Nim : PO.62.20.1.19.438 Prodi : Sarjana Terapan Keperawatan Reg V Matkul : konsep Dasar Keperawatan (KDK) Dosen : Ns. Yuyun Christyanni, S.Kp.,M.Kep
Ringkasan Materi : Proses dan Dokumentasi Keperawatan
A. Pengertian Proses Keperawatan
Metoda pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir dan sistematis, berfokus pada respon yang unik dari individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial (Rosalinda,1986). Secara umum dapat dikatakan bahwa proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis, dalam melakuan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respon pasien terhadap penyakitnya (Tarwoto & Wartonah, 2004).
B. Karakteristik Proses Keperawatan
Tujuan, Sistematik, Dinamik, Interaktif, Fleksibel, Teoritis Selain pendapat tersebut, Kozier menyebutkan bahwa proses keperawatan mempunyai sembilan karakteristik antara lain: Merupakan sistem yang terbuka dan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan yang unik dari klien, keluarga, kelompok dan komunitas. Bersifat siklik dan dinamis, karena semua tahap-tahap saling berhubungan dan berkesinambungan. Berpusat pada klien, merupakan pendekatan individual dan spesifik untuk memenuhi kebutuhan klien. Bersifat interpersonal dan kolaborasi. Menggunakan perencanaan. Mempunyai tujuan. Memperbolehkan adanya kreativitas antara perawat dengan klien dalam memikirkan jalan keluar menyelesaikan masalah keperawatan. Menekankan pada umpan balik, dengan melakukan pengkajian ulang dari masalah atau merevisi rencana keperawatan. Dapat diterapkan secara luas. Proses keperawatan menggunakan kerangka kerja untuk semua jenis pelayanan kesehatan, klien dan kelompok.
C. Sejarah Perkembangan Proses Keperawatan
Di Indonesia proses keperawatan mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980-an dalam Katalog Pendidikan Diploma III Keperawatan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada tahun 1984. Diluar negeri proses keperawatan diperkenalkan pada tahun 1955 oleh Lidya Hall, dan sejak tahun tersebut para pakar keperawatan mendiskripsikan proses keperawatan secara bervariasi. Pada tahun 1973, American Nurse’s Association (ANA) menerbitkan standars of Nursing Practice dan juga National Council of State Boards of Nursing ( 1982 ) yang terdiri dari lima tahap, meliputi: pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Kozier et al., 1995). Pada tahun 1982, terbentuk North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) yang setiap dua tahun mengadakan konferensi tentang klasifikasi diagnosa keperawatan (Potter & Perry, 1997).
D. Langkah-langkah Proses Keperawatan
1. Tahapan Pengkajian, Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data. Tahap pengkajian merupakan pemikiran dasar dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Pengkajian yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk merumuskan suatu diagnosa keperawatan 2. Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien. Fokus Pengkajian Keperawatan tidak sama dengan pengkajian medis. Pengkajian medis difokuskan pada keadaan patologis, sedangkan pengkajian keperawatan ditujukan pada respon klien terhadap masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. 3. Tujuan Pengumpulan Data, Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan klien. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan klien.Untuk menilai keadaan kesehatan klien.Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langah-langkah berikutnya. 4. Sumber Data a. Sumber data primer Klien adalah sumber utama data (primer) dan perawat dapat menggali informasi yang sebenarnya mengenai masalah kesehatan klien. b. Sumber data sekunder Orang terdekat, informasi dapat diperoleh melalui orang tua, suami atau istri, anak, teman klien, jika klien mengalami gangguan keterbatasan dalam berkomunikasi atau kesadaran yang menurun, misalnya klien bayi atau anak-anak, atau klien dalam kondisi tidak sadar. c. Sumber data lainnya 1. Catatan medis dan anggota tim kesehatan lainnya. 2. Riwayat penyakit Pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan merupakan riwayat penyakit yang diperoleh dari terapis. 3. Konsultasi Kadang terapis memerlukan konsultasi dengan anggota tim kesehatan spesialis, khususnya dalam menentukan diagnosa medis atau dalam merencanakan dan melakukan tindakan medis. 4. Hasil pemeriksaan diagnostic Seperti hasil pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostik, dapat digunakan perawat sebagai data objektif yang dapat disesuaikan dengan masalah kesehatan klien. 5. Perawat lain Jika klien adalah rujukan dari pelayanan kesehatan lainnya, maka perawat harus meminta informasi kepada perawat yang telah merawat klien sebelumnya. 6. Kepustakaan. Untuk mendapatkan data dasar klien yang komprehensif, perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien. 5. Metode Pengumpulan Data Wawancara, Observasi, Pemeriksaan fisik, Studi Dokumentasi
E. Tipe diagnosa keperawatan
Diagnosa Keperawatan Aktual (Actual Nursing Diagnoses) Diagnosa Keperawatan Risiko dan Risiko Tinggi (Risk and High-Risk Nursing Diagnoses). Diagnosa Keperawatan Sejahtera (Wellness Nursing Diagnoses). Diagnosa Keperawatan Sindroma Komponen Rumusan Diagnosa Keperawatan Problem (masalah)
F. Persyaratan Diagnosa Keperawatan
Persyaratan diagnosa keperawatan, meliputi: • Perumusan harus jelas dan singkat berdasarkan respon klien terhadap Situasi atau keadaan kesehatan yang sedang dihadapi. • Spesifik dan akurat. • Merupakan pernyataan dari: P(Problem) + E (Etiologi) + (Sign/Simptom) atau P (Problem) + E (Etiologi). • Memberikan arahan pada rencana asuhan keperawatan. • Dapat dilaksanakan intervensi keperawatan oleh perawat.
G. Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Berdasarkan tingkat Kegawatan Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang tidak gawat dan tidak mengancam kehidupan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan. 2. Berdasarkan Kebutuhan Maslow Berdasarkan Kebutuhan Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Beberapa perbedaan antara diagnosa keperawatan dengan diagnosa medis. Diagnosa keperawatan: Berfokus pada respons atau reaksi klien terhadap penyakitnya. Berorientasi pada kebutuhan individu, bio-psiko-sosio-spiritual. Berubah sesuai dengan perubahan respons klien. Mengarah kepada fungsi mandiri perawat dalam melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi. Diagnosa Medis :Berfokus pada faktor-faktor yang bersifat pengobatan dan penyembuhan penyakit. Berorientasi kepada keadaan patologis dan cenderung tetap, mulai dari sakit sampai sembuh, mengarah kepada tindakan medik yang sebagian besar dikolaborasikan kepada perawat. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan rencana intervensi keperawatan adalah: 1. Mengidentifikasi alternatif tindakan. 2. Menetapkan dan menguasai teknik serta prosedur keperawatan yang akan dilakukan. 3. Melibatkan klien dan keluarganya. 4. Melibatkan anggota tim kesehatan lainnya. 5. Mengetahui latar belakang budaya dan agama klien. 6. Mempertimbangkan lingkungan, sumber, dan fasilitas yang tersedia. 7. Memperhatikan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku. Harus dapat menjamin rasa aman klien. 8. Mengarah pada tujuan dan kriteria hasil yang akan dicapai. 9. Bersifat realistik dan rasional. 10. Rencana tindakan disusun secara berurutan sesuai prioritas. Langkah Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Tinjau ulang data dan pembaruan data, revisi rencana keperawatan sebagai respon terhadap perubahan respon klien terhadap masalah kesehatan, menentukan kebutuhan dan bantuan keperawatan klien, implementasi tindakan, mempelajari respon klien, komunikasi 1. Tahap Implementasi, Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. 2. Tahap Evaluasi, Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil. Tujuan dari evaluasi antara lain: untuk menentukan perkembangan kesehatan klien, untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan yang telah diberikan untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan, mendapatkan umpan balik, sebagai tanggungjawab dan tanggunggugat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan. 3. Penulisan Evaluasi a. Untuk penentuan masalah teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak teratasi adalah dengan caramembandingkan antara SOAP dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan. b. Subjective adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah tindakan diberikan. c. Objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan. d. Analisis adalah membandingkan antara informasi subjective dan objective dengan tujuan dan kriteria hasil, kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak teratasi. e. Planning adalah rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisa.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu
Pengambilan keputusan dalam 4 langkah: Strategi dan langkah operasional untuk pengambilan keputusan dan pilihan yang efektif dalam konteks yang tidak pasti