Anda di halaman 1dari 16

BAB ...

PROSES KEPERAWATAN

A. KONSEP PROSES KEPERAWATAN


1. Pengertian Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat
bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan
pengkajian, menentukan diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan,
melaksanakan tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan
berfokus pada klien, berorientasi pada tujuan pada setiap tahap salin terjadi
ketergantungan dan saling berhubungan.

2. Perkembangan Proses Keperawatan


Pelaksanaan proses keperawatan sebagai alat bagi perawat dalam melaksanakan
tugas, wewenang dan tanggungjawab pada pasien, mengalami beberapa perubahan
dalam perkembangannya, yang diawali adanya tindakan keperawatan yang
berdasarkan instruksi medis bukan lagi berdasarkan metode ilmiah keperawatan
(melalui proses keperawatan).
Dalam perkembangannya terdapat beberapa pendapat dari para ahli di antaranya :
a. Florence Nigtingale menjelaskan keperawatan merupakan profesi yang dalam
melaksanakan beberapa tindakan kepada pasien harus dipisahkan dari medis.
Perawat dalam menentukan atau melaksanakan fungsinya sebagai perawat harus
mengatur, menyesuaikan lingkungan yang tidak adekuat yang diharapkan
membantu klien menjadi baik dalam memenuhi kebutuhannya.
b. Hall berpendapat proses keperawatan merupakan istilah yang digunakkan dalam
menentukan permasalahan klien, keluarga dan perawat agar dapat dipecahkan,
dimana antara perawatan dan pengobatan terjadi interaksi dalam menentukan
masalah klien.
c. Johnson menjelaskan proses keperawatan merupakan sesuatu dalam mengkaji,
mencapai keputusan, melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan untuk
memecahkan masalah serta mengevaluasi.

1
d. Wiedenbach pada tahun 1963 menjelaskan proses keperawatan sebagai alat untuk
memecahkan masalah klien, keluarga. Perawatan dilakukan melalui 3 tahap di
antaranya tahap operasi, tahap bantuan pertolongan dan tahap validasi.
e. Knowles pada tahun 1967 menyampaikan proses keperawatan dapat dilakukan
dengan menggunakan 5 D’s diantaranya discover (menemukan), delve (mengkaji),
decide (memutuskan), do (mengerjakan) dan discriminate (melakukan pemisahan).
Pada tahun yang sama dari Western Interstate Commision on Higher Education
(WICHE). Membagi proses keperawatan menjadi beberapa tahap diantaranya
persepsi, komunikasi, intervensi dan evaluasi.

3. Tujuan Proses Keperawatan


Pelaksanaan proses keperawatan secara umum bertujuan untuk menghasilkan
asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga berbagai masalah kebutuhan klien
dapat teratasi. Secara umum, terdapat beberapa tujuan khusus sesuai dengan tahapan
dari proses keperawatan yaitu :
a. Dapat mengidentifikasi berbagai kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan.
b. Dapat menentukan diagnosis keperawatan yang ada pada manusia setelah
dilakukan identifikasi.
c. Dapat menentukan rencana tindakan yang akan dilakukan setelah diagnosis
ditegakkan.
d. Dapat melaksanakan tindakan keperawatan setelah direncanakan.
e. Dapat mengetahui perkembangan pasien dari berbagai tindakan yang telah
dilakukan, untuk menentukan tingkat keberhasilan.

4. Tahapan Proses Keperawatan


Dalam proses keperawatan, ada lima tahap dimana tahap-tahap tersebut tidak
dapat dipisahkan dan saling berhubungan, tahap-tahap ini secara bersama-sama
membentuk lingkaran pemikiran dan tindakan yang kontinu, yang mengulangi
kembali kontak dengan pasien.

2
Tahap-tahap dalam proses keperawatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan
sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi pasien baik fisik, sosial, mental dan spiritual dapat ditentukan.
Sebenarnya, pengkajian adalah proses berkesinambungan yang dilakukan pada
semua fase proses keperawatan. Misalnya, pada fase evaluasi, pengkajian
dilakukan untuk menentukan hasil strategi keperawatan dan mengevaluasi
pencapaian tujuan. Semua fase proses keperawatan bergantung pada pengumpulan
data yang akurat dan lengkap.
Tahap ini mencakup kegiatan :
1. Mengumpulkan data
Perawat mengumpulkan dua jenis data yang berhubungan dengan pasien:
data subjektif dan data objektif. Sementara dokter menilai data objektif atas
subjektif untuk diagnosis medis, perawat menilai kedua jenis data untuk
mendiagnosis keperawatan.
a.) Data subjektif
Data subjektif berasal dari laporan lisan pasien mengenai persepsi dan
pemikiran tentang kesehatannya, kehidupan sehari-hari, kenyamanan,
hubungan, dan sebagainya. Perawat mengumpulkan data-data subjektif
melalui proses pengambilan riwayat sakit atau wawancara dengan pasien.
Untuk mendapatkan data yang akurat dari pasien, perawat harus
menggunakan ketrampilan mendengarkan secara aktif dan menggunakan
pertanyaan terbuka sebanyak mungkin, terutama pertanyaan lanjutan
ketika teridentifikasi data abnormal yang potensial.
b.) data objektif.
Data objektif adalah hal-hal yang perawat amati tentang pasien. Data
objektif yang dikumpulkan melalui pemeriksaan fisik dan hasil diagnostic.
Sebagai contohnya, perawat melihat penampilan umum pasien,
mendengarkan suara paru pasien, melakukan pemeriksaan fisik (tekanan
darah, suhu tubuh, irama pernafasan, denyut nadi,dll)

3
2. Pengelompokan data
Perawat menggunakan format tertulis atau terkomputerisasi untuk
mengelompokkan data pengkajian secara sistematis.
3. Memvalidasi data.
Dalam memvalidasi data perawat harus memvalidasi data yang ada secara
akurat dengan bersama pasien dan keluarga mengenai kejelasan secara jelas
dan reflektif. Pada saat melakukan observasi tersebut perawat dapat
mengembangkan keterampilan berfikir kritisnya untuk memahami informasi
yang di dapat dari hasil pemeriksaan pasien. Pada tahap ini perawat dapat
memvalidasi data yang ada secara akurat dengan mengajukan pertanyaan
kepada pasien atau keluarga secara reflektif engenai kejelasan interprestasi
data.
4. Mendokumentasikan data
Fokus dokumentasikan pengkajian adalah perawat dapat mengumpulkan
dan mengorganisasinya dalam dokumentasi keperawatan. Format
dokumentasi pengkajian meliputi data dasar, flow sheet dan catatan
perkembangan lainnya yang kemungkinan dapat digunakan sebagai alat
komunikasi bagi tenaga keperawatan atau profesi kesehatan lainnya. Berikut
ini petunjuk penulisan dokumentasi pengkajian:
a.) Gunakan format yang terorganisasi dan yang telah ada.
b.) Format mencakup pengkajian perkembangan, pemeriksaan dari kepala
sampai dengan seluruh tubuh dapat memperluas informasi.
c.) Mencatat informasi tanpa bias dan nilai-nilai opini pribadi.
d.) Masukkan pertanyaan yang mendukung pasien.
e.) Jabarkan observasi dan hasil yang jelas.
f.) Tulis data secara singkat.
g.) Setiap data yang dikumpulkan adalah data baru dan harus mendapatkan
divalidasi.
h.) Dilakukan secara terus menerus.
i.) Data harus dicata, dapat dibaca dan dimengerti orang lain.
j.) Data dikelompokkan dalam bio-psiko-sosial-spiritual, sesuaikan
formatnya.

4
k.) Data dianalisis dengan dukungan pengetahuan yang relevan dan sesuai.
l.) Menuliskan identitas waktu.
m.) Menulis nama dan tanda tangan pelaksana pengkajian.

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah kegiatan mensintensis dan menganalisis
data. Tujuan diagnosis keperawatan adalah mengidentifikasi kekuatan dan masalah
kesehatan klien yang dapat atau diatasi dengan intervensi keperawatan mandiri dan
kolaborasi, selain itu juga untuk menyusun daftar masalah keperawatan dan
masalah kolaboratif.
Tahap ini mencakup kegiatan :
1. Membandingkan data dengan standar
Data-data yang didapatkan dari pengkajian, dibandingkan dengan nilai-
nilai normal dan identifikasi tanda atau gejala yang bermakna, baik tanda atau
gejala mayor ataupun minor.
2. Mengelompokkan data (menghasilkan hipotesis sementara)
Pengelompokkan data adalah mengelompokkan data-data klien atau
keadaan tertentu di mana klien mengalami permasalahan kesejahteraan atau
keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya. Pengelompokkan data
dapat di susun berdasarkan pola respon manusia (taksonomi NANDA) dan
pola fungsi kesehatan.
3. Mengindentifikasi kesenjangan dan ketidakkonsistenan
Setelah data dianalisis, perawat dan klien bersama-sama mengidentifikasi
masalah, mana masalah yang actual, resiko dan atau promosi kesehatan.
4. Menentukan kekuatan, resiko, diagnosis, dan masalah klien
a.) Risk (Resiko) :Diagnosa Keperawatan resiko menggambarkan penilaian
klinis dimana individu maupun kelompok lebih rentang mengalami
masalah yang sama dibandingkan orang lain didalam situasi yang sama
atau serupa. Syara tuntuk menegakkan diagnose resiko ada unsur problem
dan etimologi.

5
b.) Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi standard kriteria, maka klien tersebut
mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan
pertolongan.
c.) Menentukan masalah yang pernah dialami oleh klien
Pada tahap ini, penting untuk menentukan masalah potensial klien.
Misalnya ditemukan adanya tanda-tanda infeksi pada luka klien, tetapi
dari hasil test laboratorium, tidak menunjukkan adanya suatu kelainan.
Sesuai dengan teori, maka akan timbul adanya infeksi. Perawat kemudian
menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu melawan
infeksi.
d.) Penentuan keputusan
Tidak ada masalah, tetapi perlu peningkatan status dan fungsi
(kesejahteraan) tidak ada indikasi respon keperawatan, meningkatnya
status kesehatan dan kebiasaan, serta danya inisiatif promosi kesehatan
untuk memastikan ada atau tidaknya masalah yang diduga.
5. Merumuskan pernyataan diagnosis keperawatan dan masalah kolaboratif
Setelah perawat mengelompokan, mengidentifikasi dan memvalidasi data-
data yang signifikan, maka tugas perawat pada tahap ini adalah merumuskan
suatu diagnosa keperawatan. Diagnosis keperawatan dapat bersifat aktual,
resiko, kemungkinan, kesejahteraan dan sindrom.
Dengan diagnosa keperawatan sebagai dasar keperawatan, perawat perlu
mengembangkan kompetensi diagnosa yang baik. Seorang perawat
bertanggung jawab secara langsung dalam pembuatan diagnosa keperawatan.
Perawat juga bertanggung jawab pada pengobatan, dengan mengaplikasikan
prinsip enam benar yaitu, benar obat, benar dosis, benar klien, benar cara,
benar waktu dan benar dokumenasi.

6
c. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah kegiatan menentukan cara untuk
mencegah, mengurangi, atau menyelesaikan masalah yang terdentifikasi pada
klien, cara mendukung kekuatan klien, dan cara mengimplementasikan intervensi
keperawatan dengan cara yang teratur, berorientasi tujuan dan individual. Tujuan
perencanaan adalah menyusun rencana asuhan individual yang menetapkan
tujuan/hasil yang diharapkan pada klien dan intervensi keperawatan terkait.
Tahap ini mencakup kegiatan :
1. Menetapkan prioritas dan tujuan hasil bersama klien
Tahap ini memiliki masalah yang memerlukan perhatian/prioritas di antara
masalah-masalah yang telah ditentukan. Prioritas tertinggi diberikan pada
masalah yang mempengaruhi kehidupan atau keselamatan pasien. Selain itu,
masalah nyata mendapatkan perhatian atau prioritas lebih tinggi daripada
masalah potensial. Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam menentukan
prioritas masalah adalah sebagai berikut
a. Prioritas tertinggi diberikan pada masalah kesehatan yang mengancam
kehidupan atau keselamatan pasien.
b. Masalah nyata yang sedang dialami diberikan perhatian lebih daripada
masalah yang mungkin (potensial).
Memperhatikan pola kebutuhan dasar manusia menurut Hierarki Maslow
2. Menuliskan tujuan/hasil yang diharapkan
Tujuan mempunyai kom[onen sebagai berikut: S (Subjek), P (Predikat), K
(Kriteria), K (Kondisi), W (Waktu) dengan penjabaran sebagai berikut:
S: Perilaku pasien yang diamati/
P: Kondisi yang melengkapi pasien.
K: Kata kerja yang dapat diukur atau untuk menentukan tercapainya tujuan.
K: Sesuatu yang menyebabkan asuhan diberikan.
W: Waktu yang ingin dicapai.
Contohnya:
a.) Diagnosis keperawatan: bersihan jalan nafas tidak efektif
b.) Tujuan klien mampu mengeluarkan sekresi paru tanpa bantuan pada
tanggal, subjek, kata kerja yang dapat diukur.

7
c.) Kriteria: suara nafas bersih, tidak ada suara tambahan, seperti wheezing,
rales atau ronchi, frekuenzi 16-20 kali permenit iramanya teratur, tidak
terdapat batuk dan sianosis tidak ada.
3. Memilih strategi/intervensi keperawatan
Strategi intervensi keperawatan berhubungan dengan diagnose
keperawatan spesifik yang ditetapkan perawat untuk mencapai tujuan
perawatan klien dan kriteria hasil. Intervensi keperawatan yang spesifik harus
berfokus dalam mengeliminasi atau menurunkan etiologi (penyebab) dari
diagnose keperawatan dan sesuai dengan pernyataan tujuan serta kriteria hasil.
4. Berkonsultasi dengan professional kesehatan lain
Saling berketergantungan (interdependent/kolaborasi) adalah tindakan
keperawatan atas dasar kerjasama sesame tim atau dengan tim kesehatan
lainnya seperti dokter, fisioterapi, analis kesehatan dan sebagainya, misalnya
dalam hal pemberian obat-obatan sesuai dengan instruksi dokter, pemberian
infus, tes laboratorium, dan sebagainya.
5. Menuliskan instruksi keperawatan dan rencana asuhan keperawatan
Menentukan rencana tindakan keperawatan adalah langkah penentu dalam
tindakan keperawatan dalam rangka menolong pasien, untuk mencapai suatu
tujuan keperawatan. Ada beberapa persyaratan dalam menuliskan rencana
tindakan diantaranya harus terdapat unsur tanggal, kata kerja yang dapat
diukur yang dapat dilihat, dirasa dan didengar, adanya subjek, hasil, target
tanggal dan tanda tangan perawat. Perawatan dan pengobatan dirancang untuk
membantu pencapaian satu atau lebih dari tujuan perawatan sehingga dapat
mengurangi, mencegah atau menghilangkan dari masalah pasien.
6. Menyampaikan rencana asuhan keperawatan kepada penyedia layanan
kesehatan yang relevan
Melaksanakan tindakan rencana asuhan keperawatan dapat ditangani
sendiri oleh perawat yang menemukan masalah kesehatan klien atau delegasi
dengan diserahkan kepada orang lain atau perawat lain yang dapat dipercaya
untuk melakukan tindakan keperawatan klien.

8
d. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan yaitu melaksanakan intervensi keperawatan
yang direncanakan. Tujuan implementasi keperawatan adalah untuk membantuk
lien memenuhi tujuan/hasil yang diharapkan, meningkatkan kesejahteraan,
mencegah sakit dan penyakit, memulihkan kesehatan, dan memfasilitasi koping
terhadap perubahan fungsi.
Tahap ini mencakup kegiatan :
1. Mengkaji kembali klien untuk memperbarui data dasar
Pengkajian adalah suatu proses yang berkelanjutan, yang mungkin
difokuskan hanya pada satu dimensi atau sistem. Setiap kali perawat
berinteraksi dengan klien, data tambahan dikumpulkan untuk mencerminkan
kebutuhan fisik, perkembangan, intelektual, emosional. sosial, dan
spiritual klien. Ketika data baru didapatkan dan kebutuhan baru diidentifikasi,
perawat memodifikasi asuhan keperawatan.
Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementasi memberikan
mekanisme bagi perawat untuk menentukan apakah tindakan keperawatan
yang diusulkan masih sesuai.
2. Menentukan kebutuhan terhadap bantuan keperawatan
Beberapa situasi keperawatan mengharuskan perawat untuk mencari
bantuan. Bantuan dapat berupa tambahan tenaga, pengetahuan, atau
keterampilan keperawatan. Sebelum mengimplementasikan asuhan, perawat
mengevaluasi rencana untuk menentukan kebutuhan bantuan dan tipe yang
dibutuhkan. Situasi yang membutuhkan tambahan tenaga beragam. Sebagai
contoh, perawat yang ditugaskan untuk merawat klien mobilisasi mungkin
membutuhkan tambahan tenaga untuk membantu membalik, memindahkan,
dan mengubah posisi klien karena kerja fisik yang terlibat. Perawat juga harus
menentukan kapan tambahan tenaga dibutuhkan. Jika klien harus dibalik dan
diposisikan kembali setiap 2 jam, maka tambahan tenaga akan
diperlukan setiap 2 jam. Perawat kemudian harus menentukan jumlah tenaga
yang diperlukan dan harus mendiskusikan kebutuhan bantuan dengan sumber
potensial. Akhirnya, perawat harus meluangkan waktu untuk merencanakan
asuhan,sehingga anggota tim perawatan lainnya tidak menjadi terganggu.

9
Tenaga tambahan juga dibutuhkan ketika status kesehatan klien menurun atau
ketika jumlah klien meningkat. Dalam kedua situasi tingkat asuhan
keperawatan yang dibutuhkan adalah terlalu banyak untuk satu orang perawat
untuk dapat memberikan asuhan dengan aman.
Beberapa situasi keperawatan membutuhkan pengetahuan dan keterampilan
tambahan. Perawat membutuhkan pengetahuan tambahan ketika memberikan
medikasi baru atau menerapkan prosedur baru. Informasi ini dapat diperoleh
dari buku prosedur atau panduan rumah sakit, anggota tim perawatan
kesehatan lainnya dapat dirujuk.
Karena terus bertambahnya tenaga profesional perawatan kesehatan dan
teknologi yang berkaitan, perawat mungkin kekurangan keterampilan yang
diperlukan untuk melakukan prosedur. Ketika hal ini terjadi, informasi
tentang prosedur diperoleh dari literatur dan buku prosedur lembaga.
Selanjutnya, semua peralatan yang diperlukan untuk prosedur dikumpulkan.
Akhirnya perawat lain yang telah dengan tepat dan aman menyelesaikan
prosedur memberikan bantuan. Bantuan bisa datang dari staf perawat lain,
penyedia, atau pendidik, atau perawat ahli. Membutuhkan bantuan sering
terjadi pada semua tipe praktik keperawatan dan merupakan proses
pembelajaran selama pengalaman edukasi dan dalam perkembangan
profesional.
3. Melaksanakan intervensi keperawatan yang direncanakan
Perawat memilih intervensi keperawatan berikut metode  untuk mencapai
tujuan asuhan keperawatan yaitu :  Membantu dalam melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari, mengonsulkan dan menyuluh klien dan keluarganya,
memberi asuhan keperawatan langsung, dan  mengawasi dan mengevaluasi
kerja anggota staf  lainnya.
4. Menyampaikan tindakan keperawatan yang diimplementasikan
Mengkomunikasikan atau menginformasikan kepada klien tentang
keputusan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh perawat. Memberi
kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan perasaannya terhadap
penjelasan yang telah diberikan oleh perawat. Dengan menerapkan
pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan antar manusia dan

10
kemampuan teknis keperawatan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
yang diberikan oleh perawat. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
pelaksanaan tindakan adalah energi klien, pencegahan kecelakaan dan
komplikasi, rasa aman, privasi, kondisi klien, respon klien terhadap tindakan
yang telah diberikan.
5. Mendokumentasikan perawatan dan respons klien terhadap perawatan.
Perawat terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan keperawatan
yang telah diberikan dan meninjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan
yang telah diberikan. Dan melakukan pendokumentasian.
Hal- hal yang perlu didokumentasikan pada tahap intervensi :
a) Mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan.
b) Mencatat diagnosa keperawatan nomor berapa yang dilakukan intervensi 
tersebut.
c) Mencatat semua jenis intervensi keperawatan termasuk.
Contoh : Mengornpres luka dengan betadin 5 % , hasil : luka tampak bers
ih, pus tidakada, tidak berbau.
a) Berikan taanda tangan dan nama jelas perawat satu tim.
6. Memberi laporan verbal bila perlu
Perawat memberi penjelasan kepada pasien secara jelas dan ringkas bila
perlu.

e. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah mengukur tingkat pencapaian tujuan/hasil
dan mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan baik positif
maupun negative. Tujuan evaluasi keperawatan adalah untuk menentukan apakah
melanjutkan, memodifikasi atau mengakhiri rencana asuhan.
Tahap ini mencakup kegiatan :
1. Berkolaborasi dengan klien dan mengumpulkan data yang berhubungan dengan
hasil yang diharapkan.
2. Menilai apakah tujuan/hasil telah dicapai.
3. Menghubungkan tindakan keperawatan dengan hasil klien.
4. Membuat keputusan tentang status kesehatan

11
5. Meninjau dan memodifikasi rencana asuhan sesuai indikasi atau mengakhiri
asuhan keperawatan.
6. Mendokumentasikan pencapaian hasil dan modifikasi rencana asuhan.
Kelima langkah tersebut dapat dijadikan pedoman dalam mencapai tujuan
keperawatan, yaitu :meningkatkan, mempertahankan kesehatan atau membuat pasien
mencapai kematian dengan tenang pada pasien terminal, serta memungkinkan pasien
atau keluarga dapat mengatur kesehatannya sendiri menjadi lebih baik.

5. Manfaat Proses Keperawatan


Proses keperawatan berperan penting dalam tindakan yang akan dilakukan sampai
setelah dilakukan oleh perawat. Banyak manfaat yang didapat ketika perawat
menerapkan proses keperawatan dalam memberikan pelayanan keperawatan. Manfaat
dari proses keperawatan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perawat dapat merencanakan asuhan keperawatan dan membantu
mengembangkannya melalui hubungan profesional.
b. Memberikan kepuasan bagi pasien dan perawat.
c. Kepuasan yang dirasakan pasien akan meningkatkan citra perawat dimata
masyarakat.
d. Memberikan kerangka kerja bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
e. Membuat perawat mawas diri dalam keahlian dan kemampuan merawat pasien.
f. Masyarakat akan memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu dan berkualitas.

6. Proses Keperawatan Sebagai Metode Penyelesaian Masalah Keperawatan


Proses keperawatan sebagai alat bagi perawat untuk melaksanakan asuhan
keperawatan yang dilakukan pada pasien memiliki arti penting bagi kedua belah
pihak yaitu perawat dan klien. Sebagai seorang perawat proses keperawatan dapat
digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan masalah klien, dapat menunjukkan
profesi yang memiliki professionalitas yang tinggi, serta dapat memberikan
kebebasan kepada klien untuk mendapatkan pelayanan yang cukup sesuai
kebutuhannya, sehingga dapat dirasakan manfaatnya baik dari perawat maupun klien,
manfaat tersebut antara lain dapat meningkatkan kemandirian pada perawat dalam

12
melaksanakan tugasnya karena didalam proses keperawatan terdapat metode ilmiah
dan langkah proses keperawatan, akan dapat meningkatkan kepercayaan diri perawat
dalam melaksanakan tugas, karena klien akan merasakan kepuasan setelah dilakukan
asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, akan dapat selalu
meningkatkan kemampuan intelektual dan teknikal dalam tindakan keperawatan
karena melalui proses keperawatan dituntut mampu memecahkan masalah yang baru
sesuai dengan masalah yang dialami klien, sehingga akan timbul perasaan akan
kepuasan kerja.
Berdasarkan pentingnya proses keperawatan yang telah dijelaskan di atas, maka
terdapat beberapa alasan yang menjadikan proses keperawatan dirasakan manfaat
baik bagi pasien maupun dari perawat karena proses keperawatan memiliki
karakteristik atau cirri khas dalam pemecahan masalah. Adapun karakteristik dari
proses keperawatan itu adalah sebagai berikut :
a. Proses keperawatan merupakan metode pemecahan masalah yang bersifat terbuka
dan fleksibel dalam memenuhi kebutuhan klien, juga selalu berkembang terhadap
masalah yang ada dan mengikuti perkembangan zaman.
b. Proses keperawatan dapat dilakukan melalui pendekatan secara individual dari
pemenuhan kebutuhan pasien.
c. Melalui proses keperawatan terdapat beberapa permasalahan yang sangat perlu di
rencanakan.
d. Melalui proses keperawatan akan diarahkan tujuan pelayanan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
e. Proses keperawatan itu sendiri merupakan suatu siklus yang saling berhubungan
antara tahap satu dengan yang lain dan tidak berdiri sendiri.
f. Adanya proses keperawatan penentuan masalah akan lebih cepat diatasi mengingat
di dalam proses keperawatan terdapat penekanan validasi data serta adanya
pembuktian masalah dan menekankan pada umpan balik atau pengkajian ulang
dalam mengetahui kebutuhan dasar secara komprehensif.

13
B. Perbandingan Metode Ilmiah dan Proses Keperawatan Sebagai Metode
Penyelesaian Masalah Keperawatan
1. Metode ilmiah sebagai metode penyelesaian masalah
Metode ilmiah adalah metode sains yang menggunakan langkah-langkah ilmiah
dan rasional untuk menungkapkan suatu permasalahan yang muncul dalam pemikiran
kita.
Langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah dengan metode ilmiah sebagai
berikut:
a. Merumuskan masalah
Dalam kajian ilmiah masalah didefinisikan sebagai sesuatu yang harus diteliti
untuk memperoleh jawaban atas suatu pertanyaan. Masalah dirumuskan kedalam
bentuk pertanyaan ilmiah yang bersifat terbuka yan memnungkinkan adanya
jawaban yang beragam. Rumusan pertanyaan ini perlu dicari jawabannya melalui
eksperimen.
b. Menentukan hipotesis
Hipotesis dapat diartikan secara sederhana sebagai dugaan sementara.
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani hypo yang berarti dibawah dan thesis yang
berarti pendirian, pendapat yang ditegakkan atau kepastian. Maka Hipotesis berarti
pendapat yang kebenarannya masih diragukan.
Setelah berhasil merumuskan masalah kita bisa memberikan jawaban sementara
atas pertanyaan dari jawaban tersebut. Pertanyaan ini harus berifat logis dan harus
berdasarkan faktanya.
c. Verifikasi data
Mengumpulkan data secara empiris kemudian mengolah dan menganalisis data
untuk menguji kebenaran hipotesis. Jenis data yang diperlukan diarahkan oleh
makna yang tersirat dalam rumusan hipotesis. Dalam hal ini, peneliti harus
menentukan jenis data, dari mana data yang diperoleh, serta teknik untuk
memperoleh data. Data yang terkumpul dianalisis dan diolah dengan cara-cara
tertentu yang memenuhi kevalidasian/kebenaran sebagai bahan untuk menguji

14
hipotesis. Untuk membuktikan kebenarannya, seorang peneliti dapat dengan
sengaja menciptakan suatu gejala, yakni melalui percobaan atau penelitian.

d. Kesimpulan/Pembahasan
Menentukan jawaban-jawaban yang sudah pasti atas setiap pertanyaan yang
diajukan (menerima atau menolak hipotesis). Jika hipotesis telah teruji
kebenarannya maka hipotesis akan disebut teori atau hasil penelitian. Temuan
penelitian dibahas dan disintesisikan (dipadukan) kemudian disimpulkan.
Kesimpulan merupakan jawaban atas rumusan masalah penelitian yang disusun
dalam bentuk proposisi atau pertanyaan yang telah teruji kebenarannya.

2. Proses keperawatan sebagai metode penyelesaian masalah keperawatan


Standar praktik keperawatan profesional di Indonesia telah dijabarkan oleh
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) pada tahun 2000. Standar tersebut
mengacu kepada proses keperawatan yang terdiri dari lima tahap yaitu:
a. Pengkajian
b. Diagnosis
c. Perencanaan
d. Implementasi
e. Evaluasi
Tujuan: Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bahwa proses keperawata itu adalah
metode dalam memberikan asuhan keperawatan.
Metode: Metode yang digunakan adalah literature review. Literature review ini
menganalisis jurnal, text book dan e-book yang relevan dan berfokus pada proses
keperawatan sebagai metode dalam memberikan asuhan keperawatan.
Hasil: Proses keperawatan adalah suatu cara atau metode yang sistematis dalam
memberikan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat dan bekerjasama
dengan pasien yang betujuan untuk mengidentifikasikan masalah keperawatan yang
telah diberikan dengan berfokus pada pasien, berorientasi pada tujuan yang telah
ditetapkan bersama.

15
Pembahasan: Proses keperawatan yang terdiri dari lima tahap yang sesuai dengan
konsisten sesuai dengan perkembangan profesi keperawatan yaitu, pengkajian,
diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Penutup: proses keperawatan merupakan metode dalam menyelesaikan masalah
keperawatan yang bersifat terbuka dan fleksibel dalam memenuhi kebutuhan pasien
dengan memberikan asuhan keperawatan dengan dilakukan secara sistematis sehingga
meningkatkn kualitas pelayanan keperawatan.

16

Anda mungkin juga menyukai