepekaan dalam melakukan aktifitas keperawatan dan perhatian. Misalnya
terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital, perawat merasakan gejala,
petunjuk dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran klien.
2. Vision  Model
Model ini dingunakan untuk membangkitkan pola pikir, mengorganisasi dan
menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesis, analisis, dugaan dan ide
tentang permasalahan perawatan kesehatan klien, beberapa kritis ini digunakan
untuk mencari prinsip-prinsip pengertian dan peran sebagai pedoman yang tepat
untuk merespon ekspresi.
3. Exsamine Model
Model ini digunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Perawat
menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk
mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari, meguji, melihat konfirmasi,
kolaborasi, menjelaskan dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.
Lima Model Berpikir Kritis:
T: Total Recall
H: Habit
I: Inquiry
N: New Ideas and Creativity
K: Knowing How You Think
Asumsi T.H.I.N.K
1. Asumsi pertama adalah bahwa berpikir, merasa, dan bertindak merupakannn
semua komponen esensial dari keaahlian keperawatan yang berkerjasama secara
sinergis.
2. Asumsi kedua adalah walaupun berpikir, merasa, dan bertindak tidak terpisahkan
dalam praktik keperawatan yang nyata, tetapi dapat di buat terpisah untuk
pembahasan dalam teks dan dalam ruangan kelas.
3. Asumsi ketiga adalah perawat dan mahasiswa keperawatan bukanlah selembar
kertas kosong, mereka masuk ke dalam keperawatan dengan keterampilan berpikir.
6
4. Asumsi keempat adalah bahwa meningkatkan cara berpikir merupakan tindakan
disengaja yang dapat diajarkan dan dipelajari.
5. Asumsi kelima adalah bahwa sebagian besar mahasiswa dan perawat mengalami
kesulitan menjelaskan keterampilan berpikir mereka.
6. Asumsi keenam adalah bahwa berpikir kritis dalam keperawatan merupakan
perpaduan dari beberapa aktivitas berpikir yang terkait dengan konteks situasi
ketika proses berpikir tersebut terjadi.
Model Berpikir T.H.I.N.K
a. Ingatan Total / Total Recall (T)
Ingatan total berarti mengingat beberapa fakta atau mengingat tempat
dan bagaimana cara menemukannya ketika dibutuhkan. Fakta-fakta ini
disimpan di dalam ingatan baik itu jangka pendek ataupun panjang. Ingatan
total ini juga berguna untuk mengakses pengetahuan yang telah dipelajari
sebelumnya dan disimpan dalam pikiran. Seberapa banyak seseorang dapat
mengingat sesuatu ingatan itu tergantung pada memori yang dimilikinya.
b. Kebiasaan / Habit (H)
Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang sering kali diulang
sehingga menjadi sifat alami kedua seseorang. Kebiasaan sering digambarkan
sebagai tindakan yang dilakukan tanpa berpikir panjang walau sebenarnya kita
tetap melakukan dengan berpikir, hanya saja karena sudah mendarah daging ,
kita melakukannya dengan cepat bahkan mungkin dilakukan di bawah sadar
kita.
c. Penyelidikan / Inquiry (I)
Memeriksa isu secara mendetail mempertanyakan isu yang mungkin
segera tampak jelas. Penyelidikan adalah jenis berpikir yang penting untuk
mencapai kesimpulan. Walaupun untuk mencapai kesimpulan dapat dilakukan
tanpa penyelidikan , tapi lebih akurat lagi jika dilakukan penyelidikan.
d. Ide Baru dan Kreativitas / New Ideas and Creativity (N)
Ide baru dan kreativitas sangat penting dalam keperawatan karena
merupakan akar dari asuhan yang sesuai dengan spesifikasi klien karena
banyak yang harus disesuaikan , diulang dan digabungkan untuk menyesuaikan
dengan keinginan dan kebutuhan pasien.
e. Mengetahui Bagaimana Anda Berpikir / Knowing How You Think (K)
Keperawatan mengharuskan kita untuk menjadi pemikir kritis yang
terus menerus berusaha membuat seseorang berpikir dengan lebih baik atau
7
untuk mengetahui bagaimana Kita berpikir. Jika perawat berada dalam suatu
proses mengetahui, maka perawat akan dapat mengetahui apa yang dipikirkan

E. Metode Berpikir Kritis


Freely mengidentifikasi 7 metode critical thinking
1. Debate : metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan merupakan
keputusan yang beralasan bagi seseorang atau kelompok dimana dalam proses
terjadi perdebatan atau argumentasi
2. Individual decision : Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam proses
mengambil keputusan.
3. Group discussion : sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah dan
masing-masing mengemukakan pendapatnya.
4. Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi perbuatan,
keyajinan, sikap, dan nilai-nilai orang lain melalui berbagai alas an, argument, atau
bujukan. Debat dan iklan adalah dua bentuk persuasi.
5. Propaganda : komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang sengaja
dipersiapkan untuk mempengaruhi massa pendengar
6. Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi untuk
memaksakan suatu kehendak.
7. Kombinasi beberapa metode

F. Elemen Berpikir Kritis


Berbagai elemen yang digunakan dalam penelitian dan komponen, pemecahan
masalah, keperawatan serta kriteria yang digunakan dengan komponen keterampilan
dan sikap berpikir kritis.
Elemen berpikir kritis antara lain:
1. Menentukan tujuan
2. Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka masalah.
3. Menujukan bukti
4. Menganalisis konsep
5. Asumsi
Perspektif yang digunakan selanjutnya keterlibatan dan kesesuaian. Kriteria elemen
terdiri dari kejelasan, ketepatan, ketelitan dan keterkaitan.
Elemen berpikir kritis juga berupa, mengenali masalah dengan lebih tajam,
menemukan cara mengatasi masalah tersebut, mengumpulkan informasi yang relevan,
8
mengenali asumsi dan nilai-nilai yang ada di balik keyakinan, pengetahuan, maupun
kesimpulan. Setelah mengenali masalah yang ada, selanjutnya memahami dan
menggunakan bahasa dengan akurat, jelas, dan diskriminatif (yakni, melihat dan
membuat perbedaan yang jelas tentang setiap makna). Lalu, menafsirkan data, menilai
bukti-bukti dan argumentasi. Data yang telah diperoleh, akan diperiksa dengan cara
mengenali ada tidaknya hubungan yang logis antara dugaaan satu dengan dugaan
lainnya. Setelah, data diteliti dengan saksama maka ditarik sebuah kesimpulan
mengenai apa yang sudah diperoleh dan mengkontruksi pola berdasarkan pengalaman
yang lebih luas.

G. ASPEK BERFIKIR KRITIS


Kegiatan berfikir kritis dapat dilakukan dengan melihat penampilan dari beberapa
perilaku selama proses berfikir kritis itu berlangsung. Perilaku berfikir kritis seseorang
dapat dilihat dari beberapa aspek :
1. Relevance
Relenvansi (keterkaitan) dari pernyataan yang dikemukakan.
2. Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang dikemukakan.
3. Novelty
Kebaruan dari isi pikiran,baik dalam membawa ide-ide atau informasi baru
maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang lain.
4. Outside material
Menggunakan pengalamannya sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari
perkuliahan.
5. Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika dirasakan ada
ketidakjelasan.

H. FUNGSI BERFIKIR KRITIS


Berikut ini merupakan fungsi berfikir kritis dalam keperawatan adalah sebagai
berikut :
1. Pengunaan proses berfikir kritis dalam aktifitas keperawatan sehari-hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam keperawatan.
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.

9
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing indikasi,penyebab dan
tujuan,serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan tindakan yang
dilakukan
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan falidasi data keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan dan kesimpulan
yang dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas nilai-nilai
keputusan.
13. Mengetahui penampilan kinerja perawat dan kesimpulan asuhan keperawatan.

I. PEMECAHAN MASALAH DALAM BERFIKIR KRITIS


Dalam pemecahan masalah,perawat mendapatkan informasi yang
mengklarifikasi sifat masalah dan menganjurkan solusi masalah yang mungkin.
Perawat kemudian secara seksama mengevaluasi solusi yang mungkin dan memilih
solusi terbaik untuk diimplementasikan. Situasi dipantau dengan setiap saat untuk
memastikan efektivitas awal dan selanjutnya.
Terdapat beragam pendekatan terhadap pemecahan masalah. Yang paling
banyak digunakan adalah trial and eror,dan intuisi.

1. Trial and Eror


Salah satu cara memecahkan masalah adalah dengan trial and eror,yaitu
mencoba beberapa pendekatan sampai ditemukan satu solusi. Namun, tanpa
mempertimbangkan alternatif secara sistematis,seseorang tidak dapat
mengetahui alasan keberhasilan solusi tersebut. Metode trial and eror dalam
asuhan keperawatan dapat berbahaya,karena klien dapat mengalami bahaya
apabila pendekatan tidak sesuai.
Namun, perawat sering kali menggunakan trial and eror ditatanan
rumah apabila,akibat logistik,peralatan,dan gaya hidup pasien,prosedur
dirumah sakit tidak dapat diterapkan secara efektif.
2. Intuisi
10
Intuisi adalah pemahaman atau pembelajaran mengenai suatu hal tanpa
pemakaian penalaran yang disadari. Intuisi juga dikenal sebagai indra
keenam,firasat,insting,perasaan,atau kecurigaan. Sebagai pendekatan
pemecahan masalah,intuisi dipandang oleh banyak orang sebagai suatu
dugaan dan karena itu bukan,landasan keputusan keperawatan yang tepat.
Perawat terlebih dahulu harus memiliki pengetahuan dan
pengalaman,seperti pengalaman klinis. Karena dengan pengalaman klinis
memungkinkan perawat untuk mengenali tanda dan pola serta mulai mencari
kesimpulan yang benar.

J. IMPLEMENTASI BERFIKIR KRITIS DALAM PROSES KEPERAWATAN


Perilaku Pemikiran Kritis Aplikasi Pada Praktik
Percaya diri Belajar bagaimana memperkenalkan diri
sendiri kepada klien, berbicara secara
meyakinkan saat memulai terapi atau
prosedur. Jangan membuat klien mengira
anda tidak dapat melakukan perawatan yang
aman. Selalu mempersiapkan segala sesuatu
sebelum melakukan tindakan keperawatan.
Dorong klien untuk bertanya.
Berfikir independen Baca literatur tentang keperawatan,terutama
jika terdapat berbagai pendapat mengenai
satu subjek yang sama. Berbicaralah dengan
perawat lain dan berbagai ide mengenai
tindakan keperawatan.
Keadilan Dengarkan dua belah pihak pada setiap
diskusi. Jika klien atau keluarganya
mengeluh tentang teman kerja
anda,dengarkanlah ceritanya dan bicaralah
dengan teman tersebut.
Tanggung jawab dan otoritas Mintalah bantuan jika anda tidak yakin
bagaimana melakukan keterampilan
keperawatan. Selalu merujuk pada aturan dan
prosedur manual untuk mengulang langkah-
langkah suatu keterampilan. Laporkan semua
masalah secepat mungkin.
11
Mau mengambil resiko Jika pengetahuan yang anda punya membuat
anda bertanya mengenai perintah dari klinik
anda, maka lakukanlah. Bersedia untuk
merekomendasikan pendekatan alternatif
dalam perawatan jika teman anda hanya
mendapatkan sedikit keberhasilan dalam
merawat kliennya.
Disiplin Selalu sistematis dalam setiap hal yang anda
lakukan. Gunakan kriteria berdasarkan ilmu
dan bukti yang dikenal untuk aktifitas seperti
pengkajian dan evaluasi. Luangkan waktu
untuk lebih sistematis dan gunakan waktu
anda seefektif mungkin.
Persisten Hati-hati dengan jawaban mudah. Jika teman
kerja anda memberikan informasi yang tidak
lengkap tentang klien, maka perjelaslah
informasi tersebut dan bicaralah dengan klien
secara langsung.
Kreatif Lihatlah pendekatan berbeda lainnya jika
tindakan yang anda berikan tidak berhasil
pada klien. Sebagai contoh, klien yang
sedang mengalami rasa nyeri mungkin
memerlukan posisi yang berbeda atau teknik
distraksi. Jika mungkin, libatkanlah anggota
keluarga klien dalam beradaptasi terhadap
pendekatan keperawatan yang anda lakukan
agar dapat dilakukan dirumah.
Rasa ingin tahu Selalu bertanya mengapa. Sebuah tanda
klinis atau gejala sering merupakan indikasi
dari berbagai masalah. Eksplorasi dan belajar
lagi segala hal mengenai klien agar dapat
membuat keputusan klinis yang tepat.
Intregitas Kenali saat dimana pendapat anda
bertentangan dengan pendapat klien, lihat
kembali posisi anda dan putuskan bagaimana
cara terbaik yang dapat memuaskan semua

12
orang. Jangan melanggar standar
keperawatan dan kejujuran dalam
memberikan perawatan kepada klien.
Rendah Hati Kenali situasi dimana anda memerlukan
informasi lebih untuk membuat suatu
keputusan. Jika anda merupakan orang baru
disuatu divisi,maka mintalah untuk
diorientasikan pada area divisi tersebut.
Mintalah perawat yang telah bekerja di divisi
tersebut untuk membimbing anda secara
teratur.

REFERENSI

13
Abrami, P. C., Bernard, R. M., Borokhovski, E., Waddington, D. I., Wade, C. A., & Persson,
T. (2008). Instructional interventions affecting critical thinking skills and dispositions:
A stage 1 meta-analysis. Review of Educational Research, 78(4), 1102–1134.
Bandman, E.L. and Bandman, B. (1988). Critical Thinking in Nursing. Appleton & Lange,
Connecticut.
Miayam,Nazuri.Berfikir Kritis Dalam Keperawatan Bab 1 Pendahuluan
[online].https://www.academia.edu/6749060/BERFIKIR_KRITIS_DALAM_KEPER
AWATAN_BAB_1_PENDAHULUAN diakses 25 Februari 2020
Paul, Richard W. 1995. Critical thinking: How to prepare students for a rapidly changing
world. Santa Rosa, CA: Foundation for Critical Thinking.
Patricia A. Potter, Anne G. Perry.2010.Fundamentals of Nursing Fundamental Keperawatan 1
vol 7. Jakarta: Salemba Medika
Roymond H. Simamora. (2009). Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.
Scriven, Michael. Paul, Richard, n.d., 2003. Defining critical thunking.
Wade Christopher, (1995). Critical Thinking. Fidic Condition of contract IBC Confrence.
2013.

14

Anda mungkin juga menyukai