Anda di halaman 1dari 5

Nama: ADE PUTRI AULIA

NIM: 1914301084
KELAS : REGULER 2
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TINDAKAN MEMBERI MAKAN PERORAL

A. Pengertian
Melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien terutama pada
pasien dengan intoleransi aktifitas atau imobilisasi.

B. Tujuan
1. Tercukupinya keseimbangan nutrisi pasien.
2. Sosialisasi antara pasien dengan perawat.

C. Indikasi pemberian makan peroral pada pasien


1. Pasien yang tidak mampu makan secara mandiri yang disebabkan karena
sakit atau trauma tubuh, misalnya hemipledia, quadripledia, fraktur lengan,
adanya kecacatan anggota tubuh bagian atas atau kelemahan karena usia
manula.

D. Kontra Indikasi pemberian makan peroral pada pasien


Tidak dapat diberikan pada pasien koma , CA nasofaring, CA mandibularis.

No. Kegiatan Penilaian


4 3 2 1
A. Persiapan Alat
1 Meja 1 buah
2 Piring 1 buah
3 Sendok 1 buah
4 Garpu 1 buah
5 Gelas 1 buah
6 Serbet 1 buah
7 Mangkuk cuci tangan 1 buah
8 Pengalas 1 buah
9 Makanan dengan porsi dan menu sesuai
program

B. Persiapan Pasien
2 Pasien dan keluarga diberikan penjelaan
mengenai tindakan yang akan dilakukan.

C. Pelaksanaan
1 Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
2 Gunakan handscoond
3 Atur posisi pasien dengan duduk atau
setengah duduk (sesuaikan dengan
kondisi pasien)
4 Pasang pengalas
5 Tawarkan pasien untuk melakukan ritual
sebelum makan (berdo’a)
6 Bantu menyuapkan makanan sedikit
demi sedikit dan berikan minum
sesudahmakan
7 Bila telah selesai makan, bersihkan mulut
pasien dan anjurkan duduk sebentar
8 Catat tindakan dan hasil atau respon
terhadap tindakan
9 Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

MEMBERIKAN MAKAN MELALUI


TOTAL PARENTERAL NUTRION (TPN)

A. Pengertian
Pemberian berbagai kombinasi glukosa hipertonik atau isotonik, lipid, asam
amino, elektrolit, vitamin dan elemen relik secara intravena lewat alat pengakses
vena atau venous access device (VAD) secara langsung ke dalam cairan
intravascular untuk memberikan nutrisi pada pasien yang tidak mampu menerima
nutrisi yang adekuat lewat saluran pencernaan.

B. Tujuan
1. Memberikan nutrisi yang diperlukan untuk metabolisme normal, memelihara,
perbaikan jaringan, dan kebutuhan energi.
2 Untuk memintas saluran pencernaan pada pasen yang tidak dapat makan secara
oral.

C. Indikasi pemberian makan parenteral pada pasien


 Pasien yang tidak dapat mentoleransi nutrsi enteral karena :
1. Ileus paralitik
2. Obstruksi usus
3. Pankreatitis akut
4. Sindroma usus pendek
5. Penyakit inflamasi usus
6. Fistula gastrointestinal
7. Diare berat, misalnya koletis ulseralis
8. Muntah persisten
9. Malabsopsi

 Keadaan hipermetabolik dimana terapi enteral tidak mungkin diberikan atau


tidak adekuat :
1. Luka bakar berat
2. Trauma atau operasi yang menyebabkan tidak ada makanan yang bisa
masuk lewat mulut lebih dari 5 hari
3. Gagal ginjal akut
4. Fraktur multipel
5. Tumor pada saluran pencernaan

 Pasien yang mengalami malnutrsi karena :


1. Banyak kekuranga berat badan (lebih dari 80 % dibawah standar)
2. Kanker metastase
3. Tidak boleh makan per oral lebih dari 5 hari

D. Kontra Indikasi pemberian makan parenteral pada pasien


Tidak boleh diberikan pada krisis hemodinamik seperti keadaan syok atau
dehidrasi yang belum terkoreksi.
No Kegiatan Penilaian
. 4 3 2 1
A. Persiapan Alat
1 Peralatan pengakses vena sentral atau
VAD: VAD jangka panjang seperti
kateter hickman, broviac, atau groshung
atau kateter sentral dari perifer (jalur
PICC) atau IV periver.

2 infucer pengontrol volume


3 Filter : 0,22 mikron untuk TPN (tanpa
emulsi lemak)
Filter : 3,2 mikron untuk TNA (emulsi
lemak)
4 Kantung nutrisi pareneteral
5 Selang dengan konektor fluer-lock
6 Plaster hipoalergik
7 Sungkup muka (optional)
8 Sarung tangan steril

B. Persiapan Pasien
1 Informasikan kepada pasien dan
keluarga bahwa akan dilakukan tindakan
2 Jaga privasi pasien

C. Pelaksanaan
1 Periksa kebutuhan nutrisi parenteral
dengan melakukan penilaian nutrisi.
2 Periksa intruksi dokter mengenai
metode pemberian nutrisi parenteral
(TNA,TPN, PPN, atau lipid) serta
kecepatan pemberian.
3 Jelaskan prosedurnya pada pasien dan
keluarganya secara detil.
4 Dapatkan izin melakukan tindakan .
5 Ambil peralatan yang dibutuhkan untuk
melakukan prosedur.
6 Keluarkan kantung nutrisi prenteral dari
lemari es paling tidak 1 jam sebelum
prosedur (jika didinginkan).
7 Periksa cairan apakah berbusa atau ada
perubahan pada strukturnya/ tidak.
8 Cuci tangan,pakai topi,masker,jubah,dan
sarung tangan steril.
9 Dengan menggunakan teknik aseptic
ketat, hubungkan selang (dengan filter)
ke kantung TNA dan keluarkan udara.
10 Tutup semua klem pada selang yang
baru dan masukna dan masukan selang
ke dalam infuser pengontrol volume.
11 Posisikan pasien telentang dan putar
kepala pasien menjauhi lokasi penusukan
/ insersi (VAD).
12 Bersihkan lokasi penusukan dengan
alcohol dan larutan povidon-iodin.
13 Bantu dokter memasang VAD.
14 Setelah pemasanganVAD,hubungkan
selang kepusat VAD dengan
menggunakan teknik steril dan pastikan
sambungannya dikunci dengan konektor
luer-lock.
15 Buka semua klem dan atur aliran dengan
infuser pengontrol volume.
16 Pantau pemberiannya setiap jam,dengan
memeriksa kebutuhan cairan dan system
pemberian serta toleransi pasien.
17 Catat prosedurnya.

Anda mungkin juga menyukai