Anda di halaman 1dari 8

NAMA : Ade Putri Aulia

NIM: (1914301084)

LATIHAN KASUS
ASKEP GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN: Infeksi & Keganasan
Instruksi: Kerjakan tugas latihan kasus di bawah ini dengan menggunakan referensi (buku
ajar, SDKI, SIKI dan SLKI!

KASUS 1
Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat di bangsal paru dengan keluhan sesak nafas (dispnea).
Pasien mengatakan sesak nafas dirasakan terus menerus, semakin berat ketika pasien berbaring
dan melakukan aktivitas. Pasien mengatakan sesak nafas agak berkurang ketika pasien dalam
posisi duduk dan diberikan tambahan oksigen. Sesak nafas membuat pasien menjadi susah tidur.
Selama 2 hari di rumah sakit pasien baru tidur kurang lebih 2 jam saja, dan pasien tampak
mengantuk dan letih. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merupakan menderita TB paru
kambuhan. Pasien didiagnosis menderita TB paru 1 tahun yang lalu dan mendapatkan terapi
selama 6 bulan dan diulang lagi 6 bulan. Pasien tidak patuh terhadap pengobatan dan sering putus
minum obatnya. Ayah pasien meninggal karena TB paru. Hasil pengkajian hari ini diperoleh data:
frekuensi nafas: 31 kali/menit, frekuensi nadi: 102 kali/menit, Tekanan darah: 136/88 mmHg, suhu:
38 derajad celcius, Saturasi Oksigen (SaO2): 91%. Hasil pemeriksaan fisik: konjungtiva dan wajah
tampak pucat, tidak tampak sianosis pada wajah, tidak tampak distensi vena jugularis, posisi
trakhea simetris, tampak retraksi dada intercostalis, bentuk dada simetris, terdengar suara nafas
ronchi kering pada paru kanan dan kiri bagian tengah, pada perkusi terdengar suara sonor pada
paru kiri dan terdengar redup pada paru kanan. Taktil fremitus (fremitus vocal) kiri lebih keras dari
sebelah kanan, ekspansi dada menurun hasil pemeriksaan jaraknya kurang dari 1 jari. Hasil
pemeriksaan penunjang laboratorium: leukosit 13.100 /dl, LED 54 mm/jam, sputum BTA + +. Hasil
pemeriksaan radiologi/x-ray: tampak gambaran kavitasi pada kedua paru, tampak cairan pada paru
sinestra, kesan: TB paru aktif.

Tugas:
1. Identifikasi kata-kata sulit yang Saudara tidak mengerti pada kasus di atas!

1. Saturasi oksigen
2. Sianosis
3. Retraksi dada intercostalis v
4. Dispnea
5. Fremitus
6. sinestra
7. distensi vena jugularis
8. intercostalis
9. ronchi
10. ekspansi
11. kavitasi
12. retraksi
2. Carilah pengertian/definisi kata-kata sulit yang teridentifikasi di atas dan tuliskan pada kolom di
bawah ini!

1. Saturasi oksigen adalah presentasi hemoglobin yang berikatan dengan


oksigen dalam arteri, saturasi oksigen normal adalah antara 95 – 100 %. Dalam
kedokteran , oksigen saturasi (SO2), sering disebut sebagai "SATS", untuk
mengukur persentase oksigen yang diikat oleh hemoglobin di dalam aliran darah.
2. Sianosis adalah kondisi ketika jari tangan, kuku, dan bibir tampak berwarna
kebiruan karena kurangnya oksigen dalam darah. Sianosis umumnya disebabkan
oleh suatu kondisi atau penyakit yang memerlukan penanganan segera dari dokter
3. Dispnea sering disebut sebagai shortness of breath (SOB) merupakan sensasi
yang dirasakan ketika bernafas tetapi rasanya tidak cukup. [1] Dispnea harus
dibedakan dari bernafas yang cepat (takipnea), bernafas yang berlebihan
(hiperpnea) atau hiperventilasi
4. Fremitus adalah pemeriksaan untuk mengetahui getaran suara dari saluran
nafas.
5. Distensi vena jugularis adalah terlihatnya denyutan vena jugularis di daerah
leher yang merupakan tanda terjadi peningkatan tekanan vena sentral yang
menggambarkan tekanan di dalam vena cava.
6. retraksi adalah kontraksi yang terjadi pada otot perut dan iga yang tertarik ke
dalam pada saat kita menarik nafas.
7. intercostalis terletak pada ruang intercostal, yakni ruang antara tulang rusuk.
etiap ruang berisi tiga otot-otot respirasi yaitu otot interkostal eksternal, otot
interkostal internal, dan otot interkostal terdalam.
8. Ronchi adalah bunyi pernapasan
9. Ekspansi adalah pengembangan paru-paru yang terjadi ketika proses
bernapas
10. Kavitasi adalah pompa
11. Sinistra merupakan bagian kiri, misalnya bilik kiri jantung disebut ventrikel
sinister.
12. retraksi adalah kontraksi yang terjadi pada otot perut dan iga yang tertarik ke
dalam pada saat kita menarik nafas.

3. Tuliskan ulang keluhan utama pasien kasus di atas!


Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat di bangsal paru dengan keluhan sesak nafas (dispnea).
Pasien mengatakan sesak nafas dirasakan terus menerus, semakin berat ketika pasien
berbaring dan melakukan aktivitas. Pasien mengatakan sesak nafas agak berkurang ketika
pasien dalam posisi duduk dan diberikan tambahan oksigen.

4. Tuliskan ulang data riwayat penyakit sekarang pada kasus di atas!


Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat di bangsal paru dengan keluhan sesak nafas (dispnea).
Pasien mengatakan sesak nafas dirasakan terus menerus, semakin berat ketika pasien
berbaring dan melakukan aktivitas. Pasien mengatakan sesak nafas agak berkurang ketika
pasien dalam posisi duduk dan diberikan tambahan oksigen. Sesak nafas membuat pasien
menjadi susah tidur. Selama 2 hari di rumah sakit pasien baru tidur kurang lebih 2 jam saja,
dan pasien tampak mengantuk dan letih

. Hasil pengkajian hari ini diperoleh data: frekuensi nafas: 31 kali/menit, frekuensi nadi: 102
kali/menit, Tekanan darah: 136/88 mmHg, suhu: 38 derajad celcius, Saturasi Oksigen (SaO2):
91%. Hasil pemeriksaan fisik: konjungtiva dan wajah tampak pucat, tidak tampak sianosis pada
wajah, tidak tampak distensi vena jugularis, posisi trakhea simetris, tampak retraksi dada
intercostalis, bentuk dada simetris, terdengar suara nafas ronchi kering pada paru kanan dan
kiri bagian tengah, pada perkusi terdengar suara sonor pada paru kiri dan terdengar redup
pada paru kanan. Taktil fremitus (fremitus vocal) kiri lebih keras dari sebelah kanan, ekspansi
dada menurun hasil pemeriksaan jaraknya kurang dari 1 jari. Hasil pemeriksaan penunjang
laboratorium: leukosit 13.100 /dl, LED 54 mm/jam, sputum BTA + +. Hasil pemeriksaan
radiologi/x-ray: tampak gambaran kavitasi pada kedua paru, tampak cairan pada paru sinestra,
kesan: TB paru aktif.

5. Tuliskan ulang data riwayat penyakit dahulu pada kasus di atas!


Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merupakan menderita TB paru kambuhan. Pasien
didiagnosis menderita TB paru 1 tahun yang lalu dan mendapatkan terapi selama 6 bulan dan
diulang lagi 6 bulan. Pasien tidak patuh terhadap pengobatan dan sering putus minum
obatnya.
6. Tulis ulang riwayat penyakit keluarga pada kasus di atas!
Ayah pasien meninggal karena TB paru.

7. Tulis ulang hasil pemeriksaan fisik pada kasus di atas sesuai kelompok pemeriksaan!
Inspeksi 1. Konjungtiva dan wajah tampak pucat
2. Tidak tampak sianosis pada wajah
3. Tidak tampak distensi Vena jugularis
4. Tampak retraksi dada intercolastalis
5. Bentuk dada simetris

Auskultasi 1. Terdengar suara napas ronchi kering pada paru kanan dan kiri bagian
tengah
2. Pada perkusi terdengar suara sonor pada paru kiri dan terdengar redup pada
paru kanan

Perkusi

Palpasi 1. Posisi trakea simetris


2. Taktik fremitus kiri lebih keras dari sebelah kanan
3. Ekspansi dada menurun hasil pemeriksaan jaraknya kurang dari 1 jari

8. Jelaskan bagaimana cara melakukan pemeriksaan taktil fremitus dan pemeriksaan ekspansi
dada!

1. Taktil fremitus dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi perubahan intensitas vibrasi yang
diciptakan saat pasien berbicara yang mengindikasikan adanya proses patologis pada paru.
Berikut ini merupakan prosedur pemeriksaan taktil fremitus :

-Menjelaskan prosedur taktil fremitus pada pasien


-Meletakkan perbatasan ulna tangan secara horizontal pada bagian dada
-Meminta pasien untuk menyebutkan kata ‘tujuh puluh tujuh’
-Palpasi dilakukan dimulai pada bagian apeks paru dan berpindah secara berseberangan pada
posisi yang sama dan dilanjutkan sampai basal paru
-Manuver dilakukan secara berulang pada bagian posterior dada dengan meminta pasien
duduk dan melipat lengan pada dinding dada untuk menggeser kedua skapula

Peningkatan taktil fremitus mengindikasikan adanya jaringan paru yang lebih padat, seperti
konsolidasi akibat pneumonia. Sedangkan penurunan taktil fremitus mengindikasikan adanya
udara atau cairan pada ruang pleura atau penurunan densitas jaringan paru, seperti pada
asthma atau penyakit paru obstruktif kronik.

2. Ekspansi Dada : Pemeriksaan ekspansi dada dilakukan untuk menilai kedalaman dan
kualitas pergerakan dari setiap sisi dada. Berikut ini prosedur ekspansi dada :

1. Meletakkan kedua tangan pada dada anterior pasien


2. Meletakkan kedua jempol tangan pada garis tengah tubuh dan mempertahankan tidak lepas
dari dada pasien
3. Letakkan jari-jari tangan lainnya pada sisi dada sejauh mungkin pada level tulang rusuk ke-
10
4. Meminta pasien untuk bernapas secara normal. Jempol tangan akan bergerak 2-3 cm saat
pasien melakukan inspirasi dan jempol tangan akan kembali ke letak semula saat pasien
melakukan ekspirasi
5. Melakukan prosedur kembali pada bagian posterior dada pasien [1,7]

Pada pasien normal akan ditemukan dada bergerak secara simetris. Apabila terdapat
penurunan ekspansi dada unilateral, maka kemungkinan terdapat patologi pada daerah dada
tersebut, seperti pneumothorax, efusi pleura, atau pneumonia. Penurunan ekspansi dada
secara bilateral dapat menunjukkan kemungkinan terdapat asthma atau penyakit paru
obstruktif kronik.

(Sumber: hallodoc)

9. Lakukan analisis data-data kasus di atas dengan berpedoman pada SDKI!


Data Masalah Keperawatan (SDKI) Penyebab (SDKI)

Data Mayor: Ketidakefektifan kebersihan 1. Spasme jalan napas


jalan napas 2. Hipersekresi jalan napas
1. Pasien mengatakan sesak nafas 3. Disfungsi jalan napas
di rasakan terus menerus, semakin 4. Benda asing dalam jalan
berat ketika pasien melakukan napas
aktivitas ya 5. Sekresi yang tertahan
2. Pasien mengatakan sesak nafas 6. Hiperplasia dinding jalan
agak berkurang ketika pasien napas
dalam posisi duduk dan di berika 7. Proses infeksi
tambahan oksigen 8. Respon alergi
9. Mis. Anastesi

Data Minor:
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas menurun
4. Frekuensi napas berubah
5. Pola napas berubah

Data Mayor: Gangguan pola tidur 1. Reaksi inflamasi pada paru


1. Pasien mengeluh susah tidur 2. Peningkatan metabolisme
dan oksigenasi di paru-paru
3. Respon saraf simpatis
4. Keringat meningkat
5. RAS teraktifasi untuk
mengaktifkan kerja organ
tubuh
Data Minor: 6. Rem menurun
7. Klien terjaga
1. Pasien tampak mengantuk dan
letih

Data Mayor: Gangguan mobilitas fisik 1. Kecemasan


1. Pasien mengatakan semakin 2. Sesak nafas
berat ketika pasien berbaring dan 3. Perubahan metabolisme
melakukan aktivitas 4.

Data Minor:
1. Pasien tampak lemas

(Sumber:SDKI)
10. Rumuskan diagnosis keperawatan (Masalah + Penyebab) sesuai hasil analisis kasus di atas!
No. Diagnosis Keperawatan

1. Ketidakefektifan kebersihan jalan napas b.d spasme jalan napas

2. Gangguan pola tidur b.d reaksi inflamasi pada paru

3. Gangguan mobilitas fisik b.d kecemasan

11. Rumuskan tujuan keperawatan dengan kriteria dan indikator keberhasilan sesuai SLKI untuk
masing-masing diagnosis keperawatan di atas!
No. Tujuan Keperawatan
Diagnosis

1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam bersihkan jalan


napas menjadi efektif, dengan kriteria hasil : sesak napas berkurang
2.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam keletihan
berkurang, dengan krteria hasil : tidur menjadi normal

Setelah dilakukan tikdakan keperawatan 1x24 jam, aktifitas klien


3. meningkat dengan kritera hasil : tidak ada rasa cemas

12. Rumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan SIKI dan dapat ditambahkan intervensi dari
referensi lain spt: NIC, doegoes, dsb untuk masing-masing diagnosis keperawatan di atas!
No. Intervensi Keperawatan
Diagnosis

1. Latihan batuk efektif


- manajemen jalan napas
- pemantauan respirasi
- terapi oksigen

2. - dukungan tidur
- dukungan kepatuhan program pengobatan
- dukungan meditasi
- dukungan perawatan diri: BAB/BAK
- fototerapi gangguan mood/tidur
-latihan otogenik
- manajemen demensia
- manajemen energi
- manajemen lingkungan
-manajemen medikasi
- manajemen nutrisi
- manajemen nyeri
- manajemen pengganti hormon

-dukungan ambulasi
3. - dukungan perawatan diri
- dukungan perawatan diri: BAB/BAK
- dukungan perawatan diri: berpakaian
- dukungan perawatan diri: makan/minum
- dukungan perawatan diri: mandi
- edukasi latihan fisik
- edukasi teknik ambulasi
- edukasi teknik transfer
- konsultasi via telpon
- latihan otogenik
- manajemen energi
- manajemen lingkungan
- manajemen mood
- manajemen nutrisi
- manajemen nyeri
- manajemen medikasi
- manajemen program latihan
- manajemen sensasi Perifer
- pemantauan neurologis

Anda mungkin juga menyukai